OLEH
Segala puji bagi Allah Tri Tunggal atas segala kasih, berkat dan
penyertaanNya yang tetap menjadi pelita dalam setiap langkah umatNya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini teristimewa dipersembahkan
kepada Bapak J. Purba dan Alm. Ibu S. Br Kembaren tercinta serta adik dari
penulis yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan doa.
Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Karena itu dengan hati yang tulus penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis, SE,M.Soc.Sc, Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier Hasibuan, MP, selaku Dosen Pembimbing
saya yang telah memberikan bimbingan dan panduan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU, selaku Dosen Pembanding I saya
yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si, selaku Dosen Pembanding II saya
yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
ii
iii
iv
This study aimed to determine the effect of income, rates / fees, private
ownership of vehicles, travel time and convenience considerations of public
transportation to the selection mode of transportation in the city of Medan. The
object of this study is the community of Medan as the mode of transportation.
This research was conducted with a purposive sampling method. The data
used is primary data, obtained from a questionnaire distributed to respondents.
Halaman
vi
vii
viii
ix
Dengan adanya alat transportasi, sumber daya alam yang awalnya sulit dijangkau
menjadi mudah dijangkau hingga kemudian dapat diolah. Kamus Besar Bahasa
semakin cepat dan lancar. Selain itu,trasportasi akan menciptakan efisiensi oleh
karena waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan hasil produksi lebih singkat.
sesuatu dari tempat dimana hasil olahan tersebut kurang bermanfaat ke lokasi
dimana manfaatnya lebih besar atau dengan kata lain transportasi membantu
semakin tinggi juga produktivitas yang dihasilkan dari sebuah kegiatan ekonomi.
tingkat mobilitas yang tinggi, yang ditunjang oleh sarana dan prasarana
tinggi bukan hanya terjadi dalam satu wilayah, tetapi juga antar pulau dan bahkan
antar negara sehingga transportasi memiliki peranan yang sangat penting. Upaya
yaitu: 1) Sebagai alat modal, yakni mengangkut orang dari rumah ke tempat kerja
atau tempat berusaha. 2) Sebagai barang akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan jasa bagi pengangkutnya, oleh sebab itu diberikan sarana
baru akan muncul ketika ada kebutuhan-kebutuhan lain dibalik permintaan itu
Permintaan jasa transportasi akan terjadi apabila antara dua atau lebih tempat
tinggi sedangkan di tempat yang lain rendah. Apabila harga suatu barang di pasar
A rendah, sedangkan barang yang sama harganya lebih tinggi di pasar B, maka
akan terjadi arus dari barang tersebut, dari pasar A ke pasar B. karena perbedaan
harga maka keuntungan yang diperoleh dari pasar B akan lebih maksimal.
kendaraan seperti sepeda motor maupun mobil sebagai sarana transportasi pribadi.
transportasi lain seperti bus dan truk meningkat. Akibatnya, semakin hari jumlah
arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang menggunakan ruas-ruas jalan semakin
peningkatan ruas dan kualitas jalan. Hal ini menimbulkan masalah di bidang
transportasi, salah satunya adalah masalah kemacetan yang ditimbulkan oleh lalu
lintas
Tabel 1.1
Panjang Jalan (km) di Medan Menurut Kondisi Jalan dan
Penanggungjawab Tahun 2009 – 2013
Penanggungjawab
Kondisi Jalan
Negara Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah
1 2 3 4 5
1. Baik 170.70 35.20 2956.71 3162.61
2. Sedang 0.00 0.00 177.49 177.49
3. Rusak 0.00 0.00 113.80 113.80
4. Rusak Berat 0.00 0.00 38.69 38.69
5. Tidak terperinci 0.00 0.00 219.15 219.15
Jumlah
Kemacetan lalu lintas sudah menjadi masalah utama yang sering dihadapi
pribadi juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan untuk masalah lalu
penurunan kualitas lingkungan, seperti kualitas udara yang buruk akibat polusi
emisi gas buang kendaraan bermotor. Kemacetan merupakan masalah yang harus
dipecahkan bersama.
Saat ini kemacetan bukanlah hal baru di Kota Medan, bahkan lalu lintas
yang macet menjadi masalah sehari-hari bagi masyarakat Kota Medan, khususnya
membuat lalu-lintas di Kota Medan macet. Pada tahun 2009 jumlah sarana
transportasi jalan raya di Kota Medan berjumlah 2.708.511 kendaraan. Dari tahun
yang sangat signifikan nampak pada sepeda motor dengan rata-rata pertumbuhan
Tabel 1.2
Jumlah sarana angkutan (umum dan pribadi) di Kota Medan
Tahun 2004 - 2009
Mobil Mobil Sepeda
Tahun Penumpang gerobak Bus Motor Jumlah
2004 149.302 104,776 12,108 756,569 1,022,755
8.04 % 5.34 % 2.47 % 15.07 %
2005 164,314 112,001 12,406 883,406 1,172,127
14.02 % 6.89 % 2.46 % 16.76 % 15%
2006 175,198 116,184 12,619 985,745 1,289,746
6.62 % 3.73% 1.71 % 11.58 % 10%
2007 189,157 120,328 12,751 1,103,707 1,425,943
7.96% 3.56% 1.04% 11.96% 11%
2008 209.527 140.986 22.130 2.104.026 2.476.669
11.80% 17.20% 73.60% 90.60% 73.70%
2009 222.891 144.865 22.123 2.318.632 2.708.511
6.40% 2.80% (-7%) 10.20% 9.40%
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan 2010.
Untuk tahun 2015 diperkirakan jumlah kendaraan yang ada di Kota Medan
sudah menigkat dengan sangat pesat mencapai 6 juta unit. Artinya jumlah
kendaaraan bermotor jauh lebih banyak dari jumlah penduduk Kota Medan yang
berjumlah 2.135.516 jiwa. Dengan kata lain setiap rumah tangga memiliki paling
tidak satu kendaraan bermotor, dan yang mendominasi adalah sepeda motor.
Sepeda motor dapat diperoleh dengan cara kredit, dengan uang muka (down
payment) yang cukup rendah, dan cicilan dalam jangka yang lama sehingga
angkutan ini. Pemanfaatan moda angkutan sepeda motor secara membabi buta
kasus kecelakaan. Selama tahun 2013 terjadi 1375 kasus kecelakaan dan 261
Kota Medan, sehingga keberadaan transportasi publik bisa menjadi salah satu
alternatif pemecahan masalah kemacetan Kota Medan. Salah satu usaha yang
dilakukan pemerintah Kota Medan untuk mengurai kemacetan yang terjadi adalah
menambah jumlah bus yang beroperasi di Kota Medan dan daerah penunjang
pilihan menggunakan jenis moda transportasi mulai dari mobil penumpang (baik
milik pribadi ataupun transportasi publik), sepeda motor, kereta api, becak motor,
bus dan moda transportasi lainnya. Dalam memilih moda angkutan umum, ada
dua kelompok pelaku pergerakan atau perjalanan yaitu choise, yaitu kelompok
kendaraan pribadi. Sedangkan kelompok lain adalah captive, yaitu kelompok yang
tergantung pada angkutan umum untuk melakukan mobilitasnya. Hal inilah yang
membuat penulis tertarik untuk meneliti dan menuangkan dalam karya ilmiah
transportasi?
transportasi?
transpotasi?
ekonomi transportasi.
3. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi
seberang atau sebelah lain dan portare mengangkut atau membawa. Jadi
sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan demikian, transportasi
dapat diartikan sebagai usaha mengangkut atau membawa barang dan/ atau
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan
yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan
yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan
pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu
(thepromoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
bahwa transportasi merupakan pergerakan tingkah laku orang dalam ruang baik
dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang. Selain itu, menurut
prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu
bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di
Dengan melihat dua peran diatas, peran pertama sering digunakan oleh
dengan rencana. Misalnya, akan dikembangkan satu wilayah baru dimana pada
wilayah tidak akan ada peminatnya bila tidak tersedianya sistem transportasi.
aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat
barang.
dimana keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Tamin (1997:4) dalam Agus Imam Rifusua (2010) bahwa pertumbuhan
menjadi meningkat melebih kapasitas prasarana transportasi yang tersedia. Hal ini
10
ekonomi tersebut.
adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi
yang efektif memiliki arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas
yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan antar moda transportasi, tertib,
teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau
secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa
Rifusua (2010) tidak hanya terbatas pada terbatasnya prasarana transportasi yang
rendah, urbanisasi yang cepat, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas
dan kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya
lahan (land use), populasi penduduk dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah
11
daerah.
terbesar dan jarak yang terkecil. Dalam hal ini transportasi massal merupakan
lain,karena kajian transportasi cukup luas dan beragam serta memiliki kaitan
Imam Rifusua (2010) kajian transportasi akan melibatkan kajian multi moda,
multi disiplin, multi sektoral, dan multi masalah. Keempatnya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
satumoda transportasi. Hal ini karena obyek dasar dari masalah transportasi
ribuan pulau, sehingga pergerakan dari satu tempat ke tempat lain tidak akan
mungkin hanya melibatkan satu moda saja. Hal ini sesuai dengan konsep
12
integrasi antarmoda.
jasa, sampai dengan prasarana atau pun sarana transportasi itu sendiri. Adapun
4. Multi masalah, karena merupakan kajian multi moda, multi disiplin, danmulti
beragam dan mempunyai dimensi yang sangat luas pula, seperti masalah sosial,
iniseperti yang disampaikan oleh Wells (1975) dalam Agus Imam Rifusua (2010),
13
berikut:
transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk
pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah
perkotaan tersebut. Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran
dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan
pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana
penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada
14
menurut Black (1981) dalam Agus Imam Rifusua (2010) aksesibiltas merupakan
sebuah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna wilayah secara
mengenai cara lokasi berinteraksi satu sama lain dan “mudah” atau “susah”-nya
bahwa aksesibilitas dapat pula dinyatakan dengan jarak. Jika suatu tempat
berdekatan dengan tempat lain, maka dapat dikatakan memiliki aksesibilitas yang
tinggi, demikian sebaliknya. Jadi suatu wilayah yang berbeda pasti memiliki
sebuah ruang yang tidak merata. Akan tetapi sebuah lahan yang diperuntukan
untuk bandar udara memiliki lokasi yang tidak sembarangan, sehingga lokasinya
pun sangat jauh dari kota karena harus memperhatikan segi keamanan,
15
rendah karena lokasinya yang sangat jauh dari pusat kota, namun dapat diatasi
kecepatan tinggi. Artinya, saat ini ukuran aksesibilitas yang diukur berdasarkan
jarak sudah tidak lagi digunakan, namun dapat diukur berdasarkan waktu tempuh.
memiliki manfaat yang sangat besar dalam mengatasi permasalahan suatu kota
alat pengangkutan, seperti bus dan truk. Penghematan timbul karena bertambah
jenis kendaraanya dan kondisi sarananya. Dalam hal angkutan jalan raya,
penghematan tersebut dihitung untuk tiap jenis kendaraan per km, maupun
untuk jenis jalan tertentu serta dengan tingkat kecepatan tertentu. Biaya-biaya
b. Penggunaan pelumas;
c. Penggunaan ban;
16
dihitung dengan jumlah penumpang yang berpergian untuk satu usaha jasa
saja; dan dapat pula dihitung dengan tambahan waktu senggang atau produksi
yang timbul apabila semua penumpang dapat mencapai tempat tujuan dengan
lebih cepat. Adapun manfaat dari penghematan waktu tersebut dapat dihitung
barang yang cepat turun nilainya jika tidak segera sampai di pasar, seperti
waktu tempuh adalah biaya modal (modal atas modal kerja) sehubungan
3. Pengurangan kecelakaan
sarana transportasi pelayaran, jalan kereta api dan sebagainya telah dapat
17
kegiatan ekonomi suatu daerah. Besarnya manfaat ini sangat bergantung pada
produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi dengan nilai sarana produksi
dua daerah tersebut, maka akan terjadi pemerataan pendapatan dan prestise,
manfaat suatu proyek transportasidapat dibedakan menjadi tiga jenis traffic, yaitu:
yang dilayani sarana transportasi tersebut. Manfaat biaya ini dapat dihitung
melalui biaya operasi tanpa proyek transportasi dikurangi dengan biaya proyek.
yang mengalami penurunan harga suatu jasa tetap bersedia membeli walaupun
18
fasilitas lain jenis angkutan baru. Manfaat biaya ini dapat dikelompokan ke
a) Biaya operasi dari penggunaan jalan semua dikurangi biaya operasi dengan
jalan yang baru, sehingga biaya yang tetap menggunakan jalan semula menjadi
berkurang.
transportasi akan terjadi apabila antar dua atau lebih tempat terdapat perbedaan
kegunaan marjinal terhadap sesuatu barang, yang satu tinggi yang lain rendah.
Apabila arus air akan selalu terjadi dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah,
maka arus barang adalah terbalik, yaitu dari tempat yang kegunaan marjinal
terhadap sesuatu barang rendah ke tempat dimana kegunaan marjinal dari barang
tersebut tinggi.
19
Nasution (2008: 40) menjelaskan beberapa sifat khusus yang melekat pada
yang bersifat turunan, saduran atau dalam istilah ekonomi, lazim disebut
yang lain. Permintaan akan jasa angkutan baru akan timbul apabila ada hal-hal
sekolah atau untuk berbelanja, keinginan untuk menengok keluarga yang sakit,
dan sebagainya.
untuk digeser atau ditunda dan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi waktu yang
bahwa apabila pendapatan dari seseorang naik, maka orang tersebut akan
20
5. Jasa transportasi adalah jasa campuran (product mixed). Permintaan akan jasa
oleh keinginan untuk memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain,
pemilihan pemakai jasa angkutan (users) akan jenis jasa transportasi ini sangat
Barang-barang yang nilainya tinggi dipadu dengan volume yang tidak besar,
terutama mode baju baru (fashion goods), dan lain-lain, biasanya diangkut
volume yang besar, biasanya dibawa melalui laut, jalan raya dan jalan baja
(kereta api).
21
3. Tarif transportasi
untuk tujuan yang sama, seperti tarif angkutan untuk Jakarta-Surabaya yang
Apabila pendapatan penumpang naik, maka akan lebih banyak jasa transportasi
5. Kecepatan angkutan
Pemilihan ini sangat bergantung pada faktor waktu yang dipunyai oleh
atau memilih moda transpotasi yang cepat, jadi faktor kecepatan yang
penting untuk barang-barang yang lekas busuk/rusak atau untuk segera dapat
22
a. Frekuensi
b. Pelayanan baku
Suatu moda transportasi yang dapat memberikan pelayanan yang baku dan
c. Kenyamanan (comfortability)
perjalanannya. Kenyamanan dapat berupa adanya udara yang segar atau sejuk,
dan lain-lain. Kenyamanan dapat pula dijadikan suatu segmen pasar tersendiri
bagi suatu moda transportasi. Kepada mereka yang memberi nilai tinggi untuk
d. Ketepatan (realibility)
23
tibanya bahan mentah, agar pabrik dapat terus berproduksi dan menghindarkan
rusak dalam pengiriman yang dilakukan oleh suatu moda transportasi akan
berakibat fatal bagi perusahaan tersebut, karena perusahaan tersebut tidak akan
kecelakaan oleh suatu moda transportasi, akan berakibat fatal bagi pemilihan
angkutan dipengaruhi oleh harga jasa angkutan itu sendiri (P0) dan harga dari jasa-
jasa angkutan lainnya (P1, P2, ...., Pm)serta tingkat pendapatan (Y) dan lain-lain.
Dengan demikian, maka secara umum dapat dirumuskan fungsi permintaan jasa
angkutan sebagai:
mewakili harga atau tarif angkutan saja, tetapi meliputi pula kekuatan-kekuatan
lain yang ada dibalik harga itu, seperti biaya waktu, biaya kenyamanan, biaya
keselamatan, dan sebagainya. Quandt dan Baumol (1966) dalam Nasution (2008:
24
berikut:
banyak macam biaya, dan bukan sekedar biaya jasa angkutan saja. Namun
bahwa tarif jasa angkutan hanya mencerminkan imbalan balas jasa terhadap
angkutan terhadap harga/tarif yang dapat berlaku secara umum untuk semua
berikut:
a. Tujuan perjalanan (trip purpose), yaitu apakah leisure travel atau bussines
travel.
b. Cara pembayaran, yaitu bisa kredit atau tidak, tiket pergi-pulang dapat
c. Pertimbangan tenggang wakt, apakah waktu yang dipunyai banyak atau tidak.
25
2. Tingkat pendapatan
jasa transportasi, maka konsumen tersebut akan menjadi pelanggan yang setia.
Dengan kualitas pelayanan yang prima, akan dapat meningkat citra perusahaan
kepada pelanggannya.
shopping trip, social and recreation trip, dan bussines trip and school trip.
Perjalanan tersebut dapat dikelompokkan atas home based trip dan nonhome
based trip.
tempat kerja.
perjalanan ke CBD (Central Bussines District), ada di dalam CBD, ada yang
26
2.3 Permintaan
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu
bertambah dan jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan
Harga barang lain juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang, tetapi
barang dapat bersifat subtitusi dan bersifat komplementer. Suatu barang disebut
barang disebut barang bersifat komplementer bila kenaikan harga salah satu
sebaliknya.
27
tingkat pendapatan lebih tinggi maka permintaan akan lebih tinggi dan
sebaliknya permintaan akan lebih rendah pada tingkat pendapatan yang lebih
rendah. Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin
tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap
oleh berbagai faktor seperti harga barang, pendapatan dan lain-lain. Namun
memilih apa yang harus dibeli. Pilihan akhir individu tergantung pada
5. Jumlah Penduduk
banyak. Sebagai contoh, beras sebagai makanan pokok rakyat Indonesia maka
Bila harga suatu barang diperkirakan akan naik, akan lebih baik membeli
barang tersebut saat ini, sehingga orang cenderung membeli lebih banyak
7. Distribusi pendapatan
28
berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap barang
menurun.
Pada perekonomian modern, bujukan para penjual untuk membeli barang besar
permintaan maka dapat diketahui hubungan antara variabel tidak bebas dan
dalam bentuk:
29
variabel-variabel bebas. Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh
adalah jumlah barang yang rela dan mampu dibayar oleh pembeli. Jumlah
naiknya harga dan meningkat seiring turunnya harga. Hubungan antara harga dan
permintaan menyatakan bahwa jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu
barang meningkat, maka jumlah permintaan akan menurun, dan ketika harganya
ketika variabel lain berubah. Angka elastisitas adalah bilangan yang menunjukkan
berapa persen satu variabel tak bebas akan berubah, sebagai reaksi karena satu
variabel bebas berubah satu persen. Menurut Pyndick dan Rubenfeld (2005)
dalam Agus Imam Rifusua (2010), ada dua jenis elastisitas yaitu elastisitas
30
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
1. Elastisitas harga
kecil dari pada perubahan harga. Misalkan harga naik 20% menyebabkan
Permintaan suatu barang disebut elastis jika perubahan harga suatu barang
31
menanggapi sama sekali semua perubahan harga. Jadi berapa pun harga suatu
permintaan garam.
besarnya.
a. Tingkat subtitusi
b. Jumlah pemakai
Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin inelastis.
Elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi kita.
elastis.
32
2. Elastisitas Silang
3. Elastisitas Pendapatan
33
permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang
dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei antara 0
dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurious goods). Dan ada barang
saat pendapatan meningkat. Barang ini disebut barang inferior (inferior goods).
34
35
dependen. Untuk memperjelas penelitian ini, dapat dilihat dalam bentuk skema
berikut ini:
Pendapatan (X1)
Tarif/ongkos (X2)
Pertimbangan
kenyamanan angkutan
publik (X5)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
36
Kota Medan.
37
fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan
Tempat penelitian ini berada di Kota Medan dan dilaksanakan pada bulan
ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Alasan peneliti
pengertian atau salah tafsir terhadap istilah-istilah dalam judul penelitian. Tujuan
38
harus memasukkan proses atau operasional alat ukur yang akan digunakan untuk
kuantifikasi gejala atau variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, batasan
Kota Medan, meliputi taksi, angkutan kota, ojek, dan becak bermotor.
Variabel penelitian adalah subjek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
atau yang menjadi akibat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen
39
1. Pendapatan
Tingkat upah yang diterima masyarakat Kota Medan setiap bulannya sebagai
2. Tarif/ongkos
Tarif/ongkos yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang harus
4. Waktu perjalanan
40
mempunyai kualitas dan karaterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
random sampling, yaitu penelitian dilakukan dengan memilih orang yang benar-
benar sesuai dengan ciri-ciri atau kriteria khusus yang dimiliki oleh sampel
berikut:
1. Pengguna aktif moda transportasi publik (Angkutan Umum, Becak mesin, Go-
jek).
dimana,
n = jumlah sampel
N = Ukuran Populasi
e = margin of error, adalah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir.
41
Dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 100. Sehingga, jumlah sampel yang
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama maupun kelompok, yaitu
sebagai berikut:
42
program SPSS versi 19 . Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan
Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Netral = 3
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
43
Uji validitas dan uji reabilitas merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai
instrumen penelitian. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan
untuk menyatakan data itu valid (Sugioyono, 2005: 109). Untuk menguji validitas
butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif maka butir
Rumus:
{ }{ }
√{ }{ }
Dimana:
44
kali dengan waktu yang berbeda mempunyai hasil yang konsisten. Butir
sebagai berikut:
( )
Dimana:
Rank Spearman Test, yaitu sebuah ukuran hubungan antara dua variabel.
45
Pengujian hipotesis:
Dengan kriteria,
1. Apabila nilai ρ (rho) tabel > nilai ρ hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Apabila nilai ρ (rho) tabel < nilai ρ hitung, maka Ha diterima, dan Ho ditolak.
Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat derajat atau derajat keeratan
Tabel 3.1.
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
46
Surabaya. Kota Medan saat ini dipimpin oleh Dzulmi Eldin sebagai Walikota dan
Akhyar Nasution sebagai Wakil Walikota. Wilayah Kota Medan dibagi menjadi
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari
kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°
30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi
kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5
meter di atas permukaan laut. Secara administratif Kota Medan berbatasan dengan
Selat Malaka di sebelah Utara dan kabupaten Deli Serdang di sebelah Selatan,
Timur dan Barat. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat
Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan
perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri
dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota
47
diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar
dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2013, jumlah penduduk Kota
Medan mencapai 2.135.516 jiwa, yang terdiri atas 1.053.393 jiwa penduduk laki-
yang besar untuk mendukung mobilitas masyarakat Kota Medan. Kota Medan
1. Angkutan Kota
Angkutan kota atau lebih dikenal dengan sebutan Angkot atau Sudako.
Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak
kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada
duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan
penumpang di depannya.
Trayek pertama kali sudako adalah "Lin 01", (Lin sama dengan trayek)
yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl. Amaliun dan
48
lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti Toyota
Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra, dan Daihatsu Espass. Berdasarkan data
Dinas Perhubungan Kota Medan, jumlah angkot yang beroperasi di Kota Medan
motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak
biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya kemana pun
di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk
minibus (angkot) dan taksi. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di
belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk
harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda
atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Desain ini
mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di Perang Dunia
II. Data yang dihimpun dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan sedikitnya
ada 26.000 betor beroperasi di Kota Medan. Dari jumlah tersebut, sekitar 40%
betor yang memang berada di wilayah Medan. Sementara 60% lainnya adalah
betor dari luar kota seperti Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang.
angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta
49
Yogyakarta, Balikpapan dan Manado. Fitur dan layanan Go-Jek antara lain:
2. Transportasi (GO-RIDE)
4. Berbelanja (GO-MART)
6. Bersih-bersih (GO-CLEAN)
7. Kecantikan (GO-GLAM)
8. Pijat/refleksi (GO-MASSAGE)
50
penelitian, maka diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Responden (%)
(Orang)
1 Laki-Laki 34 34
2 Perempuan 66 66
Jumlah 100 100
Sumber: Hasil Olahan (2016)
Dari data diatas dapat dilihat bahwa yang lebih banyak menggunakan transportasi
penelitian, maka diperoleh data tentang pendidikan terakhir responden yang dapat
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Jumlah Persentase
Terakhir Responden (%)
(Orang)
1 SMA/Sederajat 59 59
2 Diploma 10 10
3 Sarjana 31 31
Jumlah 100 100
Sumber: Hasil Olahan (2016)
51
SMA/Sederajat.
penelitian, maka diperoleh data tentang pekerjaan responden yang dapat dilihat
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
Responden (%)
(Orang)
1 Mahasiswa 30 30
2 Bidan/Perawat 13 13
3 Wiraswasta 15 15
4 Pegawai Negeri 5 5
Sipil
5 Pegawai Swasta 8 8
6 Polisi 2 2
7 Buruh 7 7
8 Freelancer 9 9
9 Ibu Rumah Tangga 11 11
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Olahan (2016)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa yang lebih banyak menggunakan
transportasi umum masih sangat dibutuhkan oleh mereka apalagi mahasiswa yang
52
penelitian, maka diperoleh data tentang moda transportasi umum yang sering
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan
Moda Transportasi yang Sering Digunakan
No Moda Transportasi Jumlah Persentase
yang sering Responden (%)
digunakan (Orang)
1 Angkutan Kota 77 77
2 Becak Bermotor 15 15
3 Go-jek 8 8
Jumlah 100 100
Sumber: Hasi Olahan (2016)
Dari data diatas bisa dilihat bahwa Angkutan Kota masih menjadi pilihan utama
penelitian, maka diperoleh data tentang tujuan perjalanan responden yang dapat
53
didapat bahwa semua variabel yang diteliti menghasilkan korelasi lebih besar
daripada nilai r tabel pada α = 5 % dan N= 30 yakni 0,361 , yang memiliki arti
bahwa instrument tersebut dapat dikatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji
kereta api menghasilkan koefisien Alpha Cronbach’s ≥ 0,6 atau nilai r hitungnya
lebih kecil dari nilai r tabel (r hitung 0,894). Hal ini menunjukkan bahwa
pengukuran terhadap variabel penelitian ini telah reliabel dan dapat memberikan
yang sama.
54
dilakukan dengan analisis deskriptif persentase. Berikut ini disajikan hasil analisis
Tabel 4.6
Variabel Pemilihan Moda Transportasi (Y)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Dari segi jumlah, moda transportasi publik di Kota Medan sudah cukup untuk
menunjang mobilitas masyarakat.
Sangat Setuju 23 23
Setuju 76 76
Netral 1 1
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
2 Moda transportasi publik di Kota Medan mudah untuk diakses.
Sangat Setuju 8 8
Setuju 66 66
Netral 17 17
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju - -
3 Moda transportasi publik di Kota Medan mampu mencapai jarak yang jauh.
Sangat Setuju 6 6
Setuju 63 63
Netral 26 26
Tidak Setuju 5 5
Sangat Tidak Setuju - -
4 Dengan menggunakan transportasi publik, sebenarnya kemacetan di Kota Medan
bisa diurai.
Sangat Setuju 29 29
55
Dari pertanyaan yang terkait variabel pemilihan moda transportasi di Kota Medan
publik baik itu angkutan kota, becak mesin maupun gojek untuk menunjang
mobilitas masyarakat.
menjawab setuju bahwa moda transportasi di Kota Medan mudah untuk diakses.
Namun, ada 9% responden yang tidak setuju dengan hal tersebut karena merasa
mencapai jarak yang jauh. Akan tetapi ada 5% responden menjawab tidak setuju
bahwa moda transportasi di Kota Medan mampu mecapai jarak yang jauh.
56
maka kemacetan di Kota Medan dapat diurai. Akan tetapi ada juga kecenderungan
transportasi umum maka kemacetan di Kota Medan dapat diurai. Hal ini terlihat
57
Tabel 4.7
Variabel Pendapatan Masyarakat Kota Medan (X1)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Berapa pendapatan / penghasilan anda per bulan?
< 1.000.000 37 37
1.000.000 – 2.000.000 26 26
2.000.000 – 3.000.000 19 19
3.000.000 – 4.000.000 14 14
> 4.000.000 4 4
2 Apakah anda menggunakan moda transportasi publik karena alasan
penghasilan?
Sangat Setuju 14 14
Setuju 57 57
Netral 20 20
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju - -
3 Moda transportasi publik di Kota Medan dapat dijangkau oleh setiap
lapisan ekonomi masyarakat.
Sangat Setuju 23 23
Setuju 57 57
Netral 15 15
Tidak Setuju 5 5
Sangat Tidak Setuju - -
4 Dengan menggunakan moda transportasi publik dapat mengurangi biaya
perjalanan.
Sangat Setuju 18 18
Setuju 36 36
Netral 32 32
Tidak Setuju 14 14
Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Hasil Olahan (2016)
>4.000.000. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa kebanyakan pengguna moda
58
Medan.
sebanyak 57% menjawab setuju, sebanyak 20% menjawab netral, dan sebanyak
sebanyak 57% menjawab setuju, sebanyak 15% menjawab netral dan sebanyak
menengah kebawah.
sebanyak 36% responden menjawab setuju, sebanyak 32% menajwab netral, dan
sebanyak 14% mejawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan masyarakat merasa
lebih hemat apabila menggunakan transporasi umum. Akan tetapi ada 14%
pengeluaran mereka sedikit lebih banyak terlebih bagi pengguna becak mesin.
59
Tabel 4.8
Variabel Tarif/Ongkos Moda Transportasi di Kota Medan (X2)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Tarif / ongkos moda transportasi publik sangat murah.
Sangat Setuju 3 3
Setuju 46 46
Netral 35 35
Tidak Setuju 16 16
Sangat Tidak Setuju - -
2 Tarif / ongkos moda transportasi publik sesuai dengan fasilitas dan
pelayanan yang diberikan.
Sangat Setuju 3 3
Setuju 42 42
Netral 28 28
Tidak Setuju 25 25
Sangat Tidak Setuju 2 2
3 Saya lebih memilih moda transportasi publik karena ongkosnya lebih
murah.
Sangat Setuju 1 1
Setuju 65 65
Netral 30 30
Tidak Setuju 2 2
Sangat Tidak Setuju 2 2
4 Perbandingan antara tarif / ongkos dan jarak yang ditempuh sudah sesuai.
Sangat Setuju 5 5
Setuju 55 55
Netral 30 30
Tidak Setuju 8 8
Sangat Tidak Setuju 2 2
Sumber: Hasil Olahan (2016)
Dari pertantaan terkait tarif/ongkos moda transportasi dio Kota Medan maka dapat
ditarik kesimpulan:
60
yang ditentukan agak mahal, apalagi jika menggunakan becak mesin, yang
tarifnya ditentukan berdasarkan jarak yang ditempuh. Semakin jauh tujuan makan
netral, sebanyak 25% menjawab tidak setuju, dan 2% menjawab sangat tidak
tidak menyadari bahwa fasilitas yang bisa disediakan angkutan kota, becak mesin
dan Go-Jek tidak seberapa, sehingga masyarakat merasa tarif yang dipatok dan
fasilitas yang disediakan sudah sesuai. Namun terdapat juga mayarakat yang
merasa fasilitas yang seharusnya disediakan bisa lebih, bisa kita lihat dari 25%
yang menjawab tidak setuju dan 2% yang menjawab sangat tidak setuju.
umum seperti angkot, becak mesin dan Go-Jek karena tarif yang lebih murah.
Apalagi jika dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti taksi yang
61
dikeluarkan sudah sesuai dengan jarak yang akan mereka tempuh. Untuk angkot
tarif yang dipatok sebasar Rp 5.000 per estafet (10 km), untuk becak dibutuhkan
kemampuan tawar menawar untuk mendapat harga yang murah meskipun jarak
yang jauh dan untuk Go-Jek tarif yang dipatok sabesar Rp 3.000 per kilometer.
Tabel 4.9
Variabel Kepemilikan Kendaraan Pribadi (X3)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Saya memilih moda transportasi publik karena tidak memiliki kendaraan
pribadi.
Sangat Setuju 43 43
Setuju 46 46
Netral 2 2
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju - -
2 Saat ini memiliki kendaraan pribadi bukan kebutuhan utama saya.
Sangat Setuju 20 20
Setuju 39 39
Netral 25 25
Tidak Setuju 16 16
Sangat Tidak Setuju - -
3 Saat ini pendapatan saya tidak / belum cukup untuk membeli kendaraan
pribadi.
Sangat Setuju 31 31
Setuju 62 62
Netral 6 6
Tidak Setuju 1 1
Sangat Tidak Setuju - -
4 Saya menggunakan transportasi publik karena transportasi publik
merupakan satu-satunya akses yang saya miliki dalam mencapai tempat
tujuan.
Sangat Setuju 17 17
Setuju 35 35
Netral 31 31
Tidak Setuju 17 17
Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Hasil Olahan (2016)
62
kesimpulan:
menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab sangat setuju dan setuju
kendaraan pribadi.
menjawab tidak setuju. Kebanyakan responden menjawab sangat setuju dan setuju
pendapatan yang mereka dapat belum cukup untuk membeli kendaraan pribadi
punya untuk mencapai tempat tujuan. Akan tetapi ada juga msayarakat yang tidak
63
bisa menggunakan moda lain untuk mencapai kampus baik itu berjalan kaki
Tabel 4.10
Variabel Waktu Perjalanan (X4)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Saya akan memilih moda transportasi yang menghantarkan saya ke tempat
tujuan dengan cepat.
Sangat Setuju 43 43
Setuju 53 53
Netral 1 1
Tidak Setuju 3 3
Sangat Tidak Setuju - -
2 Dengan menggunakan transportasi publik maka saya akan lebih cepat
sampai tujuan.
Sangat Setuju 1 1
Setuju 38 38
Netral 41 41
Tidak Setuju 20 20
Sangat Tidak Setuju - -
3 Saya tidak suka dengan kemacetan karena akan membuat perjalanan saya
memakan waktu yang lama.
Sangat Setuju 52 52
Setuju 48 48
Netral - -
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
4 Saya merasa waktu perjalanan saya sesuai dengan jarak yang ditempuh.
Sangat Setuju 8 8
Setuju 33 33
Netral 31 31
Tidak Setuju 28 28
Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Hasil Olahan (2016)
64
menjawab setuju, sebanyak 41% menjawab netral dan sebanyak 20% responden
transportasi umum maka mereka akan cepat sampai. Tentu hal ini dipengaruhi hal
lain seperti supir yang ngetem atau kondisi jalan yang sedang macet.
sebanyak 48% menjawab setuju. Dari data yang diperoleh maka bisa dilihat
bahwa seluruh responden tidak ada yang suka dengan kemacetan karena akan
waktu perjalanan mereka sesuai dengan jarak tempat tujuan mereka. Tetapi tidak
sedikit juga yang merasa tidak setuju dengan waktu perjalanan mereka.
65
Tabel 4.11
Variabel Kenyamanan Moda Transportasi (X5)
Kinerja
No Atribut
Jumlah (Orang) Persentase(%)
1 Fasilitas moda transportasi publik kurang memadai (misal: halte, terminal,
pangkalan, dll).
Sangat Setuju 51 51
Setuju 47 47
Netral 2 2
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
2 Kondisi moda transportasi publik yang saya gunakan tidak bersih
Sangat Setuju 26 26
Setuju 54 54
Netral 11 11
Tidak Setuju 9 9
Sangat Tidak Setuju - -
3 Moda transportasi publik yang saya gunakan masih layak jalan.
Sangat Setuju 2 2
Setuju 53 53
Netral 27 27
Tidak Setuju 18 18
Sangat Tidak Setuju - -
4 Saya merasa lebih aman ketika menggunakan transportasi publik
Sangat Setuju 11 11
Setuju 22 22
Netral 41 41
Tidak Setuju 25 25
Sangat Tidak Setuju 1 1
Sumber: Hasil Olahan (2016)
kesimpulan:
menjawab setuju, dan sebanyak 2 % menjawab netral. Dari data bisa kita lihat
masih kurang memadai. Halte yang tersedia tidak banyak, kalaupun ada
66
Kondisi terminal yang ada di Kota Medan pun tersesan kotor dan kumuh.
transportasi yang mereka gunakan masih layak jalan. Akan tetapi ada juga
responden yang merasa moda yang mereka gunakan justru sudah tidak layak jalan
dan beroperasi lagi. Hal ini memang disebabkan tidak sedikit moda transportasi
yang berusia diatas 10 tahun bahkan lebih, sehingga sering juga mengalami
mogok.
Kota Medan. Kasus kriminal juga kerap terjadi ketika menggunakan moda
transportasi publik, bahkan supir yang ugal-ugalan juga mengurangi rasa aman
masyarakat.
67
angkutan publik.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
uji kolerasi Rank Spearman karena adata yang diperoleh adalah berupa data
ordinal yang diperoleh dengan pembagian kuisioner dengan jenis skala Likert. Uji
koefisien kolerasi ini di maksudkan untuk menguji hubungan dari variabel Y dan
X.
transportasi.
68
Correlations
PEMILIHAN PENDAPATAN
**
Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,448
N 100 100
**
PENDAPATAN Correlation Coefficient ,448 1,000
N 100 100
dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,000 pada tingkat
1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,448 > nilai kritis tabel sebesar 0,197.
ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,448 yang termasuk dalam kategori
sedang (0,40-0,599).
69
Transpotasi
transportasi.
Korelasi antara tarif / ongkos terhadap pemilihan moda transportasi dapat dilihat
Correlations
PEMILIHAN TARIF
N 100 100
N 100 100
dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,113 pada tingkat
1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
70
1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,160 < nilai kritis tabel sebesar 0,197.
nilai korelasi sebesar 0,160 dimana koefisien korelasi ini lebih kecil dari nilai
kritis tabel rho spearman sebesar 0,197. Dimana meskipun terjadi kenaikan tarif /
Medan.
moda transportasi.
71
transportasi dapat dilihat melalui hasil olahan menggunakan aplikasi SPSS berikut
ini:
Correlations
PEMILIHAN KENDARAAN
**
Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,266
N 100 100
**
KENDARAAN Correlation Coefficient ,266 1,000
N 100 100
dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,008 pada tingkat
1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,266 > nilai kritis tabel sebesar 0,197.
dengan nilai korelasi sebesar 0,266 yang termasuk dalam kategori rendah (0,20-
72
Transpotasi
transportasi.
transportasi.
Correlations
PEMILIHAN WAKTU
**
Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,380
N 100 100
**
WAKTU Correlation Coefficient ,380 1,000
N 100 100
dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,000 pada tingkat
1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
73
1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,380 > nilai kritis tabel sebesar 0,197.
nilai korelasi sebesar 0,380 yang termasuk dalam kategori rendah (0,20-0,399).
transportasi.
74
PEMILIHAN KENYAMANAN
**
Spearman's rho PEMILIHAN Correlation Coefficient 1,000 ,358
N 100 100
**
KENYAMANAN Correlation Coefficient ,358 1,000
N 100 100
dengan tingkat signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,000 pada tingkat
1. Jika nilai koefisien korelasi > nilai kritis tabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,358 > nilai kritis tabel sebesar 0,197.
nilai korelasi sebesar 0,358 yang termasuk dalam kategori rendah (0,20-0,399).
Dari hasil penelitian tersebut penulis dapat melihat bahwa faktor paling
75
76
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pendapatan, tarif/ongkos,
Medan.
77
juga agar tidak menaikkan ongkos secara sepihak hanya dengan alasan
BBM naik.
jumlahnya.
78
79
http://infoblogterkini.blogspot.co.id/2015/12/rute-angkutan-umum-di-kotamedan-
sumatera-utara.html. Diakses 7 oktober 2016, pukul 21.03
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan
medankota.bps.go.id
Sindo News.com “Medan Dikepung Betor” diakses 8 oktober 2016, pukul 16.23
www.pemkomedan.go.id diakses 8 oktober 2016, pukul 15.34
80
KUESIONER PENELITIAN
Saya Ricky Isha Kristian Purba, adalah mahasiswa jurusan S-1 Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Saya
sedang melakukan penelitian mengenai judul diatas dalam rangka menyelesaikan
studi di Universitas Sumatera Utara. Survei ini merupakan media untuk
mendapatkan informasi dari masyarakat Kota Medan. Untuk itu saya mohon
kesediaan Bapak/ Ibu, Saudara/ Saudari untuk mengisi daftar kuesioner yang
diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti
dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.
A. Identitas Responden
1. Nama : ______________________________________________________________
2. Alamat : _____________________________________________________________
____________________________________________________________________
3. Jenis Kelamin: □ Laki-laki / □ Perempuan
4. Usia: Tahun
5. Pendidikan Terakhir: □ SD / □ SMP / □ SMA / □ Diploma / □ Sarjana
6. Berapa pendapatan / penghasilan anda perbulan:
□ < 1.000.000 □ 3.000.000 - 4.000.000
□ 1.000.000 - 2.000.000 □ > 4.000.000
□ 2.000.000 - 3.000.000
7. Pekerjaan: ___________________________________________________________
8. Moda transportasi publik yang paling sering anda gunakan: (pilih satu)
□ Angkutan Kota □ Becak Bermotor □ Gojek
9. Tujuan perjalanan: (mis: Bekerja, Belanja, dll)
____________________________________________________________________
81
B. Daftar Pertanyaan
I. Variabel Pemilihan Moda Transportasi (Y)
Pilihan
No Pertanyaan/ Pernyataan
SS ST NT TS STS
1. Dari segi jumlah, moda transportasi publik di Kota
Medan sudah cukup untuk menunjang mobilitas
masyarakat.
2. Moda transportasi publik di Kota Medan mudah
untuk diakses.
3. Moda transportasi publik di Kota Medan mampu
mencapai jarak yang jauh.
4. Dengan menggunakan transportasi publik,
sebenarnya kemacetan di Kota Medan bisa diurai.
82
Pilihan
No Pertanyaan/ Pernyataan
SS ST NT TS STS
1. Apakah anda menggunakan moda transportasi publik
karena alasan penghasilan?
2. Moda transportasi publik di Kota Medan dapat
dijangkau oleh setiap lapisan ekonomi masyarakat.
3. Dengan menggunakan moda transportasi publik
dapat mengurangi biaya perjalanan.
83
84
85
40 Fibriyanti Pasaribu 16 12 14 11 15 13
41 Agustina Ricky 18 18 14 20 14 18
42 Tirta Ginting 14 11 15 16 15 16
43 Dewi Pratiwi 12 11 6 10 10 10
44 Molana Bangun 18 15 17 19 19 19
45 Briptu Dwi Siahaan 19 17 16 19 18 19
46 Bripka M. Lubis 17 13 15 14 14 14
47 Muhammad Iqbal 18 18 16 20 16 18
48 Nina Ginting 17 18 11 16 12 16
49 Kristina Sinaga 17 18 12 14 12 16
50 Boy Barus 17 19 16 16 17 17
51 Revi Tarigan 16 17 14 20 16 18
52 Ayu 14 11 11 16 14 16
53 Nina Wulandari 16 11 5 8 10 12
54 Melisa Ginting 17 19 14 19 20 18
55 Andre Girsang 17 19 17 19 19 18
56 Arman Sinaga S. E. 16 13 13 16 18 18
57 Wilda Nanda P 16 17 14 20 16 18
58 Suci 14 18 11 16 12 17
59 Vivi saragih 16 18 14 14 12 17
60 Melva Simanungkalit 14 19 14 16 16 16
61 Yoan Siregar 17 20 14 16 16 18
62 K. Br Purba 14 14 12 14 12 16
63 Endra 15 14 13 16 16 18
64 Muhammad Irsyad 14 15 16 14 17 14
65 Irene Harefa 16 16 15 16 16 13
66 Rizal Kaban 14 13 10 12 12 13
67 Kristina Nababan 11 15 15 18 14 12
68 Martha 15 14 14 15 15 14
69 Natalia Sihombing 14 15 16 18 14 17
70 Sidiq 13 13 15 12 16 12
71 Renata Tarigan 17 16 12 13 17 16
72 K. Karo-Karo 16 15 15 17 16 14
73 S. Sembiring 14 13 14 15 12 13
74 Rangga T P 18 11 13 14 17 13
75 Parmin 16 16 15 15 17 17
76 Agus Suherman 11 15 15 16 13 13
77 Lolya T 12 16 12 16 13 11
78 Kristanti S 16 16 12 16 13 12
79 Sofi Marbun 15 17 16 18 16 12
80 E. Gulo 15 11 14 16 15 13
86
81 Dina 13 13 15 15 14 12
82 Melda 17 19 14 20 17 16
83 Andreas 16 14 16 16 18 14
84 Karlina 14 14 13 11 15 16
85 Friska Andriani 16 15 14 17 16 17
86 Fitriana 18 18 15 17 17 15
87 Iswandi 17 17 14 12 13 15
88 Imam 13 13 15 12 17 16
89 Dini Fithriani 14 14 13 16 15 15
90 Maya Pristiani 16 15 16 14 17 15
91 Nova Ginting 15 14 11 16 13 13
92 Sahrul Yoga 16 15 15 16 15 16
93 Moh. Rizky 17 12 14 13 13 13
94 Wagiman 14 13 10 12 12 13
95 Redi 11 15 15 18 14 12
96 Suwarni 15 14 14 15 15 14
97 Fauziah 14 15 16 18 14 17
98 Yosefin 13 13 15 12 16 12
99 H. Marbun 17 16 12 13 17 16
100 Yono 15 17 16 17 16 15
87
1. Uji Validitas
Item-Total Statistics
88
N %
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,894 24
Nilai r pada tabel α = 5% adalah 0,7.
89
90
91
92
P.T.U. Morina
93
KPUM
94
95