Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN PUSAT KOTA BANDAR

LAMPUNG
STUDI KASUS JALAN RADEN INTAN
Oleh :
Arif Fadhil Ramadhan , Aditya Dwiki Rahmadani2, Kgs. Moch Reza Pahlawan3
1*

1. Program Studi Arsitektur, JTIK, Institut Teknologi Sumatera


2. Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Jati Agung, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten
Lampung Selatan, Lampung 35365
*Email: ariffadhil48@gmail.com

ABSTRAK

Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana jalur pedestrian yang sesuai
dengan standarisasi sebagai khususnya di kawasan pusat kota Bandar Lampung . Adapun yang
menjadi latar belakang penulisan ini karena di pusat kota Bandar Lampung jalur pedestrian masih
belum bisa dikatakan sesuai dengan standarisasi. Masih banyak kesalahan dalam jalur pedestrian
yang tidak sesuai dengan standarisasi seperti material yang tidak sesuai standar, peletakan rambu-
rambu yang tidak pada tempatnya, sarana yang kurang, dan lain-lain. Meskipun jalur pedestrian ini
berada di pusat kota seharusnya lebih diperhatikan mengingat kawasan pusat kota juga digunakan
sebagai kawasan car freeday. Selain tidak sesuai dengan standarisasi, jalur pedestrian juga tidak
ramah untuk pengguna terutama pengguna yang berkebutuhan khusus. Sehingga jalur pedestrian
dibuat seakan-akan jalur pedestrian hanya dibuat untuk menjadi sebuah pelengkap faslitas di kota.
Dengan adanya jalur pedestrian yang sesuai dengan standarisasi, diharapkan satndarisasi dari dapat
dijadikan sebagai acuaan untuk membangun jalur pedestrian sehingga jalur pedestrian ramah untuk
semua kalangan pengguna baik pengguna normal maupun pengguna berkebutuhan khusus.

Kata kunci : pedestrian, jalur pedestrian, standarisasi.

standar yang layak untuk kenyamanan


PENDAHULUAN berlalulintas pejalan kaki. Maka dari itu
seharusnya jalur pedestrian dibuat sesuai
Latar Belakang dengan standarisasi dari jalur pedestrian yang
semestinya sehingga dapat digunakan oleh
Jalur pedestrian merupakan fasilitas kota yang seluruh kalangan pejalan kaki baik pengguna
diperuntukan bagi pejalan kaki memisahkan normal maupun orang berkebutuhan khusus
lintasan kendaraan dengan pejalan. Utterman terutama jalur pedestrian di sekitar Tugu
(1984) menyatakan bahwa pada dasarnya Adipura.
setiap orang adalah pejalan. Daerah jalur
pedestrian memiliki banyak fungsi, salah satu Dalam kenyataannya, keadaan jalur pedestrian
fungsi mereka baik sebagai fasilitas untuk di daerah sekitar Tugu Adipura masih banyak
pejalan kaki, juga sebagai ruang terbuka untuk yang belum sesuai dengan standar, contohnya
berbagai aktivitas diantaranya aktivitas sosial saja tidak adanya penggunaan tactile pav di
dan juga aktivitas lainnya. jalur pedestrian tersebut. Hal tersebut
menyebabkan kurang maksimalnya peran jalur
Sayangnya, kondisi umum jalur pedestrian pedestrian sebagai pusat interaksi sosial bagi
banyak yang belum memenuhi syarat dan
pejalan kaki. Maka dari itu perlu adanya b. Pedestrian pengguna transportasi
perbaikan jalur pedestrian dan kerjasama umum, mereka menggunakan jalur
pemerintah untuk dapat mengoptimalkan pedestrian sebagai moda perantara,
fungsi jalur pedestrian di Jalan Raden Intan. dari titik awal keberangkatan sampai
ke pemberhentian transportasi
Aktivitas di dalam jalur pedestrian umum/halte, pada pemberhentian
transportasi umum saat pergantian
Bagaimana arahan rancangan jalur pedestrian rute, atau dari pemberhentian
di Jalan Raden Intan yang sesuai dengan transportasi umum/halte ke titik
standar perancangan “pedestrian ways” ? tujuan.
c. Pedestrian yang menggunakan
Tujuan Penelitian
kendaraan pribadi dan pengguna
Tujuannya adalah untuk memberikan solusi transportasi umum, menggunakan
desain terhadap trotoar yang sesuai dengan jalur pedestrian sebagain moda
standar aturan agar jalur pedestrian bisa perantara, dari lokasi kendaraan
dipakai oleh semua pengguna baik pejalan pribadi parkir ke halte menuju titik
kaki umum maupun pengguna dengan tujuan.
kebutuhan khusus. d. Pedestrian yang menggunakan
kendaraan pribadi, yaitu menggunakan
jalur pedestrian sebagai moda
LANDASAN TEORI perantara dari tempat parkir kendaraan
menuju titik tujuan.
Jalur Pedestrian

Menurut Gunawan, Wibowo, MSP (1998)


Standart Perancangan Geometrik Jalan
Perkotaan. Bahwasannya jalur pedestrian
adalah bagian dari jalan yang diperuntukkan
untuk pedestrian. Biasanya sejajar dan
berdampingan dengan jalur lalu lintas
kendaraan yang terpisah secara fisik yang
jelas. Pemisah tersebut bertujuan agar
pedestrian tersebut aman dan pengguna jalan
raya tidak masuk menggunakan jalur
pedestrian tersebut. Lebar jalur pedestrian berdasarkan lokasi
Sumber : peraturan kementrian perhubungan
No. KM.65. Tahun 1993
Jenis pengguna jalur pedestrian

Menurut Rubenstain (1987) terdapat 4 jenis Faktor-faktor yang harus diperhatikan


pedestrian antara lain : dalam perancangan jalur pedestrian
a. Pedestrian penuh adalah mereka yang
menggunakan jalur pedestrian sebagai a. Kenyamanan dan Visibilitas
moda utama, dari titik awal Menurut Weisman dalam
keberangkatan sampai titik tujuan, Tisnaningtyas (2002) menjelaskan
mereka biasanya menggunakan jalur bkenyamanan adalah rasa yang
pedestrian secara penuh karena objek didapat dan diharapkan oleh panca
tujuannya jaraknya dekat. indera dari suatu lingkungan yang
diikuti pula oleh fasilitas-fasilitas termasuk penyandang cacat dan lansia
yang sesuai dengan guna mewujudkan kesamaan
aktivitas/kegiatan.adapaun faktor– kesempatan dalam segala aspek
faktor yang memengaruhi tingkat kehidupan dan penghidupan.
kenyamanan pedestrian antara lain Aksesibilitas pada jalur pedestrian
kapasitas jalur pedestrian dengan juga didukung dalam Persyaratan
jumlah pedestrian per satuan waktu, Aksesibilitas Pada Jalan Umum
pemberhentian, lebar trotoar, volume No.22/T/BM/1999 (Dirjen Bina
dan ruang pedestrian, jarak tempuh Marga, 1999) Jalur pedestrian adalah
pengguna,kualitas pelayanan dan bagian dari daerah manfaat jalan yang
harapan pengguna. berfungsi sebagai jalur pejalan kaki
Menurut Wiesman dalam dan pelayanannya
Tisnaningtyas (2002) juga ditingkatkan/diperkeras, serta
menjelaskan bahwa visibilitas adalah dirancang berdasarkan kebutuhan
jangkauan penglihatan pada suatu minimum dengan memperhatikan
objek yang terlihat secara jelas. keamanan, kelancaran dan
Visibilitas juga menyangkut persepsi kenyamanan bagi pejalan kaki dan
visual seseorang dimana seseorang itu penyandang cacat.
merasa tidak ada halangan visual
untuk menuju titik tujuan. Aktivitas di dalam jalur pedestrian
b. Keamanan
Sukiman dalam Pamungkas (2003) Jalur pedestrian adalah elemen pokok dalam
menjelaskan bahwa jalur pedestrian perancangan kawasan perkotaan karena
merupakan jalur pejalan kaki yang sebagai akses dan penghubung kawasan
berdampingan dengan jalur strategis di dalam kota, adapun fungsi jalur
kendaraan, maka dari itu jalur pedestrian dalam perkotaan antara lain :
pedestrian harus dibuat terpisah a. sebagai fasilitas utama bagi pejalan
dengan jalur kendaraan yang bernama kaki.
kerb, lebar jalur pedestrian pada b. sebagai fasilitas untuk interaksi
umumnya yaitu 1,5 -3 meter. sosial masyarakat perkotaan.
Seharusnya jalur pedestrian c. sebagai fasilitas untuk interaksi
digunakan sebagaimana mestinya sosial masyarakat perkotaan.
demi keamanan pedestrian, tetapi
banyak pengendara bermotor adapun manfaat positif dalam kawasan
mengendarai kendaraan dengan perkotaan jika menerapkan konsep
kecepatan tinggi, hal ini sangat pedestrianisasi :
berbahaya untuk pejalan kaki jika a. Menumbuhkan kegiatan positif
berjalan di bahu jalan. Hal tersebut sehingga mengurangi kriminalitas.
terjadi karena jalur pedestrian tersebut b. Berguna untuk mengembangkan
beralih fungsi dengan hal lain, antara kawasan bisnis karena dapat
lain menjadi tempat pedagang kaki menumbuhkan kegiatan ekonomi.
lima, parkir kendaraan, pos keamanan c. Kegiatan kampanye, promosi
dan lain-lain. produk/kegiatan ataupun kegiatan
c. Aksesibilitas pameran.
Menurut Permen PU d. Merangsang kegiatan interaksi
No.30/PRT/2006/Pasal 1 sosial.
Aksesibilitas adalah kemudahan yang
disediakan bagi semua orang
e. Dapat meningkatkan suasana 2) Di lokasi tersebut merupakan pusat kota
perkotaan yang lebih spesifik, dengan jalur pedestrian yg cukup tidak terawat
dinamis dan juga unik. serta tidak sesuai dengan standarisasi.
f. Mengurangi polusi udara dan 3) Di lokasi tersebut juga merupakan kawasan
suara. car free day yang dimana seharusnya jalur
pedestrian bisa dikatakan layak dan sesuai
standarisasi.
METODE PENELITIAN 4) Di lokasi tersebut fasilitas jalur pedestrian
dirasa kurang efektif baik dari segi peletakan
Jenis Penelitian maupun material yang diterapkan kepada jalur
pedestrian.
Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang Sumber dan Jenis Data
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen Sumber Data
kunci (Sugiyono, 2005). Dengan kata lain Arikunto (2006:224) menyatakan bahwa,
penelitian ini memanfaatkan teori yang ada sumber data adalah subjek darimana data dapat
sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan diperoleh dan untuk memudahkan peneliti
sebuah teori. Moleong (2007:11) dalam mengidentifikasi sumber data, peneliti
mengemukakan bahwa penelitian deskriptif telah menggunakan rumus 3P, yaitu Person
menekankan pada data berupa kata-kata, (orang), Paper (kertas), dan Place (tempat).
gambar, dan bukan angka-angka yang
disebabkan oleh adanya penerapan metode Menurut Lofland dalam Moleong (2007:165),
kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan sumber data utama dalam penelitian kualitatif
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa adalah kata-kata dan tindakan yang didapat
yang sudah diteliti. Hasil dari penelitian ini dari informan melalui wawancara, selebihnya
nantinya akan berupa desain jalur pedestrian adalah data tambahan seperti dokumen dan
yang sesuai dengan standarisasi dan fasilitas lain-lain. Untuk mendapatkan data dan
yang seharusnya ada pada jalur pedestrian. informasi maka informan dalam penelitian ini
Dari desain tersebut akan memperlihatkan ditentukan secara sengaja dimana informan
gambaran jalur pedestrian yang seharusnya telah ditetapkan sebelumnya. Informan
sehingga para pembaca dapat memahami merupakan orang-orang yang terlibat atau
bentuk dari jalur pedestrian yang mengalami proses pelaksanaan dan perumusan
sesungguhnya. program di lokasi penelitian.

Lokasi Penelitian Jenis Data

Lokasi yang diambil dalam penelitian ini a. Data primer, adalah data yang diperoleh
ditentukan dengan sengaja, yang dilakukan di langsung dari lapangan baik melalui observasi
Jalan Raden Intan Kota Bandar Lampung. maupun melalui wawancara dengan pihak
Dengan berbagai pertimbangan dan alasan dosen pembimbing melalui asistensi. Metode
antara lain: pengambilan data primer dilakukan dengan
1) Pertimbangan tenaga, biaya dan waktu cara menanyakan langsung terhadap dosen
keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam pembimbing.
hal tenaga, biaya dan waktu menjadi salah satu
pertimbangan pemilihan lokasi. b. Data sekunder, yaitu berupa dokumen-
dokumen atau literatur-literatur dari internet,
jurnal dan lain sebagainya. Pengumpulan data
sekunder dilakukan dengan mengambil atau
menggunakannya sebagian/seluruhnya dari HASIL DAN PEMBAHASAN
sekumpulan data yang telah ada.
Kondisi Eksisting Pada Jalur Pedestrian
Teknik Pengumpulan Data
Lokasi jalur pedestrian terletak di Jalan
Teknik pengumpulan data merupakan salah Raden Intan Bandar Lampung. Peneliti
satu langkah yang paling utama dalam mendokumentasikan kondisi jalur
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian pedestrian dengan mengambil beberapa
adalah mendapatkan data. menurut Sugiyono foto disepanjang Jl. Raden Intan yang
(2007:209) bila dilihat dari segi cara atau
diambil dari jalur pedestrian yang terletak
teknik pengumpulan data, maka teknik
di depan Gramedia hingga jalur pedestrian
pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi, wawancara, angket dan
di dekat Tugu Adipura. Berikut adalah
dokumentasi. Namun dalam penelitian ini kondisi jalur pedestrian belum memenuhi
teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh standarisasi pada beberapa titik eksisting.
peneliti adalah dengan melalui tiga metode,
yaitu:
1. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengamati subjek
dan objek penelitian, sehingga peneliti dapat
memahami kondisi yang sebenarnya.
Pengamatan bersifat non-partisipatif, yaitu
peneliti berada diluar sistem yang diamati.
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
seseorang (Sugiyono, 2007:213).

Teknik Analisis Data

Setelah mendapatkan data-data yang diperoleh


dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya
adalah mengolah data yang terkumpul dengan
menganalisis data, mendeskripsikan data, serta
mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis
data ini menggunakan teknik analisis data Beberapa bagian pada jalur pedestrian yang belum
kualitatif, karena data-data yang diperoleh memenuhi standar
merupakan kumpulan dari keadaan fisik dari
subjek penelitian. Proses analisis data dimulai Fasilitas Eksisting Pada Jalur Pedestrian
dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu melalui observasi
dan dokumentasi. Analisis data dalam
penelitian kualitatif yang dilakukan yaitu
antara lain.
Fasilitas primer
Sumber : data penelitian

Standar perancangan fasilitas


Sumber : data penelitian

Fasilitas sekunder
Sumber : data penelitian

Standar Perancangan Fasilitas Jalur


Pedestrian

Fasilitas dan perancangan jalur pedestrian


sesuai standar berdasarkan Permen PUPR
No.03/PRT/M/2014 dan SE Menteri PUPR
02/SE/M/2018.

Standar perancangan fasilitas


Sumber : data penelitian

KESIMPULAN

Pembahasan dari analisis dari jalur pedestrian


di sepanjang jalan Raden Intan pusat kota
Bandar Lampung menunjukkan bahwa kondisi [7]Sitanggang, Yulius., AS, Syarafaruddin.,
eksisting dari jalur pedestrian tersebut masih Kadarini, Nurlaily, Sity, 2018.
jauh dari standar yang ada. Masih belum Pengaruh Pedagang Kaki Lima
adanya fasilitas primer yang menjadi acuan Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki
standar kelayakan sebuah jalur pedestrian Dalam Pemanfaatan Trotoar ( Studi
membuat jalur pedestrian tersebut kurang Kasus Jalan Jenderal Urip Pontianak ),
nyaman untuk di gunakan. Fasilitas sekunder 5 (1), 6-7.
yang tersedia juga beberapa ada yang kurang [8]Iswanto, Danoe, 2006. Pengaruh Elemen-E
maksimal dikarenakan pengadaan fasilitasnya lemen Pelengkap Jalur Pedestrian
pun tidak sesuai dengan standar yang telah Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki(
kami kaji. Kondisi eksisting jalur pedestrian Studi Kasus: Penggal Jalan
mempunyai lebar yang tidak standar karena Pandanaran, Dimulai dari Jalan
kawasan kota karena berada di sepanjang jalan Randusari Hingga Kawasan Tugu
Raden Intan pusat kota Bandar Lampung Muda ), 5 (1), 23-23.
seharusnya memiliki lebar 4 m sedangkan di [9]Permen PU No :30/PRT/M/2006, Pedoman
kondisi eksisting menggunakan standar jalur Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada
pedestrian wilayah perkantoran utama yang Bangunan Gedung dan Lingkungan.
lebarnya 3 m. Hal tersebut membuat kondisi [10]SE Menteri PUPR No : 02/SE/M/2018,
eksisting jalur pedestrian membuat kurang Pedoman Konstruksi Bangunan dan
nyaman untuk di dilalui. Rekayasa Sipil.
[11]Permen PU No.03/PRT/M/2014, Pedoman
DAFTAR PUSTAKA Perencanaan, Penyediaan, dan
Pemanfaatan Prasarana dan Sarana
[1]UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Jaringan Pejalan Kaki.
Lintas dan Angkutan Jalan [12](https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/641/j
[2]Saraswaty, Rina, 2017. Kenyamanan bptunikompp-gdl-teguhshahp-32035-
Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan 10-unikom_t-i.pdf), diakses 14
Trotoar di Jalan Katamso Medan, 3 november 2019.
(1), 10-11. [13](https://digilib.unila.ac.id/11543/18/BAB
[3]Sanjaya, Riyan., Soedarsono ,. Mudiyono % 20III.pdf), diakses 8 november
Rahmat, 2017. Analisis Fungsi 2019.
Kenyamanan Jalur Pedestrian
Kawasan di Kota Pangkalan Bun, 110-
113.
[4]Priyoga, Iwan, 2015. Preferensi Pedestrian
Ditinjau dari Penggunaan Trotoar di
Koridor Jalan Pemuda Kota
Magelang, 32-32.
[5]Natalia, Widianti, Tri., Rohmawati Tatik,
2017. Persepsi Pejalan Kaki Terhadap
Kondisi Fisik Trotoar Jalan
Dipatiukur, 14-14.
[6]Herawaty, Etty., Isya, M., Caisarina, Irin,
2015. Kajian Penyediaan Aksesbilitas
Trotoar Untuk Penyandang Difabel di
Kota Banda Aceh Menurut Persepsi
Masyarakat ( Studi Kasus: Jalan
Tgk.Daud Beureuh ), 314-315.

Anda mungkin juga menyukai