DOSEN PEMBIMBING :
Rully Angraeni Safitri, S.Pd., M.Eng
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1722201053 Ahmad Ibriyan Fernando
1922201039 Rizky Muhammad Fajri
1922201064 Dini Octaviani
1922201060 Alfin Yudhistira Septyana
1922201077 Abdul Yahar
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Laporan survey simpang bersinyal” tepat waktu.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen Mata Kuliah Rekayasa Lalu Lintas Ibu
Rully Anggraeni Safitri S.Pd., M.Eng pada bidang Teknik Sipil di Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Selain itu, kami juga berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
terkait sistem Rekayasa Lalu Lintas dan cara melakukan survey simpang bersinyal.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Rully Anggraeni Safitri S.Pd.,
M.Eng. selaku dosen mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Semoga tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Dan tak lupa pula
kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan laporan ini.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1 Pengertian Simpang................................................................................3
2.2 Pengaturan Simpang...............................................................................4
2.3 Pola Pergerakan dan Konflik-konflik pada Simpang..............................4
2.4 Pengendalian Lampu Lalu Lintas...........................................................6
2.5 Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL).............................................7
2.6 Waktu Antar Hijau..................................................................................8
2.7 Waktu Hilang..........................................................................................8
2.8 Fase Sinyal............................................................................................10
2.9 Tipe Pendekat.......................................................................................11
2.10 Lebar Pendekat Efektif.........................................................................12
2.11 Arus Jenuh............................................................................................13
2.11.1 Arus Jenuh Dasar (So)......................................................................13
2.11.2 Arus Jenuh Nyata (S).......................................................................14
2.11.3 Faktor-faktor Penyesuaian (F)..........................................................14
2.12 Rasio Arus (FR).........................................................................................16
2.13 Waktu Siklus dan Waktu Hijau............................................................17
2.13.1 Waktu Siklus Sebelum Penyesuaian (cua)..............................................17
2.13.2 Waktu Hijau (g)................................................................................17
2.13.3 Waktu Siklus yang Disesuaikan (c)..................................................18
2.14 Kinerja Simpang...................................................................................18
2.14.1 Kapasitas Simpang (C).....................................................................18
2.14.2 Derajat Kejenuhan (DS)...................................................................19
2.14.3 Panjang Antrian (NQ)......................................................................19
2.14.4 Kendaraan Terhenti (NS).................................................................20
2.14.5 Tundaan (Delay)...............................................................................20
2.15 Tingkat Pelayanan Simpang.................................................................22
2.16 Prosedur Perhitungan Berdasarkan MKJI.............................................23
BAB III ANALISA DATA LAPANGAN.........................................................25
3.1 Survei bersinyal....................................................................................25
3.2 Peralatan yang di butuhkan...................................................................26
3.3 Pengumpulan data.................................................................................26
3.4 Analisis kerja simpang tak bersinyal....................................................27
3.5 Prosedur pengolahan data.....................................................................27
iv
3.6 Metodologi perhitungan simpang bersinyal..........................................27
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................35
5.1 Simpulan...............................................................................................35
5.2 Saran.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................36
LAMPIRAN A PETA, LAYOUT DAN POTONGAN SIMPANG.................37
LAMPIRAN B FORMULIR, DATA HASIL SURVEI DAN ANALISIS.......41
LAMPIRAN C DOKUMENTASI....................................................................48
v
BAB I PENDAHULUAN
Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah sarana
untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu lintas terganggu
atau terjadikemacetan, maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami
gangguan. Gangguan ini dapat menyebabkan pemborosan bahan bakar,
pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan polusi udara. Masalah lalu lintas
merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah ini adalah masalah sulit
yang harus dipecahkan bersama. Apabila masalah lalu lintas tidak terpecahkan,
sg
maka masyarakat sendiri yang akan menanggung kerugiannya, dan apabila
masalah ini dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan
mengambil manfaatnya.
Survei yang dilakukan untuk memenuhi tugas Rekayasa Lalu Lintas
Semester 4 Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Tangerang ini antara lain;
Survei simpang bersinyal bersinyal
sg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Simpang adalah bagian terpenting dari sistem jaringan jalan, yang secara
umum kapasitas Simpang dapat dikontrol dengan mengendalikan volume lalu
lintas dalam sistem jaringan jalan. Simpang adalah pertemuan antara dua jalan
atau lebih, baik sebidang maupun tak sebidang atau titik jaringan jalan dimana
jalan-jalan bertemu dan lintasan kendaraan saling berpotongan (Morlok, 1991).
Simpang merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menentukan
kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan, khususnya di daerah-
daerah perkotaan. Namun, Simpang merupakan tempat yang rawan terhadap
kecelakaan karena terjadinya konflik antara kendaraan dengan kendaraan
lainnya ataupun antara kendaraan dengan pejalan kaki. Masalah-masalah yang
saling terkait pada Simpang adalah:
1. Volume dan kapasitas (secara langsung mempengaruhi hambatan)
2. Desain geometri dan kebebasan pandang
3. Perilaku lalu lintas dan panjang antrian
4. Kecepatan
5. Pengaturan lampu jalan
6. Kecelakaan dan keselamatan
7. Parkir
Pada Simpang umumnya terdapat empat macam pola dasar pergerakan
lalu lintas kendaraan yang berpotensi menimbulkan konflik, yaitu: Merging
(bergabung dengan jalan utama), Diverging (berpisah arah dari jalan utama),
Weaving (terjadi perpindahan jalur/jalinan), dan Crossing (terjadi perpotongan
dengan kendaraan lain) sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1.
Simpang jalan terdiri dari dua kategori utama yaitu Simpang sebidang
dan Simpang tak sebidang (Saodang, 2004).
a. Simpang sebidang (At Grade Intersection)
Yaitu pertemuan dua atau lebih jalan raya dalam satu bidang yang
mempunyai elevasi yang sama. Simpang jalan pada pertemuan sebidang
ini sangat potensial untuk menjadi :
1. Titik pusat konflik lalu lintas, yang saling bertemu
2. Penyebab kemacetan, akibat perubahan kapasitas
3. Tempat terjadinya kecelakaan
4. Konsentrasi kendaraan dan penyebrang jalan
b. Simpang tak sebidang (Grade Separated Intersection)
Yaitu Simpang dimana jalan yang satu dengan yang lainnya tidak saling
bertemu dalam satu bidang dan mempunyai beda tinggi antara
keduanya. Tujuan dari pembangunan simpang tidak sebidang ini adalah
untuk menghilangkan konflik dan mengurangi volume lalu lintas yang
menggunakan daerah yang digunakan secara bersama-sama (shared
area), mengurangi hambatan, memperbesar kapasitas, menambah
keamanan dan kenyamanan.
Gambar 2.2 Contoh siklus pergerakan lalu lintas pada Simpang bersinyal
Sumber: Departemen P.U. (1997)
2. Solusi space-sharing
Prinsip dari solusi jenis ini adalah dengan merubah konflik pergerakan
dari crossing menjadi jalinan atau weaving (kombinasi diverging dan
merging). Contohnya adalah bundaran lalu lintas (roundabout) seperti
pada Gambar 2.3. Prinsip roundabout ini juga bisa diterapkan pada
jaringan jalan yaitu dengan menerapkan larangan belok kanan pada
Simpang. Dengan adanya larangan belok kanan di suatu Simpang, maka
konflik di Simpang dapat dikurangi. Untuk itu, sistem jaringan jalan
harus mampu menampung kebutuhan pengendara yang hendak belok
kanan, yakni dengan melewatkan kendaraan melalui jalan alternatif yang
pada akhirnya menuju pada arah yang dikehendaki (Gambar 2.3). Prinsip
ini dikenal dengan istilah rerouting.
Gambar 2.5 Titik konflik dan jarak untuk keberangkatan dan kedatangan
Sumber: Departemen P.U, (1997)
Titik konflik kritis pada masing-masing fase (i) adalah titik yang
menghasilkan waktu merah semua sebesar:
MERAH SEMUA (2.1)
Dimana:
LEV, LAV : Jarak dari garis henti ke titik konflik masing-masing untuk
kendaraan yang berangkat dan datang (m)
lEV : Panjang kendaraan yang berangkat (m)
VEV, VAV : Kecepatan konflik masing-masing untuk kendaraan yang
berangkat dan datang (m/det)
Nilai-nilai yang dipilih untuk VEV , VAV dan lEV tergantung dari
komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi. Nilai-nilai sementara
berikut dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini.
Kecepatan kendaraan yang datang VAV : 10 m/detik (kendaraan bermotor)
Kecepatan kendaraan yang berangkat VEV : 10 m/detik (kendaraan bermotor)
: 3 m/detik (kendaraan tak bermotor)
: 1,2 m/detik (pejalan
kaki) Panjang kendaraan yang berangkat lEV : 5 m (LV atau HV)
: 2 m (MC atau UM)
Perhitungan dilakukan untuk semua gerak lalu lintas yang bersinyal
(tidak termasuk belok kiri jalan terus). Apabila periode merah semua untuk
masing- masing akhir fase telah ditetapkan, waktu hilang (LTI) untuk simpang
dapat
dihitung sebagai jumlah dari waktu-waktu antar hijau:
LTI = Σ (MERAH SEMUA + KUNING) I = ΣIGi (2.2)
Panjang waktu kuning pada sinyal lalu lintas perkotaan di Indonesia
biasanya adalah 3,0 detik (Departemen P.U., 1997).
1. Dua Fase
Adalah pengaturan lampu lalu lintas dengan menggunakan dua fase
tanpa memisahkan arus terlawan, seperi Gambar 2.6 berikut:
2. Tiga Fase
Adalah pengaturan lampu lalu lintas dengan tiga fase pergerakan lalu
lintas seperti Gambar 2.7 berikut:
5. Empat Fase
Adalah pengaturan lampu lalu lintas dengan empat fase dengan arus
berangkat dari satu-persatu pendekat pada saatnya masing-masing
seperti Gambar 2.10 berikut:
Terlawan O Arus berangkat Jalan dua arah, arus berangkat dari arah-arah berlawanan
dengan konflik dalam fase yang sama. Semua belok
dengan lalu lintas kanan tidak terbatas.
dari arah
berlawanan
Tabel 2.5 Faktor penyesuaian untuk tipe lingkungan jalan, hambatan samping
dan kendaraan tak bermotor (FSF)
Jika waktu siklus lebih rendah dari waktu yang disarankan, akan
menyebabkan kesulitan bagi para pejalan kaki untuk menyebrang jalan. Siklus
yang melebihi 130 detik harus dihindari kecuali pada kasus sangat khusus
(simpang sangat besar). Karena hal itu sering kali menyebabkan kerugian dalam
kapasitas keseluruhan. Jika perhitungan menghasilkan waktu siklus yang jauh
lebih tinggi dari batas yang disarankan, maka hal ini menandakan bahwa
kapasitas dari denah simpang tersebut adalah tidak mencukupi.
(2.17)
Dimana :
NQ2 = Jumlah smp yang datang dari fase
merah. GR = Rasio hijau.
c = Waktu siklus (detik).
Qmasuk = Arus lalu lintas yang masuk diluar LTOR
(smp/jam). Jumlah kendaraan antri menjadi :
NQ = NQ1 + NQ2 (2.19)
1. Tundaan lalu lintas (DT) yaitu akibat interaksi antar lalu lintas pada
Simpang dengan faktor luar seperti kemacetan pada hilir (pintu keluar)
dan
pengaturan manual oleh polisi, dengan rumus:
(2.25)
Atau
(2.26)
(2.27)
Dimana:
c = Waktu siklus (detik)
C = Kapasitas (smp/jam)
DS = Derajat kejenuhan
GR = Rasio hijau (g/c) (detik)
NQ1 = Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya