Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

DETEKSI POLISI TIDUR DENGAN EKSTRAKSI WARNA


THRESHOLDING DAN METODE BLOB ANALYSIS

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pengolahan Citra Digital


Dosen Pengampu : Yuslena Sari, S.Kom., M.Kom.

DISUSUN OLEH:
NOORHANIDA ROYANI 1610817220013
SAUSAN HIDAYAH NOVA 1610817320007
RAFIF TAUFIQURRAHMAN 1610817210014

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 7
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 7
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN UMUM .................................................................................. 9
2.1 Citra Digital .............................................................................................. 9
2.2 ROI (Region of Interest) ........................................................................... 9
2.3 Thresholding ............................................................................................. 9
2.4 Blob ........................................................................................................ 10
2.5 Matlab ..................................................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 11
3.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 11
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 11
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 11
3.4 Perancangan Sistem ................................................................................ 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 17
4.1 Gambaran Umum ................................................................................... 17
4.2 Pengujian Deteksi ................................................................................... 17
4.2.1 Hasil Deteksi Polisi Tidur ..................................................................... 17
4.2.2. Data Hasil Deteksi Polisi Tidur ........................................................... 17
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 19
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 19
5.2 Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 21
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Flowchart deteksi jarak polisi tidur ................................................... 12


Gambar 3.2 Potongan frame video yan diinput .................................................... 13
Gambar 3.3 Citra hasil cropping dan resize .......................................................... 14
Gambar 3.4 Citra hasil ditambahkan ROI ............................................................. 14
Gambar 3.5 Citra hasil threshold .......................................................................... 15
Gambar 3.6 Citra hasil menghilangkan noise ....................................................... 15
Gambar 3.7 Citra hasil blob analysis .................................................................... 16
Gambar 4.1 Potongan polisi tidur yang terdeteksi ................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang
keberhasilan pembangunan kota terutama dalam bidang perekonomian dan
perkembangan wilayah. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya, kebutuhan alat transportasi yang
memenuhi kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang
menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran kebutuhan
pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan
diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air. [1]
Dalam bidang transportasi darat, pembangunan prasarana jalan dan
jembatan telah meningkatkan jasa pelayanan produksi dan distribusi yang penting
dan banyak berperan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional,
mendorong terciptanya pemerataan pembangunan wilayah dan stabilitas nasional,
serta meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Prasarana jalan
dibangun serasi dengan perkembangan transportasi jalan raya, terutama keserasian
antara beban dan kepadatan lalu lintas kendaraan dengan kemampuan daya dukung
jaringan jalan, termasuk pembangunan jalan tol yang dilaksanakan melalui
kerjasama antara pemerintah dan swasta. Sementara itu pembangunan jalan yang
membuka keterisolasian daerah terpencil dan mendukung pengembangan
permukiman perdesaan termasuk permukiman transmigrasi terus ditingkatkan.
Prasarana pembangunan jalan contohnya seperti adanya polisi tidur atau
markah kejut yaitu bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen
yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju kendaraan
yang semakin padat melewati kawasan jalan yang kecil. Untuk meningkatkan
keselamatan bagi para pengguna jalan khususnya pada malam hari yaitu dengan
cara diberi tanda bahwa adanya polisi tidur di kawasan jalan yang kecil. Oleh karena
itu, polisi tidur atau markah jalan ditandai dengan adanya garis serong berwarna
putih atau kuning yang kontras sebagai pertanda.
Seringnya masyarakat melewati kawasan jalan yang kecil menggunakan
transportasi darat dengan laju kecepatan yang tinggi membuat pengemudi
mengalami kecelakaan khususnya pada malam hari. Hal ini sangat membahayakan
keselamatan bagi para penggemudi ataupun masyarakat. Berdasarkan data dari
Korlantas Polri jumlah kecelakaan akibat polisi tidur tedapat 105.739 kecelakaan
selama sepanjang tahun 2016 dan 49.734 kecelakaan di sepanjang januari hingga
maret tahun 2017. [2]
Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi polisi tidur atau markah jalan
diantaranya dengan menganalisis kondisi jalan berdasarkan citra yang diambil pada
jalan tersebut dan signal hasil vibrasi atau kecepatan transportasi pada jalan yang
dilewati. Teknik deteksi polisi tidur atau markah jalan dengan menggunakan teknik
image processing. Image processing yang digunakan untuk mendapatkan citra
biner terdiri dari proses normalisasi, grayscale, thresholding, dan deteksi tepi.
Berbagai penelitian sebelumya memberikan solusi dengan membuat sebuah
tongkat pintar yang dapat membantu kebutuhan tunanetra dalam mobilitasnya,
penelitain yang dilakukan oleh Rao pada tahun 2016 menggunakan laser dan
kamera mono dalam membuat sistem yang dapat mendeteksi dan mengenali lubang
ataupun retakan pada jalan. [3], kemudian ada penelitian dari Galang Romadhon
dan Murinto yaitu tentang aplikasi pengenalan citra rambu lalu lintas berbentuk
lingkaran menggunakan metode jarak city-block yang menghasilkan sistem
identifikasi citra rambu lalu lintas berbentuk lingkaran. [4]
Berdasarkan uraian permasalahan dan beberapa penelitian terkait di atas,
maka dari itu dilakukan penelitian dengan menggunaan citra digital yang berjudul
“DETEKSI POLISI TIDUR DENGAN EKSTRAKSI WARNA
MENGGUNAKAN THRESHOLDING DAN METODE BLOB ANALYSIS”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat
pada penelitian ini, yaitu:
1) Bagaimana cara mendeteksi polisi tidur di kawasan jalan kecil?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui adanya polisi tidur di daerah jalan yang kecil dan cukup
gelap.
2) Meningkatnya keselamatan bagi pengguna transportasi ataupun
masyarakat.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagi penulis
a. Untuk menambah pengetahuan penulis serta untuk mengamalkan dan
mengaplikasikan teori yang didapat selama masa kuliah.
b. Untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pengolahan Citra Digital.
2) Bagi pengguna
Pengguna mendapat pengetahuan tentang metode pengolahan citra digital,
serta bagaimana pula menjalankan aplikasinya.
3) Bagi universitas
a. Menambah literatur studi kasus tentang aplikasi peminatan.
b. Tersedianya perangkat lunak yang memberikan alternatif solusi dalam
memprediksi peminatan mahasiswa, sehingga membantu pihak
program studi dalam pengambilan keputusan secara cepat dan objektif.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan dari pembuatan laporan penelitian yang
menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Bab ini berisi uraian kajian pustaka yang melandasi gagasan dan
permasalahan yang akan diteliti.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan tentang gambaran umum objek penelitian dan uraian
sistem manual dari sistem yang akan diteliti di objek penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Memaparkan hasil dari tahapan penelitian, dan hasil uji berupa
penjelasan teoritik, baik secara kualitatif, kuantitatif, atau secara
statistik.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk penulis di mana hal
tersebut untuk pengembangan sistem ke depan.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Citra Digital


Citra digital merupakan representatif dari citra yang diambil oleh mesin dengan
bentuk pendekatan berdasarkan sampling dan kuantisasi. Sampling menyatakan
besarnya kotak-kotak yang disusun dalam baris dan kolom. Dengan kata lain,
sampling pada citra menyatakan besar kecilnya ukuran pixel (titik) pada citra, dan
kuantisasi menyatakan besarnya nilai tingkat kecerahan yang dinyatakan dalam
nilai tingkat keabuan (grayscale) sesuai dengan jurnlah bit biner yang digunakan
oleh mesin, dengan kata lain kuantisasi pada citra menyatakan jumlah warna yang
ada pada citra. (Basuki, 2005:4)

2.2 ROI (Region of Interest)


ROI merupakan subcitra dari suatu region. Hal ini merefleksikan kenyataan bahwa
suatu citra seringkali memiliki suatu koleksi objek yang dapat menjadi suatu region
tersendiri. ROI memungkinkan dilakukannya pengkodean secara berbeda pada area
tertentu dari citra digital, sehingga mempunyai kualitas yang lebih baik dari area
sekitarnya (background). Fitur ini menjadi sangat penting bila terdapat bagian
tertentu dari citra digital yang dianggap lebih penting dari bagian lainnya. Metode
seleksi ROI yang digunakan adalah dengan piksel karena model jalur yang
digunakan lebih memungkinkan jika menggunakan metode piksel [3].

2.3 Thresholding
Thresholding atau ambang batas keabuan merupakan metode pengolahan citra
untuk memetakan piksel yang memenuhi syarat ambang batas dan dipetakan ke
suatu nilai piksel yang diinginkan. Operasi ambang batas tunggal adalah yaitu batas
pembagian hanya satu [3].
2.4 Blob
Dalam suatu image processing yang menggunakan segmentasi foreground, analisis
blob merupakan teknik yang digunakan untuk menyatakan luas area piksel dari
suatu image yang menjadi fokus deteksi untuk menentukan nilai Blob, ada beberapa
hal yang harus diketahui untuk menghasilkan sebuah blob yang optimal. Penentuan
luas blob pada setiap objek pada proses segmentasi foreground perlu dianalisis
karena nilai blob pada tiap objek akan berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh fitur objek
seperti ukuran, jenis, dan teknik pengambilan data video. Prosesnya dimulai dari
penandaan area foreground yang dianggap objek, kemudian pengumpulan data area
menjadi blob seperti posisi piksel awal, panjang terhadap sumbu x dan sumbu y dan
luas area piksel [3].

2.5 Matlab
Matlab merupakan bahasa pemrograman yang berfungsi dan karakteristik yang
berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih dahulu, seperti
Delphi, Basic, maupun C++. Matlab merupakan bahasa pemrograman level tinggi
yang dikhususkan untuk kebutuhan komputasi teknis, visualisasi, dan
pemrograman, seperti komputasi matematika, analisis data, pengembangan
algoritma, simulasi, dan pemodelan serta grafik-grafik perhitungan.
Matlab hadir dengan membawa warna yang berbeda. Hal ini karena matlab
membawa keistimewaan dalam fungsi-fungsi matematika, fisika, statistic, dan
visualisasi. Matlab dikembangkan oleh MathWorks, yang pada awalnya dibuat
untuk memberikan kemudahan mengakses data matrik pada proyek linpack dan
eispack. Saat ini matlab memiliki ratusan fungsi yang dapat digunakan sebagai
penyelesaian masalah mulai dari simpel sampai masalah- masalah yang kompleks
dari berbagai disiplin ilmu [3].
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


1) Observasi
Metode pengumpulan data dengan dengan cara melihat secara langsung
pada objek yang digunakan untuk penelitian. Mengambil data polisi tidur
untuk mendeteksi bahwa objek tersebut merupakan polisi tidur.
2) Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan membaca literatur-literatur atau buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian ini untuk melengkapi penelitian saat ini.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan pada hari Sabtu, 7 Desember 2019 di Komplek Kayutangi 2
Jalur 3. Lokasi ini dipilih karena adanya ketersediaan objek penelitian, yaitu polisi
tidur. Waktu pengambilan data dilakukan pada pukul 16.00 WITA sampai 17.30
WITA.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


Adapun alat dan bahan yang dipakai pada penelitian, yaitu:
1) Kamera digital
2) Tripod
3) Mistar
4) Laptop asus
5) Windows 10
6) Matlab r2019a

3.4 Perancangan Sistem


Langkah awal yang dilakukan pada perancangan sistem adalah dengan membuat
flowchart penelitan secara umum. Selanjutnya, dilakukan perancangan sistem
menggunakan software Matlab.
Mulai

Pengambilan data jarak untuk polisi tidur berupa video

Selesai ekstraksi video?

tidak

Cropping dan resize

Pemberian ROI pada citra

Grayscaling dan thresholding

Menghilangkan noise pada citra

Blob Analysis
ya

Objek = bukan polisi tidur tidak Sesuai luas area?

ya

Objek = polisi tidur

Menampilkan area polisi tidur

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart deteksi jarak polisi tidur

Berdasarkan flowchart di atas, perancangan sistem untuk deteksi jarak polisi tidur
sebagai berikut.
1) Pengambilan data
Pengambilan data polisi tidur berupa video menggunakan kamera digital,
dengan asumsi cahaya mendukung dalam proses deteksi.
2) Ekstraksi video
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memasukan video dan membaca
video dari tiap frame video. Data pada penelitian ini digunakan video
dengan format “.avi”. Contoh frame dari video yang digunakan ditunjukkan
pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Potongan frame video yan diinput


Selanjutnya, video diekstraksi menjadi beberapa frame, frame yang telah
diekstrak akan diolah satu persatu sampai frame terakhir dalam video.
Tahapan algoritma untuk mengekstraksi frame diawali dengan melakukan
inisialisasi terhadap jumlah frame video dan dilakukan pembacaan frame
video. Frame video dibaca dan diolah satu persatu.

3) Cropping dan Resize


Video yang sudah diekstrak menjadi beberapa frame akan dipotong (crop),
untuk membuang citra yang tidak diperlukan saat diproses. Hal yang
dibutuhkan dalam melakukan cropping adalah adanya koordinat awal,
panjang, dan, lebar area crop. Selanjutnya, citra diubah (resize) ke ukuran
640 x 480 agar komputasi yang dilakukan tidak terlalu berat.
Gambar 3.3 Citra hasil cropping dan resize

4) Pemberian ROI pada citra


ROI (Reign of Interest) diberikan pada citra untuk menutup bagian citra
yang tidak digunakan atau tidak diperlukan untuk diproses oleh sistem,
dalam penelitian ini bagian citra yang diberikan ROI adalah bagian citra
yang memiliki ukuran 4 meter ke atas, karena pada penelitian ini dibatasi
area deteksi dan estimasi sebesar 4 meter. Area ROI dimulai pada koordinat
[1 1] hingga koordinat [480 188].

Gambar 3.4 Citra hasil ditambahkan ROI


5) Grayscaling dan thresholding
Pada tahap ini citra hasi ROI diubah menjadi gambar grayscale jadi citra
hanya berisikan nilai 0 – 255 tiap pixelnya, grayscale dilakukan agar mudah
untuk melakukan tahap thresholding nantinya, pada penelitian ini
digunakan grayscale sebesar 170/255, nilai tersebut digunakan setelah
dilakukan uji grayscale sebesar 152/255, 160/255, dan 170/255.

Threshold 152/255 Threshold 160/255 Threshold 170/255


Gambar 3.5 Citra hasil threshold
Dengan menggunakan nilai threshold 170/255 output dari citra lebih sedikit
noise dibandingkan dengan output dari hasil proses nilai threshold lainnya.

6) Menghilangkan noise
Pada tahap ini gambar hasil thresholding dibersihkan dari objek-objek kecil
seperti noise yang dapat menggangu proses deteksi.

Gambar 3.6 Citra hasil menghilangkan noise


7) Blob analysis
Tahap ini merupakan tahap pendeteksian apakah objek masuk ke dalam
kategori polisi tidur atau tidak. Karena citra telah melalui tahap thresholding
tentunya sudah lebih mudah untuk mendeteksi objek polisi tidur pada tahap
ini, setting luas area yang digunakan pada penelitan ini adalah
MinimumBlobArea sebesar 200 dan maximumBlobArea bernilai 5000, nilai
ini didapatkan juga dari hasil eksperimental, nilai ini merupakan batas agar
objek yang nantinya dibaca polisi tidur tidak lebih kecil dan lebih besar luas
areanya dari nilai di atas.

Gambar 3.7 Citra hasil blob analysis


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum


Perancangan sistem deteksi polisi tidur ini ditujukan untuk pengemudi dan
masyarakat agar dapat mengetahui adanya polisi tidur di kawasan jalan kecil. Untuk
mendeteksi polisi tidur ini dengan menggunakan metode thresholding digabung
dengan metode blob analysis. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
kamera digital dengan cara pengambilan video secara landscape.

4.2 Pengujian Deteksi


4.2.1 Hasil Deteksi Polisi Tidur
Hasil deteksi polisi tidur dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 4.1 Potongan polisi tidur yang terdeteksi


Hasil dari deteksi ini menghasilkan pada video 1,2,3 di dapatkan pada frame ..,...,..,
menghasilkan adanya deteksi polisi tidur didaerah kawasan jalan yang kecil.

4.2.2. Data Hasil Deteksi Polisi Tidur


Dengan mengamati hasil data yang di dapat terlihat dari … video yang digunakan
dengan jumlah frame sebanyak ….., jumlah data yang terdeteksi sebanyak … dan
data yang tidak terdeteksi sebanyak … . Dari tabel terlihat bahwa data polisi tidur
1, polisi tidur 2, … dapat dideteksi sehingga sistem deteksi bekerja dengan baik
karena sistem deteksi hanya dapat mendetaksi objek polisi tidur.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

[1] W. A. E. F. R. Dini Nurdiani, "KESESUAIAN SISTEM TRANSPORTASI


UMUM DI KOTA SURAKARTA TERHADAP KONSEP
TRANSPORTATION FOR LIVABLE CITY," Desa-Kota, vol. 1, pp. 71-72,
2019.
[2] R. Cindy, "Polisi tidur: Dibangun demi keamanan, tapi kenyataannya berbeda,"
Rappler, 12 September 2017. [Online]. Available:
https://www.rappler.com/indonesia/liputan-khusus/181793-polisi-tidur-
keselamatan-bahaya. [Accessed 10 Desember 2019].
[3] A. RIFALDI, "SISTEM DETEKSI DAN ESTIMASI JARAK LUBANG
PADA PEDESTRIAN DENGAN TEKNIK PENGOLAHAN CITRA
MENGGUNAKAN MONO KAMERA," 2017.
[4] "APLIKASI PENGENALAN CITRA RAMBU LALU LINTAS
BERBENTUK LINGKARAN MENGGUNAKAN METODE JARAK CITY-
BLOCK," Jurnal Sarjana Teknik Informatika, vol. II, 2014.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai