Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS SPASIAL TITIK KEMACETAN LALU LINTAS MENGGUNAKAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KOTA BANDARLAMPUNG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Geografi

Dosen Pengampu :

Dr.Pargito, M.Pd.

Rahma Kurnia Sri Utami, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :

Anisa Megawangi Putri Aji (2013034036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “ANALISIS
SPASIAL TITIK KEMACETAN LALU LINTAS MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KOTA BANDARLAMPUNG”.
Proposal ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai mata kuliah Metodologi Penelitian Geografi. Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Pargito, M.Pd. dan Ibu Rahma Kurnia Sri Utami, S.Si., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Geografi.

2. Teman-teman kelas B Pendidikan Geografi yang selalu mendukung.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal


penelitian ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari Bapak Dr.
Pargito, M.Pd. dan Ibu Rahma Kurnia Sri Utami, S.Si., M.Pd. selaku dosen
pengampu dan para pembaca yang membaca proposal penelitian ini.

Bandar Lampung, 18 September 2022

Anisa Megawangi Putri Aji


iii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................
1.5 Tujuan Penelitian...........................................................................................
1.6 Manfaat Penelitian..........................................................................................
1.7 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori...................................................................................................
2.1.1 Pembelajaran IPS..................................................................................
2.1.1.1 Ruang Lingkup Pembelajaran IPS Tingkat SMP/MTs......................
2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran IPS Tingkat SMP/MTs..........................
2.1.1.3 Geografi dalam IPS...................................................................
2.1.2 Kemampuan Berpikir Spasial .............................................................
2.1.2.1 Definisi Kemampuan Berpikir Spasial.....................................
2.1.2.2 Unsur-Unsur Berpikir Spasial Bedasarkan Taksonomi
Berpikir Spasial .....................................................................
2.1.2.3 Karakteristik Kemampuan Berpikir Spasial.............................
2.1.2.4 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemampuan Berpikir
Spasial.....................................................................................
2.1.2.5 Komponen Kemampuan Berpikir Spasial................................
2.2 Penelitian Relevan..........................................................................................
2.3 Kerangka Pikir...............................................................................................

III. METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian...........................................................................................
3.2 Populasi dan Sampel .....................................................................................
3.2.1 Populasi ................................................................................................
3.2.2 Sampel ..................................................................................................
iv

3.3 Variabel Penelitian.........................................................................................


3.4 Definisi Operasional Variabel........................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................
3.5.1 Observasi...............................................................................................
3.5.2 Dokumentasi ........................................................................................
3.5.3 Spatial Thinking Ability Test (STAT) .................................................
3.6 Instrumen Penelitian dan Uji Kelayakan Instrumen......................................
3.6.1 Instrumen Penelitian..............................................................................
3.6.2 Uji Kelayakan Instrumen Penelitian.....................................................
3.6.2.1 Uji Validitas Instrumen......................................................................
3.6.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen..................................................................
3.6.2.3 Uji Taraf Kesukaran...........................................................................
3.6.2.4 Daya Pembeda...................................................................................
3.7 Teknik Analisis Data......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modernisasi seperti saat ini kemajuan teknologi semakin meningkat.


Kemajuan teknologi yang pesat tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan kebutuhan manusia pada bidang transportasi. Meningkatnya
kegiatan mobilitas penduduk pada suatu wilayah tentunya akan
meningkatkan jumlah penggunaan sarana transportasi, baik sarana
transportasi umum maupun pribadi. Hal tersebut secara tidak langsung
menyebabkan suatu permasalahan yang berhubungan dengan mobilitas
seseorang dalam pelaksanaan kegiatan, salah satunya adalah kemacetan
lalu lintas.

Menurut Meyer dan Miller dalam Satrio Agung Perwiro, dkk (2019),
kemacetan lalu lintas pada ruas jalan raya terjadi saat arus kendaraan lalu
lintas meningkat seiring bertambahnya permintaan perjalanan pada suatu
periode tertentu serta jumlah pemakai jalan melebihi dari kapasitas yang
ada. Selain itu, kemacetan lalu lintas terjadi bila pada kondisi lalu lintas di
jalan raya mulai tidak stabil, kecepatan operasi menurun relatif cepat
akibat adanya hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil
(Sumadi dalam Satrio Agung Perwiro, 2019).

Kemacetan merupakan suatu permasalahan yang sering kali dialami oleh


kota-kota di Indonesia, salah satunya Kota Bandarlampung. Kemacetan
lalu lintas di Kota Bandarlampung salah satunya disebabkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan yang melintas di sepanjang jalan kota
tersebut. Adapun jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandar Lampung
berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 adalah
sebagai berikut:
2

Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Bandarlampung


Tahun 2022

No Jenis Kendaraan Bermotor Jumlah (Unit)

1 Mobil Penumpang 141.054

2 Bus 2.647

3 Truk 63.777

4 Sepeda Motor 765.863

Total 973.341
Sumber: Publikasi BPS Provinsi Lampung Tahun 2022

Banyaknya jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandarlampung tersebut


menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas. Melihat hal tersebut,
diperlukan upaya pemetaan titik lokasi kemacetan lalu lintas di Kota
Bandarlampung. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Spasial Titik Kemacetan Lalu Lintas
Menggunakan Sistem Informasi Geografis
di Kota Bandarlampung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, terdapat beberapa identifikasi


masalah yaitu sebagai berikut:
1. Kemacetan lalu lintas menjadi salah satu permasalahan di Kota
Bandarlampung.
2. Kemacetan lalu lintas di Kota Bandarlampung menimbulkan
berbagai dampak negatif.
3

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai identifikasi masalah, peneliti perlu untuk


melakukan pembatasan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti membatasi objek penelitian mengenai pemetaan titik
kemacetan lalu lintas di Kota Bandarlampung.

1.4 Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka focus penelitian ini yaitu


pemetaan titik kemacetan lalu lintas di Kota Bandarlampung.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persebaran titik kemacetan lalu lintas di Kota
Bandarlampung.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Penulis
a. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
b. Menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai analisis
spasial kemacetan lalu lintas menggunakan sistem informasi
geografis di Kota Bandarlampung.
4

2. Bagi Instansi Pendidikan


Dapat dijadikan referensi bagi siswa/i maupun mahasiswa/i jika ingin
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemacetan lalu lintas di
Kota Bandarlampung.
3. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai bahan kajian, masukan, evaluasi, dan
informasi mengenai analisis spasial titik kemacetan lalu lintas
menggunakan sistem informasi geografis di Kota Bandarlampung.
4. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan referensi dalam menyusun perencanaan tata ruang
kota yang tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas di jalan.

1.7 Ruang Lingkup


1. Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah kemacetan lalu lintas di
Kota Bandarlampung.
2. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah Jalan di Kota
Bandarlampung.
3. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah Kota Bandarlampung.
4. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah Bulan November tahun
2023.
5

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

1. Kemacetan Lalu Lintas

Menurut UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan, lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas
jalan. Menurut DPUDJBM dalam Satrio Agung Perwiro, dkk (2019),
kemacetan adalah suatu kondisi berupa arus lalu lintas yang lewat pada
ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut
sehingga menyebabkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati
atau melebihi 0 km/jam dan menimbulkan terjadinya antrian.

Menurut penelitian Administration dalam Agustiandy, dkk (2018),


terdapat 7 penyebab kemacetan, yaitu:
1. Physical Bottlenecks
Physical Bottlenecks adalah kemacetan yang terjadi karena jumlah
kendaraan sudah melewati batas maksimum. Batas tersebut
diperoleh dari faktor jalan, persimpangan jalan, dan tata letak jalan.
2. Kecelakaan Lalu Lintas (Traffic Incident)
Kemacetan kecelakaan lalu lintas yaitu kemacetan yang
diakibatkan dari adanya insiden atau kecelakaan di jalur perjalanan.
Kecelakaan tersebut mengakibatkan kemacetan karena kendaraan
yang terlibat kecelakaan tersebut menutup sebagian ruas jalan. Hal
inilah yang menyebabkan adanya kemacetan karena perlu waktu
dalam mengevakuasi kendaraan yang terlibat kecelakaan.
3. Area Pekerjaan (Work Zone)
Kemacetan ini merupakan kemacetan yang dikarenakan oleh
adanya aktivitas kontruksi pada jalan. Aktivitas tersebut akan
mengakibatkan perubahaan kondisi lingkungan jalan. Perubahan-
6

perubahan kondisi lingkungan jalan tersebut seperti ketinggian


jalan ataupun lebar jalan yang berbeda, pengalihan ataupun
penutupan jalan, dan lain sebagainya.
4. Cuaca yang Buruk (Bad Weather)
Kondisi cuaca juga dapat mengakibatkan perubahan cara
mengemudi seorang pengendara kendaraan, sehingga hal tersebut
dapat mempengaruhi arus lalu lintas. Misalnya kondisi cuaca
dalam keadaan hujan lebat dapat mengurangi jarak penglihatan
pengemudi sehingga banyak pengemudi menurunkan kecepatan
dalam berkendara.
5. Alat Pengatur Lalu Lintas (Poor Signal Timing)
Kemacetan yang dikarenakan alat pengatur lalu lintas merupakan
pengaturan lalu lintas yang bersifat kaku dan tidak mengikuti
tinggi rendahnya arus lalu lintas. Selain lampu merah, jalur kereta
api juga mempengaruhi tingkat kepadatan jalan sehingga jalur
kereta api yang memotong jalan harus seoptimal mungkin.

Kemacetan dapat menyebabkan timbulnya dampak pada berbagai


aspek. Dampak sosial dari kemacetan lalu lintas ini, yaitu
menimbulkan stres, kesal, lelah yang dialami pengemudi atau
pengendara, dan secara luasnya berpengaruh terhadap psikologi
penduduk yang ada di sekitar wilayah tersebut. Bila ditinjau dari aspek
ekonomi, kemacetan lalu lintas berdampak terhadap hilangnya waktu
pengemudi/pengendara dan bertambahnya biaya yang harus
dikeluarkan oleh pengendara atau pengemudi (Reza Firdian Ruswanda,
dkk, 2018).
7

Adapun indikator-indikator kemacetan lalu lintas menurut


Agustiandy,dkk (2018), yaitu sebagai berikut.
1. Waktu Kemacetan
Kemacetan lalu lintas dapat terjadi pada waktu kapanpun, baik itu
pagi hari, siang hari, sore hari, maupun malam hari. Kemacetan
lalu lintas pada waktu tertentu dikatakan dalam kategori rendah
jika ditandai dengan arus kendaraan masih bebas dan volume
kendaraan yang rendah sehingga pengemudi dapat memilih
kecepatan yang dikehendakinya. Kemacetan lalu lintas pada waktu
tertentu dapat dikatakan dalam kategori sedang jika ditandai
dengan arus kendaraan yang stabil dengan volume kendaraan
mendekati kapasitas sehingga pengemudi mengendarai
kendaraannya dengan kecepatan sedang. Sementara itu, kemacetan
lalu lintas pada waktu tertentu dapat dikatakan dalam kategori
tinggi jika ditandai dengan arus kendaraan yang terhambat dengan
volume di atas kapasitas normal sehingga pengemudi mengendarai
kendaraannya dengan kecepatan rendah.

2. Jumlah Kendaraan
Menurut Rahadjo Adisasmita & Sakti Adji Adisasmita dalam
Muhammad (2016), jumlah kendaraan bermotor di perkotaan
bertambah setiap tahun dengan laju pertumbuhan yang tinggi yang
dapat mencapai 10 persen, sedangkan pembangunan jalan baru
sangat lambat hanya 0,05 persen/tahun.

Faktor yang mempengaruhi berbedanya jumlah kendaraan yang


melintas adalah lokasi jalan, lebar jalan, dan kondisi badan jalan.
Pertama, lokasi jalan ikut menentukan jumlah kendaraan yang
melintas setiap harinya, jalan yang berada di pusat kota memiliki
intensitas arus kendaraan yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan jalan yang berada di pinggiran kota. Selain itu pula jalan
yang berada di pusat kota banyak terjadi aktivitas masyarakat
8

sehari hari mulai dari jual beli barang, hiburan dan bekerja atau
sekolah menyebabkan arus kendaraan lebih padat. Kedua adalah
faktor lebar jalan semakin lebar jalan maka akan semakin banyak
kendaraan yang dapat ditampung di jalan tersebut. Tetapi
kebanyakan jalan yang lebar tidak digunakan secara maksimal
disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang sembarang parkir pada
bahu jalan, dijadikan tempat jual beli PKL. Akibat dari
penyempitan jalan karena kapasitas jalan tidak dapat menampung
jumlah kendaraan yang melintas timbul kemacetan.

3. Ketersediaan Rambu Lalu Lintas


Ketersediaan rambu lalu lintas menjadi salah satu indikator yang
memengaruhi terjadinya kemacetan lalu lintas. Potensi kemacetan
lalu lintas berada dalam kategori rendah jika rambu lalu lintas
tersedia dengan lengkap, baik itu rambu larangan, rambu
peringatan, rambu perintah, dan rambu petunjuk. Kemacetan lalu
lintas berada dalam kategori sedang jika ketersediaan empat jenis
rambu lalu lintas tersebut masih belum memadai. Sementara itu,
kemacetan lalu lintas berada dalam kategori tinggi jika tidak
tersedia rambu lalu lintas di ruas jalan.

2. Analisis Spasial

Di dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini,


informasi menjadi hal yang sangat penting dibutuhkan bagi setiap
orang, salah satunya adalah informasi spasial. Menurut UU Nomor 4
Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, spasial adalah aspek
keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan
posisinya. Sementara itu, geospasial atau ruang kebumian adalah aspek
keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau
kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi
yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Menurut Sonya
Dewi, dkk (2018), analisis spasial atau spatial analysis adalah suatu
9

teknik analisis data geografis berdasarkan distribusi spasial objek-


objek geografis. Analisis spasial merupakan bagian dari sistem
informasi geografi (SIG). Analisis spasial yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan GPS Essentials utnuk mengetahui
titik koordinat lokasi kemacetan lalu lintas.

5. Sistem Informasi Geografis

Menurut Mailany, dkk (2013), sistem informasi geografis adalah


sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam
menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data,
manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),
memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir
(output). Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak,
perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas
sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan. Sebagian besar
institusi pemerintah, swasta, akademis maupun non akademis juga
individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial
telah mengenal dan menggunakan sistem ini (Anisah, 2018).

Sistem informasi geografis mampu mengcapture, mengecek,


mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data
yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi
SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query
dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang
unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang
membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya
menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi.
Pemanfaatan SIG dapat dilakukan dengan menggunakan ArcGis yang
mampu menghasilkan peta digital, salah satunya melalui plotting titik
lokasi tertentu untuk dipetakan. Titik koordinat ini mulanya diperoleh
dengan menggunakan aplikasi GPS Essential.
10

2.2 Penelitian Yang Relevan


Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu sebagai berikut.

Nama
No Judul Metode Hasil
& Tahun
1. Mahardika, Pemodelan Deskriptif Hasil penelitian
Muhammad Spasial Tingkat Kuantitatif menunjukkan
Rizqan Kerawanan bahwa model
Agustiandy Kemacetan Lalu spasial
Lintas di Ruas menunjukkan
Jalan Kolektor validasi sebesar
Sekunder 85,71 %. Hal
Kelurahan tersebut
Terban Kota ditunjukkan
Yogyakarta dengan adanya
kesesuaian antara
hasil pemodelan
dengan data
Dinas
Perhubungan.
Agihan spasial
tingkat kerawanan
kemacetan lalu
lintas dibagi pada
waktu pagi, siang,
dan sore hari.

2. Reza Pemetaan Titik Penelitian ini Hasil penelitian


Firdian Kemacetan Lalu menggunakan menunjukkan
Ruswanda. Lintas metode bahwa :
(2018) Menggunakan deskriptif. (1) Lokasi titik
Sistem Analisis data rawan kemacetan
11

Informasi yang lalu lintas di Kota


Geografi Pada digunakan Bandar Lampung
Tahun 2018 analisis Jl. Radin Intan, Jl.
keruangan Ahmad Yani, Jl.
dengan RA. Kartini, Jl.
teknik Soekarno Hatta,
scoring dan Jl. ZA. Pagar
overlay. Alam, Jl. Sultan
Agung, Jl. Teuku
Umar, dan Jl.
Pangeran
Antasari,
(2) Waktu
terjadinya
kemacetan di pagi
dan sore hari,
(3) Volume
kendaraan yang
melintas selama
waktu
pengamatan
berbeda beda di
setiap jalannya,
(4) Rambu lalu
lintas yang
tersedia kurang
lengkap.
12

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran


dalam penelitian ini sebagai berikut:

Kemacetan Lalu Lintas di


Kota Bandarlampung

Penyebab Kemacetan Persebaran Titik Kemacetan

Pemanfaatan SIG Untuk


Pemetaan Lokasi Kemacetan
Lalu Lintas

Analisis Spasial Kemacetan

Lalu Lintas
13

BAB III

METODE PENELITIAN

5.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Menurut Hadari Nawawi dalam Ruswanda (2018), metode
deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek-objek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain). Menurut Sugiyono (2019),
menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah
instrumen kunci dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada
makna dari pada generalisasi.

5.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di 4 ruas jalan di Kota Bandarlampung, yaitu:
a. Jalan Teuku Umar
b. Jalan Antasari
c. Jalan Kartini
d. Jalan ZA. Pagar Alam

Penelitian dilakukan pada tahun 2023 pada empat ruas jalan tersebut
selama empat hari dengan penelitian di masing-masing ruas jalan adalah
satu hari. Waktu penelitian setiap harinya dilakukan di tiga waktu, yaitu:
a. Pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB.
b. Siang hari pukul 12.00-13.00 WIB.
c. Sore hari pukul 16.00-17.00 WIB.
14

5.3 Definisi Operasional Variabel (DOV)


Sugiyono (2019) menyatakan bahwa definisi operasional merupakan
penentuan kontrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur. Sementara Nazir dalam Aji (2022)
mengartikan definisi operasional sebagai definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur variabel tersebut. Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah kemacetan lalu lintas pada ruas ruas jalan erat
kaitannya dengan faktor-faktor penyebab kemacetan itu sendiri.

Menurut DPUDJBM dalam Satrio Agung Perwiro, dkk (2019), kemacetan


adalah suatu kondisi berupa arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan
yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut sehingga
menyebabkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi
0 km/jam dan menimbulkan terjadinya antrian.

Terdapat 7 faktor penyebab kemacetan menurut Administration (2005)


yaitu:
1. Jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan.
2. Kecelakaan lalu lintas.
3. Area pekerjaan.
4. Cuaca buruk.
5. Alat pengatur lalu lintas.
6. Acara khusus.
7. Naiknya arus kendaraan pada jalan dan waktu tertentu.

1.5 Kisi-Kisi dan Ukurannya


Berikut merupakan kisi-kisi penelitian dari indikator yang digunakan,
sebagai berikut.
15

Variabel Aspek yang Sumber


Indikator
Penelitian Diteliti Data

Mengetahui sebaran
titik kemacetan di
Persebaran Kota Bandar
kemacetan lalu Lampung:
Data spasial
lintas di Kota a. Jalan Teuku Umar
dan observasi
Bandar b. Jalan Antasari
Lampung c. Jalan Kartini
Kemacetan d. Jalan ZA. Pagar
Lalu Lintas Alam
Mengetahui penyebab
Penyebab kemacetan di Kota
kemacetan lalu Bandar Lampung: Observasi
lintas di Kota a. Hambatan samping dan
Bandar b. Faktor cuaca wawancara
Lampung c. Faktor manusia

1.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan yaitu:
1. Peneliti sendiri, artinya peneliti sebagai instrumen pengamat yang
melakukan pengamatan dan mencatat fenomena yang terjadi.
2. Catatan lapangan, yaitu berupa catatan-catatan yang dipergunakan
untuk mencatat selama peneliti melakukan observasi dan wawancara.
3. Software ArcMap 10.8 untuk membuat peta titik kemacetan lalu lintas
di Kota Bandarlampung.
4. GPS Essential untuk mendapatkan titik koordinat lokasi kemacetan
lalu lintas di Kota Bandarlampung.

4.7 Teknik Pengumpulan Data


16

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,


yaitu:
1. Teknik Observasi
Sugiyono (2019) mendefinisikan observasi sebagai teknik
pengumpulan data yang tidak terbatas berkomunikasi dengan orang,
tetapi juga objek-objek alam lainnya dan digunakan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar. Observasi dilakukan secara langsung
pada 4 ruas jalan di Kota Bandarlampung yang memiliki potensi
terjadinya kemacetan lalu lintas untuk mengetahui lokasi titik
kemacetan lalu lintas dan factor yang menyebabkan terjadinya
kemacetan lalu lintas tersebut.

2. Teknik Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2019), dokumentasi adalah sebuah cara untuk
memperoleh informasi dan data dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
bisa mendukung sebuah penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan
cara mendokumentasikan kejadian kemacetan lalu lintas di Kota
Bandarlampung.

3. Teknik Wawancara
Menurut Sugiyono (2019), wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data bagi peneliti yang ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Wawancara dilakukan terhadap pengguna jalan untuk
mengetahui penyebab kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan
Kota Bandarlampung.

4.8 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
spatial analysis. Menurut Sonya Dewi, dkk (2018), analisis spasial atau
17

spatial analysis adalah suatu teknik analisis data geografis berdasarkan


distribusi spasial objek-objek geografis. Analisis spasial merupakan bagian
dari sistem informasi geografi (SIG). Teknik analisis spasial dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui sebaran lokasi kemacetan lalu lintas
beserta dengan tingkat kemacetan yang terjadi. Analisis spasial yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan GPS Essential untuk
mengetahui titik koordinat lokasi kemacetan lalu lintas. Melalui GPS
Essential dapat diketahui letak kemacetan lalu lintas berdasarkan titik
koordinatnya (letak absolut).

4.9 Tahapan Penelitian


Tahap-tahap penelitian metode deskriptif dengan teknik spasial analysis
yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memilih subjek penelitian, yaitu kemacetan lalu lintas di Kota
Bandarlampung.
2. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk
dipecahkan melalui metode deskriptif dengan teknik spasial
analysis menggunakan GPS Essential.
3. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
4. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
5. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
6. Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis
penelitian.
7. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan.
8. Menganalisis data yang diperoleh dengan melakukan analisis
spasial, yaitu menggunakan GPS Essential untuk mengetahui titik
koordinat lokasi kemacetan lalu lintas di Kota Bandarlampung.
9. Interpretasi data dan membuat laporan penelitian.
18

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Anisah. (2018). Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya.


Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Jumlah Kendaraan Bermotor Provinsi


Lampung Tahun 2022. Bandarlampung: Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung.

Mahardika, Muhammad Rizqan Agustiandy, Dkk. (2016). Pemodelan Spasial


Tingkat Kerawanan Kemacetan Lalu Lintas di Ruas Jalan Kolektor
Sekunder Kelurahan Terban Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.

Margareth, Melisa, Papia J.C. Franklin, Dan Fela Warouw. (2018). Studi
Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan. Hal 90.

Perwira, Satrio Agung, dkk. (2019). Identifikasi Area Berpotensi Macet di


Kawasan Pendidikan Jl. Z.A. Pagar Alam Bandarlampung. Jurnal
Arsitektur. Vol 9(2), 27.

Ruswanda, Reza Firdian, dkk. (2018). Pemetaan Titik Kemacetan Lalu Lintas
Menggunakan Sistem Informasi Geografi Pada Tahun 2018.
Bandarlampung: FKIP Universitas Lampung.
19

Anda mungkin juga menyukai