Anda di halaman 1dari 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA

TRANSPORTASI DI KOTA MEDAN

OLEH

RICKY ISHA KRISTIAN PURBA


120501113

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tri Tunggal atas segala kasih, berkat dan
penyertaanNya yang tetap menjadi pelita dalam setiap langkah umatNya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini teristimewa dipersembahkan
kepada Bapak J. Purba dan Alm. Ibu S. Br Kembaren tercinta serta adik dari
penulis yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan doa.
Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Karena itu dengan hati yang tulus penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis, SE,M.Soc.Sc, Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier Hasibuan, MP, selaku Dosen Pembimbing
saya yang telah memberikan bimbingan dan panduan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU, selaku Dosen Pembanding I saya
yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si, selaku Dosen Pembanding II saya
yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

ii

Universitas Sumatera Utara


7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh pegawai dan staf administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.
9. Kepada teman-teman dan semua pihak yang turut membantu penyelesaian
skripsi ini, namun tidak dituliskan pada lembaran ini, penulis mohon maaf dan
tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan peneliti selanjutnya. Amin

Medan, Oktober 2016


Penulis,

Ricky Isha K. Purba


NIM. 120501113

iii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA


TRANSPORTASI DI KOTA MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan,


tarif/ongkos, kepemilikan kendaraan pribadi, waktu perjalanan dan pertimbangan
kenyamanan angkutan publik terhadap pemilihan moda transportasi di Kota
Medan. Objek dari penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan sebagai
pengguna moda transportasi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang
digunakan adalah data primer, yang bersumber dari kuesioner yang dibagikan
kepada responden.
Hasil Penelitian dengan metode Rank Spearman Test menunjukkan bahwa
pendapatan, kepemilikan kendaraan pribadi, waktu perjalanan dan pertimbangan
kenyamanan angkutan publik memiliki hubungan yang signifikan terhadap
pemilihan moda transportasi di Kota Medan. Sedangkan variabel tarif/ongkos
tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemilihan moda transportasi di
Kota Medan. Dan secara berurutan faktor paling besar dalam mempengaruhi
pemilihan moda transportasi di Kota Medan adalah pendapatan, kemudian waktu
perjalanan, kemudian kenyamanan angkutan publik, dan yang terakhir
kepemilikan kendaraan pribadi.

Kata Kunci: Pemilihan Moda Transportasi, Pendapatan, Tarif/Ongkos,


Kepemilikan Kendaraan Pribadi, Waktu Perjalanan,
Pertimbangan Kenyamanan Angkutan Publik, Rank Spearman
Test.

iv

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE SELECTION OF MODE OF


TRANSPORTATION IN MEDAN

This study aimed to determine the effect of income, rates / fees, private
ownership of vehicles, travel time and convenience considerations of public
transportation to the selection mode of transportation in the city of Medan. The
object of this study is the community of Medan as the mode of transportation.

This research was conducted with a purposive sampling method. The data
used is primary data, obtained from a questionnaire distributed to respondents.

Research by the method of Spearman Rank Test showed that income,


ownership of private vehicles, travel time and consideration of the comfort of
public transport has a significant relationship to the selection mode of
transportation in the city of Medan. While variable rates / fees did not have a
significant relationship to the selection mode of transportation in the city of
Medan. And sequentially biggest factor influencing the election mode of
transportation in the city of Medan is income, then the travel time, then the
convenience of public transport, and the last one private vehicle ownership.

Keywords: Selection Mode of Transportation, Income, Rates / Fees,


Personal Vehicle Ownership, Time Travel, Leisure
Consideration of Public Transport, Spearman Rank Test.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


ABSTRAK ................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................... v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................ 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 9


2.1 Transportasi .......................................................................... 9
2.1.1 Konsep Dasar Transportasi......................................... 9
2.1.2 Masalah Transportasi.................................................. 11
2.1.3 Peran dan Manfaat Transportasi ................................. 14
2.2 Permintaan Transportasi ....................................................... 19
2.2.1 Sifat-Sifat Permintaan Jasa Transportasi .................... 20
2.2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan Jasa
Angkutan .................................................................... 24
2.3 Permintaan ............................................................................ 27
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................. 34
2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................. 36
2.6 Hipotesis ............................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 38
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................... 38
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................... 38
3.3 Batasan Operasional ............................................................. 38
3.4 Definisi Operasional ............................................................. 39
3.4.1 Variabel Dependen ..................................................... 39
3.4.2 Variabel Independen ................................................... 40
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 41
3.6 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 42
3.7 Metode Pengumpulan Data .................................................. 42
3.8 Metode Analisis .................................................................... 43
3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas...................................... 44
3.8.2 Rank Spearman Test ................................................... 45

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 47
4.1 Gambaran Umum Kota Medan ............................................ 47
4.1.1 Gambaran Umum Transportasi Kota Medan ............. 48
4.2 Karakteristik Responden....................................................... 51
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin ............................................................. 51
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir ................................................... 51
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan .................................................................... 52
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan
Moda Transportasi yang Sering Digunakan............... 53
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan
Tujuan Perjalanan ...................................................... 53
4.3 Pengolahan Data ................................................................... 54
4.3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................... 54
4.3.2 Hasil Metode Analisis data ......................................... 55
4.3.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian......................... 55
4.3.3 Pengolahan Data ......................................................... 68
4.3.3.1 Korelasi Antara Pendapatan Terhadap
Pemilihan Moda Transportasi ........................ 68
4.3.3.2 Korelasi Antara Tarif/Ongkos Terhadap
Pemilihan Moda Transportasi ........................ 70
4.3.3.3 Korelasi Antara Kepemilikan Kendaraan
Pribadi Terhadap Pemilihan Transportasi ...... 71
4.3.3.4 Korelasi Antara Waktu Perjalanan Terhadap
Pemilihan Moda Transportasi ........................ 73
4.3.3.5 Korelasi Antara Pertimbangan Kenyamanan
Angkutan Publik Terhadap Pemilihan Moda
Transportasi .................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 77
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 77
5.2 Saran .................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 79


LAMPIRAN ............................................................................................... 81

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Panjang Jalan (km) di Medan Menurut Kondisi


Jalan dan Penanggungjawab Tahun 2009 – 2013.............. 3
1.2 Jumlah sarana angkutan (umum dan pribadi)
Di Kota Medan tahun 2004 – 2009 ................................... 5
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................... 34
3.1 Pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi .............................................................. 46
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin .................................................................... 51
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir .......................................................... 51
4.3 Karakteristik Responden Bedasarkan
Pekerjaan ........................................................................... 52
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan
Moda Transportasi yang Sering Digunakan ...................... 53
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan
Tujuan Perjalanan .............................................................. 54
4.6 Variabel Pemilihan Moda Transportasi ............................. 55
4.7 Variabel Pendapatan Masyarakat Kota Medan (X1) ......... 58
4.8 Variabel Tarif/Ongkos Moda Transportasi Di
Kota Medan (X2) ............................................................... 60
4.9 Variabel Kepemilikan Kendaraan Pribadi (X3) ................ 62
4.10 Variabel Waktu Perjalanan (X4) ....................................... 64
4.11 Variabel Kenyamanan Moda Transportasi ........................ 66

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Kerangka pemikiran .............................. 36

ix

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan ekonomi tidak terlepas dari perkembangan alat tranportasi.

Dengan adanya alat transportasi, sumber daya alam yang awalnya sulit dijangkau

menjadi mudah dijangkau hingga kemudian dapat diolah. Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) mencatat transportasi sebagai pengangkutan barang oleh

berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi. Transportasi juga

berfungsi membantu mengakomodasi pelaku pasar bahkan membantu

menciptakan pasar dimana kegiatan ekonomi bisa berlangsung. Transportasi juga

berkaitan dengan produktivitas. Kemajuan transportasi akan membawa

peningkatan mobilitas manusia, faktor-faktor produksi dan hasil produksi yang

dipasarkan. Semakin tinggi mobilitas maka pendistribusian hasil produksi akan

semakin cepat dan lancar. Selain itu,trasportasi akan menciptakan efisiensi oleh

karena waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan hasil produksi lebih singkat.

Transportasi juga mengakomodasi penciptaan nilai tambah, yakni memindahkan

sesuatu dari tempat dimana hasil olahan tersebut kurang bermanfaat ke lokasi

dimana manfaatnya lebih besar atau dengan kata lain transportasi membantu

terbukanya pasar baru. Semakin tinggi mobilitas yang dihasilkan transportasi,

semakin tinggi juga produktivitas yang dihasilkan dari sebuah kegiatan ekonomi.

Peningkatan produktivitas adalah determinan utama dalam menunjang

kemajuan ekonomi. Perekonomian yang sudah berkembang selalu menunjukkan

tingkat mobilitas yang tinggi, yang ditunjang oleh sarana dan prasarana

Universitas Sumatera Utara


transportasi yang mendukung. Sebaliknya perekonomian yang belum

berkembang ditandai oleh mobilitas aktivitas ekonomi yang masih rendah,

terutama dipengaruhi oleh distribusi dan angkutan yang belum lancar.

Pada perekonomian yang kompleks, mobilitas manusia dan barang yang

tinggi bukan hanya terjadi dalam satu wilayah, tetapi juga antar pulau dan bahkan

antar negara sehingga transportasi memiliki peranan yang sangat penting. Upaya

meningkatkan mobilitas memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang

memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Menurut Sukirno

(1999), dalam suatu masyarakat modern, pengangkutan mempunyai dua fungsi

yaitu: 1) Sebagai alat modal, yakni mengangkut orang dari rumah ke tempat kerja

atau tempat berusaha. 2) Sebagai barang akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan jasa bagi pengangkutnya, oleh sebab itu diberikan sarana

angkutan kota guna menunjang aktivitas penduduk dalam kegiatan ekonomi.

Kebutuhan akan transportasi juga tidak berdiri sendiri, melainkan berdampingan

dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Misalnya permintaan akan jasa angkutan,

baru akan muncul ketika ada kebutuhan-kebutuhan lain dibalik permintaan itu

seperti keinginan untuk rekreasi, keinginan untuk ke sekolah, keinginan untuk

berbelanja dan sebagainya (Nasution, 2004).

Eksistensi dari kegiatan-kegiatan ekonomi misalnya akan membangkitkan

permintaan jasa transportasi dan di sisi lain fasilitas transportasi akan

mempengaruhi tingginya tingkat dan sifat dari kegiatan ekonomi. Oleh

karenannya pembangunan sarana dan prasarana transportasi perlu dilaksanankan

secara sistematis dan berkelanjutan sesuai dengan pola pergerakan

Universitas Sumatera Utara


barang/penumpangyang dapat mendukung dinamika perkembangan daerah.

Permintaan jasa transportasi akan terjadi apabila antara dua atau lebih tempat

terdapat perbedaan kegunaan marginal terhadap sesuatu barang, di satu tempat

tinggi sedangkan di tempat yang lain rendah. Apabila harga suatu barang di pasar

A rendah, sedangkan barang yang sama harganya lebih tinggi di pasar B, maka

akan terjadi arus dari barang tersebut, dari pasar A ke pasar B. karena perbedaan

harga maka keuntungan yang diperoleh dari pasar B akan lebih maksimal.

Peningkatan pendapatan membuat masyarakat mampu untuk membeli

kendaraan seperti sepeda motor maupun mobil sebagai sarana transportasi pribadi.

Peningkatan perekonomian daerah juga menyebabkan kebutuhan akan sarana

transportasi lain seperti bus dan truk meningkat. Akibatnya, semakin hari jumlah

arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang menggunakan ruas-ruas jalan semakin

bertambah. Peningkatan jumlah kendaraan tidak selalu diimbangi dengan

peningkatan ruas dan kualitas jalan. Hal ini menimbulkan masalah di bidang

transportasi, salah satunya adalah masalah kemacetan yang ditimbulkan oleh lalu

lintas

Tabel 1.1
Panjang Jalan (km) di Medan Menurut Kondisi Jalan dan
Penanggungjawab Tahun 2009 – 2013
Penanggungjawab
Kondisi Jalan
Negara Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah
1 2 3 4 5
1. Baik 170.70 35.20 2956.71 3162.61
2. Sedang 0.00 0.00 177.49 177.49
3. Rusak 0.00 0.00 113.80 113.80
4. Rusak Berat 0.00 0.00 38.69 38.69
5. Tidak terperinci 0.00 0.00 219.15 219.15
Jumlah

Universitas Sumatera Utara


2013 170.70 35.20 3505.84 3711.74
2012 115.35 40.20 3279.50 3435.05
2011 115.35 40.20 3089.60 3245.15
2010 140.70 33.40 3017.40 3191.50
2009 56.86 70.70 2951.38 3078.94
Sumber: Medan Dalam Angka 2014

Kemacetan lalu lintas sudah menjadi masalah utama yang sering dihadapi

di kota-kota besar di Indonesia. Rendahnya kualitas transportasi umum

memberikan kontribusi yang besar dalam masalah ini. Kepemilikan kendaraan

pribadi juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan untuk masalah lalu

lintas. Kemacetan lalu lintas yang diakibatkan penggunaan kendaraan pribadi

memberikan dampak yang luas seperti berkurangnya efisiensi akibat banyaknya

waktu yang terbuang ketika kemacetan terjadi. Kemacetan juga mengakibatkan

penurunan kualitas lingkungan, seperti kualitas udara yang buruk akibat polusi

emisi gas buang kendaraan bermotor. Kemacetan merupakan masalah yang harus

dipecahkan bersama.

Saat ini kemacetan bukanlah hal baru di Kota Medan, bahkan lalu lintas

yang macet menjadi masalah sehari-hari bagi masyarakat Kota Medan, khususnya

di daerah sekitar lokasi sekolah. Berdasarkan perhitungan Badan Penelitian dan

Pengembangan Dinas Perhubungan Kota Medan Hal ini terjadi karena

pertumbuhan panjang jalan dan pertambahan jumlah kendaraan bermotor tidak

seimbang dan perilaku masyarakat yang tidak mematuhi peraturan sehingga

membuat lalu-lintas di Kota Medan macet. Pada tahun 2009 jumlah sarana

transportasi jalan raya di Kota Medan berjumlah 2.708.511 kendaraan. Dari tahun

Universitas Sumatera Utara


2004 sampai tahun 2009 menunjukkan kenaikan 23,82 % per tahun. Pertumbuhan

yang sangat signifikan nampak pada sepeda motor dengan rata-rata pertumbuhan

31, 23 % per tahun.

Tabel 1.2
Jumlah sarana angkutan (umum dan pribadi) di Kota Medan
Tahun 2004 - 2009
Mobil Mobil Sepeda
Tahun Penumpang gerobak Bus Motor Jumlah
2004 149.302 104,776 12,108 756,569 1,022,755
8.04 % 5.34 % 2.47 % 15.07 %
2005 164,314 112,001 12,406 883,406 1,172,127
14.02 % 6.89 % 2.46 % 16.76 % 15%
2006 175,198 116,184 12,619 985,745 1,289,746
6.62 % 3.73% 1.71 % 11.58 % 10%
2007 189,157 120,328 12,751 1,103,707 1,425,943
7.96% 3.56% 1.04% 11.96% 11%
2008 209.527 140.986 22.130 2.104.026 2.476.669
11.80% 17.20% 73.60% 90.60% 73.70%
2009 222.891 144.865 22.123 2.318.632 2.708.511
6.40% 2.80% (-7%) 10.20% 9.40%
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan 2010.

Untuk tahun 2015 diperkirakan jumlah kendaraan yang ada di Kota Medan

sudah menigkat dengan sangat pesat mencapai 6 juta unit. Artinya jumlah

kendaaraan bermotor jauh lebih banyak dari jumlah penduduk Kota Medan yang

berjumlah 2.135.516 jiwa. Dengan kata lain setiap rumah tangga memiliki paling

tidak satu kendaraan bermotor, dan yang mendominasi adalah sepeda motor.

Sepeda motor dapat diperoleh dengan cara kredit, dengan uang muka (down

payment) yang cukup rendah, dan cicilan dalam jangka yang lama sehingga

masyarakat lapisan menengah kebawah mampu mendapatkan jenis moda

angkutan ini. Pemanfaatan moda angkutan sepeda motor secara membabi buta

menyebabkan kesemrawutan kota, keselamatan dan keamanan pengguna jalan lain

Universitas Sumatera Utara


(pejalan kaki) menjadi terancam. Kemacetan lalu lintas juga sering menimbulkan

kasus kecelakaan. Selama tahun 2013 terjadi 1375 kasus kecelakaan dan 261

diantaranya meninggal dunia.

Kepemilikan kendaraan pribadi dan kurangnya prasarana jalan yang

memadai dianggap menjadi masalah utama penyebab semrawutnya lalu lintas

Kota Medan, sehingga keberadaan transportasi publik bisa menjadi salah satu

alternatif pemecahan masalah kemacetan Kota Medan. Salah satu usaha yang

dilakukan pemerintah Kota Medan untuk mengurai kemacetan yang terjadi adalah

menambah jumlah bus yang beroperasi di Kota Medan dan daerah penunjang

Kota Medan. Bus Rapid Transit (BRT) Trans Mebidang (Medan-Binjai-Deli

Serdang) resmi beroperasi mulai tanggal 6 November 2015. Sebanyak 30 bus

didatangkan oleh Kementrian Perhubungan.

Dengan keberadaan Bus Rapid Transit Trans Mebidang maka alternatif

moda transportasi publik di kota Medan semakin beragam. Adanya keberagaman

jenis moda transportasi maka masyarakat Kota Medan diperhadapkan dengan

pilihan menggunakan jenis moda transportasi mulai dari mobil penumpang (baik

milik pribadi ataupun transportasi publik), sepeda motor, kereta api, becak motor,

bus dan moda transportasi lainnya. Dalam memilih moda angkutan umum, ada

dua kelompok pelaku pergerakan atau perjalanan yaitu choise, yaitu kelompok

yang memiliki pilihan dalam melakukan mobilitasnya dan memiliki akses

kendaraan pribadi. Sedangkan kelompok lain adalah captive, yaitu kelompok yang

tergantung pada angkutan umum untuk melakukan mobilitasnya. Hal inilah yang

membuat penulis tertarik untuk meneliti dan menuangkan dalam karya ilmiah

Universitas Sumatera Utara


dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

Transportasi di Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah tingkat pendapatan mempengaruhi masyarakat dalam memilih moda

transportasi?

2. Apakah tarif/ongkos mempengaruhi masyarakat dalam memilih moda

transportasi?

3. Apakah kepemilikan kendaraan pribadi mempengaruhi masyarakat dalam

memilih moda transportasi?

4. Apakah waktu perjalanan mempengaruhi masyarakat dalam memilih moda

transpotasi?

5. Apakah pertimbangan kenyamanan angkutan publik mempengaruhi masyarakat

dalam memilih moda transportasi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitiaan

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitiaan ini adalah untuk mengetahui apakah

tingkat pendapatan, tarif/ongkos, kepemilikan kendaraan pribadi, waktu

perjalanan, dan pertimbangan kenyamanan angkutan publik mempengaruhi

masyarakat dalam memilih moda transportasi.

Universitas Sumatera Utara


1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya di bidang

ekonomi transportasi.

2. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah Kota

Medan dalam pengembangan transportasi massal.

3. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.

4. Sebagai penambah, pelengkap, dan pembanding hasil-hasil penelitian yang

menyangkut topik yang sama.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi

2.1.1 Konsep Dasar Transportasi

Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

seberang atau sebelah lain dan portare mengangkut atau membawa. Jadi

pengertian transportasi secara sederhana adalah mengangkut atau membawa ke

sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan demikian, transportasi

dapat diartikan sebagai usaha mengangkut atau membawa barang dan/ atau

penumpang dari suatu tempat ketempat lain (Kamaluddin 2003:13).

Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (1996) diartikan

sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.

Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan

yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan

yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan

pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu

dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi

merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi

(thepromoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan

ekonomi (Imam Agus Rifusua, 2010:10).

Menurut Soesilo (1999) dalam Imam Agus Rifusua (2010) mengemukakan

bahwa transportasi merupakan pergerakan tingkah laku orang dalam ruang baik

dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang. Selain itu, menurut

Universitas Sumatera Utara


Tamin (1997:5) dalam Agus Imam Rifusua (2010) mengungkapkan bahwa,

prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu

untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan dan (2) sebagai prasarana

bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di

daerah perkotaan tersebut (Agus Imam Rifusua, 2010).

Dengan melihat dua peran diatas, peran pertama sering digunakan oleh

perencana pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan wilayahnya sesuai

dengan rencana. Misalnya, akan dikembangkan satu wilayah baru dimana pada

wilayah tidak akan ada peminatnya bila tidak tersedianya sistem transportasi.

Dengan kondisi tersebut maka transportasi memiliki peranan penting untuk

aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat

masyarakat dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Hal ini sekaligus menjelaskan

peranan transportasi yang kedua yaitu mendorong pergerakan manusia dan

barang.

Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat,

dimana keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan

oleh Tamin (1997:4) dalam Agus Imam Rifusua (2010) bahwa pertumbuhan

ekonomi memiliki keterkaitan dengan transportasi, karena akibat pertumbuhan

ekonomi maka mobilitas seseorang meningkat dan kebutuhan pergerakannya pun

menjadi meningkat melebih kapasitas prasarana transportasi yang tersedia. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan

yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan

ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka

10

Universitas Sumatera Utara


suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat

tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan

timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga

perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan

ekonomi tersebut.

Pentingnya peran sektor transportasi bagi kegiatan ekonomi mengharuskan

adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi

yang efektif memiliki arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas

yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan antar moda transportasi, tertib,

teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau

secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa

transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi.

2.1.2 Masalah Transportasi

Permasalahan transportasi menurut Tamin (1997:5) dalam Agus Imam

Rifusua (2010) tidak hanya terbatas pada terbatasnya prasarana transportasi yang

ada, namun sudah merambah kepada aspek-aspek lainnya, seperti pendapatan

rendah, urbanisasi yang cepat, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas

dan kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya

manusia, disiplin yang rendah, dan lemahnya perencanaan dan pengendalian,

sehingga aspek-aspek tersebut memperparah masalah transportasi.

Menurut Sukarto (2006) dalam Agus Imam Rifusua (2010) penyelesaian

masalah transportasi di perkotaanmerupakan interaksi antara transpor, tata guna

lahan (land use), populasi penduduk dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah

11

Universitas Sumatera Utara


perkotaan. Sehingga transportasi sangat berhubungan dengan adanya

pembangkitan ekonomi di suatu daerah perkotaan guna memacu perekonomian

setempat, penciptaan lapangan kerja, dan untuk mengerakan kembali suatu

daerah.

Di dalam mengatasi permasalahan transportasi, Sukarto (2006) dalam

Agus Imam Rifusua (2010)mengungkapkan bahwa untuk pemilihan moda

transportasi pada dasarnya ditentukan dengan mempertimbangkan salah satu

persyaratan pokok, yaitupemindahan barang dan manusia dilakukan dalam jumlah

terbesar dan jarak yang terkecil. Dalam hal ini transportasi massal merupakan

pilihan yang lebih baik dibandingkan transportasi individual.

Kajian bidang transportasi memiliki perbedaan dengan kajian bidang

lain,karena kajian transportasi cukup luas dan beragam serta memiliki kaitan

dengan bidang-bidang lainnya. Singkatnya, menurut Tamin (1997:11) dalam Agus

Imam Rifusua (2010) kajian transportasi akan melibatkan kajian multi moda,

multi disiplin, multi sektoral, dan multi masalah. Keempatnya dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Multi moda, kajian masalah transportasi selalu melibatkan lebih dari

satumoda transportasi. Hal ini karena obyek dasar dari masalah transportasi

adalah manusia dan/atau barang yang pasti melibatkan banyak moda

transportasi. Apalagi secara geografis, Indonesia merupakan negara dengan

ribuan pulau, sehingga pergerakan dari satu tempat ke tempat lain tidak akan

mungkin hanya melibatkan satu moda saja. Hal ini sesuai dengan konsep

12

Universitas Sumatera Utara


Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) yang menggunakan konsep sistem

integrasi antarmoda.

2. Multi disiplin, kajian masalah transportasi melibatkan banyak disiplin

ilmukarena kajiannya sangat beragam, mulai dari ciri pergerakan, pengguna

jasa, sampai dengan prasarana atau pun sarana transportasi itu sendiri. Adapun

bidang keilmuan yang dilibatkan diantaranya adalah rekayasa, ekonomi,

geografis, operasi, sosial politik, matematika, informatika dan psikologi.

3. Multi sektoral, yaitu melibatkan banyak lembaga terkait (baik pemerintah

maupun swasta) yang berkepentingan dengan masalah transportasi. Sebagai

contoh dalam kasus terminal bus, maka lembaga-lembaga yang terkait

diantaranya adalah DLLAJ, BPN, Dinas Tata Kota, Kepolisian, Perusahaan

Operator Bus, Dinas Pendapatan Daerah, dan lainnya.

4. Multi masalah, karena merupakan kajian multi moda, multi disiplin, danmulti

sektoral, maka akan menimbulkan multi masalah. Permasalahan tersebut sangat

beragam dan mempunyai dimensi yang sangat luas pula, seperti masalah sosial,

ekonomi, operasional, pengguna jasa dan lainnya.

Keempat aspek di atas memberikan indikasi bahwa masalah transportasi

merupakan masalah yang cukup kompleks sehingga perlunya keterkaitan pada

keempat aspek di atas. Namun demikian, transportasi memberikan peran yang

sangat penting bagi pembangunan nasional secara keseluruhan, bahkan sebagai

aspek penting dalam kerangka ketahanan nasional.

Pemecahan masalah transportasi tidaklah serumit kompleksitas, hal

iniseperti yang disampaikan oleh Wells (1975) dalam Agus Imam Rifusua (2010),

13

Universitas Sumatera Utara


karena menurutnya di dalam pemecahan transportasi dapat dilakukan sebagai

berikut:

1. Membangun prasarana transportasi dengan dimensi yang lebih besarsehingga

kapasitasnya sesuai dengan atau melebihi kebutuhan;

2. Mengurangi tuntutan akan pergerakan dengan mengurangi jumlah armadayang

menggunakan jalur transportasi; dan

3. Menggabungkan poin pertama dan kedua di atas, yaitu menggunakanprasarana

transportasi yang ada secara optimum, membangun prasarana transportasi

tambahan, dan sekaligus melakukan pengawasan dan pengendalian sejauh

mungkin atas meningkatnya kebutuhan akanpergerakan.

2.1.3 Peran dan Manfaat Transportasi

Menurut Tamin (1997:5) dalam Agus Imam Rifusua (2010), prasarana

transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk

mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan; dan (2) sebagai prasarana bagi

pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah

perkotaan tersebut. Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran

pertama sering digunakan oleh perencana pengembang wilayah untuk dapat

mengembangkan wilayahnya sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan

dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan

pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana

transportasi. Sehingga pada kondisi tersebut, prasarana transportasi akan menjadi

penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada

tingginya minat masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini

14

Universitas Sumatera Utara


merupakan penjelasan peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu untuk

mendukung pergerakan manusia dan barang.

Selain memahami peran dari transportasi di atas, aspek yang menjadi

penting dari sektor transportasi adalah aksesibilitas, karena perlunya transportasi

guna mendukung kedua peran yang disampaikan di atas sehingga akan

memudahkan aksesibilitas orang dan barang. Dalam pendekatan transportasi,

menurut Black (1981) dalam Agus Imam Rifusua (2010) aksesibiltas merupakan

sebuah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna wilayah secara

geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya.

Sehingga, aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan

mengenai cara lokasi berinteraksi satu sama lain dan “mudah” atau “susah”-nya

lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi. Pernyataan “mudah”

atau “susah” merupakan pernyataan yang sifatnya sangat “subyektif” dan

“kualitatif”, karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang

mudah dan susah terhadap aksesibilitas yang mereka rasakan.

Tamin (1997:52) dalam Agus Imam Rifusua (2010) mengungkapkan

bahwa aksesibilitas dapat pula dinyatakan dengan jarak. Jika suatu tempat

berdekatan dengan tempat lain, maka dapat dikatakan memiliki aksesibilitas yang

tinggi, demikian sebaliknya. Jadi suatu wilayah yang berbeda pasti memiliki

aksesibilitas yang berbeda, karena aktivitas wilayah tersebut tersebar dalam

sebuah ruang yang tidak merata. Akan tetapi sebuah lahan yang diperuntukan

untuk bandar udara memiliki lokasi yang tidak sembarangan, sehingga lokasinya

pun sangat jauh dari kota karena harus memperhatikan segi keamanan,

15

Universitas Sumatera Utara


pengembangan wilayah, dan lainnya. Aksesibilitas menuju bandara menjadi

rendah karena lokasinya yang sangat jauh dari pusat kota, namun dapat diatasi

dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang dapat dilalui dengan

kecepatan tinggi. Artinya, saat ini ukuran aksesibilitas yang diukur berdasarkan

jarak sudah tidak lagi digunakan, namun dapat diukur berdasarkan waktu tempuh.

Menurut Soesilo (1997) dalam Agus Imam Rifusua (2010) transportasi

memiliki manfaat yang sangat besar dalam mengatasi permasalahan suatu kota

atau daerah. Beberapa manfaat yang dapat disampaikan adalah:

1. Penghematan biaya operasi

Penghematan ini akan sangat dirasakan bagi perusahaan yang menggunakan

alat pengangkutan, seperti bus dan truk. Penghematan timbul karena bertambah

baiknya keadaan sarana angkutan dan besarnya berbeda-beda sesuai dengan

jenis kendaraanya dan kondisi sarananya. Dalam hal angkutan jalan raya,

penghematan tersebut dihitung untuk tiap jenis kendaraan per km, maupun

untuk jenis jalan tertentu serta dengan tingkat kecepatan tertentu. Biaya-biaya

yang dapat diperhitungkan untuk operasi kendaraan adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan bahan bakar, yang dipengaruhi oleh jenis kendaraan, kecepatan,

naik-turunya jalan, tikungan dan jenis permukaan jalan.

b. Penggunaan pelumas;

c. Penggunaan ban;

d. Pemeliharaan suku cadang;

e. Penyusutan dan bunga;

f. Waktu supir dan waktu penumpang.

16

Universitas Sumatera Utara


2. Penghematan waktu

Manfaat lainnya yang menjadi penting dengan adanya proyek transportasi

adalah penghematan waktu bagi penumpang dan barang. Bagi penumpang,

penghematan waktu dapat dikaitkan dengan banyaknya pekerjaan lain yang

dapat dilakukan oleh penumpang tersebut. Untuk menghitungnya dapat

dihitung dengan jumlah penumpang yang berpergian untuk satu usaha jasa

saja; dan dapat pula dihitung dengan tambahan waktu senggang atau produksi

yang timbul apabila semua penumpang dapat mencapai tempat tujuan dengan

lebih cepat. Adapun manfaat dari penghematan waktu tersebut dapat dihitung

dengan mengalikan perbedaan waktu tempuh dengan rata-rata pendapatan per

jam dari jumlah pekerja yang menggunakan fasilitas tersebut.

Manfaat penghematan waktu untuk barang terutama dilihat pada barang-

barang yang cepat turun nilainya jika tidak segera sampai di pasar, seperti

sayur-sayuran, buah-buahan dan ikan. Manfaat lain akibat adanya penghematan

waktu tempuh adalah biaya modal (modal atas modal kerja) sehubungan

dengan pengadaan persediaan.

3. Pengurangan kecelakaan

Untuk proyek-proyek tertentu, pengurangan kecelakaan merupakan suatu

manfaat yang nyata dari keberadaan transportasi. Seperti perbaikanperbaikan

sarana transportasi pelayaran, jalan kereta api dan sebagainya telah dapat

mengurangi kecelakaan. Namun di Indonesia, masalah ini masih banyak belum

mendapat perhatian, sehingga sulit memperkirakan besarnya manfaat karena

pengurangan biaya kecelakaan. Jika kecelakaan meningkat dengan adanya

17

Universitas Sumatera Utara


peningkatan sarana dan pra sarana transportasi, hal ini menjadi tambahan biaya

atau bernilai manfaat negatif.

4. Manfaat akibat perkembangan ekonomi

Pada umumnya kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap

kegiatan ekonomi suatu daerah. Besarnya manfaat ini sangat bergantung pada

elastisitas produksi terhadap biaya angkutan. Tambahan output dari kegiatan

produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi dengan nilai sarana produksi

merupakan benefit dari proyek tersebut.

5. Manfaat tidak langsung

Merupakan manfaat yang didapat karena terhubungnya suatu daerah dengan

daerah lain melalui jalur transportasi. Selain manfaat karena terintegrasinya

dua daerah tersebut, maka akan terjadi pemerataan pendapatan dan prestise,

sehingga manfaat ini sangat sulit untuk diperhitungkan secara kuantitatif.

Selanjutnya menurut Soesilo (1997) dalam Agus Imam Rifusua (2010)

manfaat suatu proyek transportasidapat dibedakan menjadi tiga jenis traffic, yaitu:

1. Normal traffic, yaitu traffic yang diperkirakan akan menggunakan

saranaangkutan tersebut, meskipun tidak ada proyek transportasi. Jumlah

trafficseharusnya naik sesuai dengan pertumbuhan penduduk di daerah-daerah

yang dilayani sarana transportasi tersebut. Manfaat biaya ini dapat dihitung

melalui biaya operasi tanpa proyek transportasi dikurangi dengan biaya proyek.

Gagasanbiaya ini didasarkan kepada surplus konsumen, dimana si pemakai

yang mengalami penurunan harga suatu jasa tetap bersedia membeli walaupun

dengan tingkat harga yang sama.

18

Universitas Sumatera Utara


2. Diverted traffic, yaitu traffic yang berasal dari traffic jenis lain atau dari

fasilitas lain jenis angkutan baru. Manfaat biaya ini dapat dikelompokan ke

dalam dua jenis yaitu:

a) Biaya operasi dari penggunaan jalan semua dikurangi biaya operasi dengan

menggunakan jalan baru;

b) Berkurang padatnya kendaraan di jalan semula karena berpindahnya traffic ke

jalan yang baru, sehingga biaya yang tetap menggunakan jalan semula menjadi

berkurang.

3. Generated/Induced traffic, yaitu traffic yang benar-benar baru. Adanya traffic

ini disebabkan oleh turunnya biaya angkutan sehingga menggiatkan daerah

sekitarnya. Misalnya dapat dicontohkan bila suatu daerah semakin

berkembang, maka hasil daerahnya dapat dijual ke daerah lainnya.

2.2 Permintaan Transportasi

Menurut Nasution (2008: 39), pada dasarnya permintaan akan jasa

transportasi akan terjadi apabila antar dua atau lebih tempat terdapat perbedaan

kegunaan marjinal terhadap sesuatu barang, yang satu tinggi yang lain rendah.

Apabila arus air akan selalu terjadi dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah,

maka arus barang adalah terbalik, yaitu dari tempat yang kegunaan marjinal

terhadap sesuatu barang rendah ke tempat dimana kegunaan marjinal dari barang

tersebut tinggi.

19

Universitas Sumatera Utara


2.2.1 Sifat-Sifat Permintaan Jasa Transportasi

Nasution (2008: 40) menjelaskan beberapa sifat khusus yang melekat pada

permintaan akan jasa transportasi dan yang membedakannya dengan permintaan

terhadap barang-barang lainnya, yaitu sebagai berikut:

1. Derived demand. Permintaan akan jasa angkutan merupakan suatu permintaan

yang bersifat turunan, saduran atau dalam istilah ekonomi, lazim disebut

derived demand. Dengan demikian, permintaan akan jasa transportasi baru

akan ada apabila ada faktor-faktor yang mendorongnya. Permintaan jasa

transportasi tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi dibalik kepentingan

yang lain. Permintaan akan jasa angkutan baru akan timbul apabila ada hal-hal

dibalik permintaan itu, misalnya keinginan untuk rekreasi, keinginan untuk

sekolah atau untuk berbelanja, keinginan untuk menengok keluarga yang sakit,

dan sebagainya.

2. Permintaan akan jasa transportasi pada dasarnya adalah seketika/tidak mudah

untuk digeser atau ditunda dan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi waktu yang

dapat bersifat harian, mingguan, bulanan atau tahunan.

3. Permintaan akan jasa transportasi sangat dipengaruhi oleh elastisitas

pendapatan. Perilaku hukum Engel berlaku disini, di mana Engel mengatakan

bahwa apabila pendapatan dari seseorang naik, maka orang tersebut akan

sebanding mengurangi pengeluarannya untuk memeroleh barang-barang

kebutuhan sehari-hari-dan menggantikannya dengan barang-barang yang lebih

mewah atau sekunder.

20

Universitas Sumatera Utara


4. Pada hakikatnya, tidak tanggap/perasa terhadap perbedaaan tingkat biaya

transportasi untuk pengangkutan penumpang, tetapi sangat perasa/tanggap

terhadap pengangkutan barang. Ini berarti permintaan penumpang bersifat

inelastis, sedangkan permintaan pengangkutan barang bersifat elastis.

5. Jasa transportasi adalah jasa campuran (product mixed). Permintaan akan jasa

transportasi adalah kompleks karena permintaan tersebut tidak hanya dilandasi

oleh keinginan untuk memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain,

tetapi banyak variabel-variabel lain yang memengaruhi keinginan untuk

memindahkan barang tersebut, seperti kecepatan, keamanan, keselamatan,

ketepatan, kenyamanan, keterandalan, dan sebagainya.

Selanjutnya Nasution (2008: 41) menjelaskan bahwa permintaan dan

pemilihan pemakai jasa angkutan (users) akan jenis jasa transportasi ini sangat

ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Sifat-sifat dari muatan (physical characteristics)

Barang-barang yang nilainya tinggi dipadu dengan volume yang tidak besar,

seperti komponen-komponen elektronik untuk peralatan yang mahal, baju-baju,

terutama mode baju baru (fashion goods), dan lain-lain, biasanya diangkut

melalui transportasi udara. Barang-barang bernilai rendah dipadu dengan

volume yang besar, biasanya dibawa melalui laut, jalan raya dan jalan baja

(kereta api).

21

Universitas Sumatera Utara


2. Biaya Transportasi

Makin rendah biaya transportasi, makin banyak permintaan akan jasa

transportasi. Tingkat biaya transportasi merupakan faktor penentu dalam

pemilihan jenis jasa transportasi.

3. Tarif transportasi

Tarif transportasi yang ditawarkan oleh pelbagai macam moda transportasi,

untuk tujuan yang sama, seperti tarif angkutan untuk Jakarta-Surabaya yang

ditawarkan oleh perusahaan kereta api, perusahaan bis, dan perusahaan

penerbangan akan memengaruhi pemilihan moda transportasi.

4. Pendapatan pemakai jasa angkutan (user)

Apabila pendapatan penumpang naik, maka akan lebih banyak jasa transportasi

yang akan dibeli oleh para penumpang.

5. Kecepatan angkutan

Pemilihan ini sangat bergantung pada faktor waktu yang dipunyai oleh

penumpang. Bagi mereka yang mempunyai waktu sedikit, biasanya mencari

atau memilih moda transpotasi yang cepat, jadi faktor kecepatan yang

menentukan pemilihan moda transportasi. Sebaliknya, bagi mereka yang

mempunyai waktu yang banyak,biasanya memilih moda transpotasi yang

memberikan kepadanya suatu kesantaian (relaxation). Kecepatan, terutama

penting untuk barang-barang yang lekas busuk/rusak atau untuk segera dapat

memanfaatkan perbedaan harga (antar pasar).

22

Universitas Sumatera Utara


6. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan terdiri atas frekuensi, pelayanan baku (standard of service),

kenyamanan, ketepatan (realibility), keamanan, dan keselamatan.

a. Frekuensi

Makin tinggi frekuensi keberangkatan dan kedatangan dari suatu moda

transportasi, maka pemakai jasa angkutan makin mempunyai banyak pilihan.

b. Pelayanan baku

Suatu moda transportasi yang dapat memberikan pelayanan yang baku dan

dilaksanakan secara konsisten sangat disenangi oleh para pemakai jasa

angkutan. Pelayanan baku ini diantaranya adalah ketetapan jadwal

pemberangkatan dan kedatangan, diberinya snack selama dalam perjalanan,

tempat khusus untuk istirahat dan lain-lain di terminal, dan sebagainya.

c. Kenyamanan (comfortability)

Pada umumnya, penumpang selalu menghendaki kenyamana dalam

perjalanannya. Kenyamanan dapat berupa adanya udara yang segar atau sejuk,

WC yang bersih, mudah mendapatkan makanan dan minuman bila diperlukan

dan lain-lain. Kenyamanan dapat pula dijadikan suatu segmen pasar tersendiri

bagi suatu moda transportasi. Kepada mereka yang memberi nilai tinggi untuk

kenyamanan, dapat dibebani biaya transportasi yang lebih tinggi dari

penumpang yang kurang memerhatikan kenyamanan.

d. Ketepatan (realibility)

Kegagalan perusahan angkta untuk menepati waktu penyerahan atau

pengambilan barang, berpengaruh besar terhadap pemilihan atas perusahaan

23

Universitas Sumatera Utara


tersebut. Ketepatan waktu, bagi industri sangat penting untuk menjamin

tibanya bahan mentah, agar pabrik dapat terus berproduksi dan menghindarkan

bahan-bahan mentah atau hasil produksi tertumpuk di gudang.

e. Keamanan dan keselamatan

Faktor keamanan dan keselamatan selalu menjadi tumpuan bagi pemilihan

suatu moda transportasi oleh penumpang. Banyaknya barang-barang yang

rusak dalam pengiriman yang dilakukan oleh suatu moda transportasi akan

berakibat fatal bagi perusahaan tersebut, karena perusahaan tersebut tidak akan

dipilih oleh pemakai jasa transportasi. Demikian juga banyaknya terjadi

kecelakaan oleh suatu moda transportasi, akan berakibat fatal bagi pemilihan

moda transportasi tersebut oleh pemakai jasa transportasi.

2.2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan Jasa Angkutan

Selanjutnya menurut Nasution (2008: 43), dapat dikatakan permintaan jasa

angkutan dipengaruhi oleh harga jasa angkutan itu sendiri (P0) dan harga dari jasa-

jasa angkutan lainnya (P1, P2, ...., Pm)serta tingkat pendapatan (Y) dan lain-lain.

Dengan demikian, maka secara umum dapat dirumuskan fungsi permintaan jasa

angkutan sebagai:

Dt = f ( P1, P2,P3, ...., Pm, Y...)

Variabel-variabel yang memengaruhi permintaan tersebut tidaklah

sesederhana yang dibayangkan, misalnya variabel harga (P1) tidak hanya

mewakili harga atau tarif angkutan saja, tetapi meliputi pula kekuatan-kekuatan

lain yang ada dibalik harga itu, seperti biaya waktu, biaya kenyamanan, biaya

keselamatan, dan sebagainya. Quandt dan Baumol (1966) dalam Nasution (2008:

24

Universitas Sumatera Utara


43), menyatakan bahwa “It is not transport at all which is being demanded but

rather a bundle of transportasit services”.

Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan jasa angkutan adalah sebagai

berikut:

1. Harga jasa angkutan

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, harga jasa transportasi melingkupi

banyak macam biaya, dan bukan sekedar biaya jasa angkutan saja. Namun

demikian, sekadar untuk menyederhanakan pemikiran dan analisis, anggap saja

bahwa tarif jasa angkutan hanya mencerminkan imbalan balas jasa terhadap

pengangkutan agar dapat melihat kepekaan permintaan jasa angkutan terhadap

perubahan harga/tarif. Sukar untuk menggeneralisasi kepekaan permintaan jasa

angkutan terhadap harga/tarif yang dapat berlaku secara umum untuk semua

moda transportasi. Setiap moda transportasi mempunyai tingkat kepekaan

sendiri-sendiri. Namun demikian, dalam banyak hal, nampaknya jelas bahwa

perubahan harga/tarif dalam batas tertentu, memberikan pengaruh yang kecil

saja terhadap jumlah permintaan jasa transportasi. Pengaruh harga jasa

angkutan tehadap permintaan jasa angkutan ditentukan pula oleh hal-hal

berikut:

a. Tujuan perjalanan (trip purpose), yaitu apakah leisure travel atau bussines

travel.

b. Cara pembayaran, yaitu bisa kredit atau tidak, tiket pergi-pulang dapat

potongan harga atau tidak, dan sebagainya.

c. Pertimbangan tenggang wakt, apakah waktu yang dipunyai banyak atau tidak.

25

Universitas Sumatera Utara


d. Tingkat absolute dari perubahan harga yaitu 10% kenaikan tarif Rp 5000, akan

sangat berlainan dampak permintaannya terhadap tarif yang Rp 500.000,-.

2. Tingkat pendapatan

Apabila tingkat pendapatan pemakai jasa transportasi makin meningkat, maka

permintaan jasa transportasi makin meningkat pula karena kebutuhan

melakukan perjalanan makin meningkat.

3. Citra atau image terhadap perusahaan atau moda transportasi tertentu

Apabila suatu perusahaan angkutan atau moda angkutan tertentu senantiasa

memberikan kualitas pelayanan yang dapat memberi kepuasan kepada pemakai

jasa transportasi, maka konsumen tersebut akan menjadi pelanggan yang setia.

Dengan kualitas pelayanan yang prima, akan dapat meningkat citra perusahaan

kepada pelanggannya.

Menurut Nasution (2008: 44) ciri-ciri arus perjalanan orang atau

penumpang, terutama di daerah perkotaan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan maksud dan tujuan perjalanan, maka dibedakan atas worktrip,

shopping trip, social and recreation trip, dan bussines trip and school trip.

Perjalanan tersebut dapat dikelompokkan atas home based trip dan nonhome

based trip.

2. Berdasarkan distribusi temporal, yaitu perjalanan antara daerah pemukiman ke

tempat kerja.

3. Menyangkut distribusi spasial (ruang/tempat) dari sudut geografis dimana ada

perjalanan ke CBD (Central Bussines District), ada di dalam CBD, ada yang

melewati CBD, dan bahkan ada yang menghindari CBD.

26

Universitas Sumatera Utara


4. Berkaitan dengan distribusi wahana atau moda transportasi, yaitu perjalanan

dengan mobil pribadi, bus, kereta api, dan sebagainya.

2.3 Permintaan

Menurut Rahardja, dan Manurung (2005: 20), permintaan adalah

keinginan konsumen membeli suatu barang padaberbagai tingkat harga selama

periode waktu tertentu. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi permintaan

suatu barang yaitu:

1. Harga barang itu sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu

bertambah dan jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan

terhadap barang berkurang.

2. Harga barang lain yang terkait

Harga barang lain juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang, tetapi

kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam

barang dapat bersifat subtitusi dan bersifat komplementer. Suatu barang disebut

barang bersifat subtitusi bila kenaikan harga suatu barang menyebabkan

permintaan barang lain meningkat dan penurunan harga suatu barang

menyebabkan penurunan permintaan barang substitusinya. Sedangkan suatu

barang disebut barang bersifat komplementer bila kenaikan harga salah satu

barang mengakibatkan penurunan permintaan akan barang yang lain dan

sebaliknya.

3. Tingkat pendapatan per kapita

27

Universitas Sumatera Utara


Pendapatan yang dimaksud adalah jumlah semua upah, gaji, laba, pembayaran

bunga dan sewa serta bentuk-bentuk perolehan pendapatan lainnya. Pada

tingkat pendapatan lebih tinggi maka permintaan akan lebih tinggi dan

sebaliknya permintaan akan lebih rendah pada tingkat pendapatan yang lebih

rendah. Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin

tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap

suatu barang meningkat.

4. Selera atau kebiasaan

Kombinasi barang-barang yang mampu dibeli oleh individu ditentukan/dibatasi

oleh berbagai faktor seperti harga barang, pendapatan dan lain-lain. Namun

dalam keterbatasan tersebut, individu hingga batas tertentu bebas untuk

memilih apa yang harus dibeli. Pilihan akhir individu tergantung pada

seleranya. Jadi selera juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang.

5. Jumlah Penduduk

Ketika jumlah penduduk meningkat, permintaan terhadap barang makin

banyak. Sebagai contoh, beras sebagai makanan pokok rakyat Indonesia maka

permintaan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk.

6. Perkiraan harga di masa mendatang

Bila harga suatu barang diperkirakan akan naik, akan lebih baik membeli

barang tersebut saat ini, sehingga orang cenderung membeli lebih banyak

untuk menghemat belanja di masa mendatang. Dapat dikatakan bahwa

permintaan terhadap barang tersebut meningkat pada saat ini.

7. Distribusi pendapatan

28

Universitas Sumatera Utara


Jika distribusi pendapatan baik maka daya beli membaik sehingga permintaan

terhadap suatu barang meningkat. Sebaliknya jika distribusi pendapatan buruk,

berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap barang

menurun.

8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan

Pada perekonomian modern, bujukan para penjual untuk membeli barang besar

sekali peranannya dalam memengaruhi masyarakat. Pengiklanan

memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau

menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Sementara untuk

barangbarangyang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang tentang

adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli.

Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan tersebut yang

dinyatakandalam hubungan matematis disebut fungsi permintaan. Dengan fungsi

permintaan maka dapat diketahui hubungan antara variabel tidak bebas dan

variabel-variabel bebas. Faktor-faktor di atas dan fungsi permintaan dapat ditulis

dalam bentuk:

Dx = f(Px, Py,Y/kap, sel, pen, Pp, Ydist, prom)


+ +/- + + + + + +

Dimana: Dx = permintaan barang x


Px = harga x
Py = harga y
Y/kap = pendapatan per kapita
Sel = selera atau kebiasaan
Pen = jumlah penduduk
Pp = perkiraan harga x di periode mendatang
Ydist = distribusi pendapatan
Prom = upaya produsen meningkatkan penjualan (promosi)

29

Universitas Sumatera Utara


Dx adalah variabel tidak bebas karena besar nilainya ditentukan oleh

variabel-variabel bebas. Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap permintaan barang x. Tanda +

menunjukkan hubungan searah dan tanda – menunjukkan hubungan terbalik.

Permintaan berkaitan dengan jumlah permintaan. Jumlah permintaan

adalah jumlah barang yang rela dan mampu dibayar oleh pembeli. Jumlah

permintaan berhubungan negatif dengan harga. Jumlah permintaan jatuh seiring

naiknya harga dan meningkat seiring turunnya harga. Hubungan antara harga dan

jumlah permintaan ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam

perekonomian dan disebut dengan hukum permintaan. Mankiw (2004:80), hukum

permintaan menyatakan bahwa jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu

barang meningkat, maka jumlah permintaan akan menurun, dan ketika harganya

turun maka jumlah permintaannya akan naik.

Prinsip permintaan dan penawaran dapat digunakan untuk

memprediksikan secara pasti bagaimana kecenderungan perilaku konsumen dan

produsen di pasar. Perubahan harga akan menyebabkan perubahan permintaan

terhadap barang atau perubahan penawaran barang. Elastisitas merupakan konsep

umum yang dapat digunakan untuk mengkuantifikasi tanggapan satu variabel

ketika variabel lain berubah. Angka elastisitas adalah bilangan yang menunjukkan

berapa persen satu variabel tak bebas akan berubah, sebagai reaksi karena satu

variabel bebas berubah satu persen. Menurut Pyndick dan Rubenfeld (2005)

dalam Agus Imam Rifusua (2010), ada dua jenis elastisitas yaitu elastisitas

permintaan dan elastisitas penawaran.

30

Universitas Sumatera Utara


Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit

barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang

memengaruhinya. Menurut Rahardja dan Manurung (2005: 55) Elastisitas

permintaan terdiri dari tiga jenis yaitu:

1. Elastisitas harga

Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu

barang bila harganya berubah sebesar persen.

Terdapat lima jenis angka elastisitas harga, yaitu:

a. Inelastis (Ep < 1)

Permintaan suatu barang disebut inelastis jika perubahan permintaan lebih

kecil dari pada perubahan harga. Misalkan harga naik 20% menyebabkan

permintaan barang turun sebesar 12%.

b. Elastis (Ep > 1)

Permintaan suatu barang disebut elastis jika perubahan harga suatu barang

menyebabkan perubahan permintaan barang yang besar. Sebagai contoh, bila

harga naik 5% menyebabkan penurunan permintaan barang 20%.

c. Elastis Unitari (Ep = 1)

31

Universitas Sumatera Utara


Permintaan disebut elastis unitari jika perubahan harga suatu barang

menyebabkan perubahan permintaan barang sama dengan perubahan harga.

Misalkan jika harga naik 7%, permintaan barang turun 7%.

d. Inelastis Sempurna (Ep = 0)

Permintaan disebut inelastis sempurna jika perubahan permintaan barang tidak

menanggapi sama sekali semua perubahan harga. Jadi berapa pun harga suatu

barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya

permintaan garam.

e. Elastis Tak Hingga (Ep = ∞)

Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang

besarnya.

Elastisitas harga ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Tingkat subtitusi

Barang-barang subtitusi mudah ditemukan cenderung memiliki permintaan

yang lebih elastis karena mempermudah para konsumen untuk mengganti

barang tersebut dengan yang lain.

b. Jumlah pemakai

Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin inelastis.

Elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi kita.

Semakin pokok suatu barang, semakin inelastis permintaannya.

c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen

Bila proporsi kenaikan tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih

elastis.

32

Universitas Sumatera Utara


d. Jangka waktu

Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh

terhadap elastisitas harga.

2. Elastisitas Silang

Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang

sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.

Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang x dengan y. Bila Ec > 0, x

merupakan substitusi y. Kenaikan harga y menyebabkan harga relatif x lebih

murah, sehingga permintaan terhadap x meningkat. Apabila nilai Ec < 0

menunjukkan hubungan x dan y adalah komplementer. Barang x hanya bisa

digunakan bersama-sama y. Penambahan atau pengurangan terhadap x,

menyebabkan penambahan atau pengurangan terhadap y. Kenaikan harga y

menyebabkan permintaan terhadap y menurun, yang menyebabkan permintaan

terhadap x ikut menurun.

3. Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu

barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.

33

Universitas Sumatera Utara


Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan akan meningkatkan

permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang

dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0

sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang

dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurious goods). Dan ada barang

dengan Ei < 0 dengan kecenderungan permintaan akan barang tersebut menurun

saat pendapatan meningkat. Barang ini disebut barang inferior (inferior goods).

2.4 Penelitian Terdahulu

No Judul / Lokasi / Peneliti / Variabel dan Metode Kesimpulan


Tahun / Jenis / Tujuan Analisis
Penelitian
1. Judul: Analisis faktor-faktor Variabel: 1.Tarif angkutan kota
yang mempengaruhi Pendapatan, tarif
dan kepemilikan
permintaan jasa angkutan kota angkutan kota, waktukendaraan pribadi
di Kabupaten Pangkep. perjalanan, tarif
berpengaruh negatif
Lokasi: Kab. Pangkep, angkutan lainnya dandan signifikan terhadap
Sulawesi Selatan. kepemilikan permintaan jasa
Peneliti: Achmad Muqtadir kendaraan pribadi. angkutan kota di
Tahun: 2016 Kabupaten Pangkep.
Jenis: Skripsi Metode: Metode 2. Pendapatan
Tujuan: Adapun tujuan dari OLS (Ordinary Least masyarakat berpengaruh
penelitian ini adalah untuk Square) secara signifikan
mengetahui pengaruh variabel terhadap permintaanjasa
pendapatan, tarif angkutan, angkutan kota.
waktu pejalan, tarif angkutan 3.Waktu tempuh

34

Universitas Sumatera Utara


lainnya dan kepemilikan perjalanan dan tarif
kendaraan pribadi terhadap angkutan umum lainnya,
permintaan jasa angkutan kota masing-
di Kabupaten Pangkep. masingberpengaruh
negatif dan postif
terhadap permintaan jasa
angkutan kota.
2. Judul: Analisis faktor-faktor Variabel: Keandalan, Hasil analisis mean
yang mempengaruhi pemilihan keamanan, menunjukkan bahwa
moda transportasi umum. kenyamanan, dan faktor-faktor yang paling
Lokasi: Yogyakarta biaya. mempengaruhi
Peneliti: Andhika Alif pemilihan moda
Tahun: 2014 Metode: analisis transportasi umum
Jenis: Skripsi mean adalah ingin bebas dari
Tujuan: Tujuan dari penelitian pengamen/pedagang,
ini adalah untuk mengetahui waktu tunggu cukup
faktor-faktor yang biasanya lama, takut akan kondisi
sering mempengaruhi kendaraan umum, dan
pemilihan moda transportasi tarif sering kali tidak
umum sesuai.
3. Judul:Analisis faktor-faktor Variabel: Penghitungan dilakukan
yang mempengaruhi pemilihan Pendapatan, dengan Hasil
moda transportasi kereta api tarif/ongkos, perhitungan
rute Medan-Kisaran. kenyamanan. menunjukkan bahwa
Lokasi: Medan faktor yang paling besar
Peneliti: Hernita Siahaan Metode: Metode mempengaruhi
Tahun: 2012 rank spearman test. penggunaan kereta api
Jenis: Skripsi kelas ekonomi rute
Tujuan: Untuk mengetahui Medan-Kisaran adalah
seberapa besar pengaruh tarif yaitu sebesar 0,620,
pendapatan, tarif/ongkos, dan yang kedua adalah
kenyamanan terhadap kenyamanan yaitu
penggunaan transportasi kereta sebesar 0,439 dan yang
api. ketiga adalah
pendapatan 0,427.
4. Judul: Analisis faktor-faktor Variabel: tarif Hasil penelitian
yang mempengaruhi busway, pendapatan menyarankan bahwa
permintaan busway di DKI perkapita, tarif bus perlunya dilakukan
Jakarta tahun 2004-2008. lain dan jumlah kajian yang lebih
Lokasi: DKI Jakarta penduduk pada komprehensif mengenai
Peneliti: Agus Imam Rifusua provinsi DKI Jakarta. tarif busway di DKI
Tahun: 2010 Jakarta dan kualitas
Jenis: Tesis Metode: Metode pelayanannya sehingga
Tujuan: Menganalisis faktor OLS (Ordinary Least dapat disesuaikan
faktor yang memengaruhi Square) dengan pendapatan
permintaan busway di provinsi perkapita masyarakat

35

Universitas Sumatera Utara


Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan selera masyarakat
Jakarta pada tahun 2004-2008. akan kebutuhan sarana
transportasi umum.

2.5. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian studi pustaka dan penelitian terdahulu maka dapat

disusun kerangka pemikiran teoritis yaitu variabel independen antara lain

pendapatan, tarif/ongkos, kepemilikan kendaraan pribadi, waktu perjalanan, dan

pertimbangan kenyamanan, serta pemilihan moda transportasi menjadi variabel

dependen. Untuk memperjelas penelitian ini, dapat dilihat dalam bentuk skema

berikut ini:

Pendapatan (X1)

Tarif/ongkos (X2)

Kepemilikan kendaraan Pemilihan moda


pribadi (X3) transportasi (Y)

Waktu perjalanan (X4)

Pertimbangan
kenyamanan angkutan
publik (X5)

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

36

Universitas Sumatera Utara


2.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang

menjadi objek penelitian dan masih perlu dikaji kebenarannya dengan

menggunakan data yang mempunyai hubungan. Berdasarkan perumusan masalah

diatas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh positif terhadap

pemilihan moda transportasi di Kota Medan.

2. Tingkat tarif/ongkos moda transportasi berpengaruh positif terhadap pemilihan

moda transportasi di Kota Medan.

3. Kepemilikan kendaraan pribadi berpengaruh negatif terhadap pemilihan moda

transportasi di Kota Medan.

4. Waktu perjalanan berpengaruh positif terhadap pemilihan moda transportasi di

Kota Medan.

5. Pertimbangan kenyamanan angkutan publik berpengaruh positif terhadap

pemilihan moda transportasi di Kota Medan.

37

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti dalam

mencapai tujuan penelitian. Metode dapat memberikan gambaran pada peneliti

mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dan pemilihan metode yang

tepat dapat membantu peneliti dalam memecahkan permasalahannya. Hal ini

dimaksudkan agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah suatu

penelitian bertujuan untuk mengembangkan, membuktikan, menemukan, dan

mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis

penelitian desktriptif kuantitatif bertujuan untuk mengungkap fakta, keadaan,

fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan

menyuguhkan apa adanya.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini berada di Kota Medan dan dilaksanakan pada bulan

Agustus tahun 2016.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan

ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Alasan peneliti

menetapkan batasan operasional adalah untuk menghindari timbulnya salah

pengertian atau salah tafsir terhadap istilah-istilah dalam judul penelitian. Tujuan

38

Universitas Sumatera Utara


dari batasan operasional adalah agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang

sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefenisikankonsepnya, maka peneliti

harus memasukkan proses atau operasional alat ukur yang akan digunakan untuk

kuantifikasi gejala atau variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, batasan

operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian adalah masyarakat Kota Medan.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemilihan moda transportasi

(Y). Moda transportasi yang dimaksud adalah transportasi yang beroperasi di

Kota Medan, meliputi taksi, angkutan kota, ojek, dan becak bermotor.

3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendapatan (X1), tarif/ongkos

(X2), kepemilikan kendaraan pribadi (X3), waktu perjalanan (X4), dan

pertimbangan kenyamanan angkutan publik (X5).

3.4. Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah subjek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel terikat (Variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen

adalah pemilihan moda transportasi. Pemilihan moda transportasi yang dimaksud

adalah minat atau ketertarikan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi

publik dalam satuan data ordinal.

39

Universitas Sumatera Utara


3.4.2. Variabel Independen (X)

Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1. Pendapatan

Tingkat upah yang diterima masyarakat Kota Medan setiap bulannya sebagai

balasan oleh aktivitas yang dikerjakan dalam satuan ordinal.

2. Tarif/ongkos

Tarif/ongkos yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang harus

dikeluarkan masyarakat setiap bulan dalam menggunakan moda transportasi

publik dalam satuan skala likert.

3. Kepemilikan kendaraan pribadi

Kepemilikan kendaraan pribadi diukur untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara kepemilikan kendaraan pribadi dengan keputusan masyarakat dalam

memilih moda transportasi publik dalam satuan likert.

4. Waktu perjalanan

Adalah lamanya waktu tempuh responden dalam perjalanan saat menggunakan

moda transportasi publik dalam satuan likert.

5. Pertimbangan Kenyamanan Angkutan Publik

Pertimbangan kenyamanan dalam penelitian ini meliputi kondisi moda

transportasi yang digunakan masyarakat. Yang di ukur oleh penumpang

berdasarkan fasilitas yang disediakan dan kepuasan yang di rasakan

penumpang di hitung dalam satuan skala likert.

40

Universitas Sumatera Utara


3.5. Populasi dan sampel penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karaterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

meliputi masyarakat yang tinggal di Kota Medan dan menggunakan transportasi

publik sebagai akses utama untuk mencapai lokasi yang dituju.

Sampel merupakan perwakilan dari populasi yang hendak diteliti. Metode

yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

random sampling, yaitu penelitian dilakukan dengan memilih orang yang benar-

benar sesuai dengan ciri-ciri atau kriteria khusus yang dimiliki oleh sampel

(Sugiyono,2005:96). Kriteria khusus sampel yang akan diteliti adalah sebagai

berikut:

1. Pengguna aktif moda transportasi publik (Angkutan Umum, Becak mesin, Go-

jek).

2. Memiliki latar belakang pendidikan minimal SMA/ Sederajat.

3. Memiliki pengetahuan mengenai transportasi di Kota Medan.

Untuk menentukan jumlah sampel yang besaran populasinya tidak

diketahui secara pasti maka digunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

dimana,

n = jumlah sampel
N = Ukuran Populasi
e = margin of error, adalah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir.

41

Universitas Sumatera Utara


Menggunakan margin of error sebesar 10% maka hasil perhitungan dari rumus

diperoleh n (jumlah responden) sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan ukuran sampel sebanyak 99,99.

Dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 100. Sehingga, jumlah sampel yang

diteliti adalah sebanyak 100 orang.

3.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama maupun kelompok, yaitu

kuesioner yang diberikan kepada masyarakat Kota Medan yang menggunakan

transportasi publik (taksi, angkutan kota, Gojek,atau becak bermotor) dengan

jumlah responden 100 orang.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan penulis dengan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

42

Universitas Sumatera Utara


a. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan

partanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yaitu masyarakat

yang menggunakan transportasi publik.

b. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan.

3.8 Metode Analisis

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan bantuan

program SPSS versi 19 . Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan

Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap

item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

Sangat setuju = 5 Tidak Setuju = 2

Setuju = 4 Sangat Tidak Setuju = 1

Netral = 3

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk

checklist ataupun pilihan ganda. Sehingga diperoleh berbagai gambaran informasi

tentang pemilihan moda transportasi di Kota Medan.

43

Universitas Sumatera Utara


3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan uji reabilitas merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil

penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk

kuesioner yang menggunakan skala Likert.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai

instrumen penelitian. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan

untuk menyatakan data itu valid (Sugioyono, 2005: 109). Untuk menguji validitas

digunakan pendekatan korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor

butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif maka butir

pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Rumus:

{ }{ }

√{ }{ }

Dimana:

r : koefisien validitas yang dicari


N : jumlah subyek
X : skor item
Y : skor total
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total
∑X2 : jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : jumlah kuadrat skor total

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

2. jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid.

44

Universitas Sumatera Utara


b. Uji Realibilitas
Uji realibilitas merupakan uji untuk mengukur tingkat kehandalan suatu instrumen

penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa

kali dengan waktu yang berbeda mempunyai hasil yang konsisten. Butir

pertanyaan yang dinyatakan valid akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Jika r positif > r tabel, maka pertanyaan reliabel.

2. Jika r positif < r tabel, maka pertanyaaan tidak reliabel.

Dalam penelitian ini, uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik

Formula Alpha Cronbach sebagai berikut:

( )

Dimana:

α : koefisien reliabilitas alpha


k : jumlah item
Sj : varians responden untuk item I
Sx : jumlah varians skor total

3.8.2. Rank Spearman Tests

Metode yang dipakai dalam menganalisis data penelitian bersifat korelasi

(hubungan) maka dapat di analisa dengan analisa non parametrik menggunakan

Rank Spearman Test, yaitu sebuah ukuran hubungan antara dua variabel.

Rumus Rank Spearman Test :

45

Universitas Sumatera Utara


Dimana:
ρ : koefisien korelasi Rank Spearman
d : perbedaan antar rangking
n : jumlah sampel

Pengujian hipotesis:

1. Ho : Tidak terdapat hubungan di antara variabel X terhadap variabel Y.

2. Ha: Terdapat hubungan di antara variabel X terhadap variabel Y.

Dengan kriteria,

1. Apabila nilai ρ (rho) tabel > nilai ρ hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y.

2. Apabila nilai ρ (rho) tabel < nilai ρ hitung, maka Ha diterima, dan Ho ditolak.

Artinya terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y.

Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat derajat atau derajat keeratan

hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, digunakan tabel kriteria pedoman

untuk koefisien korelasi sesuai pendapat Sugiyono (2012 : 250).

Tabel 3.1.
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat

46

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kota ini

merupakan kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan

Surabaya. Kota Medan saat ini dipimpin oleh Dzulmi Eldin sebagai Walikota dan

Akhyar Nasution sebagai Wakil Walikota. Wilayah Kota Medan dibagi menjadi

21 kecamatan dan 151 kelurahan.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°

30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5

meter di atas permukaan laut. Secara administratif Kota Medan berbatasan dengan

Selat Malaka di sebelah Utara dan kabupaten Deli Serdang di sebelah Selatan,

Timur dan Barat. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat

Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan

perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri

(ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota

dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota

Medan saat ini.

47

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan

diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar

dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui

merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan

mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2013, jumlah penduduk Kota

Medan mencapai 2.135.516 jiwa, yang terdiri atas 1.053.393 jiwa penduduk laki-

laki dan 1.082.123 jiwa penduduk perempuan.

4.1.1. Gambaran Umum Transportasi Kota Medan

Sebagai salah satu kota metropolitan, peran transportasi memiliki peran

yang besar untuk mendukung mobilitas masyarakat Kota Medan. Kota Medan

memiliki beberapa moda transportasi yang sering digunakan masyarakat dalam

melakukan aktivitasnya, antara lain:

1. Angkutan Kota

Angkutan kota atau lebih dikenal dengan sebutan Angkot atau Sudako.

Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak

kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada

bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang

duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan

penumpang di depannya.

Trayek pertama kali sudako adalah "Lin 01", (Lin sama dengan trayek)

yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl. Amaliun dan

terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan penumpang

48

Universitas Sumatera Utara


ukuran kecil dan sedang. Saat ini "Daihatsu S38 500 cc" sudah tidak digunakan

lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti Toyota

Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra, dan Daihatsu Espass. Berdasarkan data

Dinas Perhubungan Kota Medan, jumlah angkot yang beroperasi di Kota Medan

berjumlah 5.875 unit.

2. Becak Bermotor (Betor)

Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya (becak mesin/ becak

motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak

biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya kemana pun

di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk

minibus (angkot) dan taksi. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di

belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk

melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan untuk diproduksi dengan

harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda

atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Desain ini

mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di Perang Dunia

II. Data yang dihimpun dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan sedikitnya

ada 26.000 betor beroperasi di Kota Medan. Dari jumlah tersebut, sekitar 40%

betor yang memang berada di wilayah Medan. Sementara 60% lainnya adalah

betor dari luar kota seperti Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang.

3. Ojek Online (Go-Jek)

Go-Jek merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani

angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta

49

Universitas Sumatera Utara


oleh Nadiem Makarim. Layanan GO-JEK tersedia di wilayah Jabodetabek, Bali,

Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, Malang,

Yogyakarta, Balikpapan dan Manado. Fitur dan layanan Go-Jek antara lain:

1. Kurir Instan (GO-SEND)

2. Transportasi (GO-RIDE)

3. Pesan makanan (GO-FOOD)

4. Berbelanja (GO-MART)

5. Antar barang banyak/besar (GO-BOX)

6. Bersih-bersih (GO-CLEAN)

7. Kecantikan (GO-GLAM)

8. Pijat/refleksi (GO-MASSAGE)

9. Jadwal Transjakarta, dan pengantaran dari/ke halte terdekat (GO-BUSWAY)

10. Pesan tiket (GO-TIX)

11. Transportasi Mobil (GO-CAR)

50

Universitas Sumatera Utara


4.2 Karakteristik Responden

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian 100 responden yang menjadi sampel

penelitian, maka diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Responden (%)
(Orang)
1 Laki-Laki 34 34
2 Perempuan 66 66
Jumlah 100 100
Sumber: Hasil Olahan (2016)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa yang lebih banyak menggunakan transportasi

umum adalah perempuan.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penelitian 100 responden yang menjadi sampel

penelitian, maka diperoleh data tentang pendidikan terakhir responden yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Jumlah Persentase
Terakhir Responden (%)
(Orang)
1 SMA/Sederajat 59 59
2 Diploma 10 10
3 Sarjana 31 31
Jumlah 100 100
Sumber: Hasil Olahan (2016)

51

Universitas Sumatera Utara


Dari data diatas dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir responden lebih banyak

SMA/Sederajat.

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian 100 responden yang menjadi sampel

penelitian, maka diperoleh data tentang pekerjaan responden yang dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
Responden (%)
(Orang)
1 Mahasiswa 30 30
2 Bidan/Perawat 13 13
3 Wiraswasta 15 15
4 Pegawai Negeri 5 5
Sipil
5 Pegawai Swasta 8 8
6 Polisi 2 2
7 Buruh 7 7
8 Freelancer 9 9
9 Ibu Rumah Tangga 11 11
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Olahan (2016)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa yang lebih banyak menggunakan

transportasi umum adalah penumpang yang masih berstatus sebagai mahasiswa,

kemudian diikuti oleh wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan

transportasi umum masih sangat dibutuhkan oleh mereka apalagi mahasiswa yang

mungkin tidak memiliki kendaraan pribadi.

52

Universitas Sumatera Utara


4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Moda Yang Sering Digunakan

Berdasarkan hasil penelitian 100 responden yang menjadi sampel

penelitian, maka diperoleh data tentang moda transportasi umum yang sering

digunakan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan
Moda Transportasi yang Sering Digunakan
No Moda Transportasi Jumlah Persentase
yang sering Responden (%)
digunakan (Orang)
1 Angkutan Kota 77 77
2 Becak Bermotor 15 15
3 Go-jek 8 8
Jumlah 100 100
Sumber: Hasi Olahan (2016)

Dari data diatas bisa dilihat bahwa Angkutan Kota masih menjadi pilihan utama

masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Hal ini disebabkan ongkos

menggunakan becak dan Go-Jek cerderung lebih mahal dibandingkan

menggunakan angkutan kota.

4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Perjalanan

Berdasarkan hasil penelitian 100 responden yang menjadi sampel

penelitian, maka diperoleh data tentang tujuan perjalanan responden yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

53

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Perjalanan
No Tujuan Perjalanan Jumlah Persentase
Responden (%)
(Orang)
1 Kuliah 23 23
2 Bekerja 55 55
3 Belanja/Rekreasi 16 16
4 Kunjungan Keluarga 4 4
5 Lain-lain 2 2
Jumlah 100 100
Sumber: Hasil Olahan (2016)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa kebanyakan responden menggunakan

transportasi umum sebagai akses untuk mencapai tempat bekerja.

4.3. Hasil Pengolahan Data

4.3.1. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

Berdasarkan pengujian validitas dengan menggunakan aplikasi SPSS

didapat bahwa semua variabel yang diteliti menghasilkan korelasi lebih besar

daripada nilai r tabel pada α = 5 % dan N= 30 yakni 0,361 , yang memiliki arti

bahwa instrument tersebut dapat dikatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji

reliabilitas menunjukkan bahwa semua faktor yang mempegaruhi penggunaan

kereta api menghasilkan koefisien Alpha Cronbach’s ≥ 0,6 atau nilai r hitungnya

lebih kecil dari nilai r tabel (r hitung 0,894). Hal ini menunjukkan bahwa

pengukuran terhadap variabel penelitian ini telah reliabel dan dapat memberikan

hasil yang konsisten, apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek

yang sama.

54

Universitas Sumatera Utara


4.3.2. Hasil Metode Analisis Data

4.3.2.1. Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan instrument pemilihan moda transportasi

umum oleh masyarakat yang diteliti melalui pendapatan, tarif/ongkos,

kepemilikan kendaraan pribadi, waktu perjalanan dan kenyamanan. Data-data dari

variabel ini diungkap menggunakan kuesioner sebanyak 24 pertanyaan. Gambaran

dari masing-masing variabel pemilihan moda transportasi umum tersebut dapat

dilakukan dengan analisis deskriptif persentase. Berikut ini disajikan hasil analisis

deskriptif persentase tiap variabel.

1. Deskriptif Variabel Pemilihan Moda Transportasi di Kota Medan (Y)

Tabel 4.6
Variabel Pemilihan Moda Transportasi (Y)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Dari segi jumlah, moda transportasi publik di Kota Medan sudah cukup untuk
menunjang mobilitas masyarakat.
Sangat Setuju 23 23
Setuju 76 76
Netral 1 1
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
2 Moda transportasi publik di Kota Medan mudah untuk diakses.
Sangat Setuju 8 8
Setuju 66 66
Netral 17 17
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju - -
3 Moda transportasi publik di Kota Medan mampu mencapai jarak yang jauh.
Sangat Setuju 6 6
Setuju 63 63
Netral 26 26
Tidak Setuju 5 5
Sangat Tidak Setuju - -
4 Dengan menggunakan transportasi publik, sebenarnya kemacetan di Kota Medan
bisa diurai.
Sangat Setuju 29 29

55

Universitas Sumatera Utara


Setuju 36 36
Netral 24 24
Tidak Setuju 11 11
Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Hasil Olahan (2016)

Dari pertanyaan yang terkait variabel pemilihan moda transportasi di Kota Medan

dapat ditarik kesimpulan:

1. Dari pertanyaan no. 1 sebanyak 23 % responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 76% responden menjawab setuju dan 1% responden menjawab netral.

Kebanyakan responden menjawab setuju, dari keterangan tersebut dapat

disimpulkan bahwa masyarakat merasa cukup dengan jumlah jumlah transportasi

publik baik itu angkutan kota, becak mesin maupun gojek untuk menunjang

mobilitas masyarakat.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 8% responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 66% responden menjawab setuju, sebanyak 17% responden menjawab

netral dan 9% responden menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden

menjawab setuju bahwa moda transportasi di Kota Medan mudah untuk diakses.

Namun, ada 9% responden yang tidak setuju dengan hal tersebut karena merasa

moda transportasi di Kota Medan tidak mudah untuk diakses.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 6% responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 63% responden menjawab setuju, sebanyak 26% responden menjawab

netral dan sebanyak 5% responden menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden

menjawab setuju bahwa moda transportasi di Kota Medan mampu untuk

mencapai jarak yang jauh. Akan tetapi ada 5% responden menjawab tidak setuju

bahwa moda transportasi di Kota Medan mampu mecapai jarak yang jauh.

56

Universitas Sumatera Utara


4. Dari pertanyaan no 4 sebanyak 29% responden menjawab sangat setuju ,

sebanyak 36% responden menjawab setuju, sebanyak 24% responden menjawab

netral dan 11% responden menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden

menjawab setuju bahwa jika masyarakat beralih menggunakan transportasi umu

maka kemacetan di Kota Medan dapat diurai. Akan tetapi ada juga kecenderungan

masyarakat merasa kurang yakin apabila masyarakat beralih menggunakan

transportasi umum maka kemacetan di Kota Medan dapat diurai. Hal ini terlihat

sebanyak 24% menjawab netral dan 11% menjawab tidak setuju.

57

Universitas Sumatera Utara


2. Deskriptif Variabel Pendapatan Masyarakat Kota Medan (X1)

Tabel 4.7
Variabel Pendapatan Masyarakat Kota Medan (X1)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Berapa pendapatan / penghasilan anda per bulan?
< 1.000.000 37 37
1.000.000 – 2.000.000 26 26
2.000.000 – 3.000.000 19 19
3.000.000 – 4.000.000 14 14
> 4.000.000 4 4
2 Apakah anda menggunakan moda transportasi publik karena alasan
penghasilan?
Sangat Setuju 14 14
Setuju 57 57
Netral 20 20
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju - -
3 Moda transportasi publik di Kota Medan dapat dijangkau oleh setiap
lapisan ekonomi masyarakat.
Sangat Setuju 23 23
Setuju 57 57
Netral 15 15
Tidak Setuju 5 5
Sangat Tidak Setuju - -
4 Dengan menggunakan moda transportasi publik dapat mengurangi biaya
perjalanan.
Sangat Setuju 18 18
Setuju 36 36
Netral 32 32
Tidak Setuju 14 14
Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Hasil Olahan (2016)

Dari pertanyaan terkait pendapatan masyarakat maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Dari pertanyaan no 1 sebanyak 37% responden memiliki pendapatan

<1.000.000, sebanyak 26% responden memiliki pendapatan 1.000.000-2.000.000,

sebanyak 19% memiliki pendapatan 2.000.000-3.000.000, sebanyak 14%

memiliki pendapatan 3.000.000-4.000.000 dan sebanyak 4% memiliki pendapatan

>4.000.000. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa kebanyakan pengguna moda

58

Universitas Sumatera Utara


transportasi umum adalah masayarakat dengan penghasilan menengah kebawah

sehingga moda transportasi massal yang murah cocok dikembangkan di Kota

Medan.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 14 % responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 57% menjawab setuju, sebanyak 20% menjawab netral, dan sebanyak

9% responden menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab setuju

bahwa mereka memilih kendaraan umum dikarenakan alasan penghasilan mereka

yang tidak tinggi.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 23% responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 57% menjawab setuju, sebanyak 15% menjawab netral dan sebanyak

5% menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab setuju bahwa moda

transportasi umum di Kota Medan mampu dijangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat baik dari kalangan menengah keatas maupun masyarakat golongan

menengah kebawah.

4. Dari pertanyaan no 4 sebanyaj 18% responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 36% responden menjawab setuju, sebanyak 32% menajwab netral, dan

sebanyak 14% mejawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan masyarakat merasa

lebih hemat apabila menggunakan transporasi umum. Akan tetapi ada 14%

masyarakat yang merasa justru menggunakan transportasi umum maka

pengeluaran mereka sedikit lebih banyak terlebih bagi pengguna becak mesin.

59

Universitas Sumatera Utara


3. Deskriptif Variabel Tarif/Ongkos Moda Transportasi di Kota Medan (X2)

Tabel 4.8
Variabel Tarif/Ongkos Moda Transportasi di Kota Medan (X2)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Tarif / ongkos moda transportasi publik sangat murah.
Sangat Setuju 3 3
Setuju 46 46
Netral 35 35
Tidak Setuju 16 16
Sangat Tidak Setuju - -
2 Tarif / ongkos moda transportasi publik sesuai dengan fasilitas dan
pelayanan yang diberikan.
Sangat Setuju 3 3
Setuju 42 42
Netral 28 28
Tidak Setuju 25 25
Sangat Tidak Setuju 2 2
3 Saya lebih memilih moda transportasi publik karena ongkosnya lebih
murah.
Sangat Setuju 1 1
Setuju 65 65
Netral 30 30
Tidak Setuju 2 2
Sangat Tidak Setuju 2 2
4 Perbandingan antara tarif / ongkos dan jarak yang ditempuh sudah sesuai.
Sangat Setuju 5 5
Setuju 55 55
Netral 30 30
Tidak Setuju 8 8
Sangat Tidak Setuju 2 2
Sumber: Hasil Olahan (2016)

Dari pertantaan terkait tarif/ongkos moda transportasi dio Kota Medan maka dapat

ditarik kesimpulan:

1. Dari pertanyaan no 1 sebanyak 3% responden menjawab sangat setuju, 46%

menjawab setuju, sebanyak 35 % menjawab netral dan sebanyak 16% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan masayarakat merasa bahwa tarif yang

60

Universitas Sumatera Utara


ditetapkan sangat murah. Akan tetapi terdapat 16% responden yang merasa tarif

yang ditentukan agak mahal, apalagi jika menggunakan becak mesin, yang

tarifnya ditentukan berdasarkan jarak yang ditempuh. Semakin jauh tujuan makan

tarif yang dipatok juga makin mahal.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 3% responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 42% responden menjawab setuju, sebanyak 28% responden menjawab

netral, sebanyak 25% menjawab tidak setuju, dan 2% menjawab sangat tidak

setuju. Kebanyakan masyarakat menjawab setuju karena masyarakat memang

tidak menyadari bahwa fasilitas yang bisa disediakan angkutan kota, becak mesin

dan Go-Jek tidak seberapa, sehingga masyarakat merasa tarif yang dipatok dan

fasilitas yang disediakan sudah sesuai. Namun terdapat juga mayarakat yang

merasa fasilitas yang seharusnya disediakan bisa lebih, bisa kita lihat dari 25%

yang menjawab tidak setuju dan 2% yang menjawab sangat tidak setuju.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 1% responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 65% responden menjawab setuju, sebanyak 30% responden menjawab

netral, sebanyak 2% menjawab tidak setuju, dan 2% menjawab sangat tidak

setuju. Kebanyakan masyarakat setuju bahwa mereka memilih moda transportasi

umum seperti angkot, becak mesin dan Go-Jek karena tarif yang lebih murah.

Apalagi jika dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti taksi yang

tarifnya cukup mahal.

4. Dari pertanyaan no 4 sebanyak 5% responden menjawab sangat setuju,

sebanyak 55% responden menjawab setuju, sebanyak 30% responden menjawab

netral, sebanyak 8% menjawab tidak setuju, dan 2% menjawab sangat tidak

61

Universitas Sumatera Utara


setuju. Kebanyakan responden menjawab setuju karena merasa tarif /ongkos yang

dikeluarkan sudah sesuai dengan jarak yang akan mereka tempuh. Untuk angkot

tarif yang dipatok sebasar Rp 5.000 per estafet (10 km), untuk becak dibutuhkan

kemampuan tawar menawar untuk mendapat harga yang murah meskipun jarak

yang jauh dan untuk Go-Jek tarif yang dipatok sabesar Rp 3.000 per kilometer.

4. Deskriptif Variabel Kepemilikan Kendaraan Pribadi (X3)

Tabel 4.9
Variabel Kepemilikan Kendaraan Pribadi (X3)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Saya memilih moda transportasi publik karena tidak memiliki kendaraan
pribadi.
Sangat Setuju 43 43
Setuju 46 46
Netral 2 2
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju - -
2 Saat ini memiliki kendaraan pribadi bukan kebutuhan utama saya.
Sangat Setuju 20 20
Setuju 39 39
Netral 25 25
Tidak Setuju 16 16
Sangat Tidak Setuju - -
3 Saat ini pendapatan saya tidak / belum cukup untuk membeli kendaraan
pribadi.
Sangat Setuju 31 31
Setuju 62 62
Netral 6 6
Tidak Setuju 1 1
Sangat Tidak Setuju - -
4 Saya menggunakan transportasi publik karena transportasi publik
merupakan satu-satunya akses yang saya miliki dalam mencapai tempat
tujuan.
Sangat Setuju 17 17
Setuju 35 35
Netral 31 31
Tidak Setuju 17 17
Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Hasil Olahan (2016)

62

Universitas Sumatera Utara


Dari pertanyaan terkait kepemilikan kendaraan pribadi maka dapat ditarik

kesimpulan:

1. Dari pertanyaan no 1 sebanyak 43% responden menjawab sangat setuju, 46%

menjawab setuju, sebanyak 2 % menjawab netral dan sebanyak 9% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab sangat setuju dan setuju

bahwa mereka menggunakan transportasi publik karena mereka tidak memiliki

kendaraan pribadi.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju, 39%

menjawab setuju, sebanyak 25 % menjawab netral dan sebanyak 16% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab sangat setuju dan setuju

karena merasa memiliki kendaraan pribadi bukanlah menjadi kebutuhan yang

harus segera dipenuhi.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 31% responden menjawab sangat setuju, 62%

menjawab setuju, sebanyak 6 % menjawab netral dan sebanyak 1% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden mejawab setuju karena merasa

pendapatan yang mereka dapat belum cukup untuk membeli kendaraan pribadi

sehingga masyarakat cenderung bertahan menggunakan moda transportasi publik

untuk menjalankan aktivitasnya.

4. Dari pertanyaan no 4 sebanyak 17% responden menjawab sangat setuju, 35%

menjawab setuju, sebanyak 31 % menjawab netral dan sebanyak 17% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan masayarakat menggunakan moda transportasi

umum karena transportasi umum merupakan akses satu-satunya yang mereka

punya untuk mencapai tempat tujuan. Akan tetapi ada juga msayarakat yang tidak

63

Universitas Sumatera Utara


setuju dengan petanyaan tersbut terlebih dari kalangan mahasiswa yang masih

bisa menggunakan moda lain untuk mencapai kampus baik itu berjalan kaki

maupun menggunakan sepeda.

5. Deskriptif Variabel Waktu Perjalanan (X4)

Tabel 4.10
Variabel Waktu Perjalanan (X4)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Saya akan memilih moda transportasi yang menghantarkan saya ke tempat
tujuan dengan cepat.
Sangat Setuju 43 43
Setuju 53 53
Netral 1 1
Tidak Setuju 3 3
Sangat Tidak Setuju - -
2 Dengan menggunakan transportasi publik maka saya akan lebih cepat
sampai tujuan.
Sangat Setuju 1 1
Setuju 38 38
Netral 41 41
Tidak Setuju 20 20
Sangat Tidak Setuju - -
3 Saya tidak suka dengan kemacetan karena akan membuat perjalanan saya
memakan waktu yang lama.
Sangat Setuju 52 52
Setuju 48 48
Netral - -
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
4 Saya merasa waktu perjalanan saya sesuai dengan jarak yang ditempuh.
Sangat Setuju 8 8
Setuju 33 33
Netral 31 31
Tidak Setuju 28 28
Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Hasil Olahan (2016)

Dari pertanyaan terkait waktu perjalanan maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Dari pertanyaan no 1 sebanyak 43% responden menjawab sangat setuju, 53%

menjawab setuju, sebanyak 1 % menjawab netral dan sebanyak 3% responden

64

Universitas Sumatera Utara


menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab setuju bahwa mereka

akan memilih moda transportasi yang mampu mengantarkan mereka ke tempat

tujuan dengan cepat.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 1% responden menjawab sangat setuju, 38%

menjawab setuju, sebanyak 41% menjawab netral dan sebanyak 20% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab netral hal ini

menunjukkan tidak sepenuhnya masyrakat setuju apabila mereka menggunakan

transportasi umum maka mereka akan cepat sampai. Tentu hal ini dipengaruhi hal

lain seperti supir yang ngetem atau kondisi jalan yang sedang macet.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 52% responden menjawab sangat setuju, dan

sebanyak 48% menjawab setuju. Dari data yang diperoleh maka bisa dilihat

bahwa seluruh responden tidak ada yang suka dengan kemacetan karena akan

membuat waktu perjalanan mereka akan menjadi lama.

4. Dari pertanyaan no 4 sebanyak 8% responden menjawab sangat setuju, 33%

menjawab setuju, sebanyak 31 % menjawab netral dan sebanyak 28% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab setuju dan merasa

waktu perjalanan mereka sesuai dengan jarak tempat tujuan mereka. Tetapi tidak

sedikit juga yang merasa tidak setuju dengan waktu perjalanan mereka.

65

Universitas Sumatera Utara


6. Deskriptif Variabel Kenyamanan Moda Transportasi di Kota Medan (X5)

Tabel 4.11
Variabel Kenyamanan Moda Transportasi (X5)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Fasilitas moda transportasi publik kurang memadai (misal: halte, terminal,
pangkalan, dll).
Sangat Setuju 51 51
Setuju 47 47
Netral 2 2
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
2 Kondisi moda transportasi publik yang saya gunakan tidak bersih
Sangat Setuju 26 26
Setuju 54 54
Netral 11 11
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju - -
3 Moda transportasi publik yang saya gunakan masih layak jalan.
Sangat Setuju 2 2
Setuju 53 53
Netral 27 27
Tidak Setuju 18 18
Sangat Tidak Setuju - -
4 Saya merasa lebih aman ketika menggunakan transportasi publik
Sangat Setuju 11 11
Setuju 22 22
Netral 41 41
Tidak Setuju 25 25
Sangat Tidak Setuju 1 1
Sumber: Hasil Olahan (2016)

Dari pertanyaan terkait kenyamanan moda transportasi maka dapat ditarik

kesimpulan:

1. Dari pertanyaan no 1 sebanyak 51% responden menjawab sangat setuju, 47%

menjawab setuju, dan sebanyak 2 % menjawab netral. Dari data bisa kita lihat

bahwa keseluruhan responden merasa fasilitas penunjang transportasi publik

masih kurang memadai. Halte yang tersedia tidak banyak, kalaupun ada

66

Universitas Sumatera Utara


kondisinya memprihatinkan. Sehingga masyarakat enggan menggunakannya.

Kondisi terminal yang ada di Kota Medan pun tersesan kotor dan kumuh.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 26% responden menjawab sangat setuju, 54%

menjawab setuju, sebanyak 11 % menjawab netral dan sebanyak 9% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden merasa bahwa moda transportasi

yang mereka gunakan tidak bersih.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 2% responden menjawab sangat setuju, 53%

menjawab setuju, sebanyak 27 % menjawab netral dan sebanyak 18% responden

menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab bahwa moda

transportasi yang mereka gunakan masih layak jalan. Akan tetapi ada juga

responden yang merasa moda yang mereka gunakan justru sudah tidak layak jalan

dan beroperasi lagi. Hal ini memang disebabkan tidak sedikit moda transportasi

yang berusia diatas 10 tahun bahkan lebih, sehingga sering juga mengalami

mogok.

4. Dari pertanyaan no 4 sebanyak 11% responden menjawab sangat setuju, 22%

menjawab setuju, sebanyak 41% menjawab netral, sebanyak 25% responden

menjawab tidak setuju, dan sebanyak 1% menjawab sangat tidak setuju.

Kebanyakan responden menjawab netral ini mengindikasikan bahwa masyarakat

tidak sepenuhnya merasa aman ketika menggunkan moda transportasi publik di

Kota Medan. Kasus kriminal juga kerap terjadi ketika menggunakan moda

transportasi publik, bahkan supir yang ugal-ugalan juga mengurangi rasa aman

masyarakat.

67

Universitas Sumatera Utara


4.3.3. Pengolahan Data

Varibel yang diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan antara

pemilihan moda transportasi di Kota Medan dengan pendapatan, tarif/ongkos,

kepemilikan kendaraan pribadi, waktu perjalanan, dan pertimbangan kenyamanan

angkutan publik.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

uji kolerasi Rank Spearman karena adata yang diperoleh adalah berupa data

ordinal yang diperoleh dengan pembagian kuisioner dengan jenis skala Likert. Uji

koefisien kolerasi ini di maksudkan untuk menguji hubungan dari variabel Y dan

X.

4.3.3.1. Korelasi Antara Pendapatan Terhadap Pemilihan Moda Transpotasi

Hipotesis umum antara pendapatan responden terhadap pemilihan moda

transportasi di Kota Medan sebagai berikut:

a. Hipotesis Nol (Ho: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara pendapatan terhadap pemilihan moda

transportasi.

b. Hipotesis Alternatif (Ha: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara pendapatan terhadap pemilihan moda transportasi.

68

Universitas Sumatera Utara


Korelasi antara pendapatan terhadap pemilihan moda transportasi dapat dilihat

melalui hasil olahan menggunakan aplikasi SPSS berikut ini:

Correlations

PEMILIHAN PENDAPATAN
**
Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,448

Sig. (2-tailed) . ,000

N 100 100
**
PENDAPATAN Correlation Coefficient ,448 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,448

dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,000 pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05), adapun kriteria pengujian:

1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho

ditolak.

2. Jika taraf signifikansi < nilai α, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dari hasil SPSS bisa kita lihat bahwa:

1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,448 > nilai kritis tabel sebesar 0,197.

2. Nilai signifikansi 0,000 < nilai α sebesar 0,05.

Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan terhadap pemilihan

moda transportasi di Kota Medan. Dimana setiap kenaikan pendapatan akan

mempengaruhi pemilihan moda transportasi di Kota Medan. Hubungan ini

ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,448 yang termasuk dalam kategori

sedang (0,40-0,599).

69

Universitas Sumatera Utara


4.3.3.2. Korelasi Antara Tarif/Ongkos Terhadap Pemilihan Moda

Transpotasi

Hipotesis umum antara tarif atau ongkos terhadap pemilihan moda

transportasi di Kota Medan sebagai berikut:

a. Hipotesis Nol (Ho: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara tarif / ongkos terhadap pemilihan moda

transportasi.

b. Hipotesis Alternatif (Ha: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara tarif / ongkos terhadap pemilihan moda transportasi.

Korelasi antara tarif / ongkos terhadap pemilihan moda transportasi dapat dilihat

melalui hasil olahan menggunakan aplikasi SPSS berikut ini:

Correlations

PEMILIHAN TARIF

Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,160

Sig. (2-tailed) . ,113

N 100 100

TARIF Correlation Coefficient ,160 1,000

Sig. (2-tailed) ,113 .

N 100 100

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,160

dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,113 pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05), adapun kriteria pengujian:

1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho

ditolak.

70

Universitas Sumatera Utara


2. Jika taraf signifikansi < nilai α, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dari hasil SPSS bisa kita lihat bahwa:

1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,160 < nilai kritis tabel sebesar 0,197.

2. Nilai signifikansi 0,113 > nilai α sebesar 0,05.

Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tarif/ongkos terhadap

pemilihan moda transportasi di Kota Medan. Hubungan ini ditunjukkan dengan

nilai korelasi sebesar 0,160 dimana koefisien korelasi ini lebih kecil dari nilai

kritis tabel rho spearman sebesar 0,197. Dimana meskipun terjadi kenaikan tarif /

ongkos, masyarakat akan tetap menggunakan moda transportasi publik di Kota

Medan.

4.3.3.3. Korelasi Antara Kepemilikan Kendaraan Pribadi Terhadap

Pemilihan Moda Transpotasi

Hipotesis umum antara kepemilikan kendaraan pribadi terhadap pemilihan

moda transportasi di Kota Medan sebagai berikut:

a. Hipotesis Nol (Ho: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara kepemilikan kendaraan pribadi terhadap

pemilihan moda transportasi.

b. Hipotesis Alternatif (Ha: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara kepemilikan kendaraan pribadi terhadap pemilihan

moda transportasi.

71

Universitas Sumatera Utara


Korelasi antara kepemilikan kendaraan pribadi terhadap pemilihan moda

transportasi dapat dilihat melalui hasil olahan menggunakan aplikasi SPSS berikut

ini:

Correlations

PEMILIHAN KENDARAAN
**
Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,266

Sig. (2-tailed) . ,008

N 100 100
**
KENDARAAN Correlation Coefficient ,266 1,000

Sig. (2-tailed) ,008 .

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,266

dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,008 pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05), adapun kriteria pengujian:

1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho

ditolak.

2. Jika taraf signifikansi < nilai α, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dari hasil SPSS bisa kita lihat bahwa:

1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,266 > nilai kritis tabel sebesar 0,197.

2. Nilai signifikansi 0,008 < nilai α sebesar 0,05.

Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan kendaraan pribadi

terhadap pemilihan moda transportasi di Kota Medan. Hubungan ini ditunjukkan

dengan nilai korelasi sebesar 0,266 yang termasuk dalam kategori rendah (0,20-

0,399). Dimana apabila terjadi kenaikan kepemilikan kendaraan pribadi, maka

akan mempengaruhi pemilihan moda transportasi di Kota Medan.

72

Universitas Sumatera Utara


4.3.3.4. Korelasi Antara Waktu Perjalanan Terhadap Pemilihan Moda

Transpotasi

Hipotesis umum antara waktu perjalanan terhadap pemilihan moda

transportasi di Kota Medan sebagai berikut:

a. Hipotesis Nol (Ho: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara waktu perjalanan terhadap pemilihan moda

transportasi.

b. Hipotesis Alternatif (Ha: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara waktu perjalanan terhadap pemilihan moda

transportasi.

Korelasi antara waktu perjalanan terhadap pemilihan moda transportasi dapat

dilihat melalui hasil olahan menggunakan aplikasi SPSS berikut ini:

Correlations

PEMILIHAN WAKTU
**
Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,380

Sig. (2-tailed) . ,000

N 100 100
**
WAKTU Correlation Coefficient ,380 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,380

dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,000 pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05), adapun kriteria pengujian:

1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho

ditolak.

73

Universitas Sumatera Utara


2. Jika taraf signifikansi < nilai α, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dari hasil SPSS bisa kita lihat bahwa:

1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,380 > nilai kritis tabel sebesar 0,197.

2. Nilai signifikansi 0,000 < nilai α sebesar 0,05.

Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara waktu perjalanan terhadap

pemilihan moda transportasi di Kota Medan. Hubungan ini ditunjukkan dengan

nilai korelasi sebesar 0,380 yang termasuk dalam kategori rendah (0,20-0,399).

Dimana apabila terjadi kenaikan waktu perjalanan, maka akan mempengaruhi

pemilihan moda transportasi di Kota Medan.

4.3.3.5. Korelasi Antara Pertimbangan Kenyamanan Angkutan Publik

Terhadap Pemilihan Moda Transpotasi

Hipotesis umum antara pertimbangan kenyamanan angkutan publik

terhadap pemilihan moda transportasi di Kota Medan sebagai berikut:

a. Hipotesis Nol (Ho: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara kenyamanan terhadap pemilihan moda

transportasi.

b. Hipotesis Alternatif (Ha: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara kenyamanan terhadap pemilihan moda transportasi.

Korelasi antara kenyamanan terhadap pemilihan moda transportasi dapat dilihat

melalui hasil olahan menggunakan aplikasi SPSS berikut ini:

74

Universitas Sumatera Utara


Correlations

PEMILIHAN KENYAMANAN
**
Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,358

Sig. (2-tailed) . ,000

N 100 100
**
KENYAMANAN Correlation Coefficient ,358 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,358

dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,000 pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05), adapun kriteria pengujian:

1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho

ditolak.

2. Jika taraf signifikansi < nilai α, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dari hasil SPSS bisa kita lihat bahwa:

1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,358 > nilai kritis tabel sebesar 0,197.

2. Nilai signifikansi 0,000 < nilai α sebesar 0,05.

Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kenyamanan terhadap

pemilihan moda transportasi di Kota Medan. Hubungan ini ditunjukkan dengan

nilai korelasi sebesar 0,358 yang termasuk dalam kategori rendah (0,20-0,399).

Dimana apabila terjadi kenaikan kenyamanan angkutan publik, maka akan

mempengaruhi pemilihan moda transportasi di Kota Medan.

Dari hasil penelitian tersebut penulis dapat melihat bahwa faktor paling

besar dalam mempengaruhi pemilihan moda transportasi di Kota Medan adalah

pendapatan, kemudian waktu perjalanan, kemudian kenyamanan angkutan publik,

75

Universitas Sumatera Utara


dan yang terakhir kepemilikan kendaraan pribadi. Sedangkan tarif/ongkos tidak

berpengaruh terhadap pemilihan moda transportasi di Kota Medan. Seharusnya

pihak-pihak yang terkait mampu mengatasi masalah tarif/ongkos moda

transportasi publik yang dianggap kurang sesuai.

76

Universitas Sumatera Utara


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pendapatan, tarif/ongkos,

kepemilikan kendaraan pribadi, waktu perjalanan dan pertimbangan kenyamanan

angkutan publik terhadap pemilihan moda transportasi di Kota Medan, maka

penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Variabel pendapatan (X1) memiliki kolerasi (pengaruh) yang sedang terhadap

pemilihan moda transportasi (Y) di Kota Medan.

2. Variabel tarif/ongkos (X2) tidak memiliki kolerasi (pengaruh) terhadap

pemilihan moda transportasi (Y) di Kota Medan.

3. Variabel kepemilikan kendaraan pribadi (X3) memiliki kolerasi (pengaruh)

yang rendah terhadap pemilihan moda transportasi (Y) di Kota Medan.

4. Variabel waktu perjalanan (X4) memiliki kolerasi (pengaruh) yang rendah

terhadap pemilihan moda transportasi (Y) di Kota Medan.

5. Variabel pertimbangan kenyamanan angkutan publik (X5) memiliki kolerasi

(pengaruh) yang rendah terhadap pemilihan moda transportasi (Y) di Kota

Medan.

77

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

a. Saran kepada Pemerintah dan Organda

1. Pemerintah harus mengembangkan dan memperbanyak moda transportasi

massal (seperti: TransMebidang) yang saling terintegrasi agar masyarakat

semakin dipermudah untuk mencapai tempat tujuan.

2. Tarif/ongkos harus disesuaikan dengan kondisi perekonomian msayarakat,

juga agar tidak menaikkan ongkos secara sepihak hanya dengan alasan

BBM naik.

3. Organda selaku pemberi izin trayek kepada angkutan kota agar

memperhatikan pemberian izin sehingga jumlah angkot di Medan stabil

jumlahnya.

4. Kepada pengusaha becak mesin agar memperhatikan kondisi serta usia

moda yang beroperasi.

5. Kepada Dinas Perhubungan agar ketat mengawasi kelayakan moda

transportasi yang boleh beroperasi di Kota Medan.

6. Fasilitas seperti halte, terminal, kebersihan, pelayanan dan kenyamanan

moda transportasi publik di Kota Medan harus lebih ditingkatkan.

b. Saran kepada penumpang dan masyarakat

1. Bersama-sama dengan pemerintah dan pihak terkait menjaga setiap fasilitas

yang disediakan demi kemudahan akses transportasi publik.

2. Membudayakan bepergian menggunakan transportasi umum selain

menghemat biaya, tetapi juga mengurangi polusi udara.

3. Membayar ongkos dengan uang pas.

78

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Alif, Andhika. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan


Moda Transportasi Umum. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Aziz, Noor. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro: Aplikasi dan Manajemen. Malang:
Bayumedia Publishing.
Kamaluddin, Rustian. 2003. Ekonomi Transportasi: Karakteristik, Teori, dan
Kebijakan. Jakata: Ghalia Indonesia.
Karissa, Citra Hilda. 2011. Analisis Permintaan Jasa Kereta Api: Studi Kasus
Kereta Api Eksekutif Harlina trex Semarang-Bandung dan Kereta Api
Eksekutif Argo Muria trex Semarang-Jakarta. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Mankiw, Gregory. 2006. Priciples Of Economics: Pengantar Ekonomi Mikro.
Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana, dan
Praktisi.Jakarta: Erlangga.
Muqtadir, Achmad. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Jasa Angkutan Kota di Kabupaten Pangkep. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Nasution, M.,N. 2008. Manajemen Transportasi. Edisi Ketiga. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Nazir, M, 2005. Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2004. Teori Ekonomi Mikro: Suatu
Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Rifusua, Agus Imam. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Busway Di DKI Jakarta Tahun 2004-2008. FE UI. Tesis.
Siahaan, Hernita. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Moda Transportasi Kereta Api Rute Medan-Kisaran. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Situmorang, Syafrizal. Dan Muslich Lutfi, 2015. Analisis Data untuk Riset
Manajemen Dan Bisnis, Edisi 3, USU Press, Medan.
Sugiyono, 2005. Metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung, alfabeta.
Sugiyono, 2012. Metode penelitian Bisnis, Bandung, Alfabeta.

79

Universitas Sumatera Utara


Daftar Situs Internet

http://infoblogterkini.blogspot.co.id/2015/12/rute-angkutan-umum-di-kotamedan-
sumatera-utara.html. Diakses 7 oktober 2016, pukul 21.03
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan
medankota.bps.go.id
Sindo News.com “Medan Dikepung Betor” diakses 8 oktober 2016, pukul 16.23
www.pemkomedan.go.id diakses 8 oktober 2016, pukul 15.34

80

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN


MODA TRANSPORTASI DI KOTA MEDAN

Saya Ricky Isha Kristian Purba, adalah mahasiswa jurusan S-1 Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Saya
sedang melakukan penelitian mengenai judul diatas dalam rangka menyelesaikan
studi di Universitas Sumatera Utara. Survei ini merupakan media untuk
mendapatkan informasi dari masyarakat Kota Medan. Untuk itu saya mohon
kesediaan Bapak/ Ibu, Saudara/ Saudari untuk mengisi daftar kuesioner yang
diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti
dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.

A. Identitas Responden
1. Nama : ______________________________________________________________
2. Alamat : _____________________________________________________________
____________________________________________________________________
3. Jenis Kelamin: □ Laki-laki / □ Perempuan
4. Usia: Tahun
5. Pendidikan Terakhir: □ SD / □ SMP / □ SMA / □ Diploma / □ Sarjana
6. Berapa pendapatan / penghasilan anda perbulan:
□ < 1.000.000 □ 3.000.000 - 4.000.000
□ 1.000.000 - 2.000.000 □ > 4.000.000
□ 2.000.000 - 3.000.000
7. Pekerjaan: ___________________________________________________________
8. Moda transportasi publik yang paling sering anda gunakan: (pilih satu)
□ Angkutan Kota □ Becak Bermotor □ Gojek
9. Tujuan perjalanan: (mis: Bekerja, Belanja, dll)
____________________________________________________________________

81

Universitas Sumatera Utara


Petunjuk:
1. Dalam menjawab pertanyaan, silahkan anda berikan tanda centang (√) pada
kolom jawaban yang menurut anda paling sesuai.
2. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor
SS = Sangat Setuju (5) TS = Tidak Setuju (2)
ST = Setuju (4) STS = Sangat Tidak Setuju (1)
NT = Netral (3)
3. Apabila sudah selesai menjawab mohon kembalikan kuesioner ini.

B. Daftar Pertanyaan
I. Variabel Pemilihan Moda Transportasi (Y)
Pilihan
No Pertanyaan/ Pernyataan
SS ST NT TS STS
1. Dari segi jumlah, moda transportasi publik di Kota
Medan sudah cukup untuk menunjang mobilitas
masyarakat.
2. Moda transportasi publik di Kota Medan mudah
untuk diakses.
3. Moda transportasi publik di Kota Medan mampu
mencapai jarak yang jauh.
4. Dengan menggunakan transportasi publik,
sebenarnya kemacetan di Kota Medan bisa diurai.

82

Universitas Sumatera Utara


II. Variabel Pendapatan (X1)

Pilihan
No Pertanyaan/ Pernyataan
SS ST NT TS STS
1. Apakah anda menggunakan moda transportasi publik
karena alasan penghasilan?
2. Moda transportasi publik di Kota Medan dapat
dijangkau oleh setiap lapisan ekonomi masyarakat.
3. Dengan menggunakan moda transportasi publik
dapat mengurangi biaya perjalanan.

III. Variabel Tarif / Ongkos (X2)


Pilihan
No Pertanyaan/ Pernyataan
SS ST NT TS STS
1. Tarif / ongkos moda transportasi publik sangat
murah.
2. Tarif / ongkos moda transportasi publik sesuai
dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan.
3. Saya lebih memilih moda transportasi publik karena
ongkosnya lebih murah.
4. Perbandingan antara tarif / ongkos dan jarak yang
ditempuh sudah sesuai.

IV. Variabel Kepemilikan Kendaraan Pribadi (X3)


Pilihan
No Pertanyaan/ Pernyataan
SS ST NT TS STS
1. Saya memilih moda transportasi publik karena tidak
memiliki kendaraan pribadi.
2. Saat ini memiliki kendaraan pribadi bukan kebutuhan
utama saya.

83

Universitas Sumatera Utara


3. Saat ini pendapatan saya tidak / belum cukup untuk
membeli kendaraan pribadi.
4. Saya menggunakan transportasi publik karena
transportasi publik merupakan satu-satunya akses
yang saya miliki dalam mencapai tempat tujuan.

V. Variabel Waktu Perjalanan (X4)


Pilihan
No Pertanyaan/ Pernyataan
SS ST NT TS STS
1. Saya akan memilih moda transportasi yang
menghantarkan saya ke tempat tujuan dengan cepat.
2. Dengan menggunakan transportasi publik maka saya
akan lebih cepat sampai tujuan.
3. Saya tidak suka dengan kemacetan karena akan
membuat perjalanan saya memakan waktu yang
lama.
4. Saya merasa waktu perjalanan saya sesuai dengan
jarak yang ditempuh.

VI. Variabel Pertimbangan Kenyamanan Transportasi Publik (X5)


Pilihan
No Pertanyaan/ Pernyataan
SS ST NT TS STS
1. Fasilitas moda transportasi publik kurang memadai
(misal: halte, terminal, pangkalan, dll).
2. Kondisi moda transportasi publik yang saya gunakan
tidak bersih.
3. Moda transportasi publik yang saya gunakan masih
layak jalan.
4. Saya merasa lebih aman ketika menggunakan
transportasi publik.

84

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2
Tabulasi Skor Responden
No Nama
Y X1 X2 X3 X4 X5
1 Siska Hutabarat 17 15 13 18 14 16
2 Monica V Nababan 17 17 12 18 14 16
3 Nayumi I U S 16 15 13 14 12 12
4 Darma 14 13 15 16 16 16
5 Efendi Ginting 15 14 12 15 14 16
6 Kornelius Barus 17 12 14 17 16 17
7 Tapivnawati Tarigan 15 14 14 14 17 15
8 Missa Kristi 15 14 15 16 14 12
9 Randi 17 16 16 18 16 15
10 Timanta Pinem 16 13 13 15 17 16
11 Iwan Sitohang 14 18 16 14 17 14
12 Ester Marpaung 16 14 12 14 13 13
13 Chindy T Siagian 14 16 14 16 16 18
14 Tri Desli 16 17 16 14 17 16
15 Debora Nauli 18 17 14 16 15 14
16 Defi Widia Napitupulu 15 15 14 17 17 17
17 Rohana Sihombing 14 18 11 16 14 16
18 Fitri Marpaung 16 17 14 20 16 18
19 Parsaulian 15 17 11 17 17 14
20 Natalia Sipahutar 16 15 13 17 15 16
21 Yushfi Aini 15 13 13 15 16 15
22 Esra 16 14 13 15 17 16
23 Lea Sherlyani Tarigan 17 18 16 17 18 16
24 Rina Yanti Sinaga 16 15 15 18 17 17
25 Windi Khairunnisa 18 11 13 14 17 13
26 Mery Pramita Tarigan 16 16 15 15 17 17
27 Lastri 16 13 13 13 15 15
28 Indah Larasati Sinaga 17 17 15 16 17 16
29 Laxhmi Mahesvary 16 16 15 17 17 15
30 Corry P Marpaung 16 12 13 16 18 11
31 Mateus P D 13 13 9 15 13 14
32 Ristauli Sianturi 15 15 12 12 13 13
33 Junita Sinaga 20 19 17 20 18 14
34 Ika Purnama Sari S 16 13 13 15 16 15
35 Suci Pradesa L 14 15 11 14 16 14
36 Febriana Simanjutak 16 17 14 15 17 16
37 Elgina 14 13 13 15 15 13
38 Rohana Y D 16 17 14 16 15 14
39 Afrida V Siahaan 15 13 13 15 14 14

85

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

40 Fibriyanti Pasaribu 16 12 14 11 15 13
41 Agustina Ricky 18 18 14 20 14 18
42 Tirta Ginting 14 11 15 16 15 16
43 Dewi Pratiwi 12 11 6 10 10 10
44 Molana Bangun 18 15 17 19 19 19
45 Briptu Dwi Siahaan 19 17 16 19 18 19
46 Bripka M. Lubis 17 13 15 14 14 14
47 Muhammad Iqbal 18 18 16 20 16 18
48 Nina Ginting 17 18 11 16 12 16
49 Kristina Sinaga 17 18 12 14 12 16
50 Boy Barus 17 19 16 16 17 17
51 Revi Tarigan 16 17 14 20 16 18
52 Ayu 14 11 11 16 14 16
53 Nina Wulandari 16 11 5 8 10 12
54 Melisa Ginting 17 19 14 19 20 18
55 Andre Girsang 17 19 17 19 19 18
56 Arman Sinaga S. E. 16 13 13 16 18 18
57 Wilda Nanda P 16 17 14 20 16 18
58 Suci 14 18 11 16 12 17
59 Vivi saragih 16 18 14 14 12 17
60 Melva Simanungkalit 14 19 14 16 16 16
61 Yoan Siregar 17 20 14 16 16 18
62 K. Br Purba 14 14 12 14 12 16
63 Endra 15 14 13 16 16 18
64 Muhammad Irsyad 14 15 16 14 17 14
65 Irene Harefa 16 16 15 16 16 13
66 Rizal Kaban 14 13 10 12 12 13
67 Kristina Nababan 11 15 15 18 14 12
68 Martha 15 14 14 15 15 14
69 Natalia Sihombing 14 15 16 18 14 17
70 Sidiq 13 13 15 12 16 12
71 Renata Tarigan 17 16 12 13 17 16
72 K. Karo-Karo 16 15 15 17 16 14
73 S. Sembiring 14 13 14 15 12 13
74 Rangga T P 18 11 13 14 17 13
75 Parmin 16 16 15 15 17 17
76 Agus Suherman 11 15 15 16 13 13
77 Lolya T 12 16 12 16 13 11
78 Kristanti S 16 16 12 16 13 12
79 Sofi Marbun 15 17 16 18 16 12
80 E. Gulo 15 11 14 16 15 13

86

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

81 Dina 13 13 15 15 14 12
82 Melda 17 19 14 20 17 16
83 Andreas 16 14 16 16 18 14
84 Karlina 14 14 13 11 15 16
85 Friska Andriani 16 15 14 17 16 17
86 Fitriana 18 18 15 17 17 15
87 Iswandi 17 17 14 12 13 15
88 Imam 13 13 15 12 17 16
89 Dini Fithriani 14 14 13 16 15 15
90 Maya Pristiani 16 15 16 14 17 15
91 Nova Ginting 15 14 11 16 13 13
92 Sahrul Yoga 16 15 15 16 15 16
93 Moh. Rizky 17 12 14 13 13 13
94 Wagiman 14 13 10 12 12 13
95 Redi 11 15 15 18 14 12
96 Suwarni 15 14 14 15 15 14
97 Fauziah 14 15 16 18 14 17
98 Yosefin 13 13 15 12 16 12
99 H. Marbun 17 16 12 13 17 16
100 Yono 15 17 16 17 16 15

87

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Uji Validitas Dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

Y1 87,6667 109,057 ,504 ,891


Y2 88,3333 105,747 ,367 ,893
Y3 88,2000 108,234 ,447 ,891
Y4 87,5333 106,189 ,488 ,890
X1.1 87,7000 104,838 ,432 ,891
X1.2 88,2333 105,289 ,419 ,892
X1.3 87,5667 107,426 ,623 ,889
X1.4 88,3667 100,792 ,580 ,887
X2.1 88,5333 104,671 ,520 ,889
X2.2 88,7000 104,562 ,470 ,890
X2.3 88,3667 104,654 ,592 ,888
X2.4 88,3667 102,723 ,575 ,888
X3.1 87,8667 100,947 ,567 ,888
X3.2 88,2000 105,614 ,386 ,893
X3.3 87,6667 106,575 ,665 ,888
X3.4 88,5000 102,259 ,471 ,891
X4.1 87,6000 105,076 ,577 ,888
X4.2 88,7333 104,685 ,470 ,890
X4.3 87,3667 108,447 ,504 ,891
X4.4 88,8667 105,154 ,375 ,893
X5.1 87,4667 108,326 ,512 ,890
X5.2 87,5667 105,426 ,591 ,888
X5.3 88,4333 103,771 ,572 ,888
X5.4 88,6333 103,757 ,441 ,892
Nilai r pada tabel α = 5% adalah 0,361.

88

Universitas Sumatera Utara


2. Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0


a
Excluded 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,894 24
Nilai r pada tabel α = 5% adalah 0,7.

89

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

Nilai Kritis Tabel Rho Spearman

90

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5

Daftar Trayek Angkutan Kota Di Kota Medan

CV. Desa Maju (Kijang)

 12. Helvetia – Sikambing Ktr Pos – Olimpia – Thamrin – Merbabu –


Cirebon – Pandu – Pemuda -Katr Pos -Gatot Subroto – Kapt Muslim –
Helvetia.
 45. Pasar 1 – Sambu Baru – Sikambing – Ktr Pos – Olimpia – Thamrin –
Merbabu – Cirebon – Pandu – Pemuda -Kantor Pos -Gatot Subroto – Kapt
Muslim – Pasar 1.

PT. Mars (Sudako)

 13. Rute: P. Mandala / Batas Kota – Tj. Gusta Sukadono. PP


 60. Rute: Aksara- Hayam Wuruk- Pd. Bulan- Pasar I
 61. Rute: Simalingkar- Pd. Bulan- Belawan
 65. Rute: Tembung / Batas Kota – Bagan Deli / Belawan. PP
 70.Rute: Perumnas Mandala - Thamrin – Olimpia - Kampung Lalang -
Pinang Baris PP
 71. Rute: Tj. Gusta – Tembung / Batas Kota. PP
 45. Rute: B. Katamso / Batas Kota – Pasar V / Batas Kota. PP
 128. Rute: Jln. Letda Sujono / Batas Kota - Belawan/Gabion. PP
 129. Rute: Jln. B. Katamso / Bts Kota – Belawan / Gabion. PP
 130. Rute: Tj. Selamat / Bts Kota – Belawan / Gabion. PP
 131. Rute: Jln. Jamin Ginting / Bts Kota – Gabion. PP
 133. Rute: Tj. Selamat / Bts Kota – P. Pasar / Bts Kota. PP

CV. Mitra Transport (Sudako)

 141. Rute: Pancur Batu / Bts Kota – P. Mandala / Bts Kota. PP


 142. Rute: Pancur Batu / Bts Kota – Gabion Belawan. PP
 143. Rute: Tembung Psr X / Bts Kota – Tj. Anom / Bts Kota. PP
 144. Rute: Desa Martoba / Desa Kelambir V / Bts Kota. PP
 145. Rute: Tj. Anom / Bts Kota – Tembung Psr X/Bts Kota. PP
 146. Rute: Rsu. Adam Malik – Hamparan Perak / Bts Kota. PP
 P26. Rute: amplas – pd.bulan – pinang baris
 03. Rute: simpang Pos – Simpang Melati
 30. Rute: Amplas – Belawan
 63. Rute: T. Amplas - T. Pinang Baris

91

Universitas Sumatera Utara


PT. Nasional Medan Transport (Bus)

 K 04. Rute: P. Simalingkar – Sp. Bw / Bts Kota. PP.


 25. Rute: Tj. Selamat / Bts Kota – Veteran / P Psr . PP
 M27/31. Rute: T. Morawa / Bts Kota – Tj. Selamat / Bts Kota. PP
 M 28. Rute: Perumnas Simalingkar – Jl. R. Saleh – Veteran / P Psr. PP
 M 29. Rute: Sp. Selayang – Letda Sujono / Bts Kota. PP

PT. Povri (Bus)

 04. Rute: Perum Indah / Eka Rasmi – Ikip Baru/Bts Kota. PP


 05. Rute: Deli Tua / Bts Kota – Veteran / P. Psr . PP
 15. Rute: Titi Kuning / Bts Kota – Tembung/Bts Kota. PP
 23. Rute: P. Simlingkar B – Kapt.M.Jamil Lbs/Bts Kota. PP
 25. Rute: T. Amplas – Jl. Sm. Raja – Tembung / Bts Kota. PP

CV. Hikma (warna putih)

 26. Rute: Desa Terjun / Bts Kota – T. Amplas. PP


 62. Rute: T. Amplas – Desa Terjun / Bts Kota. PP

CV. Kobun (Bus)

 03. Rute: Sp. Tuntungan / Bts Kota – Jl. Veteran / P. Psr. PP


 07. Rute: Tembung / Bts Kota – Veteran / P. Psr. PP
 62. Rute: Tuntungan / Bts Kota . T. Amplas. PP
 63. Rute; Kedai Durian / Bts Kota – T. P Baris. PP

PT. Rahayu Medan Ceria (MPU)

 41. Tembung / Bts Kota – Jamin Ginting - Rsu. Adam Malik. PP


 42. RSU.A.Malik – Jamin Ginting - Monginsidi – Juanda – SM Raja –
Amaliun – Willem Iskandar – RS Haji /M.Estate/Bts Kota. PP
 43. P. Simalingkar / Bts Kota – P. Mandala / Bts Kota. PP
 54. Desa Simalingkar/Bts Kota - Komp.IKIP/M.Estate PP
 58. Tj. Anom / Bts Kota – Tembung / Bts Kota. PP
 103. Ikip / Medan Estate Iskandar Muda – Jamin Ginting -Pancur Batu –
Jamin Ginting – Iskandar Muda – Gajah Mada – S.Parman – Maulana
Lubis – M.Yamin – Merak Jingga – Perintis Kemerdekaan – M. Yamin –
Willem Iskandar – Pancing 1 – PP
 104. Pd. Bulan – Pringgan - Aksara – UNIMED - PP
 105. Terminal Amplas – Marelan – Pancing – Aksara – Komplek Uka
Terjun – PP
 106. Terminal Amplas – Perumnas Mandala – PP
 107. Pancur Batu – Perumnas Mandala – PP
 113. T.Amplas – Aksara – Mabar PP

92

Universitas Sumatera Utara


 120. T. Pinang Baris – Setia Budi – USU - Pd. Bulan – Titi Kuning -
Amplas - PP
 121. RS Haji – Willem Iskandar – Aksara – AR Hakim – Halat – Gedong
Arca – GM Panggabean – Sisingamangaraja
 125. T.Amplas- Singamangaraja – Teladan – Gd Arca – Halat – AR
Hakim – Aksara Martubung- Medan Labuhan

CV. Laju Deli Sejahtera (Bus)

 01. Desa Martoba/Bts Kota – T. Belawan. PP


 02. Tembung / Pasar X Batas Kota – T. P Baris. PP
 04. P. Batu / Bts Kota – Tembung Psr X / Bts Kota. PP

CV. Medan Bus (MPU)

 11. T. Morawa / Bts Kota – Belawan – Gabion. PP


 21. P.Baris – G.Subroto – Asrama – Kap. Sumarsono – Brayan -Yos
Sudarso – Bilal- Krakatau – Sutomo Ujung – Perintis Kemerdekaan – GB
Yosua – Veteran PP
 36. Jl. Karya Wisata – Tembung / Bts Kota. PP
 45. T. P Baris – Tembung / Bts Kota . PP
 47. T. P Baris – P. Mandala / Bts Kota . PP
 48. T. Amplas – Aksara – Medan Plaza - T. Pinang Baris
 56. Tj. Morawa / Ts Kota – Belawan – Gabion. PP
 135. T.Amplas - SM Raja – Tritura – AH. Nasution – Jamin Ginting –
USU- Setia Budi – Sunggal – Kapt Muslim – Helvetia - Kapt.Sumarsono –
KL Yos Sudarso - Rumah Potong Hewan - KIM2 - Perumnas
Martubung. PP

P.T.U. Morina

 75. Batas Kota / Ikip Unimed – Bagan Deli – PP


 78. Belawan – T.Amplas
 80. Perumnas Martubung – Tj. Selamat / Bts Kota – PP
 81. Amplas - SM Raja - Tritura – Brigjen Katamso – Pemuda – Ayani –
Balai Kota – Putri Hijau - KL Yos Sudarso – Belawan -Thamrin –
Sutrisno – Laksana - Halat – T. Amplas
 138. Olimpya – Thamrin - Petisah
 139. Letda Sujono / Batas Kota – Terminal Belawan – PP
 140. Terminal Pinang Baris – Letda Sujono / Bts Kota – PP
 143. Simalingkar B – Tembung / Batas Kota – PP

CV. Wampu Mini (MPU)

 108. Pasar II- P. Bulan- Pringgan- Gatot Subroto – PP


 109. T. Morawa / Batas Kota – Tj.Selamat / Bts Kota – PP

93

Universitas Sumatera Utara


 110. Kolam Renang Morina – Klumpang / Bts Kota – PP
 123. Medan Permai / Bts Kota – Perum G.Martubung – PP
 136. T. Pinang Baris – Sei Rotan / Batas Kota – PP
 137. T. Morawa / Bts Kota – Tj Anom / Batas Kota – PP
 168. Jln. B. Katamso / Bts Kota – Belawan – PP

FA. Mekar Jaya

 116. Pasar V / Batas Kota – Terjun / Batas Kota – PP


 117. T. Pinang Baris - Belawan

KPUM

 01. T.Amplas – Menteng 7 – Menteng Raya – HM Joni – Gd.Arca – Halat


– Ismailiyah – SM Raja – Rahmadsyah – Sutomo – T. Sambu.
 03. Ikip / Pasar V – Desa Martoba / Batas Kota – PP
 04. Patumbak – UMA – PP
 05. SM.Raja – Mariendal – PP
 07. T. Amplas – Sisingamangaraja – Teladan-M.Joni – Arif Rahman
Hakim – Aksara – Letda Sujono / Batas Kota – PP
 08. B. Katamso / Bts Kota – Pancing Bw / Bts Kota – PP
 10. P. Simalingkar – Pd. Bulan – Pringgan- Lap. Merdeka- Pancing /
Batas Kota – PP
 13. Tuntungan / Bts Kota – Rs. Mina / UMA – PP
 14. Tembung – Tj. Selamat / Batas Kota – PP
 17. Jln. Karya Jasa / B. Kota – Belawan – PP
 18. Tj. Selamat / Bts Kota – P. Mandala PP
 20. Unimed – Aksara – T. Pinang Baris
 23. T. Pinang Baris – B. Katamso / Bts Kota – PP
 24. T. Amplas - SM Raja – Simpang Limu -Psr Peringgan – SUN Plaza –
Kampung Baru - T. Pinang Baris
 27. Metrologi – Marendal / Batas Kota – PP
 28. Letda Sujono / Bts Kota – Gabion – PP
 32 : Belawan – Petisah – Medan Plaza – Gatot Subroto – Pinang Baris.
 33. Tuntungan / Batas Kota – R Potong – PP
 35. Jln. Tb Sihombing / Bts Kota – T.Pinang Baris – PP
 37. Johor / Pasar V / Bts Kota – T.Belawan – PP
 38. Rs. Adam Malik – Desa Martoba / Bts Kota – PP
 39. T. P.Baris – Pertiwi / SMU XI / Bts Kota – PP
 40. Kelambir Lima / Bts Kota – Tj Gusta – Perumnas Helvetia – Kap.
Muslim- G.Subroto – Ayahanda – Pabrik Tenun – Sekip – G.Subroto –
Guru Patimpus – Putri Hijau – Putri Hijau 1 – Merak Jingga – M.Yamin –
Mandala By Pass – Garuda – P. Mandala – PP
 42. Johor – STM – S.Limun – Pasar VII
 45. Desa Simalingkar B – Letda Sujono / Bts Kota – PP

94

Universitas Sumatera Utara


 46. Tj. Selamat – Letda Sujono / Bts Kota – PP
 47. T. Pinang Baris – Letda Sujono / Bts Kota – PP
 50. T. Pinang Baris – Jermal XI / Bts Kota- PP
 51. T. Pinang Baris – Desa Jambu / Bts Kota – PP
 52. Padang Bulan – Titi Kuning – Pringgan – Pinang Baris
 54. Pasar VII Tj. M. Hilir – Tuntungan / Bts Kota – PP
 55. T. Amplas – Letda Sujono / Bts Kota – PP
 56. Tj. Selamat – Lau Dendang / Bts Kota – PP
 57. Tj. Selamat / Bts Kota – P. Mandala – PP
 59. P. Mandala – B. Katamso / Bts Kota – PP
 60. P. Simalingkar Martoba / Bts Kota – PP
 63. Perumnas Mandala – Olimpya – Petisah – Kampung Lalang
 64. T. Amplas – SM Raja -Juanda – Mongonsidi -Gatot Subroto -T.
Pinang Baris.
 65. Kelambuir V / Bts Kota – T. Pinang Baris – PP
 66. Simalingkar – Pd. Bulan - Belawan
 68. Kelambir V / Bts Kota – Petiwi / SMU XI – PP
 72. Simpang Bw / Bts Kota – T. Pinang Baris – PP
 81. P. Simalingkar – Tembung / Bts Kota – PP
 84. SMU XI Pertiwi – Tj. Selamat / Bts Kota – PP
 86. T. Pinang Baris / Sentis / Bts Kota – PP
 87. Denai Ujung Bts Kota – Belawan – PP
 90. Belawan – Delitua – PP
 91. Sentis Bw / Batas Kota – T. Amplas – PP
 92. Pasar V Johor – Jln.Tb Sihombing/Bts Kota – PP
 A97. KPUM Merah, Lb. Pakam – T.Amplas – SM. Raja – Titi kuning –
Asrama Haji – Jamin Ginting – Pancur Batu PP

PU. Gajah Mada

 96. Martubung – Tuntungan / Bts Kota – PP


 97. Pasar Petisah – Tj. Selamat Ujung / Bts Kota – PP
 98. T. Pinang Baris – Namo Gajah / Bts Kota – PP

Medan Raya Express.

 Tj Gusta – Sikambing – G.Subroto -Iskandar Muda- Gajah Mada –


S.Parman – Maulana Lubis – Balai Kota – Kantor Pos – Cirebon – SM
Raja – T. Amplas.

95

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai