Penulis:
Margareth Evelyn Bolla
ISBN: 9-786026-478054
Editor:
Jackson J. A. Tunliu
Penerbit:
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Redaksi:
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas terselesaikannya
buku dengan judul “Menyusun Database Ruas Jalan Rawan Kecelakaan
Lalu Lintas Berbasis Sistem Informasi Geografis”. Buku ini membahas
tentang analisis lokasi rawan kecelakaan, penyusunan database
kecelakaan berbasis SIG, serta pelaksanaan audit keselamatan jalan dan
analisis besar kebutuhan biaya penanganan pada lokasi rawan kecelakaan.
Buku ini diharapkan dapat berguna dalam rangka pengembangan
keilmuan khususnya di bidang keselamatan lalu lintas jalan dan untuk
memberikan kontribusi bagi keselamatan berlalu lintas di jalan raya. Selain
itu, buku ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dan buku ajar
bagi para mahasiswa yang berkaitan dengan bidang transportasi.
Buku ini dapat terselesaikan atas dukungan berbagai pihak, untuk
itu disampaikan terima kasih kepada Direktorat Jendral Penguatan Riset
dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di bidang
keselamatan jalan, juga untuk dukungan dari rekan-rekan sejawat pada
jurusan Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana, Kupang. Secara khusus
terima kasih disampaikan kepada Ronel V.S Weo, ST yang telah banyak
membantu dalam penyusunan program, Roderikus Elsami, ST atas
bantuannya dalam pengumpulan data, serta kepada Januario J. Djami
Bara, ST yang membantu dalam pelaksanaan audit keselamatan jalan.
Disadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segala
bentuk kritik dan saran dalam rangka memperbaiki serta meningkatkan
kualitas buku ini sangat diharapkan.
iii
Daftar isi
Prakata ................................................................................................ ii
iv
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................... 26
5.2. Hasil Pengumpulan Data .................................................... 27
5.2.1. Hasil Pengumpulan Data Sekunder ......................... 27
5.2.2. Hasil Survei Geometrik Jalan ................................... 29
5.2.3. Hasil Survei GPS (Global Position System) ............. 31
5.3. Hasil Penyusunan Data Spasial berbasis SIG (Sistem
Informasi Geografis) ........................................................... 32
5.4. Hasil Analisis Data Kecelakaan .......................................... 37
5.4.1. Pembobotan Nilai Kecelakaan ................................. 38
5.4.2. Perhitungan Nilai APW (Accident Point Weightage) 41
5.4.3. Perhitungan Nilai Kecelakaan Rata Rata ................ 43
5.4.4. Perhitungan Nilai UCL (Upper Control Limit) ........... 46
5.5. Penyusunan Database Kecelakaan Berbasis SIG (Sistem
Informasi Geografis) ........................................................... 47
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
tahun 2015. Hal yang sama, kerugian materi pun meningkat dari Rp
237.250.000 menjadi Rp 425.900.000 di tahun 2015.
Data-data tersebut menunjukkan perlu adanya upaya serius dan
menyeluruh untuk mengurangi jumlah kecelakaan karena masih banyak
masyarakat yang mengganggap kecelakaan sebagai faktor nasib. Sebagai
langkah awal pengurangan jumlah kecelakaan diperlukan identifikasi lokasi
rawan kecelakaan. Menurut Ausroads (1992), penentuan lokasi rawan
kecelakaan idealnya memperhitungkan data historis, namun hingga saat
ini belum tersedia data sistematis lokasi rawan kecelakaan di Kota
Kupang. Selain itu data kecelakaan lalulintas di Kepolisian Resort Kupang
Kota masih dalam bentuk dokumen tertulis, sehingga perlu dibuatkan
pangkalan data (database) untuk memudahkan dalam pengelolaan
maupun pencarian data kecelakaan.
Pangkalan data berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) telah
banyak dipergunakan dalam mempermudah kinerja pemegang kebijakan.
SIG merupakan suatu sistem yang berbasis geografis spasial di muka
bumi, dimana pangkalan data berbasis SIG ini mampu melakukan
pengolahan data sekaligus analisis spasial lanjutan.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penyusunan
pangkalan data kecelakaan lalulintas berbasis SIG yang informatif dan
mampu mengakomodasi kebutuhan para pemegang kebijakan untuk
mengambil keputusan yang lebih cepat dan akurat dalam meminimalkan
angka kecelakaan yang terjadi, serta penyusunan program penanganan
lokasi rawan kecelakaan lalulintas.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengumpulkan dan
mengkompilasi data kecelakaan serta melakukan survey lapangan untuk
menentukan koordinat dan kondisi geometrik lokasi kecelakaan. Data-data
yang dikumpulkan tersebut kemudian dianalisis untuk menghitung angka
kecelakaan dan disusun dalam suatu pangkalan data berbasis SIG.
Selanjutnya pangkalan data berbasis SIG tersebut diolah untuk dapat
menyediakan informasi spasial jaringan jalan, karakteristik ruas jalan,
2
jumlah dan lokasi kecelakaan, besar angka kecelakaan serta melakukan
analisis penentuan lokasi rawan kecelakaan. Pangkalan data ini juga
dilengkapi dengan data gambar (foto) yang memudahkan pengguna
(user) untuk mengidentifikasi lokasi yang dimaksud.
Setelah diketahui lokasi-lokasi rawan kecelakaan dan kondisi
geometriknya maka dapat disusun suatu program penanganan yang tepat
sasaran dan terukur. Untuk itu maka pangkalan data ini kedepannya juga
kemudian akan diperlengkapi dengan data program penanganan lokasi
rawan kecelakaan yang akan, sedang atau telah dilakukan oleh dinas
terkait, serta sejauh mana pelaksanaan program tersebut mampu
mengurangi jumlah kecelakaan yang terjadi. Hal ini penting karena
merupakan tolak ukur keberhasilan program penanganan yang dilakukan.
3
BAB II
SISTEM LALU LINTAS JALAN
Sistem Pergerakan
(Traffic)
4
volume dan kecepatan, serta karakteristik geometrik jalan seperti lajur,
bahu, dan median.
n
Q .................................................................................(2.1)
T
Dengan :
5
Tabel 2.1. Emp Untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi
Tabel 2.2. Emp untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu - Arah
2.2. Kecepatan
Kecepatan suatu kendaraan didefinisikan sebagai perbandingan
antara jarak yang ditempuh dengan waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak tersebut (Morlok, 1984). Sedangkan menurut Hobbs
(1995), kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan
dengan suatu satuan kilometer/jam, terbagi menjadi tiga jenis kecepatan:
6
2. Kecepatan bergerak (running speet), adalah kecepatan kendaraan
rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat
dengan membagi panjang jalur dengan lama waktu kendaraan
bergerak menempuh jalur tersebut.
3. Kecepatan perjalanan (journey speed), adalah kecepatan efektif
kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, dan
merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi
kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan, termasuk waktu berhenti
yang ditimbulkan oleh hambatan (tundaaN) lalu lintas.
V = L/TT ………………………………………………………………………..…(2.2)
Dengan :
7
darurat, tempat pejalan kaki, dan pergerakan kendaraan dengan
kecepatan rendah.
3. Median, suatu bangunan dengan luasan tertentu yang berfungsi
untuk memisahkan arah pergerakan kendaraan pada suatu segmen
jalan.
8
BAB III
KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN
9
2. Korban luka berat (seriously injured) yaitu korban kecelakaan yang
karena luka-lukanya menderita cacat tetap1 atau harus dirawat
dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan, dan
3. Korban luka ringan (slightly injured) yaitu korban kecelakaan yang
tidak mengalam dua hal yang telah disebutkan pada defisini korban
mati dan korban luka berat.
1
Cacat tetap yaitu jika sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan
tidak dapat sembuh/pulih untuk selama-lamanya.
10
ini kurang lebih sebesar 92%, di mana untuk pengemudi saja sebesar
64%, interaksi pengemudi dengan 4-faktor lainnya 28%, dan sisanya 8%
adalah akibat 4-faktor lainnya (non-pengemudi). 5-faktor tersebut di atas
diuraikan sebagai berikut:
11
(Taylor et al, 2002). Di Australia (Austroads, 2005), kecelakaan
tertinggi (41%) terjadi pada ruas jalan dengan batas kecepatan
(speed limit) di atas 80 km/jam, 21% pada ruas jalan dengan batas
kecepatan antara 60-79 km/jam, sisanya pada batas kecepatan
yang lain. Penurunan kecepatan kendaraan 5km/jam telah
menurunkan tingkat kecelakaan dengan luka serius sebesar 27%,
dan penurunan sebesar 40% apabila kecepatan rata-rata turun
10km/jam (ATC, 2005). Di Swedia (NSRS, 2002), 200 orang
meninggal setiap tahun akibat kecelakaan pada ruas jalan dengan
batas kecepatan 90 km/jam, 140 orang dan 120 orang meninggal
pada ruas jalan dengan batas kecepatan masing-masing 70km/jam
dan 50 km/jam.
3. Faktor jalan, terdiri atas 3 (tiga) komponen utama yaitu struktur
perkerasan, drainase jalan, serta geometrik jalan. Sifat-sifat dan
kondisi jalan sangat berpengaruh sebagai penyebab kecelakaan
lalulintas. Banyak hal yang masih harus dibenahi antara lain kondisi
geometrik dan perkerasan jalan yang tidak baik, ditinjau dari sisi
pengoperasian maupun keselamatan lalulintas, serta tidak adanya
rambu dan marka yang memadai. Disisi lain, berbeda dengan faktor
manusia, faktor lalulintas dan jalan merupakan faktor yang lebih
mudah dikontrol untuk menciptakan nilai keselamatan yang tinggi,
dan untuk mengeliminir kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang
umum dilakukan oleh para pemakai jalan (Bolla, 2010). Faktor jalan
berkait dengan kualitas jalan, dalam hal ini adalah kualitas fisik
(memenuhi persyaratan teknis), kualitas kenyamanan/kerataan
(riding quality) serta kelengkapan jalan dan pengaturannya (marka,
median, rambu, lampu lalu lintas dll).
Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor jalan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Kecelakaan lalulintas yang disebabkan oleh perkerasan jalan,
yaitu lebar perkerasan yang tidak memenuhi syarat, permukaan
12
jalan yang licin dan bergelombang, serta permukaan jalan yang
berlubang.
13
d. Kecelakaan lalulintas yang disebabkan oleh penerangan jalan yaitu
tidak adanya lampu penerangan jalan pada malam hari dan lampu
penerangan jalan yang rusak dan tidak diganti.
Gambar 3.4 Contoh Jalan Gelap dan Lampu Penerangan Jalan Rusak
14
jalan termasuk membangun lajur khusus tanjakan untuk kendaraan
berat (hill climbing lanes) telah menurunkan angka kecelakaan di
lokasi studi sebesar 50%, pelebaran bahu jalan menurunkan angka
kecelakaan rata-rata 15%, selanjutnya, kanalisasi menggunakan
pulau-pulau jalan telah menurunkan angka kecelakaan di
persimpangan rata-rata sebesar 40%. Pemasangan median
(pemisah jalur) dengan desain yang benar dan perawatan yang
baik telah menurunkan angka kecelakaan sebesar 40%. Di
Australia, pemasangan lampu pengatur lalu lintas di persimpangan
telah menurunkan angka kecelakaan sebesar 32%, untuk California
menurunkan angka kecelakaan 39%, sedangkan Detroit
menurunkan angka kecelakaan 47% (Golias, 1997). Penyimpangan
dari standar perencanaan dan kriteria perencanaan jalan bagi suatu
ruas jalan hanya akan mengakibatkan turunnya nilai aman ruas
jalan tersebut. Bila dalam pelaksanaan terpaksa menyimpang dari
ketentuan standar, maka informasi atas rawan kecelakaan harus
segera dipasang sebelum suatu jalan dibuka untuk umum. Selain
itu pada lokasi rawan harus diberi informasi yang jelas mengenai
kondisi jalan tersebut sehingga pengemudi mengetahui kondisi
sekitarnya dan lebih berhati-hati.
4. Faktor kendaraan menyangkut kualitas ataupun kelayakan
kendaraan dan perlengkapannya (sabuk keselamatan, kantung
udara dll). Amerika, dalam tahun 2003, 14.903 nyawa telah
diselamatkan karena menggunakan sabuk keselamatan saat terjadi
kecelakaan (NHTSA, 2003). Faktor kendaraan dilaporkan
memberikan kontribusi terbesar terjadinya kecelakaan pada ruas
jalan tol di Indonesia (56%), ban pecah (53%) dan rem tidak
berfungsi (20%) merupakan dua penyebab yang terbesar (Ayu et
al, 2004).
5. Faktor lingkungan seperti cuaca dan kondisi penerangan jalan juga
berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan. Kontribusi faktor ini
15
terhadap terjadinya kecelakaan berkisar antara 0-2%. Di Finlandia,
perbaikan sistim penerangan jalan pada persimpangan tanpa lampu
lalu lintas telah menurunkan angka kecelakaan sebesar 48% untuk
persimpangan 3-kaki dan 15% pada persimpangan 4-kaki (Kulmala,
1992). Untuk California, pemasangan lampu penerangan jalan
mengurangi angka kecelakaan sebesar 15%.
MD : LB : LR : K = 12 : 3 : 3 : 1 …..…………………………………… (3.1)
Dimana:
MD = Meninggal dunia
LB = Luka berat
LR = Luka ringan
K = Kecelakaan dengan kerugian materi
16
3.3.2. Teknik Pemeringkatan Lokasi Kecelakaan
Menurut Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan (Pd.T-09-
2004-B), penentuan lokasi rawan kecelakaan dapat menggunakan
statistik kendali mutu untuk jalan antar kota sebagai kontrol dengan
menggunakan Chart UCL (Upper Control Limit), yaitu:
0,829 1
UCL = + Ψ x + + × m ……………… (3.2)
m m 2
Dimana:
λ = Angka kecelakaan rata-rata
Ψ = Faktor probabilitas = 1.645 (untuk probabilitas 95%)
m = Angka kecelakaan pada tiap ruas
Nilai Ψ ini ditentukan oleh probabilitas bahwa tingkat kecelakaan
cukup besar sehingga kecelakaan ini tidak dapat dianggap sebagai
kejadian acak. Nilai Ψ pilihan ialah sebagai berikut:
P
0,005 0,0075 0,05 0,075 0,10
(probabilitas)
Ψ 2,576 1,960 1,645 1,440 1,282
17
PERSIAPAN: PENDATAAN KECELAKAAN LALU LINTAS
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
18
BAB IV
MENYUSUN DATABASE SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
19
dilakukan dengan suatu sistem antar muka dan sistem query dan
basis data dibangun untuk aplikasi multiuser.
d. Tahap Output
Tahap ini merupakan fase akhir, di mana ini akan berkaitan dengan
penyajian hasil analisa yang telah dilakukan, apakah disajikan
dalam bentuk peta hardcopy, tabulasi data, maupun dalam bentuk
situs
20
mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada posisi,
obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial
merupakan salah satu item dari informasi, di mana di dalamnya terdapat
informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, di bawah
permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir. Data spasial dan
informasi turunannya digunakan untuk menentukan posisi dari identifikasi
suatu elemen di permukaan bumi. Data spasial terdiri dari:
21
Gambar 4.1 Tampilan Pembuka Quantum GIS
Sumber: Quantum GIS Chugiak 2.4
22
pengunaannya dapat membaca, menggunakan dan mengolah data spasial
(data keruangan) dengan format yang disebut shapefile. (Eddy Prahasta,
2007).
23
ditampilkan sebagai Theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo),
dan citra raster.
c. View
View adalah komponen ArcView tempat kita menampilkan peta
(data SIG). View adalah sebuah workspace dimana kita dapat
melakukan manipulasi dan menampilkan data.
d. Table
Table merupakan representasi data ArcView yang menampilkan
data tabular. Table menyajikan informasi deskriptif yang
menjelaskan fitur-fitur tentang layer tertentu pada suatu View.
e. Chart
Chart menampilkan data tabular secara visual dalam bentuk grafik.
ArcView menyediakan enam jenis grafik, yaitu area, bar, column,
line, pie dan x, y scatter.
f. Layout
Menyediakan teknik-teknik menggabungkan dan menyusun
dokumen dalam project untuk dicetak atau diplot.
g. Script
Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro)
yang digunakan untuk otomatisasi kerja ArcView.
4.4. AutoCad
AutoCad atau disebut juga dengan Automatic Computer Aided
Design adalah program aplikasi komputer yang digunakan untuk
mendesain gambar dalam bidang teknik dan rancang bangun yang
dikembangkan oleh autodesk (Modul Autocad 2010). AutoCad dalam
penyusunan database ruas jalan rawan kecelakaan lalulintas dipakai untuk
menggambar potongan melintang jalan dari hasil survei geometrik.
24
Gambar 4.3 Tampilan Pembuka Autocad 2010
Sumber: Autocad 2010
25
BAB V
STUDI KASUS PENYUSUNAN
DATABASE RUAS JALAN RAWAN
KECELAKAAN LALU LINTAS
DI KOTA KUPANG
26
15. Jl. A. Yani
16. Jl. W.R. Mongonsidi
17. Jl. Bundaran PU
Dari 17 ruas jalan arteri dan kolektor yang ada pada data kecelakaan
ini dilakukan pengukuran geometrik dan menandai titik pengukuran pada
ruas jalan dengan GPS (Global Position System).
27
19 Jl. W.R. Mongonsidi Kolektor Sekunder 1000 2/2 UD
20 Jl. Pahlawan Arteri Primer 2500 2/2 UD
21 Jl. Proklamasi Arteri Primer 250 2/1 UD
22 Jl. Pulo Indah Kolektor Sekunder 1045 2/2 UD
23 Jl. Siliwangi Arteri Primer 550 2/1 UD
24 Jl. Soeharto Kolektor Primer 1650 2/2 UD
25 Jl. Soekarno Kolektor Primer 600 2/2 UD
26 Jl. Soedirman Kolektor Primer 1500 2/2 UD
Keterangan: *) UD = undivided/tak terbagi
D = divided/terbagi
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Kupang, 2011
Data nama jalan, fungsi jalan dan panjang jalan tersebut perlu
dikompilasi dengan data kecelakaan dari Dirlantas Kota Kupang. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui jalan arteri dan kolektor mana saja yang
teridentifikasi dalam data kecelakaan tahun 2011-2013 di Kota Kupang,
sehingga hasil kompilasi ini menjadi acuan untuk melakukan survei
geometrik dan survei GPS (Global Position System). Tabel 4.2 dibawah ini
menunjukan hasil kompilasi nama jalan, fungsi jalan dan panjang jalan
dengan data kecelakaan tahun 2011 sampai tahun 2013 di kota Kupang.
Tabel 5.2. Rekapitulasi Data Kecelakaan Jalan Arteri dan Kolektor di Kota
Kupang Tahun 2011 sampai 2013
28
14 Jl.Soeharto 17 1 2 18
15 Jl. A. Yani 14 2 3 16
16 Jl. W.R. Mongonsidi 7 3 1 7
17 Jl. Bundaran PU 5 0 0 5
Total 406 106 92 488
Sumber: Hasil Kompilasi nama jalan, fungsi jalan dan panjang jalan dengan data
kecelakaan tahun 2011 sampai tahun 2013 di kota Kupang, 2015.
Tabel 5.3. Hasil Survei Geometrik Ruas Jalan Arteri dan Kolektor.
Lebar Bahu(m) Lebar Trotoar(m) Jumlah
No Nama Jalan Lokasi/ Titik Lebar Median
Kiri Kanan Kiri Kanan Lajur
Jalur (m)
KM 0 Tidak Ada
8.45 2 - - 2 2
1 Timor Raya Depan Subasuka futsal Tidak Ada
11.75 1 1 - - 4
Depan Hotel kristal. Tidak Ada
9.87 - 1.5 1.2 - 4
2 Sudirman Depan Gramedia Tidak Ada
9.64 - - 1.5 1.5 4
3 Moh. Hatta Depan RS Wirasakti Tidak Ada
11.84 - - 1.5 1.5 4
Depan Gereja Maranatha. Tidak Ada
7.69 1 1 - - 2
4 Amabi
Pertigaan cabang SMA 7 Tidak Ada
9.67 1 1 - - 4
Depan pomb bensin Tidak Ada
5 Cak. Doko Oebobo
8.35 1 1 - - 2
Depan SMAN 1 Kupang Tidak Ada
11.65 - - - - 4
6 Eltari Depan Kantor BI Baru Ada
16.39 - - 1.5 1.5 6
Depan Museum Ada
15.85 8 2 2 2 4
7 Frans Seda
Depan kantor BWS Ada
14.4 1 1 - - 4
8 Piet A. Tallo Depan Gereja Marturia Ada
15.4 2.7 2.7 - - 4
9 M. Praja Depan Kantor Bea Cukai Tidak Ada
7.87 1 1 - - 2
Depan UNKRIS Tidak Ada
7.95 1 1 - - 2
Depan UNDANA Ada
13.63 2 1.2 1.5 - 4
10 Adi Sucipto
Depan Soekiran Ada
13 1.5 1.5 - - 4
Arah Baumata Tidak Ada
6.3 1 1 - - 2
29
11 Pahlawan Depan Gereja Bait El Tidak Ada
7.86 - - - 2 2
Depan Pekuburan Ada
12 Jalur 40
Fatukoa 12.66 2 2 - - 4
Depan Gereja GBI Tidak Ada
8.67 1 1 - - 2
13 H. R. Koroh Depan Gereja Kemah Tidak Ada
Kesaksian
6.4 - 1 - - 2
14 Soeharto Depan Gereja Paulus Tidak Ada
97.2 - - 1.5 1.5 2
15 Jl. A. Yani Depan Gereja Ebenheizer Tidak Ada
10.15 - - 1.5 1.5 2
Pertigaan RSIA Mamami Tidak Ada
7.15 1.5 1.5 - - 2
W.R. Pertigaan Novanto Center Tidak Ada
16 6.9 - 1.5 1.5 - 2
Mongonsidi
Depan Ruko Oebobo Tidak Ada
6.15 2 1 - 1.5 2
Bundaran Depan Pomb bensin Tidak Ada
17
PU TDM 8.35 1 1 - - 2
Sumber: Hasil Survei Geometrik Ruas Jalan Arteri dan Kolektor di kota Kupang, 2015.
30
Selain penggambaran potongan melintang, dilakukan juga
dokumentasi ruas jalan yang disurvei geometriknya. Dokumentasi ini
dipakai dalam penyusunan data base kecelakaan, ditampilkan dengan
interface yang disusun pada program Arcview 3.3. Gambar 5.2 dibawah ini
menunjukan salah satu hasil dokumentasi dengan kamera digital.
31
Tabel 5.4. Hasil Survei GPS (Global Position System) pada Ruas Jalan
Arteri Dan Kolektor Di Kota Kupang
Sumber: Hasil Survei GPS Ruas Jalan Arteri dan Kolektor di Kota Kupang, 2015.
32
1) Penggambaran peta format shapefile (.shp)
33
data. Gambar 5.4 dan Gambar 5.5 dibawah ini menunjukan
hasil penyusunan layer, pengambaran jaringan jalan format
shapefile dan hasil penyusunan atribut peta jaringan jalan.
34
Tools, maka akan tampil dialog“GPS Tools”. Selanjutnya pilih
“load GPS” kemudian pilih “Browse” untuk membuka file format
(.gpx) hasil survei GPS kemudian klik “OK” (Gambar 5.6).
d) Pada file .gpx hasil survei GPS yang telah dibuka, disimpan
sebagai format shapefile. Selanjutnya edit atribut untuk
penamaan lokasi sesuai dengan koordinat hasil survei GPS.
Hasil penyusunan atribut titik survei GPS ditunjukan dalam
Gambar 5.7 berikut.
35
2) Penggambaran Peta Format JPEG.
Penggambaran peta format JPEG ini menggunakan fitur “map
composer” yang disediakan dalam program Quantum GIS.
Penggambaran peta dengan format ini bertujuan untuk
menampilkan gambar jaringan jalan kota Kupang secara
keseluruhan dan jaringan jalan tiap kelurahan yang ada di kota
Kupang dalam interface database kecelakaan.
Data yang dipakai dalam penggambaran adalah data hasil
penggambaran peta format shapefile, yang terdiri dari jaringan
jalan kota Kupang (line), peta batas kelurahan kota Kupang
(polygon) dan titik koordinat (point) hasil survei GPS. Gambar 5.8
dibawah ini menunjukan salah satu hasil penggambaran peta
format JPEG.
36
5.4 Hasil Analisis Data Kecelakaan
37
Gambar 5.9 Hasil Penyusunan Atribut Data Kecelakaan Ruas Jalan Arteri
Dan Kolektor Tahun 2011 Sampai Tahun 2013
Sumber: Hasil Analisis, 2015.
38
masukan nama, tipe kolom dan lebar kolom sesuai dengan yang
diinginkan, dalam pembobotan ini menambahkan kolom MD*6
untuk pembobotan korban meninggal dunia, kolom LB*3. Cara ini
sama untuk setiap kali menambahkan sebuah kolom (field) baru
untuk hasil perhitungan.
39
pembobotan korban luka berat dan LR*0,8 untuk pembobotan
korban luka ringan.
c) Pada function list (warna hijau) pilih field and values kemudian
pilih kolom (field) yang akan dikalikan dengan nilai
pembobotan, dalam hal ini pilih field. Setiap kolom (field) yang
dipilih akan tampil pada expression.
d) Pada expression pilih operator yang dipakai untuk pembobotan,
dalam hal ini perkalian (*). Masukan nilai pembobotan yang
akan dikalikan dengan kolom (field) yang telah dipilih. Tampilan
pada expression untuk kolom meninggal dunia = ”MD” * 6,
korban luka berat = “LB” * 3, dan korban luka ringan = “LR”*
0,8.
e) Dibawah tampilan expression, apabila rumus yang dimasukan
telah benar maka akan tampil Output previewnya (warna
kuning). Apabila sudah selesai memasukan rumus, maka pilih
“OK”.
40
Berikut ini adalah hasil dari pembobotan nilai kecelakaan
untuk korban meninggal dunia, korban luka berat dan korban
luka ringan pada ruas jalan arteri dan kolektor di kota Kupang.
41
function list pilih field and values, pilih“MD*6” kemudian pada
operators pilih “+” (tambah), pilih kembali pada field and values
pilih “LB*3”, kemudian kembali pada operators pilih “+” (tambah),
dan kembali pada field and values pilih “LR*0,8”.
Pada expression akan tampil rumus seperti Gambar 5.13 dibawah
ini.
42
3) Perhitungan Nilai Kecelakaan Rata Rata
Sebelum melakukan perhitungan nilai kecelakaan rata rata, terlebih
dahulu dilakukan perhitungan jumlah nilai APW (Accident Point
Weightage).
Untuk perhitungan jumlah nilai APW menggunakan field calculator
tahapannya sama dengan perhitungan pembobotan dan
perhitungan nilai APW. Setelah menambahkan kolom (field) baru
dengan nama kolom (field) “Jumlah APW”, pada “update
existing field” pilih kolom (field) yang akan dihitung yaitu kolom
“Jumlah APW”, kemudian pada kemudian pada function list pilih
field and values, kemudian pilih all unique (warna kuning) dan pilih
semua nilai pada field tersebut, maka tampilan pada expression:
“4 + 72.4 + 94.4 + 52.2 + 25 + 63.6 + 65.4 + 30.6 + 122.8 +
48.4 + 26.4 + 33.8 + 48.6 + 26.6 + 485 + 53 + 50.2”
43
Hasil perhitungan jumlah nilai APW (Accident Point Weightage)
ditampilkan dalam Gambar 5.16. Dari hasil perhitungan, didapat
jumlah nilai APW adalah 1302.40 untuk tiap ruas jalan arteri dan
kolektor yang di analisis.
44
Perhitungan nilai rata-rata kecelakaan menggunkan field calculator
dapat dilihat pada Gambar 5.17.
45
4) Perhitungan Nilai UCL (Upper Control Limit)
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui batas tingkat
kerawanan kecelakaan tiap ruas jalan, dimana tiap ruas jalan
memiliki batas tingkat kerawanan kecelakaan yang berbeda-beda.
Perhitungan ini menjadi acuan untuk menentukan ruas jalan rawan
kecelakaan di kota kupang.
Untuk perhitungan jumlah nilai UCL (Upper Control Limit)
menggunakan field calculator, pertama kita menambahkan kolom
(field) baru dengan nama kolom (field) “Nilai UCL”, pada “update
existing field” pilih kolom (field) yang akan dihitung yaitu kolom
“Nilai UCL”, setelah itu pada expression kita masukan rumus seperti
terlihat pada Gambar 5.19 dibawah ini.
46
Setelah rumus yang dimasukan telah benar maka akan
tampil “Output previewnya”. Apabila sudah selesai memasukan
rumus, maka pilih “OK”. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
Gambar 5.20.
47
Gambar 5.21 Tampilan Awal Interface Penyusunan Databse dan Analisis
Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Kupang Berbasis Sistem
Informasi Geografis
Sumber: Hasil Analisis, 2016.
1) Menu Utama
Pada tombol menu utama, setelah pilih maka akan tampil dialog
menu utama seperti yang ditampilkan pada Gambar 5.22 .
48
Gambar 5.22 Dialog Menu Utama
49
dialog template manager untuk memilih layout ukuran kertas A4
landscape dan kertas A3 landscape sesuai dengan kebutuhan
peta yang ingin dicetak, pilih OK dan pada menubar pilih
print untuk mencetak sesuai dengan layout yang telah
dipilih. Setiap tombol “Print” dalam interface ini memiliki
langkah mencetak yang sama.
50
Gambar 5.24 Dialog Jaringan Jalan Kelurahan di Kota
Kupang
51
c) Pilihan Peta Ruas Jalan Teridentifikasi Lakalantas
Setelah memilih tombol “Peta Ruas Jalan
Teridentifikasi Lakalantas” maka akan tampil peta-peta
ruas jalan teridentifikasi lakalantas dengan format shapefile
(.shp) hasil dari penggambaran dengan program Quantum
GIS Chugiak 2.4 seperti tersaji pada Gambar 5.26.
52
Gambar 5.27 Hasil Analisis Data Kecelakaan
53
Pada peta ini juga terdapat tombol “Lihat Grafik”
dan tombol kembali ke menu utama. Tombol “Lihat Grafik”
menampilkan grafik hasil analisis data kecelakaan pada ruas
jalan, dimana menunjukan perbandingan nilai APW (Accident
Point Weightage), UCL (Upper Control Limit) untuk
penentuan ruas jalan rawan kecelakaan. Tampilan Grafik
dapat dilihat pada Gambar 5.29.
54
Gambar 5.30 Peta Ruas Jalan Rawan Kecelakaan
55
Gambar 5.31 Informasi Koordinat Titik Geometrik
56
Setelah pilih titik jalan yang ingin dilihat atau dicetak
maka pilih tombol “Buka”, dan akan tampil gambar
potongan melintang seperti Gambar 5.33.
57
Gambar 5.34 Bagan Alir Penyusunan Database dan Analisis Blacksite
di Kota Kupang Berbasis Sistem Informasi Geografis
58
BAB VI
AUDIT KESELAMATAN JALAN
59
d. Lakukan pemeriksaan sesuai urutan permasalahan seperti
tertera dalam daftar periksa. Setelah selesai dilakukan,
kumpulkan hasil daftar periksa dan filekan.
Sumber: Pd T-17-2005-B
60
6.1 Studi Kasus Audit Keselamatan Jalan pada Ruas jalan
Timor Raya KM 10
61
yang lebih tinggi dari badan jalan dan ada sebagian bahu jalan
yang minim pengunaannya. Bahu jalan digunakan sebagai
tempat parkir angkutan umum untuk menaik-turunkan
penumpang dan digunakan sebagai tempat tambal ban dan
berjualan bensin. Gambaran kondisi bahu dan lajur jalan pada
lokasi blacksite seperti pada Gambar 6.1.
62
Sepanjang lokasi blacksite tidak tersedia tempat parkir yang
cukup, sehingga pengguna jalan menggunakan bahu dan badan
jalan sebagai tempat parkir seperti terlihat pada Gambar 6.2.
63
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6.1, jika jarak
pandang henti untuk kecepatan operasional dibandingkan dengan
jarak pandang henti rencana maka jarak pandang henti eksisting
aman. Jika jarak pandang menyiap untuk kecepatan operasional
dibandingkan dengan jarak pandang menyiap rencana maka jarak
pandang menyiap eksisting aman.
b) Pengharapan pengemudi
Warna marka jalan sudah memudar dan marka garis pinggir
tidak jelas terdefinisi sepanjang ruas Jalan Timor Raya Km 10,
seperti pada Gambar 6.3, yang merupakan lokasi blacksite.
Kondisi marka ini seharusnya diperjelas dan diperbaiki.
64
Gambar 6.4 Kondisi Lajur Pada Blacksite Jalan Timor Raya Km 10
d) Lebar jalan dan bahu jalan
Lebar badan jalan rata-rata 11,87 m. Lebar bahu jalan pada
lokasi blacksite bervariasi untuk arah Km 10 - SPBU Pertamina
sebesar 1,30 m - 4,00 m dan untuk arah SPBU Pertamina – Km
10 sebesar 1,30 m - 2,20 m. Menurut Standar Pedoman
Geometri Jalan Tahun 2004 lebar bahu jalan yang disarankan
adalah 2,5 meter, dan tidak boleh kurang dari 2 meter. Sehingga
ada beberapa bagian bahu jalan belum memenuhi standar.
Lebar bahu jalan yang tidak konsisten dan tidak memenuhi
standar menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan karena
ruang gerak kendaraan terbatas saat ada kendaraan yang ingin
putar arah. Disamping itu bahu jalan digunakan sebagai tempat
berjualan bensin dan tambal ban seperti pada Gambar 6.5.
65
Berdasarkan hasil daftar periksa alinyemen jalan, pada lokasi
blacksite dapat dilihat perbandingan antara jawaban ya dan tidak,
yaitu untuk jawaban ya sebesar 83,33% dan 16,67% jawaban
tidak. Kondisi ini secara umum dilihat dari item jarak pandang,
kecepatan rencana, pengharapan pengemudi, lajur mendahului,
lajur pendakian, lebar jalan, serta bahu jalan.
66
Berdasarkan pengamatan pada simpang sisi kiri dan kanan ada
pagar bangunan tetapi tidak mengganggu penglihatan
pengemudi karena pagar tidak tinggi. Ada tanaman pada
persimpangan tetapi tidak mengganggu ruang gerak kendaraan.
67
c) Lintasan penyeberangan, rambu dan marka
Pada lokasi blacksite tersedia fasilitas penyeberangan berupa
zebra cross yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk
menyeberang jalan, namun tidak tersedia rambu petunjuk
penyeberangan jalan bagi pejalan kaki. Warna marka zebra
cross sudah buram sehingga perlu dilapis ulang.
68
sementara pada bahu dan badan jalan yang dapat mengganggu
lalu lintas.
69
tidak. Kondisi ini secara umum dilihat dari item lampu penerangan
jalan serta cahaya silau.
70
Pada lokasi blacksite tiang listrik dan tiang telepon tidak menjadi
masalah lalu lintas karena letak yang sudah cukup aman
sehingga tidak menimbulkan potensi kecelakaan seperti terlihat
pada Gambar 6.7.
71
tiang listrik dan telepon, penghalang tabrakan, jembatan, papan
petunjuk arah dan papan iklan.
Dari hasil survei dan analisis yang telah dilakukan pada blacksite ruas
Jalan Timor Raya Km 10 berdasarkan daftar periksa audit keselamatan
jalan, terlihat perbandingan antara jawaban ya dan tidak terhadap item
daftar periksa. Berdasarkan 11 item daftar periksa, nilai total
persentase untuk jawaban ya sebesar 48,61% dan sebesar 51,39%
untuk jawaban tidak. Rincian nilai kelayakan berdasarkan daftar
periksa AKJ dapat dilihat pada Tabel 6.2, sedangkan sketsa lokasi
blacksite yang diaudit berdasarkan daftar periksa AKJ dapat dilihat
pada Gambar 6.8.
72
Tabel 6.2 Rekapitulasi Kelayakan Blacksite Jalan Timor Raya Km 10
73
Gambar 6.8. Sketsa dan Foto Lapangan Blacksite Jalan Timor Raya
KM 10 (Oesapa Lasiana), Di Kelurahan Oesapa,
Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang
74
Tabel 6.3 Indikator-Indikator Penyebab Kecelakaan Pada Blacksite
Jalan Timor Raya Km 10 Serta Rekomendasi
Penanganannya
75
Tabel 6.3 Indikator-Indikator Penyebab Kecelakaan Pada Blacksite
Jalan Timor Raya Km 10 Serta Rekomendasi
Penanganannya (Lanjutan)
76
Tabel 6.3 Indikator-Indikator Penyebab Kecelakaan Pada Blacksite
Jalan Timor Raya Km 10 Serta Rekomendasi
Penanganannya (Lanjutan)
77
1. Perhitungan volume pekerjaan
a) Rambu lalu lintas
Pada dua buah simpang di lokasi blacksite belum tersedia rambu
yang dapat memberikan informasi kepada pengemudi bahwa
jalur yang akan dilewati terdapat persimpangan. Rekomendasi
yang diberikan terhadap fasilitas jalan adalah bahwa rambu
peringatan persimpangan diberikan sebelum memasuki
persimpangan. Pada lokasi blacksite ini diperlukan 2 buah rambu
yang akan ditempatkan pada masing-masing simpang menurut
arah lalu lintas. Berikut merupakan rekapitulasi kebutuhan
rambu adalah:
Rambu yang perlu ditambah adalah:
Rambu peringatan simpang = 2 buah
Rambu peringatan hati –hati = 2 buah
Rambu petunjuk lokasi gereja = 1 buah
Rambu petunjuk penyeberangan = 2 buah +
Total kebutuhan rambu = 7 buah
b) Marka jalan
Dimensi marka jalan mengacu pada PM 34 Tahun 2014 Tentang
Marka Jalan. Kebutuhan marka jalan pada lokasi blacksite
sebagai berikut:
Marka garis tengah putus-putus
Panjang jalan = 300 m
Jarak antara = 5 meter
Panjang 1 marka = 3,0 meter
Lebar marka = 0,12 meter
Jumlah = 3 marka sepanjang ruas jalan
Banyak marka = (Panjang jalan)/(Panjang 1 pasang marka)
x Jumlah
= 300/8 x 3
= 112,50 buah
78
Luas = Luas 1 marka x Banyak marka
= (3 x 0,12) x 112,50
= 40,50m2
Marka garis utuh
Panjang = 300 m
Lebar = 0,12 meter
Jumlah = 2 marka sepanjang ruas jalan
Luas = Panjang jalan x Lebar marka x Jumlah
= 300 x 0,12 x 2
= 72 m2
Zebra cross
Lebar jalan = 11,00 meter
Lebar marka = 0,3 meter
Panjang 1 marka = 3,0 meter
Jarak antara = 3,0 meter
Banyak marka = (Lebar jalan)/(Lebar 1 pasang marka)
= (11,00)/0,60
= 18,33 buah
Luas = Luas 1 zebra cross x Banyak marka
= (3,0 x 0,3) x 18,33
= 16,50 m2
Luas marka total = Marka garis tengah + marka garis tengah
+ zebra cross
= 40,50m2 + 72,00 m2 + 16,50 m2
= 129,00 m2
Alat pemberi isyarat lalu lintas
Dari rekomendasi yang telah diberikan terhadap perbaikan
fasilitas pendukung jalan maka alat pemberi isyarat lalu lintas
tidak direkomendasikan untuk perbaikan fasilitas pendukung
jalan pada lokasi blacksite .
79
Lampu penerang jalan
Persyaratan perencanaan dan penempatan fasilitas
penerang jalan berdasarkan Panduan Penempatan Fasilitas
Perlengkapan Jalan maka:
Tinggi tiang lampu rata-rata digunakan (H) = 13 m,
Minimum jarak interval tiang adalah (e) = 30 m.
Jarak interval tiang untuk jalan arteri (e) = 3,5 H
= 3,5 x 13 m
= 45,5 m
Berdasarkan kondisi existing penerangan diketahui:
Jumlah penerangan yang tersedia = 3 buah
80
Besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan
blacksite dapat dihitung sebagai berikut:
Anggaran biaya rambu lalu lintas = 5 buah x Rp 1.487.868,00
= Rp 7.439.340,00
Hasil perhitungan untuk masing-masing fasilitas pendukung
jalan disajikan pada Tabel 6.4 berikut:
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Bolla, dkk. 2013. Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (Studi
Kasus Ruas Jalan Timor Raya Kota Kupang). Jurnal Teknik Sipil,
Vol. II, No. 2. September 2013.
Bolla, dkk. 2015. Analisis Geometrik Ruas Jalan Batuputih – Batas Kota
Soe KM. 96+400 s/d KM. 98+600. Prosiding Seminar Nasional
Sainstek Ke-2 Undana. Kupang.
Bolla, dkk. 2015. Pemodelan Kecelakaan Sepeda Motor Pada Ruas Jalan Di
Kota Atambua, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Teknik Sipil,
Vol. III, No. 2. September 2015.
Bolla, Margareth Evelyn dan Messah, Yunita Afliana. 2016. Laporan Tahun
Pertama Penelitian Hibah Bersaing, Oktober 2016.
Bolla, Margareth Evelyn dan Djahi, Bertha Selviana. 2017. Laporan Tahun
Kedua Penelitian Produk Terapan, November 2017.
83
www.mediaindonesia.com. Contoh Gambar Rambu Yang Rusak. Diakses
tanggal 18 April 2015.
84
85