Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

PENUMPANG BAGI ANGKUTAN UMUM


(Studi Kasus pada Penumpang Bus Putra Remaja)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk menyelesaikan
Program Studi Sarjana Transportasi

Disusun Oleh:
A.SAHLUN NASAR
NIM. 181904001

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MARITIM AMNI
SEMARANG
2022

i
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama : A.Sahlun Nasar


Nomor Induk Mahasiswa : 181904001
Program Studi : S1 Transportasi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Penumpang Bagi Angkutan Umum (Studi Kasus pada penumpang Bus Putra
Remaja)

Dosen Pembimbing I : Dr. Y.SUNYOTO, SE, M.Si,Ak, CA, CPA


Dosen Pembimbing II : DHANANG ABIMANTO, S.Hum, M.Pd

Semarang, Juni 2022

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Dr. Y.SUNYOTO, SE, M.Si,Ak, CA, CPA) (DHANANG ABIMANTO, S.Hum, M.Pd)
NIDN. NIDN.

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Proposal
skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Penumpang Bagi Angkutan Umum (Studi Kasus pada penumpang Bus
Putra Remaja)”. Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna
menyelesaikan pendidikan Strata Satu (SI) Transportasi di Universitas Maritim AMNI
Semarang.
Dalam kegiatan penyusunan proposal skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. Siswadi, MT selaku Rektor Universitas Maritim AMNI Semarang.
2. Bapak Dr. E. Adenanthera L.D.,ST, MM selaku Wakil Rektor 1 Universitas
Maritim AMNI Semarang.
3. Bapak Dr. Y. Sunyoto, S.E., M.Si., CA., CPA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Maritim AMNI Semarang.
4. Bapak Dr. Y.SUNYOTO, SE, M.Si,Ak,CA,CPA. selaku Ketua Program Studi S1
Transportasi dan selaku Dosen Pembimbing Pertama.
5. Bapak DHANANG ABIMANTO, S.Hum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Kedua.
6. Segenap Dosen UNIVERSITAS MARITIM AMNI Semarang yang telah berkenan
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Staff perpustakaan yang telah melayani proses peminjaman buku-buku bagi
penulis.
8. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang, semangat,
dukungan, dan doa tiada bosan-bosannya yang selalu menyertai setiap langkah
saya.
9. Teman-teman mahasiswa UNIVERSITAS MARITIM AMNI Semarang yang telah
banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis hingga selesainya
proposal skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Proposal Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

iii
Demikian penyusun ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.

Semarang, Maret 2022

A.SAHLUN NASAR
NIM.181904001

iv
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ............................................................................................................ i

Halaman Pesetujuan .................................................................................................. ii

Kata Pengantar .......................................................................................................... iii

Daftar isi ........................................................................................................... ……… v

Daftar Tabel ..................................................................................................... vii

Daftar Gambar .................................................................................................. viii

Daftar Lampiran ............................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masaalah …………………………………………… 1


1.2 Rumasan Masalah …………………………………………………... 5
1.3 Tujuan dan Keggunaan ……………………………………………... 6
1.3.1 Tujuan Penilitian ………………………………………… 6
1.3.2 Kegunaan Penilitian ………………………………………6

1.4 Sistimatik Penilitian ………………………………………………….7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjawan Pustaka dan Penulisan Terdahulu …….....................................

2.1.1 Minat Penumpang …………………………………………………………….

2.1.2 Kualitas Layanan …………………………………………………………….. 9

2.1.3 Pengemudi ………………………………………………………………………………. 12

2.1.4 Fasilitas …………………………………………………………………………………… 14

2.2 Penilitiaan Terdahulu ……………………………………………... 18

2.3 Hipotesis........................................................................................... 20

2.4 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 21

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 30

3.1.1 Variabel Penelitian ................................................................ 30

3.1.2 Definisi Operasional.............................................................. 30

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel..................................................... 33

3.2.1 Pupolasi ................................................................................ 33

3.2.2 Sampel ................................................................................... 34

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 37

3.3.1 Jenis Data .............................................................................. 37

3.3.2 Sumber Data .......................................................................... 37

3.4 Metode Pengumpuan Data ............................................................. 38

3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 39

3.5.1 Analisis Statistik Deskriftif ................................................... 39

3.5.2 Analisis Kuantitatif ............................................................... 39

3.5.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ..................................... 40

3.5.4 Asumsi Klasik ....................................................................... 41

3.5.5 Analisis Regresi Linear Berganda ......................................... 44

3.5.6 Pengujian Hipotesis .............................................................. 45

3.5.7 Koefisien Determinasi .......................................................... 46

3.6 Diagram Alur Penelitian ................................................................ 47

Daftar Pustaka

Lampiran

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Frans, (2017) transportasi atau pengangkutan dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pergerakan atau perpindahan orang/barang
dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu cara atau teknik
tertentu untuk maksud dan tujuan tertentu. Transportasi terkait pula dengan
produktivitas maka harus mampu memberikan pelayanan yang baik.
Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia,
mobilitas faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan.
Perkembangan transportasi saat ini semakin pesat dan juga semakin banyak
kemajuan. Pertambahan jumlah penduduk juga menjadi salah satu faktor yang
membuat meingkatnya perkembangan transportasi saat ini. Rasyid (2015)
ransportasi dalam kehidupan sekarang ini telah menjadi suatu kebutuhan
mendasar yang sangat penting terutama untuk masyarakat perkotaan. Fungsi
transportasi dalam aktifitas di perkotaan memiliki peranan penting yang
berpengaruh di dalam segala aspek atau sektor kehidupan. Masyarakat pada
umumnya sangat membutuhkan transportasi publik di samping kendaraan
pribadi sebagai alat penunjang transportasi kegiatan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhannya.
Menurut Frans, (2017), pengertian angkutan umum (public
transportation) adalah adalah moda transportasi yang diperuntukan untuk
kepentingan bersama (banyak orang), menerima pelayanan bersama,
mempunyai arah dan titik tujuan yang sama serta terikat dengan peraturan
trayek yang telah ditentukan. Angkutan dapat didefinisikan sebagai
pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan, sementara kendaraan umum adalah setiap
kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan
dipungut bayaran. Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus
kecil, bus sedang, dan bus besar. Menurut Warpani (2002) dalam Frans

1
2

(2017), tujuan pelayanan angkutan umum adalah memberikan pelayanan yang


aman, cepat, nyaman, dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya
semakin meningkat, terutama bagi para pekerja dalam menjalankan
kegiatannya. Peran angkutan umum yaitu melayani kepentingan mobilitas
masyarakat, pengendalian lalu lintas, penghematan energi dan pengembangan
wilayah. Jenis angkutan umum dibagi berdasarkan kualitas dan kapasitas.
Yuliyana (2018) tantangan yang dihadapi dalam pengoperasian angkutan
umum pada saat ini adalah upaya mempertahankan penumpang yang telah
ada dan menarik minat penumpang baru. Maka operator angkutan umum
harus mampu mempertahankan kualitas pelayanan yang dimilikinya.
Menurut Yuliyana (2018) perkembangan transportasi bus di Indonesia
mengalami perkembangan yang baik. Pada awalnya, bus merupakan
kendaraan yang ditarik kuda, kemudian dimulai dari tahun 1830-an bus
bertenaga uap mulai ada. Seiring pekembangan zaman, bus bertenaga mesin
konvensional adalah penemuan bus troli elektronik yang berfungsi dengan di
bawah seperangkat kabel yang ada di beberapa tempat dengan jumlah banyak.
Bus bertenaga mesin pertama muncul bersama dengan perkembangan mobil.
Setelah bus bertenaga mesin pertama pada tahun 1895, berbagai macam
model dikembangkan pada tahun 1900-an, sampai akhirnya tersebar luas
berbentuk bus yang utuh mulai dari tahun 1950-an. Hingga saat ini
keberadaaan bus sebagai transportasi massal yang handal di berbagai wilayah
seluruh dunia untuk mengantarkan banyak orang dalam satu kendaraan
dengan berbagai fasilitas yang nyaman.
Yuliyana dan Febryani (2018) mengungkapkan pada prinsipnya, definisi
kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan
pelanggan.Harapan pelanggan bisa berupa 3 macam. Pertama, will
expectation, yaitu tingkat kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen
akan diterimanya, berdasarkan semua informasi yang diketahuinya. Tipe ini
merupakan tingkat harapan yang paling sering dimaksudkan oleh konsumen
sewaktu menilai kualitas jasa tertentu. Kedua, sould expectation, yaitu tingkat
3

kinerja yang dianggap sudah sepantasnya diterima konsumen. Biasanya


tuntutan dari apa yang seharusnya diterima jauh lebih besar daripada apa yang
diperkirakan bakal diterima. Ketiga, ideal expectation, yaitu tingkat kinerja
optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima konsumen.
Menurut Yuliansyah (2014:213) dalam Yuliyana dan Febryani (2018)
mengemukakan bahwa “Kualitas dapat dipahami sebagai kesesuaian dengan
spesifikasinya, dan juga sebagai bentuk kepatuhan dengan tujuannya”.
Menurut Kotler dalam Aptaguna dan Pitaloka (2016:51) dalam Yuliyana dan
Febryani (2018) mengemukakan bahwa “Pelayanan adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”.
Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2013:216) dalam Yuliyana dan
Febryani (2018) mengemukakan bahwa “Kualitas jasa dapat didefinisikan
sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan
atas layanan yang mereka terima”. Yuliyana dan Febryani (2018)
mengungkapkan berdasarkan beberapa definisi kualitas pelayanan diatas,
bahwa kualitas (service quality) pelayanan adalah ukuran seberapa bagus
tingkat layanan yang diberikan dengan harapan pelanggan mengenai kualitas
pelayanan suatu jasa.
Menurut (James & Nahl, 2000) dalam Rosydah (2017) pengemudi adalah
perilaku mengendarai dibawah gangguan emosi sehingga memaksakan suatu
tingkat resiko pada pengguna jalan. Pengemudi dengan kategori tinggi adalah
menilai suatu resiko dari sebuah insiden berkendara apakah akan
menyebabkan kematian. Sejalan dengan itu Dula (dalam Rosydah, 2010),
menyatakan pengemudi yang tinggi akan menimbulkan kematian lewat
insiden dijalan. Perilaku pengemudi dengan kategori tinggi seperti berkendara
diatas kecepatan yang wajar, melawan arah atau memotong lajur berkendara.
Mereka yang berperilaku pengemudi sedang adalah perilaku pengendara yang
beresiko tetapi tidak menyebabkan kematian dalam sebuah insiden.
Menurut Azhari (2016), fasilitas adalah dimana kebutuhan dan harapan
pelanggan, baik yang bersifat fisik maupun psikologis untuk memberikan
4

kenyamanan. Salah satu pendukung fasilitas dengan bentuk fasilitas fisik


organisasi yang digunakan sebagai alat komunikasi pelayanan terhadap
konsumen. Elemen dari desain fasilitas pelayanan meliputi elemen fisik
seperti layout, kondisi fasilitas, kelengkapan, penggunaan teknologi sebagai
sarana dalam pemberian jasa, dandekorasi yang dirasakan aau didapat
konsumen secara langsung. Fasilitas yang di berikan menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi minat penumpang terhadap penggunaan jasa transportasi
yang diberikan.
Yuliyana dan Febryani (2018) mengungkapkan minat beli adalah sesuatu
diperoleh dari proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu
persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam
benaknya dan menajdi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya
ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan
mengaktualisasikan apa yang ada dalam benaknya.
Yuliyana dan Febryani (2018) mengemukakan bahwa “Minat beli
merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan”. Berdasarkan beberapa
definisi diatas, bahwa minat beli adalah suatu tindakan sebelum melakukan
proses keputusan pembelian terhadap suatu produk barang atau jasa yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Tabel 1.1
Jumlah penumpang bus Putra Remaja pada bulan Januari tahun 2021

Pekan pertama Total 180

Pekan kedua Total 170

Pekan ketiga Total 190


Total 540
Sumber :PO Putra Remaja (2021)

Berdasarkan latar belakang dari jumlah penumpang bus Putra Remaja


bulan January tahun 2021 di atas maka judul yang akan dipilih dalam
5

penyusunan skripsi ini adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI MINAT PENUMPANG BAGI ANGKUTAN
UMUM (Studi Kasus pada penumpang Bus Putra Remaja) ”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas diketahui ada beberapa
faktor yang mempengaruhi minat penumpang, seperti faktor perilaku
pengendara, kondisi jalan dan disiplin rambu lalu lintas. Oleh karena itu,
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor kualitas layanan mempengaruhi minat penumpang bagi
angkutan umum?
2. Apakah faktor pengemudi mempengaruhi minat penumpang bagi angkutan
umum?
3. Apakah faktor fasilitas mempengaruhi minat penumpang bagi angkutan
umum?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk :
1. Untuk menganalisis faktor kualitas layanan mempengaruhi minat
penumpang bagi angkutan umum.
2. Untuk menganalisis faktor pengemudi mempengaruhi minat
penumpang bagi angkutan umum.
3. Untuk menganalisis faktor fasilitas mempengaruhi minat
penumpang bagi angkutan umum.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
1. Bagi UNIMAR AMNI SEMARANG
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam
pada masa yang akan datang.
6

2. Bagi Penyedia Jasa Oto Bus


Memberikan informasi yang bermanfaat guna meningkatkan
minat penumpang.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini digunakan sebagai cara untuk menerapkan teori-
teori yang telah didapatkan selama proses pembelajaran dibangku
kuliah dan megaplikasikan dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan, menambah pengalaman serta pengetahuan penulis akan
masalah-masalah yang terjadi pada bidang transportasi dan juga
berguna untuk menguji teori tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi minat penumpang.
4. Bagi Pembaca
Kegunaan atau manfaat bagi pembaca yaitu dapat menjadikan
sumber bahan referensi serta menambah wawasan bagi pembaca.

1.4. Sistematika Penulisan


Untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan
maka dibuatlah sistematika penulisan yang akan menjadi sumber informasi
dari isi masing-masing bab, adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Merupakan bagian awal penyusunan skripsi yang mengueaikan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan bagian kedua dari penyusunan skripsi yang menguraikan
tinjauan pustaka tentang minat penumpang, fasilitas, kualitas layanan,
pengemudi, penelitian terdahulu, hipotesis, kerangka pemikiran dan
diagram alur penelitian
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Merupakan bagian ketiga dari penyusunan skripsi yang berisi tentang
Variabel penelitian dan defenisi operasional, penentuan populasi dan
7

sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode


pengolahan dan analisis data. pengolahan dan analisis data.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Merupakan bagian keempat dari penyusunan skripsi yang
menguraikan deskripsi obyek penelitian, analisis data dan pembahasan
dan implikasi manajerial.
BAB 5 PENUTUP
Merupakan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjaun Pustaka dan Penelitian Terdahulu


2.1.1. Minat Penumpang
Menurut Setiawan dan Rahmawati (2018) minat adalah rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh, minat (interest) yaitu suatu kekuatan, motivasi
yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap
seseorang, sesuatu benda ataupun kegiatan tertentu”. Menurut
Yuliyana dan Febryani (2018) minat beli adalah sesuatu diperoleh
dari proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu
persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus
terekam dalam benaknya dan menajdi suatu keinginan yang sangat
kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi
kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada dalam
benaknya. Yuliyana dan Febryani (2018) mengemukakan bahwa
“Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen
dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan”.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, bahwa minat beli adalah
suatu tindakan sebelum melakukan proses keputusan pembelian
terhadap suatu produk barang atau jasa yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Dimensi minat beli
menurut Tjiptono dalam Yuliyana dan Febryani (2018) adalah
sebagai berikut:
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.

8
9

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku


seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk preferensinya.
4. Minat ekspoloratif, minat ini menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang
diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat
positif dari produk tersebut.
2.1.2. Kualitas Layanan
Menurut Malau, dkk (2015) kualitas layanan menjadi suatu
keharusan yang harus dilakukan perusahaan supaya mampu
bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Kualitas
layanan sendiri yang menjadi ukuran bagi pelanggan baik dan
tidaknya suatu produk atau jasa yang telah mereka gunakan. Pola
konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan
berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan. Menurut Malau, dkk (2015) kualitas jasa
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dari pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Parasuman dan kawan-kawan dalam Malau, dkk (2015)
menemukan sepuluh dimensi yang ada dirangkum menjadi lima
dimensi pokok meliputi:
1. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan
memuaskan.
10

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk


membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf;
bebas dari bahaya, resiko atau keraguraguan.
5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian, dan memahami kebutuhan
para pelanggan.
Menurut Malau, dkk (2015) dimensi kualitas layanan di
atas, maka dapat disimpulkan kualitas pelayanan adalah
kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan harapan
pelanggan yang didukung dari faktor internal perusahaan seperti
fasilitas penunjang operasional perusahaan, kemampuan maupun
kesopanan dari karyawan penyedia jasa dalam memberikan layanan
kepada konsumennnya, rasa empati perusahaan terhadap para
konsumen, serta rasa aman dan jaminan kepada konsumen pasca
pembelian maupun waktu mengkonsumsi jasa tersebut.
Lupiyoadi, dalam Oktariansyah, dkk (2017) kualitas
layananadalah kemampuan perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada para pelanggan, sedangkan menurut Payne
(2000) dalam Oktariansyah, dkk (2017) kualitas layananatau
kualitas jasa berkaitan dengan kemampuan suatu organisasi untuk
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Payne menyatakan
bahwa ukuran kinerja adalah kualitas pelayanan atau jasa yang
dipersepsikan. Indikator Kualitas Layanan yaitu:
1. Kehandalan (Reliability) dengan item-item yang digunakan
yaitu: ketepatan waktu, kenyamanan, keamanan.
11

2. Daya Tanggap (Responsiveness), dengan item-item yang


digunakan yaitu: Ketersediaan pelayanan angkutan, Kesiapan
kru membantu penumpang, Kecepatan pelayanan kru.
3. Jaminan (Assurances) dengan item-item yang digunakan yaitu:
Keramahan kru, Kesopansantunan kru, Pengetahuan kru tentang
trayek yang dilalui.
4. Empati (Empathy), dengan item-item yang digunakan yaitu:
kepedulian kru, Perlakuan yang sama antar penunpang.
5. Bukti Fisik (Tangibel) Item-item yang digunakan yaitu:
kebaruan armada, Fasilitas tempat duduk, Fasilitas ruang bis,
Penampilan kru, Kebersihan, Kerapihan.
Panjaitan dan Yuliati (2016) kualitas jasa pada umumnya
tidak dilihat dalam konstruk yang terpisah, melainkan secara
agregat dimana dimensidimensi individual dimasukkan untuk
mendapatkan kualitas jasa secara keseluruhan. Tjiptono (2009:269)
Panjaitan dan Yuliati (2016) dalam mengungkapkan bahwa
terdapat lima dimensi utama kualitas pelayanan (sesuai urutan
derajat kepentingan relatifnya) yaitu :
1. Keandalan Keandalan yakni kemampuan memberikan layanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan Artinya
para karyawan memberikan pelayanan yang sesuai dengan
harapan pelanggan.
2. Daya tanggap Daya tanggap yaitu kcinginan para staf untuk
membantu para pclanggan dan memberikan layanan dengan
tanggap, yakni motivasi para karyawan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi pelanggan dalam menagunakan jasa
3. Jaminan Jaminan mencakup pengetahuan, kompetensi,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf,
bebas dari bahaya, risiko atau keraguan. Yaitu mengenai
pengetahuan balk dari karyawan dalam menangani pertanyaan
atau keluhan dari pelanggan
12

4. Perhatian Perhatian meliputi kemudahan dalam menjalin relasi,


komunikasi yang balk, perhatian pribadi, dan pemahaman alas
kebutuhan individual para pelanggan yaitu sikap karyawan yang
menunjukkan perhatian yang tulus dalam melayani pelanggan.
5. Bukti Fisik Tampilan fisik meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
2.1.3. Pengemudi
Pengemudi Rosydah, dkk (2017) adalah perilaku
mengendarai di bawah gangguan emosi sehingga memaksakan
suatu tingkat resiko pada pengguna jalan. Rosydah, dkk (2017)
menyatakan pengemudi dengan kategori tinggi adalah menilai
suatu resiko dari sebuah insiden berkendara apakah akan
menyebabkan kematian. Sejalan dengan itu Dula,et all (2010)
dalam Rosydah, dkk (2017) menyatakan pengemudi yang tinggi
akan menimbulkan kematian lewat insiden dijalan. Perilaku
pengemudi dengan kategori tinggi seperti berkendara diatas
kecepatan yang wajar, melawan arah atau memotong lajur
berkendara. Sedangkan untuk kategori rendah para siswi yang
mengikuti peraturan lalu lintas. Mereka yang berperilaku
pengemudi sedang adalah perilaku pengendara yang beresiko tetapi
tidak menyebabkan kematian dalam sebuah insiden.
Menurut Rosydah, dkk (2017) Perilaku pengemudi banyak
terjadi pada pengendara yang cuek terhadap keselamatan tetapi
berkendara dalam keadaan yang wajar. Beberapa perilaku
pengemudi kategori sedang seperti lupa menyalakan lampu sein,
berkendara di lajur yang salah atau tidak memasangkan kaca spion
di motor banyak dilakukan oleh para siswi. Penyebab timbulnya
pengemudi bisa timbul karena faktor internal dan external. Secara
internal, setiap individu memiliki sifat atau karakter yang akan
menentukan perilakunya secara teratur dan terusmenerus dalam
setiap situasi. Faktor internal yang dimaksudkan menjadi penyebab
13

pengemudi ini seperti permusuhan, rasa ingin bersaing, kurangnya


kepedulian terhadap individu lain, mengemudi untuk pelepasan
emosi, impulsif, dan keputusan untuk mengambil resiko. Sifat-sifat
ini akan berperan dalam pembentukan kepribadian mereka pada
saat menghadapi masalah di jalan raya. Perasaan marah akan
membuat pengemudi melakukan pengemudi sehingga
membahayakan para pengguna jalan yang lain . Selain itu penyebab
lain pengemudi diungkapkan oleh (Philippe, Vallerand, Catherine
& Celine, 2009) dalam Rosydah, dkk (2017) yang menyatakan
dorongan dari dalam diri saat berkendara juga mempengaruhi
perilaku pengemudi.
Dalam Kusumastutie (2015) mengemudi agresif merupakan
perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang saat dia
mengemudikan kendaraannya. Definisi mengemudi agresif
Menurut Hennessy & Wiesenthal dalam Kusumastutie (2015),
yaitu sebagai perilaku yang secara sengaja membahayakan orang
lain secara fisik, emosional, dan psikologis pada saat mengemudi.
Menurut Kusumastutie (2015), mengemudi agresif merupakan
perilaku mengemudi yang disengaja yang dapat meningkatkan
risiko kecelakaan dan dilakukan karena ketidaksabaran,
kejengkelan, sikap bermusuhan, dan usaha untuk menghemat
waktu. Shinar (2007) menyatakan bahwa mengemudi agresif
berakar dari rasa frustrasi yang kemudian termanifestasi pada
perilaku mengemudi yang dapat membahayakan orang lain. Situasi
yang dapat menimbulkan frustrasi saat mengemudi dapat berupa
kemacetan maupun tundaan. Situasi eksternal ini akan dipengaruhi
oleh faktor kepribadian (personality) maupun faktor lingkungan
(environment).
Dalam Kusumastutie (2015), pengemudi memiliki dua
pilihan, yaitu untuk mengalihkan dorongan agresinya atau
memanifestasikan dorongan agresinya ke dalam bentuk perilaku
14

mengemudi agresif. Terdapat dua macam bentuk mengemudi


agresif, yaitu hostile aggression dan instrumental aggression.
Hostile aggression merujuk pada penggunaaan kata-kata kasar,
penyerangan secara fisik, maupun pemberian isyarat tangan.
Hostile aggression tidak secara langsung dapat membebaskan
pengemudi dari situasi yang membuatnya frustrasi. Perilaku-
perilaku ini hanya sekedar sebagai pelampiasan emosi pengemudi
saja. Instrumental aggression dilakukan dengan asumsi bahwa
dengan perilaku tersebut pengemudi dapat keluar dari situasi yang
membuatnya frustrasi. Perilaku ini tampak pada perilaku menyelip,
menerobos lampu merah, maupun mengikuti kendaraan di
depannya dengan jarak yang terlalu dekat. Kusumastutie (2015)
mengungkapkan fenomena mengenai perilaku mengemudi agresif
pada pengemudi bus banyak terjadi di Indonesia. Bahkan di awal
tahun 2014 ini telah terjadi beberapa kecelakaan yang terkait
dengan perilaku mengemudi agresif. Misalnya balapan antara
sesama pengemudi bus yang mengakibatkan tertabraknya sebuah
truk di jalan tol Merak, pengemudi bus yang menerobos palang
kereta api sehingga tertabrak kereta api di Bekasi, pengemudi bus
yang ugal-ugalan sehingga menyebabkan kecelakaan beruntun di
Boyolali, dan beberapa kasus yang lain.
2.1.4. Fasilitas
Menurut Azhari, dkk (2016), fasilitas adalah dimana
kebutuhan dan harapan pelanggan, baik yang bersifat fisik maupun
psikologis untuk memberikan kenyamanan (Tjiptono, 2006). Salah
satu pendukung fasilitas dengan bentuk fasilitas fisik organisasi
yang digunakan sebagai alat komunikasi pelayanan terhadap
konsumen. Elemen dari desain fasilitas pelayanan meliputi elemen
fisik seperti layout, kondisi fasilitas, kelengkapan, penggunaan
teknologi sebagai sarana dalam pemberian jasa, dandekorasi yang
dirasakan aau didapat konsumen secara langsung.
15

Dalam Pratama (2015) fasilitas adalah segala sesuatu baik


benda maupun jasa yang menyertai pelayanan yang diberikan oleh
PO. Rosalia Indah di Palur Karanganyar kepada konsumen.
Variabel fasilitas diukur dengan menggunakan skala Likert.
Indikator variabel fasilitas dalam penelitian ini mengacu pada
penelitian Wahyu Kartika Aji dan Harry Soesanto dalam Pratama
(2015) (2012) meliputi:
1. Tersedianya berbagai pilihan armada bus.
2. Tempat duduk di dalam bus yang nyaman.
3. Tersedianya rumah makan bagi penumpang bus.
4. Kendaraan bus yang baik dan nyaman.
5. Tersedianya bantal dan selimut bagi penumpang
Menurut Jumini dan Realize (2020) fasilitas merupakan
persediaan peralatan fisik yang memberikan kenyamanan bagi
konsumen yang melalukan kegiatannya sehingga terpenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka. Konsumen mempertimbangkan
ketersediaan fasilitas dalam membuat keputusan pembelian pada
suatu produk atau jasa (Purbasari, 2019: 202). Tata letak dan
bentuk fasilitas berkaitan dengan pandangan konsumen terhadap
jasa tersebut. Trans Batam memberikan fasilitas yang cukup baik
namun ada kurang pada fasilitas yang disediakan yaitu kamar
mandi, kursi tunggu pendingin ruangan, dan televisis yang kurang
mendukung dan mengalami kerusakan serta kurang memuaskan.
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengatahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian pada transportasi bus Trans Batam.
2. Untuk mangetahui pengaruh fasilitas terhadap keputusan
pembelian pada transportasi bus trans batam.
3. Untuk mengetuhui pengaruh kualitas pelayanan dan fasilitas
secara bersamasama terhadap keputusan pembelian pada jasa
tranportasi bus trans batam.
16

Menurut Tjiptono, 2014 dalam Jumini dan Realize (2020)


Fasilitas merupakan salah satu penunjang bisnis dimana dengan
adanya fasilitas akan memberikan kemudahan serta kenyamanan
bagi konsumen. Adapun indikator- indikator fasilitas:
1. Pertimbangan/ Perencanaan Spasial
2. Perencanaan Ruang
3. Perlengkapan/ Perabotan
4. Tata Cahaya Dan Warna
5. Pesan–Pesan Yang Disampaikan secara grafis
Dalam Samudr (2018) mendefinisikan “fasilitas adalah
sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa ditawarkan
kepada konsumen”. Kotler (2005:45) dalam Samudr (2018)
mendefinisikan “ fasilitas yaitu segala sesuatu yang bersifat
peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk
mendukung kenyamanan pelanggan”. Sulastiyono (2006:32) dalam
Samudr (2018) mendefinisikan “fasilitas adalah penyediaan
perlengkapanperlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan
kepada pelanggan dalam melaksanakan aktivitasaktivitas atau
kegiatan-kegiatanya sehingga kebutuhankebutuhan pelanggan
dapat terpenuhi”.

2.2. Penelitian Terdahulu


Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dalam
penelitian ini. Secara ringkas penelitian yang telah di lakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya dapat dilihat dalam tabel berdasarkan setiap
jurnal yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 2.1
Rujukan Penelitian untuk variabel Minat Penumpang
Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tarif Terhadap
Minat Penumpang Bus Damri Unit Angkutan Kota
Bandung
Sumber Jurnal Wulan Yuliyana dan Eva Febriyani, Jurnal Ekonomi
Manajemen 4 (1) (Mei 2018) 19-28
17

Metode Analisis Kuantitatif


Variabel PenelitianVariabel (X)
X1. Kualitas Pelayanan
X2. Tarif
Variabel (Y)
Minat Beli Penumpang
Hasil Penelitian Analisis data yang digunakan adalah regresi
berganda yang
mana diketahui kualitas pelayanan mendapat skor
0.100 dan
tarif 0,638. Hasil analisis mengidentifikasikan bahwa
kualitas
pelayanan dan tarif sama-sama berpengaruh
signifikan terhadap minat beli. Penelitian ini bisa
membantu Perum DAMRI dalam mengatur strategi
untuk meningkatkan minat beli masyarakat.
Hubungan Dengan Variabel Y Minat Penumpang pada penelitian
Penelitian terdahulu
digunakan
sebagai rujukan variabel Minat Penumpang pada
penelitian
saat ini.
Sumber Penelitian : Yuliyana dan Febriyani 2018
Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.1
di atas ini. Penelitian ini berfokus pada Minat Penumpang.
Tabel 2.2
Rujukan Penelitian untuk variabel Kualitas Layanan
Judul Pengaruh Tarif, Kualitas Pelayanan, dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus
Penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans
Semarang Koridor II Terboyo - Sisemut, Ungaran)
Sumber Jurnal Jamaluddin Nurma Malau, Wahyu Hidayat & Sri
Suryoko, Diponegoro Journal Of Social And Political
Of Science Tahun 2015, Hal. 1-11
Metode Analisis Kuantitatif
Variabel Penelitian Variabel (X)
X1. Tarif
X2. Kualitas Pelayanan
X3. Promosi
Variabel (Y)
Keputusan pembelian
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa secara
parsial variabel tarif memberikan kontribusi
18

pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar


6,7%, variabel kualitas pelayanan memberikan
kontribusi pengaruh terhadap keputusan pembelian
sebesar 8,5% dan variabel promosi memberikan
kontribusi pengaruh terhadap keputusan pembelian
sebesar 19,1%. Secara simultan tarif, kualitas
pelayanan, dan promosi memberikan kontribusi
pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar
21,5%.
Hubungan Dengan Variabel X2 Kualitas Pelayanan (service quality)
Penelitian pada penelitian terdahulu digunakan sebagai ujukan
variabel Service Quality pada penelitian saat ini.
Sumber Penelitian : Malau, dkk 2015
Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.2
diatas ini. Penelitian ini berfokus pada kualitas layanan.
Tabel 2.3
Rujukan Penelitian untuk variabel Pengemudi
Judul Efek Karakteristik Individu dan Pengaruh
Lingkungan Terhadap Perilaku Aggressive
Driving pada Pengemudi Angkutan Umum di Kota
Surabaya
Sumber Jurnal Binti Mualifatul Rosydah, Dewi Kurniasih, Rina
Sandora, journal.ppns.ac.id ISSN: 2548-1509 (2017)
Metode Analisis Kuantitatif
Variabel Penelitian Variabel (X)
X1. Faktor Lingkungan.
Variabel (Y)
Y. Aggressive Driving
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini menunjukkan umur yang
produktif (23-35 tahun) dan status pernikahan yang
didukung kondisi panas, berdebu dan waktu tunggu
yang lama ketika di terminal yang memacu
seorang pengemudi bertindak menjadi agresive
ketika berkendara. Oleh karena itu, perlu diambil
sejumlah tindakan pengendalian agar lingkungan dapat
menjadi lebih nyaman dan mendapatkan perhatian
oleh pemerintah.
Hubungan Dengan Variabel Y Aggressive Driving pada penelitian
Penelitian terdahulu digunakan sebagai rujukan variabel
Aggressive Driving pada penelitian saat ini.
Sumber Penelitian : Rosydah, dkk 2017
19

Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang


berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.3
diatas ini. Penelitian ini berfokus pada penemudi.

Tabel 2.4 Fasilitas


Rujukan Penelitian untuk variabel Fasilitas
Judul Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Po. Rosalia Indah
Di Palur Karanganyar Dengan Fasilitas Sebagai
Variabel Moderasi
Sumber Jurnal Yosi Pratama, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan
Vol. 15 Edisi Khusus April 2015: 181 – 188
Metode Analisis Kuantitatif
Variabel Penelitian Variabel (X)
X1. Harga
X2. Kualitas pelayanan
X3. Fasilitas
Variabel (Y)
Kepuasan Konsumen
Hasil Penelitian Kesimpulannya: Ada pengaruh yang signifikan dari
harga terhadap kepuasan konsumen pengguna
layanan transportasi bus PO. Rosalia Indah di Palur
Karanganyar. Ada pengaruh yang signifikan dari
kualitas layanan pada kepuasan pelanggan
pengguna layanan transportasi bus PO. Rosalia
Indah di Palur Karanganyar. Ada pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan konsumen pengguna
jasa transportasi bus PO. Rosalia Indah di Palur
Karanganyar. Fasilitas memoderasi pengaruh harga
terhadap kepuasan konsumen pengguna layanan
transportasi bus PO. Rosalia Indah di Palur
Karanganyar. Fasilitas memoderasi dampak kualitas
layanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna
layanan transportasi bus PO. Rosalia Indah di Palur
Karanganyar.
Hubungan Dengan Variabel X3 Fasilitas pada penelitian terdahulu
Penelitian digunakan sebagai rujukan variabel Fasilitas pada
penelitian saat ini.
Sumber Penelitian : Yosi Pratama 2015
Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.4
diatas ini. Penelitian ini berfokus pada Fasilitas.
20

2.3. Hipotesis
Hipotesis menurut arti kata hipotesis berasal dari dua panggalan kata,
yaitu “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa” artinya kebenaran atau
pendapat. Dan menurut maknanya dalam suatu penelitian hipotesis
merupakan jawaban sementara dan kesimpulan yang di ambil untuk
menjawab permasalahan yang di ajukan. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, pengujian hipotesis
dimaksudkan untuk memutuskan apakah akan menerima atau menolak.
Hipotesis berdasarkan pada data yang diperoleh dari sampel. Hipotesis
juga dikatakan sebagai suatau pernyataan mengenai nilai suatu parameter
populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk
pengambilan keputusanya. Dalam penelitian ini hipotesis dikemukakan
dengan tujuan untuk mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian
yang akan dilakukan. Apabila hipotesis tidak terbukti dan berarti salah,
maka masalah dapat dipecahkan dengan kebenaran ditentukan dari
kepututsan yang berhasil dijalankan selama ini.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus diuji empiris. Hipotesis dalam penelitian
ini antara lain:
H1: Diduga Kualitas layananberpengaruh positif dan signifikan terhadap
Minat Penumpang pada penumpang Bus dengan Trayek Semarang-
Lampung.
H2: Diduga Pengemudi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Minat Penumpang pada penumpang Bus dengan Trayek Semarang-
Lampung.
H3: Diduga Fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Penumpang pada penumpang Bus dengan Trayek Semarang-
Lampung.
21

2.4. Kerangka Pemikiran

Kualitas
Layanan

Minat
Pengemudi
Penumpang

Fasilitas

Variabel dalam penelitian ini meliputi


1. Kualitas layanan (X1)
Indikator-indikator Kondisi kendaraan antara lain:
a. Reliability
b. Responsivess
c. Assurances
2. Pengemudi (X2)
Indikator-indikator Human Factor antara lain :
a. berkendara diatas kecepatan yang wajar
b. melawan arah
c. memotong lajur berkendara
3. Fasilitas (X3)
Indikator-indikator Fasilitas antara lain :
a. Kapasitas dan kinerja fasilitas
b. Kenyamanan fasilitas
c. Sirkulasi udara ruang luar/dalam terlindung bau tidak sedap
4. Variabel: minat penumpang (Y.1) Indikator-indikator minat
penumpang Y1.1 Minat referensial
a. Minat preferensial
b. Minat ekspoloratif
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan suatu penelitian analisis yaitu penelitian


survey yang bertujuan untuk mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis
data, menginterprestasikan data dan akhirnya pada kesimpulan yang didasarkan
pada analisis data. Jenis penelitian ini adalah korelasi sebab akibat, yang
digunakan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan antara independen
variabel terhadap dependen variabel, yang uraiannya bersifat asosiatif yakni
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih (Sugiyono, 2017:2).
1.1. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
1.1.1. Varibel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut seseorang atau obyek,
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:38).
Adapun jenis-jenis variabel adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel Bebas atau independent variable adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2017:39). Pada
penelitian ini yang menjadi varibel variabel bebas adalah Kualitas
layanan (X1), pengemudi (X2), fasilitas (X3).
2. Variabel Terikat (Independent Variabel)
Variabel terikat atau dependent variable merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2017:39). Pada penelitian ini yang
menjadi variabel Minat Penumpang (Y).\
1.1.2. Defenisi Operasional
Definisi operasional penelitian adalah suatu definisi yang
diberikan pada suatu variabel dengan memberikan arti atau

22
23

mengspesifikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang


diperlukan untuk variabel tersebut (sugiyono, 2017:38). Variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitas
layanan (X1), pengemudi (X2), fasilitas (X3).dan Minat Penumpang
(Y).
1. Kualitas layanan (X1)..
Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus
dilakukan perusahaan supaya mampubertahan dan tetap mendapat
kepercayaan pelanggan. Kualitas pelayan sendiri yang menjadi
ukuranbagi pelanggan baik dan tidaknya suatu produk atau jasa
yang telah mereka gunakan. Pola konsumsidan gaya hidup
pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan pelayanan
yang berkualitas. Kualitas pelayanan berpusat pada upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan..
Indikator Kualitas layanan yaitu :
a. Reliability
Kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa-jasa yang
dijanjikan dengan terpercaya dan akurat dalam melayani
pengguna
b. Responsiveness
Kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan
jasa yang cepat, kesadaran dalam membantu pengguna.
c. Assurances
Mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya,
resiko atau keragu-raguan.
2. Pengemudi (X2)
Pengemudi adalah perilaku mengendarai dibawah gangguan
emosi sehingga memaksakan suatu tingkat resiko pada pengguna
jalan. Indikator pengemudi yaitu :
24

a. Berkendara di atas kecepaatan yang aman.


Berkendara di atas kecepatan yang aman yaitu pengemudi
memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi yang dapat
membahayakan penumpang.
b. Mengemudi Melawan arah.
Mengemudi melawan arah yaitu perilaku pengemudi yang
tidak taat pada peraturan lalu lintas dengan mengemudi
dengan arah yang berlawanan.
c. Memotong Lajur Berkendara
Perilaku berbahaya pengemudi yang memotong lajur
pengguna jalan lainnya karena akan membahayakan
keselamatan .
3. Fasilitas (X3)
Fasilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sarana
untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan. Fasilitas
adalah sebagai keseluruhan operasi berbasis teknologi dengan
pengadaan sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan
mutu dan menunjang upaya pemenuhan kebutuhan untuk
pelanggan untuk merasa nyaman dan tertarik .
a. Kapasitas dan kinerja fasilitas.
Kapasitas dan kinerja fasilitas adalah kemampuan penyedia
jasa untuk memberikan pelayanan dari sisi fasilitas agar
menarik minat penumpang untuk menggunakan jasa tersebut.
b. Kenyamanan fasilitas.
Penyedia jasa oto bus harus mampu memberikan pelayanan
yang membuat konsumen merasa nyaman agar tertarik untuk
menggunakan jasanya.
c. Sirkulasi udara ruang luar/dalam terlindung bau tidak sedap.
Merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan
oleh penyedia jasa untuk membuat kondisi ruang
yang wangi dan terhindar dari bau tidak sedap..
25

4. Minat Penumpang (Y)


Minat adalah sesuatu di perolehdari proses belajar dan proses
pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini mencip
takan suatu motivasi yang terusterekam dalam benaknya dan
menja di suatu keinginan yang sangat kuat yang padaa khirnya
ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan
mengaktualisasikan apa yang ada dalam benaknya.
a. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain karena merakan
kepuasan dalam mengunakan jasa yang di berikan.
b. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan
perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama
padaproduk tersebut. Preferensi ini hanyadapat diganti jika
terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
c. Minat ekspoloratif, minat ini menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk
yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat positif dari produk tersebut.

1.2. Penentuan Populasi dan Sampel


1.2.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2017:80). Populasi merupakan kumpulan
yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis. Populasi dilihat
jumlahnya dibedakan menjadi dua ukuran:
1. Populasi terhingga
Yang dimaksud dengan populasi terhingga di sini adalah
suatu populasi yang terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu
atau dapat dihitung jumlahnya.
26

2. Populasi tidak terhingga adalah suatu populasi dimana obyeknya


tidak terhingga atau tidak dapat dihitung jumlahnya.
Pada penilitian ini populasi yang digunakan yaitu populasi
terhingga. Dimana populasi yang dimaksudkan adalah penumpang
Bus Putra Remaja Kelas Eksekutif Jurusan Semarang-Lampung pada
bulan January tahun 2021 sebanyak 540 orang penumpang (didapat
dari 28 seat x 30 hari beroperasi Bus Putra Remaja Kelas Eksekutif
Jurusan Semarang-Lampung)
1.2.2. Sampel Penelitian
(Sugiyono, 2017:81) Menyatakan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Menurut Sugiyono (2017:81) Untuk menentukan sampel yang akan
diambil dalam penelitian ini, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Pada dasarnya teknik sampling dikelompokkan menjadi
dua, yaitu propability sampling dan nonpropability sampling.
1. Probability Sampling
Propability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik
propability sampling meliputi:
a. Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b. Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini
digunakan bilah populasi mempunyai anggota atau unsur yang
tidak homogen dan berstrata tetapi kurang proporsional.
c. Disproportionate Strafied Random Sampling. Teknik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling. Teknik yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat
27

luas, misalnya penduduk disebuah provinsi atau disebuah


negara.
2. Non-probability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
nonpropability sampling meliputi:
a. Sampling Sistematis. Sampling sistemarik adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut
b. Sampling Kuota. Sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu smapai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan.
c. Sampling Insidential. Sampling insidential adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive. Sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e. Sampling Jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
dan dikenal juga dengan istilah sensus.
f. Snowball Sampling. Snowball sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian
membesar. ibarat bola salju yang menggelinding dan lama-
lama menjadi besar.
Dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel,
peneliti menggunakan rumus Slovin: (Sugiyono, 2019:143)
N
n= 2
1+ Ne
28

Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi (rata –rata dalam satu bulan)
e = Batas kelonggaran kesalahan yang digunakan (10%)
Perhitungan pengambilan jumlah sampel :
N
n= 2
1+ Ne
540
n= 2
1+540(0,1)
n = 99,81 (dibulatkan menjadi 100)
Teknik sampling yang digunakan adalam nonprobability
sampling. Jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah
Sampling insidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

1.3. Jenis dan Sumber Data


1.3.1. Jenis Data
Di dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis data, yakni data
kuantitatif dan data kualitatif. Menurut sugiyono (2017:137) yaitu:
1. Data Kuantitatif. Data kuantitatif yaitu suatu data yang berbentuk
angka atau bilangan.
2. Data Kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-
kata, bukan dalam bentuk angka yang dapat diperoleh melalui
berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara,
analisis dokumen, atau observasi yang telah dituangkan dalam
catatan lapangan (transkrip).
1.3.2. Sumber Data
Berdasarkan sumber data, menurut Sugiyono, 2017 sumber data
yang digunakan ada 2 yaitu sebagai berikut:
29

1. Data Primer. Data Primer merupakan sumber data yang langsung


memberikan data kepada pengumpulan data. Data primer secara
khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Jadi data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama
kalinya melalui wawancara atau hasil pengisian kuesioner.
2. Data Sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan
data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang
berkaitan dan menunjang penelitian ini.

1.4. Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan data merupakan proses yang penting dalam
mendukung suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2017:223) teknik
pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standard data yang diterapkan, pada
penelitian ini di gunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Wawancara. Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Dalam penelitian ini
penulis mewawancarai kepada pengguna pengujian kendaraan bermotor
Dishub Kota Semarang tentang apa saja masalah yang dihadapi atau
pelayanan yang diberikan sudah sesuai atau belum.
2. Metode Angket atau Kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Dalam penelitian ini kuesioner di tujukan kepada penumpang bus trayek
Semarang-Lampung.
30

3. Metode Dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode


pengumpulan data yang digunakan dengan meneliti dan mencari data-
data pada proyek penelitian. Teknik pengumpulan datanya berupa
dokumen, atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
4. Metode Pengamatan. Metode pengamatan merupakan cara pengumpulan
data melalui proses pencatatan perilaku subyek (orang), objek (benda)
atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan individu-individu yang diteliti.
5. Metode Studi Pustaka. Studi pustaka adalah metode pengumpulan data
yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan dan peneliti terdahulu yang
ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta
publikasi-publikasi lain yang layak dijadikan sumber.

1.5. Metode Analisis Data


1.5.1. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2017:254) analisis deskriptif adalah statsitik
yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sabagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Setelah melalui proses analisa
deskriptif maka akan dapat dianalisa secara kuantitatif, sehingga
dapat diketahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang telah
ditentukan dapat mempengaruhi minat penumpang terhadap
penggunaaan bus trayek Semarang-Lampung.
1.5.2. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2017:253) yang dimaksud dengan analisis
kuantitatif adalaha mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diujikan.
31

Pada penelitian ini untuk mendapatkan data kuantitatif, data


dari kuesioner yang merupakan data kualitatif dirubah menjadi data
kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert yang diperoleh dari
daftar pertanyaan yang digolongkan kedalam 5 (lima) tingkat adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Likert
Keterangan Score Nilai
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Cukup Setuju CS 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber : Sugiyono, 2016
Metode analisis yang dipilih untuk menganalisis data adalah
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang
dioperasikan melalui program IBM SPSS Statistics 24.

1.6. Tahapan Pelaksanaan Penelitian


1.6.1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Hasil penelitian yang
valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti
(Sugiyono 2017:198). Untuk mengetahui data valid atau tidak
dapat dilakukan dengan membandingkan dengan r hitung dengfan
r tabel.
Kriteria penelitian sebagai berikut:
1) Item valid bila rhit ung> rt abel
2) Item tidak valid bila rhit ung< rt abel
32

Cara menetukan r table yaitu dengan cara melihat nilai r


table pada pada statistic uji dua sisi yakni dilihat pada :
1) Degree of freedom (df) = n-2
2) Alpha (a) = 0,01
3) N = jumlah sampel
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan one shot
atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur rehabilitas dengan uji statistik Cronback
Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai dalam uji statistik Cronbach Alpha lebih dari
taraf signifikansi 70% atau 0,7.
1.6.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum menganalisa lebih lanjut variabel yang digunakan
maka akan dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan tujuan untuk
mengetahui penyimpangan asumsi dalam variabel dengan
menggunakan uji asumsi klasik. Penghitungan data dilakukan
dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 24. Pengujian yang
dilakukan dalam uji asumsi klasik meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
33

sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual


berdistribusi normal atau tidak yaitu:
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas
residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
jmlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat didekati dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusan:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal data mengikutri
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distibusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan uji statistik lain yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji
34

Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui distribusi


data, apakah mengikuti distribusi normal, poisson, uniform,
atau exponential karena merupakan aplikasi uji normalitas
yang tersedia pada paket SPSS. Dasar pengambilan keputusan
pada uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan berdasarkan
nilai signifikansi yaitu:
1) Jika nilai signifikansi> 0,05 maka distribusi dari data
normal.
2) Jika nilai signifikansi< 0,05 maka distribusi dari data
adalah tidak normal.
2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independen. untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat
dari:
a. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.
Jika antara variabel independen ada kolerasi yang cukup tinggi
umumnya di atas 0.90 (Imam Ghozali, 2016), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya
kolerasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti
bebas dari multikolonieritas. Multikolinieritas dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih
variabel independen.
b. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian
sederhana setiap variabel independen terhadap variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
35

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel


independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai tolerance< 0.10 atau sama
dengan nilai VIF > 10.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji model regresi linier
apakah ada korelasi kesalahan penggangu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) atau tidak (Ghozali,
2016). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam
suatu model regresi dilakukan melalui pengujian nilai uji Durbin
Watson test (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ho = tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif
b. Ha = ada autokorelasi baik positif maupun negative
4. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas
(Imam Ghozali, 2016). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas:
a. Analisis grafik (scatterplot). Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka terjadi heteroskesdatisitas.
b. Analisis statistik (Uji Sperman’s rho). Dalam mendeteksi ada
atau tidak terjadinya heteroskedastisitas menggunakan analisis
36

statistik dengan Sperman’s Rho. Dasar analisisnya menurut


(Imam Ghozali, 2016):
1) Jika angka unstandardized residual kurang dari 0,05 maka
terjadi heteroskedastisitas
2) Jika angka unstandardized residual lebih dari 0,05 maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
1.6.3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah analisis yang digunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen (Ghozali, 2016:). Bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh kualitas layanan, pengemudi dan fasilitas
terhadap minat penumpang bus trayek Tanggamus-Bandar Lapung .
(PKB) Perhitungan data dengan menggunakan IBM SPSS Statistics
24. Persamaan regresi untuk 3 prediktor adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +µ Keterangan:
Y= Minat Penumpang
a= Konstanta
X1 = Kualitas layanan
X2 = Pengemudi
X3 = Fasilitas
b1 =Koefisien regresi variabel kualitas layanan
b2 =Koefisien regresi variabel pengemudi
b3 =Koefisien regresi variable Fasilitas
µ =Standard error / faktor lain diluar dari regresi.
1.6.4. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Persial (Uji t)
Uji t yaitu suatu uji pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen,
uji t digunakan untuk menguji koefisien parsial dari regresi
(Imam Ghozali, 2016). Uji t adalah pengujian signifikasi parsial
atau individual yang digunakan untuk menganalisis apakah
37

variabel independen (kualitas layanan, pengemudi, fasilitas)


secara individual mempengaruhi variabel dependen (minat
penumpang). Langkah – langkah pengujiannya:
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha
Ho: Tidak ada pengaruhyang positif dan signifikan antara
variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen.
Ha: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
b. Level of significance (α = 0,05)
Taraf nyata dari t tabel ditentukan dengan derajat bebas (db) =
n-k n = Sampel
k = variabel
c. Menentukan kriteria pengujian
Ho = diterima apabila thitung< ttabel Ha = diterima apabila thitung>
ttabel
d. Cara menghitung
Βi
t = —————
Seβi
Keterangan:
t : thitung dibandingkan ttabel
Βi: Koefisien regresi berganda
e. Kesimpulan
Apabila thitung< ttabel, maka Ho diterima yang berarti tidak ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara masing-masing
variabel independent terhadap variabel dependen. Apabila
thitung> ttabel, maka Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang
positif dan signifikan antara masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
38

2. Koefisien Determinasi
Pada intinya, koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (minat penumpang). Nilai koefisien determinasi adalah
antara 0 dan 1 (Imam Ghozali, 2011).
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
jika R2 semakin besar maka persentase perubahan variabel tidak
bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin
tinggi. Jika R2 semakin kecil maka persentase perubahan variabel
tidak bebas (Y) yang disebabkan (X) semakin rendah. Adapun
rumusnya sebagai berikut:
R2= r2 x 100%
Keterangan:
R = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelas
39

1.7. Diagram Alur Penelitian

Latar Belakang Masalah

Tinjauan Pustaka

Metodologi Penelitian

Pengumpulan Data

Kualitas Layanan Pengemudi (X2) Fasilitas (X3)


(X1)

Minat Penumpang (Y)

Pengolahan Data

Analisis Data

Implikasi Manajerial

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.2
Diagram Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Amri Rifqi Azhari, Nawazirul Lubis & Ngatno (2016). “Pengaruh Kualitas
Pelayanan, Tarif dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Penumpang Bus BRT
Trans Semarang (Studi Kasus: Penumpang Bus BRT Trans Semarang
koridor II)”. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol. 5, No. 1 Tahun 2016.

Binti Mualifatul Rosydah, Dewi Kurniasih, Rina Sandora (2017). “Efek


Karakteristik Individu dan Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku
Aggressive Driving pada Pengemudi Angkutan Umum di Kota Surabaya”.
Jurnal Seminar MASTER 2017 PPNS ISSN : 2548-1509.

Deby Ariyandi, Didik Kurniawan, Astria Hijriani (2016). “Aplikasi Pencarian


Rute Angkutan Umum Di Bandar Lampung Berbasis Mobile Android”.
Jurnal Komputasi Ilmu Komputer Unila Publishing Network Vol. 4, No. 1
(2016).

Ghozali, Imam 2016. “Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM


SPSS 23. Semarang : Universitas Diponegoro”.

Irda Jumini dan Realize (2018). “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Jasa Transportasi Bus Trans Batam”.
Jurnal Ilmiah Core It E-Issn: 2548-3528 P-Issn: 2339-1766 (2018).

Jamaluddin Nurma Malau, Wahyu Hidayat & Sri Suryoko (2015). “Pengaruh
Tarif, Kualitas Pelayanan, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
(Studi Kasus Penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang Koridor
II Terboyo - Sisemut, Ungaran)”. Diponegoro Journal Of Social And
Political Of Science Tahun 2015, Hal. 1-11.

Januar Efendi Panjaitan dan Ai Lili Yuliati (2016). “Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Jne Cabang Bandung”. DeReMa Jurnal
Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016.

John H. Frans, Jusuf J. S. Pah, Maria G. A. Ikun (2017). “Perpindahan Moda


Angkutan Umum Ke Angkutan Pribadi Di Kota Kupang”. Jurnal Teknik
Sipil, Vol. VI, No. 2, September 2017.

40
41

Naomi Srie Kusumastutie (2015). “Identifikasi Target Intervensi Untuk


Mengubah Perilaku Mengemudi Agresif (Aggressive Driving) Pada
Pengemudi Bus Akap/Akdp Berdasarkan Theory Of Planned”. The 18th
FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August
28, 2015.

Oktariansyaha, Reina Damayantib, Benny Usmanc, Andri Eko Putrad (2017).


“Analisis Kualitas Pelayanan Angkutan Umum (Transmusi) Melalui Kinerja
Terhadap Kepuasan Masyarakat di Kota Palembang”. Jurnal Manajemen
dan Bisnis Sriwijaya Vol.15 (1), 2017.

Reza Setiawan dan Dr. Rahmawati (2018). “Strategi Komunikasi Dinas


Perhubungan Terhadap Minat Masyarakat Dalam Menggunakan Bus Trans
Koetaradja Di Banda Aceh”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 2, Mei 2018

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif “Research and


Development”. Buku penelitian untuk bidang Pendidikan, Manajemen,
Sosial, dan Teknik. ALFABETA (Bandung, Januari 2017).

Wulan Yuliyana, Eva Febriyani (2018). “Pengaruh Kualitas Pelayanan


Dan Tarif Terhadap Minat Beli Penumpang Bus Damri Unit Angkutan Kota
Bandung”. Jurnal Ekonomi Manajemen 4(1) (Mei 2018) 19-28

Yosi Pratama (2015). “Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap


Kepuasan Konsumen Po. Rosalia Indah Di Palur Karanganyar Dengan
Fasilitas Sebagai Variabel Moderasi “Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan
Vol. 15 Edisi Khusus April 2015: 181 – 188.

Anda mungkin juga menyukai