Anda di halaman 1dari 61

TUGAS AKHIR

PENETAPAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA


PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN
SUMATERA BAGIAN UTARA

OLEH:

REISA AMINI NOVIA PUTRI


162102016

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : REISA AMINI NOVIA PUTRI


NIM : 162102016
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PENETAPAN PENDAPATAN DAN BEBAN
PADA PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN
UTARA

MEDAN, ..........................2019

REISA AMINI NOVIA PUTRI


NIM. 162102016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini. Tak lupa pula shalawat dan salam penulis ucapkan kepada baginda Rasullulah,

Muhammad SAW. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam Tugas akhir ini penulis mengambil judul

“Penetapan Pendapatan dan Beban Pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan

Sumatera Bagian Utara”.

Dalam penulisan Tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada:

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S., selaku dekan Fakultas Ekonomi danBisnis.

2. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak. selaku Ketua Program Studi Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution selaku Sekretaris Program Studi Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas SumateraUtara.

4. Bapak Abdillah Arif Nasution selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan serta bersedia meluangkan waktu dalam membantu penulis

untuk menyelesaikan Tugas akhir ini.

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda dan Ibunda serta

keluarga dan adik-adik tersayang saya yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini dalam bentuk moril maupun materil.

7. Kepada Muhammad Fadhil Ramadhan Rangkuti terima kasih untuk dukungan dan

semangatnya dalam memotivasi saya mengerjakan tugas akhir ini.

8. Teman-teman seperjuangan saya khususnya Syafrina Novi Elvira, Rifani Ayyasi,

dan Winda Sari yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini, terima kasih untuk suka duka yang kita jalani bersama, semoga kita sama-

sama sukses kedepannya.

9. Serta teman teman satu angkatan Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera

Utara Stambuk 2016 yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Demikian tugas akhir ini disusun dengan segala keterbatasan penulis. Semoga

tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca dan semua pihak

yang memerlukannya.

Medan, April 2019


Penulis

Reisa Amini Novia Putri


NIM. 162102016

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. vii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 4
D. Rencana Penulisan .............................................................................. 5
A. Jadwal Penelitian .......................................................................... 6
B. Rencana Isi ................................................................................... 6

BAB II : PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA


BAGIAN UTARA................................................................................... 9
A. Sejarah Ringkas .................................................................................. 9
B. Struktur Organisasi.............................................................................. 12
C. Job Description.................................................................................... 15
D. Jaringan Kegiatan ............................................................................... 20
E. Kinerja Terkini ................................................................................... 21
F. Rencana Kegiatan ............................................................................... 22

BAB III : PENETAPAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT. PLN


(PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA
BAGIAN UTARA................................................................................... 24
A. Pengertian Pendapatan ...................................................................... 24
B. Pengertian Beban................................................................................ 26
C. Jenis-jenis Pendapatan ....................................................................... 27
D. Jenis-jenis Beban ................................................................................ 30
E. Pernyataan Standar Akuntansi yang
Berhubungan dengan Penetapan
Pendapatan dan Beban......................................................................... 35
F. Penetapan Pendapatan dan Beban Pada
PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara ....................................................................... 37

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV : PENUTUP .............................................................................................. 43

A. Kesimpulan ........................................................................................ 43

B. Saran ................................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 45

LAMPIRAN............................................................................................................... 46

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir .......................................... 6

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Bagan Struktur Organisasi PT. PLN (Persero)

Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara ...................................... 14

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

No. Tabel Judul Halaman

1 Laporan Posisi Keuangan PT. PLN (Persero)

Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara ................................. 46

2 Laporan Laba Rugi PT. PLN (Persero)

Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara ................................ 48

3 Pernyataan Di Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan

Metode Akrual ......................................................................................... 49

4 Surat Permohonan Izin Riset .................................................................. 50

5 Surat Izin Riset ....................................................................................... 51

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendapatan adalah setiap aliran masuk atau pertambahan aktiva

kedalam perusahaan, atau penyelesaian kewajiban, ataupun kombinasi dari

keduanya, yang terjadi melalui pengiriman barang, atau dihasilkan barang,

pemberian jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi pokok

perusahaan. Beban adalah setiap aliran keluar atau penggunaan aktiva,

atau timbulnya kewajiban, ataupun kombinasi keduanya, dalam rangka

pengiriman barang atau dihasilkan barang, pemberian jasa, atau aktivitas

lainnya, dari operasi pokok perusahaan. Suatu perusahaan didalam

melakukan aktivitasnya mempunyai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan suatu perusahaan adalah

memperoleh atau menghasilkan laba, baik itu perusahaan yang bergerak

dibidang jasa maupun perusahaan industri. Berkembangnya suatu

perusahaan sangat ditentukan oleh laba atau pendapatan, sehingga

perusahaan tersebut dalam usaha untuk memperoleh laba pasti akan

mengeluarkan beban-beban yang berhubungan dengan kegiatan

perusahaan. Pendapatan dan beban merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan dan dua variabel saling berhubungan dalam melakukan

kegiatan perusahaan, dimana pendapatan adalah hasil yang diperoleh

perusahaan dari kegiatan usaha sedangkan beban merupakan suatu alat

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Konsekuensinya, apabila

pendapatan lebih besar dari beban maka ini disebut laba dan apabila

pendapatan lebih kecil dari beban maka disebut rugi.

Seorang pemimpin perusahaan dikatakan berprestasi apabila ia mampu

meningkatkan pendapatan serta berusaha untuk menekan beban seminimal

mungkin guna memperoleh laba yang ditargetkan. Meningkatnya laba dari

tahun ketahun adalah merupakan kemajuan perusahaan dan sebaliknya

laba yang menurun dari tahun ketahun dapat dikatakan kemunduran

perusahaan atau kegagalan pemimpin. Seorang pemimpin perusahaan juga

akan selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan yang diterima

dengan menekan beban seminimal mungkin guna memperoleh laba sesuai

dengan target yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Dalam suatu transaksi perusahaan, penetapan terhadap pendapatan

dan beban dilakukan secara bersamaan. Beban termasuk jaminan dan

biaya lain yang terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur

dengan andal jika kondisi lain untuk penetapan pendapatan yang

berkaiatan dapat dipenuhi. Tetapi pendapatan tidak dapat ditetapkan

apabila beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan andal.

Penetapan pendapatan dan beban yang selalu berubah akan

berpengaruh terhadap Laba/Rugi perusahaan. Jika pendapatan dicatat

terlalu tinggi maka perusahaan akan memperoleh laba yang cukup tinggi,

begitu juga sebaliknya. Tetapi jika beban dicatat terlalu tinggi maka laba

yang akan diperoleh perusahaan akan rendah. Kekeliruan ini akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

mempengaruhi pengambilan kebijakan oleh perusahaan yang berakibat

terhadap kelangsungan perusahaan.

Oleh karena itu, diperlukan cara untuk menetapkan pendapatan,

dan beban tersebut karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan

usaha yang bersifat jangka panjang, yaitu mengetahui laba bersih yang

akan diperoleh perusahaan untuk setiap periodenya. Dan selanjutnya untuk

mengukur tingkat kemajuan yang telah dicapai perusahaan dengan

membuat suatu perbandingan yang tepat antara pendapatan dan beban

yang akan menggambarkan penetapan laba secara wajar dan layak.

Pendapatan dan beban harus diperhatikan dengan teliti, sebab kesalahan

dalam pencatatan pendapatan dan beban akan mempengaruhi

kelangsungan hidup suatu perusahaan. Apabila pencatatan pendapatan

terlalu tinggi dan beban terlalu rendah maka akan mengakibatkan laba

terlalu tinggi. Dan sebaliknya bila pencatatan pendapatan terlalu rendah

dan beban terlalu tinggi maka akan menyebabkan laba terlalu rendah, atau

bahkan perusahaan dapat mengalami kerugian.

Dari uraian diatas maka penulisakan membahas mengenai

bagaimana cara perusahaan dalam menetapkan pendapatan dan beban

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 23, dan dalam rangka

menulis tugas akhir ini penulis mengambil judul “PENETAPAN

PENDAPATAN dan BEBAN pada PT. PLN (PERSERO) UNIT

INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

B. Rumusan Masalah

Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah menghasilkan laba

maksimal dan pengeluaran yang seefesien mungkin. Hal ini dapat dicapai

apabila perusahaan tau bagaimana cara menetapkan pendapatan dan beban

dengan baik. Sehubungan dengan hal itu maka penulis mencoba

membahas permasalahan yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah penetapan pendapatan dan beban pada PT.

PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23.

2. Untuk mengetahui apa sajakah jenis- jenis pendapatan dan beban pada

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Agar mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan maka

peneliti membuat tujuan dan manfaat dari penelitian pada PT. PLN

(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara sebagai salah

satu bahan pelengkap pada bab ini dan semoga menambah wawasan bagi

penulis dan juga pembaca.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah sebagai berikut :

1. Apakah penetapan dan beban pada PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara telah sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan NO. 23.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

2. Bagaimana jenis- jenis pendapatan dan beban yang ada pada PT. PLN

(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.

Sedangkan manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis

adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu penulis dihadapkan pada

masalah yang berhubungan pada masalah yang berhubungan dengan

Akuntansi khususnya dalam hal Pendapatan dan Beban.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

perkembangan pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan

Sumatera Bagian Utara melalui Penetapan Pendapatan dan Beban.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian pada waktu yang

akan datang.

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan.

Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu

pengetahuan dan membantu mengatasi, memecahkan, dan mencegah

masalah yang ada pada objek yang diteliti.

D. Rencana Penulisan

Rencana Penulisan terdiri dari jadwal penelitian dan rencana isi yang

dibuat untuk mempermudah penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

1. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang akan dilakukan penulis adalah

sebagai berikut:

Tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

MARET APRIL
No. Kegiatan Minggu Minggu
I II III IV I II III
Pengajuan Judul Tugas
1
Akhir

Pengesahan Penulisan Tugas


2
akhir

Penunjukan Dosen
3
Pembimbing

4 Permohonan Izin Riset


5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir


√ √ √

7 Bimbingan Tugas Akhir


√ √ √ √

8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Rencana isi tugas akhir ini terdiri dari empat bab, dimana setiap

bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas

akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian

tugas akhir ini disusun sebagai berikut :

BAB : PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian serta rencana penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN PT. PLN (PERSERO)

UNIT INDUK PEMBANGKITAN SUMBAGUT

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan mengenai

sejarah ringkas, struktur organisasi, job description

(uraian tugas), jaringan usaha/ kegiatan, kinerja

usaha terkini dan rencana kegiatan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN PENETAPAN

PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT.

PLN (PERSERO) UNIT INDUK

PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN

UTARA

Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil

penelitian sesuai dengan data yang diperoleh dari

perusahaan yang berjudul Penetapan Pendapatan

Dan Beban Pada PT. PLN(Persero) Unit Induk

Pembangitan Sumatera Bagian Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

BAB IV : PENUTUP

Sebagaimana akhir dari tugas akhir ini, makapenulis

akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan di PT.PLN (Persero) Unit Induk

Pembangitan Sumatera Bagian Utara dan

beberapa saran yang sesuai dengan penelitian yang

nantinya dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti

lain dimasa yang akan datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN


SUMATERA BAGIAN UTARA

A. Sejarah Ringkas

Penyediaan tenaga listrik di Indonesia dimulai sejak didirikaannya

beberapa perusahan listrik milik swasta Belanda di berbagai daerah setelah

Indonesia merdeka, yakni pada tanggal 27 Oktober 1945 dengan sebutan

Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan

Tenaga.

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 mempertegas kedudukan

PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang,

dan tanggung jawab untuk membangitkan, menyalurkan dan

mendistribusikan listrik ke seluruh Indonesia. Kemudian disusul dengan

Keputusan Menteri PUTL No.013/PRT/73 yang menetapkan perubahan

PLN dari Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PERUM, sebagai

satu-satunya Perusahaan Negara yang dibentuk oleh Pemerintah untuk

membangkitkan atau menyalurkan dan mendistribusikan tenaga Listrik di

seluruh Indonesia. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu maka dengan

Penetapan Pemerintah No.1 s/d 45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai

hari Listrik Nasional.

Sejarah membuktikan bahwa dalam suasana yang semakin

memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda pada tanggal 3 Oktober

1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10

nasionalisasi Perusahaan milik swasta Belanda sebagai perwujudan dalam

pasal 33 ayat (2) UUD 1945. Sejak tahun 1955 di Medan berdiri

Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang SUMUT (Sumatera Timur

dan Tapanuli) yang memulai dikepalai SUKARNO (merangkap kepala di

Aceh) dan tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah Badan

Pelaksana Umum PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No.16/1/20

tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. SUMUT,

ACEH, RIAU, SUMBAR menjadi PLN Eksploitasi. Tahun 1965 BPU

PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri No.9/PRT/1964 dan Peraturan

Menteri No. 1/PRT/1965 menetapkan pembagian daerah kerja PLN

menjadi 15 kesatuan daerah eksploitasi, sedangkan SUMUT tetap menjadi

eksploitasi 1.

Kemudian dikeluarkan Keputusan Direksi PLN No.

KPTS/009/DIR PLN/66 tanggal 14 April 1996, PLN eksploitasi 1 dibagi

menjadi 4 cabang dan satu Sektor yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga,

Pematang Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). Peraturan Pemerintah

No. 8 Tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan

Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab

membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke

seluruh wilayah Republik Indonesia. PLN eksploitasi 1 SUMUT dirubah

menjadi PLN eksploitasi 11 SUMUT. Kemudian berdasarkan Keputusan

Direksi No. 178.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004 tentang

organisasi, PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran berubah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

menjadi PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara (PLN UIKSBU).

Saat ini, PLN UIKSBU memiliki 7 Unit Pelaksana Pembangkitan, yaitu

1. UPK BELAWAN

2. UPHK MEDAN

3. UPDK PANDAN

4. UPDK PEKAN BARU

5. UPK LABUHAN ANGIN

6. UPK NAGAN RAYA

7. UPK PANGKALAN SUSU .

Adapun visi, misi, motto dan nilai-nilai pada PT. PLN (Persero)

Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yaitu :

VISI

Diakui sebagai pengelola pembangkit listrik kelas dunia yang bertumbuh

kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi islami.

MISI

Adapun yang menjadi misi dari PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yaitu :

 Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efesien,

andal, dan berwawasan lingkungan.

 Menerapkan tata kelola pembangkit kelas dunia dengan metode

best practice.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

 Mengembangkan sumber daya manusia serta menjadikan budaya

perusahaan sebagai tuntunan dalam pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab .

MOTTO

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a better life).

NILAI - NILAI

 Saling percaya

 Integritas

 Peduli

 Pembelajar

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan mempunyai peranan

yang sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, untuk

itulah maka struktur organisasi harus dirancang sesuai dengan tingkat

kebutuhan dan keadaan perusahaan. Struktur organisasi yang diciptakan

haruslah mampu menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki

perusahaan secara optimal. Dengan demikian struktur organisasi yang baik

akan dapat membagi seluruh tugas, wewenang dan tanggung jawab serta

mampu mengatur tata hubungan yang harmonis antar unit – unit organisasi

yang ada dalam suatu perusahaan.

Pencapaian tata kelola perusahaan yang baik dilakukan dengan

membentuk struktur organisasi yang menggambarkan garis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

pertanggungjawaban yang jelas, dengan unsur utama pelaksanaan tata

kelola perusahaan yakni General Manager.

Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dituangkan dalam

suatu struktur organisasi. Struktur organisasi adalah merupakan bagan

yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan

pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur

organisasi secara jelas dan terperinci.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan

Sumatera Bagian Utara pertama kali diatur didalam Surat Keputusan

Direktur Utama Nomor 178.K010/DIR/2004, tertanggal 24 Agustus 2004.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera

Bagian Utara adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

C. Job Description (Uraian Tugas)

1. General Manager

Bertanggung jawab untuk memastikan berjalannya kegiatan

operasional pembangkit dengan mengoptimalkan sumber daya yang

tersedia secara efesien, efektif, dan sinergis serta menjamin

pelaksanaan tata kelola pembangkit, melaksanakan operational

performance improvement, meningkatkan mutu, dan memastikan

terlaksananya good corporate governance (GCG) sesuai dengan target

kinerja.

2. Senior Manager Engineering

Memastikan berjalannya kegiatan engineering yang dapat menunjang

kinerja operasi dan pemeliharaan serta memastikan ketersediaan

sparepart tepat waktu, kualitas dan biaya, serta mengelola sistem

informasi untuk mendukung upaya pengusahaaan tenaga listrik yang

memiliki efisiensi, mutu, dan keandalan yang baik agar target kinerja

perusahaan dapat tercapai. Adapun jabatan dibawah Senior Manager

Engineering yaitu :

A. Manager Engineering

Mengevaluasi implementasi proses engineering Instalasi

Pembangkit meliputi operasi dan pemeliharaan dengan menerapkan

teknologi terkini berkelanjutan sesuai dengan Business

Management System (BMS) untuk mencapai tingkat keandalan

pembangkit yang optimal sesuai dengan target kinerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

B. Manager Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Pengusahaan dan

Pembangkit

Menyusun rencana dan evaluasi kinerja pengusahaan pembangkit,

operasi dan pemeliharaan, pengelolaan aset, kinerja manajemen,

menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP)

meliputi kebutuhan biaya investasi pembangkit, biaya bahan bakar,

biaya operasi dan biaya pemeliharaan mengacu pada RUPTL dan

RJPP

3. Senior Manager Keuangan

Bertanggung jawab menjamin terlaksananya pengelolaan manajemen

keuangan yang mencakup perencanaan, penyediaan, dan pengendalian

anggaran investasi dan operasi, aliran kas pendapatan, aliran kas

pembiayaan, dan terselenggaranya laporan keuangan sesuai dengan

kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

sehingga mampu mencapai efektifitas pengelolaan keuangan dalam

memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

A. Manager Anggaran dan Keuangan

Manager Anggaran dan Keuangan bertugas untuk menganalisis

dan mengkoordinasi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian

sumber daya keuangan secara efektif dan efisien dalam mendukung

operasional perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan

berdasarkan RKAP yang telah diterapkan, peraturan-peraturan

perusahaan, kebijakan, serta peraturan terkait yang berlaku .

B. Manager Akuntansi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Bertanggung jawab atas terlaksananya proses penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan kebijkan perusahaan dan standart

pelaporan yang berlaku untuk mendukung laporan keuangan yang

akuntable, akurat, wajar dan tepat waktu.

4. Senior Manager Produksi

Bertanggung jawab atas perencanaan operasi dan pemeliharaan,

pengadaan, dan pengendaliannahan bakar & inventory, pembinaan

operasi dan pemeliharaan, keselamatan ketenagalistrikan, pencapaian

target produksi tenaga listrik dengan efisiensi serta mutu dan

keandalan yang baik, serta kepastian jadwal dan ketetapan waktu

pemeliharaan aset pembangkit, pencapaian target penjualan tenaga

listrik dengan harga yang kompetitif dan berorientasi kepada

kebutuhan pelanggan. Dibawah senior manager produksi terdiri atas 4

bagian yang terdiri atas manager operasi pembangkit, manager

pemeliharaan pembangkit dan manager energi pembangkit.

A. Manager Operasi Pembangkit

Manager Operasi Pembangkit memiliki tugas untuk memantau,

menganalisa dan mengevaluasi kegiatan operasi pembangkit,

merencanakan strategi kegiatan operasi pembangkit, serta

menetapkan SOP pembangkit untuk menjamin ketersediaan tenaga

listrik yang handal serta efisien demi kenyamanan konsumen .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

B. Manager Pemeliharaan Pembangkit

Memantau, menganalisa dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan,

merencanakan strategi kegiatan pemeliharaan serta menetapkan

SOP pemeliharaan pembangkit untuk menjamin ketersediaan

Tenaga Listrik yang handal dan efisien serta tercapainya target

Kinerja Pembangkitan.

C. Manager Energi Primer

Memantau, mengevaluasi dan mengendalikan kontrak pemakaian

material, pemakaian energi primer dan pelumas setiap unit

pembangkit serta menyusun strategi supply chain material dan

energi primer yang baik dan optimal untuk meningkatkan efisiensi,

efektifitas dan keandalan pembangkit.

5. Senior Manager SDM dan Umum

Mengkoordinir terlaksananya pengelolaan sumberdaya manusia

melalui pengembangan organisasi, pengembangan SDM, remunerasi

dan hubungan industrial serta pembinaan hukum di lingkungan

Perseroan.

A. Manager Pengembangan SDM

Bertanggung jawab atas terlaksananya rekrutmen pegawai,

pengembangan pegawai, pengelolaan karir dan kinerja pegawai.

B. Manager Administrasi SDM

Manager Administrasi SDM memiliki tugas untuk bertanggung

jawab dalam mengelola kegiatan, merencanakan, mengevaluasi,

menganalisis dan membina pengelolaan administrasi SDM yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

tertib, akurat, dan cepat sehingga dapat memberikan semaksimal

mungkin pemenuhan kebutuhan / kesejahteraan pegawai sesuai

dengan ketentuan.

C. Manager Administrasi Umum dan Fasilitas

Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan

administrasi umum (kesekretariatan, umum dan rumah tangga),

pengelolaan fasilitas kantor, aset non instalasi dan sarana kerja

serta keamanan dan K3 untuk kelancaran pelaksanaan operasional

perusahaan.

6. Pejabat Pelaksana Pengadaan

Bertanggung jawab melaksanakan pengadaan, mulai dari

pengumuman, penjelasan, evaluasi, memastikan Value for Money dan

mempersiapkan kontrak.

7. Pejabat Perencana Pengadaan

Bertanggungjawab mengelola rencana strategi perencanaan pengadaan,

menangani perencanaan portofolio pengadaan, terutama yang masuk

dalam kategori Strategis, Laverage, dan Critical/Bottleneck, riset pasar

dengan proses penilaian kualifikasi dan penyusunan Daftar Penyedia

Terseleksi (DPT) termasuk mengelola pengadaan yang

dikonsolidasikan dan didesentralisasikan serta mempersiapkan

dokumen pengadaan (Bid Doc/ Rencana Kerja dan Syarat(RKS).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

D. Jaringan Kegiatan

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara (PLN UIKSBU) adalah unit usaha PLN yang bergerak dalam

kegiatan pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan pembangkit

PLTA, PLTU, PLTD, PLTG, dan PLTGU yang tersebar di tiga provinsi

yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Riau. Dengan kata

lain PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa.

Kegiatan tersebut berupa penyedia tenaga listrik yang diperoleh

dari sejumlah aset pembangkitnya. Untuk pembangkit yang bertenaga

thermal, PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara memiliki aset mesin pembangkit sebanyak 59 unit, dengan rincian

PLTG/U Belawan 10 unit, PLTG Paya Pasir 5 unit, PLTG Glugur 2 unit,

PLTD Titi Kuning 6 unit, PLTD Leung Bata 14 unit, PLTG Teluk Lembu

2 unit, PLTD Teluk Lembu 1 unit, dan PLTD Teluk Dalam unit serta

PLTD Gunung Sitoli 13 unit. Untuk yang bertenaga hydro (air) terdiri dari

13 PLTMH dan 3 PLTA.

Untuk mikro hydro, memiliki kapasitas terpasang total sebesar 7,5

MW dengan daya tampung 6 MW dan untuk tenaga air adalah PLTA

Sipanhoras, Tapanuli Tengah, yang beroperasi akhir tahun 2004 dengan

jumlah pasokan sebesar 50 MW, PLTA Lau Renun, Dairi berkapasitas 82

MW yang beroperasi sejak akhir 2005 lalu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

E. Kinerja Terkini

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara pertama kali diatur didalam Surat Keputusan Direktur Utama Nomor

178.K010/DIR/2004, tertanggal 24 Agustus 2004. Dan menetapkan PT

PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara sebagai

induk dari pembangkit-pembangkit yang terdiri dari beberapa bagian

yaitu:

1. UPHK (Unit Pemeliharaan Pembangkitan) MEDAN

2. UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan) BELAWAN

A. ULPL Glugur

B. ULPL Titi Kuning

C. ULPL Paya Pasir

3. UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan) NAGAN RAYA

A. ULPL Lueng Bata

B. ULPL Pulo Pisang

C. ULPL Cot Toeng

4. UPDK (Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan) PANDAN

A. ULPL Sipan Sinaporas

B. UPL Renun

5. UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan) LABUHAN ANGIN

6. UPDK (Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan) PEKAN

BARU

UPDK Pekan Baru terbagi ke dalam 3 tempat yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

A. ULPL Koto Panjang

B. ULPL Teluk Lembu

C. ULPL Duri

7. UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan) PANGKALAN SUSU

Dengan total kapasitas terpasang 3166 MW. Selain pembangkit di

atas, terdapat pembangkit – pembangkit di lingkungan KITSBU yang

pengelolaannya menggunakan sistem kontrak OM (Operation &

Maintenance) dan pembangkit sewa.

F. RENCANA KEGIATAN

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara dalam menjalankan aktivitas usahanya senantiasa melihat prospek

kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.

Hal ini dapat dilihat dari rencana-rencana kegiatan yang akan

dilakukan oleh perusahaan agar semakin meningkatnya prospek kerja yang

dihasilkan, yaitu :

1. Perekrutan pegawai baru yang berpotensi bertujuan untuk

mewarnai dinamika pengelolaan perusahaan yang dari waktu

ke waktu akan mengalami perubahan menjadi perusahaan yang

lebih baik.

2. Rencana kegiatan penghijauan disetiap unit induk PLN

Pembangkitan yang tersebar diseluruh SUMBAGUT yang

bertujuan untuk pelestarian lingkungan serta bermanfaat juga

oleh masyarakat setempat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

3. Bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan pemerintah

untuk merekrut setiap mahasiswa yang sesuai dengan kriteria

untuk bekerja langsung menjadi pegawai dan mempersiapkan

sumber daya manusia yang profesional .

4. Menghasilkan listrik dengan harga murah untuk semua

masyarakat dengan menggunakan bahan bakar yang mudah

dicari dan murah seperti menciptakan pembangkit listrik tenaga

angin yang sampai saat ini masih sedikit jumlahnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

PENETAPAN PENDAPATANA DAN BEBAN


PADA PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGKITAN
SUMATERA BAGIAN UTARA

A. Pengertian Pendapatan

Pendapatan memiliki arti yang bermacam-macam, tergantung dari

segimana ditinjau pengertian tersebut. Banyak yang masih bingung dalam

penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan karena beberapa orang

yang mengartikan pendapatan sebagai revenue dan ada juga yang

mengartikannya sebagai income.

Berikut ini, adalah beberapa pengertian pendapatan :

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 23

(2007)“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periodeyangtimbul

mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal. Pendapatan hanya terdiri dari arus kas masuk

bruto sebagai manfaat ekonomi yang diterima oleh perusahaan untuk

diriya sendiri. Jumlah yang ditagih untuk dan atau atas nama pihak

ketiga bukan merupakan pendapatan karena tidak menghasilkan manfaat

ekonomi bagi perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.

Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan

pasar dalam suatu jasa ataupun barang. Pertumbuhan yang konsisten dan

juga pertumbuhan yang meningkat dianggap penting dalam sebuah

perusahaan.

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Menurut Skousen (2009) pendapatan yaitu “Arus masuk atau

peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utang (atau

sebuah kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang atau

penghasilan barang, memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain

yang membentuk operasi pokok atau bentuk entitas yang terus

berlangsung”

Menurut Warren, et al (2005) pendapatan yaitu “Peningkatan

ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa

kepada pembeli”.

Pendapatan menurut buku Pedoman Akuntansi PT. PLN

(Persero) yaitu “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi mencakup

jumlah yang ditagih untuk pihak ketiga seperti penjualan tenaga listrik,

subsidi listrik Pemerintah, penyambungan pelanggan, dan pendapatan lain-

lain.

Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari penanaman

modal.

B. Pengertian Beban

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 19 (2007)

“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

terjadinya kewajiban yang menyebabkan penurunan ekuitas yang tidak

meyangkut pembagian kepada penanam modal”.

Carter, Usry (2006) menjelaskan beban dapat didefenisikan

sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian

dibandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai

penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa

ekonomi dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan

pemerintah. Beban diukur dengan nilai penurunan dalam aktiva atau

peningkatan dalam utang yang berkaitan dengan produksi atau penyerahan

barang dan jasa. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah

habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

Menurut Warren, et al (2005) beban atau (expenses) dapat

diartikan sebagai “Aktiva atau jasa yang digunakan dalam menghasilkan

pendapatan. Contoh-contoh beban meliputi beban upah, beban sewa,

beban perlengkapan, beban utilitas, dan beban lain-lain”.

Sedangkan beban menurut buku Pedoman Akuntansi PT. PLN

(Persero) yaitu semua pengeluaran untuk operasi yakni pengeluaran yang

masa manfaatnya tidak lebih dari satu tahun atau pengeluaran yang dapat

dikaitkan secara langsung dengan pendapatan dalam satuperiode tertentu

yang dilaporkan berdasarkan unsur (sifat) dan fungsinya.

C. Jenis – jenis Pendapatan

Jenis-jenis pendapatan terbagi 2 yaitu pendapatan usaha dan pendapatan

lain lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

1. Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha yang terdapat dalam PT.PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yaitu :

1. Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik

Pendapatan penjualan tenaga listrik yaitu pendapatan yang

diperoleh dari penyerahan tenaga litrik kepada pelanggan atas dasar

pemakaian listrik oleh pelanggan. Pemakaian listrik ditentukan dari hasil

pembacaan meter listrik dan perhitungan dengan cara tertulis sesuai

dengan ketenuan yang berlaku. Pendapatan penjualan tenaga listrik

dihitung dari pemakaian listrik dengan tarif yang berlaku. Di dalam

pendapatan penjualan tenaga listrik, termasuk pendapatan dari listrik

prabayar.

Di samping pengelompokan pendapatan penjualan tenaga listrik

berdasarkan golongan pelanggan, pendapatan penjualan tenaga listrik

juga dikelompokkan berdasarkan Unit Induk dan Anak Perusahaan yang

melakukan transaksi penjualan tenaga listrik. Total pendapatan penjualan

tenaga listrik dari kedua jenis pengelompokan ini harus sama. Rencana

penjualan agar mempertimbangkan estimasi saldo piutang usaha pada

awal tahun, aging schedule dan target piutang usaha pada akhir tahun.

2. Pendapatan Listrik Prabayar

Pendapatan listrik prabayar adalah transaksi pemakaian tenaga listrik

dengan pembayaran di muka dimana pelanggan membayar tenaga listrik

sebelum energi listrik perusahaan dikerjakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

3. Pendapatan Subsidi Listrik Pemerintah

Pendapatan subsidi listrik pemerintah yaitu pendapatan yang diperoleh dari

subsidi listrik pemerintah. Subsidi listrik diberikan kepada pelanggan dengan

golongan tarif yang harga jual tenaga listrik rata-ratanya lebih rendah dari biaya

pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik pada tegangan di golongan tarif rendah.

Auditor pemerintah adalah instansi pemerintah yang berwenang

melakukan audit sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pendapatan Penyambungan Pelanggan

Pendapatan penyambungan pelanggan adalah penerimaan aset atau kas

dari pelanggan sehubungan dengan adanya penyambungan

listrik/perubahan daya sambungan listrik untuk pelanggan tersebut.

5. Pendapatan Ditangguhkan

Pendapatan ditangguhkan adalah penerimaan aset atau kas dari pelanggan

sebelum jaringan listrik yang diminta oleh pelanggan tersambung ke

tempat yang dituju.

6. Pendapatan Usaha Lainnya

Pendapatan usaha lainnya adalah pendapatan operasi dari sumber selain

penjualan tenaga listrik dan biaya penyambungan, antara lain pendapatan

dari biaya administrasi tagihan susulan, hasil pemakaian trafo, pendapatan

sewa trafo/generator/kapasitor, hasil penyewaan generator set dan lain-

lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

2. Pendapatan Lain-lain

Selain pendapatan usaha , ada pendapatan lain-lain dalam perusahaan.

Pendapatan lain-lain adalah kenaikan bersih atas aset atau pengurangan

kewajiban yang timbul dari kegiatan-kegiatan diluar operasi utama

perusahaan.

1. Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga diakui pada saat diterimanya bunga atas pendapatan

bunga bank dan investasi (termasuk yang dibatasi penggunaannya) dan

pembayaran bunga pinjaman dari pihak ketiga, piutang, dan pendapatan

bunga lainnya yang relavan diakui secara akrual pada periode terjadinya,

di setiap akhir periode berjalan yaitu sebesar jumlah yang seharusnya

diterima berdasarkan tingkat bunga yang ditetapkan. Pendapatan bunga

diukur sebesar jumlah rupiah bunga yang menjad hak sesuai dengan

perjanjian yang disepakati pihak- pihak yang bersangkutan.

2. Pendapatan di Luar Usaha / Pendapatan Lain-lain.

Pendapatan yang berasal dari kenaikan nilai aset atau penurunan liabilitas

perusahaan, diakui secara periodik berdasarkan jumlah kenaikan

aset/penurunan liabilitas yang timbul pada periode yang bersangkutan.

Termasuk dalam kelompok ini yaitu :

a. Pemulihan kerugian penurunan nilai aset

b. Kerugian pemulihan penurunan nilai investasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

Pendapatan yang berasal dari penjualan aset atau penjualan jasa yang

tidak dilakukan sebagai kegiatan usaha normal (utama) perusahaan,

diakui jika aset/jasa yang bersangkutan telah

diserahkan perusahaan kepada pihak lainnya, berdasarkan dokumen serah

terima yang relavan.

Termasuk dalam kelompok ini antara lain :

a. Keuntungan penjualan/pelepasan aset tetap

b. Keuntungan penjualan/pelepasan investasi

c. Keuntungan penjualan/ pelepasan material yang dihapus

Pendapatan diluar usaha / pendapatan lain-lain diukur sebesar jumlah

rupiah yang menjadi hak untuk diterima atau ditagih kepada pihak lain atas

pengorbanan sumber daya ekonomik yang telah dilakukan untuk

kepentingan pihak lain tersebut.

Pendapatan PFK diakui pada saat pekerjaan oleh pihak ketiga telah selesai

dilaksanakan dan diperoleh sejumlah nilai selisih antara perhitungan RAB

atas permintaan pekerjaan oeleh pelanggan dengan nilai pekerjaan yang

dilakukan oleh pihak ketiga.

D. Jenis-jenis Beban

Jenis-jenis beban yang ada pada PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara adalah :

1. Beban Usaha

Beban usaha terdiri atas :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

1. Beban Neraca Energi

RKA Unit Induk menyajikan neraca energi yang menggambarkan sumber

perolehan energi listrik dalam satuan MWh dan meliputi :

a. Energi listrik yang diproduksi sendiri baik dari pembangkit milik sendiri

maupun pembangkit sewa.

b. Pemakaian sendiri energi listrik untuk pembangkit.

c. Energi listrik yang diterima dari Unit Induk lainnya.

d. Energi yang siap dijual dan/atau dikirimkan ke Unit Induk lainnya.

e. Susut jaringan yakni volume energi listrik yang hilang dalam mata rantai

pasokan tenaga listrik mulai dari transmisi sampai dengan titik penyerahan

pelanggan.

2. Beban Bahan Bakar.

Beban bahan bakar adalah beban pemakaian/pengeluaran persediaan bahan

bakar.

Penyusunan anggaran bahan bakar atau energi primer dengan

mempertimbangkan :

a. Pertumbuhan penjualan.

b. Ketersediaan pembangkit.

c. Rencana Operasi Tahunan (ROT).

d. Kebijakan stok bahan bakar dan harga energi primer.

Penyusunan rencana kebutuhan bahan bakar agar memperhitungkan saldo

awal dan target saldo akhir per jenis bahan bakar, sehingga

dapatmenggambarkan rencana volume pembelian per jenis bahan bakar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Di samping volume bahan bakar, rencana kebutuhan bahan bakar

jugamenyajikan konsumsi bahan bakar per kWh yakni specific

fuelconsumption (SFC) untuk pembangkit berbahan bakar minyak dan

SGCuntuk gas serta tara kalor (heat rate) untuk pembangkit berbahan

bakarbatubara.

Khusus untuk energi panas bumi, air dan energi lainnya disajikan

dalamvolume produksi per masing-masing jenis energi primer tersebut.

3. Beban Pembelian Tenaga Listrik dan Sewa Pembangkit.

Beban pembelian tenaga listrik adalah beban yang timbul dari diterimanya

pasokan tenaga listrik dari IPP sebesar jumlah yang ditentukan dalam

formula pembayaran.

Sewa pembangkit adalah biaya sewa atas tenaga listrik sehubungan dengan

perjanjian dengan IPP tertentu yang ditentukan sebagai sewa operasi

mengacu ke kebijakan sewa dan biaya sewa lainnya.

RKA Unit Induk menyajikan perincian rencana pembelian tenaga listrik

baikdari IPP maupun excess power yang meliputi nama produsen,

lokasi,kapasitas pembangkit, jenis bahan bakar, batas minimum take or

pay(TOP), rencana volume pembelian tenaga listrik, harga satuan dan

jumlahharga.

RKA Unit Induk menyajikan perincian anggaran sewa pembangkit

yangmeliputi nomor kontrak (jika ada), nama penyedia mesin sewa,

lokasi,kapasitas (MW), batas minimum take or pay (TOP), jenis bahan

bakar,SFCatau tarakalor, atau tarakalor,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

rencana volume produksi, harga satuan sewa perkWh dan jumlah anggaran

sewa.

4. Beban Pemeliharaan.

Beban pemeliharaan adalah biaya pemeliharaan atas aset tetap/instalasi

untuk menjaga mutu dan keandalan baik berupa jasa borongan maupun

pemakaian internal.

Beban pemeliharaan terdiri dari :

a. Jasa borongan

b. Pemakaian Material

5. Beban Kepegawaian.

Beban kepegawaian adalah pengorbanan sumber daya ekonomi untuk

aktivitas pegawai dalam hubungan aktivitas utama perusahaan dan

pendukungnya.

Beban kepegawaian terdiri atas :

a. Gaji

b. Imbalan kerja

c. Jasa produksi dan intensif kerja

d. Tunjangan dan lain-lain

6. Beban Penyusutan.

Beban penyusutan yaitu beban alokasi jumlah tersusut dari aset selama

umur manfaatnya.

Biaya penyusutan dihitung dengan mempertimbangkan besarnya

biayapenyusutan tahun sebelumnya, rencana tambahan aset dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

penarikanaset dalam tahun berjalan serta mengacu pada kebijakan akuntansi

yangberlaku dan dituangkan ke dalam format biaya penyusutan

7. Beban Administrasi.

Beban administrasi merupakan beban alokasi jumlah tersusut dari aset

selama umur manfaatnya. Anggaran biaya administrasi dikelompokkan atas

biaya administrasi niagadan administrasi umum.Anggaran biaya administasi

disusun dengan mempertimbangkan :

a. Realisasi tahun sebelumnya.

b. Jumlah dan mutasi pelanggan.

c. Nilai penjualan tenaga listrik dan saldo piutang usaha.

d. Rasio biaya administrasi niaga per pelanggan

e. rasio biayaadministrasi umum per pegawai.

2. Beban Lain-lain

Beban lain-lain adalah beban yang dikeluarkan oleh perusahaan dan tidak

berkaitan langsung dengan kegiatan operasi normal perusahaan yang terbagi

atas:

1. Beban Bunga dan Beban Keuangan.

Beban bunga adalah bunga yang menjadi beban atau terhutang sampai akhir

suatu periode atas pinjaman sesuai dengan perjanjian yang bersangkutan.

Beban keuangan adalah beban bunga dan beban lain-lain yang ditanggung

perusahaan sehubungan dengan peminjaman dana dan

beban keuangan lainnya yang terjadi dari transaksi instrumen


keuangan, antara lain amortisasi premi/diskonto kontrak berjangka.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Anggaran biaya bunga disusun berdasarkan jadwal pembayaran bunga,saldo

outstanding pinjaman dan tingkat bunga dari masing-masingperjanjian

pinjaman. Anggaran biaya bunga termasuk unsur bunga yangterkandung

dalam kontrak pembelian tenaga listrik dengan IPP, capitalleased maupun

kontrak sewa Build Operate and Tranfer (BOT), di samping itu beban

hedging juga dikelompokkan ke dalam anggaran.

2. Beban Pensiunan Perawatan Kesehatan

Beban pensiuanan perawatan kesehatan adalah pembayaran atas perawatan

kesehatan kepada pensiuanan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.

Pengukuran atas beban pensiunan perawatan kesehatan adalah jumlah

Rupiah menurut perhitungan yang menjadi kewajiban Perusahaan untuk

iuran pensiun perawatan kesehatan.

E. Pernyataan Standar Akuntansi yang Berhubungan dengan Penetapan

Pendapatan dan Beban

Pernyataan yang berhubungan dengan penetapan pendapatan dan

beban ialah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 tentang

Pendapatan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 disetujui

dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

1994 dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia

pada tanggal 7 September 1994. Pernyataan ini tidak wajib diterapkanuntuk

unsur yang tidak material (immaterial items).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya

sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak

pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke

perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan karena itu harus

dikeluarkan dari pendapatan. Begitupun dalam hubungan keagenan, arus

masuk bruto manfaat ekonomi termasuk jumlah yang ditagih atas nama

prinsipal, tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas perusahaan, dam karena itu

bukan merupakan pendapatan, yang merupakan pendapatan hanyalah

komisi yang diterima dari prinsipal.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23

“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau

dapat diterima”. “Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi

biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeliatau

pemakai aktiva tersebut”.

PSAK No. 23 juga mengemukakan bahwa “Jumlah tersebut diukur

dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima

perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang

diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk

kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas

yang diterima dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara

kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari

jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan Pernyatan No. 23 terdiri dari

44 paragraf. Pernyataan ini harus dibaca dalam konteks paragraf 1-35.

Dalam PSAK nomor 23 paragraf 36 Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan

bahwa Pernyataan ini harus ditetapkan dalam akuntansi untuk pendapatan

yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi berikut ini:

a. Penjualan barang

b. Penjualan jasa

c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan

bunga royalti dan dividen.

F. Penetapan Pendapatan dan Beban pada PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

Pendapatan disajikan didalam laporan keuangan laba rugi

komprehensif periode yang bersangkutan, terbagi ke dalam empat pos, yaitu

penjulan tenaga listrik, subsidi listrik pemerintah, penyambungan pelanggan

dan pendapatan usaha lainnya.

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau

dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya

ditentukan oleh persetujuan antara entitas dengan pembeli atau pengguna

aset tersebut.Jumlah tersebut diukur pada nilai wajar imbalan yangditerima

dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume.

Sedangkan beban disajikan perusahaan dalam bentuk analisis

beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

berdasarkan unsur beban yang dipertimbangkan dapat lebih menyediakan

informasi yang andal dan lebih relavan dalam pelaporan bebannya.

Perusahaan mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban antara

lain :

a. Beban penyusutan

b. Beban amortisasi

c. Dan beban imbalan kerja

Untuk penyajian dan beban diluar usaha/pendapatan dan beban

lain-lain disajikan dalam laporan laporan laba rugi komprehensif sebagai

pengurang laba bruto sehingga diperoleh laba usaha periode yang

bersangkutan. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu kelompok

transaksi pendapatan dan beban diluar usaha yang sejenis dapat disajikan

secara neto. Namun, penyajian harus dilakukan secara terpisah jika nilai dari

keuntungan atau kerugian tersebut bernilai material.

1. Pendapatan

Pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera

Bagian Utara pendapatan diakui berdasarkan metode akrual, yaitu metode

pencatatan pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak tanpa

memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Pendapatan dengan metode

akrual ini memiliki keuntungan . Keuntungan metode ini adalah karena

metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba

rugi) dan neraca selisih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Pendapatan dalam perusahaan yang berkaitan dengan transaksi

penjualan jasa diakui apabila telah memenuhi seluruh kondisi berikut ini

yaitu:

 Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal

 Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut

akan mengalir ke perusahaan

 Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan

dapat diukur secara andal

 Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk meyelesaikan transaksi

tersebut dapat diukur secara andal

Dengan memperhatikan kondisi-kondisi tersebut, masing-masing

jenis pendapatan di Perusahaan diakui pada saat:

 Pendapatan penjualan tenaga listrik

Terjadinya penjualan tenaga listrik, yaitu pada saat tenaga listrik telah

digunakan pelanggan, sesuai dengan periode beban produksi listriknya,

berdasarkan angka.

 Pendapatan subsidi listrik pemerintah

Diakui pada saat terjadinya , atas dasar akrual

 Pendapatan penyambungan pelanggan

Diakui pada saat penyambungan sudah dilaksanakan ke pelanggan

berdasarkan listrik pelanggan yang menyala diperoleh dari fungsi niaga.

 Pendapatan usaha lainnnya, saat memenuhi kondisi persyaratan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Untuk pengakuan LPB, pada awal penjualan token/voucher penerimaan

kas diakui sebagai penerimaan di muka rekening listrik. Selanjutnya,

pengakuan pemakaian kWh LPB dilakukan setelah diperoleh angka hasil

perhitungan pemakaian LPB pada bulan tersebut per tarif dan daya yang

dilakukan oleh fungsi niaga perusahaan. Saldo penerimaan di muka LPB

pada setiap akhir bulan diakui sebagai pendapatan penjualan LPB pada

bulan berikutnya.

2. Beban

Beban pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera

Bagian Utara diakui dan dicatat secara akrual yaitu pada saat suatu periode

dimana beban tersebut dibebankan walaupun pembayaran secara efektif

belum dilakukan.

Beban usaha diakuipada saat terjadinya dan atas dasar hubungan

langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu.

 Beban bahan bakar

Diakui pada saat terjadinya pemakaian bahan bakar

 Beban pembelian tenaga listrik

Diakui pada saat terjadinya pemasokan tenaga listrik dari IPP selama masa

komisioning, atas kelebihan produksi dan apabila perjanjian pembelian

tenaga listrik dengan IPP tidak memenuhi kriteria sewa.

 Beban sewa

Pengakuan beban sewa adalah dimulai dari awal masa sewa sampai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

dengan berakhirnya masa perjanjian sewa yang diakui secara periodik sesuai

dengan proporsi manfaat yang telah diterima perusahaan pada saat terjadi

penyaluran listrik oleh pihak ketiga.

 Beban pemeliharaan

Beban pemeliharaan timbul dari pemakaian material dan jasa borongan.

Pengakuan beban pemeliharaan pada saat manfaat/jasa yang berkaitan telah

diterima oleh Perusahaan (jasa borongan) atau pada saat pemakaian material

atas pemeliharaan tersebut terjadi.

 Beban kepegawaian

Diakui pada saat timbulnya kewajiban perusahaan kepada karyawan atas

jasa yang dilakuukan karyawan pada satu periode tertentu.

 Beban administrasi

Pengakuan beban administrasi (beban usaha lain-lain) yang timbul dari

kegiatan usaha normal Perusahaan (beban honorarium, biaya perjalanan

dinas, beban utilitas) adalah pada saat terjadinya.

Pengakuan pada beban lain- lain adalah :

 Pengakuan beban di luar usaha/beban lain-lain

yang terkait dengan kenaikan liabilitas atau penurunan aset perusahaan

antara lain:

a) Kerugian penurunan nilai aset

b) Kerugian penurunan nilai investasi

c) Beban/denda pajak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

 Beban diluar usaha/beban lain-lain yang berasal dari penjualan aset atau

penjualan jasa yang tidak dilakukan sebagai kegiatan usaha normal

perusahaan, diakui jika aset/jasa yang bersangkutan telah diserahkan

Perusahaan kepada pihak lainnya, berdasarkan dokumen serah terima yang

relavan. Termasuk dalam kelompok antara lain:

 Kerugian penjualan /pelepasan aset tetap

 Kerugian penjualan/pelepasan investasi

 Kerugian penjualan/pelepasan material yan dihapus

Beban di luar usaha/beban lain-lain diukur sebesar jumlah rupiah harga

perolehan sumber daya ekonomi yang harus dikorbankan untuk kegiatan

yang bersangkutan .

Penetapan pendapatan dan beban pada PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara telah sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23, hal ini dapat dilhat dari

metode yang digunakan pada PT. . PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan

SUMBAGUT yaitu metode akrual. Dimana, menurut metode akrual

pendapatan dicatat dan diakui pada saat periode tertentu walaupun hasil

secara tunai belum. Dan beban diakui dan dicatat pada saat periode atau

periode dimana beban tersebut dibebankan walaupun pembayaran efektif

belum dilakukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil data dan hasil riset, penulis mencoba

memberikan kesimpulan yang berhubungan dengan penetapan dan beban

pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

yaitu :

1. Penetapan Pendapatan dan Beban pada PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara telah sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23, hal ini dapat dilihat dari

metode yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan SUMBAGUT yaitu metode akrual. Dimana, menurut

metode akrual pendapatan dicatat dan diakui pada saat atau periode

tertentu walaupun hasil secara tunai belum diterima dan beban diakui

dan dicatat pada saat atau periode dimana beban tersebut dibebankan

walaupun pembayaran belum dilakukan.

2. Jenis-jenis pendapatan dan beban pada PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara adalah sebagai berikut:

a. PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara memiliki jenis pendapatan usaha yang meliputi: Penjualan

Tenaga Listrik, Subsidi Listrik Pemerintah, Penyambungan Usaha

Pelanggan , dan Pendapatan usaha lainnya. Sedangkan pendapatan

lain-lain: Pendapatan Bunga dan pendapatan diluar usaha.

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

b. PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian

Utara memiliki jenis beban usaha yang meliputi: Pembelian

Tenaga Listrik, Sewa Diesel/Genset, Beban Penggunaan

Transmisi, Bahan Bakar dan Minyak Pelumas, Pemeliharaan,

Kepegawaian, Penyusutan Aaset Tetap dan Administrasi.

Sedangkan beban lain-lain meliputi: Beban Pinjaman, Beban

Pensiun dan Beban Selisih Kurs.

B. SARAN

Di bawah ini ada beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi

kepentingan instansi dimasa mendatang adalah sebagai berikut:

1. PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

sebaiknya tidak mencantumkan pendapatan usaha seperti subsidi

listrik pemerintah, penyambungan pelanggan, dan lain-lain di dalam

laba/rugi laporan keuangan karna pada umumnya pendapatan ini

hanya berasal dari kantor pusat dan pendapatan umumnya hanya

berasal dari pendapatan lain-lain sebagai tenaga pembangkit.

2. Sebaiknya PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera

Bagian Utara dalam menghasilkan energi pembangkitan listrik harus

lebih bijak dalam menggunakan bahan bakar dan minyak pelumnas

karena harga listrik menjadi mahal, serta harus lebih efisien dalam

menciptakan energi pembangkit yang lebih ramah lingkungan seperti

berasal dari angin agar harga listrik menjadi lebih murah dan

konsumen tidak merasa terberatkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

DAFTAR PUSTAKA

Carter, Usry. 2006. Cost Accounting (Akuntansi Biaya). Edisi 13. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.

Hansen dan Mowen, 2006. Buku 1 Management Accounting. Edisi 7, penerbit


Salemba Empat. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan NO.


23. Standar Akuntansi Keuangan. Per 1 Oktober 2004. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. . Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan NO.


19 dan No. 23. Standar Akuntansi Keuangan. Per 1 September 2007.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

PT. PLN (Persero). 2019. Pedoman Akuntansi PT. PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. PT. PLN (Persero).

PT. PLN (Persero). 2019. Laporan Tahunan PT. PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. PT. PLN (Persero).

Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas. Buku 1.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Warren, Cals S., Reeve, James M., dan Fees, Philip E. 2005. Pengantar
Akuntansi. Buku satu. Edisi kedua puluh satu. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai