Anda di halaman 1dari 58

PENANGANAN KETERLAMBATAN PENERBANGAN SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PT. CITILINK INDONESIA DI


BANDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

KERTAS KARYA

OLEH:

REKALIA C. ZEBUA
142204047

PROGRAM STUDI D-III PERJALANAN WISATA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Perkembangan dan kemajuan teknologi dalam bidang transportasi, terutama pada


bidang transportasi udara kini sangatlah pesat, contohnya adalah maskapai Citilink
Indonesia. Di dalam dunia penerbangan masalah yang sering kali terjadi adalah
keterlambatan penerbangan. Ketika keterlambatan terjadi, banyak penumpang tidak
mengetahui tentang hak yang seharusnya mereka dapatkan dan pihak penyedia jasa
penerbangan tidak melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tindakan dan tanggung jawab PT. Citilink Indonesia,
untuk mengetahui hak kompensasi atau ganti rugi yang seharusnya didapatkan
penumpang ketika keterlambatan penerbangan terjadi dan mengetahui tindakan
kebijakan yang diberikan pihak PT. Citilink Indonesia. Metode pengambilan data
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan staff / pegawai PT.
Citilink Indonesia. Hasil penelitian karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui
tindakan dan tanggung jawab PT. Citilink Indonesia, mengetahui hak kompensasi
atau ganti rugi yang seharusnya di dapatkan penumpang ketika keterlambatan
penerbangan terjadi dan untuk mengetahui kebijakan yang diberikan pihak maskapai
Citilink.

Keyword : keterlambatan penerbangan, penumpang, kepuasan.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penanganan Keterlambatan

Penerbangan Sebagai Upaya Peningkatan Kepuasan Pelanggan PT. Citilink

Indonesia di Bandara Internasional Kualanamu” ini tepat pada waktunya, dimana

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III Pariwisata Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis sadar akan keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan penulis sehingga pembaca akan menemui banyak

kekurangan, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si., Ph.D selaku Ketua Program Studi D-III

Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Sugeng Parmono, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

iv

Universitas Sumatera Utara


4. Seluruh dosen pengajar dan staff pegawai D-III Pariwisata Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Teristimewa kepada kedua Orang Tua tercinta, Papa Jeffri Usdekia Zebua dan

Mama Loina Frida yang tidak pernah menyerah dan selalu memberikan yang

terbaik kepada penulis, kakak tersayang Nellyandries Zebua dan adik Ricky

Zebua, yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada penulis.

6. Terimakasih kepada Pimpinan dan seluruh staff PT. Citilink Indonesia,

terkhusus di Bandara Internasional Kualanamu, teristimewa kepada Ibu Titin,

Bang Said, Bang Satria, Bang Bimo, Bang Zoel dan Kak Tora yang telah

memberikan penulis banyak pengalaman baru selama menjalani Praktek Kerja

Lapngan (PKL).

7. Terimakasih untuk yang terkasih Arif Anugerah Sendroro Zebua yang sudah

selalu mendukung, menghibur dan memberi banyak perhatian kepada penulis.

8. Terimakasih banyak juga untuk teman-teman Conect Group USU, yang sudah

mau selalu mendukung, menguatkan dan mendoakan penulis.

9. Terimakasih yang sedalam-dalamnya untuk teman-teman tersayang dan

seperjuangan Mira, Olga, Novika, Lenny, Melly, Guntur, Jeffri, dan seluruh

Mahasiswa/I DIII Pariwisata stambuk 2014 yang sudah selalu menghibur,

menemani dan membantu penulis.

Kiranya Tuhan melimpahkan rahmatNya kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalammenyelesaikan Tugas Akhir ini. Harapan penulis

semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca serta semua pihak

iii

Universitas Sumatera Utara


yang memerlukan, serta dapat memotivasi kita untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan sebagai bekal dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2017

Penulis

Rekalia C. Zebua
142204047

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Batasan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penulisan..................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penulisan................................................................................... 4

1.6 Metode Penelitian ................................................................................... 4

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 5

BAB II : URAIAN TEORITIS .................................................................................. 7

2.1 Pengertian Pelayanan .............................................................................. 7

2.2 Pengertian Kepuasan Konsumen ............................................................ 9

2.3 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen .................... 10

2.4 Pengertian Perusahaan Penerbangan ...................................................... 12

Universitas Sumatera Utara


Halaman

2.5 Tanggung Jawab Angkutan Udara ........................................................... 15

2.6 Pengertian Penumpang............................................................................. 16

2.6.1 Jenis-jenis Penumpang ........................................................... 17

2.6.2 Penumpang berdasarkan Reservasinya .................................. 19

2.7 Defenisi Keterlambatan Penerbangan ...................................................... 20

2.8 Jenis-Jenis Keterlambatan Penerbangan .................................................. 20

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG PT. CITILINK INDONESIA ................. 23

3.1 Sejarah Singkat PT. Citilink Indonesia ................................................... 23

3.2 Profil PT. Citilink Indonesia ................................................................... 25

3.3 Visi dan Misi Perusahaan PT. Citilink Indonesia ................................... 26

3.3.1 Visi Perusahaan ................................................................... 26

3.3.2 Misi Perusahaan ................................................................... 26

3.4 Jenis Armada yang Digunakan PT. Citilink Indonesia ........................... 27

3.5 Ketentuan Pengangkutan Bagasi ............................................................ 28

3.6 Rute Penerbangan PT. Citilink Indonesia ............................................... 30

3.7 Struktur Organisasi PT. Citilink Indonesia ............................................. 32

BAB IV : PEMBAHASAN ........................................................................................ 37

4.1 Tindakan PT. Citilink Indonesia dalam Penanganan Keterlambatan

Penerbangan ............................................................................................ 37

Universitas Sumatera Utara


Halaman

4.2 Konpensasi atau Ganti Rugi yang Diberikan Angkutan Udara sebagai

Bentuk Upaya dan Tanggung Jawab Penanganan Keterlambatan

Penerbangan ............................................................................................ 38

4.3 Kebijakan PT. Citilink Indonesia dalam Menangani Keterlambatan

Penerbangan ............................................................................................ 39

BAB V : PENUTUP ................................................................................................... 41

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 42

5.2 Saran ....................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Logo PT. Citilink Indonesia...............................................................24

Gambar 3.2. Jenis Armada Citilink Indonesia Airbus A320................................25

Gambar 3.3. Uraian Kapasitas Armada Citilink Indonesia..................................26

Gambar 3.4. Struktur Organisasi PT. Citilink Indonesia.....................................32

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah

Perkembangan dan kemajuan dalam dunia pariwisata kini sangat pesat, dan

tentunya semua itu tidak bisa lepas dari peran transportasi sebagai salah satu elemen

penting dalam kegiatan pariwisata.Transportasi dapat dikelompokkan menjadi

beberapa kategori yaitu transportasi darat, udara dan transportasi laut.Salah satu

transportasi yang paling berkembang di Indonesia sekarang ini adalah transportasi

udara.

Perkembangan dan kemajuan teknologi di era globalisasi yang semakin maju

dalam dunia penerbangan membuat banyak orang lebih memilih angkutan

udara.Angkutan udara tidak hanya mengangkut orang atau penumpang saja, tetapi juga

mengangkut barang untuk di kirimkan dari suatu daerah menuju daerah tujuan.Dilihat

dari teknologi canggih yang memungkinkan pengaksesan data yang akurat, waktu

yang cepat, serta jaminan keselamatan dan keamanan yang optimal membuat

angkutan udaramenjadi alternatif yang banyak dipilih oleh masyarakat luas.Dengan

demikian industri transportasi udara sering digambarkan sebagai sesuatu yang

dinamis dan menarik.Perkembangan transportasi udara dapat dibuktikan dengan

banyaknya perusahaan maskapai penerbangan baik maskapai yang dikelola oleh pihak

swasta maupun pemerintah yang biasa disebut dengan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN).Adapun perusahaan maskapai penerbangan yang melayani jasa

penerbangan diantaranya Garuda Indonesia, Nam Air, Citilink, Lion Air, Wings Air,

Universitas Sumatera Utara


2

Kal Star, Air Asia, Batik Air, Sriwijaya Air dan lain-lain. Industri pariwisata sangat

dipengaruhi oleh pertumbuhan pasar yang banyak ditentukan oleh kebutuhan manusia

yang semakin meningkat sebagai pengguna jasa dan gaya hidup yang menjadikan

waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga.

PT. Citilink Indonesia merupakan maskapai penerbangan anak perusahaan

PT. Garuda Indonesia yang berdiri tahun 2001 dan difungsikan sebagai alternatif

penerbangan murah di Indonesia.Dalam dunia penerbangan semua tidaklah berjalan

mulus tanpa kendala, yang membuat pengguna jasa dan penyedia jasa angkutan udara

terkadang mendapat rugi. Beberapa masalah yang paling umum terjadi adalah

keterlambatan penerbangan atau penundaan penerbangan dari jadwal yang telah

ditentukan sebelumnya (delay), pembatalan keberangkatan (cancel), pelayanan yang

diberikan dan kurang memuaskan, dan lain sebagainya.

Namun yang jadi permasalahan besar kini adalah dimana ketika keterlambatan

penerbangan terjadi, sering kali maskapai penerbangan sebagai pihak penyedia jasa

penerbangan tidak memberikan / melakukan tanggung jawabnya kepada penumpang

dalam menangani keterlambatan penerbangan yang terjadi dan banyak penumpang

tidak mengetahui tentang hak yang seharusnya mereka dapatkan ketika keterlambatan

penerbangan terjadi. Dengan demikian dari permasalah tersebutmembuat konsumen

sebagai pengguna jasa angkutan udara merasa tidak puas dengan pelayanan yang

diberikan.Kepuasaan konsumen sangatlah mempengaruhi kualitas dan citra

perusahaan penyedia jasa penerbangan tersebut di mata para konsumen.

Universitas Sumatera Utara


3

1.2 Batasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini penulis membatasi masalah pada tanggung

jawab perusahaan penerbangan dalam penanganan terhadap penumpang yang

mengalami keterlambatan penerbangan.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan kertas kaya ini adalah:

1. Bagaimana tindakan PT. Citilink Indonesia dalam menangani penumpang yang

mengalami keterlambatan penerbangan?

2. Bagaimana bentuk tanggung jawab PT. Citilink Indonesia dalam memberikan

kompensasi atau ganti rugi sesuai kategori keterlambatan bagi penumpang yang

mengalami keterlambatan penerbangan?

3. Apa kebijakan yang diambil pihak PT. Citilink Indonesia untuk menangani

keterlambatan penerbangan?

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa saja tindakan PT. Citilink Indonesia dalam menangani

keterlambatan penerbangan sebagai upaya peningkatan kepuasan pelanggan.

2. Untuk mengetahui hak kompensasi atau ganti rugi yang seharusnya di dapatkan

oleh penumpang PT. Citilink Indonesia ketika keterlambatan penerbangan

terjadi.

3. Untuk mengetahui apa saja kebijakan yang dilakukan oleh pihak PT. Citilink

Indonesia dalam menangani keterlambatan penerbangan.

Universitas Sumatera Utara


4

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk memberikan kontribusi pengetahuan serta wawasan bagi penulis dan

pembaca tentang bagaimana perlindungan hukum terhadap pengguna jasa

penerbangan atas terjadinya keterlambatan penerbangan.

2. Untuk mengetahui tentang hak-hak yang seharusnya didapatkan para penumpang

ketika delay atau cancel terjadi.

3. Untuk pedoman kepada pihak maskapai sebagai penyedia jasa penerbangan

bertanggung jawab dan tidak menelantarkan penumpang ketika delay atau cancel

terjadi.

1.5 Metode Penelitian

Adapun metode yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian lapangan (Field Research)

Data diperoleh langsung dari lapangan melalui dua cara:

1. Observasi (Pengamatan)

Kegiatan penelitian yang dilakukan melalui pengalaman langsung selama

PKL (praktek kerja lapangan) dengan ikut serta dalam kegiatan di maskapai

Citilink Indonesia, sehingga penulis mengetahui dalam penanganan

keterlambatan penerbangan.

Universitas Sumatera Utara


5

2. Interview (Wawancara)

Penelitian yang dilakukan dengan melakukan tanya-jawab dengan pihak

menejemen dan karyawan PT. Citilink Indonesia tentang masalah

keterlambatan penerbangan.

2. Studi Kepustakaan (Research Library)

Penelitian dilakukan berdasar buku-buku dan sumber pustakaan lainnya

yang dapat dipertanggung-jawabkan.

1.7 Sistematika Penulisan

Agar penulisan kertas karya ini tersusun secara sistematis maka penulis

membaginya kedalam 5 bab berikut ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian tentang alasan pemilihan judul (latar

belakang masalah), batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistemtika

penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Bab ini berisikan penjelasan tentang pengertian pelayanan, kepuasan

konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan,

pengertian perusahaan penerbangan, tanggung jawab perusahaan

penerbangan, pengertian penumpang, defenisi keterlambatan

penerbangan, jenis-jenis keterlambatan dan faktor-faktor penyebab

keterlambatan penerbangan.

Universitas Sumatera Utara


6

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT.CITILINK

INDONESIA

Bab ini menguraikan tentang sejarah dan profil PT. Citilink

Indonesia, visi dan misi perusahaan, jenis armada yang digunakan

PT. Citilink Indonesia, ketentuan pengangkutan bagasi, rute

penerbangan maskapai Citilink Indonesia serta struktur

organisasinya.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang tindakan PT. Citilink Indonesia dalam

penanganan keterlambatan penerbangan, kompensasi atau ganti rugi

yang diberikan PT. Citilink Indonesia sebagai bentuk upaya dan

tanggung jawab penanganan keterlambatan penerbangan dan

kebijakan PT. Citilink Indonesia dalam menangani keterlambatan

penerbangan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara


7

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Pelayanan


Pelayanan adalah suatu tindakan yang diberikan seseorang (pelayan) kepada

orang lain yang tidak kelihatan. Menurut Kotler (1994)mengatakan: “… Pelayanan

adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak

lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain

tersebut”.

Jenis-jenis pelayanan antaralain:

1. Pelayanan administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk

dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status

kewarganegaraan, sertifikan kompetensi, kepemilikan atau penguasaan

terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain

Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte

Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin

Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Kendaraan Bermotor.

2. Pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk / jenis

barang yang digunakan oleh publik misalnya jaringan telepon, penyediaan

tenaga, dll.

3. Pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang

dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

penyelenggaraan transportasi, pos dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


8

Selain jenis-jenis pelayanan, pelayanan dibagi ke dalam 5 macam pola

yaitu:

1. Pola Pelayanan Teknis Fungsional

Adalah pola pelayanan masyarakat yang diberikan oleh suatu instansi

pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya.

2. Pola Pelayanan Satu Pintu

Adalah pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu

unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja

pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan.

3. Pola Pelayanan Satu Atap

Adalah pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada suatu instansi

pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.

4. Pola Pelayanan Terepusat

Adalah pola pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi

pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi

pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat.

5. Pola Pelayanan Elektronik

Adlah pola pelayanan yang menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi yang merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan

yang bersifat on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan

kapasitas pelanggan.

Universitas Sumatera Utara


9

2.2. Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan adalah perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang

dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan

suatu jasa.Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan.Kepuasan atau ketidak puasan pelanggan/konsumen

terbentuk apabila ekspetasi atau harapan sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari

kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang puas

akanmerasa sangat senang, setia, kurang sensitive terhadap harga dan memberi

komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.Menurut KamusBesar Bahasa

Indonesia (2005:902)menyatakan: “… Kepuasan adalah rasa puas; kesenangan,

kelegaan dan sebagainya).

Kepuasan adalah perasaan senang ketika apa yang di dapatkanatau dirasakan

seseorang sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Menurut Oliver (dalam Supranto, 2001) mendefinisikan:

Kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja


atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.Tingkat kepuasan
merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat
kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan merasa puas.
Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas.
Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar
dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang
puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi
komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.

Menurut Kotler (1988) “…Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang

setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dibandingkan dengan

Universitas Sumatera Utara


10

harapannya.Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara

harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan”.

Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah,

Mudie dan Cottom menyatakan bahwa kepuasan pelanggan total tidak mungkin

tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu (Tjiptono, 1997). Berdasarkan

uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan

adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan dan kenyataan dalam

memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen

Menurut Zheithaml and Bitner (2003:87) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan, antara lain:

1. Fitur produk dan jasa.


Kepuasan pelanggan terhadap produk ataujasa secara signifikan dipengaruhi
oleh evaluasi pelanggan terhadapfitur produk atau jasa. Untuk jasa perbankan,
fitur yang penting meliputi karyawan yang sangat membantu dan sopan,
ruangtransaksi yang nyaman, sarana pelayanan yang menyenangkan,
dansebagainya.Dalam melakukan studi kepuasan, banyak
perusahaanmenggunakan kelompok fokus untuk menentukan fitur dan
atributpenting dari jasa dan kemudian mengukur persepsi pelanggan terhadap
fitur tersebut. Penelitian juga menunjukkan bahwa pelanggan jasa
akanmembuat trade-off antara fitur jasa yangberbeda (misalnya, tingkat harga
dengankualitas, atau dengan keramahan karyawan), tergantung pada tipe jasa
yang dievaluasi dantingkat kekritisan jasa.
2. Emosi pelanggan
Emosi juga dapat mempengaruhi persepsipelanggan terhadap produk atau
jasa.Emosi ini dapat stabil, sepertikeadaan pikiran atau perasaan atau
kepuasan hidup.Pikiran atau perasaan pelanggan (good mood atau bad mood)
dapat mempengaruhi respon pelanggan terhadap jasa.Emosi spesifik jugadapat
disebabkan oleh pengalaman konsumsi, yang mempengaruhikepuasan
pelanggan terhadap jasa. Emosi positif sepertiperasaanbahagia, senang,
gembira akan meningkatkan kepuasan pelanggan.Sebaliknya, emosi negatif
seperti kesedihan, duka, penyesalan dankemarahan dapat menurunkan tingkat
kepuasan.

Universitas Sumatera Utara


11

3. Atribusi untuk keberhasilan atau kegagalan jasa.


Atribusi–penyebabyangdirasakan dari suatu peristiwa–mempengaruhi
persepsi darikepuasan.Ketika pelanggan dikejutkan dengan hasil (jasa lebih
baikatau lebih buruk dari yang diharapkan), pelanggan cenderung
untukmelihat alasan, dan penilaian mereka terhadap alasan dapat
mempengaruhi kepuasan. Misalnya, ketika nasabah gagal menarikuang dari
ATM maka ia akan mencari alasan mengapa ATM tidakdapat berfungsi.
Apabila tidak berfungsinya ATM disebabkan olehmatinya aliran listrik PLN
maka hal ini tidak akan mempengaruhikepuasannya terhadap bank tertentu.
4. Persepsi terhadap Kewajaran dan Keadilan (Equity and Fairness)
Kepuasan pelanggan juga dipengaruhi oleh persepsi pelangganterhadap
kewajaran dan keadilan. Pelanggan bertanya pada dirimereka: Apakah saya
diperlakukan secara baik dibandingkan denganpelanggan lain? Apakah
pelanggan lain mendapat pelayanan yanglebih baik, harga yang lebih baik,
atau kualitas jasa yang lebih baik?Apakah saya membayar dengan harga yang
wajar untuk jasa yangsaya beli?Dugaan mengenaiequitydanfairnessadalah
penting bagipersepsi kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa.
5. Pelanggan lain, keluarga, dan rekan kerja.
Kepuasan pelanggan jugadipengaruhi oleh orang lain. Misalnya, kepuasan
terhadap perjalananliburan keluarga adalah fenomena yangdinamis,
dipengaruhi olehreaksi dan ekspresi oleh anggota keluarga selama
liburan.Kemudian,apakah ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan anggota
keluargaterhadap perjalanan dipengaruhi oleh cerita yang diceritakan
kembalidiantara keluarga dan memori mengenai suatu peristiwa.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pelangganmenurut Kotler

(1997) dalam kutipan Rambat Lupioadi (2001:158)antaralain:

1. Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan
Terutama untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.
3. Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang
lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial
yang membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu.
4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
konsumennya.

Universitas Sumatera Utara


12

5. Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas
terhadap produk atau jasa itu.

2.4. Pengertian Perusahaan Penerbangan (Airline)

Perusahaan penerbangan atau airlines adalah sebuah organisasi atau

perusahaan yang menyediakan jasa angkutan penerbangan bagi penumpang atau

barang. Mereka menyewa atau memiliki pesawat terbang untuk menyediakan jasa

tersebut dan dapat membentuk kerja sama atau aliansi dengan maskapai lainnya untuk

keuntungan bersama. Menurut Peraturan Mentri Perhubungan Republik Indonesia

nomor PM 89 tahun 2015 adalah “…Badan usaha milik negara, badan usaha milik

daerah, atau badan hukumIndonesia berbentuk perseroan terbatas atau koperasi, yang

kegiatan utamanya mengoperasikan pesawat udara untuk digunakan mengangkut

penumpang, kargo, dan/atau pos dengan memungut bayaran”.

Peusahaan penerbangan atau airline adalah suatu perusahaan yang

memberikan pelayanan angkutan penerbangan kepada penumpang.Menurut R. S.

Damardjati (2001 : 06) berpendapat:“…Perusahaan penerbangan adalah perusahaan

milik swasta atau pemerintah yang khusus menyelenggarakan pelayanan angkutan

udara untuk penumpang umum baik yang berjadwal (schedule service/regular flight)

maupun yang tidak berjadwal (non schedule service)”.Sedangkan menurut F. X.

Widadi A. Suwarno (2001:7) berpendapat: “… Perusahaan penerbangan atau airlines

adalah perusahaan penerbangan yang menerbitkan dokumen penerbangan untuk

mengangkut penumpang beserta bagasinya, barang kiriman (kargo), dan benda pos

(mail) dengan pesawat udara”.

Universitas Sumatera Utara


13

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan

penerbangan adalah suatu perusahaan angkutan udara yang memberikan dan

menyelenggarakan pelayanan jasa angkutan udara yang mengoperasikan dan

menerbitkan dokumen penerbangan dengan teratur dan terencana untuk mengangkut

penumpang, bagasi penumpang, barang kiriman (kargo), dan benda pos ke tempat

tujuan.

Maskapai penerbangan dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1). Berdasarkan Harga Tiket dan Layanannya

1. Maskapai Penerbangan Premium

Maskapai penerbangan premium adalah maskapai penerbangan yang

menyediakan layanan penerbangan dengan memberikan layanan tambahan misalnya

tersedia kelas bisnis di peswatnya, tersedia snack atau makanan-minuman di pesawat.

2. Maskapai Penerbangan Murah (Low Cost Carrier)

Maskapai penerbangan murah adalah maskapai penerbangan yang

menerapkan biaya penerbangan yang murah, dan biasanya tidak atau menghilangkan

layanan tambahan.

2). Berdasarkan Rutinitas/ Frekuensi Terbang

1. Maskapai Penerbangan Reguler / Berjadwal

Maskapai penerbangan berjadwal adalah maskapai yang mempunyai jadwal

penerbangan pada rute penerbangan berdasarkan jadwal waktu, kota tujuan maupun

kota-kota persinggahan yang tetap.

Universitas Sumatera Utara


14

2. Maskapai Penerbangan Tidak Berjadwal

Maskapai penerbangan tidak berjadwal adalah maskapai penerbangan yang

tidak memiliki jadwal penerbangan yang tetap, biasanya maskapai ini hanya terbang

pada saat ada permintaan penerbangan pada rute tertentu.

3). Berdasarkan Jenis Angkut

1. Maskapai Penerbangan Sipil

Maskapai penerbangan sipil adalah pesawat terbang atau pesawat udara yang

digunakan untuk mengangkut penumpang sipil beserta bagasi dan kargo (dengan

kapasitas tertentu).

2. Maskapai Penerbangan Kargo

Maskapai penerbangan kargo adalah merupakan maskapai penerbangan yang

ditujukan untuk angkutan kargo.

4). Berdasarkan Sertifikasi Operator Udara

1. AOC (Air Operator Certificate) 121

AOC 121 adalah sertifikat yang diberikan kepada maskapai yang

mengoperasikan pesawat berkapasitas di atas 30 tempat duduk.

2. AOC (Air Operator Certificate) 135

AOC 135 adalah sertifikat yang diberikan kepada maskapai yang

mengoperasikan pesawat berkapasitas di bawah 30 tempat duduk.

Universitas Sumatera Utara


15

2.5. Tanggung Jawab Perusahaan Angkutan Udara

Sebagaimana diatur dalam Pasal 43 Undang – Undang No.15 tahun 1992 yang

menyatakan:

1. Perusahaan angkutan udara yang melakukan kegiatan angkutan udara niaga

bertanggung jawab atas:

1. kematian atau lukanya penumpang yang diangkut;

2. musnah, hilang atau rusaknya barang yang diangkut;

3. keterlambatan angkutan penumpang dan/atau barang yang diangkutapabila

terbukti hal tersebut merupakan kesalahan pengangkut.

Selanjutnya dalam Peraturan pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 Tentang

Angkutan Udara.Pada Pasal 40 dinyatakan perusahaan angkutan udara niaga wajib

memberikan pelayanan yang layak terhadap setiap calon pengguna jasa angkutan

udara. Pada Pasal 41 dinyatakan:

1. Perusahaan udara niaga wajib mengutamakan pengangkutan calon

penumpang atau barang yang pemiliknya telah melaksanakan

kewajibannya sesuai perjanjian pengangkutan yang disepakati.

2. Dalam hal terjadi keterlambatan atau penundaan dalam pengangkutan

karena kesalahan pengangkut, perusahaan angkutan wajib memberikan

pelayanan yang layak kepada penumpang atau memberikan ganti rugi atas

kerugian yang secara nyata dialami oleh penumpang atau pemilik barang.

Universitas Sumatera Utara


16

2.6. Pengertian Penumpang

Penumpang adalah semua orang yang menggunakan jasa angkutan udara yang

melaksanakan kesepakatan antara pembeli atau pengguna jasa dengan pihak penyedia

jasa dan memiliki tiket. Menurut PM 89 tahun 2015 “… Penumpang adalah orang

yang menggunakan jasa angkutan udara dan namanya tercantum dalam tiket yang

dibuktikan dengan dokumen identitas diri yang sah dan memiliki pas masuk pesawat

(boarding pass)”. Menurut Damadjati (1995) pengertian penumpang adalah “…Setiap

orang yang diangkut ataupun barang yang harus diangkut di dalam pesawat udara

ataupun alat pengangkutan lainnya, atas dasar persetujuan dari perusahaan ataupun

badan yang menyelenggarakan angkutan tersebut “.

Penumpang adalah orang yang menggunakan produk pelayanan suatu

perusahaan baik itu individu maupun kelompok.Menurut Yoeti (1999)

mengatakan:“…Penumpang adalah pembeli produk dan jasa pada suatu perusahaan

adalah pelanggan perusahaan barang dan jasa mereka dapat berupa seseorang

(individu) dan dapat pula sebagai suatu perusahaan”.Pengertian penumpang menurut

(wikipedia) adalah seseorang yang hanya menumpang, baik itu pesawat, kereta api,

bus, maupun jenis transportasi lainnya, tetapi tidak termasuk awak mengoperasikan

dan melayani wahana tersebut. Penumpang dikelompokkan dalam dua kelompok:

1. Penumpang yang naik suatu mobil tanpa membayar, apakah dikemudikan

oleh pengemudi atau anggota keluarga.

2. Penumpang umum adalah penumpang yang ikut dalam perjalanan dalam suatu

wahana dengan membayar, wahana bisa berupa taxi, bus, kereta api, kapal

ataupun pesawat terbang.

Universitas Sumatera Utara


17

Pengertian penumpang diatas sangatlah luas maka dapat disimpulkan yang

dimaksud dengan penumpang dapat diartikan seseorang (individu) dan satu

perusahaan (kelompok) yang menggunakan jasa angkutan untuk suatu perjalanan

tertentu dengan mengeluarkan sejumlah uang sebagai imbalan bagi pengangkut

dengan kata lain dapat didefinisikan orang telah membeli tiket, berarti orang yang

melakukan perjalanan dengan menggunakan alat tranportasi yang disediakan oleh

pihak pengangkutan atau perusahaan niaga dan terikat kontrak dan persetujuan

dengan pengangkut tertera di dalam tiket dengan pengangkut selama perjalanan.

Pada umumnya penumpang dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Penumpang Domestik

Penumpang domestik adalah penumpang yang melakukan perjalanan dari

suatu kota ke kota yang lain dalam satu wilayah/negara tertentu.

2. Penumpang Internasional

Penumpang internasional adalah penumpang yang melakukan

penerbangan/perjalanan dari satu negara ke negara lain.

2.6.1. Jenis-Jenis Penumpang

Adapun jenis-jenis penumpang antaralain:

1. Penumpang biasa yaitu penumpang yang dapat melakukan perjalanan dan

melakukan proses keberangkatan sendiri tanpa membutuhkan bantuan

siapapun.

2. Penumpang khusus (special passenger) yaitu penumpang yang memiliki

kondis fisik dan mental, status sosial ekonomi, kedudukan, dan jabatan.

Universitas Sumatera Utara


18

Yang termasuk dalam penumpang khusus, antaralain:

1. Wheel Chair adalah penumpang yang karena kondisi kesehatannya atau

keadaan fisiknya memerlukan kursi roda untuk menuju ke pesawat atau

sebaliknya.

2. Stretcher Passenger adalah penumpang yang ditandu, dimana kondisi fisik

dan mental penumpang ini memerlukan sebuah tandu sebagai alat untuk

memudahkan penumpang naik, turun dan berada di dalam pesawat.

Pengangkutan penumpang sakit ini harus melalui proses penanganan

standar yang disebut Medical Clearance atau medical case disingkat

MEDA.

3. VVIP (Very-Very Important Person) / VIP (Very Important Person) adalah

penumpang yang mempunyai kedudukan atau jabatannya dalam suatu

pemerintahan atau badan usaha negara yang benar-benar harus mendapat

perhatian khusus (prioritas/istimewa) dari maskapai.Contoh:Presiden,

Raja, Ratu, Kepala Negara (VVIP) dan Menteri, Gubernur, Duta Besar,

Kapolda, Panglima (VIP).

4. Infant dan Children (Inf & CHD)adalah bayi yang sejak ia lahir sampai

dengan berusia di bawah 2 tahun (23 bulan), dimana tempat duduk bayi

satu dengan orang tuanya (ibu ataupun ayah) dan pembayaran tiket

pesawat 10% dari tarif normal penumpang dewasa.Sedangkan, batas umur

penumpang anak-anak (CHD) adalah mulai dari 2 tahun sampai umur 12

tahun dan harga tiketnya disamakan dengan harga dewasa dan

mendapatakan kursi sendiri.

Universitas Sumatera Utara


19

5. Unaccompanied Minor (UM) adalah fasilitas layanan penerbangan tanpa

di damping orangtua. Dalam menggunakan fasilitas ini, kondisi anak harus

sehat jasmani dan rohani.

6. Young Passenger Travelling Alone (YPTA) adalah penumpang muda yang

berpergian sendiri berusia 12-16 tahun

7. Pregnant Passenger (PGNT) adalah penumpang wanita hamil yang usia

kehamilannya sekitar 32 minggu (8 bulan) tidak dapat diterima untuk naik

pesawat. Namun jika hali itu memaksa, dapat dilakukan dengan memenuhi

persyaratan sepertisurat keterangan dokter yang merawatnya dan

menandatangani form of indeminity

2.6.2. Penumpang berdasarkan Reservasinya

Penumpang berdasarkan pemesanan tempat/reservasinya penumpang

dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Penumpang yang sudah OK, di tiketnya tertera OK dan namanya ada di daftar

penumpang atau Passenger Name List (PNL);

2. Penumpang tidak ada rikord atau no record, penumpang yang di tiketnya

tertera OK, tapi namanya tidak ada dalam PNL;

3. Penumpang menunggu atau stand by, penumpang yang di tiketnya belum OK

dan namanya juga tidak ada dalam PNL;

4. Penumpang tidak datang atau no-show, nama penumpang ada dalam PNL

tetapi yang bersangkutan tidak datang melapor;

Universitas Sumatera Utara


20

5. Penumpang bisa pergi atau can go, penumpang yang tidak tertera dalam PNL,

di tiket belum OK tapi dapat melakukan penerbangan.

2.7. Definisi Keterlambatan Penerbangan


Keterlambatan penerbangan adalah terjadinya perbedaan waktu dari yang

telah ditentukan sebelumnya.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:630) “…

Keterlambatan adalah ketidak sesuaian atau telah melewati waktu yang ditentukan”.

Sedangkan, menurutUU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (“UU Penerbangan”)

menjelaskan definisi “… Keterlambatan adalah terjadinya perbedaan waktu antara

waktu keberangkatan atau kedatangan yang dijadwalkan dengan realisasi waktu

keberangkatan atau kedatangan”.

2.8. Jenis-Jenis Keterlambatan

Jenis-jenis keterlambatan penerbangan dalam Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 89 Tahun 2015 Penanganan Keterlambatan Penerbangan (Delay

Management) Pada Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal di Indonesia

(“Permenhub 89/2015”). Keterlambatan penerbangan terdiri dari:

1. keterlambatan penerbangan (flight delayed);

2. tidak terangkutnya penumpang dengan alasan kapasitas pesawat udara (denied

boarding passenger); dan

3. pembatalan penerbangan (cancelation of flight) adalah tidak beroperasinya

suatu penerbangan sesuai rencana penerbangan yang telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


21

2.9. Faktor Penyebab Keterlambatan Penerbangan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan, antara lain:

1. Faktor menejemen airline

Faktor menejemen airline, meliputi:

1. keterlambatan pilot, co pilot, dan awak kabin

2. keterlambatan jasa boga (catering)

3. keterlambatan penanganan di darat

4. menunggu penumpang, baik yang baru melapor (check in), pindah

pesawat (transfer) atau penerbangan lanjutan (connecting flight) dan

5. ketidaksiapan pesawat udara

2. Faktor teknis operasional

Faktor teknis operasional meliputi:

1. bandar udara untuk keberangkatan dan tujuan tidak dapat digunakan

operasional pesawat udara;

2. lingkungan menuju bandar udara atau landasan terganggu fungsinya

misalnya retak, banjir, ataukebakaran

3. terjadinya antrian pesawat udara lepas landas (take off), mendarat

(landing), atau alokasi waktu keberangkatan (departure slot time) di

bandar udara

4. keterlambatan pengisian bahan bakar (refuelling)

Universitas Sumatera Utara


22

3. Faktor cuaca

Faktor teknis cuaca meliputi:hujan lebat, banjir, petir, badai, kabut, asap, jarak

pandang di bawah standar minimal, dan kecepatan angin yang melampaui standar

maksimal yang mengganggu keselamatan penerbangan.

4. Faktor lain-lain

Faktor lain-lain yang dimaksud adalah faktor yang disebabkan diluar faktor

menejemen airline, teknik operasional, faktor cuaca, antaralain kerusuhan di bandara

atau demonstrasi di daerah Bandar udara.

Universitas Sumatera Utara


23

BAB III

TINJAUAN UMUM PT. CITILINK INDONESIA DI BANDARA

INTERNASIONAL KUALANAMU

3.1. Sejarah Singkat PT. CITILINK Indonesia

PT. Citilink Indonesia adalah sebuah maskapai penerbangan anak perusahaan

PT. GARUDA INDONESIA (Persero) Tbk, perusahaan ini berdiri tahun 2001 dan

difungsikan sebagai salah satu alternatif penerbangan berbiaya murah di Indonesia.

Citilink menghentikan operasinya sejak 15 Januari 2008 untuk melakukan konsolidasi

dan berencana melanjutkan penerbangan pada kwartal I 2008 dengan "format dan

layanan baru". Pada awalnya Citilink mengoperasikan 5 Fokker 28 yang merupakan

sisa-sisa dari armada PT GARUDA INDONESIA (Persero) Tbk. Citilink diresmikan

kembali pada tanggal 8 Agustus 2008 oleh Emirsyah Sattar, CEO Garuda Indonesia.

Investasi yang dikeluarkan mencapai 10 juta US$, dengan rincian 60% untuk bahan

bakar, 17% untuk perawatan pesawat dan sisanya untuk biaya lain-lain.

Dibawah manajemen baru, Citilink menetapkan Surabaya sebagai

pusatnya.Citilink diharapkan dapat menjadi anak perusahaan yang menguntungkan

selain GMF dan Aerowisata yang merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia.

Tidak seperti perusahaan induknya, Garuda Indonesia, maskapai ini bukanlah anggota

masa depan aliansi SkyTeam (sebagai anggota afiliasi). Citilink awalnya terbang

Fokker F28 lima pesawat terbang (65 sampai 85 kursi), disewa dari Garuda.

Penerbangan pertama berangkat pada tanggal 16 Juli 2001 tentang Surabaya -

Balikpapan - rute Tarakan.Pada bulan Juli 2004 Citilink mengganti armada Fokker

Universitas Sumatera Utara


24

dengan empat B737-300 pesawat Boeing (148 kursi).Pada Januari 2008, Citilink

berhenti beroperasi untuk sementara untuk menata kembali. Citilink kembali

kelayanan pada bulan September 2008, terbang dari Surabaya dengan dua B737-300

pesawat, yang tumbuh sampai lima pada akhir tahun itu. Perusahaan menggunakan

motif merah untuk warna perusahaan.Awal tahun 2011 Citilink memutuskan

perbaikan besar merek perusahaan dan strategi pemasaran.

Citilink Goes Green

Citilink telah mengadopsi hijau sebagai warna baru perusahaan, dan livery

pesawat pola streamline pada ekor pesawat yang berdasarkan "bulu elang" bergaris

dari livery Garuda yang baru didesain ulang.Para livery baru dimaksudkan untuk

mengasosiasikan Citilink dengan catatan terbukti Garuda tinggi kualitas

pelayanan.Warna perusahaan baru hanya salah satu segi dari perbaikan Citilink

tentang pemasaran dan strategi komunikasi, dimaksudkan untuk menjangkau

khalayak luas. Makeover Citilink mencakup interior pesawat direnovasi, kantor tiket

didesain ulang, seragam baru awak kabin dan situs ditingkatkan. Pada tahun 2011

Citilink membeli 50 Airbus A320 pesawat, yang akan dikirimkan mulai 2014. Untuk

sementara, Citilink akan menyewa lima A320. Airbus A320 dipilih karena kapasitas

penumpang yang lebih besar (180), memungkinkan Citilink untuk memperluas

jaringan penerbangan dan melayani lebih banyak penumpang.Sebelum bulan Agustus

2012, Citilink telah beroperasi sebagai maskapai berbiaya murah dalam bentuk divisi

bisnis Garuda Indonesia. Hanya beberapa pesawat dan rute, manajemen bandwith

yang terbatas dengan fokus kepada pengembangan merk Garuda yang merupakan

Universitas Sumatera Utara


25

maskapai premium.Setelah perubahan signifikan bisnis Garuda ditahun 2011/2012,

pengembangan dan ekspansi Citilink turut menjadi fokus utama Garuda Group.

3.2. Profil PT. Citilink Indonesia

Citilink telah menjadi maskapai yang paling cepat berkembang di Indonesia

sejak tahun 2011, ketika mengambil A320 pertama dan percepatan ekspansi sebagai

bagian dari upaya oleh grup Garuda untuk bersaing lebih agresif pada segment budget

traveler.

PT. Citilink Indonesia ("Citilink" atau "Perusahaan") adalah anak perusahaan

Garuda Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Notaris Natakusumah No. 01 tanggal 6

Januari 2009, berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan pengesahan dari

Menkhumham No.AHU-14555.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 22 April

2009.Kepemilikan saham Citilink pada saat didirikan adalah 67% PT. Garuda

Indonesia (Persero), Tbk. ("Garuda") dan 33% PT Aerowisata ("Aerowisata").

Penerbangan Citilink pada awalnya merupakan penerbangan yang dikelola oleh SBU

Citilink milik Garuda Indonesia yang beroperasi dengan AOC Garuda dan

menggunakan nomor penerbangan Garuda sejak Mei 2011.

Selanjutnya sesuai dengan Akta No. 23 tanggal 13 Januari 2012 mengenai

perubahan setoran permodalan, dan Akta No. 91 tanggal 10 Agustus 2012 mengenai

penyertaan tambahan modal berupa pesawat terbang, maka kepemilikan saham

Citilink adalah 94,3% Garuda dan 5,7% Aerowisata.

Dengan dimilikinya ijin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 tanggal 27

Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 tanggal 22 Juni 2012, Citilink

Universitas Sumatera Utara


26

mulai beroperasi secara independen tanggal 30 Juli 2012 dengan IATA flight code

"QG", ICAO designation "CTV" dan call sign "Supergreen".

Gambar 3.1. Logo Perusahaan PT. Citilink Indonesia

Sumber: https://www.logo-citilink.com

Logo Citilink memiliki warna yang dominan hijau, kuning dan putih yang

menandakan maskapai Citilink membawa rasa segar, young, fun, dan dynamic.

3.3. Visi dan Misi PT. Citilink Indonesia

3.3.1. Visi PT. Citilink Indonesia

Memiliki visi untuk menjadi maskapai penerbangan berbiaya murah

terkemuka di kawasan regional dengan menyediakan jasa angkutan udara komersial

berjadwal, berbiaya murah, dan mengutamakan keselamatan.

3.3.2. Misi PT. Citilink Indonesia

1. Memberikan pelayanan terbaik tanpa henti dan tanpa kesalahan kepada

penumpang.

2. Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang dengan biaya yang

relative terjangkau.

Universitas Sumatera Utara


27

3.4. Jenis Armada yang Digunakan

Armada yang digunakan oleh pesawat Citilink ada pesawat jenis airbus A320

yang memiliki kapasitas penumpang 180 penumpang.Airbus A320 adalah

pesawatpenumpang komersial pertama jarak dekat sampai menengah dengan sistem

kendali fly-by-wire digital, yaitu pilot mengendalikan pesawat melalui sinyal

elektronik dan bukan secara mekanik.

Citilink Indonesia, pada April 2017 telah mengoperasikan 47 pesawat seri Airbus

A320 berkapasitas 180 penumpang termasuk di dalamnya pesawat Airbus A320NEO

yang datang melengkapi armada Citilink sejak Januari 2017. Dengan ditambahkannya

pesawat A320NEO ke dalam armada Citilink, Citilink telah menjadi maskapai

pertama di Indonesia yang menggunakan pesawat seri tersebut.

Melayani konektivitas penerbangan di seluruh Indonesia, saat ini Citilink telah

melayani penerbangan ke 27 kota, 57 rute, dan lebih dari 244 frekuensi penerbangan

setiap harinya.

Gambar 3.2. Jenis Armada Citilink Indonesia Airbus A320

Panjang : 37.57m Berat : 42.600kg Lebar Sayap: 34.10m

Sumber: https://www.citilink.co.id/fleet

Universitas Sumatera Utara


28

Gambar 3.3. Uraian Kapasitas Armada Citilink Indonesia

Kecepatan828.00km/h

Ketinggian11 900 m

Kapasitas Bahan Bakar24.210 liter


Kisaran Hingga3.100 - 12.000km(1.700 to 6.500 nmi)


Menampung Hingga 180 Passenger

Sumber: https://www/citilink.co.id/fleet

3.5. Ketentuan Pengangkutan Bagasi

Adapun ketentuan dalam pengangkutan bagasi pada maskapai Citilink, antaralain:

1. Setiap penumpang diizinkan untuk membawa ke dalam kabin pesawat satu

buah tas standar dengan maksimum berat 7 kg dan ukuran 50x36x15cm.

2. Sebagai tambahan, penumpang dapat membawa bagasi yang tidak dititipkan,

seperti tas tangan, tas wanita, jaket, payung, komputer jinjing, dan kamera, ke

Universitas Sumatera Utara


29

dalam kabin pesawat. Semua Bagasi yang tidak memenuhi standar di atas

akan dikenakan biaya tertentu.

3. Citilink membebaskan biaya atas bagasi yang dititipkan sebanyak 20 kg per

penumpang. Lebih dari 20 kg, penumpang dikenakan biaya tambahan.

4. Barang-barang berikut ini akan dikenakan biaya tambahan, seperti:

1. Papan selancar angin, papan selancar, papan layar, paralayang, per barang

dengan label tanggung-jawab terbatas

2. Kereta bayi, kereta lipat, kursi dorong, keranjang bayi, dudukan mobil

untuk bayi, kursi roda lipat, per barang dengan label tanggung-jawab

terbatas.

3. Tas golf, per barang dengan label tanggung-jawab terbatas

5. Dilarang keras membawa senjata api dan peluru ke dalam kabin pesawat.

Citilink menyediakan kotak khusus untuk penyimpanannya. Penumpang harus

menunjukkan dokumen kepemilikan senjata api yang sah menurut hukum.

Tanpa dokumen yang sah, senjata api tidak dapat dibawa. Penumpang yang

membawa senjata api harus mengisi formulir "Senjata Api dan Peluru" yang

tersedia di meja lapor. Ada biaya tertentu yang harus dibayar. Biaya tidak

berlaku untuk anggota angkatan bersenjata atau petugas kepolisian yang

berhak membawa senjata api.Senjata seperti senapan, pedang, pisau antik, dan

benda-benda serupa lainnya atas kebijakan pihak Citilink masih dapat

diterima sebagai bagasi yang dititipkan ke dalam ruang bagasi pesawat, akan

tetapi tidak diizinkan dibawa ke dalam kabin pesawat.

Universitas Sumatera Utara


30

6. Citilink tidak mengizinkan penumpang membawa alat musik ke dalam kabin

apabila tidak memenuhi standar batasan/ukuran untuk tas tangan. Alat musik

dapat diterima sebagai bagasi yang dititipkan dengan label tanggung-jawab

terbatas. Dikenakan biaya tertentu per barang.

7. Barang-barang berbahaya ini dilarang untuk dibawa dalam bagasi, seperti:

1. Tabung gas, generator oksigen, cairan dan benda padat yang mudah

terbakar seperti pemantik api atau bahan bakar alat penghangat, cat, dan

korek api.

2. Racun seperti insektisida, pembunuh hama, arsenik, dan sianida.

3. Bahan radioaktif, bahan penghasil oksidasi, dan peroksida organik seperti

pemutih dan bahan untuk memperbaiki serat kaca .

4. Senjata api dan bahan peledak: pistol, senjata otomatis, munisi, amunisi

termasuk selongsong kosong, sarung pistol, kembang api, cerawat, tabung

asap, dan petasan.

5. Zat-zat yang menular, seperti bakteri dan virus.

6. Zat-zat korosif seperti merkuri, asam, alkali, dan baterai basah.

3.6. Rute Penerbangan Pesawat Citilink di Indonesia

Pesawat Citilink memiliki rute penerbangan di beberapa kota-kota besar di

Indonesia (penerbangan domestik) antaralain:

1. Jakarta: Bandara Internasional Soekarno Hatta

2. Jakarta: Bandara Halim Perdana Kusuma

3. Bandung: Bandara Internasional Husein Sastranegara

Universitas Sumatera Utara


31

4. Surabaya: Bandara Internasional Juanda

5. Semarang: Bandara Internasional Ahmad Yani

6. Solo: Bandara Internasional Sumarmo

7. Yogyakarta: Bandara Internasional Adisutjipto

8. Malang: Bandara Abdul Rachman Saleh

9. Medan: Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang

10. Batam: Bandara Internasional Hang Nadim

11. Pekan Baru: Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II

12. Palembang: Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II

13. Banda Aceh: Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda

14. Jambi: Bandara Sultan Thaha

15. Pangkal Pinang: Bandara Depati Amir

16. Bengkulu: Bandara Fatmawati Soekarno

17. Tanjung Pandan: Bandara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin

18. Palangkaraya: BandaraTjilik Riwut

19. Balik Papan: Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman

20. Banjarmasin: BandaraSyamsudin Noor

21. Ujung Pandan: Bandara Internasional Sultan Hasanuddin

22. Denpasar, Bali: Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai

23. Lombok Praya: Bandara Internasional Lombok

24. Kupang: Bandara Internasional El Tari

Universitas Sumatera Utara


32

Sementara rute penerbangan langsung Citilink dari Bandara Internasional Kualanamu

yaitu:

1. Jakarta: Bandara Internasional Soekarno Hatta

2. Jakarta: Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma

3. Bandung: Bandara Internasional Husein Sastra Negara

4. Batam: Bandara Internasional Hang Nadim

5. Pekanbaru: Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II

6. Banda Aceh: Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda

3.7 Struktur Organisasi PT. Citilink Indonesia di Bandara Internasional

Kualanamu

Keberadaan struktur organisasi pada suatu angkutan udara sangat penting,

karena dengan adanya struktur organisasi pihak menejemen dan karyawan dapat

mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab serta mengetahui siapa yang

menjadi pimpinan dan siapa bawahan, serta siapa rekan kerjanya.

Menurut Stephan Edgar H. Schail (1997) organisasi adalah kordinasi sejumlah

kegiatan manusia yang direncanakan suatu tujuan bersama melalui pembagian kerja,

fungsi-fungsi menejemen, wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility)

Pembagian kerja merupakan salah satu cara untuk membuat seseorang

semakin terampil dalam melaksanakan tugasnya. Struktur organisasi menunjukkan

adanya pembagian kerja (division of work) dan menunjukkan bagaimana kegiatan

menejemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan di

Universitas Sumatera Utara


33

implementasikan dan dikoordinasikan untuk mengetahui bagaimana bisnis akan

dijalankan.

Oleh sebab itu, PT. Citilink Indonesia memiliki struktur organisasi sebagai

berikut:

Universitas Sumatera Utara


34

Gambar 3.4. Struktur Organisasi PT. Citilink Indonesia

Vice President

Senior Manager Senior Manager Senior


Senior Manager Senior
Ground Marketing Manager S
Operation Manager IT
Management Communicatin & PR & Finan

Sumber: htpps://www.struktur-organisasi-pt.citilink

Universitas Sumatera Utara


35

Berikut penjelasan mengenai job description yang terdapat pada perusahaan

Citilink Indonesia:

1. Vice President

Vice President Citilink adalah orang yang berpengaruh di dunia penerbangan LCC

(Low Cost Carrier ). Tugas Vice President Citilink Indonesia adalah:

1. Menentukan dan mengambil keputusan

2. Mengorganisasikan pekerja

3. Mengawasi pekerja, apakah semua karyawan sudah menjalankan tugas dengan

jobdesk mereka.

4. Memotivasi karyawan. Sudah menjadi tugas beliau untuk memberi dukungan dan

motivasi, apabila ada karyawan yang tidak menyelesaikan tugas mereka dengan

baik.

5. Pembina hubungan dengan Garuda indonesia. Beliau merupakan penghubung

antara Citilink dan Garuda Indonesia.

2. Ground Management

Merupakan divisi yang bertugas mengawasi dan mengoperasikan seluruh operasi

armada dan awaknya di bandara, dari mulai check in penumpang, bagasi, taxi, take off

dan landing.

3. Operation

Merupakan divisi yang bertugas mengawasi dan mengoperasikan bagaimana

mengatur penerbangan dari mulai jadwal terbang hingga jadwal para awak kabin.

Universitas Sumatera Utara


36

4. IT

Divisi ini merupakan divisi yang bertugas dalam menjalankan sistem operasi

Citilink yang berhubungan dengan website, koneksi internet, koneksi pemesanan

tiket, dll.

5. Marketing & Public Relations

Divisi ini bertugas untuk membuat perencanaan promosi, publikasi produk atau

kegiatan Citilink, seperti memasang iklan di media, mengadakan pameran untuk

menjual tiket, mengadakan press conference dalam meluncurkan seragam pramugari,

dll.

6. Sales & Finance

Tugas divisi Finance bertugas untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran

yang digunakan untuk segala kegiatan Citilink. Sedangkan untuk divisi Sales di

perusahaan Citilink adalah merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan

penjualan tiket atau produk Citilink lainnya seperti tambahan untuk bagasi, atau

makanan dan minuman, biasanya Sales sering bekerjasama dengan divisi Marketing

& PR.

7. HRD (Human Resources Development)

Tugas divisi ini adalah mengatur proses penerimaan pegawai baru, membuat

kontrak, dan semua yang berhubungan dengan pegawai.

Universitas Sumatera Utara


37

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Tindakan PT. Citilink Indonesia dalam Penanganan Keterlambatan

Penerbangan

Adapun tindakan PT. Citilink Indonesia yang didasarkan berdasarkan Peraturan

Metri Perhubungan no. 77 tahun 2011 tentang tanggung jawab penanganan

keterlambatan penerbangan:

1. PT. Citilink Indonesia sebagai penyedia jasa angkutan udara wajib

menyampaikan informasi keterlambatan penerbangan melalui petugas yang

berada di ruang tunggu bandar udara yang ditunjuk secara khusus untuk

menjelaskan atau memberi keterangan kepada penumpang.

2. Petugas melakukan koordinasi dengan Badan Usaha Angkutan Udara

penyelenggara bandar udara, dan pihak terkait keterlambatan.

3. Petugas menginformasikan kepada penumpang apabila terjadi keterlambatan

penerbangan, yang meliputi:

1. Informasi yang benar dan jelas mengenai alasan keterlambatan

penerbangan dan kepastian keberangkatan yang disampaikan kepada

penumpang secara langsung melalui telepon atau pesan layanan

singkat, atau melalui media pengumuman, selambat-lambatnya 45

(empat puluh lima) menit sebelum jadwal keberangkatan atau sejak

pertama kali diketahui adanya keterlambatan;

Universitas Sumatera Utara


38

2. Memberikan informasi yang benar dan jelas mengenai pembatalan

penerbangan dan kepastian keberangkatan yang disampaikan kepada

penumpang secara langsung melalui telepon atau pesan layanan

singkat, atau melalui media pengumuman, paling lambat 1 hari

sebelum pelaksanaan penerbangan;

3. Dalam hal keterlambatan penerbangan yang disebabkan oleh faktor

cuaca, petugas menyampaikan informasi kepada penumpang sejak

diketahui adanya gangguan cuaca;

4. Adanya informasi yang benar dan jelas mengenai perubahan jadwal

penerbangan (reschedule) yang disampaikan kepada penumpang

secara langsung melalui telepon atau pesan layanan singkat, atau

melalui media pengumuman, paling lambat 24 (dua puluh empat) jam

sebelum pelaksanaan penerbangan.

4.2. Kompensasi atau Ganti Rugi yang diberikan Pihak PT. Citilink Indonesia

sebagai Bentuk Upaya dan Tanggung Jawab Penanganan Keterlambatan

Penerbangan

Keterlambatan penerbangan terbagi atas enam kategori, yaitu:

1. Kategori 1, keterlambatan antara 30-60 menit

2. Kategori 2, keterlambatan antara 61-120 menit

3. Kategori 3, keterlambatan antara 121-180 menit

4. Kategori 4, keterlambatan antara 181-240 menit

5. Kategori 5, keterlambatan lebih dari 240 menit

Universitas Sumatera Utara


39

6. Kategori 6, pembatalan penerbangan

Untuk setiap kategori keterlambatan, penumpang berhak mendapatkan

kompensasi berupa makanan / minuman, pengalihan penerbangan hingga uang tunai /

refund. Peraturannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk Kategori 1, penumpang berhak mendapat minuman ringan

2. Untuk Kategori 2, penumpang berhak mendapatkan makanan dan minuman

ringan (snack box)

3. Untuk Kategori 3, penumpang berhak mendapatkan minuman dan makanan

berat (heavy meal)

4. Untuk Kategori 4, penumpang berhak mendapatkan minuman, makanan

ringan (snack box) dan makanan berat (heavy meal)

5. Untuk Kategori 5, penumpang berhak mendapatkan ganti rugi senilai Rp

300.000 berupa uang tunai, transfer ke rekening maupun voucher yang dapat

diuangkan, dalam waktu maksimal 3×24 jam sejak delay terjadi

4.3. Kebijakan PT. Citilink Indonesia dalam Menangani Keterlambatan

Penerbangan

Dalam penangan keterlambatan penerbangan terhadap penumpang, pihak PT.

Citilink Indonesia memberikan kompensasi atau ganti rugi berupa makanan ringan

dan berat serta uang saja. Namun dalam situasi dan kondisi tertentu pihak Citilink

membuat kebijakan antara lain:

Universitas Sumatera Utara


40

1. Endorse Ticket

Endorse Ticket adalah tiket dimana penumpang diahlihkan ke penerbangan

maskapai lain. Yang dimana, seluruh biaya tiket baru pada maskapai lain ditanggung

oleh maskapai tiket yang mengalami delay/cancel sebelumnya.

Contoh: Bapak X yang merupakan penumpang maskapai Citilink yang transitmenuju

Surabaya, Bapak X lalu dialihkan ke penerbangan maskapai Garuda dengan harga

tiket yang lebih mahal dari harga tiket sebelumnya.

2. Reschedule Ticket

Reschedule ticket adalah perubahan jadwal penerbangan. Namun, dalam kasus

penanganan keterlambatan penerbangan, reschedule ticket berbeda dengan ketentuan

reschedule ticket ketika tidak terjadi keterlambatan penerbangan. Dimana pada

reschedule ticket ini, penumpang tidak dikenakan biaya dan biasanya cuma diberikan

pilihan waktu keberangkatan 1-3 hari dari jadwal pembatalan penerbangan

sebelumnya.

3. Refund Ticket

Refund ticket adalah pengembalian biaya tiket. Refund ticket dalam penanganan

keterlambatan penerbangan tidak dikenakan potongan biaya administrasi atau total

harga tiket dikembalikan 100% dari harga tiket sebelumnya. Dan pengembalian

uangnya kembali pada tempat pembelian awal tiket.

Jadi, memang dalam beberapa kondisi sebagaimana di atas, penumpang berhak

dipindahkan ke penerbangan lain (mendapat tiket penerbangan lain), selain

Universitas Sumatera Utara


41

mendapatkan makanan dan minuman. Atau ada juga penumpang yang hanya

mendapatkan kompensasi berupa makanan minuman, semua tergantung kondisi.

Meskipun demikian, maskapai Citilink dibebaskan dari tanggung jawab atas ganti

rugi akibat keterlambatan penerbangan apabila keterlambatan penerbangan

diakibatkan karena faktor teknis operasional (faktor yang disebabkan oleh kondisi

bandar udara pada saat keberangkatan atau kedatangan), faktor cuaca, dan faktor lain-

lain yang disebabkan di luar faktor manajemen airlines, teknis operasional dan cuaca,

antara lain kerusuhan dan/atau demonstrasi di wilayah bandar udara.

Selain itu juga, pihak Citilink dibebaskan dari ganti rugi apabila terjadi

pembatalan penerbangan ketika pihak Citilink sudah menginformasikan kepada

penumpang tentang adanya pembatalan atau perubahan jadwal penerbangan melalui

sms blasting / pesan singkat atau melalui telefon yang sudah diinformasikan oleh

pihak Citilink paling lama 24 jam sebelum jadwal keberangkatan.

Universitas Sumatera Utara


42

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab terdahulu, maka penulis

membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Tindakan PT. Citilink Indonesia dalammenangani keterlambatan penerbangan

adalah pihak PT. Citilink bertanggung jawab dan wajib menyampaikan

informasi yang jelas dan benar kepada penumpang tentang keterlambatan

serta berkoordinasi dengan pihak penyelenggara Bandar udara.

2. Setiap penumpang yang mengalami keterlambatan wajib mendapatkan hak

seperti kompensasi atau ganti rugi yang diberikan pihak PT. Citilink sesuai

dengan kategori keterlambatan, seperti: minuman rinngan, makanan dan

minuman ringan, makanan dan minuman berat, ganti rugi sebesar Rp 300.000

atau pengembalian seluruh biaya tiket (refund ticket).

3. Pada kondisi tertentu pihak PT. Citilink Indonesia membuat kebijakan dalam

menangani keterlambatan penerbangan antara lain: endorse ticket, reschedule

ticket dan refund ticket.

Universitas Sumatera Utara


43

5.2. SARAN

Adapun saran yang penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah:

1. Pesawat milik PT. Citilink Indonesia secara teknis harus rutin menjalani

perbaikan mesin agar tidak terjadi kerusakan yang menyebabkan terjadinya

keterlambatan.

2. PT. Citilink harus cepat dan tanggap dalam memberikan kompensasi atau

ganti rugi terhadap penumpang sesuai dengan kondisi yang dialaminya.

3. PT. Citilink Indonesia harus mengutamakan penanganan sesuai dengan

kondisi kerugian penumpang dalam rangka meningkatkan kepuasan

penumpang.

Universitas Sumatera Utara


44

TINJAUAN PUSTAKA

Damardjati, R.S. 2006. Istilah-Istilah Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramitha

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:


Salemba Empat.

Majid, Suharto Abdul. 2000. Customer Service dalam Bisnis Jasa Transportasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Martono, H. K. 2009. Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UU RI No. 1 Tahun


2009. Jakarta: CV. Mandar Maju

Suwarno, FX Widadi A. 2001. Tata Operator Darat. Jakarta: Grasindo

http://psychologymania.com/pengertian-penumpang.html (diakses pada tangga 15


Agustus 2017 pukul 22:35)

http://adityolaksono26.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-kepuasan-pelanggan-
dan.html (diakses pada tanggal 22 Agustus 2017 pukul 00:30)

www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-kepuasan-pelanggan-defenisi.html
(diakses pada tanggal 18 Agustus 2017 pukul 23:40)

www.erepo.unud.ac.id (diakses pada tanggal 19 Agustus 2017 pukul 21:20)

http://eprints.uny.ac.id/8763/3/bab 2 - 094101340004.pdf (diakses pada tanggal 19


Agustus 2017 pukul 23:40)

https://www.citilink.co.id (diakses pada tanggal 22 Agustus 2017 pukul 22:25)

Universitas Sumatera Utara


45

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai