PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
RYAN FAISAL
NIM. 181904189
1
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Semarang, 2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan
Pelayaran di Pelabuhan Nusantara 1 Waingapu.
Adapun proposal skripsi ini disusun sebagai syarat akademis dalam
menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Universitas Maritim AMNI Semarang,
Program Studi S1 Transportasi, Fakultas Ekonomi Bisnis.
Penulis menyadari bahwa,proposal skripsi ini tidak mungkin terselesaikan
dengan baik tanpa dukungan, bimbingan, dan bantuan serta doa dari berbagai
pihak selama penyusunan proposal skripsi ini berlangsung. Pada kesempatan ini
penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Siswadi,M.T selaku rektor Universitas Maritim AMNI
Semarang.
2. Bapak Dr. Sunyoto,M.Si, C.PA, C.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Maritim AMNI Semarang.
3. Ibu Dr. Retno Mulatsi, S.E, M.M. selaku Ketua Program Studi S1
Transportasi.
4. Bapak Ir. Siswadi, MM selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs.
Roesjanto, MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu,tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik dan lancar.
5. Bapak/Ibu selaku Dosen Penguji yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan.
6. Segenap Dosen Universitas Maritim AMNI Semarang yang telah berkenan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Kedua orang tua, Bapak Muhammad TA dan Ibu Maowati, serta adik
tersayang Lintang Satrya Adiguna, seluruh keluarga besar LAMALINO
Kojadoi atas doa restu,kasih sayang, didikan dan arahan, dukungan moril
dan finansial, serta kesabaran terhadap penulis dalam melakukan penelitia
ini.
3
8. Pimpinan, staff dan karyawan Pelabuhan Nusantara 1 Waingapu yang
telah memberikan izin dan data-data yang diperlukan penulis dalam
melakukan penelitian ini.
9. Rekan-rekan UNIMAR AMNI Semarang yang telah memberikan bantuan
dan dorongan selama penulisan skripsi ini dan terlebih khusus rekan-rekan
Angkatan 56 terima kasih atas pengalaman hebat selama kita kuliah
bersama.
10. Dan seluruh pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Kiranya berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha
Kuasa melimpah atas segala kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 2022
Penulis
Ryan Faisal
NIM. 181904189
4
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul....................................................................................................... i
Persetujuan Proposal Skripsi................................................................................. ii
Kata Pengantar....................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................ v
Daftar Tabel...........................................................................................................vii
DaftarGambar........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian......................................................... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................... 6
1.3.2 Kegunaan Penelitian.......................................................... 6
1.4 Sistematika Penulisan......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu........................................ 9
2.1.1 Sarana Bantu Navigasi...................................................... 9
2.1.2 Alat-Alat keselamatan Kapal.............................................13
2.1.3 Tanggung Jawab Nakhoda................................................17
2.1.4 Keselamatan Pelayaran......................................................19
2.1.5 Penelitian Terdahulu..........................................................24
2.2 Hipotesis..............................................................................................33
2.3 Kerangka Pemikiran............................................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.....................................37
3.1.1 Variabel Penelitian...........................................................................37
3.1.2 Definisi Operasional........................................................................37
3.2 Penentuan Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel.........42
5
3.2.1 Populasi............................................................................................42
3.2.2 Sampel..............................................................................................43
3.2.3 Metode Pengambilan Sampel...........................................................44
3.3 Jenis dan Sumber Data........................................................................46
3.3.1 Jenis data..........................................................................................46
3.3.2 Sumber Data.....................................................................................46
3.4 Metode Pengumpulan Data.................................................................47
3.5 Metode Analisis...................................................................................48
3.5.1 Metode Pengolahan Data.................................................................48
3.5.2 Metode Analisis data........................................................................49
3.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas...........................................................50
3.5.4 Uji Asumsi Klasik............................................................................51
3.5.5 Analisis Regresi Linear Berganda....................................................53
3.5.6 Pengujian Hipotesis..........................................................................54
3.5.7 Koefisien Determinasi .....................................................................55
3.6 Diagram Alir Penelitian........................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Kecelakaan Kapal di Indonesia.....................................................4
Tabel 2.1 Rujukan Penelitian Variabel Alat-Alat Keselamatan Kapal................24
Tabel 2.2 Rujukan Penelitian Variabel Sarana Bantu Navigasi...........................26
Tabel 2.3 Rujukan Penelitian Variabel Tanggung Jawab Nakhoda.....................28
Tabel 2.4 Rujukan Penelitian Variabel Keselamatan Pelayaran..........................30
Tabel 2.5 Rujukan Penelitian Variabel Keselamatan Pelayaran..........................32
Tabel 3.1 Skala Likert..........................................................................................49
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.........................................................................35
Gambar 3.1 Pengujian Autokorelasi ....................................................................52
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian...................................................................57
8
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
keselamatan pelayaran. Para operator kapal dan awak kapal yang ada di
Kapal-kapal yang beroprasi di pelabuhan Nusantara 1 Waingapu, pada
dasarnya memiliki keahlian alami sehingga harus dibekali dengan pendidikan
dan pelatihan khusus.
Sarana bantu navigasi Pelayaran berperan penting dalam dunia
pelayaran internasional maupun domestik . sarana bantu navigasi pelayaran
juga membuka akses dalam hubungan wilayah pulau, baik daerah yang sudah
maju maupun sudah terisolasi. Sebagai negara kepulauan indonesia memang
amat membutuhkan sarana bantu navigasi pelayaran. Sarana bantu navigasi
pelayaran adalah peralatan atau sistem yang berada di luar kapal yang di
desain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi
bernavigasi kapal atau lalu lintas kapal. Sarana bantu navigasi menurut Arso
Martopo (2008:61) adalah sarana bantu navigasi pelayaran sangat luas,
mencakup objek yang tetap atau terapung seperti mercusuar, kapal suar,
pelampung suar, beacon, isyarat kabut, dan alat bantu elektronik seperti radio
beacon, loran, dan omega. Bahkan puncak gunung, tanjung, menara air, dan
radio tower dapat dipakai sebagai alat bantu penentuan posisi kapal.
Keselamatan Pelayaran sangat dipengaruhi oleh peran dari pada
Nakhoda memikul tanggung jawab penting dalam sebuah kapal. Secara
umum, tugas seorang Nakhoda adalah bertanggung jawab ketika
mengoperasikan sebuah kapal dalam pelayaran dari pelabuhan satu menuju ke
pelabuhan lainnya dengan selamat. Tanggung jawab itu meliputi keselamatan
kapal serta seluruh muatan yang ada di dalamnya baik berupa barang maupun
penumpang. Secara ringkas tanggung jawab Nakhoda kapal dapat dirinci
sebagai berikut, yaitu memperlengkapi kapalnya dengan sempurna,
mengawaki kapalnya secara layak sesuai prosedur, membuat kapalnya layak
laut (Seaworthy), bertanggung jawab atas keselamatan para pelayar yang ada
di atas kapalnya dan memenuhi perintah Pengusaha kapal selama tidak
menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku (Lazuardi,
2013).
4
1. Bagi Penulis
a. Sebagai cara untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dibangku
kuliah dan mengaplikasikan dengan kenyataan yang ada,serta
menambah pengalaman, dan pengetahuan penulis akan masalah-
masalah yang terjadi pada kegiatan transportasi khususnya angkutan
penyeberangan.
b. Memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) Program Studi Transportasi di Universitas Maritim AMNI
Semarang.
2. Bagi Universitas Maritim AMNI Semarang
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baik kalangan
akademik (mahasiswa) terutama mahasiswa dari Universitas Maritim
AMNI semarang berkaitan dengan keselamatan pelayaran.
3. Bagi Pelabuhan Nusantara 1 Waingapu
Hasil penelitian ini dapat diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan
pertimbangan yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.
4. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi pembaca.
1.4. Sistematika Penulisan
7
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini menjelaskan landasan teori Sarana Bantu Navigasi, alat-alat
keselamatan kapal, Tanggung Jawab Nakhoda, keselamatan angkutan
penyeberangan dan penelitian terdahulu dari para ahli yang menjadi dasar
pemikiran dan berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi
ini, hipotesis serta kerangka pemikiran.
BAB III Metodologi Penelitian
Membahas tentang variabel penelitian, definisi operasional, penentuan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis
data, serta tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Merupakan bab yang menguraikan gambaran umum obyek penelitian,
responden penelitian, dan analisis data.
BAB V Penutup
Sebagai bab terakhir, bab ini menyajikan secara singkat kesimpulan yang
diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-saran bagi pihak yang
berkepentingan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut serta
Implikasi Manajerial
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
9
sehingga rasionalnya siapapun yang berada di atas kapal harus tunduk atas
perintah-perintah Nakhoda untuk kepentingan keselamatan, keamanan dan
ketertiban selama pelayaran, termasuk bila pengusaha kapal dari kapal
tersebut sedang berada di atas kapal tidak terkecuali. Nakhoda setelah
menandatangani sebuah perjanjian kerja laut menjadi buruh utama dari
pengusaha kapal, ini dengan pengertian bahwa Nakhoda telah mengikatkan
diri untuk menyanggupi bekerja di bawah perintah pengusaha kapal
(Perusahaan pelayaraan) serta di beri upah oleh pengusaha kapal tersebut
(Soebekti, 1988).
Maka dari itu, Nakhoda memiliki kewajiban-kewajiban yang wajib
untuk dipenuhi. Kewajiban Nakhoda secara umum diatur dan ditegaskan
dalam KUHD RI dan UUP 2008. Adapun Kewajiban-kewajiban itu adalah :
a. Nakhoda wajib bertindak dengan kecakapan, kecermatan dan
kebijaksanaan yang optimal dalam melakukan tugasnya sebagai
pemimpin umum diatas kapal. Ia bertanggung jawab untuk segala
kerugian yang diterbitkan olehnya dalam jabatannya kepada orang
orang lain karena kesegajaan atau kesalahan yang besar sebagaimana
dimaksud pada Pasal 342 ayat (1) KUHD, lalu pada Pasal 135 UUP
2008 menegaskan bahwa oleh sebab itu, seorang Nakhoda wajib
memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan
ketentuan nasional dan internasional.
b. Nakhoda diwajibkan mentaati dengan cermat segala peraturan yang
lazim dan ketentuan - ketentuan yang berlaku guna menjamin
kesanggupan berlayar dan keamanan kapalnya, keamanan para
penumpang dan barang muatannya. Tidak dibenarkan Nakhoda
menempuh suatu perjalanan, kecuali apabila kapal yang sanggup
melaksanakan perjalanan itu, telah diperlengkapi sepatutnya dan
dianakbuahi secukupnya sebagaimana dimaksud pasal 343 KUHD;
c. Dalam hal terjadinya seorang penumpang meninggal dunia dalam
pelayaran, maka Nakhoda wajib merawat barang-barang dari
penumpang yang meninggal, dan dia harus membuat atau menyuruh
15
Tabel 2.1
Rujukan Untuk variabel Alat-Alat Keselamatan Kapal
penelitian ini.
Hubungan Dari kesimpulan jurnal terdahulu terdapat variabel yang
penelitian sama dan berkaitan erat dengan penelitian penulis yaitu
variabel alat-alat keselamatan kapal
Sumber: Jurnal yang dipublikasikan di Google Cendekia
Tabel 2.2
Rujukan Untuk Variabel Sarana Bantu Navigasi
Judul Peranan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran Terhadap
Keselamatan Pelayaran
Penulis jurnal Eni Tri Wahyuni, Jurnal Saintek Maritim, Vol. 21, No. 2,
Maret 2021
Variabel Variabel yang diteliti:
penelitian - Variabel Independen
(X1) Sarana Bantu Navigasi
- Variabel Dependen
(Y) Keselamatan Pelayaran
Analisis data Analisis Linier Berganda
Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan dengan program SPSS,
persamaan regresi dalam penelitian ini diperoleh
: Y = 1.499 + 0,687 X1
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dilakukan
interpretasi terhadap masing-masing nilai koefisiennya
22
sebagai berikut :
Tabel 2.3
23
Pada tabel 2.4 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus
pada variabel dengan pengaruh keselamatan pelayaran.
Tabel 2.4
Rujukan Untuk variabel Keselamatan Pelayaran
Judul Peran Syahbandar Dalam Keselamatan Pelayaran
Penulis jurnal Dedeh Suryani, Aprilia Yudi Pratiwi, Sunarji, Andi
Hendrawan, Akademi Maritim Nusantara Cilacap, Jurnal
Saintara Vol, 2 No, 2 Maret 2018
Variabel Variabel yang diteliti:
penelitian - Variabel Independen
(X) Peran Syahbandar
(Y) Keselamatan Pelayaran, Indikator :
1. Perairan
2. Alur Pelayaran
3. Kelancaran Lalu Lintas kapal
Tabel 2.5
Rujukan Untuk variabel Keselamatan Pelayaran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
X1.1
Sarana
X1.2 Bantu
Navigasi
X1.3 (X1) Y.1 Y.2 Y.3
H1
X2.1
Alat-Alat
X2.2 Keselamatan Keselamatan
kapal Pelayaran
H2
X2.3 (X2) (Y)
X3.1 Tanggung H3
Jawab
X3.2 Nakhoda
(X3)
29
X3.3
Keterangan :
= Variabel = Pengaruh
= Indikator = Pengukur
H =Hipotesis
30
31
2. Populasi terhingga
Yang dimaksud dalam populasi terhingga adalah semua populasi dimana
terdapat objek yang terhingga atau dapat dihitung jumlahnya.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan merupakan populasi
terhingga yaitu Crew Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Nusantara 1
Waingapu selama 4 bulan pada tahun 2020 dan tahun 2021 sebanyak 229
Crew Kapal, dimana bulan November sebanyak 62 Crew kapal, bulan
Desember sebanyak 36 Crew kapal, bulan Januari sebanyak 54 Crew kapal
dan bulan Februari sebanyak 77 dan total Crew kapal dari bulan November
sampai Februari sebanyak 229 Crew kapal yang kapalnya beroperasi di pelabu
han Nusantara 1 Waingapu, maka dari itu jumlah Crew kapal tersebut
dijadikan populasi dalam penelitian ini.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga,
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu (Sugiyono, 2016).
Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini,
bahwa penentuan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus Slovin:
N
n=
Dimana: 1 + Ne2
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi (jumlah crew kapal dalam empat bulan)
e = Batas kelonggaran kesalahan yang digunakan (10%)
Perhitungan pengambilan jumlah sampel:
229
n=
1 + 229 (10%)2
229
n=
37
1 + 229 (0,1)2
229
n=
1 + 3,29
229
n=
3,29
d. Sampling Puposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sample dengan
pertimbangan tertentu.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh atau sensus merupakan teknik penentuan sampel
apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
biasanya dikarenakan populasi yang relative kecil, kurang dari 30
orang, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang pada
awalnya jumlahnya kecil,kemudian membesar.
Dalam penelitian ini,teknik pengambilan sampel yang digunakan
Teknik nonpropability sampling jenis sampling insidental. Dikatakan
sampling insidental karena teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
atau incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan di temui itu cocok sebagai sumber data.
Adapun pertimbangan yang merupakan ciri-ciri dalam penentuan
sampel adalah:
1. Waktu kerja di kapal minimal 1 tahun.
2. Usia minimal 27 tahun ke atas
3. Perwira Deck
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Didalam penelitian ini menggunakan 2 jenis data, yakni data
kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sugiyono (2017) yaitu:
1. Data kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
40
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali
data secara lisan. Hal ini harus dilakukan secara mendalam agar kita
mendapatkan data yang valid dan detail.
3. Metode Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan dan
penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
4. Metode Dokumenter
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan dengan meneliti dan mencari data-data pada proyek penelitian.
Teknik pengumpulan datanya berupa dokumen, atau arsip yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
5. Kuisioner atau Angket
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para
responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan instrumen pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari para responden.
42
Tabel 3.1
Skala Likert
Pada penelitian ini, menggunakan alat bantu program IBM SPSS versi
25 (stastistic Package for Social Science).
3.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh
kuisioner tersebut. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti (Sugiyono,2017). Untuk mengukur validitas,
digunakan teknik correlation product moment dengan cara
mengkorelasi skor butir dengan skor total. Dalam melakukan uji
44
c. Bila nilai DW lebih besar dari batas bawah atau lower bound (4-
dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, dan
berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila DW diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW
terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan
Daerah Auto
Auto Daerah keragu korelasi
korelasi keragu an positif
positif an
Menerima Ho
atau Ha atau
kedua-duanya
4 0 dl du 2 4 – du 4 – dl
Sumber : Metedologi Penelitian (Ghozali, 2013)
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual pengamatan yang lain tetap maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda heteroskeastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas antara lain:
a. Analisis Grafik (Sceatter Plot)
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
47
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Pengumpulan Data
Keselamatan Pelayaran
(Y)
Kecukupan
Data
51
Pengolahan Data
Analisis Data
Implikasi Manajerial
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
51
52
2. Misi
a. Mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna menjamin
aksesibilitas masyarakat untuk menunjang terwujudnya wawasan
nusantara.
b. Meningkatkan kontribusi pendapatan bagi negara, karyawan serta
berperan di dalam pembangunan lingkungan dan pelayanan kepada
masyarakat.
c. Meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi, dan
pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia.
d. Menjalankan usaha secara adil dengan memperhatikan asas
manfaat bagi semua pihak yang terlibat (Stakeholders), dan
menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
4.1.3 Struktur Organisasi PT. Pelni Cabang Waingapu
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai
tujuannya. Manfaat utama dari adanya bagan organisasi tersebut adalah
bagan tersebut memungkinkan kita mengetahui bagaimana organisasi itu
terbentuk. Dengan adanya bagan organisasi maka pimpinan dan bawahan
dapat mengetahui tugas-tugas apa yang harus dilakukan, apabila terdapat
sesuatu masalah maka kita akan dapat mengetahui ke bagian mana kita
harus menghubunginya. Struktur Organisasi PT. Pelni Cabang Waingapu
sebagai berikut :
54
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Pelni Cabang Waingapu
Kepala Cabang
Saiful Ghouzi
4. Urusan Administrasi
a. Membuat konsep RKJP, RKJM, dan agenda kerja bagian keuangan
b. Membuat pengaturan kebijakan keuangan perusahaan, manajemen
utang dan piutang, pengendalian kas, iuran pegawai, surat berharga,
serta aset perusahaan
c. Mengontrol agar keuangan dikantor cabang efektif dan efesien.
d. Mengelolah aktivitas keuangan di perusahaan.
e. Mengatur pengelolaan SDM pelaksanaan administrasi keuangan.
5. Koordinator Terminal Point
a. Melayani admnistrasi penjualan tiket, merekap laporan tiket dan
mengutip data tiket di aplikasi oracle.
b. Melaksanakan administrasi keuangan yaitu membuat estimasi biaya
dan admnistrasi pembayaran listrik, air, telepon, dana pensiun, dan
dilaporkan ke kantor cabang Waingapu.
c. Memonitor kegiatan operasional dan pelayanan yang ada di terminal
point cabang waingapu yang berada di Waikelo pelabuhan Sumba
Barat Daya.
4.2 Gambaran Umum Identitas Responden
Berdasarkan kuisioner yang telah diisi oleh responden, diperoleh
informasi tentang data identitas responden, penyajian data mengenai identitas
responden ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan
individu, yang meliputi jenis kelamin, Waktu Kerja di kapal ,usia, dan
Jabatan yang dapat dijelaskan pada tabel -tabel dibawah ini:
4.2.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jawaban pada kuisioner yang telah diisi oleh 70 orang
responden diperoleh gambaran umum identitas responden berdasarkan jenis
57
kelamin responden. Hal ini dapat kita lihat pada tabel 4.1 yang disajikan
dibawah ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PRIA 65 92.9 92.9 92.9
WANITA 5 7.1 7.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (output SPSS Versi 25)
Tabel 4.2
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 30-33 17 24.3 24.3 24.3
34-37 32 45.7 45.7 70.0
>37 TAHUN 21 30.0 30.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (output SPSS Versi 25)
58
Tabel 4.3
Waktu Kerja Di Kapal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 1 TAHUN 70 100.0 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diperoleh gambaran bahwa jumlah
responden dengan Waktu Kerja Di Kapal > 1 tahun sebanyak 70 responden
(100%).
Tabel 4.4
Pelampung Suar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 11 15.7 15.7 15.7
S 43 61.4 61.4 77.1
SS 16 22.9 22.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 16 reponden (22,9%), responden yang menjawab setuju sebanyak
43 responden (61,4%) dan responden yang menjawab cukup setuju sebanyak 11
responden (15,7%). Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai
pelampung suar, responden banyak menjawab setuju. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa memang Sarana Bantu
Navigasi khususnya pelampung suar berpengaruh terhadap keselmatan pelayaran.
b. Menara Suar (X1.2)
Tabel 4.5
Menara Suar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 13 18.6 18.6 18.6
S 39 55.7 55.7 74.3
SS 18 25.7 25.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
60
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 18 reponden (25,7%), responden yang menjawab setuju sebanyak
39 responden (55,7%) dan responden yang menjawab cukup setuju sebanyak 13
responden (18,6%). Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai
Menara Suar responden banyak menjawab setuju. Berdasarkan hasil pengamatan
dilapangan oleh peneliti benar bahwa Sarana Bantu Navigasi khususnya menara
suar berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran.
c. Rambu Suar (X1.3)
Tabel 4.6
Rambu Suar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 16 22.9 22.9 22.9
S 44 62.9 62.9 85.7
SS 10 14.3 14.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 10 reponden (14,3%), responden yang menjawab setuju
sebanyak 44 responden (62,9%) dan responden yang menjawab cukup
setuju sebanyak 16 responden (22,9%). Berdasarkan data diatas dapat
ditarik kesimpulan mengenai Rambu Suar responden banyak menjawab
setuju. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan oleh peneliti benar bahwa
Sarana Bantu Navigasi khususnya Rambu suar berpengaruh terhadap
keselamatan pelayaran.
4.3.2 Alat-alat Keselamatan Kapal (X2)
Berdasarkan hasil jawaban dari 70 responden terhadap item-item
kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari analisis
berikut ini:
a. Jumlah alat keselamatan kapal sesuai dengan jumlah (X2.1)
61
Tabel 4.7
Jumlah Alat Keselamatan Kapal Sesuai
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 14 20.0 20.0 20.0
S 40 57.1 57.1 77.1
SS 16 22.9 22.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 16 reponden (22,9%), responden yang menjawab setuju sebanyak
40 responden (57,1%) dan responden yang menjawab cukup setuju sebanyak 14
responden (20,0%). Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai
jumlah alat keselamatan kapal sesuai dengan jumlah, responden banyak menjawab
setuju. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap jumlah
alat keselamatan yang diatas kapal yaitu sudah sesuai dengan jumlah bahkan
setelah bertanya terhadap awak kapal memang alat keselamatan yang disediakan
cukup bahkan disediakan cadangan apabila sewaktu-waktu ternyata kurang atau
bahkan rusak.
b. Alat-alat keselamatan diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan
dijangkau (X2.2)
Tabel 4.8
Alat-alat Keselamatan Diletakkan Ditempat Yang Mudah Dilihat dan
Dijangkau
62
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 13 18.6 18.6 18.6
S 35 50.0 50.0 68.6
SS 22 31.4 31.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 22 reponden (31,4%), responden yang menjawab setuju
sebanyak 35 responden (50,0%) dan responden yang menjawab cukup setuju
sebanyak 13 responden (18,6%). Berdasarkan data diatas dapat ditarik
kesimpulan mengenai Alat-alat keselamatan diletakkan ditempat yang mudah
dilihat dan dijangkau, responden banyak menjawab setuju. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan alat-alat keselamatan memang diletakkan ditempat
yang mudah dijangkau, seperti pelampung dan jaket penyelamat disetiap kabin
disediakan lemari khusus disamping tempat tidur/duduk penumpang tempat
penyimpanan alat keselamatan tersebut, sedangkan untuk sekoci diletakkan
disamping kapal.
c. Perawatan fasilitas-fasilitas keselamatan kapal (X2.3)
Tabel 4.9
Perawatan Fasilitas-fasilitas Keselamatan Kapal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 16 22.9 22.9 22.9
S 40 57.1 57.1 80.0
SS 14 20.0 20.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 14 reponden (20,0%), responden yang menjawab setuju sebanyak
40 responden (57,1%) dan responden yang menjawab cukup setuju sebanyak 16
responden (22,9%). Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai
63
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 13 18.6 18.6 18.6
S 43 61.4 61.4 80.0
SS 14 20.0 20.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 9 12.9 12.9 12.9
S 43 61.4 61.4 74.3
SS 18 25.7 25.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju sebanyak 18 reponden (25,7%), responden yang menjawab setuju
sebanyak 43 responden (61,4%) dan responden yang menjawab cukup setuju
sebanyak 9 responden (12,9%). Berdasarkan data diatas dapat ditarik
kesimpulan mengenai pengawakan kapal, responden banyak menjawab
setuju. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pengawakan kapal
sudah ditinjau sebelum melakukan pelayaran.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 13 18.6 18.6 18.6
S 42 60.0 60.0 78.6
SS 15 21.4 21.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 15 responden (21.4%), responden yang menjawab
setuju sebanyak 42 responden (60,0%) dan responden yang menjawab
cukup setuju sebanyak 13 responden (18,6%). Berdasarkan data diatas dapat
di tarik kesimpulan mengenai kelaiklautan kapal, reseponden banyak
menjawab setuju. Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan di
65
Tabel 4.13
Keamanan Perairan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 17 24.3 24.3 24.3
S 39 55.7 55.7 80.0
SS 14 20.0 20.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Tabel 4.14
Keamanan Alur Pelayaran
66
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 14 20.0 20.0 20.0
S 44 62.9 62.9 82.9
SS 12 17.1 17.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 12 reponden (17,1%), responden yang menjawab
setuju sebanyak 44 responden (62,9%) dan responden yang menjawab
cukup setuju sebanyak 14 responden (20,0%). Berdasarkan data diatas
dapat ditarik kesimpulan mengenai keamanan alur pelayaran, responden
banyak menjawab setuju. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
bahwa keamanan pelayaran sudah ditinjau dan dianggap aman sebelum
melakukan pelayaran.
c. Kelancaran Lalu Lintas Kapal (Y.3)
Tabel 4.15
Kelancaran Lalu Lintas Kapal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid CS 13 18.6 18.6 18.6
S 45 64.3 64.3 82.9
SS 12 17.1 17.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
sangat setuju sebanyak 12 reponden (17,1%), responden yang menjawab
setuju sebanyak 45 responden (64,3%) dan responden yang menjawab
cukup setuju sebanyak 13 responden (18,6%). Berdasarkan data diatas dapat
ditarik kesimpulan mengenai kelancaran lalu lintas kapal, responden banyak
menjawab setuju. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan bahwa lalu
67
r
Variabel Indikator r tabel Keterangan
hitung
Sarana Bantu X1.1 0,863 0,2565 Valid
Navigasi X1.2 0,858 0,2565 Valid
(X1) X1.3 0,832 0,2565 Valid
Alat-alat X2.1 0,796 0,2565 Valid
Keselamatan X2.2 0,655 0,2565 Valid
(X2) X2.3 0,804 0,2565 Valid
Tanggungjawa X3.1 0,851 0,2565 Valid
b Nahkoda X3.2 0,762 0,2565 Valid
(X3) X3.3 0,783 0,2565 Valid
Keselamatan Y.1 0,887 0,2565 Valid
Pelayaran Y.2 0,877 0,2565 Valid
(Y) Y.3 0,861 0,2565 Valid
68
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten dan stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2018). Suatu kuesioner
dikatakan reliable jika nilai Cronbach alpha (α) > 0,70 berdasarkan 70
responden, dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan
Cronbach alpha (α) dimana hasil dari masing masing variabel disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 4.2
Uji grafik Normal Probability Plot
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual Sumber:
N 70
Data
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
primer
Std. Deviation 1.08708442
yang
Most Extreme Differences Absolute .100
diolah
Positive .050
Negative -.100 tahun 2022
Test Statistic .100 (output
Asymp. Sig. (2-tailed) .077 c
SPSS)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Tabel 4.19
Coefficient Correlationsa
Tanggung Alat-alat Sarana bantu
jawab nakhoda keselamatan navigasi
Model X3 X2 X1
1 Correlations Tanggung jawab 1.000 -.387 -.396
nakhoda X3
alat-alat -.387 1.000 -.317
keselamatan X2
sarana bantu -.396 -.317 1.000
navigasi X1
Covariances Tanggung jawab .015 -.005 -.005
nakhoda X3
alat-alat -.005 .013 -.004
keselamatan X2
sarana bantu -.005 -.004 .012
navigasi X1
72
Tabel 4.20
Hasil Uji Multikolonieritas dari Nilai Tolerance dan VIF
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .503 1.260 .399 .691
3. Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
kesalahan pengganggu (error term) pada pengamatan sebelumnya
dengan pengganggu pada periode berikutnya (Ghozali, 2018).
Persyaratan uji Jika terjadi korelasi, maka ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Cara pengujiannya
dengan menggunakan uji Durbinn-Watson (DW test).
Ketentuannya yaitu sebagai berikut :
a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau Upper bound (du)
dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tidak ada autokorelasi.
74
Model Summaryb
Gambar 4.3
Kurva Uji Autokorelasi
0 1 2 3 4
1.5245 1.7028 1.903 2.2636 2.4755
dl du dw 4-du 4-dl
Gambar 4.4
Uji Grafik Heteroskedastisitas
Tabel 4.22
77
Dimana:
Y = Keselamatan Pelayaran
X1 = Sarana Bantu Navigasi
X2 = Alat-alat Keselamatan
X3 = Tanggung Jawab Nakhoda
µ = Variabel lain diluar variabel penelitian
Dari persamaaan regresi linier berganda di atas, dapat diinterpretasikan bahwa:
a. Konstanta sebesar 0.503 menyatakan bahwa jika variabel independen yaitu
sarana bantu navigasi (X1), alat-alat keselamatan (X2) dan tanggung
jawab nakhoda (X3) tidak dilakukan perubahan atau konstan, maka
keselamatan pelayaran (Y) memiliki nilai sebesar 0.503 .
79
b. Koefisien regresi sarana bantu navigasi (X1) sebesar 0.395 artinya jika
variabel independen sarana bantu navigasi mengalami kenaikan sebesar
satu satuan, maka variabel keselamatan pelayaran mengalami peningkatan
sebesar 0.395.
c. Koefisien regresi alat-alat keselamatan (X2) sebesar 0.243 artinya jika
variabel independen alat-alat keselamatan mengalami kenaikan sebesar
satu satuan, maka variabel keselamatan pelayaran mengalami peningkatan
sebesar 0.243.
d. Koefisien regresi tanggung jawab nahkoda (X3) sebesar 0.304 artinya jika
variabel independen tanggung jawab nahkoda mengalami kenaikan sebesar
satu satuan, maka variabel keselamatan pelayaran mengalami peningkatan
sebesar 0.304.
e. Miu ( ) adalah variabel lain yang tidak terdeteksi.
4.4.1
4.4.2
4.4.3
4.4.4 Uji Hipotesis
Alat uji ini digunakan untuk menganalisis hasil regresi atau pengaruh
antara variabel independen (sarana bantu navigasi, alat-alat keselamatan dan
tanggung jawab nahkoda) terhadap variabel dependen (keselamatan
pelayaran) secara individu atau parsial. Berdasarkan hasil uji-t, kita dapat
menganalisis apakah pengaruh antara dua variabel tersebut hanya suatu
kebetulan saja atau benar-benar terjadi pengaruh yang saling
mempengaruhi.
Langkah-langkah pengujian:
1. Menentukan H0 dan Ha
a. H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen
(faktor sarana bantu navigasi, alat-alat keselamatan dan tanggung
jawab nahkoda) terhadap variabel dependen (keselamatan
pelayaran) secara individual.
80
Dari tabel 4.25 diatas diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Uji Hipotesis 1 (H1)
Berdasarkan pengujian statisti dengan SPSS didapat angka thitung > ttabel dan
signifikansi < 0,05, dimana thitung sarana bantu navigasi (X1) terhadap
keselamatan pelayaran (Y) sebesar 3.642, ttabel (df = n-2 = 70-2 = 68)
sebesar 1.99547 dan nilai signifikansi sebesar 0.001. karena nilai thitung >
ttabel dan signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima sebagai
hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara sarana bantu navigasi terhadap keselamatan
pelayaran dapat diterima. Grafik pengujian hipotesisnya dapat dilihat
sebagai berikut:
Gambar 4.5
Kurva Uji Hipotesis 1
Daerah
Daerah
Penerimaan Ha
Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan Ho
Gambar 4.6
Kurva Uji Hipotesis 2
82
Daerah
Daerah
Penerimaan Ha
Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan Ho
Daerah
Daerah
Penerimaan Ha
Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan Ho
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .752a
.565 .545 1.112 1.903
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 (Output SPSS Versi 25)
Berdasarkan tabel 4.26, koefisien determinasi memiliki nilai adjusted
R square sebesar 0.545. Hal ini berarti 54,5% keselamatan pelayaran (Y)
yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu variabel saran
bantu navigasi (X1), alat-alat keselamatan kapal (X2) dan tanggung jawab
nahkoda (X3). Sedangkan sisanya (100%-54,5% = 45.5%) dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diluar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian
ini seperti cuaca dan sumber daya awak kapal.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan peneliti pada Bab
IV dengan menggunakan program SPSS Versi 25 maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sarana bantu navigasi menjadi urutan pertama yang mempengaruhi
Keselamatan Pelayaran ini dibuktikan dengan hasil pengujian analisis
regresi linier berganda yang dijelaskan dalam unstandardized
coefficients beta dengan nilai 0,395. Pengaruh sarana bantu navigasi
tersebut seperti pelampung suar, menara suar, rambu suar.
2. Alat-alat Keselamatan berada pada urutan ketiga yang mempengaruhi
Keselamatan Pelayaran ini dibuktikan dengan hasil pengujian analisis
regresi linier berganda yang dijelaskan dalam unstandardized
coefficients beta dengan nilai 0,243. Pengaruh Alat- Alat Keselamatan
tersebut seperti jumlah alat keselamatan di kapal disesuaikan, alat-alat
keselamatan kapal tersebut juga diletakkan pada tempat yang mudah
terlihat dan terjangkau dengan cepat oleh penumpang ketika terjadi
suatu kecelakaan, dan peralatan keselamatan kapal tersebut harus
dilakukan perawatan secara rutin sesuai dengan ketentuannya.
3. Tanggung Jawab Nakhoda menjadi urutan pertama yang sangat
mempengaruhi Keselamatan Pelayaran ini dibuktikan dengan hasil
pengujian regresi linier berganda yang dijelaskan dalam
unstandardized coefficients beta dengan nilai 0,304. Pengaruh
Tanggung Jawab Nakhoda seperti kelengkapan kapal, pengawakan
kapal, dan kelaiklautan kapal merupakan suatu pokok penting yang
harus diperhatikan sebagai salah satu syarat untuk menentukan kapal
diperbolehkan berlayar atau tidak. Apabila hal tersebut tidak
diperhatikan dapat membuat kapal mengalami kecelakaan.
83
84
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan maka saran yang dapat
diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Saran yang berkaitan dengan Sarana Bantu Navigasi, yaitu
diharapkan Pelabuhan Nusantara 1 Waingapu bersama dengan
Kementerian Perhubungan memberikan Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) terkait Keselamatan Pelayaran kepada awak kapal agar
memahami tentang keselamatan pelayaran dan memiliki
keterampilan dan kecakapan saat berlayar untuk mengurangi resiko
kecelakaan dilaut. Serta untuk menjamin keselamatan pelayaran
agar selalu dilakukan pengawasan dan pembinaan secara terus-
menerus baik dari segi perlindungan, kesejahteraan, pengetahuan,
disiplin maupun penempatannya/formasi susunan perwiranya diatas
kapal agar terwujudnya keselamatan pelayaran.
2. Saran yang berkaitan dengan Alat-alat Keselamatan di Pelabuhan
Nusantara 1 waingapu agar sebelum meninggalkan dermaga dan
pada setiap saat ketika berlayar, semua perlatan keselamatan pada
kapal harus dapat bekerja dan siap digunakan sewaktu-waktu.
Untuk itu maka perlu dilakukan pengaturan jadwal minimal untuk
perawatan peralatan keselamatan di kapal sesuai dengan
ketentuannya karena perawatan alat keselamatan sangat penting
untuk mencegah berbagai hal yang tidak diinginkan.
3. Saran yang berkaitan dengan Tanggung Jawab Nakhoda yang
memiliki peran penting terhadap Keselamatan Pelayaran. Untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kapal
4. Dikarenakan keterbatasan dalam penulian ini penulis menyadari
masih banyak keterbatasan dan kekurangan antara lain, penelitian
ini hanya mengambil 3 variabel bebas, yaitu Sarana Bantu
Navigasi, Alat-Alat Keselamatan, dan Tanggung Jawab Nakhoda.
Sehingga peneliti terfokus pada ketiga variabel itu saja, dan objek
yang diteliti hanya satu yaitu Keselamatan Pelayaran. Penelitian
85
DAFTAR PUSTAKA
Santosa, A., Sinaga, E.A. (2019). Peran dan Tanggung Jawab Nahkoda dan
Syabandar Terhadap Keselamatan Pelayaran Melalui Pemanfaatan Saran
Bantu Navigasi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Jurnal Saintek
Maritim, Vol. 20, No 1, Hal : 29-42.