Anda di halaman 1dari 31

PENERAPAN KONSEP TOD (TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT)

SEBAGAI UPAYA MODA TRANSPORTASI BERKELANJUTAN DI


KAWASAN STASIUN YOGYAKARTA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Program Studi DIII Manajemen Transportasi Perkeretaapian

FATCHURRIVAN
20174036

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA
MADIUN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR


“PENERAPAN KONSEP TOD (Transit Oriented Development)
SEBAGAI UPAYA MODA TRANSPORTASI
BERKELANJUTAN DI KAWASAN STASIUN
YOGYAKARTA”
Nama : Fatchurrivan
NIT : 20174026
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
judul Tugas Akhir dalam penelitian yang diperuntukkan untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada Program Studi DIII Manajemen Transportasi Perkeretaapian
Dosen Pembimbing I Dosen Penguji I

Aditya Wahyu Erlangga, ST. M.Eng NAMA


NIP. 19800323 200812 1 002 NIP.

Dosen Pembimbing II Dosen Penguji II

Erifendi Churniawan, M.H. NAMA


NIP. 19861102 200812 1 001 NIP.

Dosen Penguji III

NAMA
NIP.
Mengetahui,,
Ketua Program Studi
D III Manajemen Transportasi Perkeretaapian

Aditya Wahyu Erlangga, ST. M.Eng


NIP.19800323 200812 1 002
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

1.1. Latar belakang.................................................................................... 3

1.2. Indentifikasi Masalah ......................................................................... 5

1.3. Batasan Masalah ................................................................................ 5

1.4. Maksud dan Tujuan ........................................................................... 6

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

1.5.1. Penulis .................................................................................... 6

1.5.2. Lembaga ................................................................................. 7

1.5.3. Pihak Lain .............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 8

2.1. Penelitian terdahulu ........................................................................... 8

2.2. Aspek Teoritis .................................................................................... 9

2.2.1. Tinjauan Tentang Transportasi .............................................. 9

2.2.2. Tinjauan Tentang Integrasi Moda Transportasi .................. 11

2.3. Tinjauan Tentang Transportasi Berkelanjutan ................................. 12

2.4. Tinjauan Tentang (Transit Oriented Development)TOD ................ 13

2.5. Tinjauan Tentang Density, Diversity, Design dan Transit .............. 15

BAB III METODE ............................................................................................... 18

3.1. Diagram Alir .................................................................................... 18

3.2. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 19

ii
3.2.1. Observasi .............................................................................. 19

3.2.2. Wawancara ........................................................................... 19

3.2.3. Kuisioner .............................................................................. 19

3.2.4. Studi Pustaka ........................................................................ 21

3.3. Pengolahan data ............................................................................... 22

3.4. Metode Analisis Data....................................................................... 23

3.5. Jadwal .............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu................................................................................. 8


Tabel 2.2 Indikator Transportasi yang Berkelanjutan ........................................... 12
Tabel 2.3 Variabel/Indikator TOD ........................................................................ 13
Tabel 2.4 Keterkaitan Antar Variabel TOD dan Transportasi Berkelanjutan ....... 15
Tabel 3.1 Kategori Penilaian Presepsi .................................................................. 21
Tabel 3.2 Kelas Interval Efektivitas ...................................................................... 22
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 23

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alir ..................................................................................... 18

2
1. BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Transportasi sudah menjadi kebutuhan primer untuk keberlangsungan


kehidupan manusia, transportasi sangat diperlukan dalam bidang
pembangunan karena menjadi kunci dalam membangun perekonomian suatu
bangsa demi meningkatkan, membangun dan membetuk perekonomian yang
kuat. Tidak hanya digunakan untuk menghubungkan manusia dari tempat satu
dengan manusia di tempat lainya transportasi juga sebagai media atau sarana
ekonomi dan politik untuk suatu bangsa karena transportasi ini dapat
membuka wilayah yang terisolir dan keterbelakangan sehingga proses
pertumbuhan dan pembangunan wilayah tersebut dapat terjadi. Untuk itu
diperlukan suatu sistem transportasi yang baik agar dapat menghubungkan
wilayah satu dengan wilayah lainya sebagai prasarana manusia dalam proses
pembangunan.Sistem transportasi yang baik tersebut sangat dibutuhkan oleh
masyarakat namun tren beberapa tahun terakhir adalah pertumbuhan
kendaraan pribadi yang terus meningkat sekitar 12000 unit pertahun menurut
Dishub Yogyakarta di tahun 2018 dan tidak diimbangi oleh pertumbuhan
transportasi publik yang baik sehingga dampak dari kemacetan tersebut
menimbulkan beberapa masalah lain seperti kualitas udara yang memburuk
dan tingginya emisi energi yang terbuang, oleh karena itu sistem transportasi
yang baik sangat diperlukan. Karena di kawasan Yogyakarta mengalami
masalah tersebut sehingga diperlukan sistem transportasi yang menjadi
pemecah masalah dan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke kawasan
Yogyakarta.

Kawasan Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata budaya maupun


pendidikan, Yogyakarta memiliki banyak tempat tempat wisata budaya
seperti candi Prambanan, kraton Yogyakarta, pantai Parangtritis dan juga
memiliki perguruan perguruan tinggi yang terkenal sebagai destinasi
Pendidikan. serta warga Yogyakarta yang beragam menjadikannya kawasan
Yogyakarta menjadi kawasan madani sehingga karakteristik pemukiman

3
yang beragam atau campuran sehingga memungkinkan untuk beragamnya
aktivitas yang dilakukannya. Dengan kondisi ekonomi yang stabil dan baik
sehingga roda perkonomian di kawasan Yogyakarta berjalan dengan lancar.
Sehinga banyak wisatawan maupun investor maupun businessmen yang
berkunjung di Yogyakarta.

Stasiun Yogyakarta menjadi salah satu pintu gerbang bagi turis atau
wisatawan yang berkunjung ke kawasan Yogyakarta, dengan intensitas yang
tinggi Stasiun Yogyakarta merupakan stasiun utama di Yogyakarta dimana
stasiun tersebut meiliki kelas A yang melayani KA bisnis dan eksekutif.
Stasiun tersebut berada di dekat kawasan wisata yang di kenal dengan jalan
Malioboro. Kawasan tersebut juga menjadi kawasan ekonomi bisnis yang
sangat potensial dan tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat kawasan/situs
Taman Pintar yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan
Indonesia pertama sebagai kawasan budaya dan pendidikan. Oleh karena itu
perlu moda transportasi lain selain kereta api untuk bisa menuju stasiun
Yogyakarta seperti menggunakan moda transportasi bus, angkot, becak,
delman, ojek, dan kendaraan lainnya.

Moda transportasi yang berkelanjutan sangat di butuhkan dengan adanya


moda transportasi yang beragam tentu diperlukan suatu sistem yang efektif
dan efisien. konsep TOD (Transit Oriented Development) menjadi salah satu
upaya untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan, dimana kawasan stasiun
Yogyakarta menjadi titik transit potensial dimana kawasan tersebut memiliki
intesitas kepadatan pengunjung yang tinggi yang perlu diurai dengan moda
transportasi lainnya demi mewujudkan moda transportasi berkelanjutan
tersebut.

4
Sehingga dari uraian diatas, penulis memutuskan untuk mengangkat
judul penelitian “Penerapan Konsep TOD (Transit Oriented Development)
sebagai upaya moda transportasi berkelanjutan di Kawasan Stasiun
Yogyakarta (Studi Kasus : Stasiun Yogyakarta Daerah Operasi 6
Yogyakarta)”

1.2. Indentifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah digambarkan diatas menunjukan bahwa


masalah yang diidentifikasi penulis berkaitan dengan :

1. Apa saja moda transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai ke


kawasan Stasiun Yogyakarta atau sebaliknya?
2. Bagaimana penerapan konsep TOD sebagai upaya transportasi
berkelanjutan yang ada di kawasan Stasiun Yogyakarta?
3. Bagaimana kondisi fasilitas Stasiun Yogyakarta jika ditetapkan
konsep TOD?

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis memiliki beberapa hal yang
menjadi batasan masalah. Pembahasan masalah tersebut diantaranya :

1. Kuesioner diambil hanya penumpang transportasi di kawasan


Stasiun Yogyakarta sss
2. Pengumpulan data penumpang dilakukan hanya pada bulan Februari
hingga April.
3. Objek kajian yang dilakukan hanya dalam lingkup observasi konsep
(Transit Oriented Development) TOD yang berlaku di kawasan
Stasiun Yogyakarta dan Transportasi publik yang ada.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan


kosep TOD (Transit Oriented Development) terhadap upaya terwujudnya
moda transportasi berkelanjutan di Kawasan Stasiun Yogyakarta demi
meningkatkan sistem transportasi yang baik dan efisien.

5
1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menerapkan konsep
(Transit Oriented Development) (TOD) dalam moda transportasi berkelajutan
dan sebagai syarat kelulusan dalam program studi Diploma III

Dengan tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Untuk memudahkan pengguna jasa transportasi dari atau menuju


kawasan Stasiun Yogyakarta dengan berbagai moda trasportasi yang
ada.
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan konsep TOD (Transit
Oriented Development) di Kawasan Stasiun Yogyakarta terhadap
moda transportasi berkelanjutan
3. Untuk mengetahui kondisi Stasiun Yogyakarta dengan
diterapkannya konsep TOD.

1.5. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penulisan Tugas Akhir ini memiliki beberapa manfaat.


Berikut ini merupakan manfaat yang diperoleh dari penelitian dalam kertas
wajib ini :

1.5.1. Penulis

1. Mengembangkan potensi diri dalam mengindentifikasi masalah dan


memberikan hasil atas suatu prakiraan kejadian berdasarkan ilmu yang
sudah didapatkan.
2. Mendapatkan ilmu dan wasasan dalam meningkatkan integrasi antar-
moda sehingga terciptanya transportasi publik yang baik dan efisien

6
1.5.2. Lembaga

1. Penyusunan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi masukan atau


saran bagi PT. Kereta Api Indonesia dan Pemerintah DIY yaitu dalam
hal mengakses moda transportasi bekelanjutan dengan mudah.
2. Bagi Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun dapat menjadi bahan
evaluasi dalam pengem

1.5.3. Pihak Lain

1. Penyusunan TA ini diharapkan dapat menjadi referensi maupun informasi


bagi pembaca atau Taruna/i Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun
berkaitan dengan upaya moda transportasi berkelanjutan dengan
penerapan konsep TOD di kawasan Stasiun Yogyakarta.
2. Memberikan perbendaharaan konsep TOD khususnya yang terkait pada
integrasi antarmoda untuk membentuk sistem transportasi berkelanjutan.

7
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan salah satu acuan penulis dalam


melakukan penelitian sehingga penulis mendapat beberapa teori yang dapat
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian
terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti
judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian
sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan
penelitian yang dilakukan penulis.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No. Penulis Judul Tahun Pembahasan

1 Yoland Pengaruh Pelayanan 2019 Membahas mengenai


a Putri Transportasi Publik efektivitas pelayanan
Arief Dengan Penerapan transportasi publik
Merryta Konsep Tod (Transit dengan penerapan konsep
Oriented Development) TOD di kawasan Stasiun
Di Kawasan Stasiun Malang
Malang

2 Rahma Kajian Penerapan 2018 Membahas Kawasan kota


Nur (Transit Oriented Padang sehingga
Arif Development) Sebagai memperoleh hasil
Upaya Mewujudkan mengenai peta kawasan
Transportasi Yang transit yang sesuai untuk
Berkelanjutan Di Kota menerapkan dan
Padang mengembangkan konsep
(Transit Oriented
Development) (TOD).
3 Virta Penentuan Prioritas Membahas tentang
Safitri Pengembangan penentuan prioritas dalam
Ramad Kawasan Transit pelaksanaan
hani Stasiun Gubeng dengan pengembangan di
dan Konsep (Transit kawasan transit agar
Sardjito Oriented Development) dapat terintegrasi dan
mendukung percepatan
realisasi pengembangan
TOD di kawasan Stasiun
Guben
Sumber :dokumen penulis

Sedangkan penelitian yang diambil oleh penulis mengenai


pemanfaatan moda transportasi yang ada di kawasam stasiun Yogyakarta
dengan tataguna lahan di kawasan tersebut. Sehingga pergerakan manusia
dan/atau barang dapat berjalan lebih maksimal. Karena fasilitas kemudahan
berada di Kawasan tersebut. Serta kesejahteraan masyarakat akan terwujud.

2.2. Aspek Teoritis

2.2.1. Tinjauan Tentang Transportasi

Transportasi adalah untuk menggerakan atau memindahkan orang


dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
system tertentu untuk tujuan tertentu. Transportasi manusia atau barang
biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, oleh karena itu permintaan akan
jasa transportasi dapat disebut sebagai permintaan turunan (derived
demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau jasa
lainnya. Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada
apabila terdapat factor- factor pendorongnya. Permintaan jasa transportasi
tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi dibalik kepentingan yang lain.
(Morlok, 1984).

9
Kegiatan transportasi bukan merupakan suatu tujuan melainkan
mechanism untuk mencapai tujuan. Menurut Setijowarno dan Frazila
(2001), pergerakan orang dan barang dari satu tempat ke tempat yang
lainnya mengikuti tiga kondisi yaitu

a. Perlengkapan, relative menarik antara dua atau lebih tujuan


b. Keinginan untuk mengatasi jarak , dimana sebagai perpindahan
yang diukurdalam kerangka waktu dan ruang yang dibutuhkan
untuk mengatasi jarak dan teknologi terbaik untuk mencapainya.
c. Kesempatan intervensi berkompetisi di antara beberapa lokasi
untuk memenuhi kebutuhan dan penyediaan

Sehingga transportasi membutuhkan fasilitas pendukung mulai dari


prasarana yang memadai seperti tersedianya terminal, stasiun bandara, dan
pelabuhan. Sebagai kawasan transit transportasi permindahan antar moda
yang didukung oleh sarana transportasi massal yang sangat di perlukan
mulai dari bus, kereta apai, pesawat dan kapal. Untuk mecapai pergerakan
yang selamat, aman, cepat dan nyaman dengan kapasitas angkut yang
memadai.

Transportasi juga erat kaitannya dengan tata guna lahan. Adanya


aktivitas pada tata guna lahan di sekitar kawasan transit tersebut akan
mempengaruhi bangkitan dan tarikan lalu lintas yang ada di dalam kawasan
tersebut. Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut bergantung pada dua
aspek yakni jenis tata guna lahan dan jumlah aktivitas pada tata guna lahan
tersebut. Jenis tata guna lahan yang berbeda memiliki bangkitan lalu lintas
yang berbeda dan semakin tinggi aktivitas suatu tata guna lahan, makin
tinggi pula tingkat kemampuan dalam menarik lalulintas dan juga
sebaliknya. Sehingga, hubungan transportasi dengan tata guna lahan dalam
implementasi konsep TOD adalah demand dalam menarik penumpang
transportasi untuk menggunakan angkutan umum dan sebagai pelaku
kegiatan di kawasan transit akibat adanya bangkitan dan tarikan dari
timbulnya aktivitas tata guna lahan di dalam kawasan transit tersebut.

10
2.2.2. Tinjauan Tentang Integrasi Moda Transportasi

Integrasi secara umum memiliki arti pembauran atau keterpaduan


hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan moda adalah
bentuk atau jenis. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga tidak
bisa dihindari perlunya pertukaran moda transportasi dalam suatu
perjalanan, baik untuk penumpang maupun barang dari tempat asal menuju
tempat tujuan. Integrasi moda transportasi publik merupakan sebuah bentuk
manajemen sistem transportasi publik yang memadukan dua atau lebih
moda transportasi publik untuk mewujudkan pelayanan transportasi publik
yang baik, karena sistem transportasi publik mengatur seluruh kegiatan
dalam pendistribusian dari setiap komponen. Biaya transportasi dari tempat
asal ke tempat tujuan ini merupakan kombinasi dari biaya transportasi setiap
moda ditambah dengan biaya transit dari suatu moda ke moda lainnya
(Tamin 2008). padahal integrasi jaringan merupakan kunci kesuksesan
sistem pelayanan transportasi publik di suatu wilayah atau kota (Neumann
dan Nagel, 2011). Hal ini dikarenakan dengan sistem jaringan transportasi
publik yang terintegrasi dapat ditentukan rute jaringan terbaik yang tidak
hanya didasarkan pada permintaan kebutuhan perjalanan masyarakat tetapi
juga mekanisme jangkauan pelayanan yang optimal (Murray, 2001;
Fernandez et al, 2008; Hadas dan Ceder, 2010; Cortes et al, 2011). Bahkan,
integrasi jaringan dapat berdampak pada timbulnya integrasi yang lain,
seperti integrasi fisik, jadwal, dan tarif (Currie dan Bromley, 2005; Potter,
2010; Hadas dan Ranjitkar, 2012). Sehingga integrasi moda transportasi
dapat diartikan sebagai keterpaduan dari segi tarif, fisik, maupun jadwal
dalam moda transportasi yang bermanfaat bagi pengguna jasa angkutan
transportasi..

11
2.3. Tinjauan Tentang Transportasi Berkelanjutan

Transportasi berkelanjutan merupakan sistem transportasi yang dapat


digunakan secara efektif, efisien, mereduksi emisi yang tidak meninggalkan
masalah dan tidakmenimbulkan dampak negatif dimasa yang akan datang,
serta memiliki tiga pilar yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan (Brotodewo,
2010).

Tabel 2.2 Indikator Transportasi yang Berkelanjutan

Aspek Deskripsi Kriteria


Ekonomi Mengupayakan pelayanan  Aksesibilitas yang baik
sistem transportasi yang  Transportasi yang produktif
dapat menunjang kegiatan  Aktivitas transportasi yang
ekonomi khususnya di efisien
perkotaan dengan  Moda split: perjalanan
meningkatkan aksesbilitas dengan berjalanan kaki,
wilayah dan menciptakan bersepeda atau angkutan
transportasi yang produktif masal
efisien
Social Mengupayakan adanya  Pelayanan transportasi yang
kesetaraan antara setara
masyarakat secara vertikal  Tingkat keselamatan,
maupun horizontal dalam keamanan yang tinggi
pelayanan transportasi dan  Aktivitas transportasi yang
terdapatnya kelembagaan- dapat meningkatkan
kelembagaan yang kualitas masyarakat untuk
menunjang sistem bergerak tanpa kendaraan
transportasi berkelanjutan  Adanya sistem
dengan kebijakan kelembagaan yang
partisipasi masyarakat menunjang transportasi
berkelanjuta

12
Lingkungan Mengupayakan penggunaan  Seimbangnya penggunaan
sumberdaya seminimal sumberdaya pada kegiatan
mungkin untuk kepentingan transportasi
kini dan mendatang, serta  Minimnya pencemaran
menciptakan lingkungan lingkungan yang disebabkan
yang nyaman tanpa dampak oleh transportasi
negatif dari aktivitas  Perlindungan habitat
transportasi
Sumber: Brotodewo, 2010

2.4. Tinjauan Tentang (Transit Oriented Development)TOD

TOD (Transit Oriented Development) merupakan konsep pengembangan


atau pembangunan kota yang memaksimalkan penggunaan lahan yang bercampur
dan terintegrasi dengan mempromosikan gaya hidup yang sehat (berjalan kaki dan
bersepeda) dan penggunaan angkutan umum massal (TOD guidebook, 2006)

Tabel 2.3 Variabel/Indikator TOD

Sumber Variabel/Indikator
1. Public Transportation Station (Terminal Transportasi)
2. Publoc Uses/Space(Ruang Publik)
3. Core Commercial (Pusat Area Komersil)
Caltrope 4. Residential Area(Area Permukiman)
(1993) 5. Secondary Area(Area Sekunder)
1. Density(Kepadatan)
Cervetro 2. Diversity(Keberagaman)
(1997) 3. Design(Desain Kawasan)
1. Walk(Berjalan kaki)
2. Cycle(Bersepeda)
3. Connect(Berhubungan)
ITPD (Instirure
4. Transit(Angkutan Umum)
for
Transportation 5. Mix(Bercampur)
and 6. Densify(Memadatkan)
Development 7. Compact(Kompak)
Policy) 2014 8. Shift(Beralih)
Sumber : Sekar Hapasari Ayuningtyas, 2019

13
Dittmar dan Ohland (2004), mendefinisikan TOD sebagai konsep kawasan
dengan efisiensi pembangunan yang tinggi, dimana efisiensi tersebut dilihat dari
adanya penggunaan lahan campuran, aksesibilitas dalam mencapai lokasi transit
dan ramah bagi pejalan kaki. Adapun parameter dalam pengembangan konsep TOD
yakni penggunaan lahan campuran (mix-used), kepadatan kawasan, aksesibilitas
kawasan, dan ketersediaan fasilitas pedestrian dalam mendukung keramahan bagi
pejalan kaki. TOD mendukung penggunaan moda transportasi yang berkelanjutan
seperti transportasi umum, berjalan dan bersepeda, serta mengurangi jarak
perjalanan yang akan mengurangi kemacetan lalu lintas. Selain itu, TOD memiliki
peran penting dalam konservasi, mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kualitas
udara (TOD Guide of Queensland, 2010).

Menurut Peter Calthorpe (1993) Transit Oriented Development adalah sebuah


kawasan yang memiliki penggunaan lahan campuran yang berada di sekitar lokasi
transit dan pusat perdagangan. Penggunaan lahan tersebut berupa perumahan,
perdagangan, pasar, ruang terbuka, dan fasilitas publik. Secara umum, TOD
merupakan komunitas mix-used yangmendorong masyarakat untuk menetap dan
beraktivitas di sekitar kawasan transit untuk mengurangi ketergantungan
masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi
umum.

Sehingga dapat disumpulkan bahwa TOD merupakan implementasi dari


penggunaan tata guna lahan mulai dari perumahan campuran, area komersil, area
pendidikan dan sebagainya serta moda transportasi yang mendukung serta ramah
lingkungan dengan memaksimalkan potensi yang ada untuk menunjang
kepentingan manusia dari berbagai bidang yang di butuhkan demi kemaslahatan
bersama untuk mencapai tujuan tersebut. Dan meningkatkan masyarakat untuk
menggunakan sepeda atau berjalan kaki demi mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi di Kawasan TOD tersebut.

14
2.5. Tinjauan Tentang Density, Diversity, Design dan Transit

Teori yang digunakan merupakan teori mengenani variabel yang dicetuskan


oleh Cervero (1997) yaitu Density, Diversity, Design dan transit (angkutan umum)
yang dicetuskan oleh ITDP (2014) karena variabel tersebut sudah menggambarkan
seluruh prinsip utama dalam penerapan TOD secara lebih singkat, untuk
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Keterkaitan Antar Variabel TOD dan Transportasi Berkelanjutan

Keterkaitan Aspek
Penjelasan
Variabel Sumber dengan teori Transportasi
Singkat
Cervero (1997) Berkelanjutan

Terminal/
Diversity Ekonomi,
Stasiun
Tersedianya titik Lingkungan
transit, Ruang (Penggunaan
Ruang terbuka, Pusat lahan atau jenis Penggunaan lahan
Terrbuka permukiman dan aktivitas yang yang beragam
Calthorpe fasilitas umum bercampur akan memotong
Pusat (1997) yang terintegrasi membuat biaya perjalanan
pemukiman dan dapat masyarakat dan dapat
dijangkau tidak meningkatkan
dengan berjalan menggunakan kualitas
Fasilitas kaki kendaraan masyarakat dalam
umum pribadi ) bersosialisasi

15
Keterkaitan Aspek
Penjelasan
Variabel Sumber dengan teori Transportasi
Singkat
Cervero (1997) Berkelanjutan

Berjalan kaki Sebagai


(walk) Design
transportasi un-
(Penggunaan
motorized untuk Ekonomi,
lahan yang
Bersepeda mengurangi Lingkungan
beragam,
(cycle) permasalahan (Penggunaan
intensitas
kendaraan
kawasan yang
unmotorized atau
padat bertujuan
berjalan kaki dapat
untuk
mengurangi biaya
membangkitkan
Perpindahan transportasi dan
penggunaan
mobilitas dari berdampak pada
unmotorized
Beralih kendaraan keberlanjutan
yang didukung
(Shift) bermotor lingkungan karena
oleh desain
menjadi berjalan minimnya polusi
kawasan yang
kaki/bersepeda. udara dan suara)
ramah terhadap
perjalan kaki)

ITDP
Design
(2014) Ekonomi,
Lingkungan
(Desain
kawasan TOD
(Penggunaan
merupakan
kendaraan
desain kawasan
Adanya integrasi unmotorized atau
Berhubungan yang ramah
antar jalan dan berjalan kaki dapat
(Connect) terhadap
jaringan jalan mengurangi biaya
pejalan kaki
yang padat transportasi dan
yang
berdampak pada
terintegritas
lingkungan karena
dengan waktu
minimnya polusi
tempuh yang
udara dan suara)
singkat)
Penggunaan
moda
Angkutan
transportasi
umum - -
massal untuk
(Transit)
perjalanan yang
cukup jauh

16
Keterkaitan Aspek
Penjelasan
Variabel Sumber dengan teori Transportasi
Singkat
Cervero (1997) Berkelanjutan
Diversitydan
Density
(Penggunaan
lahan yang
Pencampuran bercampur
(Mix) dengan jenis
kegiatan yang
bervariasi serta
intensitas
Ekonomi,
pemanfaatan
Lingkungan
Penggunaan lahan yang
lahan yang padat dapat
(Penggunaan
kompak, membuat suatu
kendaraan
bervariasi dan kawasan
unmotorized atau
memiliki menjadi
berjalan kaki dapat
intensitas yang kompak,
ITDP mengurangi biaya
tinggi dapat sehingga
Memadatkan (2014) transportasi dan
membuat penggunaan
(Densify) berdampak pada
masyarakat tidak kendaraan
keberlanjutan
menggunakan pribadi dapat
lingkungan karena
kendaraan diminimalisir
minimnya polusi
pribadi dan mendorong
udara, suara dan
masyarakat
penggunaan bahan
untuk berjalan
energi untuk
kaki atau
bersepeda
karena jika
suatu kawasan
Kompak kompak, dan
(Compact) padat maka
jarak yang
ditempuh juga
sedikit)
Sumber: Sekar Hapasri Ayuningtyas, 2019

17
3. BAB III
METODE

3.1. Diagram Alir

Sumber : dokumen penulis


Gambar 3.1 Diagram Alir
3.2. Metode Pengumpulan Data

3.2.1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengumpulan data dengan


pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang
akan diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan
pencatatan mengenai fasilitas di Kawasan stasiun Yogyakarta yang dapat di
terapkan dalam konsep TOD.

3.2.2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pendekatan mengadakan tanya jawab


secara langsung dengan pihak Stasiun Yogyakrata serta penumpang Moda
transportasi public terutapa penumpang kereta api di Kawasan Stasiun
Yogyakrata

3.2.3. Kuisioner

Dalam mengetahui tingkat pengaruh moda transportasi di kawasan


Stasiun Yogyakarta bagi pengguna jasa transportasi utamanya kereta api
dilakukan survei kuisioner kepada pengguna jasa Kereta Api di Kawasan
stasiun Yogyakrata. Penyebaran kuisioner dilakukan terhadap 100
responden. Adapun pertanyaan yang diberikan keada responden berjumlah
10 pertanyaan. Berikut adalah 10 unsur pertanyaan yang dikaji :

1. Pengguna jasa transportasi terutama kereta api mendapatkan


akses yang mudah menuju dan/atau kembali dari Kawasan
Stasiun Yogyakarta.
2. Pengguna kereta api menggunakan kendaraan pribadi menuju
dan/atau kembali dari kawasan Stasiun Yogyakarta
3. Pengguna kereta api menggunakan transportasi umum online
(Grab,Uber,Gojek) menuju dan/atau kembali dari kawasan
Stasiun Yogyakarta
4. Pengguna kereta api menggunakan transportasi umum
konvensional (angkot,taksi,ojek,becak,bis,dll) menuju dan/atau
kembali dari kawasan Stasiun Yogyakarta
19
5. Tersedia transportasi umum yang memadai menuju dan/atau
kembali dari kawasan Stasiun Yogyakarta.
6. Jaringan moda transportasi lanjutan di kawasan Stasiun
Yogyakarta sudah variatif
7. Akses menuju kawasan Stasiun Yogyakarata mudah dijangkau
dengan moda transportasi apapun
8. Fasilitas umum di Kawasan Stasiun Yogyakarta telah sesui
dengan konsep TOD
9. Pengguna jasa trasnportasi dalam mobilitas di Kawasan stasiun
Yogyakarta telah beralih dari penggunaan kendaran bermotor ke
sepeda/jalan kaki.
10. Konsep TOD yang telah diterapkan di kawasan Stasiun
Yogyakrta sudah baik

Dari 10 unsur pertanyaan di atas mengandung unsur kererkaitan


antara TOD dan moda trasportasi berkelanjutan. Sesui dengan landasan
teori dari Cervero (1997) yaitu Density, Diversity dan Design dan transit
(angkutan umum) yang dicetuskan oleh ITDP (2014), yaitu :

1. Density (Kepadatan) : Dengan adanya pemanfaat berbagai aspek


dari ekonomi , social dan lingkungan di kasawan tersebut mudali
dari penggunaan lahan campuran dan keberagaman trasnportasi
yang ada dapat memadatkan penduduk di Kawasan tersebut
sehingga keberlangsungan kegiatan manusia di Kawasan tersebut
memadai dalam arti penuh dengan fasilitas yang dapat menunjang
kegiatan tersebut
2. Diversity (Keberagaman) : Sebuah lingkungan yang terpadu
dengan keberagaman dimana aktivitas aktivitas dapat digunakan
secara bersamaan atau bercampur sehingga mobilitas mudah
tercapi tanpa meggunakan trasportasi pribadi secara berlebihan
dan dapat beralih kemoda trasportasi lain yang ada di Kawasan
tersebut.
3. Design (Desain Kawasan) : dengan tata guna lahan yang tepat
maka Kawasan tersebut dapat digunakan secara penuh atas
20
potensi yang ada sehingga fasilitas fasilitas moda trasportasi
dapat di rasakan baik oleh penggguna jasa transportasi di kasawan
tersebut.

Moda trasportasi berkelanjutan dengan penerapan konsep TOD


memiliki dapan negative dan positif namun tentu hal tersebut sudah
direncanakan dengan baik namun keefektivitasan penerapak kosep tersebut
apakah sudah sesuai dengan yang diinkan. Dengan adanya instrumen
pertanyaan yang memiliki jawaban beragam, maka penulis menetapkan
jawaban pertanyaan berupa pernyataan sangat setuju hingga sangat tidak
setuju.

Kategori penilaian diberi nilai presepsi sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kategori Penilaian Presepsi

Kategori Penilaian Skor


Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Skala Linkert

3.2.4. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan melalui media buku, majalah, maupun


internet yang berkaitan dengan system transportasi, integrasi antar moda,
TOD ( (Transit Oriented Development) ) dan variable TOD ( (Transit
Oriented Development) ) dengan trasnportasi berkelnajutan.

21
3.3. Pengolahan data

Penarikan sampel disesuaikuan berdasarkan jenis layanan, tujuan


survei, dan data yang ingin diperoleh. Penentuan responden menggunakan
cara simple random sampling (memilih responden secara acak). Dalam
menentukan besaran sampel dan populasi menggunakan rumus Slovin

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(ⅇ)2
Proses pengorganisasian data, dilakukan terhadap data yang telah
disajikan dalam bentuk tabel frekuesi berdasarkan kriteria ukuran efektivitas.
Tahap pengorganisasian ini dibagi lagi menjadi 2 tahap yaitu:

Menghitung skor item kuisioner dengan menggunakan rumus :

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑱𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 =𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝ⅇ𝑟𝑜𝑙ⅇℎ


𝑠𝑘𝑜𝑟 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑ⅇ𝑎𝑙

Membuatan kelas interval, yakni untuk menentukan tingkatan nilai


dari hasil variabel yang diukur. Pada penelitian ini nilai kelas interval
dinyatakan dalam prosentase. Berikut kriteria interpretasi skor pada kelas
interval yang ditunjukkan pada tebel berikut ini :

Tabel 3.2 Kelas Interval Efektivitas

Kelas Kriteria interpretasi skor kategori


1 81 – 100% Sangat efektif
2 61 – 80% Efektif
3 41 – 60% Cukup Efektif
4 21 - 40% Kurang efektif
5 0 – 20% Sangat tidak efektif
Sumber : Ridwan (2010)

22
Penemuan hasil, setelah dilakukan perhitungan skor jawaban dari
responden yang dinyatakan dalam bentuk prosentase seperti diatas, maka
kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel prosentase pada kelas interval.
Untuk langkah selanjutnya yaitu melakukan perhitungan skor akhir yang
kemudian nilai tersebut akan dinyatakan dalam bentuk kata-kata untuk
dideskripsikan agar mudah dibaca dan dipahami.

3.4. Metode Analisis Data

Penulis menggunakan metode analisis data deskriptif dengan tujuan


untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai data responden serta
setiap indikator pada variabel yang akan diteliti seusai dengan teori mengenai
konsep TOD (Transit Oriented Development) dengan moda transportasi
berkelanjutan dari Cervero (1997) yaitu Density, Diversity, Design dan
transit (angkutan umum) yang dicetuskan oleh ITDP (2014)

3.5. Jadwal

Penulis melaksanakan penyusunan tugas akhir ini mengacu pada


jadwal kegiatan sebagai berikut lihat table Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan

23
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan

2019 2020
No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan
1 literatur
pendukung
Sidang proposal
2
tugas akhir
Survei,
observasi dan
3
wawancara di
lapangan
Menganalisis
4
data lapangan
Finishing
5 (kesimpulan)
analisis

Penyusunan
6
tugas akhir

Sidang tugas
7
akhir

24
DAFTAR PUSTAKA

Adji Prama Priadmaja, A. L. (2017). PENERAPAN KONSEP (TRANSIT


ORIENTED DEVELOPMENT) (TOD) PADA PENATAAN KAWASAN DI
KOTA TANGERANG .

Adnan Rafi’i, L. P. (2019). PENDEKATAN KONSEP TOD PADA PENATAAN


MASSA DI KAWASAN DUKUH ATAS.

Arif, R. N. (2018). KAJIAN PENERAPAN (TRANSIT ORIENTED


DEVELOPMENT) SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN TRANSPORTASI
YANG BERKELANJUTAN DI KOTA PADANG .

ATOC. (2019). http://www.atoc.org/clientfiles/File/Policydocuments/In


tegrated_travel_position_p per_sept_2010.pdf.

Brotodewo, N. (2010). Penilaian Indikator Transportasi Berkelanjutan Pada


Kawasan Metropolitan di Indonesia. Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota, Vol.21 No.3.

Cervero, R. (1996). California’s Transit Village Movement. Journal of Public


Transportation. Fall .

Djoko Setijowarno, R. B. (2001). Pengantar Sistem Transportasi. Semarang:


Universitas Katolik Soegijapranata.

Marta. (2010). (Transit Oriented Development) Guidelines. Retrieved from


http://www.itsmarta.com/.

Morlok, E. K. (1984). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi . Jakarta:


Erlangga.

Muhammad Afif Arsyad, K. D. (2018). Pengukuran Kesesuaian Kawasan Transit


Blok M, Jakarta Terhadap Kriteria Konsep TOD (Transit Oriented
Development) .
Raniasta, Y. S. (2015). PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TUGU
YOGYAKARTA BERBASIS TRANSIT DENGAN PENDEKATAN
AKSESIBILITAS .

Sardjito, V. S. (2017). Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit


Stasiun Gubeng dengan Konsep (Transit Oriented Development) .

Sekar Hapsari Ayuningtias, M. K. (2019). PENERAPAN(TRANSIT ORIENTED


DEVELOPMENT)(TOD) SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN
TRANSPORTASI YANG BERKELANJUTAN.

Sinambela, L. P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: GRAHA


ILMU.

Tamin, O. Z. (2008). Perencanaan & pemodelan transportasi . BANDUNG: ITB.

26
1

Anda mungkin juga menyukai