Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI


KAWASAN PASAR MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

Skripsi
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Terapan Transportasi Pada Jurusan D IV Transportasi
Darat

Oleh :
DIANGGA REGGY ANGGORO
Notar : 1701020

PROGRAM STUDI D IV TRANSPORTASI DARAT


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD
BEKASI 2021
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii


DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................ 1
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................. 2
1.3. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 2
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................... 3
1.5. BATASAN MASALAH ......................................................................... 3
1.6. KEASLIAN PENELITIAN .................................................................... 4
BAB II .................................................................................................... 6
2.1. KONDISI TRANSPORTASI KECAMATAN MAJALAYA ............................. 6
2.2. KONDISI WILAYAH STUDI PASAR MAJALAYA ..................................... 7
BAB III ................................................................................................. 11
4.1. OPTIMALISASI FASILITAS PEJALAN KAKI ......................................... 11
4.2. HIPOTESIS PEMANDU PENELITIAN .................................................. 21
BAB IV .................................................................................................. 22
4.1. DESAIN PENELITIAN....................................................................... 22
4.2. SUMBER DATA ............................................................................... 27
4.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ......................................................... 28
4.4. TEKNIK ANALISIS DATA .................................................................. 28
4.5. LOKASI DAN JADWAL PENELITIAN .................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 32

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ............................................................................................. 8

Tabel 2 ............................................................................................. 16

Tabel 3 ............................................................................................. 17

Tabel 4 ............................................................................................. 18

Tabel 5 ............................................................................................. 18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ......................................................................................... 10

Gambar 2 ......................................................................................... 11

Gambar 3 ......................................................................................... 12

Gambar 4 ......................................................................................... 13

Gambar 5 ......................................................................................... 27

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pasal 25 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 mengatur bahwa setiap
jalan yang digunakan untuk angkutan umum harus dilengkapi dengan
perlengkapan jalan berupa fasilitas pejalan kaki dan penyandang cacat.
Berdasarkan aspek hukum tersebut, wajib menyediakan fasilitas pejalan kaki
yang memadai. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan teknis untuk
fasilitas pejalan kaki.

Pada kawasan Pasar Majalaya yang terletak di daerah CBD Majalaya


Kabupaten Bandung yang dimana hal tersebut dapat kita ketahui
bahwasannya tingkat kepadatan kendaraan beserta pengguna fasilitas pejalan
kakinya cukup besar. Maka dari itu, untuk mewujudkan kawasan yang lebih
layak dan tepat untuk pejalan kaki, pelayanan pedestrian harus ditingkatkan
dan dipenuhi kebutuhannya terutama pada kawasan ruas jalan sekitar Pasar
Majalaya yang terdapat banyak sekali Pertokoan, Perkantoran, serta pejalan
kaki yang memerlukan ruang menunggu kendaraan umum di kawasan
tersebut.

Pasar Majalaya memiliki cakupan wilayah yang cukup luas meliputi beberapa
ruas jalan. Ruas – ruas jalan tersebut didominasi oleh jalan 2/2 UD dengan
lebar jalan terkecil 5 m. Di samping kiri kanan jalan terdapat banyak lapak
pedagang dan parkir on street. Terdapat fasilitas pejalan kaki seperti trotoar,
namun pembangunannya tidak konsisten sehingga sangat tidak memadai bila
digunakan. Serta fungsionalitas nya dirubah oleh para pedagang pasar untuk
dijadikan lapak bagi mereka dan juga sebagai tempat pembuangan sampah.

Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu penelitian yang memberikan


analisis permasalahan dan upaya peningkatan kinerja fasilitas pejalan kaki
pada kawasan Pasar Majalaya Kabupaten Bandung. Dengan semakin
banyaknya orang yang datang untuk melakukan aktivitas sehari – hari

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
2

semakin membawa pengaruh terhadap kondisi lalu lintas di ruas jalan sekitar
Pasar Majalaya Kabupaten Bandung. Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan pemecahan terhadap masalah fasilitas pejalan kaki yang ada
untuk menciptakan sarana yang aman, tertib, dan selamat.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH


Melihat permasalahan di wilayah studi, maka dapat diidentifikasikan masalah-
masalah sebagai berikut :
1. Tingkat pelayanan fasilitas yang cenderung rendah di Kawasan Pasar
Majalaya
2. Adanya potensi resiko kecelakaan bagi pejalan kaki karena tidak ada
fasilitas pejalan kaki.
3. Tidak adanya fasilitas penyeberangan sehingga menyebabkan pejalan kaki
menyeberang secara tidak tertib dan teratur.
4. Kondisi trotoar banyak yang rusak dan terbengkalai sehingga mengurangi
tingkat kenyamanan pejalan kaki

1.3. RUMUSAN MASALAH


Seiring dengan bertambahnya pergerakan dari dan ke kawasan Pasar
Majalaya, maka dapat menimbulkan permasalahan pada tingkat pelayanan
pejalan kaki di sekitar pasar Majalaya.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat pelayanan pedestrian di Kawasan pasar Majalaya?


2. Bagaimana karakteristik pejalan kaki di Kawasan pasar Majalaya?
3. Bagaimana kapasitas dan tingkat pelayanan pejalan kaki di Kawasan
pasar Majalaya?
4. Bagaimana pengaruh pejalan kaki terhadap kondisi lalu lintas yang
berada dikawasan Pasar Majalaya?
5. Bagaimana usulan peningkatan kinerja fasilitas pejalan kaki di kawasan
Pasar Majalaya?

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
3

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari analisa dan optimalisasi kinerja fasilitas pejalan kaki kawasan
Pasar Majalaya adalah untuk memberikan solusi peningkatan kualitas
pelayanan bagi pengguna fasilitas pejalan kaki, yaitu tersedianya prasarana
jalan dan ruang yang memadai dengan tingkat pelayanan yang memenuhi
standar kelayakan, sehingga diharapkan mampu melayani pejalan kaki
sebagai akibat dari kegiatan pasar. Skripsi ini juga dimaksudkan untuk
mengetahui langkah pemecahan masalah yang tepat untuk mengoptimalkan
kinerja sarana pejalan kaki di kawasan Pasar Majalaya Kabupaten Bandung.

Tujuan dari penulisan skripsi ini antara lain :

1. Mengetahui kondisi Fasilitas pejalan kaki di kawasan Pasar Majalaya


Kabupaten Bandung.
2. Mengetahui kapasitas dan tingkat pelayanan pejalan kaki di kawasan
Pasar Majalaya Kabupaten Bandung
3. Optimalisasi kinerja sarana pejalan kaki di kawasan Pasar Majalaya.
4. Melakukan strategi dan pengelolaan fasilitas pejalan kaki.

1.5. BATASAN MASALAH


Pembatasan masalah dalam penulisan ini dilakukan agar pembahasan di
dalam penulisan ini tidak menyimpang dari tema disajikan. Pembatasan
masalah juga dilakukan untuk mempersempit wilayah penelitian agar
permasalahan yang akan dikaji dapat dianalisis lebih dalam sehingga strategi
pemecahan masalah dapat dikerjakan secara sistematis.
1. Daerah studi meliputi ruang pejalan kaki di kawasan Pasar Majalaya
Kabupaten Bandung.
2. Indikator kinerja fasilitas pejalan kaki berdasarkan PM 03 Tahun 2014
yang meliputi:
a. Arus (flow) pejalan kaki
b. Kepadatan (density) pejalan kaki
c. Kecepatan (speed) pejalan kaki
d. Ruang (space) pejalan kaki
3. Melakukan design lay out site plan fasilitas ruang pejalan kaki
OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA
KABUPATEN BANDUNG
4

4. Melakukan permodelan penggunaan fasilitas pejalan kaki di ruas jalan


sekitar pasar Majalaya Kabupaten Bandung menggunakan aplikasi Vissim
PTV
5. Evaluasi dilakukan pada lokasi permasalahan yang ada pada ruang pejalan
kaki di ruas jalan Kawasan Pasar Majalaya Kabupaten Bandung dengan
tahun dasar 2020.

1.6. KEASLIAN PENELITIAN


Penelitian pada lokasi Kawasan Pasar Majalaya Kabupaten Bandung ini
belum pernah dilakukan. Tetapi penelitian sejenis sudah pernah
dilaksanakan pada lokasi berbeda dan terdapat beberapa perbedaan
dengan penelitian sebelumnya, diantaranya adalah :

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
5

Tabel 1 Tabel keaslian penelitian

NO NAMA JUDUL TAHUN ANALISIS KETERANGAN


PROPORSI SEPEDA MOTOR MENGANALISIS TERHADAP
1 EP RAHARJO TERHADAP PENGGUNA RUANG 2016 PERMASALAHAN AKSESIBILITAS JURNAL
PEJALAN KAKI PEJALAN KAKI DI BEKASI
PEDESTRIAN FACILITY DESIGN MEMBUAT RENCANA TENTANG
2 DWI WIDYANTI PLANNING IN URBAN AREAS TO 2016 FASILITAS PEJALAN KAKI YANG DAPAT JURNAL
MALANG CITY DILAKUKAN DI KAWASAN PERKOTAAN
ANALISIS PENYEDIAAN FASILITAS MENGANALISIS PERSEDIAAN FASILITAS
TOTOK
3 PEDESTRIAN DI KAWASAN PASAR 2010 YANG DIBUTUHKAN SEIRING JURNAL
APRIYANTO
BANDUNGAN KAB. SEMARANG PERKEMBANGAN WILAYAH
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN
MENGANALSIS DARI TINGKAT
INDAH TINGKAT PELAYANAN FASILITAS
4 2010 PELAYANAN DAN KARAKTERISTIK SKRIPSI
PRASETYANINGSIH PEJALAN KAKI DI KAWASAN
PEJALAN KAKI
NGARSOPURO SURAKARTA

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG
6

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. KONDISI TRANSPORTASI KECAMATAN MAJALAYA

Panjang jalan kabupaten di Kabupaten Bandung mencapai 1155,345 km dan


panjang jalan desa di Kabupaten Bandung mencapai 863,370 Km . Jumlah
tersebut tidak terlalu memiliki banyak perubahan dari tahun sebelumnya
dengan Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal,
antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten dan jalan
desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar
permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Di wilayah pasar Majalaya itu sendiri, kondisi jalan dan fasilitas prasarananya
bisa di bilang kurang baik, dan juga sangat diperlukan peninjauan untuk
meningkatkan kualitas baik dari segi kenyamanan dan keamanan pengguna
jalan

Kecamatan Majalaya merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung


yang memiliki luas wilayah 2.326.455 Ha yang relatif besar dengan jumlah
penduduk sebanyak 147.580 jiwa yang bisa dikatakan juga relatif padat,
sehingga dalam 5 tahun terakhir perkembangan wilayah Kecamatan Majalaya
semakin pesat. Perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pergerakan
penduduk baik dari luar wilayah kecamatan maupun dari luar wilayah
kabupaten. Hal tersebut cukup memberi dampak terhadap kondisi lalu lintas
yang semakin ramai. Oleh sebab itu, perlu diimbangi dengan pembangunan
sarana dan prasarana lalu lintas.

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
7

Sarana Lalu lintas yang tepat untuk menjadi prioritas dalam menghadapi
perkembangan penduduk terutama daerah sekitar pasar yaitu fasilitas pejalan
kaki baik itu fasiltas menysusuri dan menyeberang jalan. Oleh sebab itu
pemerintah setempat harus memperhatikan hal tersebut dan perlu adanya
koordinasi terhadap instansi – instansi yang terkait untuk melaksanakan
pembangunan dan pengembangan di wilayah Pasar Majalaya.

2.2. KONDISI WILAYAH STUDI PASAR MAJALAYA


Pasar Majalaya merupakan salah satu pasar terbesar di Kabupaten Bandung
yang terletak di Kecamatan Majalaya. Pada kawasan ini, lokasi kios – kios
maupun lapak pedagang tersebar dalam area yang cukup luas meliputi
beberapa ruas jalan. Revitalisasi Pasar Majalaya sudah direncanakan sejak
tahun 1996, akan tetapi hingga sekarang tidak kunjung selesai padahal sudah
berkali – kali ganti perusahaan pengembang.

Sumber : Hasil Dokumentasi 2020

Gambar 1 Kawasan Pasar Majalaya

Kawasan Pasar Majalaya dilalui oleh Jalan kolektor yang terpengaruh oleh
kegiatan kawasan meliputi Jalan Jalan Pasar baru, Jalan Pajagalan, Jalan Pasar
Domba, Jalan Cikaro dan Jalan Separaku. Di antara jalan kolektor tersebut,
Jalan Pajagalan dan Jalan Pasar Baru adalah ruas yang sebagian segmennya
telah tertutup oleh pasar, sehingga sulit dilalui kendaraan

Kondisi transportasi yang ada di wilayah Majalaya, yang dimana daerah itu
juga merupakan daerah CBD. Dapat diketahui bahwa wilayah tersebut
memang menjadi salah satu kawasan utama yang peregerakan lalu lintasnya
OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA
KABUPATEN BANDUNG
8

cukup padat. Keluar masuknya kendaraan di wilayah tersebut juga


disebabkan karena adanya pabrik – pabrik dengan karyawan mencapai ribuan
yang terus bergerak dari pagi menuju sore hari. Dari sini dapat dimpulkan
bahwa ruas jalan Di kecamatan Majalaya mengalami kepadatan kendaraan
yang cukup signifikan.

Jenis kendaraan yang melewati kawasan pasar MaJalaya antara lain


kendaraan pribadi, angkutan umum dan truk (truk pickup, truk kecil, dan truk
menengah). Volume lalu lintas di kawasan pasar Majalaya mencapai
puncaknya pada pagi dan sore hari. Banyaknya kendaraan yang lewat dan
parkir di jalan menghambat lalu lintas di area pasar. Kondisi badan jalan
utama telah disulap menjadi tempat penjualan dan tempat pembuangan
sampah, sehingga masyarakat tidak dapat menggunakan sarana jalan
dengan baik.
Pasar tumpah hingga parkir on street di kawasan Pasar Majalaya tersebar di
beberapa titik, bahkan ada juga yang terdapat di sepanjang jalan kawasan
Pasar Majalaya. Hal ini membuat tingkat kemanan dan kenyamanan pengguna
kendaraan maupun pejalan kaki menjadi terganggu.

Sumber : Hasil Dokumentasi 2020

Gambar 2 Kondisi Trotoar Kawasan Pasar Majalaya

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
9

Gambar 3 Lokasi Wilayah Studi

Sumber : Google Maps

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG
10

Sumber : Google Map

Gambar 4 Peta ruas Jalan Wilayah Studi

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG
11

BAB III
KAJIAN PUSTAKA

4.1. OPTIMALISASI FASILITAS PEJALAN KAKI


Berdasarkan undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan, salah satu substansi yang diatur dapat kita lihat pada pasal
106 ayat (2) UU nomor 22 tahun 2009, pengemudi kendaraan bermotor wajib
mengutamakan keselamatan pejalan kaki. Hal ini diperkuat dengan peraturan
pemerintah nomor 34 tahun 2006, pada pasal 34 ayat (4), menyatakan bahwa
trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki. Hak dan kewajiban
pejalan kaki juga diatur dalam undang – undang nomor 22 tahun 2009 pada
pasal 131, diatur mengenai hak pejalan kaki, yaitu :
1. Pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung berupa trotoar,
tempat penyeberangan dan fasilitas lain
2. Pejalan kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang jalan
di tempat penyeberangan
3. Dalam hal belum tersedia fasliltas sebagaimana dimaksud diatas, pejalan
kaki berhak menyeberang ditempat yang dipilih dengan memerhatikan
drinya.

Sementara kewajiban pejalan kaki diatur pada pasal 132, Nomor 22 tahun
2009, yaitu :

1. Mengguanakan bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki atau


jalan yang paling tepi, atau menyeberang di tempat yang telah ditentukan
2. Pejalan kaki wajib memerhatikan keselamatan dan kelancaran lalu lintas
3. Pejalan kaki penyandang cacat harus menggunakan tanda khusus yang
jelas dan mudah dikenali oleh pengguna jalan lain.

Sasaran optimalisasi fasilitas pejalan kaki sesuai dengan tujuan diatas adalah:

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
12

1. Mengatur dan menyederhanakan arus pergerakan pejalan kaki dengan


melakukan manajemen terhadap kepadatan, kecepatan dan pemakai
fasiltas yang berbeda untuk meminimumkan gangguan untuk
melancarkan arus arus pejalan kaki.
2. Meningkatkan tingkat kelancaran pergerakan fasiltias pejalan kaki dengan
menambah kapasitas atau menambah fasilitas yang proper. Melakukan
optimasi fasilitas pejalan kaki dengan menentukan fungsi dari trotoar atau
fasilitas penyeberangan dan terkontrolnya aktifitas-aktifitas yang tidak
cocok dengan fungsi fasilitas tersebut.

LoS(Level of Service)

Konsep level of service ini dapat digunakan sebagai dasar standar untuk
perencanaan ruang pejalan kaki, yang dimana si pengguna fasilitas dapat
memilih kecepatan berjalan, kemampuan untuk melewati pejalan kaki yang
lain, serta kemudahan dalam peregerakan bersilang dan berbalik arah pada
berbagai pemusatan lalu lintas pejalan kaki.

Pejalan kaki juga termasuk kedalam salah satu moda transportasi, dengan
berbagai pertimbangan perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik
pejalan kaki di kawasan tersebut dan tingkat pelayanannya.

Tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki dapat meliputi dari beberapa indikator
yang terdiri dari

a. Arus (flow)
𝑁 Q = arus pejalan kaki
Q=
𝑇 N = jumlah pejalan kaki yg lewat
t = waktu pengamatan
b. Kecepatan (speed)
V = kecepatan pejalan kaki
𝐿
V= L = Panjang daerah pengamatan
𝑡
t = waktu tempuh pejalan kaki yang melintas
di daerah pengamatan
c. Kepadatan (density)

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
13

𝑄 D = kepadatan
D = 𝑉𝑠 Q = arus
Vs = kecepatan rata – rata
d. Ruang pejalan kaki (space)

𝑉𝑠 S = ruang pejalan kaki


S= Vs = kecepatan rata rata ruang
𝑄
Q = arus

Sumber : Permen PU Nomor 03 tahun 2014

Kemudian terdapat fasilitas pejalan kaki untuk berjalan dan diberkan ruang
yang aman dan diprioritaskan, berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan pasal 131 ayat 1 tercantum bahwa pejalan
kaki yang juga didalamnya terdapat penyandang disabilitas merupakan
prioritas utama sebagai pemakai fasilitas yaitu trotoar.

TROTOAR

Fungsi utama trotoar adalah memberikan pelayanan yang optimal kepada


pejalan kaki baik dari segi kemanan maupun kenyamanan. Trotoar juga
berfungsi untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas kendaraan karena tidak
terganggu atau terpengaruh terhadap adanya kegiatan pejalan kaki.
Terutama di daerah perkotaan, fungsi lain trotoar juga dapat digunakan
untuk penutup saluran air atau sebagai ruang kosong untuk tempat
menyimpan utilities dan perlengkapan jalan lainnya.

Dalam pedoman teknis perencanaan spesifikasi trotoar (1990), yang perlu


diperhatikan adalah kebebasan kecepatan berjalan untuk mendahului
pejalan kaki lainnya tanpa adanya bersinggungan satu sama lain.

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
14

Leber trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki yang ada. Trotoar
perlu ditinjau baik kapasitas, kondisi, dan kegunaannya apabila terdapat
pejalan kaki yang menggunakan jalur lintas kendaraan.

Kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki (V), volume
pejalan kaki rencana adalah volume rata – rata permenit pada interval puncak,
V dihitung berdasarkan survey perhitungan pejalan kaki yang di lakukan setiap
interval 15 menit selama 6 jam waktu tersibuk dalam satu hari untuk 2 arah.

Tabel 2 Lebar trotoar yang dibutuhkan sesuai dengan penggunaan lahan


disekitarnya.

Lebar
Penggunaan Lahan
No Minimum
Sekitarnya
(m)

1 Perumahan 1.50

2 Perkantoran 2.00

3 Industri 2.90
4 Sekolah 2.00
5 Pertokoan / perbelanjaan 2.00
6 Terminal/Pemberhentian Bus 2.00

7 Jembatan/Trowongan 1.00
Sumber : Pedoman Teknis Perencanaan Spesifikasi Trotoar, 1991

Jenis pergerakan yang dilakukan pejalan kaki pada fasilitas yang


tersedia

Menurut Ahmad Munawar (2004), ada dua pergerakan yang dilakukan pejalan
kaki, meliputi pergerakan menyusuri sepanjang kiri kanan jalan dan
pergerakan memotong jalan pada ruas jalan (menyeberang jalan).
1. Pergerakan Menyusuri
e. Kriteria penyediaan lebar trotoar berdasarkan lokasi
Kriteria penyediaan lebar trotoar berdasarkan lokasi menurut
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993 dapat dilihat
pada Tabel 3.

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
15

Tabel 3 Lebar Trotoar Minimum

Lebar
No Lokasi
Minimum (m)
Jalan di daerah perkotaan atau kaki
1 4 meter
lima

2 Wilayah perkantoran utama 3 meter

Wilayah Industri :
3
a. Pada jalan primer 3 meter

4 b. Pada jalan akses 2 meter

Wilayah Pemukiman :
5
a. Pada jalan primer 2,75 meter

6 b. Pada jalan akses 2 meter


Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993
f. Kriteria Penyediaan Trotoar Menurut Banyaknya Pejalan Kaki
Kriteria Penyediaan Trotoar Menurut Banyaknya Pejalan Kaki dengan
menggunakan rumus:

𝐏
Wd = +N ................................................................. II.1
𝟑𝟓
Sumber: Munawar, 2004

Dimana:
Wd = Lebar Trotoar Yang Dibutuhkan (meter)
P = Arus Pejalan Kaki (orang/menit)
N = Nilai Konstanta

Adapun nilai konstanta (N) tergantung pada aktivitas daerah


sekitarnya, terkait dengan besarnya nilai konstanta tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Nilai Konstanta

No N (m) Jenis Jalan


1 1.5 Jalan Daerah Pertokoan Dengan Kios dan Etalase

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
16

No N (m) Jenis Jalan


Jalan Daerah Pertokoan Dengan Kios Tanpa
2 1.0
Etalase
3 0.5 Semua Jalan Selain Jalan Diatas

Sumber : Pedoman Teknis Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah


Kota

2. Pergerakan Memotong Jalan pada Ruas Jalan (Menyeberang Jalan)

Untuk penyediaan fasilitas penyebrangan jalan yaitu dengan


menggunakan metode pendekatan:
P X V2 ................................................................................... II.2
Sumber: Munawar, 2004

Dimana:
P = Jumlah Pejalan Kaki yang Menyeberang (orang/jam)
V = Volume Lalu Lintas (kendaraan/jam)

Rekomendasi jenis penyeberangan sesuai dengan metode di atas dapat


dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Rekomendasi Pemlihan Jenis Penyeberangan

PV2 P V Rekomendasi Awal


> 108 50 – 1100 300 – 500 Zebra Cross
Zebra Cross Dengan
> 2 x 108 50 – 1100 400 – 750
Pelindung
> 108 50 – 1100 > 500 Pelikan

> 108 > 1100 > 500 Pelikan

> 2 x 108 50 – 1100 > 700 Pelikan Dengan Pelindung

> 2 x 108 > 1100 > 400 Pelikan Dengan Pelindung


Sumber: Munawar, 2004

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
17

Fasilitas penyeberangan merupakan fasilitas pejalan kaki yang terkonsentrasi


menyeberang. Setiap pejalan kaki yang menyeberang pada fasilitas tersebut
memperoleh prioritas terhadap kendaraan bermotor selama beberapa saat untuk
berjalan terlebih dahulu dengan aman. Dalam SK tersebut Menteri Perhubungan
(1993), Fasilitas Persimpangan jalan dapat berupa:

A. Zebra Cross
Merupakan tipe fasilitas peyeberangan yang ditandai dengan garis – garis
berwarna putih searah arus kendaraan atau dinyatakan dengan marka
berupa dua garis utuh melintang jalur lalu lintas. Diperuntukkan bagi
pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, garis membujur dengan tebal
garis 300 mm dan dengan tebal celah yang sama dan panjang sekurang –
kurangnya 2500 mm, ditambah lagi dengan larangan parkir agar pejalan
kaki yang akan menyeberang dapt terlihat oleh pengemudi kendaraan di
jalan. Pejalan kaki yang berjala diatas zebra cross mendapatkan prioritas
terlebih dahulu.
Zebra cross di jalan raya ini dianggap sebagai tempat yang aman bagi para
pejalan kaki untuk menyeberang jalan dari satu sisi ke sisi lainnya yang
berseberangan. Para penyeberang ini juga dilindungi undang – undang
nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Dalam undang
– undang itu pasal 131, disebutkan bahwa pejlan kaki berhak atas
ketersediaan fasilitas pendukung seperti trotoar dan tempat
penyeberangan. Pejalan kaki juga berhak mendapat prioritas dalam
melakukan penyeberangan.
Fasilitas ini cocok ditempatkan pada jalan dengan jumlah aliran
penyeberangan jalan relatif rendah dengan jenis penyeberangan sebidang.
Keuntungannya adalah biaya pemasangan yang murah dan pengoperasian
yang ekonomis.
B. Jembatan Penyeberangan

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
18

fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau
menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan, sehingga orang
dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat
pemberhentian bis (seperti busway Transjakarta di Indonesia), untuk
memberikan akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda,
tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu. Langkah
lain yang juga dilakukan untuk memberikan kemudahan akses bagi
penderita cacat adalah dengan menggunakan tangga berjalan ataupun
dengan menggunakan lift.
Pembangunan jembatan penyeberangan disarankan memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
1. Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan Zebra Cross dan
Pelikan Cross sudah mengganggu lalu lintas yang ada.
2. Pada ruas jalan dimana frekwensi terjadinya kecelakaan yang
melibatkan pejalan kaki cukup tinggi.
3. Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus pejalan kaki
yang tinggi.

Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang


sama dengan jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih
ringan dari jembatan kendaraan, dalam desain JPO biasanya
mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari penggunanya. Di
samping itu masalah estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam
membangun JPO terutama dijalan-jalan protokol di mana desain
arsitektur menjadi pertimbangan yang penting.

Variabel – variabel yang mempengaruhi penggunaan JPO

• Kepadatan lalu lintas


• Lebar jalur
• Lokasi
• Aksesibilitas
• Pagar disekitar trotoar
OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA
KABUPATEN BANDUNG
19

• Penegakkan hukum terhadap pelanggar larangan menyeberang di


jalan
C. Pellican Crossing
Adalah tempat penyeberangan yang dilengkapi dengan lampu pengatur
bagi penyeberang dan kendaraan. Fase berjalan bagi penyeberang
dihasilkan dengan menekan tombol lampu pengatur. Pelican crossing
sangat membantu pada area dengan arus pejalan kaki yang tinggi, karena
dapat menyediakan ruang yang mana selama periode waktu tertenu bagi
pejalan kaki yang menyeberang.
Pelican corssing harus dipasang pada lokasi – lokasi berikut :
• Pada kecepatan lalu lintas kendaraan dn arus penyeberangan tinggi
• Lokasi pelican dipasang pada jalan dekat persimpangan
• Pada persimpangan dengan lampu lalu lintas, dimana pelican crossing
dapat dipasang dengan satu kesatuan dengan rambu lalu lintas

Perbedaan antara pelican crossing dengan zebra cross yaitu, zebra cross
tidak memberikan keleluasaan terhadap pengguna fasilitas
penyeberangan untuk mengatur lampu yang memberi tanda agar
kendaraan berhenti di belakang garis.

APLIKASI PROGRAM KOMPUTER (SOFTWARE)

VISSIM merupakan salah satu dari aplikasi transportasi yang dapat menampilkan
simulasi mikroskopis berdasarkan waktu dan perilaku yang dikembangkan untuk
model lalu lintas perkotaan. Program ini dapat digunakan untuk menganalisa
operasi lalu lintas dibawah batasan konfigurasi garis jalan, komposisi lalu lintas,
sinyal lalu lintas, dan lain-lain. Sehingga aplikasi ini dapat membantu untuk
mensimulasikan berbagai alternatif rekayasa transportasi dan tingkat perencanaan
yang paling efektif. Tidak hanya berkaitan terhadap jaringan jalan, tetapi juga
simpang, angkutan umum, serta pedestrian.

Kebutuhan data untuk mebangun suatu model menggunakan VISSIM yaitu:


1. Data geometrik
2. Traffic data

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
20

3. Karakteristik kendaraan
Secara sederhana, pembuatan model menggunakan VISSIM dibagi menjadi 5
tahap:
1. Identifikasi ruang lingkup wilayah yang akan di modelkan
2. Pengumpulan data
3. Network coding
4. Error checking
5. Kalibrasi dan validasi model
Validasi model dengan Chi-Square
Chi Kuadrat (X2) suatu sempel adalah teknik statistik yang digunakan
untuk menguji hipotesis dua data yang dihasilkan oleh model dan dari
hasil observasi. Hasil dari model selanjutnya dibandingkan dengan data
volume lalu lintas hasil survei. Untuk menilai baik atau tidaknya model
jaringan yang telah dibuat perlu dilakukan validasi dengan uji statistik. Uji
statistik yang digunakan untuk menguji apakah hasil pemodelan yang
dihasilkan dapat diterima atau tidak adalah Uji Chi-kuadrat ruas jalan di
wilayah studi. Berikut adalah langkah-langkah validasi model dengan hasil
survei lalu lintas:

Menentukan hipotesis nol dan hipotesis altenatifnya yaitu:


H0 : hasil survei (Oi) : hasil model (Ei)
H1 : hasil survei (Oi) : hasil model (Ei)

Tingkat signifikan yang dipakai adalah 95% atau α = 0.05


Derajat kebebasan = Jumlah data – 1
H0 diterima jika X2 hasil hitungan < X2 hasil tabel
H1 ditolak jika X2 hasil hitungan > X2 hasil tabel

Menghitung Chi-kuadrat tiap link berdasarkan volume hasil survei dan


volume hasil model, dengan rumus :
X2 = (Fo-Fh)2 / Fh ................................................................ II.31
Sumber : Tamin, 2008

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
21

Keterangan :
X2 = Chi Kuadrat
Fo = Frekuensi hasil observasi
Fh = Frekuensi hasil model

4.2. HIPOTESIS PEMANDU PENELITIAN


Berdasarkan topik yang diambil, serta permasalahan yan dikaji terdapat
beberapa dugaan sementara yang digunakan sebagai acuan untuk
diselesaikan, diantaranya sebagai berikut :

1. Dengan dilakukannya optimalisasi fasiltias pejalan kaki di kawasan


Pasar Majalaya Kabupaten Bandung dapat meningkatkan kinerja
fasilitas pejalan kaki di kawasan Pasar Majalaya di Kabuapten Bandung
(H0)
2. Dengan dilakukannya optimalisasi fasiltias pejalan kaki di kawasan
Pasar Majalaya Kabupaten Bandung tidak dapat meningkatkan kinerja
fasilitas pejalan kaki di kawasan Pasar Majalaya di Kabuapten Bandung
(H1)

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
22

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. DESAIN PENELITIAN


Untuk mempermudah dalam pemahaman proses-proses yang dilakukan
dalam pengerjaan penelitian ini, maka perlu dibuat suatu desain penelitian.
Sedangkan penelitian itu sendiri berarti sebuah pemikiran yang sistematis
mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahanya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. Pada desain penelitian ini akan
dijelaskan proses-proses penelitian mulai dari masukan sampai dengan
keluaran yang diharapkan oleh peneliti.

1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah adalah suatu tindakan observasi secara langsung
untuk mengetahui penyebab atau faktor timbulnya suatu masalah. Pada
tahapan ini akan didapat berbagai masalah yang ada diwilayah studi
(Pasar Majalaya Kabupaten Bandung) dan kemudian dirumuskan untuk
dijadikan beberapa permasalahan pokok. Permasalahan yang
diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain :
a. Tingkat pelayanan fasilitas yang cenderung rendah di Kawasan Pasar
Majalaya
b. Adanya potensi resiko kecelakaan bagi pejalan kaki karena tidak ada
fasilitas pejalan kaki.
c. Tidak adanya fasilitas penyeberangan sehingga menyebabkan pejalan kaki
menyeberang secara tidak tertib dan teratur.
d. Kondisi trotoar banyak yang rusak dan terbengkalai sehingga mengurangi
tingkat kenyamanan pejalan kaki
3. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data – data yang akan
digunakan dalam mengolah dan menganalisis permasalahan yang timbul.

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
23

Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data pirmer dan sekunder.


Data primer meliputi :
a. Data inventarisasi fasilitas pejalan kaki
b. Data volume pejalan kaki di pasar Majalaya (menyusuri dan
menyeberang).
c. Data kecepatan dan arus pejalan kaki.
d. Data volume kendaraan.
e. Data preferensi dari survey wawancara pada sampel yang diperoleh
dari perhitungan rumus Slovin.
Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi:
2. Peta Tata Guna Lahan
3. Peta Jaringan Jalan
4. Peta Administrasi Kabupaten Bandung
5. Peta Lay Out Pasar Majalaya
6. RTRW/RDTR
7. Volume kendaraan
4. Pengolahan data
Setelah data-data yang diperlukan didapat maka akan dilakukan analisis
untuk mengetahui kondisi kinerja fasilitas pejalan kaki eksisting dari
wilayah studi. Hasil analisis data tersebut kemudian akan menjadi dasar
dalam menentukan pemecahan masalah melalui beberapa skenario.

Dalam pengolahan data dilakukan beberapa perhitungan terkait dengan


permasalahan yang telah diidentifikasi, meliputi:

a. Arus pejalan kaki yang diperoleh dari survei pejalan kaki gerakan
menyusuri dan gerakan memotong. Data arus pejalan kaki tersebut
akan menjadi dasar penentuan kebutuhan fasilitas pejalan kaki.
b. Kebutuhan sarana pejalan kaki yang diperoleh dari perhitungan
volume pejalan kaki yang terjadi saat surveiSetelah kinerja eksisting
didapat, maka dilakukan modelling dengan menggunakan aplikasi
VISSIM.
c. Penyusunan Alternatif Pemecahan Masalah

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
24

Penyusunan alternatif pemecahan masalah dilakukan untuk menentukan


solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada
wilayah studi. Dalam hal ini menggunakan beberapa skenario usulan
untuk kemudian dipilih yang terbaik dalam memecahkan masalah. Ada
tiga skenario dalam penelitian ini, yaitu :
a. Skenario 1, mengusulkan pengadaan fasilitas pejalan kaki, melarang
pedagang untuk berjualan di badan jalan, pembatasan jam operasi
kendaraan yang melakukan bongkar muat barang, dan
merencanakan ruang/taman parkir.
b. Skenario 2, mengusulkan pengadaan fasilitas pejalan kaki, melarang
pedagang untuk berjualan di badan jalan, dan manajemen sistem
satu arah.
c. Skenario 3, merupakan gabungan dari skenario 1 dan skenario 2.

Skenario – skenario di atas kemudian dianalisis sampai diperoleh


perhitungan yang optimal dalam mengoptimalisasi kinerja fasilitas pejalan
kaki di kawasan pasar Majalaya Kabupaten Bandung. Analisis – analisis
tersebut dapat berupa:
a. Analisis kebutuhan fasilitas pejalan kaki berupa trotoar
b. Analisis kebutuhan fasilitas pejalan kaki berupa fasilitas
penyeberangan dengan menggunakan rumus
c. Analisis optimalisasi kinerja fasilitas pejalan kaki setelah
menggunakan skenario. Analisis ini dilakukan dengan menghitung
kembali nilai parameter fasilitas pejalan kaki yang disesuaikan pada
skenario. Apabila nilai parameter menunjukkan kinerja fasiltias
pejalan kaki yang lebih baik, maka skenario tersebut dinilai optimal,
namun jika tidak valid perlu dilakukan analisis kembali.
2. Rekomendasi Pilihan Terbaik
Rekomendasi pilihan terbaik ini diperoleh dari membandingkan kinerja
fasilitas pejalan kaki dari masing - masing skenario. Skenario dengan
kelayakan fasilitas terbaik akan dipilih sebagai rekomendasi pemecahan

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
25

masalah terbaik dalam mengoptimalkan kinerja fasilitas pejalan kaki di


kawasan Pasar Majalaya Kabupaten Bandung.
3. Kesimpulan
Kesimpulan menjelaskan pokok – pokok bahasan dalam penelitian ini
termasuk alternatif pemecahan terbaik dengan hasil optimalisasi fasilitas
pejalan kaki di kawasan pasar Majalaya Kabupaten Bandung.

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
26

Dari seluruh uraian dia atas, maka dapat disusun bagan alir penelitian seperti
gambar IV.1 berikut.

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Data inventarisasi fasilitas pejalan kaki. 1. Peta Tata Guna Lahan
2. Data volume pejalan kaki di Stasiun Karet 2. Peta Jaringan Jalan
(menyusuri dan menyeberang). 3. Peta Administrasi Kabupaten
3. Data kecepatan dan arus pejalan kaki. Bandung
4. Data volume kendaraan. 4. Peta Lay Out Pasar Majalaya
5. Data preferensi dari survey wawancara pada 5. RTRW/RDTR
sampel yang diperoleh dari perhitungan rumus 6. Volume kendaraan
Slovin

Pengolahan Data

1. Data Pejalan kaki yang menyusuri trotoar


2. Data Pejalan kaki yang menyeberang
3. Data waktu Pejalan kaki untuk berjalan
4. Data volume Kendaraan

Analisis data dan Pembahasan

1. Indikator tingkat pelayanan (level of service)


2. Analisis Pejalan kaki yang menyusuri trotoar
3. Analisis Pejalan kaki yang menyeberang
4. Analisis hasil wawancara dari sampel yg ditentukan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Sumber : Hasil Analisis


Gambar 5 Bagan Alir Penelitian

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
27

a. SUMBER DATA
1. Studi Literatur
Studi litelatur dilakukan sebagai dasar penulis untuk menentukan dasar
teori/pustaka apa saja yang apa yang digunakan untuk mendukung
dalam studi ini, persyaratan apa yang akan digunakan untuk mendukung
penelitian ini.

2. Pengumpulan data sekunder


Data sekunder diperoleh dari instansi dan lembaga yang terkait. Instansi
atau lembaga yang terkait diantaranya Bappeda, BPS, Dinas
Perhubungan, dan Dinas Pekerjaan Umum (PU). Data yang diperoleh
antara lain:
a. Peta Jaringan Jalan
b. Peta Tata Guna Lahan
c. RTRW/RDTR
d. Volume lalu lintas
3. Pengumpuan data primer
Pengumpulan data primer didapatkan dengan cara melakukan survei
langsung di lapangan, meliputi :
a. Observasi. Metode pengumpulan data yang dilakukan mealaui
pengamatan. Observasi bertujuan untuk mengamati dan
mengetahui kondisi fasilitas pejalan kaki dan interaksi antara pejalan
kaki dan kendaraan.
b. Survei inventarisasi fasilitas pejalan kaki di ruas jalan sekitar pasar
Majalaya. Data inventarisasi fasilitas pejalan kaki di ruas jalan sekitar
pasar Majalaya merupakan kondisi saat ini (eksisting). Data
inventarisasi diperoleh langsung dari lapangan meliputi lebar bahu
jalan, lebar trotoar, marka penyeberangan, kondisi fasilitas
penyeberangan dan pejalan kaki dan aksesibilitas, dan fasilitas
pelengkap. Hasil survei ini dapat dipakai sebagai dasar untuk
menentukan tingkat pelayanan (Level Of Service) Kemudian dapat
digunakan untuk menganalisis kinerja fasilitas pejalan kaki. Dari

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
28

survei ini diperoleh data inventarisasi fasilitas pejalan kaki dan ruang
pejalan kaki.
c. Survei karakteristik pejalan kaki
Terdapat 2(dua) hasil survey atau data dari kondisi eksisting yang
dapat diperoleh dari survey akrakteristik pejalan kaki yaitu volume
pejalan kaki menyusuri dan volume pejalan kaki menyeberang.
d. Survei arus pejalan kaki (min/m)
Survei tersebut mengumpulkan data dari kondisi eksisting yang
berupa jumlah dari pejalan kaki yang melewati suatu penampang
tertentu.
e. Dokumentasi. Digunakan sebagai pendukung penelitian dalam
mendapatkan dan mengolah data penelitian

b. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Sumber data penelitian terdiri dari sumber data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari
sumber aslinya. Metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
primer adalah metode survei (wawancara atau kuesioner) dan metode
observasi. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Berdasarkan
sumbernya, data sekunder dibedakan menjadi data internal dan data
eksternal.

c. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis tingkat pelayanan pedestrian (Los)
Konsep level of service ini dapat digunakan sebagai dasar standar untuk
perencanaan ruang pejalan kaki, yang dimana si pengguna fasilitas dapat
memilih kecepatan berjalan, kemampuan untuk melewati pejalan kaki
yang lain, serta kemudahan dalam peregerakan bersilang dan berbalik
arah pada berbagai pemusatan lalu lintas pejalan kaki.
2. Analisis kebutuhan lebar ruang pejalan kaki

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
29

Prinsip analisa arus pejalan kaki sama dengan arus kendaraan, sehingga
hubungan dasar antara kecepatan, volume dan kepadatan adalah sama.
Karena jumlah dan kepadatan lalu lintas pejalan kaki meningkat dari arus
bebas ke kemacetan, kecepatan dan kenyamanan pergerakan menurun.
Saat kepadatan pejalan kaki mencapai tingkat kritis, volume dan
kecepatan menjadi tidak teratur dan turun dengan cepat. Faktor
lingkungan juga mempengaruhi arus manusia dalam hal ini yaitu
kenyamanan, kemudahan, keamanan, keselamatan, dan nilai ekonomis
dari sistem berjalan kaki (Roess, 2004).
3. Analisis pergerakan pejalan kaki menyusuri
Untuk menentukan fasilitas pejalan kaki dilakukan dengan
memperhitungkan banyaknya pejalan kaki yang diperoleh dari hasil
kemudian dikomparasi dengan lebar trotoar kondisi sekarang. Rumus yang
digunakan yaitu rumus yang tercantum pada Rumus II.1
4. Analisis pergerakan pejalan kaki menyeberang
Untuk fasilitas pejalan kaki menyeberang jalan, fasilitas yang dibutuhkan
berdasarkan jumlah pejalan kaki yang menyeberang jalan tiap jam. Dari
hasil analisis survey di lapangan dapat ditentukan jenis penyeberangan yang
dibutuhkan. Rumus yang digunakan adalah rumus yang tercantum pada
Rumus II.2
5. Analisis menghitung sampel
Apabila peneliti tidak tahu perilaku populasinya, peneliti dapat
menggunakan rumus Slovin. Jadi rumus Slovin merupakan rumus untuk
menghitung jumlah sampel minimal pada populasi yang tidak diketahui.
Rumus Slovin dapat memberikan gambaran kasar untuk menentukan
jumlah sampel. Namun, rumus non-parametrik ini tidak memiliki ketelitian
matematis (Ryan, 2013). Misalnya, tidak ada cara untuk menghitung
power statistik (yang memberikan informasi seberapa besar kemungkinan
penelitian membedakan efek aktual). Padahal ukuran sampel berdampak
langsung pada power statistik, sedangkan jika power statistik rendah, akan
menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat.

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
30

n = jumlah sampel minimal


N = jumlah populasi
e = margin of error / error tolerance

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG
31

d. LOKASI DAN JADWAL PENELITIAN


Tabel 5 Jadwal Pelaksanaan

November Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pemilihan Judul Skripsi
2 Penyusunan Proposal
3 Bimbingan Proposal
4 Sidang Proposal
5 Penyusunan Skripsi
6 Bimbingan Skripsi
7 Sidang Progress
8 Sidang Skrpsi Akhir
9 Pengumpulan Draft

Sumber : Jurusan DIV Transportasi Darat PTDI - STTD Bekasi

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG
32

DAFTAR PUSTAKA

________ ,1993, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993 tentang


Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas Angkutan Jalan, Jakarta.

________ ,2009, Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Departemen Perhubungan, Jakarta.

________ ,2006, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan


Umum Dan Khusus, Departemen Perhubungan, Jakarta.

________ ,1991, Pedoman Teknis Perencanaan Spesifikasi Trotoar, Departemen


Perhubungan, Jakarta.

Widyanti, D. 2016. Perencanaan Desai Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan


Kota Malang. Jakarta : Puslitbang Transportasi Jalan dan
Perkeretaapian.
Royke Limpong, Theo K. Sendow, Freddy Jensen. 2015. Pemodelan Fasilitas
Pejalan Kaki (Trotoar). Sulawesi : Universitas Sam Ratulangi.
Apriyanto, T. 2010. Anaisis Penyediaan Fasilitas Pedestrian DI Kawasan Pasar
Bandungan Kab. Semarang. Ungaran : Undaris.

Tamin, OZ. 2008. Perencanaan, Permodelan, Dan Rekayasa Transportasi. Bandung


: Institut Teknologi Bandung.

Roess, RP. 2004. Traffic Engineering (3rd Edition). St. Petersburg : Polytechnic
University.

Munawar, Ahmad. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta : Beta


Offset.

OPTIMALISASI KINERJA FASILITAS PEJALAN KAKI DI KAWASAN PASAR MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai