Anda di halaman 1dari 11

Perkembangan

virus
Daur litik dan daur lisogenik
Kelompok 6 x mipa4
1.M RAZAN DANUDIRJA

2.M DIMAS APRIANTO

3.NABIL APRIAN

.
Kata pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas Biologi yang berjudul “PERKEMBANGAN VIRUS” sesuai dengan
keadaan dan peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Terima Kasih kepada Ibu Kariyati, M.Pd selaku guru Mata Pelajaran Biologi atas bimbingannya dalam
pengerjaan tugas ini. Dalam pengerjaan tugas ini penulis merasa banyak kekurangan dan kelebihan
baik pada teknis penulisan maupun materi yang penulis sampaikan.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
tugas ini. Penulis juga berharap dengan membaca tugas ini pembaca dapat mengetahui proses
perkembangan virus dan bermanfaat bagi siswa khususnya SMA NEGERI 1 PELAIHARI
Pembahasan
Pengenalan Daur Litik

Tahapan Daur Litik

Pengenalan Daur Lisogenik

Tahapan Daur Lisogenik


Daur litik

Daur litik adalah siklus reproduksi atau replikasi genom


virus, yang pada akhirnya akan menyebabkan kamatian
bagi sel inang tempat virus hidup. Virus hanya dapat
melakukan replikasi pada siklus ini atau dengan kata lain
disebut dengan virus virulen. Pada daur litik terdiri dari lima
tahap sebagai berikut:
Daur litik
1. Tahap Absor Tahapan daur litik
Pada tahap ini, bagian ujung ekor virus (reseptor) menempel pada dinding sel bakteri. Proses penempelan ini hanya terjadi pada
virus tertentu. Jadi, dengan kata lain proses penempelan virus bersifat sangat khas. Setelah menempel, virus akan segera mengeluarkan enzim lisozim
untuk melubangi dinding sel inang.

2. Tahap Penetrasi Pada tahap


ini, DNA/RNA virus masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung, kontraksi, dan penusukan pasak. Bagian tubuh virus yang masuk ke
dalam sel inang hanyalah asam nukleat. Sedngkan bagian kapsid tetap berada di luar dinding sel dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak
berguna lagi.

3. Tahap Sintesis/Replikasi/Eklifase Proses yang


terjadi pada tahap ini adalah penghancuran DNA sel inang, sehingga membuat sintesis DNA bakteri berhenti bekerja. Setelah proses ini berhasil, DNA
bakteri kemudian digantikan oleh DNA/RNA virus, sehingga virus mampu mengendalikan secara utuh kehidupan dari sel bakteri. Hal ini bertujuan untuk
membuat Salinan asam nukleat virus (DNA/RNA) yang kemudian membentuk berbagai komponen tubuh virus seperti ekor dan kapsid.

4. Tahap Perakitan Setelah


melalui tahapan ketiga, tahap selanjutnya merupakan perakitan tubuh virus yang masih terpisah-pisah, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor, mejadi
virus yang utuh. Selian itu, kapsid utuh yang terbentuk juga kemudian diisi oleh DNA/RNA sehingga proses reproduksi berhasil menciptakan virus baru.
Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.

5. Tahap Lisis/Litik Pada tahap


ini, kerja enzim lisozim tidak hanya untuk melubangi dinding sel inang saja tetapi juga membuat dinding sel mengalami perpecahan di akhir fase
reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan
sel inang baru.
Daur lisogenik
Daur lisogenik merupakan mekanisme replikasi virus melalui penyisipan materi
genetic virus pada materi genetic inang. Jadi siklus lisogenik tidak melibatkan
proses penghancuran/kematian sel inang.
Pada Daur lisogenik terdapat 4 tahapan sebagai berikut:
Daur lisogenik
Tahapan daur lisogenik

1. Tahap Adorsi
Tahap adsorpsi merupakan tahap menempelnya virus pada sel inang. Adsorpsi terjadi karena virus (dalam
hal ini yaitu bakteriofag) memiliki serabut ekor yang akan menempel pada bagian reseptor spesifik sel inang. Reseptor
merupakan molekul khusus pada membran sel inang yang dapat dikenali oleh virus.
2. Tahap Penertasi
Pada tahap penetrasi, selubung ekor berkontraksi sehingga jarum penusuk di bagian ujungnya membentuk
lubang yang menembus dinding sel dan membran sel bakteri. Selanjutnya, bakteriofag menginjeksikan materi genetiknya
ke dalam sel bakteri.
3. Tahap Integrasi
Tahap integrasi disebut juga sebagai tahap penggabungan. Setelah melalui tahap penetrasi, DNA virus
yang telah diinjeksikan ke dalam sel bakteri, akan diintegrasikan atau digabungkan pada bagian tertentu dari materi genetik
sel bakteri sehingga terbentuk profag (prophage). Selama dalam kondisi profag, materi genetik virus akan dipertahankan
dorman atau diam serta tidak akan diterjemahkan sehingga sel inang tidak akan sadar kalau materi genetiknya telah disisipi
materi genetik virus.
4. Tahap Multiplikasi Sel Inang
Selanjutnya, yaitu tahap multiplikasi sel bakteri melalui pembelahan sel. Jadi, sel bakteri akan
menggandakan materi genetiknya melalui pembelahan sel. Hal ini menguntungkan bagi virus, sebab dengan proses ini
materi genetik virus akan ikut tergandakan. Akibatnya, setiap sel anak yang dihasilkan dari pembelahan bakteri, juga
mengandung profag, atau dengan kata lain terinfeksi juga oleh virus fag λ. Dalam kondisi tertentu, sel inang yang
mengandung profag ini dapat melemah akibat berbagai faktor. Contohnya saat sel bakteri terpapar sinar UV, maka virus fag
λ akan terlepas dari materi genetik bakteri dan akan memasuki siklus litik yang menyebabkan lisis pada sel bakteri.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai