Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dann
karunia-Nya, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dann kemauan sehingga
penulisdapatmenyelesaikan usulan penelitian dengan judul “Evaluasi Pengelolaan
Lanskap Jalur Sepeda di kawasan Renon, Denpasar Bali” yang merupakan salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana padan Progam Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Udanyana.
Penulis
ii
DANFTAR ISI
Halaman
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN PUSTAKA
iii
3.3.3.1 Analisis Spasial ....................................................................................... 27
3.3.3.2 Analisis Deskriptif .................................................................................. 27
3.3.3.3 Analisis Data dengan Menggunakan SWOT ........................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Nomor
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Nomor
vi
I PENDAHULUAN
perkotaan berdanmpak padan beberapa aspek seperti tingkat kemacetan yang tinggi
Umumnya masyarakat Kota memilih untuk mengendanrai motor atau mobil pribadi
daripadan bersepeda.
jaman dahulu. Berdasarkan data Komunitas Sepeda Indonesia (2011), jumlah anggota
oleh bertambahnya jumlah kendanraan bermotor, hal ini juga diakibatkan oleh
hilangnya rasa aman dann nyaman pengguna sepeda. Pengguna sepeda belum
Sebagaimana kita ketahui bahwa Renon adanlah kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi
Bali. Di kawasan Renon inilah Kantor Gubernur Bali berada. Selain Kantor Gubernur,
di kawasan Renon banyak terdapat Kantor administratif dann Kantor konsulat negara
lain. Di kawasan ini pula terdapat objek wisata yang vital seperti Monumen Bajra
1
2
Sandhi yang berdiri di lapangan Niti Mandanla Renon. Kawasan Niti Mandanla Renon
dengan lapangannya yang sangat hijau, setiap hari digunakan oleh masyarakat Kota
Denpasar sebagai tempat untuk berolahraga seperti joging dann bermain sepakbola.
Permasalahan yang terlihat yakni dibeberapa ruas jalan yang lain, marka jalan
sebagai batas pengguna sepeda tidak terlihat lagi. Sehingga dapat dikatakan belum
adannya konsistensi penggunaan rambu-rambu dann marka jalan yang jelas sebagai
acuan pengguna sepeda. Evaluasi ini didansarkan padan penertiban dann estetika
kawasan Renon khususnya terkait dengan area pengguna sepeda, apalagi kawasan
Renon yang notabene sebagai jantung Kota Denpasar, pusat pemerintahan, tempat
upacara persembahyangan dann tempat wisata yang telah dikenal bukan hanya oleh
wisatawan domestik tapi juga wisatawan manca negara seperti Jepang, Korea dann
China. Kebutuhan ruang bagi pengguna sepeda ini harus didukung dengan adannya
jalur khusus sepeda yang menunjang keamanan bagi para pengguna sepeda di jalan.
aktivitas bersepeda ke tempat tujuan seperti sekolah, kampus, dann tempat kerja.
Kawasan Renon sudanh mempunyai area untuk pengguna sepeda. Setiap hari,
yang tinggi serta marka jalan yang kurang menjadi faktor utama penyebab mengapa
Kawasan Renon untuk pagi hari hanya pelajar yang akan bersekolah di area terdekat.
2
3
Renon memang banyak terlihat ketika hari sabtu dan minggu dalam acara Car Free
Dany. Aktivitas yang sering dilakukan di Kawasan Renon selain bersepeda yakni jalan
pagi serta banyaknya pedangang yang berjualan di sekitar Lapangan Puputan Renon
tersebut. Melihat permasalahan yang telah terjadi maka peneliti akan melakukan
Evaluasi Pengelolaan Lanskap Jalur Sepeda di kawasan Renon, evaluasi ini diangkat
Renon?
sepeda di Renon?
3
4
Renon.
sepeda di Renon.
Gaya hidup bersepeda sebagai implementasi konsep green harus dijaga agar
tidak menjadi tren yang semakin lama semakin meredup. Perlu penyediaan fasilitas
penunjang yang dapat memberikan rasa aman dann nyaman dalam bersepeda. Kawasan
4
5
pengguna sepeda berupa jalur khusus sepeda. Butuh evaluasi untuk mengetahui
efektifitas dari fisik, sosial, dann pengelolaan. Sehingga menghasilkan suatu strategi
Kota Denapasar
Analisis S.W.O.T
5
II TINJAUAN PUSTAKA
Eco - City merupakan suatu kota ekologis yang sehat (Register, 1987). Kota
gangguan kesehatan. Konsep ini menekankan adannya ketergantungan secara fisik dari
Ruang hijau di Eco - City dipertahankan dan transportasi lebih berkaitan dengan
jalan setapak dann jalan sepeda. Transportasi merupakan salah satu masalah yang
paling sulit untuk dipecahkan. Masyarakat masih sangat tergantung padan bahan bakar
transportasi berkelanjutan untuk masa depan. Kunci dalam mewujudkan kota yang
lainnya saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan mengubah penggunaan mobil
dengan menempatkan orang-orang, pekerjaan dann fasilitas dekat satu sama lain,
6
7
Kota hijau dapat dipahami sebagai kota yang ramah lingkungan dengan
memanfaatkan secara efektif dann efisien sumber danya air dann energi, mengurangi
Richard (1987) dalam Departemen Pekerjaan Umum [DPU (2011)} mengatakan, kota
buangan limbah, percemaran udanra dann pencemaran air. Kota hijau adanlah kota
yang dibangun dengan menjaga dann memupuk aset - aset kota-wilayah, seperti aset
kehidupan budanya, kreativitas dann intelektual, karunia sumber danya alam, serta
Menurut DPU (2011), kota hijau merupakan kota yang dibangun dengan tidak
dann mitigasi. Kota hijau adanlah kota yang ramah lingkungan yang dibangun
7
8
dimensi tata kelolanya, termasuk kepemimpinan dann kelembagaan kota yang mantap
(DPU, 2013).
2. Pewujudan kualitas, kuantitas dann jejaring rth perkotaan (green open space),
water),
energy), serta
Jalur sepeda adanlah jalur yang khusus diperuntukkan untuk lalu lintas
pengendara sepeda, dipisah dari lalu lintas kendanraan bermotor yang bertujuan untuk
8
9
of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) 1991 (disusun oleh satuan
tugas padan desain geometris AASHTO), dikenal beberapa istilah dalam kegiatan
bersepeda di antaranya:
1. Sepeda
Adanlah semua kendanraan yang didorong oleh tenaga manusia saat dia
menaikinya dann memiliki dua rodan tandem. Istilah “sepeda” ini juga
untuk anak-anak.
2. Fasilitas bersepeda
penyimpanan, dann berbagi jalan untuk jalan yang didesain tidak khusus untuk
sepeda.
3. Jalur sepeda
Adanlah bagian dari jalan yang sudanh didesain dengan striping, penandan
rute arah dann informasi yang sesuai, dengan atau tanpa nomor rute sepeda
tertentu. Rute Sepeda harus dibuat rute yang berlanjut, tetapi bisa juga
9
10
5. Jalan sepeda
Adanlah istilah umum untuk setiap jalan raya, jalan kecil, trotoar, atau jalan
yang didesain khusus untuk pengguna sepeda, terlepas dari apakah fasilitas
(Harris Dann Dines, 1998), terdapat empat jenis jalur sepeda/ jalan khusus sepeda yang
antaranya:
1. Bicycle path:` merupakan bagian kanan atau kiri jalan dengan perlengkapan
yang terpisah.
2. Bicycle lane: bagian dari jalan namun dipisahkan oleh tandan atau strip yang
bertekstur.
Bicycle path atau jalan kecil untuk sepeda adanlah sebuah jalur sepeda yang
secara fisik dipisahkan dari lalu lintas kendanraan bermotor,dapat terletak di bahu
kanan atau kiri jalan raya. Jalur sepeda ini harus memiliki minimal cross flow
10
11
koneksi antara dua cul-de-sac jalan) atau dengan menyediakan akses sepeda ke
Lebar minimum untuk bicycle path yang diaspal untuk jalur sepeda dua arah adanlah
2,4 meter. Sedanngkan untuk jalur sepeda yang satu arah adanlah 1,5 meter. Minimal
0,6 meter ruang yang harus disediakan berdekatan dengan trotoar. Untuk jalur yang
lebarnya satu meter, harus dilakukan pembersihan dari tiang, pohon, dinding pagar,
pagar, atau penghalang lateral yang lainnya. Jalur yang lebih luas jugadapatberfungsi
sebagai jalur joging. Kecepatan minimum untuk sepeda padan jalur ini adanlah 40
km/jam. Struktur Perkerasan jalur sepeda harus dirancang dengan cara yang sama
seperti padan jalan raya, dengan pertimbangan kepadan kualitas dann beban tanah
Bicycle lane atau jalur sepeda dimaksudkan untuk meningkatkan aliran tertib
lalu lintas dengan menetapkan garis tertentu antara danerah untuk sepeda dann danerah
untuk kendanraan bermotor. Jalur ini ditunjang oleh tandan-tandan jalur sepeda dann
tandan-tandan trotoar. Jenis dari Bicycle lane di antaranya adanlah jalur sepeda
berwana dann jalur sepeda yang hanya dipisahkan oleh garis marka jalan dann simbol
sepeda (Gambar 2.1). Jalur sepeda dapat sangat berguna bagi pengendara
berpengalaman dann tidak berpengalaman. Pengendara sepeda pada jalur ini cenderung
untuk melakukan perjalanan padan kecepatan yang lebih rendanh (AASHTO, 1991).
11
12
Jalur sepeda satu arah sebaiknya tidak dibangun kecuali jelas menunjukkan
arah perjalanan dann jalur paralel dalam arah yang berlawanan jelas ditandani serta
mudanh dicapai. Jalur sepeda dua arah harus memiliki lebar minimal 3 meter.
terdapat jalan yang curam. Tepi jalan yang sempit akan cepat menurun kualitasnya oleh
sepeda tersebut.
12
13
Jenis jalur sepeda lainnya adanlah jalur alami, yaitu jalur dengan permukaan
(FHWA), padan jalan dua arah, jalur sepeda selalu terletak padan masing-masing sisi
jalan. Apabila terdapat dua arah jalur sepeda padan satu sisi jalan akan menimbulkan
Jalur sepeda perlu ditunjang oleh sarana dann prasarana yang baik untuk
memfasilitasi pengguna sepeda. Sarana dann prasarana seperti jalur sepeda yang baik,
tempat parkir, dann sebagainya. Material untuk jalur sepeda yang baik harus mampu
bertahan dari cuaca panas maupun hujan agar tetap terjaga dari lumut. Signage untuk
jalur khusus sepeda juga dibutuhkan untuk menambah keamanan pengendara sepeda.
sepanjang jalur sepeda. Selain itu, simbol ini juga berfungsi untuk meningkatkan
pengguna sepeda. Garis marka jalan digunakan untuk membatasi antara jalur sepeda
dengan jalan kendanraan bermotor. Garis ini juga berfungsi sebagai refleksi cahaya
padan sore atau malam hari. London Cycling Design Standar membagi papan penunjuk
dilaksanakan;
13
14
2. warning and informatory, papan petunjuk arah dann garis marka jalan yang
Tempat parkir yang kurang aman dapat membuat pengguna sepeda malas untuk
bersepeda. Ukuran dari tempat parkir harus memperhatikan ukuran standanr dari
sepeda. Menurut Neufert (2002), ukuran dari kendanraan sepeda adanlah panjang 1,70
cm, lebar 60 cm, dann tinggi 1,05 cm. Terdapat tiga jenis tempat parkir, diantaranya
adanlah rak sepeda, bollard, dann loker sepeda (Gambar 3). Rak sepeda adanlah tempat
parkir sepeda yang aman danndapatdipasang di berbagai lokasi. Rak sepeda harus
harus mampu menunjang sepeda dengan frame yang tegak di dua tempat untuk
mencegah sepeda jatuh dann memungkinkan frame sepeda dann satu atau dua rodan
sepeda untuk dikunci. Loker sepeda memiliki bentuk yang paling besar dibanding jenis
parkir sepeda lainnya karena memuat sepeda dengan cara dimasukkan ke dalam loker
14
15
tempat-tempat seperti rumah sakit, sekolah, stasiun, tempat kerja, dann tempat lainnya
Parkir sepeda akan aman apabila terletak dekat dengan pintu masuk bangunan,
karena mengurangi risiko kerusakan atau kehilangan sepeda. Lokasi parkir sepeda
15
16
piknik, lapan
yang baik
mengganggu pergerakan
ruang parkir
16
17
Fasilitas parkir di tempat-tempat seperti stasiun transit dan taman kota. Fasilitasnya
Biasanya terletak padan lokasi perpustakaan umum, tempat rekreasi dan pusat
kota atau jalan-jalan umum. Parkir jangka pendek harus nyaman dan dekat pintu masuk
Parkir sepeda dapat menjadi penghalang bagi pejalan kaki. Tempat parkir
sepeda harus dibangun dari bahan yang kokoh dan sulit untuk membongkar, mereka
harus memberikan kesempatan untuk mengunci kedua frame dan rodan sepeda dengan
kunci tipe U-lock serta kunci dari rantai kombinasi. Loker sepeda harus dibangun dari
bahan tahan lama tidak mudanh rusak oleh vandanlisme dan cuaca (AASHTO, 1991).
Parkir sepeda dapat dalam bentuk rak sepeda atau loker sepeda. Loker sepeda
Cycling Design Standanrds jenis parker yang umum adanlah Sheffield Stand.
Bentuknya berupa huruf “U” terbalik atau “Universal”. Jarak antara tempat parkir
adanlah 1200 mm untuk dua sisi parkir, untuk ruang yang terbatas, jaraknya adanlah
1000 mm. Perawatan harus diberikan dalam memilih lokasi rak, loker dan fasilitas
sepeda lain untuk membantu memastikan bahwa sepeda tidak akan rusak oleh
17
18
kendanraan bermotor, dicuri, dirusak, dll. Fasilitas parkir sepeda tidak boleh
mengganggu aliran pejalan kaki dan harus memberikan akses yang mudanh untuk
Ruang terbuka hijau adanlah ruang terbuka yang pemanfaatannya lebih bersifat
pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah atau budidanya. Ruang
Terbuka Hijau dinyatakan sebagai ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih
luas, baik dalam bentuk taman kota, taman kampus, taman rumah, jalur hijau, hutan
manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendanpatkan
bahan-bahan untuk dijual (kayu, danun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar),
keinginan dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible)
seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati (DPU,
2009). Koridor hijau jalan yang beradan di kanan kiri jalan dengan pepohonan di
dalamnya akan memberikan kesan asri bagi jalan tersebut dan memberikan kesan
teduh. Koridor hijau jalan dengan pepohonan akan meberikan kesejukan bagi pengguna
18
19
Menurut Arifin dan Arifin (2005), Pengelolaan lanskap adanlah upaya terpadu
manusia dan makhluk hidup lainnya. Menurut segi pengelolaan adanlah upaya
pengelolaan yang terstruktur dalam organisasi, tenaga kerja, jadwal, ketersediaan alat
dan bahan, dan pendanaan. Secara teknis, dibutuhkan personel untuk menjalankan
berkelanjutan adanlah cara menggunakan sumber danya alam yang adan baik
dalamnya sehingga dapat terus bermanfaat bagi generasi yang akan datang (Arifin dan
Arifin 2005).
Dalam sisi lanskap, peran arsitek lanskap sebagai seorang ahli lingkungan baik
19
20
biaya.
Kegiatan dalam pengelolaan lanskap itu menjaga lanskap agar tetap nyaman,
bersih dan menarik, baik dalam maupun luar guna melindungi dan meningkatkan
fungsi dan estetika dari suatu lanskap. Fungsi dari pengelolaan lanskap adanlah sebagai
lingkungan.
teknik pemeliharaan yang baik dan peralatan yang memadani. Oleh karena itu,
mengetahui jenis peralatan yang digunakan, fungsi dan cara kerjanya (Arifin dan
Arifin, 2005). Rencana pengelolaan berisi tentang struktur organisasi, alat dan bahan,
jadwal pengelolaan, tenaga kerja, dan rencana anggaran biaya. Pengelolaan permukaan
perkerasan jalur khusus sepeda yang sesuai standanr sangat penting untuk menarik
20
III. METODOLOGI PENELITIAN
penelitian tersebut dapat dilihat padan gambar dibawah ini (gambar 3.1). Adapun
waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 4 bulan, dari bulan Juli 2018 sampai
21
22
Renon, survey sheet, dan kuisioner. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain:
3 Software untuk mengolah data dan gambar seperti AutoCAD 2012, Adobe
22
23
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei,
yakni penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengamati secara langsung jalur
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti melalui metode
merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber pustaka, dokumen – dokumen
yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder yang
digunakan seperti buku – buku, jurnal ilmiah, skripsi, data dari instansi terkait.
Data yang dikumpulkan oleh peniliti dapat dilihat dalam tabel 3.2 berikut
23
24
Metode
Jenis
No Aspek Sumber Data Pengumpulan
Data Analisis Data
Data
1. Aspek Fisik Dan Biofisik
a. Kondisi Jalur Sepeda Primer Dinas Wawancara Deskriptif dan Analisis
Perhubungan SWOT
2. Aspek Teknik
a. Pengelolaan Jalur Sepeda Primer Dinas Wawancara Deskriptif
di Kawasan Renon. Perhubungan
b. Pengukuran Jalur sepeda Primer Observasi Observasi Deskriptif
3. Aspek Sejarah
Latar Belakang Jalur Sepeda Primer Dnas Wawancara Deskriptif
di Kawasan Renon. Perhubungan
24
25
pustaka.
3.3.2.1. Observasi
dilapangan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai aspek biofisik pada jalur
25
26
3.3.2.2. Kuisioner
sepeda di Kawasan Renon, karena asumsi distribusi normal saat perhitungan ketika
merupakan metode yang tidak memeberikan kesempatan yang sama bagi semua
pengguna untuk dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan adalah purposive
sanpling, yakni teknik penentuan sampel yang sengaja dipilih peneliti berdasarkan
3.3.2.3. Wawancara
26
27
wawancara ini yaitu untuk mengetahui kondisi jalur sepeda, penunjang jalur sepeda,
untuk memperoleh informasi melaui sumber pustaka sebagai acuan seperti buku,
jurnal, makalah, dan media internet lain terkait obyek penelitian. Data yang
dikumpulkan untuk menunjang penelitian ini meliputi data aspek fisik dan biofisik,
aspek sosisal dan ekonomi berkaitan dengan lanskap jalur sepeda di Kawasan Renon.
Metode analisis data menurut Silalahi (2006) meliputi tahap pengelohan data
hasil observasi kuisioner, dan wawancara. Metode yang digunakan adalah analisis
yang berlaku untuk umum. Tujuan analisis deskriptif ini adalah untuk membuat
27
28
deskripsi, gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta –fakta, sifat
pemecahan masalah dari obyek penelitian berdasarkan hasil analisis data dengan
analisis spasial, analisis SWOT, dan analisis deskriptif. Tujuan sintesis adalah untuk
menemukan solusi dari permasalah yang terdapat pada Kawasan Jalur Sepeda Renon.
Tahap ini merupakan tahap di mana dilakukan pengolahan dan penyusunan data
yang telah terkumpul dari hasil survey untuk memperoleh informasi tentang:
Dari analisis SWOT akan dihasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan
mengatasi ancaman;
28
29
4. WT, yaitu strategi yang didansarkan padan kegiatan yang bersifat defensif
ancaman.
berikut:
Penilaian faktor internal (IFE) adanlah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendanftarkan semua kekuatan dan
hubungan antara area-area tersebut. Penilaian faktor eksternal (EFE) adanlah untuk
mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara
29
30
dahulu ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi
nilai berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 3.3). Khusus untuk faktor internal
kekuatan, tingkat kepentingan harus diberi nilai 3 atau 4, dan faktor internal kelemahan,
1 Tidak penting
2 Kurang penting
3 Penting
4 Sangat penting
strategis internal dan eksternal kepadan pihak pengelola. Metode tersebut digunakan
untuk memberikan penilaian terhadanp bobot setiap faktor penentu internal dan
30
31
Total
Total
nilai peringkat berskala 1-4 terhadanp masing-masing faktor strategis yang dimiliki
1 Sangat lemah
2 Lemah
3 Kuat
4 Sangat kuat
31
32
Total skor pembobotan berkisar antara 1 - 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor
sedangkan jika beradan di atas 2,5 maka dinyatakan kondisi internal kuat, Demikian
juga total pembobotan EFE, jika dibawah 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal
lemah dan jika di atas 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal kuat (Danvid, 2008)
Kekuatan
1.
Kelemahan
32
33
1.
Total
Peluang
1.
Ancaman
1.
Total
33
34
Eksternal
Oppurtunity Threats
Internal
kelemahan kelemahan
Penelitian ini dilakukan di Kawasan lansekap Jalur Sepeda Renon dengan ruang
lingkup pengelolaan lansekap yang diterapkan pada jalur sepeda Renon, hasil evaluasi
pengelolaan lansekap yang diterapkan pada jalur sepeda Renon dan usaha yang
jalur sepeda di kawasan Renon berdasarkan evaluasi terhada pengelolaan yang ada.
Tahap studi dilakukan dengan pengumpulan data, analisis dan sintesis Kawasan jalur
sepeda di Renon.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arifin H.S. 2009. Diktat Kuliah Pengelolaan Lanskap. Institut Pertanian Bogor.
151 hlm.
Arifin H.S dan Arifin N.H.S. 2005. Pemeliharaan Taman. Cetakan VII edisi revisi.
Penebar Swadanya, Jakarta. 169 hlm.
Arifin H.S, 2011. Konsep Kota Hijau-Kota Ekologis-Kota yang Berkelanjutan dan
Implementasinya di Indonesia. Green City 2011 Workshop Perundang-undangan
Bidang Penataan Ruang dan Konsep Rencana Aksi Kota Hijau Bogor: Faculty of
Agriculture, Bogor Agricultural University.
Caltrans Highway Design Manual. 2006. Bikeway Planning and Design Chapter 1000
[pdf]. 13 hlm (http://www.dot.ca.gov/hq/oppd/hdm/pdf/chp1000.pdf, diakses
tanggal 24 Oktober 2017)
Danvid F.R. 2008. Manajemen Strategi ke-10. Terjemahan Oleh Budi S. Strategic
Management: Concepts and Cases, 10th ed. Jakarta: Salemba Empat.
Neufert, Ernst (2002). Data Arsitek Jilid 2. Trans Sunarto Tjahjadi dan Ferryyanto
Chaidir. Jakarta : Erlangga.
Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedanh Kasus Bisnis: reorientasi konsep
perencanaan strategi untuk menghadanpi abad 21. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Register R. 1987. Ecocity Berkeley: Building Cities For A Healthy Future. Berkeley,
California: North Atlantic Books.
Tugaswati Tri. Emisi Gas Buang Kendanran Bermotor dan Danmpaknya Terhadanp
Kesehatan [pdf]. (http://www.kpbb.orgdownload/Emisi%20Gas%20
Buang%20Bermotor%20%&%20Danmpaknya%20Terhadanp%20Kesehatan
.pdf, diakses tanggal 7 Juli 2012)
[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. 2009. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Pembentuk
Utama Kota Taman. Jakarta: Direktorat Jendral Penataan Ruang.
[AASHTO] American Association of State Highway and Transportation Officials.
1991. Guide for the Development of Bicycle Facilities [pdf].
(www.sccrtc.org/bikes/AASHTO_1999_BikeBook.pdf, diakses tanggal 3 April
2011)
22