Anda di halaman 1dari 3

Nama: Putri Adinda

Kelas: 1G
NIM: 2006015093
1. Teori merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu
fenomena. Teori merupakan alat untuk mengorganisasikan pemahaman kita mengenai
dunia. Hal tersebut kita tidak melihat dunia dalam bentuk data bits, namun dalam bentuk
informasi yang telah tersusun dan tersintesis.

2. Relevansi teori dan ilmu yaitu teori adalah pilar utama ilmu. Melalui teori, ilmu komunikasi
menjadi terus hidup, dan terus berkembang, dalam sebuah siklus sirkuler yang kontinu.
Hasil dari observasi atau penelitian pada akhirnya mencetuskan suatu teori, yang pada
nantinya teori ini dapat mengembangkan ilmu itu sendiri, dibantah, digugurkan, atau
menciptakan berbagai pertanyaan atau permasalahan keilmuan yang lainnya.

3. Teori memiliki sifat keilmiahan, karena sifat keilmiahannya teori bersifat lentur dan
dinamis. Sifat lentur dan dinamis ini bahwa teori dapat mengalami penyesuaian apabila
muncul data-data baru yang mengubah kesimpulan. Seperti juga waktu dan eksistensi. Sifat
dan tujuan teori bukan semata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu
cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Teori
yang baik adalah teori yang sesuai dengan realitas kehidupan. Teori yang baik adalah teori
yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat diterapkan dalam
kehidupan nyata. Apabila konsep dan penjelasan teori tidak sesuai dengan realitas, maka
keberlakuannya diragukan dan teori demikian tergolong teori semu.

4. Fungsi teori
• Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang sesuatu hal.
• Memfokuskan, Teori pada dasarnya hanya menjelaskan tentang suatu hal, bukan
banyak hal.
• Menjelaskan,Maksudnya adalah bahwa teori harus mampu membuat suatu
penjelasan tentang hal yang diamatinya.
• Pengamatan, menunjukkan bahwa teori tidak saja menjelaskan tentang hal yang
sebaiknya diamati, tetapi juga memberikan petunjuk cara mengamatinya.
• Membuat prediksi, meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun
berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang
keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga
tercerminkan dalam kehidupan di masa sekarang.
• Heuristic atau heurisme, teori yang diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya-
upaya penelitian selanjutnya.
• Komunikasi, teori harus dipublikasikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap
kritikan-kritikan.
• Kontrol, bersifat normatif. Hal ini dikarenakan bahwa asumsi-asumsi teori dapat
kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai-nilai yang dipegang dalam
kehidupan sehari-hari.
• Generatif, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural, serta
sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.

5. Karena teori komunikasi dapat melatih ketrampilan mahasiswa dalam menulis karangan
ilmiah dan/atau menyusun rancangan penelitian komunikasi sesuai dengan minat dan
kecenderungannya dengan menggunakan teori-teori komunikasi yang tepat. Dan juga
Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang dasar-dasar teoretik
komunikasi berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan
lambang dalam konteks kehidupan manusia.

6. Teori komunikasi kelompok


a. Teori Keseimbangan (Heider)
bahwa sesuatu yang tidak seimbang akan menimbulkan ketidakselarasan dan
ketegangan sehingga menimbulkan tekanan dalam hubungan.
Contohnya: Citra tergabung dalam suatu kelompok kecil. Citra merasa bahwa ia
merupakan bagian dari kelompok tersebut, sehingga ia berusaha mencari beberapa
informasi dari anggota lainnya.
b. Teori A-B-X Newcomb
Teori ini merupakan teori daya tarik antarindividu pada teori perubahan sikap
ketika individu-individu tersebut gagal dalam mencapai keseimbangan ketika
berkomunikasi dengan individu lain tentang sebuah objek yang penting
Contohnya: roni(A) dan sani(B) saling menyukai. Sikap roni(A) yaitu cuek
terhadap penampilan, sedangkan sani(B) memiliki sikap yang memperhatikan
penampilan (X). A, B, dan X saling bergantungan.
c. Teori Perbandingan Sosial (Leon Festinger)
Teori ini dikemukakan oleh Leon Festinger yang membedakan antara fisik dengan
sosial yang ada. Jika pendapat, sikap, dan keyakinan dapat diukur secara fisik, maka
segala sesuatu tidak perlu adanya komunikasi.
Contohnya: Postur tubuh individu dapat diukur secara obyektif, sedangkan sikap
individu hanya dapat diukur secara subyektif atau pendapat.
d. Teori Sosiometris (Moreno)
Teori ini berhubungan dengan daya tarik dan penolakan yang dirasakan pada suatu
individu terhadap individu lain dengan adanya implikasi perasaan dalam
pembentukan dan struktur suatu kelompok.
Contohnya: sinta dan dinda memiliki selera dan minat di bidang jurnalistik,
sehingga lili, bobi, dan lainnya memutuskan untuk membentuk kelompok
jurnalistik. Juga sebaliknya, jika sinta dan dinda selera dan minatnya berbeda, maka
mereka akan tidak saling setuju dalam membentuk suatu perkumpulan atau
kelompok.
e. Teori Percakapan Kelompok
Teori ini berkaitan dengan produktivitas kelompok juga upaya dalam mencapainya
melalui masukan anggota, variabel perantara, dan keluaran anggota.
Contohnya: Dalam suatu kelompok terdapat anggota yang berasal dari budaya yang
berbeda. Yang satu berasal dari Jawa, sedangkan yang satunya lagi berasal dari
Batak. Gaya berbicara orang Jawa cenderung kepada kelembutan sedangkan Batak
cenderung kekasaran. Sehingga timbul konflik dalam kelompok tersebut karena
kesalahpahaman antar individu.
f. Teori Pertukaran Sosial
Teori ini dilandasi oleh pandangan individu yang mengerti tentang sikap kelompok
dengan melihat dari hubungan antar individu.
Contohnya: Dua individu akan terjalin hubungan yang baik ketika mereka merasa
saling diuntungkan. Apabila salah satu dari mereka mendapat kerugian, akan terjadi
disfungsi pertukaran komunikasi. Sehingga mengganggu kefektifan pertukaran
sosial.
g. Teori Pemikiran Kelompok
Teori ini telah dikemukakan oleh Irving L. Janis yang menyatakan bahwa terdapat
adanya suatu kerangka atau model berpikir dalam suatu kelompok yang bersifat
kohesif atau saling terpadu.
Contohnya: susan merupakan ketua dari sebuah kelompok yang berjumlah delapan
orang. Kemudian Ia membuat suatu keputusan hanya dengan 5 orang dari jumlah 8
orang. Dan 3 orang tersebut mau tidak mau harus setuju, namun tetap mengurangi
efisiensi dari pekerjaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai