Anda di halaman 1dari 60

TUGAS AKHIR

ANALISIS ANGGARAN SEBAGAI PERENCANAAN DAN


PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA DINAS
PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

OLEH :

FIRISKA MANALU
172101035

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan pengetahuan, hikmat, dan kesempatan sehingga peneliti

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik yang berjudul “Analisis

Anggaran sebagai Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada

Dinas Perhubungan Kota Medan”. Tugas akhir ini diselesaikan guna memenuhi

salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program pendidikan

Diploma III jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, pengarahan, bimbingan,

serta motivasi dari berbagi pihak, penulisan tugas akhir ini tidak akan mungkin

dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena kesempatan ini, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs., Raja Bongsu Hutagalung, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP.,MBA., selaku Sekretaris Program

Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

4. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktu dan bimbingan serta arahan yang bermanfaat bagi

peneliti.

Universitas Sumatera Utara


5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia

memberikan waktu untuk memberikan masukan, maupun koreksi bagi

peneliti.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan yang membantu peneliti

dalam mengumpulkan data yang diperlukan kepada peneliti dalam rangka

penyelesaian Tugas Akhir.

8. Buat Ibu (+), Ayah (+) dan buat Saudari saya Ria Angelina Manalu, Eva

Mariana Manalu, Sasro Marito Manalu, Marya Monthes Manalu, dan

Agustina Manalu yang telah memberikan dukungan dan doa kepada

peneliti.

9. Teristimewa juga buat sahabat-sahabat peneliti (Nanda Lestari Sembiring,

Cher, Serli, Grace, Ega, Juli,) juga kakak Grace F. Napitupulu dan Kakak

Ida yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat kepada peneliti.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi

semua pihak yang membaca atau membutuhkan. Semoga kita selalu diberkati

Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aspek kehidupan kita.

Medan, Juli 2020


Peneliti

Firiska Manalu
NIM.172101035

ii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN7
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................. 4
1.5 Jadwal Kegiatan ................................................................. 5

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN


2.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota ......................... 7
2.2 Visi, Misi dan Tujuan ......................................................... 7
2.3 Logo Lembaga.................................................................... 8
2.4 Struktur Organisasi ............................................................. 9
2.5 Job Description .................................................................. 10
2.6 Jaringan Kegiatan ............................................................... 25
2.7 Kinerja Usaha Terkini ....................................................... 25
2.8 Rencana Kegiatan............................................................... 26

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Anggaran ........................................................................... 27
3.2 Biaya Operasional ............................................................. 33
3.3 Perencanaan Biaya Operasional ......................................... 36
3.4 Pengawasan Biaya Operasional ......................................... 38
3.5 Penganggaran pada Dinas Perhubungan Kota Medan ....... 39
3.6 Analisis Anggaran sebagai Perencanaan Biaya
Operasional pada Dinas Perhubungan Kota Medan.......... 40
3.7 Analisis Anggaran sebagai Pengawasan Biaya
Operasional pada Dinas Perhubungan Kota Medan ......... 42

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan......................................................................... 48
4.2 Saran ................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir...................... 5


3.1 Laporan Anggaran Pendapatan dan belanja Dinas
Pehubungan Kota Medan ......................................................... 44

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.2 Logo Dinas Perhubungan kota Medan ................................ 8


2.3 Struktur Dinas Perhubungan kota Medan............................ 10

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


1. Surat Research/Survey ....................................................... 51

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah perusahaan maupun organisasi dapat tumbuh apabila dikelola

dengan baik agar dapat menghasillkan keuntungan yang besar bagi perusahaan itu

sendiri. Setiap perusahaan mempunyai strategi agar selalu menjadi perusahaan

yang dapat mencapai target. Perusahaan yang maju memiliki faktor-faktor

pendukung salah satunya pemimpin yang mampu mengarahkan bawahannya

untuk dapat mengerjakan tugas-tugas perusahaan dengan baik, disini fungsi

manajemen sangat diperlukan untuk mencapai pencapaian yang maksimal.

Pencapaian itu dilakukan secara efektif dan efesien.

Dalam usaha pencapaian tersebut perusahaan ataupun organisasi harus dapat

merencanakan dan mengawasi biaya operasional setiap hal dengan baik, agar

setiap proses dalam mencapai tujuan perusahaan atau organisasi dapat lebih

maksimal. Perencanaan dan pengawasan harus selalu diperhatikan karena

keduanya merupakan satu-kesatuan yang utuh. Menurut Robbins dan Coulter

(2015:9) menyatakan “Perencanaan (planning) merupakan sebuah fungsi

manajemen yang meliputi pendefenisian sasaran, penetapan strategi untuk

mencapai sasaran, dan pengembangan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-

aktivitas”.

Biaya operasional merupakan biaya yang terkait dengan menjalankan dan

mengelola bisnis. Dalam biaya operasional terdapat biaya-biaya yang akan

Universitas Sumatera Utara


2

dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan dari instansi tersebut. Biaya operasional

ini juga digunakan untuk menunjang suatu kegiatan dalam instansi. Biaya

operasional dalam setiap kegiatan biasanya digunakan untuk mencapai sasaran

yang telah ditetapkan. Di dalam kegiatan yang telah ada diperlukan adanya

perencanaan dan pengendalian dalam hal biaya operasional. Hal tersebut

dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat mengakibatkan kerugian.

selain itu dibutuhkan adanya pengawasan dalam biaya operasional yang akan

dikeluarkan dalam suatu kegiatan.

Nurlela (2013:10) menyatakan “Biaya merupakan pengorbanan sumber

ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”. Biaya operasional merupakan salah

satu bagian terpenting demi kelangsungan operasi suatu instansi. Perencanaan dan

pengawasan dalam hal biaya operasional harus disusun dengan teliti dan harus

disesuaikan dipertimbangkan dengan baik. Perusahaan harus menyusun anggaran

dengan baik, karena anggaran perlu Perencanaan dan pengawasan dalam hal biaya

operasional yang baik. Anggaran yang diperlukan untuk setiap kegiatan

perusahaan harus direncanakan dan diawasi, supaya terkoordinir dengan baik dan

yang paling penting sesuai dengan kondisi terkini perusahaan.

Perlunya suatu anggaran bagi perusahaan adalah untuk memastikan

pencapaian target organisasional, memberikan pedoman yang rinci dan juga dapat

menjabarkan perencanaan, pengawasan dalam hal biaya operasional, koordinasi

dan sebagai pedoman kerja secara sistematis, selain itu juga untuk mengetahui

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan yang terpenting untuk

Universitas Sumatera Utara


3

meningkatkan tanggung jawab dari masing-masing karyawan atas pekerjaan yang

menjadi kewajibannya. Penyusunan anggaran juga ditujukan sebagai pengawasan

yang memungkinkan manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi

kekuatan ataupun kelemahan perusahaan.

Perencanaan merupakan suatu proses menentukan hal-hal yang ingin dicapai

(tujuan) dimasa depan serta menetukan berbagai tahapan yang diperlukan

untukmencapai tujuan tersebut. Menurut Issakh dan Wiryawan (2015:92)

menyatakan “Perencanaan adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang

perlu untuk mencapai sasaran perusahaan”. Perencanaan biaya Operasional

haruslah benar-benar harus disusun dengan baik, agar perencanaan biaya

operasional tersebut terealisasi.

Dinas perhubungan adalah salah satu instansi pemerintah yang bergerak di

bidang pelayanan tansportasi darat, laut, dan udara. Instansi ini memerlukan

anggaran sebagai dasar perencanaan dan pengawasan biaya operasional dalam

usaha mencapai tujuan dari Instansi tersebut. Dengan hal itu, Instansi selalu

membuat anggaran yang berbeda dan disesuaikan dengan keadaan instansi dan

ekonomi setiap tahun.

Berdasarkan uraian di atas terlihat jelas bahwa perencanaan dan pengawasan

Biaya Operasional mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung

perusahaan mencapai tujuannya secara maksimal. Oleh karena itu, penulis ingin

mengkaji dan menelaah mengenai peranan anggaran sebagai Perencanaan dan

Pengawasan Biaya Operasional melalui penelitian dengan Judul “Analisis

Universitas Sumatera Utara


4

Anggaran sebagai Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada

Dinas Perhubungan Kota Medan.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan

penelitian ini adalah: Apakah anggaran sebagai perencanaan dan

pengawasan biaya Operasional di Dinas Perhubungan Kota Medan sudah

terealisasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui anggaran sebagai perencanaan dan pengawasan biaya

operasional pada Dinas Perhubungan Kota Medan sudah terealisasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penulisan ini

adalah:

1. Bagi Dinas Perhubungan Kota Medan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

informasi yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam

pelaksanaan anggaran sebagai perencanaan dan Pengawasan biaya

operasional pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

2. Bagi Peneliti

Untuk mempelajari dan memperoleh pemahaman secara teori maupun

praktik yang terjadi pada instansi tersebut mengenai Analis Anggaran

sebagai Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional di Dinas

Universitas Sumatera Utara


5

Perhubungan Kota Medan, sehingga peneliti dapat mengembangkan

pengetahuan teoritis dan juga pengaplikasian pada objek penelitian.

3. Bagi Pihak Lain

Menjadi bahan referensi dan tambahan informasi terkait analisis

anggaran sebagai perencanaan dan pengawasan biaya operasional.

1.5 Jadwal Kegiatan

Jadwal penelitian Penulis dapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1
Jadwal Penelitian
APRIL MEI JUNI JULI
NO KEGIATAN
II III IV I II III IV I II III IV I
1 Persiapan
2 Pengumpulan data
3 Penulisan

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian dari Tugas Akhir ini mencakup dari empat bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang latarbelakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal

penelitian dan sistematika penelitian yang dilaksanakan

BAB II : PROFIL DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang sejarah ringkas

perusahaan, visi, misi, dan tujuan perusahaan, logo organisasi,

jenis kegiatan Dinas Perhubungan, struktur organisasi, Job

Description.

Universitas Sumatera Utara


6

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan hasil penelitan yang telah

dilakukan yaitu mengenai analisis anggaran sebagai perencanaan dan

pengawasan biaya operasional pada Dinas Perhubungan kota Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti memberikan kesimpulan dari penelitian

yang dilakukan terhadap Dinas Perhubungan Kota Medan dan

saran yang akan diajukan untuk pengembangan ataupun

kemajuan pada dinas Perhubungan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PROFIL DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

2.1 Sejarah Dinas Perhubungan Kota Medan


Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan

Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-kabinet RI. Rencana

strategis Dinas Perhubungan Kota Medan disusun berawal dari pemikiran

strategis tentang nilai-nilai luhur yang dianut atau dimiliki oleh seluruh pimpinan

dan staf Dinas Perhubungan Kota Medan yang merupakan karakteristik inti dari

tugas pokok yang di emban oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.

Dinas Perhubungan Kota Medan sebelum Tahun 2002 semula bernama

Cabang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) yang berada dibawah

induk Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) Tingkat I Provinsi

Sumaera Utara yang kemudian diubah namanya menjadi Dinas Lalu Lintas

Angkutan Jalan Raya (LLAJR) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun

2002 tentang penyerahan sebagian wewenang Pemerintah Pusat tentang Lalu

Lintas Angkutan Jalan kepada daerah Provinsi dan Kabupaten / Kota yang sampai

sekarang dikenal dengan nama Dinas Perhubungan Kota Medan.

2.2 Visi, Misi dan Tujuan Dinas Perhubungan Kota Medan

2.2.1 Visi Dinas Perhubungan Kota Medan

Visi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah mewujudkan penyelenggaraan

pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah

dalam upaya menciptakan masyarakat yang beriman, maju, mandiri, mapan, dan

berkeadilan di dalam kebhinnekaan yang di dukung tata pemerintahan yang baik.

Universitas Sumatera Utara


8

2.2.2 Misi Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan, yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur

maupun masyarakat.

2. Mewujudkan sistem angkutan massal terpadu.

3. Menyediakan aksebilitas transportasi bagi semua golongan.

4. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas kinerja pelayanan transportasi.

5. Mempromosikan transportasi yang tertib, selamat, dan ramah.

2.2.3 Tujuan Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun Tujuan Dinas Perhubungan Kota Medan ini adalah untuk

mewujudkan pelayanan baik di Bidang Perhubungan yang semakin maju agar

dapat terus memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemajuan Ilmu dan

Teknologi yang berlaku.

2.3 Logo dan Makna

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan (2019)

Gambar 2.1
Logo Dinas Perhubungan Kota Medan

Universitas Sumatera Utara


9

Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang

menggambarkan Keluarga Besar Perhubungan. Adapun makna dari logo tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Roda Bergerigi berarti Matra Perhubungan Darat.

2. Jangka berarti Matra Perhubungan Laut.

3. Burung Garuda berarti Matra perhubungan Udara.

4. Bulatan Bumi berarti Lingkup Pelayanan Jasa Perhubungan.

5. Warna Logo Biru Langit (Centrulean blue) berarti Kedamaian dan Kuning

berarti Keagungan.

2.4 Struktur Organisasi

Suatu organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas

wewenang dan tanggungjawab secara sistematis yang menunjukkan hubungan

atau keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk

mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini

dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan

sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur oganisasi dalam

instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan

dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan

melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat

dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

perorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan

Universitas Sumatera Utara


10

serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui

saluran tunggal. Berikut struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan yang

terdiri dari beberapa bagian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar berikut

ini.

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2019)

Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

2.5 Job Description

1. Kepala Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksanaan urusan pemerintahan dipimpin oleh

Kepala Dinas, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wali Kota

melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Wali

Universitas Sumatera Utara


11

Kota dalam melaksanakan urusan Pemerintahan Dinas Perhubungan. Dalam

melaksanakan tugas Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi, yaitu:

1. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang perhubungan.

2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang perhubungan.

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

perhubungan.

4. Pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

5. Pelaksanaan tugas pembantuan berdasarkan atas peraturan perundang-

undangan; dan

6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Wali kota terkait dengan

tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris

Sekretariat merupakan unsur staf pada Dinas dipimpin oleh Sekretaris, yang

berada di bawah bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris

mempunyai tugas melaksanakan sebagai tugas Dinas lingkup

kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, perencanaan, dan evaluasi serta fasilitasi

pengorganisasian penyusunan kebijakan dan pelaksanaan tugas Kepala

Dinas. Dalam melaksanakan tugas, Sekretaris menyelenggarakan fungsi,

yaitu:

1. Perencanaan program dan kegiatan kesekretariatan dengan

mempedomani rencana umum kota, rencana strategis, dan rencana

kerja Dinas untuk terlaksananya sinergitas perencanaan .

Universitas Sumatera Utara


12

2. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan, standar operasional

prosedur, standar pelayanan, standar kompetensi jabatan, ananlisis

jabatan, laporan kinerja, dan standar lainnya lingkup kesekretariatan

untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas secara optimal .

3. Pendistribusian tugas, pembingbingan, penilaian, penghargaan, dan

penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN (reward and

punishment) dalam rangka untuk kelancaran tugas lingkup

kesekretariatan berdasarkan atas peraturan perundang-undangan.

4. Pengoorganisasian penyusunan rumusan kebijakan, bahan rencana

program dan kegiatan, standar operasional prosedur, standar

pelayanan, standar kompetensi jabatan, analisis jabatan, analisis beban

kerja, evaluasi jabatan, laporan kinerja, dan standar lainnya untuk

terselenggaranya tugas dan kegiatan lingkup Dinas.

5. Fasilitasi, supervisi, dan pengintegrasian pelaksanaan tugas Bidang

yang meliputi perumusan kebijakan, bahan rencana program dan

kegiatan, standar operasional prosedur, standar pelayanan, standar

kompetensi jabatan, analisis jabatan, analisis beban kerja, evaluasi

jabatan, laporan kinerja, dan standar lainnya lingkup Dinas sesuai

dengan usulan Bidang berdasarkan atas peraturan perundang-

undangan.

6. Pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan meliputi

keuangan, perlengkapan, penyusunan, program dan kegiatan,

kepegawaian, analisis jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan,

Universitas Sumatera Utara


13

kepegawaian ,analisa peraturan, tata naskah dinas, penataan kearsipan,

kerumahtanggaan, kehumasan, dan umum lainnya Dinas agar

terciptanya pelayanan administrasi yang cepat, tepat, dan lancar.

7. Pelaksanaan survei kepuasaan masyarakat atas pelayanan publik.

8. Pengendalian, evaluasi dan penilaian lingkup kesekretariatan meliputi

unsur pelaksanaan perencanaan, unsur pelaksanaan perumusan

kebijakan, unsur pelaksanaan tugas, dan unsur-unsur lainnya

berdasarkan atas peraturan perundang-undangan.

9. Pelaksanaan perumusan kebijakan dan penyelenggaraan kebijakan

lainnya berdasarkan atas perundang-undangan.

10. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai

pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan

11. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait

dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sekretaris membawahkan tiga kepala

Sub Bagian, antara lain:

a. Kepala Sub Bagian kepegawaian dan umum

b. Kepala Sub Bagian keuangan; dan

c. Kepala Sub Bagian perencanaan dan evaluasi

3. Kepala Sub Bagian kepegawaian dan umum

Sub Bagian kepegawaian dan umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Kepala Sub

Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian

Universitas Sumatera Utara


14

tugas Sekretaris lingkup administrasi. Dalam melaksanakan tugas Kepala

Sub Bagian Kepegawaian dan Umum dalam menyelenggarakan fungsi:

1. Perencanaan program dan kegiatan sub bagian kepegawaian umum

dengan mempedomani rencana umum kota, rencana strategis, dan

rencana kerja Dinas untuk terlaksananya sinergitas perencanaan;

2. Penyusunan bahan kebijakan, standar operasional prosedur standar

kompetensi jabatan, analisis jabatan dan standar lainnya lingkup Sub

Bagian Kepegawaian dan Umum untuk terselenggaranya aktivitas dan

tugas secara optimal;

3. Pembagian tugas, pembimbingan, penilaian penghargaan, dan

penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN dalam rangka

untuk kelancaran tugas lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

berdasarkan atas Peraturan perundang-undangan;

4. Penyusunan bahan pengordinasian standar kompetensi jabatan,

analisis jabatan, analisis beban kerja, evaluasi jabatan dan standar

lainnya dalam rangka untuk terselenggaranya tugas dan kegiatan

lingkup Dinas;

5. Pengelolaan tata naskah dinas, pengelolaan administrasi kepegawaian

analisa peraturan, penataan kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan

kerumahtanggaan, keprotokolan dan kehumasan;

6. Penyusunan bahan pelaksanaan survei kepuasan masyarakat atas

pelayanan publik;

Universitas Sumatera Utara


15

7. Penyusunan bahan pengendalian evaluasi, dan penilaian lingkup Sub

Bagian Kepegawaian dan Umum meliputi unsur pelaksanaan

perencanaan, unsur pelaksanaan perumusan kebijakan unsur

pelaksanaan tugas, dan unsur-unsur lainnya;

8. Penyusunan bahan pelaksanaan kebijakan lainnya berdasarkan atas

peraturan perundang-undangan;

9. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai

pertanggungjawaban kepada Sekretaris, dan

10. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan

tugas dan fungsinya.

4. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada sekretaris. Kepala Sub Bagian Keuangan

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris lingkup

pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas kepala sub

bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:

1. Perencanaan program dan kegiatan sub bagian keuangan dengan

mempedomani rencana umum kota, rencana strategis dan rencana

kerja Dinas untuk terlaksananya sinergitas perencanaan;

2. Penyusunan bahan kebijakan, standar operasional prosedur standar

pelayanan dan standar lainnya lingkup sub bagian keuangan untuk

terselenggaranya aktivitas dan tugas secara optimal;

Universitas Sumatera Utara


16

3. Pembagian tugas, pembimbingan, penilaian penghargaan, dan

penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN dalam rangka

untuk kelancaran tugas lingkup Sub Bagian Keuangan berdasarkan

atas Peraturan perundang-undangan;

4. Penyusunan bahan pengelolaan administrasi keuangan, meliputi

kegiatan penyusunan rencana penyusunan bahan, pemrosesan

pengusulan, verifikasi dan pelaporan administrasi keuangan

berdasarkan atas peraturan perundang-undangan;

5. Pelaksanaan tugas selaku pejabat penatausahaan keuangan dinas;

6. Penyusunan bahan pengendalian evaluasi, dan penilaian lingkup sub

bagian Keuangan meliputi unsur pelaksanaan perencanaan, unsur

pelaksanaan perumusan kebijakan , unsur pelaksanaan tugas, dan

unsur-unsur lainnya berdasarkan atas Peraturan perundang-undangan;

7. Penyusunan bahan pelaksanaan kebijakan lainnya berdasarkan atas

peraturan perundang-undangan;

8. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai

pertanggungjawaban kepada Sekretaris; dan

9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh sekretaris terkait dengan

tugas dan fungsinya.

5. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi

Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi dipimpin oleh Kepala sub bagian,

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Kepala Sub

Bagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian

Universitas Sumatera Utara


17

tugas Sekretaris lingkup perencanaan evaluasi, dan pelaporan. Dalam

melaksanakan tugas sub bagian perencanaan dan evaluasi

menyelenggarakan fungsi:

1. Perencanaan program dan kegiatan sub bagian perencanaan dan

evaluasi dengan mempedomani rencana umum kota, rencana strategis

dan rencana kerja Dinas untuk terlaksananya sinergitas perencanaan;

2. Penyusunan bahan kebijakan, dan standar lainnya lingkup sub bagian

kepegawaian dan umum untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas

secara optimal;

3. Pembagian tugas, pembimbingan, penilaian penghargaan, dan

penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN dalam rangka

untuk kelancaran tugas lingkup Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

berdasarkan atas Peraturan perundang-undangan;

4. Pengkoordinasian dan penyusunan bahan rencana program dan

kegiatan lingkup dinas meliputi rencana strategis, rencana kerja,

laporan kinerja, standar pelayanan, standar operasional prosedur, dan

standar terkait lainnya sesuai usulan berdasarkan peraturan perundang-

undangan;

5. Penyusunan bahan pengendalian evaluasi dan penilaian lingkup sub

bagian perencanaan dan pelaksanaan perumusan kebijakan, unsur

pelaksanaan tugas, dan unsur lainnya berdasarkan atas Peraturan

perundang-undangan;

Universitas Sumatera Utara


18

6. Penyusunan bahan pelaksanaan kebijakan lainnya berdasarkan atas

Peraturan perundang-undangan;

7. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai

pertanggungjawaban kepada Sekretaris; dan

8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan

tugas dan fungsinya.

6. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Angkutan

Bidang sarana dan Prasarana Angkutan dipimpin oleh Kepala Bidang,

berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Angkutanmempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup Sarana dan Prasarana

Angkutan. Dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Sarana dan Prasarana

Angkutan menyelenggarakan fungsi, yaitu:

1. Perencanaan program dan kegiatan Sub bagian Sarana dan Prasarana

Angkutan dengan mempedomani rencana Umum kota, rencana

strategis, dan rencana kerja Dinas untuk terlaksananya sinergitas

perencanaan.

2. Penyusunan bahan kebijakan, standar operasional prosedur, dan

standar lainnya lingkup seksi Pegujian Sarana dan Prasarana

Angkutan untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas secara optimal.

3. Pembagian tugas, pembimbingan, penilaian, penghargaan dan

penegakan / pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN (reward and

punishment) dalam rangka untuk kelancaran tugas lingkup Sub Bagian

Universitas Sumatera Utara


19

Sarana dan Prasarana Angkutan berdasarkan atas peraturan

perundang-undangan.

4. Pelaksanaan peyusunan rumusan kebijakan di bidang Perencanaan,

Pembangunan dan pengoperasian prasarana serta pengujian sarana.

5. Pelaksaaan kebijakan di Bidang Perencanaan, Pembangunan dan

pengoperasian prasarana serta pengujian sarana.

6. Penyusunan bahan pengendalian, evaluasi dan penilaian lingkup

Bidang Sarana dan Prasarana Angkutan meliputi unsure pelaksanaan

perencanaan, unsur pelaksanaan perumusan kebijakan, unsur

pelaksanaan tugas, dan unsur-unsur lainnya yang dikoordinasikan oleh

Sekretaris berdasarkan atas peraturan Perundang-undangan.

7. Penyusunan bahan pelaksanaan perumusan kebijakan dan

penyelenggaraan kebijakan lainnya berdasarkan atas peraturan

perundang-undangan.

8. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai

pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas ; dan.

9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait

dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud Kepala

Bidang Sarana dan Prasarana angkutan membawahi 3 (tiga) kepala seksi,

antara lain:

a. Kepala seksi pengujian sarana;

b. Kepala seksi pengoperasian prasarana; dan

Universitas Sumatera Utara


20

c. Kepala seksi perencanaan pembangunan dan pemeliharaan prasarana

7. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan dipimpin oleh Kepala Bidang, berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan mempuyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Kepala Dinas lingkup lalu lintas dan Angkutan. Dalam

melaksanakan tugas Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

menyelenggarakan fungsi, yaitu:

1. Perencanaan program dan kegiatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

dengan mempedomani rencana Umum kota, rencana strategis, dan

rencana kerja Dinas untuk terlaksananya sinergitas perencanaan.

2. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan, standar operasional

prosedur, dan standar lainnya lingkup Bidang Lalu Lintas dan

Angkutan untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas secara optimal.

3. Pendistribusian tugas, pembimbingan, penilaian, penghargaan dan

penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN (reward and

punishment) dalam rangka untuk kelancaran tugas lingkup Bidang

Lalu Lintas dan Angkutan berdasarkan atas peraturan perundang-

undangan.

4. Pelaksanaan perumusan kebijakan di bidang manajemen dan rekayasa

lalu lintas, angkutan jalan, angkutan laut, dan rel.

5. Pelaksanaan kebijakan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas

angkutan, angkutan laut, dan rel.

Universitas Sumatera Utara


21

6. Penyusunan bahan pengendalian, evaluasi, dan penilaian lingkup

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan meliputi unsur pelaksanaan

perencanaan, unsur pelaksanaan tugas, dan unsur-unsur lainnya yang

di koordinasikan oleh Sekretaris berdasarkan atas peraturan

perundang-undangan.

7. Penyusunan bahan pelaksanaan perumusan kebijakan dan

penyelenggaraan kebijakan lainnya berdasarkan atas peraturan

perundang-undangan.

8. Penyampaian laopran hasil pelaksanaan tugas sebagai

pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan

9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait

dengan fungsi dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Lalu Lintas dan

Angkutan membawahi tiga kepala seksi, antara lain:

a. Kepala seksi manajemen dan rekayasa lalu lintas;

b. Kepala seksi angkutan jalan; dan

c. Kepala seksi laut dan rel.

8. Kepala Bidang Pengembangan, Pengendalian, dan Keselamatan

Bidang pengembangan, pengendalian, dan keselamatan dipimpin oleh

Kepala Bidang, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Dinas melalui Sekretaris. Kepala Bidang Pengembangan, Pengendalian, dan

Keselamatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas

lingkup pengembangan, pengendalian, dan keselamatan. Dalam

Universitas Sumatera Utara


22

melaksanakan tugas, Kepala Bidang Pengembangan, Pengendalian, dan

Keselamatan menyelenggarakan fungsi:

1. Perencanaan program dan kegiatan lingkup pengembangan,

pengendalian, dan keselamatan dengan mempedomani rencana umum

Kota, rencana strategis, dan rencana kerja Dinas untuk terlaksananya

sinergitas perencanaan.

2. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan, standar operasional

prosedur, dan standar lainnya lingkup pengembangan, pengendalian,

dan keselamatan untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas secara

optimal.

3. Pembagian tugas, pembimbingan, penilaian penghargaan, dan

penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN dalam rangka

untuk kelancaran tugas lingkup pengembangan, pengendalian, dan

keselamatan berdasarkan atas peraturan perundang-undangan.

4. Pelaksanaan perumusan kebijakan di bidang pemaduan moda

teknologi perhubungan, pengendalian, dan ketertiban lalu lintas dan

keselamatan.

5. Pelaksanaan kebijakan di bidang pemaduan moda, teknologi

Perhubungan, pengendalian, dan ketertiban lalu lintas dan

keselamatan.

6. Penyusunan bahan pengendalian, evaluasi, dan penilaian lingkup

bidang pengembangan, pengendalian, dan keselamatan meliputi unsur

pelaksanaan perencanaan, unsur pelaksanaan perumusan kebijakan,

Universitas Sumatera Utara


23

unsur pelaksanaan tugas, dan unsur-unsur lainnya yang

dikoordinasikan oleh Sekretaris berdasarkan atas peraturan

perundang-undangan.

7. Penyusunan bahan pelaksanaan perumusan kebijakan dan

penyelenggaraan kebijakan lainnya berdasarkan atas peraturan

perundang-undangan.

8. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai

pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan

9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait

dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang

Pengembangan,Pengendalian, dan Keselamatan membawahkan tiga kepala

seksi, antara lain:

a. Kepala seksi pemaduan moda dan teknologi perhubungan;

b. Kepala seksi pengendalian dan ketertiban lalu lintas dan angkutan;

dan

c. Kepala seksi bimbingan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan.

9. Bidang Perparkiran

Bidang perpakiran dipimpin oleh Kepala Bidang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui sekretaris. Kepala Bidang

perparkiran mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas

lingkup perparkiran.Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang

Perparkiran menyelenggarakan fungsi:

Universitas Sumatera Utara


24

1. Perencanaan program dan kegiatan lingkup perparkiran dengan

mempedomani rencana umum Kota, rencana strategis, dan rencana

kerja Dinas untuk terlaksananya sinergitas perencanaan;

2. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan, standar operasional

prosedur, dan standar lainnya lingkup perparkiran untuk

terselenggaranya aktivitas dan tugas secara optimal;

3. Pembagian tugas, pembimbingan, penilaian penghargaan, dan

penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN dalam rangka

untuk kelancaran tugas lingkup perparkiran berdasarkan atas peraturan

perundang-undangan;

4. Pelaksanaan perumusan kebijakan di bidang parkir tepi jalan umum

dan parkir khusus;

5. Pelaksanaan kebijakan di bidang parkir tepi jalan umum dan parkir

khusus;

6. Pengoordinasian kepada instansi terkait terhadap retribusi atas

penyelenggaraan parkir tepi jalan umum dan parkir khusus

berdasarkan atas peraturan perundang-undangan;

7. Penyusunan bahan pengendalian, evaluasi, dan penilaian lingkup

bidang perparkiran meliputi unsur pelaksanaan perencanaan unsur

pelaksanaan perumusan kebijakan, unsur pelaksanaan tugas, dan

unsur-unsur lainnya yang dikoordinasikan oleh sekretaris berdasarkan

atas peraturan perundang-undangan;

Universitas Sumatera Utara


25

8. Pelaksanaan perumusan kebijakan dan penyelenggaraan kebijakan

lainnya berdasarkan atas peraturan perundang-undangan;

9. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai

pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan

10. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait

dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Kepala

Bidang Perparkiran membawahi tiga Kepala Seksi, antara lain:

a. Kepala seksi parkir wilayah I;

b. Kepala seksi parkir wilaya II; dan

c. Kepala seksi parkir wilayah khusus.

2.6 Jaringan Kegiatan

Dinas Perhubungan Kota Medan adalah instansi pemerintah yang bergerak

di pelayanan transportasi darat, laut dan udara. Instansi ini juga

menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung transportasi. Dinas

Perhubungan juga mengadakan kegiatan pembangunan di bidang

perhubungan pos dan telekomunikasi.

2.7 Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan

sesuai dengan tujuan perusahaan/instansi. Kinerja kegiatan secara umum

hasil Pembangunan tahun 2019 telah mengalami beberapa kemajuan,

sedangkan target utama dari Rencana Kerja Dinas Perhubungan Kota

Universitas Sumatera Utara


26

Medan adalah pengembangan fasilitas keselamatan lalu lintas, Guard Rail,

Marka Jalan, delineator dan RPPJ, pembangun lahan parkir.

2.8 Rencana Kegiatan

Rencana Strategi Dinas Perhubungan Kota Medan (Renstra Dishub)

merupakan penjabaran RPJMD Kota Medan 2016-2021. Oleh sebab itu,

perumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan Dishub Kota Medan dalam

lima tahun mendatang (2016-2021) berpedoman pada visi, misi, tujuan, strategi

dan kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Kota Medan 2016-2021.

Rencana program dan kegiatan adalah langkah lanjutan dalam pencapaian

visi misi yang telah ditetapkan maka penjabaran strategi pembangunan ke dalam

program dan kegiatan perlu dilakukan. Program merupakan penjabaran tentang

langkah-langkah pokok yang diambil untuk menindaklanjuti kebijakan, sedangkan

kegiatan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh satuan kerja terkait bersama

seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) guna mencapai tujuan dan sasaran

yang telah di tetapkan.

Adapun program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing

satuan kerja Dinas Perhubungan Kota Medan tahun 2016-2021 adalah

Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Dinas Perhubungan, Meningkatkan

kualitas dan kuantitas prasarana dan fasilitas perhubungan, Meningkatkan

pengendalian kemacetan arus lalu lintas dan Meningkatkan kualitas sarana

angkutan umum dan barang.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Anggaran

3.1.1 Pengertian Anggaran

“Anggaran adalah suatu rencana organisasi dimasa yang akan datang yang

diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis, dan harus memiliki

proses penyiapan anggaran (Rudianto, 2013:64)”.

Menurut Adisasmita (2011:28) menyatakan “Anggaran adalah suatu hal

yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk memotivasi pegawai dan sebagai alat

koordinasi terhadap seluruh aktivitas dan kegiatan berbagai unit kerja”.

Menurut Sri dan Andry (2013:5) menyatakan “Anggaran merupakan alat

bagi manajemen yang memegang peranan penting dalam sistem pengendalian

manajemen sebuah perusahaan, terutama dalam proses perencanaan (planning)

dan pengawasan (controling)”.

Dari beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa anggaran merupakan rencana kerja yang sistematis yang

dinilai dengan uang yang dibuat dalam bentuk angka-angka serta disusun dalam

suatu atau beberapa periode tertentu yang dipakai sebagai alat perencanaan,

pengkoordinasian yang terpadu dan pengendalian tanggung jawab manajemen

melalui proses tertentu.

3.1.2 Kegunaan dan Fungsi Anggaran

Kegunaan dan fungsi Anggaran bagi perusahaan dapat maksimal apabila

dapat diterapakan dengan baik suatu perusahaan tersebut.

27

Universitas Sumatera Utara


28

Menurut Sri dan Andry (2013:6-7) menyatakan bahwa “kegunaan dan

fungsi anggaran antara lain:

1. Anggaran merupakan alat pedoman kerja (memberikan arahan dan target-

target yang harus dicapai) bagi pencapaian sasaran perusahaan.

2. Anggaran merupakan alat untuk menjamin bahwa setiap pusat

pertanggungjawaban dapat berkoordinasi agar aktivitas perusahaan dapat

berjalan dengan baik.

3. anggaran merupakan alat pengendalian kerja yang dijadikan tolak ukur

untuk membandingkan atau menilai (mengevalusi) realisasi kegiatan

perusahaan.

Menurut Rudianto (2013:66-67) “seluruh fungsi dalam suatu organisasi

dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi pokok, yaitu:

1) Perencanaan

Sebagai bagian dari fungsi perencanaan, anggaran merupakan rencana

kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak.

Karena itu, dalam fungsi perencanan anggaran memiliki beberapa

manfaat yang saling terkait satu dengan lainnya, yaitu:

a. Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada

seluruh anggota organisasi.

b. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada tujuan

umum, yaitu pencapaian laba usaha.

c. Memaksa seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen

mencapai sasaran yang telah diterapkan.

Universitas Sumatera Utara


29

d. Mengarahkan penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan

yang paling menguntungkan.

e. Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh

anggota organisasi.

2) Pengawasan

Sebagai bagian dari fungsi pengendalian, anggaran berguna sebagai

alat penilai apakah aktivitas setiap bagian organisasi telah sesuai

dengan rencana atau tidak. Karena itu, dalam fungsi pengendalian,

anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait satu dengan

lainnya, yaitu:

a. Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi kegiatan

organisasi.

b. Memberikan kesempatan untuk menilai dan mengevaluasi secaa

sistematik setiap segi atau aspek organisasi.

c. Mendorong pihak manajemen secara dini mengadakan

penelaahan terhadap masalah yang dihadapi.

3.1.3 Macam-macam Anggaran

Menurut Issakh dan Wiryawan (2015: 206-208) menyatakan anggaran dapat

dibedakan beberapa macam seperti:

1. Menurut dasar penyusunan anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval

atau (kisar), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan

Universitas Sumatera Utara


30

suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan tingkat-tingkat aktivitas

(kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat

kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode

tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode

anggaran.

b. Anggaran kontinu, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan,

sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (anggaran operasional), adalah anggaran yang

dibuat untuk menyusun anggaran laporan laba rugi.

b. Anggaran jangka menengah (anggaran taktis), adalah anggaran yang

dibuat dengan jangka waktu satu sampai tiga tahun.

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang

dibuat dengan jangka waktu tiga tahun keatas. Anggaran untuk

keperluan investasi barang modal (capital budget). Anggaran jangka

panjang tidak harus berupa anggaran modal.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional, taktis, dan

strategis disebut anggaran keuangan. Ketiga anggaran ini bila dipadukan

disebut “anggaran induk (master budget)”. Anggaran induk merupakan

Universitas Sumatera Utara


31

konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan atau disebut anggaran

keuangan antara lain.

a. Anggaran penjualan dibuat berdasarkan ramalan penjualan

b. Anggaran beban usaha (anggaran beban penjualan dibuat berdasarkan

anggaran penjualan).

c. Anggaran piutang dibuat berdasarkan anggaran penjualan.

d. Anggaran produksi dibuat berdasarkan anggaran penjualan dan

anggaran persediaan.

e. Anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung,

anggaran biaya overhead pabrik dibuat berdasarkan anggaran

produksi.

f. Anggaran laporan laba rugi dibuat berdasarkan anggaran penjualan,

anggaran beban usaha, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

g. Anggaran cadangan depresiasi aktiva tetap dibuat berdasarkan

anggaran beban usaha, dan biaya overhead pabrik.

h. Anggaran utang dibuat berdasarkan anggaran biaya bahan baku,

anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead

pabrik.

i. Anggaran modal sendiri dibuat berdsarkan anggaran laporan laba rugi.

j. Anggaran kas dibuat berdasarkan anggaran utang, anggaran piutang,

anggaran penjualan, anggaran beban usaha, anggaran biaya bahan

Universitas Sumatera Utara


32

baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead

pabrik.

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran komprehensif, adalah rangkuman dari berbagai macam

anggaran yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran parsial, adalah anggaran yang disusun terpisah-pisah (tidak

secara lengkap) anggaran hanya menyusun bagian anggaran tertentu

saja.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran aprosiasi, adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan

tertentu dan tidak boleh digunakan untuk sasaran atau tujuan lain.

b. Anggaran kinerja, adalah anggaran yang disusun berdarkan fungsi

kegiatan yang dilakukan dalam organisasi.

3.1.4 Anggaran Operasional

Menurut Rahayu dan Andry (2013:14) menyatakan “Anggaran operasional

adalah rencana tentang seluruh kegitan perusahaan untuk mencapai tujuannya

dalam suatu periode waktu tertentu”.

Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup

semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan selama suatu

periode tertentu. Karena itu, anggaran operasional mencakup:

1. Anggaran Pendapatan

Anggaran pendapatan merupakan rencana yang dibuat perusahaan utntuk

memperoleh pendapatan selama suatu kurun waktu tertentu. Anggaran

Universitas Sumatera Utara


33

pendapatan dapat disusun berdasarkan jenis produk, wilayah pemasaran,

kelompok konsumen, atau kelompok wiraniaga. Dalam kelompok anggaran

ini, biasanya terkandung pula ramalan tentang beberapa kondisi tertentu

yang berada di luar kendali manajemen penjualan.

2. Anggaran Biaya

Anggaran biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan

perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang direncanakan. Anggaran

biaya biasanya disusun berdasarkan jenis biaya yang dikeluarkan.

Kelompok anggaran ini dibedakan menjadi anggaran biaya terukur dan

anggaran biaya diskresioner. Anggaran biaya terukur dirancang untuk

mengukur efesiensi dan manajer operasional memikul tanggung jawab

penuh atas tercapainya sasaran yang dianggarkan. Anggaran biaya

diskresioner tidak dirancang untuk mengukur efesiensi dan penyusunan

anggaran bertanggung jawab untuk membelanjakan jumlah yang telah

ditetapkan.

3.2 Biaya Operasional

Menurut Astuty (2014:24) menyatakan “Biaya merupakan sejumlah

pengorbanan kas atau setara kas untuk mendapatkan barang atau jasa, yang

diharapkan dapat memberikan manfaat atau keuntungan pada masa yang akan

datang”. Menurut Surjadi (2013:4) menyatakan “Biaya adalah pengorbanan

sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan mata uang yang

telah terjadi atau kemungkinan terjadi dalam mencapai tujuan tertentu”. Biaya

atau cost merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan

Universitas Sumatera Utara


34

uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu (Bustami dan Nurlela, 2010:7). Menurut Harnanto (2017:13) menyatakan

“Analisis Biaya diperlukan untuk menginterpretasikan informasi biaya yang

dihasilkan melalui sistem akuntansi sehingga dapat dipakai sebagai dasar

pertimbangan dalam pengambilan keputusan, merencanakan dan mengendalikan

kegiatan”. Biaya tidak bisa asal dibuat oleh sebuah perusahaan karena akan

berakibat negatif pada perusahaan tersebut.

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan

aktivitas sehari-hari sebuah perusahaan. Biaya operasional mencakup hal-hal

seperti penggajian, komisi penjualan, tunjangan karyawan dan kontribusi pensiun,

transportasi dan perjalanan, amortisasi dan depresiasi, sewa, perbaikan,

hingga pajak. Dengan kata lain, biaya operasional adalah semua biaya yang

dikeluarkan yang pada hakekatnya dianggap habis dalam masa satu tahun tutup

buku. Untuk menyusun anggaran yang lengkap yang akan dapat dipergunakan di

dalam perusahaan secara sekaligus tidaklah mungkin. Dengan demikian perlu

diketahui bagaimana penyusunan anggaran dalam perusahaan tersebut harus

dilaksanakan, ditinjau dari urutan anggaran yang disusun tersebut.

Menurut Widyastuti (2017:15) klasifikasi yang paling umum digunakan

berdasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut antara lain:

1. Produk.

2. Volume Produksi.

3. Departemen, proses, pusat biaya, atau subdivisi lain dari manufaktur.

4. Periode Akuntansi.

Universitas Sumatera Utara


35

5. Suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi.

Di dalam penyusunan anggaran biaya operasional, biasanya mencakup

anggaran berikut ini:

a. Anggaran biaya tetap

Anggaran biaya tetap atau konstan adalah anggaran biaya yang besar

kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan. Ini berarti jika

terjadi peningkatan atau penurunan aktivitas perusahaan, maka biaya tetap tidak

mengalami perubahan. Yang termasuk kedalam biaya tetap adalah depresiasi

(penyusutan), pajak, asuransi, biaya kredit dan sebagainya. Prosedur penyusunan

anggaran biaya tetap dapat dilakukan dengan menganalisis biaya tetap masa yang

lalu kemudian biaya ini diteliti dan dibuat sebagai bahan pertimbangan di masa

yang akan datang.

b. Anggaran biaya variabel

Anggaran biaya variabel adalah anggaran biaya yang jumlahnya berubah-

ubah secara propesional dengan berubahnya volume produksi. Ini berarti bila

tejadi peningkatan aktivitas perusahaan, maka jumlah biaya variabel akan

meningkat pula. Begitu juga sebaliknya, jika aktivitas berkurang maka biaya

variabel juga akan menurun. Yang termasuk kedalam biaya variabel misalnya

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan lain-lain. Anggaran biaya

variabel dapat disusun dengan berpedoman pada biaya variabel tahun sebelumnya

dengan memperhatikan adanya penambahan maupun penurunan aktivitas

perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara


36

c. Anggaran semi variabel

Anggaran biaya semi variabel merupakan anggaran biaya-biaya yang

sebagian mempunyai sifat tetap yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan

aktivitas perusahaan dan sebagian lagi mempunyai sifat tetap yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh perusahaan aktivitas perusahaan. Yang termasuk dalam biaya

semi variabel antara lain biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan mesin

dan alat-alat, upah (gaji), insentif dan lain-lain.

Anggaran biaya semi variabel dapat ditentukan dengan menganalisa biaya

pada tahun-tahun yang sudah lewat dan membuat pertimbangan terhadap biaya-

biaya yang mungkin berubah akibat adanya peningkatan dan penurunan aktivitas

perubahaan di masa yang akan datang.

3.3 Perencanaan Biaya Operasional

Setiap perusahaan harus membuat suatu perencanaan yang merupakan

proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai dalam jangka

pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan

perusahaan.

Usaha untuk mencapai tujuan akan lebih efektif jika setiap kegiatan yang

dilaksanakan selalu didasarkan kepada rencana yang jelas dan terarah. Semakin

kompleks dan banyaknya kegiatan yang harus dilakukan, maka kebutuhan akan

perencanaan yang sangat cermat tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Menurut Issakh dan Wiryawan (2015:92) menyatakan “Perencanaan adalah

proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran

perusahaan”. Menurut Robbins dan Coulter (2015:9) menyatakan “Perencanaan

Universitas Sumatera Utara


37

(planning) merupakan sebuah fungsi manajemen yang meliputi pendefenisian

sasaran, penetapan strategi untuk mencapai sasaran, dan pengembangan rencana

kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas”.

Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan

organisasi, menetapkan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi secara

menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan dan mengkoordinasikan

seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi. Perencanaan

juga adalah bagian dari fungsi manajemen yang paling awal, sehingga diperlukan

untuk memulai suatu perencanaan biaya operasional.

Menurut Fachrudin (2017:1) “Manajemen adalah sebuah proses

perencanaan, pengorganisasiann pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber

daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien”. Menurut Ranjabar

(2014:19) “Manajemen merupakan keterampilan-keterampilan dasar tertentu yang

diperlikan untuk melaksanakan tugas-tugas manajerial secara efekif, terlepas dari

tingkat sang amanjer dalam hirarki organisasi yang bersangkutan”. Manajemen

adalah kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan

orang lain sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efesien dan

efektif (Robbins dan Coulter, 2015:8).

Oleh karena itu, Perencanaan dalam biaya operasional mengandung aspek-

aspek penetapan tujuan perusahaan. Pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan

dengan efisien dan efektifitas setinggi mungkin, memilih tindakan untuk

mencapai tujuan tersebut, melakukan perencanaan ulang untuk memperbaiki

kekurangan yang masih ada, memulai kegiatan yang diperlukan untuk

Universitas Sumatera Utara


38

menjabarkan rencana menjadi tindakan merupakan peran dari perencanaan yang

dibuat.

3.4 Pengawasan Biaya Operasional

Setelah melakukan perencanaan atas kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuannya, organisasi juga harus melakukan

pengendalian atau pengawasan atas kegiatan-kegiatan tersebut. Karena berhasil

tidaknya kegiatan perencanaan kerja tergantung kepada efektivitas pengawasan

yang dilakukan oleh organisasi. Pengawasan adalah fungsi manajemen yang

paling terakhir dan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan juga. Menurut

Issakh dan Wiryawan (2015:97) menyatakan “Pengawasan merupakan proses

untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan yang direncanakan”.

Adisasmita (2011:129) menyatakan “Pengawasan merupakan salah satu fungsi

dari manajemen yang sangat penting, sehingga berbagai ahli manajemen dalam

memberikan pendapatnya tentang fungsi manajemen selalu menempatkan unsur

pengawasan sebagai unsur yang penting”.

Pengawasan berfungsi sebagai pembanding antara kenyataan yang terjadi

dengan perencanaan yang dibuat. Pengawasan sebagai alat pengukur, melakukan

evaluasi secara berkala dan melakukan koreksi langsung setiap terjadi kesalahan .

Fungsi pengawasan juga dilakukan dengan mengukur dan memperbaiki

pelaksanaan dari operasi Perusahaan. Proses pengukuran dilakukan dengan

membandingkan anggaran sebagai pedoman dengan realisasi yang sebenarnya

terjadi.

Universitas Sumatera Utara


39

Pengawasan biaya operasional adalah suatu cara untuk membantu

mengawasi kegiatan dan pengeluaran biaya operasional, dan mencegah

pemborosan dalam hal biaya operasional. Pengawasan biaya operasional

dibutuhkan perusahaan agar anggaran yang dibuat untuk periode tertentu dapat

sesuai dengan yang dibuat oleh perusahaan.

Tujuan utama pengawasan biaya operasional adalah mengusahakan agar apa

yang direncanakan menjadi kenyataan yang sesuai dengan yang dianggarkan

sebelumnya. Untuk dapat merealisasikan tujuan utama tersebut maka pengawasan

biaya operasional pada tahap pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai

dengan instruksi-instruksi yang di keluarkan. Tahap berikutnya untuk mengetahui

kelemahan serta kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana operasi.

Pengawasan biaya operasional yang benar-benar efektif bisa dapat merealisasikan

tujuan sistem pengawasan biaya operasional, setidaknya harus dapat dengan

segera melaporkan adanya deviasi dari rencana operasi.

3.5 Penganggaran pada Dinas Perhubungan Kota Medan

Sebagai instansi, Dinas Perhubungan tentunya melakukan penganggaran

atau menyusun anggaran setiap tahunnya sebagai pedoman kegitan-kegiatan

kerjanya. Dinas Perhubungan membagi Anggaran Pendapatan dan Belanja ke

dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia

yang disetujui oleh DPRD untuk masa anggaran satu tahun (per 1 Januari

Universitas Sumatera Utara


40

sampai 31 Desember) yang digunakan untuk keperluan penyelenggaran

tugas pemerintah daerah.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah Indonesia yang

disetujui oleh DPR yang berisikan daftar sistem rencana penerimaan dan

pengeluaran negara selama satu tahun.

3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P).

APBN-P adalah rencana perubahan keuangan tahunan pemerintah Indonesia

yang disetujui oleh DPR yang berisi daftar pertambahan dan pengurangan

penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun.

3.5 Analisis Anggaran sebagai Perencanaan Biaya Operasional pada

Dinas Perhubungan Kota Medan

Dalam menjalankan setiap organisasi perusahaan tentu hal yang utama yang

dilakukan adalah merencanakan setiap kegiatan yang akan dilakukan dan hal

tersebut tertuang dalam sebuah gagasan yang nantinya akan diwujudkan melalui

pelaksanaan kerja serta pengawasan. Melihat sensitifitas biaya operasional suatu

perusahaan maka sangat dibutuhkan perencanaan yang matang yang akan

dituangkan dalam suatu gagasan yang disebut anggaran. Anggaran disusun

berdasarkan kebutuhan perusahaan untuk mewujudkan hasil yang diharapkan oleh

perusahaan.

Dalam rangka penyusunan anggaran biaya operasional Dinas Perhubungan

Kota Medan harus memperhatikan analisis anggaran untuk mengetahui apakah

Universitas Sumatera Utara


41

suatu anggaran itu dapat maksimal digunakan. Dinas Perhubungan selaku

organisasi pasti memerlukan anggaran untuk mewujudkan visi dan misinya

dengan efektif dan efisien. Pada proses perencanaan anggaran Dinas Perhubungan

mempunyai sebuah tim anggaran yang dibawahi oleh Sekretaris dan dibantu oleh :

1. Kepala Sub Bagian Umum.

2. Kepala Sub Bagian Keuangan.

3. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi.

Rencana anggaran diajukan oleh masing-masing Subdis sesuai dengan

kebutuhan. Rencana tersebut kemudian diajukan kepada Sekretaris untuk

kemudian disahkan kepada Kepala Dinas Perhubungan. Dalam penyusunan

rencana anggaran tersebut, tim anggaran melakukan banyak pertimbangan,

seperti:

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa,

3. Belanja Modal.

Dalam penyusunan rencana anggaran ini, tim anggaran juga melakukan

berbagai analisa, yaitu sebagai berikut:

1. Analisa terhadap biaya-biaya langsung yang mungkin akan dikeluarkan

yang berhubungan langsung dengan operasi normal instansi, seperti

BelanjaBelanja kegiatan.

Universitas Sumatera Utara


42

2. Analisa terhadap biaya-biaya yang terjadi di Dinas Perhubungan yang naik

turunnya biaya tersebut dipengaruhi volume kegiatan atau proyek, seperti

kegiatan yang tidak rutin dilakukan dan proyek yang bersangkutan.

Berdasarkan analisa-analisa tersebut, disusunlah Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Dinas Perhubungan. Anggaran tersebut kemudian diajukan

kepada Kepala Dinas Perhubungan untuk mendapatkan persetujuan. Setelah

mendapatkan persetujuan dari kepala Dinas, anggaran tersebut dikirim kepada

Biro Keuangan Sekretaris Daerah untuk disahkan. Anggaran tersebut dikoreksi

kembali oleh Biro Keuangan Sekretaris Daerah.

Apabila anggaran tersebut dapat diterima, maka anggaran tersebut akan

diserahkan kepada Sekretaris Daerah untuk disetujui. Selanjutnya Pihak Biro

Keuangan Sekretaris Daerah memberikan dana ke Dinas Perhubungan sehingga

Dinas Perhubungan dapat menjalankan kegiatan-kegiatannya sesuai dengan

anggaran yang telah direncanakan, disusun dan disepakati.

Dinas Perhubungan menyusun anggaran untuk menentukan kegiatan-

kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan kebutuhan apa saja yang diperlukan

selama satu tahun anggaran berdasarkan laporan setiap Subdis. Anggaran ini juga

berfungsi sebagai rencana program kerja Dinas Perhubungan yang akan

dilaksanakan selama satu tahun kedepan.

3.7 Analisis Anggaran sebagai Pengawasan Biaya Operasional pada Dinas

Perhubungan Kota Medan

Pengawasan biaya operasional sangat penting setelah anggaran disahkan

atau ditetapkan, karena dengan adanya pengawasan biaya operasional, rencanan

Universitas Sumatera Utara


43

yang akan ditetapkan akan diawasi secara cermat, sehingga peluang terjadinya

penyimpangan akan semakin kecil. Selain memperhatikan analisis perencanaan

biaya operasional, Dinas Perhubungan Kota Medan juga harus memperhatikan

pengawasan biaya operasional karena pengawasan yang baik tidak dapat

dilakukan tanpa adanya rencana dan petunjuk pelaksana yang dibuat sebelumnya,

yaitu anggaran.

Dengan adanya anggaran yang disusun oleh Dinas Perhubungan, maka

Dinas Perhubungan juga telah menetapkan standar kerja dalam organisasinya.

Pengawasan dilakukan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi dalam suatu kegiatan kerja. Penyimpangan ini diukur dari realisasi kegiatan

dengan anggaran yang telah ditetapkan. Adapan penyimpangan yang mungkin

terjadi di Dinas Perhubungan, antara lain :

1. Penyimpangan kelebihan dana, yaitu suatu kegiatan yang dalam

pelaksanaannya realisasi kegiatan hanya membutuhkan dana lebih kecil dari

anggaran yang telah ditetapkan.

2. Penyimpangan kekurangan dana, yaitu suatu kegiatan yang dalam

pelaksanaannya realisasi kegiatan ternyata membutuhkan dana lebih besar

dari anggaran yang telah ditetapkan.

Adapun pengendalian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalam

melakukan kegiatan-kegiatan kerjanya dengan cara:

1. Mengembalikan adanya kelebihan dana kepada Pemerintah agar tidak

terjadi penyelewengan dana tersebut.

Universitas Sumatera Utara


44

2. Apabila dana yang diberikan ternyata tidak mencukupi pembiayaan suatu

proyek, maka dana tersebut tetap akan dikembalikan kepada Pemerintah dan

proyek tersebut dibatalkan.

Anggaran yang disusun oleh Dinas Perhubungan ini digunakan untuk

mengendalikan kegiatan dalam Dinas Perhubungan sehingga tidak terjadi kegiatan

yang tidak bermanfaat bagi instansi ini. Anggaran ini juga berfungsi untuk

mencegah terjadinya penyimpangan dana yang telah dianggarkan.

Pengawasan biaya operasional yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan

Kota Medan dilakukan melalui anggaran, yang mana kita ketahui anggaran selain

sebagai alat perencanaan juga sebagai alat pengawasan. Apabila ada

kelemahan,maka diambil tindakan yang korektif untuk periode anggaran yang

berikutnya. Pengawasan tidak hanya terbatas pada evaluasi akhir periode namun

juga pengawasan dilakukan pada saat periode berjalan. Pihak Dinas Perhubungan

harus menganut prinsip fleksibilitas anggaran, artinya dalam rangka

mengoptimalkan pencapaian rencana kerja selalu diadakan penyesuaian terhadap

alokasi biaya yang dianggarkan.

Tujuan Utama pengawasan adalah agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

standarnya dan tercapai tingkat yang diharapkan dari prestasi kerja dan juga agar

dapat menjamin hal-hal yang dapat diharapkan/ditetapkan dan untuk melihat

apakah pengawasan yang dilakukan oleh perencanaan sesuai dengan tujuan Dinas

Perhubungan. Adapun manfaat dari pengawasan biaya operasional antara lain:

1. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.

Universitas Sumatera Utara


45

2. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan biaya

operasional.

Tabel 3.1
Laporan Anggaran Operasional Biaya Dinas Perhubungan Kota
Medan Tahun 2018 – 2019

No Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Realisasi 2018 Surplus/ defisit


Belanja
1. Belanja Operasi
a. Belanja Pegawai
1. Belanja gaji dan
Rp. 28.361.946.000,00 Rp. 25.227.853.421,00 Rp. 26.151.488.109,00 Rp. 3.134.092.579,00
tunjangan
2. Belanja tambahan
Rp. 21.575.443.000,00 Rp. 19.012.202.951,00 Rp. 18.038.294.325,00 Rp. 2.563.240.409,00
penghasilan PNS
3. Belanja lembur Rp. 4.727.760.000,00 Rp. 4.576.042.500,00 Rp. 0,00 Rp. 151.717.500,00
Jumlah Rp. 54.665.149.000,00 Rp. 48.816.098.872,00 Rp. 44.189.782.434,00 Rp. 5.849.0.50.128,00
b. Belanja Barang dan
Jasa
1. Belanja bahan
Rp. 702.589.404,81 Rp. 597.576.800,00 Rp. 1.893.197.920,00 Rp. 105.012.604,00
pakai habis
2. Belanja bahan/ Rp. 0,00
Rp. 0,00 Rp. 870.953.900,00 Rp. 0,00
material
3. Belanja jasa
Rp. 3.046.114.372,00 Rp. 2.640.952.488,76 Rp. 2.032.720.343,00 Rp. 405.161.884,76
kantor
4. Belanja
Perawatan Rp. 2.425.227.850,00
Rp. 1.834.876.438,00 Rp.391.256.470,00 Rp. 590.351.412,00
kendaraan
bermotor
5. Belanja cetak dan
Rp. 4.199.948.620,00 Rp. 4.053.339.500,00 Rp. 3.234.000.000,00 Rp. 146.609.120,00
penggandaan
6. Belanja sewa
rumah/ gedung/ Rp. 417.500.000,00 Rp. 197.500.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 220.000.000,00
gudang/ parker
7. Belanja makanan
Rp. 62.197.000,00 Rp. 46.484.000,00 Rp. 48.550.000,00 Rp. 15.713.000,00
dan minuman
8. Belanja pakaian
Rp. 1.233.701.510,00 Rp. 1.080.067.855,00 Rp. 945.160.425,00 Rp. 153.633.655,00
dan atributnya
9. Belanja
Rp. 500.000.000,00 Rp. 285.665.272,00 Rp. 0,00 Rp. 4.714.334.728,00
perjalanan dinas
10. Belanja
Rp. 15.188.595.620,00 Rp. 14.431.363.344,00 Rp. 8.755.532.250,00 Rp. 757.232.276,00
pemeliharaan
11. Belanja jasa
Rp. 637.820.570,00 Rp. 320.045.000,00 Rp. 9.993.000,00 Rp. 317.775.570,00
konsultasi
12. Belanja barang
yang akan
diserahkan
Rp. 13.500.000,00 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Rp. 13.500.000,00
kepada
masyarakat/
ketiga
13. Belanja kursus,
pelatihan,
sosialisasi dan Rp. 289.046.700,00 Rp 286.117.000,00 Rp. 0,00 Rp. 2.929700,00
bimbingan teknis
PNS
14. Belanja
honorarium non Rp. 27.100.000,00 Rp. 12.100.000,00 Rp. 0,00 Rp. 15.000.000,00
pegawai
15. Belanja
Rp. 1.444.775.000,00 Rp. 674.500.000,00 Rp. 4.858.500.740,00 Rp. 1.37.325.000,00
honorarium PNS
16. Belanja
honorarium non Rp. 27.639.750.000,00 Rp .25.784.512.294,00 Rp. 25.113.908.394,00 Rp. 26.965.250.000,00
PNS

Universitas Sumatera Utara


46

Jumlah Rp. 57.827.866.646,81 Rp. 52.245.099.991,76 Rp. 48.168.773.442,00 Rp. 5.582.766.655


2. Belanja Modal
a. Belanja modal
peralatan dan mesin
1. Pengadaan alat
angkutan darat Rp. 3.273.812.680,00 Rp. 3.142.300.000,00 Rp. 0,00 Rp. 131.512.680,00
bermotor
2. Pengadaan alat
angkutan darat tak Rp. 26.673.330,00 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Rp. 26.673.330,00
bermotor
3. Pengadaan alat
Rp. 34.617.300,00 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Rp. 34.617.300,00
ukur
4. Pengadaan alat
Rp. 60.186.745,00 Rp. 25.750.000,00 Rp. 0,00 Rp. 34.436.745,00
kantor
5. Pengadaan alat
Rp. 265.619.410,00 Rp. 247.999.000,00 Rp. 74.850.000,00 Rp. 17.620.410,00
rumah tangga
6. Pengadaan
Rp. 516.064.500,00 Rp. 508.595.896,00 Rp. 0,00 Rp .7.468.608,00
computer
7. Pengadaan meja
dan kursi kerja/ Rp. 143.771.850,00 Rp. 136.325.000,00 Rp. 349.128.700,00 Rp. 7.446.850,00
rapat pejabat
8. Pengadaan alat
Rp. 1.980.000.000,00 Rp. 1.894.563.925,43 Rp. 0,00 Rp. 85.436.075,43
studio
9. Pengadaan alat
Rp. 839.526.220,00 Rp. 791.349.000,00 Rp. 0,00 Rp. 48.177.220,00
komunikasi
Jumlah Rp. 7.140.272.035,00 Rp. 6.746.882.821,43 Rp. 423.978.700,00 Rp. 393.389.214,43
b. Belanja modal
gedung dan bangunan
1. Pengadaan
bangunan gedung Rp. 0,00 Rp. 0,00 Rp. 0,00 Rp. 0,00
tempat kerja
2. Pengadaan
bangunan rambu- Rp.8.008.467.400,19 Rp. 7.271.270.312,00 Rp. 8.170.697.400,00 Rp. 737.197.088,19
rambu
Jumlah Rp. 8.008.467.400,19 Rp. 7.271.270.312,00 Rp. 8.170.697.400,00 Rp. 737.197.088,19
Sumber: Data Diolah (2020)

Dari Tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan bahwa dapat dilihat perbandingan antara

biaya operasional dan realisasinya.

1. Biaya Operasional Dinas Perhubungan Kota Medan meliputi pengeluaran -

pengeluaran yang menyangkut dari dua belanja, yakni belanja operasi dan

belanja modal. Belanja operasi adalah biaya yang digunakan untuk waktu

jangka pendek, dan di dalam Dinas Perhubungan Kota Medan terdapat belanja

pegawai dan belanja barang dan jasa, sedangkan belanja modal adalah biaya

yang digunakan untuk waktu yang cukup lama dan harus digunakan ataupun

dipilih sesuai dengan kebutuhan Dinas Perhubungan Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


47

2. Untuk realisasi anggaran belanja operasi Dinas Perhubungan Kota Medan dari

tahun 2018 – 2019 mengalami perubahan yakni pada tahun 2018 realisasi

anggaran belanja operasi lebih kecil yakni senilai Rp.92.358.555.676,00.

Sedangkan pada tahun 2019 realisasi anggaran belanja operasi yakni senilai

Rp.101.061.198.863,76. Ini berarti realisasi anggaran belanja operasi dari tahun

2018 – 2019 mengalami peningkatan.

3. Untuk realisasi anggaran belanja modal Dinas Perhubungan Kota Medan dari

tahun 2018 – 2019 mengalami perubahan yakni pada tahun 2018 realisasi

anggaran belanja modal lebih kecil yakni senilai Rp.8.594.676.100,00.

Sedangkan pada tahun 2019 realisasi anggaran belanja modal yakni senilai

Rp.14.018.153.133,43. Ini berarti realisasi anggaran belanja modal dari tahun

2018 – 2019 mengalami peningkatan.

4. Dinas Perhubungan Kota Medan untuk biaya operasionalnya memiliki

kelebihan dana (surplus) untuk sertiap biaya yang dikeluarkan. Jadi Dinas

Perhubungan Kota Medan mengembalikan dananya dan ini disebut

penyimpangan kelebihan dana.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan dan

memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan

kemajuan organisasi:

4.1 Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan

yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Dinas Perhubungan Kota Medan sangat membutuhkan Peranan anggaran

sebagai perencanaan biaya operasional untuk melakukan rancangan kegiatan

beserta biaya atau pengeluarannya agar sesuai dengan apa yang ditargetkan.

2. Peranan utama anggaran sebagai alat pengawasan biaya operasional di

Dinas Perhubungan Kota Medan adalah untuk mengontrol seluruh biaya-

biaya ataupun belanja-belanja untuk kegiatan yang dilakukan oleh Dinas

Perhubungan Kota Medan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.

3. Anggaran belanja operasi dan anggaran belanja modal pada Dinas

Perhubungan Kota Medan dari Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2019

mengalami kenaikan.

4.2 Saran

Dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada

Dinas Perhubungan Kota Medan yang dapat digunakan sebagai

bahanpertimbangan sebagai berikut:

48

Universitas Sumatera Utara


49

1. Pada Dinas Perhubungan Kota Medan sistem akuntansi biaya perlu

dikembangkan untuk memudahkan dalam penggolongan setiap transaksi

yang membutuhkan rincian biaya, sehingga setiap unit biaya dapat diketahui

fungsi dan jenisnya. Tentu saja ini membantu Dinas Perhubungan Kota

Medan untuk membaca peluang bisnis dalam kewaspadaan pengawasan

biaya operasional.

2. Perbedaan antara anggaran dengan realisasi harus tetap diawasi dan setiap

penyimpangan yang terjadi di analisis guna memahami penyebabnya dan

dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk

memperbaikinya.

3. Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk melakukan analisis

anggaran dengan memasukkan faktor-faktor utama yang mampu untuk

meningkatkan perencanaan dan pengawasan biaya operasional .

Universitas Sumatera Utara


50

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Astuty, Widia. 2014. Akuntansi Manajemen. Medan : Citapustaka Media.

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta : Mitra Wacana
Media.

Harnanto. 2017. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : C.V Andi.

Issakh, Henki Idris dan Zahrida Wiryawan. 2015. Pengantar Manajemen, Edisi
Dua. Jakarta : In Media.

Rahayu, Sri dan Andry Arifian Rachman. 2013. Penyusunan Anggaran


Perusahaan. Bandung : Graha Ilmu.

Ranjabar, Jacobus. 2014. Analisa Manajemen. Bandung : Alfabeta

Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. 2015. Manajemen, Edisi Tiga Belas.
Jakarta : Erlangga.

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Erlangga.

Surjadi, Lukman. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta : Indeks.

Widyastuti, Tri. 2017. Akuntansi Biaya. Jakarta : Expert.

Priharto, Sugi. http://.cpssoft.com/biaya-operasional.(21 Juni 2019).

Universitas Sumatera Utara


51

LAMPIRAN

1. Surat Research/Survey

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai