Anda di halaman 1dari 14

Critical Jurnal Review

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN DI DKI JAKARTA dan FAKTOR-


FAKTOR PENDORONG PENYEBAB TERJADINYA KEMACETAN Kawasan Sukun
Banyumanik Kota Semarang.
Dosen Pengampu :
Drs. Mbina Pinem, M.Si
Mata Kuliah : Geografi Transportasi dan Permukiman

Disusun oleh :
Geby Turnip
3183331017
Kelas : A’18

Jurusan Pendidikan Geografi


Fakultas Ilmu Sosial
Univesitas Negeri Medan
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas penyertaan Tuhan Yang Maha Esa dan segala rahmat-nya
sehingga CJR saya ini dapat tersusun hingga selesai dan tidak ada kesusahan dalam
pembuatan Critical jurnal review yang saya buat.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada CJR yang saya buat ini.Oleh
karena itu, saya mengundang membaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun.Terima Kasih dan semoga CJR yang saya buat memberikan hal positif.

Medan, Oktober 2020

Geby Turnip
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR.......................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan CJR...................................................................................................1
1.3 Manfaat..........................................................................................................................1
1.4 Identitas Jurnal...............................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Jurnal...........................................................................................................2-12
2.2 Kelebihan Jurnal............................................................................................................12
2.3 Kelemahan Jurnal..........................................................................................................12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Cjr
Critical Jurnal Review ( CJR ) adalah sebuah kritikan yang diberikan oleh seorang
pengkritik ( reviewer ) kepada orang yang menulis Judul/Hasil laporan penelitian. Dengan
dilakukannya penugasan ini tentu sangat bermanfaat bagi pengkritiknya dan penulis jurnal
dan berguna dalam aspek lainnya. Kita tidak hanya mengetahui kelebihan dan kekurangan
jurnal tetapi juga menambah literasi bagi pembacanya yang benar-benar kompeten dalam
menggali informasi yang terkait didalamnya yang menciptakan generasi yang paling unggul.
1.1 Tujuan Penulisan CJR
*) Menambah Literasi oleh pembaca/mengetahui informasi sebuah jurnal.
*) Mengulas dari Isi sebuah Jurnal.
*) Mengasah intelektual individu agar lebih berpikir kritis dalam mencerna informasi yang
telah diterima.
1.2 Manfaat
*) Memenuhi tugas Mata Kuliah Geografi Ekonomi dan Pembangunan.
*) Mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari sesuai pratik kehidupannya.
*) Melatih intelektual mahasiswa agar lebih berkompeten dalam mengulas informasi dari isi
jurnal.
1.3 Manfaat
*) Memenuhi tugas Mata Kuliah Geografi Ekonomi dan Pembangunan.
*) Mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari sesuai pratik kehidupannya.
*) Melatih intelektual mahasiswa agar lebih berkompeten dalam mengulas informasi dari isi
jurnal.
1.4 Identitas Jurnal
*) Judul Jurnal Pertama : FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN DI DKI
JAKARTA.
Penulis : Rohana Sitanggang dan Euis Saribanon
ISSN : 2407-635X
Tahun : Mei 2018
*) Judul Jurnal Kedua : FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PENYEBAB
TERJADINYA KEMACETAN Kawasan Sukun Banyumanik Kota Semarang .
Penulis : Iwan Wijanarko dkk.
ISSN : 1829-9172
Tahun : April 2017
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Jurnal
*) Jurnal Pertama
ABSTRACT
Finding a solution in overcoming the bottleneck problems, we need to focus on the factors
that affect the bottleneck. DKI Jakarta as the capital city has a very busy activity intensity,
because it is the center of activity not only from indigenous people but also from residents
around the region such as from Bekasi, Tanggerang, Depok and Bogor. Hence, it needs to
subscribe an integrated transportation system with all related area. The purpose of this
research is to find the causal factor of congestion that happened in DKI Jakarta in order to
determine the most relevant transportation system policy applied in DKI Jakarta. By
purposive sampling and quoted sampling method, there were 30 respondents from road users
and communities around Jalan Cawang - Grogol and Kota Tua - Harmony. In processing
questionnaire data, SPSS program version 19 was used with Descriptives analysis method.
The result of this research isthere are 3 order of the top ranking factors which cause traffic
jam in DKI Jakarta that is 1).The use of Personal Vehicle in Jakarta is very high, 2). The use
of two-wheel motorcycles in Jakarta is very high and 3). Vehicle volume is not proportional
to road capacity.
PENDAHULUAN
Tingginya aktivitas perekonomian mencerminkan pertumbuhan ekonomi suatu kota Kondisi
ini berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun perkembangan aktivitas lain di kawasan-
kawasan perkotaan seperti munculnya kawasan permukiman baru, kawasan industri, serta
kawasan perdagangan dan jasa (komersial). Aktivitas perkotaan tersebut perlu didukung
dengan adanya Transportasi. Dalam kaitannya dengan bidang ekonomi, kebutuhan akan
transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat dari adanya aktivitas
ekonomi, sosial dan sebagainya. Hal ini didukung dengan konsep transportasi yang
dikemukakan oleh (Sukarto, 2006) yaitu adanya pergerakan berupa perjalanan (trip) dari asal
(origin) sampai ke tujuan (destination). Asal (origin) dapat berupa rumah, sehingga
perjalanan yang dilakukan disebut home based trip. Jumlah penduduk yang terus meningkat
berakibat pula terhadap meningkatnya jumlah pergerakan atau mobilititas masyarakat. Jika
terjadi kesendatan dalam lalulintas yang ditandai dengan tidak bergeraknya kendaraan maka
itu dikatakan terjadi kemacetan. Kemacetan di Jakarta sudah menjadi momok, bukan hanya
bagi masyarakat Jakarta saja namun juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dibandingkan
dengan kota-kota besar di negara maju, menjadi suatu ironi bahwa sistem pelayanan angkutan
umum di negara kita sangat tertinggal dan cukup memprihatinkan. Di negara maju
masyarakatnya cenderung menggunakan angkutan umum (public transport) dibandingkan
dengan menggunakan kendaraan pribadi. Akan tetapi di kota Jakarta , pada umumnya
masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan
umum dengan berbagai komentar dan alasan seperti tidak nyaman, waktu tempuh perjalanan
lebih lama, kapasitas angkutan umum tidak dioperasikan sebagaimana mestinya sehingga
keamanan tidak bisa diperoleh dan masih banyak lagi alasan lain. Jakarta juga sedang banyak
membangun infrastruktur untuk fasilitas jalan, yang sedianya untuk memperlanjar perjalanan
arus lalulintas,namun karena pembangunan dilaksanakan dengan kondisi kemacetan saat ini
sehingga menjadikan kemacetan semakin parah. Jumlah pengguna angkutan pribadi yang
cenderung terus mengalami peningkat dari tahun ke tahun yang tidak didukung oleh
pembangunan infrastruktur yang memadai dapat mengakibatkan timbulnya permasalahan
baru yaitu kemacetan lalu lintas. Bila kemacetan lalu lintas ini tidak mendapat perhatian lebih
serius berbagai dampak yang dapat ditimbulkan seperti waktu perjalanan meningkat dan
biaya operasi kendaraan meningkat. Penanganan kemacetan selama ini kurang
dikomuniasikan dengan baik antar pihak terkait, baik itu antara Pemerintah Daerah, Dinas
Perhubungan DKI. Porli, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perindustrian maupun
Pihak Swasta yang terlibat dalam kegiatan transportasi dan usaha lain yang terkait dengan
sarana prasarana transportasi, untuk itu pemerintah melalui Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek menjembatani komunikasi antar pihak terkait itu. Bila kemacetan lalu lintas ini
tidak mendapat perhatian lebih serius berbagai dampak yang dapat ditimbulkan seperti
waktu perjalanan meningkat dan biaya operasi kendaraan meningkat. Melihat faktor
penyebab bisa lebih efektif dalam mencari solusi kemacetan, karena akan lebih fokus dan
tepat penangganan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari faktor penyebab
kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta agar dapat ditentukan kebijakan sistem transportasi
apa yang paling relevan diterapkan di DKI Jakarta.
KAJIAN PUSTAKA
(Mustopadidjaja, 2002), menyatakan bahwa Kebijakan publik adalah suatu keputusan yang
dimaksudkan untuk tujuan mengatasi permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan
tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan. Pada sudut pandang lain, (Sari, 2011) mengemukakan dalam studi kebijakan
publik mempelajari keputusan-keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu masalah yang
menjadi perhatian public. Seperti yang dikatakan Mustikarani (2016) Kemacetan lalu lintas
disebabkan oleh ketidak seimbangan antara jumlah penduduk dengan jumlah kendaraan yang
semakin bertambah dari tahun ketahun dengan jumlah ruas jalan yang ada atau tersedia di
suatu tempat tersebut. Kemacetan memiliki dampak sosial, biasanya dampak dari kemacetan
ini menimbulkan stress, kesal, lelah yang dialami pengemudi/pengendara bahkan secara
luasnya berpengaruh terhadap psikologi penduduk yang ada di sekitar wilayah tersebut. Dari
segi ekonomi dampak kemacetan lalu lintas ini berdampak terhadap hilangnya waktu
pengemudi/pengendara dan bertambahnya biaya yang harus di keluarkan oleh
pengendara/pengemudi, contoh nyatanya seperti pengendara/pengemudi harus mengeluarkan
biaya ekstra dalam mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar minyak lebih banyak,
karena cenderung ketika kemacetan lalu lintas terjadi cenderung lebih banyak menghabiskan
bahan bakar yang lebih banyak. Yang lainnya contoh dari segi ekonomi ini yakni
pengendara/pengemudi yang bekerja kehilangan pendapatan mereka karena terlambat masuk
kantor, hal tersebut disebabkan karena biasanya absensi pekerja berpengaruh terhadap
pendapatan pekerja tersebut. (Z.Tamin, 1992) menyatakan bahwa pada dasarnya masalah
kemacetan timbul akibat tingkat pertumbuhan kebutuhan transportasi jauh lebih tinggi
dibandingkan kemampuan penyediaan prasarana transportasi, disamping itu, kenyataan
menunjukkan pula adanya sejumlah prasarana yang tidak berfungsi semestinya.
METODE PENELITIAN
Dengan teknik purposive sampling dan quoted sampling didapatkan 30 responden yang
berasal dari pengguna jalan dan masyarakat sekitar Jalan Cawang – Grogol dan Kota Tua -
Harmony. Metode Rangking digunakan untuk menentukan Rangking para responden dan
memberikan perioritas terhadap variable studi, setelah pengumpulan data dari responden,
kemudian di analisis dengan nilai Mean, yang merupakan teknik penjelasan kelompok yang
di dasarkan dari nilai rata-rata tersebut untuk mendapatkan nilai Mean pengolahan data
kuisioner menggunakan program SPSS versi 19 dengan metode analisis deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan analisis deskriptif, dilakukan dulu Uji Validitas hasilnya menunjukkan
semua butir pertanyaan dinyatakan valid, karena semua r hitung lebih besar dari r table. Uji
Relibilitas menunjukkan dengan Cronbach's Alfa sebesar 0,744 yang artinya masuk dalam
interval 0,61–0,80 yang masuk dalam kategori Reliabilitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan analisis deskriptif, dilakukan dulu Uji Validitas hasilnya menunjukkan
semua butir pertanyaan dinyatakan valid, karena semua r hitung lebih besar dari r table. Uji
Relibilitas menunjukkan dengan Cronbach's Alfa sebesar 0,744 yang artinya masuk dalam
interval 0,61–0,80 yang masuk dalam kategori Reliabilitas.
SIMPULAN
Hasil dari penelitian ini terlihat urutan atau rangking tiga terbesar dari faktor yang paling
mempengaruhi kemacetan menurut persepsi pengguna jalan yaitu 1).Penggunaan Kendaraan
Pribadi di Jakarta sangat tinggi, 2). Penggunaan Sepeda Motor roda dua di Jakarta sangat
tinggi dan 3). Volume kendaraan tidak sebanding dengan kapasitas jalan. Beberapa
alternative pemecahan dimungkinkan dari sisi kebutuhan transportasi, prasarana transportasi
maupun rekayasa dan manajemen lalulintas. Namun demikian, mengingat transportasi
merupakan tanggungjawab bersama maka keterlibatan pemerintah, swasta serta masyarakat
mutlak diperlukan untuk menanggulangi berbagai persoalan kemacetan.
*) Ringkasan Jurnal Kedua
ABSTRAK
Kawasan Sukun berada di sebelah selatan Kota Semarang yang merupakan simpul pertemuan
aktivitas antara Semarang Bagian Atas dan Semarang Bagian Bawah. Selain sebagai simpul
aktivitas, kawasan Sukun juga merupakan simpul transportasi karena adanya persimpangan
antara Jalan Setia Budi dan Jalan Tol. Pesatnya pertumbuhan lalu lintas sangat dirasakan pada
ruas Jalan Setia Budi, hal ini karena jalan tersebut sebagai tempat awal masuk ke Kota
Semarang dari arah Selatan (Yogyakarta – Solo) baik kendaraan yang akan ke Kota
Semarang maupun yang masuk ke jalan tol dengan berbagai tujuan. Dan adanya on site
activity perdagangan dan jasa yang berada pada kawasan tersebut mengakibatkan
meningkatnya aktifitas pengguna jalan, timbulnya bangkitan lalu lintas dan tingginya
hambatan samping, dimana pada jam-jam tertentu sering terjadi kemacetan dan tundaan.
Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan
Metode Deduktif Kuantitatif Rasionalistik. Dengan teknik analisis faktor dan analisis
transportasi, sehingga dapat diketahui Tingkat Pelayanan Jalan dan faktor – faktor pendorong
penyebab terjadinya kemacetan di Kawasan Sukun Banyumanik. Hasil akhir yang didapat
dari analisis faktor-faktor pendorong penyebab terjadinya kemacetan pada Kawasan Sukun
adalah bahwa kemacetan terjadi karena adanya on site activity, tingginya kapasitas jalan,
tingginya hambatan samping dan kondisi geometrik jalan.
PENDAHULUAN
Transportasi merupakan salah satu bagian terpenting di kehidupan manusia. Transportasi
memiliki peran yang sangat besar di beberapa aspek kehidupan manusia, seperti aspek
ekonomi, aspek lingkungan, aspek sosial, aspek pertahanan dan keamanan. Hubungan
transportasi dan manusia erat kaitannya dengan lokasi kegiatan manusia, benda atau barang
maupun kaitannya dengan jasa. Oleh karena peran transportasi sangat penting bagi kehidupan
manusia, maka perkembangan transportasi menjadi suatu hal sangat penting. Transportasi
sebagai alat penunjang dan penggerak dinamika pembangunan, dikarenakan transportasi juga
katalisator dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah
(Timboeleng A. James, Kaseke H. Oscar, 2015). Pembangunan-pembangunan sudah menjadi
fokus utama pemerintah di suatu wialayah. Seiring dengan berjalannya waktu, kota menjadi
lokasi yang penting dan strategis karena memiliki tarikan yang kuat bagi penduduk yang
berada di luar kota tersebut (Ekawati Niken Natalia, Soeaidy Saleh Mochammad, Ribawanto
Heru, 2014).
Kebutuhan manusia akan sumber daya, terutama sumber daya yang berada tersebar di suatu
wilayah memunculkan pergerakan dan perpindah manusia yang didorong oleh kebutuhan
manusia akan sumber daya disuatu tempat. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan manusia
merupakan suatu kebutuhan pada kehidupan manusia (Warpani, 1990).
Meningkat cepatnya pertumbuhan pergerakan orang dan barang, membuat permintaan
penyediaan jaringan jalan dari aspek kualitas dan kuantitas perlu ditingkatkan guna
menampung segala pertumbuhan pergerakan tersebut. Namun hal yang muncul adalah
kebutuhan transportasi (demand) lebih besar dari prasarana transportasi yang tersedia
(supply) (Siswanto Agus, Putro Saptono, Tjahyono Heri, 2012).
Kota menurut konteks perencanaan sistem transportasi regional maupun nasional mempunyai
fungsi sebagai simpul jasa distribusi yang memiliki peran dominan dalam hal pemacu tingkat
pertumbuhan ekonomi. Adanya perpindahan barang dan manusia yang semakin komplek
seiring dengan perkembangan kota mengakibatkan adanya sistem transportasi. Perpindahan
barang ataupun manusia ini dapat menggunakan transportasi baik jarak pendek atau jarang
jauh sekalipun (Tamin, 1997).
Proses aktifitas transportasi harus ada beberapa hal diantaranya:
1. muatan (barang/orang) sebagai objek yang diangkut dengan tujuan dipindahkan
dari suatu tempat ke tempat yang lain
2. Kendaraan sebagai Pengangkut
3. Jalan yang dapat dilintasi oleh kendaraan dalam mengangkut objek
METODOLOGI PENELITIAN
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor pendorong penyebab
kemacetan di kawasan Sukun Banyumanik Semarang. Guna mencapai tujuan dan hasil yang
diharapkan, penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif kuantitatif rasionalistik. Dimana
ilmu adalah berasal dari pemahaman intelektual kita yang dibangun atas kemampuan
argumentasi secara logis dengan data-data yang ada. Dengan adanya penekanan empiris dan
mampu berargumentasi secara logis dan perlu dibantu dengan data yang relevan, agar produk
ilmu yang melandaskan diri pada rasionalisme memang ilmu, bukan fiksi.
Penelitian ini dimulai dengan tahap sebagai berikut:
1. Identifikasi Eksisting Faktor-Faktor Pendorong Penyebab Kemacetan di Sukun
Banyumanik;
2. Analisis Faktor-Faktor Pendorong Penyebab Kemacetan di Sukun Banyumanik.
PEMBAHASAN DAN HASIL
Ibukota provinsi Jawa Tengah yaitu Semarang termasuk satu dari sekian banyaknya
kota-kota besar yang ada di Indonesia. Titik temu dua jalur transportasi penting di pulau
jawa yaitu jalur pantura dan jalur selatan Jawa berada di Semarang. Laju pertumbuhan
jumlah kendaraan yang sangat banyak dan tidak sepadan dengan pertumbuhan jalan
menjadi satu permasalahan kemacetan lalu lintas yang tidak bisa dihindarkan (Nugraha
Dedi, Sugito, Ispriyanti DwI, 2013). Transportasi darat sangat mendominasi dalam hal sitem
transportasi di Kota Semarang. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang
sangat pesat dan pertumbuhan penduduk menyebabkan munculnya berbagai kegiatan usaha
yang berkembang di Kota Semarang seperti kegiatan perdagangan jasa, industri, pariwisata
dan lainnya, hal ini berdampak dengan semakin tingginya aktivitas kegiatan transportasi yang
ada di Kota Semarang. Kondisi ini menjadi dampak dari pesatnya pertumbuhan penduduk
dan pertumbuhan ekonomi.
KESIMPULAN dan REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari analisis yang dilakukan, Faktor-faktor pendorong penyebab terjadinya kemacetan di
kawasan Sukun Banyumanik Kota Semarang adalah adanya percampuran moda transportasi
yaitu lalu lintas lokal, regional dan menerus dengan akses menuju pusat kota dan jalan Tol
yang menyebabkan tingginya volume kendaraan dan berdampak pada tingginya kapasitas
jalan. Penggunaan lahan yang cukup kompleks yaitu adanya on site activity (Swalayan ADA,
Terminal Bayangan, Soto Bangkong, Batik Jayakarta). Kondisi tersebut berdampak pada
tingginya aktivitas hambatan samping yang terdiri dari pejalan kaki, kendaraan keluar dan
masuk ke sisi jalan dan kendaraan yang parkir on street.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka perlu diambil langkah-langkah untuk mendapatkan
ruang jalan yang optimal serta pengelolaan jalan secara efektif 1. Melihat besarnya volume
kendaraan berat (HV) yang melintasi kawasan Sukun, dimana kondisi tersebut sangat
berpotensi terjadinya mix traffic (percampuran lalu lintas) yang menyebabkan rendahnya
tingkat pelayanan jalan. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dilakukan sebuah
pengendalian arus lalu lintas dengan melakukan pengaturan waktu, dimana pada jam-jam
tertentu (jam puncak), kendaraan tersebut dilarang melewati kawasan Sukun.
2. Penambahan median jalan sesuai dengan pembagian jalur, baik pada poros kemacetan area
1 maupun pada poros kemacetan area 2. Dimana kondisi ini dimaksudkan untuk mengurangi
jumlah kendaraan/pemakai jalan yang memotong jalan menuju on site activity, baik Swalayan
ADA, terminal bayangan, Soto Bangkong maupun Batik Jayakarta;
3. Untuk para pejalan kaki yang menyeberang, perlu dibuatkan jembatan penyeberangan
disekitar lokasi poros kemacetan 2.
2.2 Kelebihan Jurnal
Dari Kedua jurnal bahwa yang paling lengkap yaitu jurnal yang kedua karena
jurnal ini membahas tentang hasil dan metodenya ada sedangkan jurnal pertama tidak
ada, jurnal pertama memiliki kelebihan yaitu bahwa isi dari jurnal pertama lebih dapat
dimerngerti oleh para pembaca daripada jurnal kedua masih ada kesalahan dalam
tulisan penjelasan dalam jurnal tersebut dan dari kedua jurnal ini sama – sama
memiliki contoh gambar pada saat melakukan penelitian dilapangan sehingga para
pembaca dapat mengetahui kondisi dilapangan pada saat mereka terjun langsung
kesana itu saja kelebihan kedua jurnal menurut saya.
2.3 Kekurangan Jurnal
Meski dari kedua jurnal memiliki kelebihan tapi kedua jurnal tersebut memilki kekurangan
dimana terdapat di jurnal pertama yaitu adanya kekurangan dibagian metode penelitiannya
tidak ada, huruf penulisannya kurang bagus dan spasinya pun masih dikatakan kurang baik
sedangkan dibagian kedua terlalu panjang pembahasan dan hasilnya sehingga malas pembaca
membacanya secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Penjelasan Diatas yaitu : Faktor-faktor pendorong penyebab terjadinya Kemacetan
disuatu wilayah adalah adanya percampuran moda transportasi yaitu lalu lintas lokal, regional
dan menerus dengan akses menuju pusat kota dan jalan Tol yang menyebabkan tingginya
volume kendaraan dan berdampak pada tingginya kapasitas jalan. Dari sisi kebutuhan
transportasi, prasarana transportasi maupun rekayasa dan manajemen lalulintas. Namun
demikian, mengingat transportasi merupakan tanggungjawab bersama maka keterlibatan
pemerintah, swasta serta masyarakat mutlak diperlukan untuk menanggulangi berbagai
persoalan kemacetan.
3.2 Saran
Saran dari saya yaitu semoga dari critical jurnal review yang saya buat ini dapat
memberikan informasi kepada yang membacanya dan semoga bermanfaat bagi kita semua
dari penjelasan isi kedua jurnal yang saya review kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Rohana Sitanggang dan Euis Saribanon.2018.FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KEMACETAN DI DKI JAKARTA. Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik.
Iwan Wijanarko,dkk.2017. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PENYEBAB
TERJADINYA KEMACETAN Kawasan Sukun Banyumanik Kota Semarang. Jurnal
Planologi.

Anda mungkin juga menyukai