Anda di halaman 1dari 9

1.

PENDAHULUAN
ANALISA TINGKAT PELAYANAN DAN KEBUTUHAN
1.1. Latar Belakang JALAN T.P.
INFRASTRUKTUR PEDESTRIAN YANG MELINTASI
Dalam
RUSTAM EFFENDI PALEMBANG perkembangan dunia yang
semakin maju dan serbah canggih, teknologi
beton2) mempunyai potensi yang 3) luas dalam
Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie , Gabriela Isnaini Putri
bidang konstruksi. Hal ini menyebabkan beton
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti
banyak digunakan untukPalembang
konstruksi bangunan
Jl. Kapten Marzuki No. 2446 Kamboja, Palembang
gedung, jalan, jembatan 30129
dermaga dan lain-lain.
Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam
konstruksi tersebut mengakibatkan
ABSTRAKSI peningkatan kebutuhan material beton,
sehingga memicu
Jalan T.P. Rustam Effendi terletak di kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang yang
memiliki panjang 169,8 meter merupakan tujuan perjalanan karena mempuyai daya tarik sebagai
pusat pertokoan dan perdagangan. Ramainya aktivitas perdagangan pada jam 8 pagi sampai
dengan jam 5 sore di jalan T.P. Rustam Effendi ini ditambah lagi dengan pedagang kaki lima yang
berjualan di area jalur pejalan kaki membuat kawasan ini selalu terjadi kemacetan. Karena
permasalahan itulah maka dilakukan penelitian mengenai karakteristik pejalan kaki di kawasan
tersebut, kapasitas dan tingkat pelayanannya (Level Of Services) apakah masih bisa menampung
jumlah pejalan kaki yang ada di kawasan Jalan T.P. Rustam Effendi serta mengetahui tingkat
kebutuhan masyarakat terhadap infrastrukur pejalan kaki (trotoar) di kawasan ini.
Variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui karakteristik pergerakan pejalan kaki
adalah arus (flow), kecepatan (speed), kepadatan (density), dan ruang (space) untuk para pejalan
kaki. Dari hasil survey didapatkan arus pejalan kaki tertinggi yaitu sebesar 17,433 ped/m/mnt,
kecepatan tertinggi yaitu sebesar 53,575 m/mnt, kepadatan tertinggi yaitu sebesar 0,385 ped/m2
dan ruang terlebar yaitu 7,673 m2/ped.
Untuk menentukan Level of Service (LOS) trotoarUntuk terhadap
itu, karakteristik
diperlukan pejalan kaki
suatu kajian
digunakan dengan metode Highway Capacity Manual dan didapatkan LOS pada titik pengamatan
perubahan tinggi muka air di saluran dengan
1 dan 2 termasuk tingkat pelayanan LOS C dan untuk titik pengamatan
pendekatan kualitatif3 deskriptif
dan 4 termasuk tingkat
pelayanan LOS E. Sedangkan untuk menentukan Level of Services trotoar terhadap infrastruktrur
digunakan metode Direktorat Jenderal Bina Marga dan didapatkan tingkat pelayanan pada titik
pengamatan 1, 2, dan 4 termasuk tingkat pelayanan LOS A dan untuk titik pengamatan 3 termasuk
tingkat pelayanan LOS B.
Untuk mengetahui tingkat kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur pejalan kaki
(trotoar) ini digunakan metode scoring dengan melakukan wawancara/ interview langsung
terhadap responden dan dari hasil survey dapat disimpulkan bahwa pada titik pengamatan 1 dan 2
sebanyak 83% responden menyatakan perlu akan adanya jalur pedestrian dan pada titik
pengamatan 3 dan 4 sebanyak 65% responden menyatakan sangat perlu akan adanya jalur
pedestrian. Selain tingkat kebutuhan masyarakat terhadap trotoar, juga dilakukan survey secara
wawancara/ interview langsung mengenai tingkat penilaian masyarakat terhadap kondisi dari jalur
pedestrian ke dalam 5 kelompok penilaian yaitu responden merasa trotoar yang ada saat ini sangat
baik, baik, cukup baik, tidak baik atau sangat tidak baik untuk melayani para pejalan kaki yang
melintasi jalur pedesrian tersebut dengan tingkat keamanan, kenyamanan, kebersihan, ketertiban,
kondisi geometrik, dan fasilitas pedestrian sebagai tolak ukurnya.

Kata kunci : Karakteristik pejalan kaki, level of services, trotoar, pejalan kaki, infrastruktur
pejalan kaki, tingkat kebutuhan infrastruktur pejalan kaki.

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 51
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)
I. PENDAHULUAN mendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan
Jalan T.P. Rustam Effendi yang jalan baik yang berada di badan jalan maupun
terletak di kecamatan Ilir Timur I, yang berada di luar badan jalan, dalam rangka
merupakan pusat kegiatan perdagangan di keselamatan, keamanan, ketertiban dan
Palembang dan menjadi sorotan pada kelancaran lalu lintas serta memberikan
penelitian ini. Seringnya terjadi kemacetan kemudahan bagi pemakai jalan.
lalu lintas yang dikarenakan banyaknya
pedagang kaki lima yang tidak hanya 2.2 Karakteristik Pejalan Kaki
mengambil trotoar untuk tempat berdagang, Variabel-variabel yang digunakan
bahkan tidak jarang pedagang kaki lima untuk mengetahui karakteristik pergerakan
juga menggunakan badan jalan sebagai pejalan kaki arus (flow), kecepatan (speed) dan
tempat untuk berdagang. Letaknya yang kepadatan (density), dan ruang (space) untuk
strategis di tengah kota dan beraneka ragam pejalan kaki.
barang yang ditawarkan merupakan potensi a. Kecepatan Berjalan (Walking Speed)
yang diperhitungkan sebagai kawasan Kecepatan berjalan ialah kecepatan pejalan
perdagangan. kaki saat berjalan dalam keadaan normal.
Keragaman barang-barang yang Kecepatan berjalan dapat dihitung dengan
ditawarkan seperti, sandang, pangan, mengambil waktu rata-rata pejalan kaki saat
peralatan elektronik dan lain-lainnya, melintas jalan atau waktu rata-rata pada jarak
menjadikan kawasan ini pusat perbelanjaan yang tertentu.
yang ramai. Ramainya pejalan kaki di b. Arus Pejalan Kaki (Pedestrian Flow)
tambah pedagang kaki lima yang berjualan Arus yaitu Pejalan kaki yang melintasi
di trotoar membuat pejalan kaki berjalan suatu titik pada penggal jalan dengan interval
berhimpitan. Ramainya aktivitas waktu tertentu di ukur dengan satuan Pejalan
perdagangan pada jam 8 pagi sampai kaki per meter per menit.
dengan jam 5 sore di jalan T.P. Rustam c. Kepadatan (Density)
Effendi ini dengan panjang jalan 169,8 Kepadatan merupakan jumlah pejalan kaki
meter dan lebar jalan 8 meter ditambah lagi per satuan luas trotoar tertentu.
dengan pedagang kaki lima yang berjualan d. Ruang (Space) Pejalan Kaki
di area jalur pejalan kaki membuat kawasan Ruang pejalan kaki merupakan luas area
ini selalu terjadi kemacetan. Karena rata-rata yang tersedia untuk masing-masing
permasalahan itulah maka dilakukan pejalan kaki yang dirumuskan dalam satuan
penelitian mengenai karakteristik pejalan m2.
kaki di kawasan tersebut serta kapasitas dan
tingkat pelayanannya apakah masih bisa 2.3 Pengertian Trotoar
menampung jumlah pejalan kaki yang ada Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang
di kawasan Jalan T.P. Rustam Effendi. terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapisan
Dengan menggunakan metode Highway permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari
Capacity Manual (HCM) 2000 dan juga permukaan perkerasan jalan, dan pada
metode Dirjen Bina Marga, Petunjuk umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas
Perencanaan Trotoar akan dianalisa tingkat kendaraan. Fungsi utama trotoar adalah untuk
pelayanan pejalan kaki pada kawasan ini. memberikan pelayanan kepada pejalan kaki
sehingga dapat meningkatkan kelancaran,
II. TINJAUAN PUSTAKA keamanan dan kenyamanan pejalan kaki
2.1. Definisi Jalur Pejalan Kaki tersebut.
Jalur pejalan kaki (pedestrian line) Trotoar juga berfungsi memperlancar
menurut Peraturan Presiden No. 43 tahun lalu lintas jalan raya karena tidak terganggu
1993 tentang Prasarana Jalan Bag. VII pasal atau terpengaruh oleh lalu lintas pejalan kaki.
39 adalah termasuk fasilitas pendukung Ruang dibawah trotoar dapat digunakan
yaitu fasilitas yang disediakan untuk

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 52
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)
sebagai ruang untuk menempatkan utilitas (Sumber : Highway Capacity Manual,
dan pelengkap jalan lainnya. 2000)
Dimana :
2.4 Tingkat pelayanan Pejalan Kaki Q15 = Arus Pejalan kaki pada interval
( LOS Scale ) 15 menitan terbesar
Tingkat Pelayanan adalah ( Org / m / mnt)
penggolongan kualitas traffic pada macam- Nm = Jumlah Pejalan Kaki terbanyak
macam fraksi kapasitas maksimum. Tingkat pada interval 15 menitan,
pelayanan ini menunjukkan faktor (Pejalan kaki) WE = lebar
kenyamanan. efektif ruang pejalan kaki.
Menurut Dirjen Bina Marga, 2. Menghitung nilai ruang untuk pejalan
Petunjuk Perencanaan Trotoar kaki pada saat arus 15 menitan yang
No.007/T/BNKT/1999, lebar trotoar harus terbesar , digunakan rumus sebagai
dapat melayani volume pejalan kaki yang berikut :
ada. Trotoar yang sudah ada perlu ditinjau 1
S15  …………………(2.2)
kapasitas (lebar), keadaan dan D15
penggunaannya apabila terdapat pejalan
(Sumber : Highway Capacity Manual,
kaki yang menggunakan jalur lalu lintas
2000)
kendaraan. Trotoar disarankan untuk
Dimana :
direncanakan dengan tingkat pelayanan
S15 = Ruang Pejalan kaki pada saat
serendah-rendahnya C. Pada keadaan
arus 15 menitan yang terbesar
tertentu yang tidak memungkinkan trotoar
dapat direncanakan sampai dengan tingkat (m 2 /Pejalan kaki)
pelayanan E. D15 = Kepadatan pada saat arus 15
Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan menitan yang terbesar (pejalan kaki
Pejalan Kaki Menurut Dirjen Bina Marga /m2)
3. Membuat perbandingan antara volume
berbanding kapasitas yang merupakan
variabel penting dalam menentukan
tingkat pelayanan.

2.5 Tingkat Kebutuhan Infrastruktur


Pejalan Kaki
Dalam buku Khisty (2003), faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merancang fasilitas pejalan kaki sesuai dengan
kebutuhan dari pejalan kaki, antara lain :
1. Faktor kenyamanan (Comfort) : seperti
Syarat dalam menentukan tingkat perlindungan dari cuaca, tempat berteduh,
pelayanan pada ruang pejalan kaki menurut halte dan tempat lainnya.
Highway Capacity Manual, 2000 dalam hal 2. Faktor kemudahan (Convenience) : jarak
ini digunakan beberapa cara sebagai jalan, kelurusan berjalan, tangga untuk orang
berikut: lanjut usia, kemiringan jalan, posisi tanda arah,
1. Menghitung nilai arus pejalan kaki peta petunjuk dan kemudahan-kemudahan lain
pada interval 15 menit terbesar dari yang membuat perjalanan dengan berjalan kaki
nilai arus pejalan kaki pada interval menjadi mudah dan tidak rumit.
15 menit lainnya. 3. Faktor keselamatan (Safety) : pemisah
Nm antara lalu lintas kendaraan dengan pejalan
Q15  ………………(2.1) kaki, jalur trotoar hanya digunakan untuk
15WE
pejalan kaki.

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 53
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)
4. Faktor keamanan (Security) : seperti 3.3. Studi Literatur
pencahayaan / penerangan, garis arah, Tahap ini adalah tahap dimana dasar-
bebas dari gangguan kejahatan. dasar teori didapat dari berbagai sumber
5. Faktor ekonomi (Economy) : literatur seperti : referensi buku-buku acuan,
meminimalkan keterlambatan pejalan. peraturan-peraturan yang digunakan,
perumusan yang digunakan, serta laporan
2.6 Penentuan Perhitungan Sampel penelitian atau studi terdahulu yang terkait
Sampel adalah sebagian dari dengan topik dipelajari untuk menunjang studi
populasi. Artinya tidak akan ada sampel ini. Literatur yang menunjang adalah referensi-
jika tidak ada populasi. Populasi adalah referensi yang mengungkapkan teori-teori
keseluruhan elemen atau unsur yang akan mengenai materi-materi yang dipakai pada
kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas tugas akhir ini. Teori-teori tersebut antara lain
seluruh elemen dinamakan sensus. mengenai :
Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa 1. Gambaran umum Kota Palembang
dipercaya, seorang peneliti harus 2. Definisi jalur pejalan kaki
melakukan sensus. Namun karena sesuatu 3. Karakteristik Pejalan Kaki
hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan 4. Definisi Trotoar
elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya 5. Tingkat pelayanan pejalan kaki (LOS
adalah meneliti sebagian dari keseluruhan Scale)
elemen atau unsur tadi.
Cara menentukan jumlah sampel 3.4 Metode Pengumpulan Data
penelitian menggunakan tabel ataupun 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
rumus cukup bervariasi. Misalnya ada yang Dalam pengumpulan data untuk tugas
menggunakan rumus seperti rumus Slovin akhir ini adalah : Teknik observasi langsung
maupun tabel pengambilan sampel yang yakni teknik pengumpulan data dimana
cukup populer yaitu Tabel Krejcie dan penyelidik mengadakan pengamatan secara
Morgan. langsung terhadap gejala-gejala subyek yang
diselidiki baik pengamatan itu dilakukan dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN situasi sebenarnya maupun dalam situasi
3.1. Umum bantuan. Dalam penelitian ini akan
Bab ini membahas tentang menggunakan analisa data dan metode
metodologi penelitian yang digunakan pada deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
penelitian di Jalan T.P. Rustam Effendi
berbasis Pedestrian dapat dilihat pada 3.4.2 Jenis Data dan Cara
gambar 3.1 yang menjadi bagan alir Perolehannya
penelitian. a. Data Primer
Dalam memperoleh data primer
3.2. Identifikasi Masalah dilakukan dengan membuat suatu rencana
Dalam tahap ini penulis survey, survey pendahuluan dan pelaksanaan
mempelajari tentang latar belakang analisa survey. Survey dilapangan dilakukan pada saat
tingkat pelayanan jalur pejalan kaki di Jalan jam-jam sibuk (peak hours) pagi, siang dan
T.P. Rustam Effendi, juga bagaimana sore hari di sepanjang jalan T.P. Rustam
mengidentifikasi masalah yang timbul dan Effendi.
merumuskannya menjadi suatu tujuan yang b. Data Sekunder
harus diselesaikan untuk mengatasi Pengumpulan data sekunder, langkah-
permasalahan. langkah yang dilakukan adalah dengan
melakukan pengumpulan data yang sudah ada
yang berhubungan dengan penelitian.

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 54
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)
3.4.3 Pemilihan Lokasi dan Waktu Ruang yang tersedia untuk pejalan kaki
Pengumpulan Data diperoleh dari persamaan (2.8). sebagai contoh,
Lokasi yang dipilih untuk pada hari minggu pukul 08.00 – 08.15 WIB
pengumpulan data tingkat pelayanan trotoar diketahui besarnya kepadatan adalah 0,0033
harus memenuhi kriteria : pejalan kaki / m2, maka luasnya ruang yang
1. Jalur khusus pejalan kaki yang tersedia untuk pejalan kaki adalah: (asumsi,
melintasi kawasan jalan T.P. Rustam hanya untuk contoh / ilustrasi)
Effendi. S = 1 / D = 1 / 0,0033 = 303,03 m2 / pejalan
2. Terdapat fluktuasi arus pejalan kaki kaki.
seperti arus puncak dan arus normal e. Kebutuhan Infrastruktur Fasilitas Pejalan
3. Jalur pejalan kaki yang lurus dan tidak Kaki Melalui Metode Kuesioner
berbelok Data kebutuhan fasilitas pejalan kaki yang ada
4. Dapat dengan mudah melakukan di lokasi Jalan T.P. Rustam Effendi didapatkan
pengamatan dari interview langsung, yaitu pertanyaan-
5. Jalur yang sering dilewati pejalan kaki pertanyaan yang harus dijawab oleh responden
Pengambilan data dilakukan pada (pejalan kaki) mengenai tingkat kebutuhan dan
pada jam-jam sibuk yaitu pada pagi, siang tingkat kenyamanan dari infrastruktur pejalan
dan sore hari tepatnya di akhir pekan pada kaki (trotoar) yang ada saat ini pada kawasan
tanggal awal bulan, mengingat trend wilayah penelitian.
berbelanja masyarakat yang meningkat di
waktu-waktu tersebut. 3.6 Analisa Data
a. Analisa Data Kuantitatif
3.5 Pengolahan Data Analisa data kuantitif dapat diperoleh
Pengolahan data primer yang dari hasil pengolahan data primer pedestrian
didapat dari lapangan dengan menggunakan sehingga didapatkan nilai untuk kecepatan
metode Highway Capacity Manual (HCM) berjalan, volume pedestrian, serta ruang
2000 yang dimasukkan ke dalam bahasa pedestrian. Hasil pengolahan data primer
program microsoft excel. tersebut dibandingkan terhadap standar
a. Perhitungan Arus Pejalan Kaki Highway Manual Capacity (HCM) dan juga
Arus pejalan kaki dihitung berdasarkan terhadap standar Dirjen Bina Marga pada buku
seluruh pejalan kaki yang melewati penggal Petunjuk Perencanaan Trotoar
jalan yang diamati. Pengamatan dengan No.007/T/BNKT/1999 sehingga dapat
interval waktu 15 menit. ditentukan tingkat pelayanan pejalan kaki pada
b. Perhitungan Kecepatan Berjalan kawasan yang ditinjau dan juga menentukan
(Walking Speed) saran-saran sebagai solusi permasalahan yang
Data yang digunakan dalam perhitungan ada agar tingkat kenyamanan pejalan kaki tetap
kecepatan berjalan kaki adalah waktu terjaga dikemudian harinya.
tempuh pejalan kaki yang melewati penggal b. Analisa Data Kualitatif
jalan pengamatan. Panjang penggal jalan Analisa yang digunakan dalam
pengamatan ditentukan sepanjang 15 meter, menentukan tingkat kebutuhan infrastruktur
dengan waktu tempuh menggunakan satuan dan penilaian terhadap kondisi trotoar adalah
menit, sehingga satuan yang diperoleh analisa data kualitatif dengan pembobotan
dalam meter per menit. (metode scoring) pada penyajian data
c. Perhitungan Kepadatan (Density) Pejalan kuisioner. Survey yang diterapkan yaitu
kaki interview langsung dengan pejalan kaki yang
Kepadatan ( density ) diperoleh dari melintasi kawasan penelitian. Analisa
variabel-variabel yang telah dicari pada kebutuhan infrastruktur pejalan kaki (trotoar)
bagian sebelumnya yaitu Arus (flow) dan pada kawasan jalan T.P. Rustam Effendi yaitu:
kecepatan (speed). 1. Survey tingkat kebutuhan infrastruktur
d. Perhitungan Ruang ( Space ) Pejalan kaki 2. Survey penilaian terhadap kondisi trotoar

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 55
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN jam dari pukul 07.00 – 17.00. Rekapitulasi
4.1 Hasil Penelitian volume pejalan kaki pada setiap titik di Jalan
Jalan T.P. Rustam Effendi T.P. Rustam Effendi dapat dilihat pada tabel
merupakan pusat kegiatan perdagangan di 4.1 dibawah ini :
kota Palembang dan menjadi sorotan pada Tabel 4.1 Rekapitulasi Volume Pejalan Kaki
penelitian ini. Seringnya terjadi kemacetan No
Titik Jumlah Pejalan Kaki
lalu lintas yang dikarenakan banyaknya Pengamatan Pria Wanita Jumlah
pedagang kaki lima yang tidak hanya 1 TP 1 2259 2388 4647
mengambil trotoar untuk tempat berdagang, 2 TP 2 1284 1242 2526
bahkan tidak jarang pedagang kaki lima 3 TP 3 2907 5868 8775
juga menggunakan badan jalan sebagai 4 TP 4 1886 2069 3955
tempat untuk berdagang. Letaknya yang Sumber : Pengolahan Data
strategis di tengah kota dan beraneka ragam
barang yang ditawarkan merupakan potensi
yang diperhitungkan sebagai kawasan
perdagangan.
Penelitian ini dibagi menjadi empat
titik pengamatan, dimana titik pengamatan
1 dan titik pengamatan 4 terletak di ruas kiri
Jalan T.P. Rustam Effendi, sedangkan titik
pengamatan 2 dan titik pengamatan 3
terletak di ruas kanan Jalan T.P. Rustam Gambar 4.2 Grafik Jumlah Volume Pejalan
Effendi. Lokasi pembagian titik Kaki Pada Jalan T.P. Rustam Effendi
pengamatan dapat dilihat pada gambar 4.1
dibawah ini: 4.1.2 Waktu Tempuh
Pada penelitian ini alat yang
digunakan adalah camcorder dan stopwatch,
waktu tempuh pejalan kaki dicatat dengan
menetapkan ruas pengamatan sepanjang
kurang lebih 10 – 15 meter tergantung pada
jarak pandang pada setiap titik pengamatan
pada trotoar yang batasnya diberi tanda yang
dapat dilihat dengan jelas oleh surveyor.
Untuk pendataan waktu tempuh
pejalan kaki dibedakan pria dan wanita. Waktu
Sumber : Hasil Pengamatan tempuh dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai
berikut :
Tabel. 4.2 Waktu Tempuh Rata – rata
4.1.1 Volume Pejalan Kaki
Pengamatan volume pejalan kaki
adalah pengamatan terhadap jumlah pejalan
kaki yang masuk ke lokasi yang diamati,
pengamatan jumlah pejalan kaki ini
dilakukan dengan menghitung jumlah
pejalan kaki yang masuk ke lokasi
pengamatan yang dilakukan dalam interval
15 menit.
Setelah dilakukan pengamatan per
titik dengan interval waktu per 15 menit,
maka akan didapatkan rekapitulasi volume
pejalan kaki yang telah dilakukan selama 10 Sumber : Pengolahan Data

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 56
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)
4.2 Karakteristik Pejalan Kaki 4.4 Tingkat Kebutuhan dan Penilaian
Variabel-variabel yang digunakan Masyarakat Terhadap Jalur
untuk mengetahui karakteristik pergerakan Pedestrian Jalan T.P. Rustam
pejalan kaki arus (flow), kecepatan (speed) Effendi
dan kepadatan (density), dan ruang (space) Berdasarkan survey dengan metode
untuk pejalan kaki. kuesioner mengenai penilaian masyarakat
terhadap jalur pejalan kaki dari segi keamanan,
4.3 Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki kenyamanan, kebersihan, ketertiban, kondisi
Kondisi Eksisting tingkat geometrik dan fasilitas pedestrian maka di
pelayanan pejalan kaki Jalan T.P. Rustam dapatkan hasil sebagai berikut :
Effendi menurut Highway Capacity Manual Tabel 4.5 Rekapitulasi Kuisioner Tingkat
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Penilaian Masyarakat terhadap Jalur Pedestrian
Tabel. 4.3 Kondisi Eksisting Tingkat pada Titik Pengamatan 1
Pelayanan Pejalan Kaki Menurut Highway
Capacity Manual

Sumber : Pengolahan Data


Keterangan :
STP = Sangat tidak perlu
SP = Sangat Perlu
CP = Cekup perlu
Sumber : Pengolahan Data
P = Perlu
SP = Sangat perlu
Kondisi Eksisting tingkat
pelayanan pejalan kaki Jalan T.P. Rustam Tabel 4.6 Rekapitulasi Kuisioner Tingkat
Effendi menurut Direktorat Jendra Bina Penilaian Masyarakat terhadap Jalur Pedestrian
Marga dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah pada Titik Pengamatan 2
ini:

Tabel. 4.4 Kondisi Eksisting Tingkat


Pelayanan Pejalan Kaki Menurut Direktorat
Jendral Bina Marga

Tabel 4.6 Rekapitulasi Kuisioner Tingkat


Penilaian Masyarakat terhadap Jalur Pedestrian
pada Titik Pengamatan 3

Sumber : Pengolahan Data

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 57
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)
Tabel 4.7 Rekapitulasi Kuisioner Tingkat dari keempat titik pengamatan adalah pada titik
Penilaian Masyarakat terhadap Jalur pengamatan 3 yaitu 17,433 ped/m/mnt.
Pedestrian pada Titik Pengamatan 4 Kepadatan tertinggi dari ke empat titik
pengamatan adalah kepadatan pada titik
pengamatan 3 yaitu 0,385 ped/m2. Ruang
pejalan kaki terlebar adalah pada titik
pengamatan 4 yaitu 7,673 m2/ped.
2. Berdasarkan perbandingan antara volume
per kapasitas menurut Highway Capacity
Manual mengenai Level of Services trotoar
terhadap karakterisitik pejalan kaki, maka
Keterangan : tingkat pelayanan pada titik pengamatan 1 dan
STB = Sangat tidak baik titik pengamatan 2 termasuk tingkat pelayanan
TB = Tidak baik LOS C yang menunjukkan ruangnya cukup
CB = Cekup baik untuk kecepatan berjalan normal dan untuk
B = Baik mendahului pedestrian lain. Sedangkan untuk
SB = Sangat baik titik pengamatan 3 dan titik pengamatan 4
termasuk dalam tingkat pelayanan LOS E yang
Berdasarkan survey dengan metode menunjukkan kecepatan pejalan kaki tidak
kuesioner mengenai tingkat kebutuhan normal. Berdasarkan perhitungan ruang dan
trotoar terhadap masyarakat dan penilaian arus pejalan kaki menurut Direktorat Jendral
masyarakat terhadap jalur pejalan kaki. Bina Marga, mengenai Level of Services
trotoar terhadap infrastruktur, maka tingkat
Tabel 4.8 Tingkat Kebutuhan Masyarakat pelayanan pada titik pengamatan 1, titik
Terhadap Trotoar di Jalan Rustam Effendi pengamatan 2, dan titik pengamatan 4 yaitu
termasuk tingkat pelayanan A, sedangkan titik
pengamatan 3 termasuk tingkat pelayanan B.
3. Berdasarkan data kuisioner dapat
disimpulkan bahwa pada titik pengamatan 1
dan 2 sebanyak 166 orang responden atau
sebesar 83% responden menyatakan perlu akan
adanya jalur pedestrian, dan pada titik
pengamatan 3 dan 4 sebanyak 130 orang
Sumber : Pengolahan Data responden atau sebesar 65% responden
Keterangan : menyatakan sangat perlu akan adanya jalur
STP = Sangat tidak perlu pedestrian karena dengan adanya jalur
SP = Sangat Perlu
pedestrian yang baik para pejalan kaki akan
CP = Cekup perlu
P = Perlu merasa aman dan nyaman dalam melakukan
SP = Sangat perlu aktifitas berjalan kaki.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.2 Saran


5.1. Kesimpulan Saran yang dapat diberikan antara lain :
Setelah melakukan survey kemudian analisa 1. Trotoar harus dikembalikan ke fungsi
serta pembahasan, maka didapatkan idealnya, yakni sebagai jalur pedestrian, yang
kesimpulan sebagai berikut : khusus digunakan hanya untuk semua pejalan
1. Kecepatan rata-rata tertinggi dari ke kaki.
empat titik pengamatan adalah kecepatan 2. Perlu penataan kawasan jalan T.P. Rustam
rata-rata pada titik pengamatan 4 yaitu Effendi dengan menyediakan lahan yang tepat
53,575 m/mnt. Arus pejalan kaki tertinggi untuk pedagang kaki lima berjualan agar
terciptanya infrastruktur pejalan kaki yang

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 58
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)
aman, nyaman dan layak untuk para Putra, Purbanto,dkk. 2013. Analisis Tingkat
pengguna trotoar. Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki (Studi
3. Masyarakat sangat membutuhkan Kasus: Jalan Diponogoro di Depan Mall
fasilitas pejalan kaki, oleh karena itu sudah Ramayana).
semestinya pemerintah membangun Roess, Roger P., Prassas, Elena S., McShane,
fasilitas pejalan kaki beserta fasilitas and William R. 2004. Traffic Engineering.
pendukungnya sehingga fasilitas tersebut Third Edition, Pearson Education Inc.,
dapat digunakan oleh masyarakat. Selain itu Upper Saddle River. New Jersey, USA,
pemerintah juga harus memperhatikan pp. 23-24
fasilitas pejalan kaki yang ada beserta Soedradjat, Imam. Pedoman Penyediaan dan
permasalahan yang terjadi pada kondisi Pemanfaatan Prasarana dan Sarana
eksisting juga melakukan perbaikan dan Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan.
pemeliharaan berkala terhadap fasilitas Penataan Ruang Nasional.
pejalan kaki. Tamma, Diaz. 2013. Analisis Tingkat
Pelayanan Pejalan Kaki/Pedestrian
DAFTAR PUSTAKA Melintasi Jalan (Studi Kasus di Jalan
Anonim. 2013. Laporan Akuntanbilitas Tengkuruk Permai)
Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tejasomara, Rendy. 2011. Studi Evaluasi
Palembang Tahun 2012. Pelayanan Pedestrian pada Jalan Urip
Sumoharjo – Panglima Sudirman
Departemen Pekerjaan Umum. 1999. Surabaya.
Direktorat Jendral Bina Marga, Transportation Research Board 2000,
Pedoman Highway Capacity Manual.
Perencanaan Jalur Pejalan Kaki pada Winaya, Putu. 2010. Analisis Fasilitas Pejalan
Jalan Umum. Kaki pada Ruas Jalan Gajah Mada,
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Denpasar, Bali.
Direktorat Jenderal Bina Marga, http://www.palembang.go.id
Petunjuk Perencanaan Trotoar No.
007/T/BNKT/1990.
Departemen Pekerjaan Umum. 1995.
Direktorat Jenderal Bina Marga, Tata
Cara
Perencanaan fasilitas Pejalan Kaki.
Departemen Pekerjaan Umum. 1995.
Direktorat Jenderal Bina Marga, Tata
Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan No.
011/T/Bt/1995
Khisty, C. John., Lall., B. Kent. 2003.
Transportation Engineering. Third
Edition, Pearson Education Inc., Upper
Saddle River. New Jersey, USA, pp.
557-576
Mutiara Hartawaty, Rooswinany. 2012.
Analisis Kebutuhan Infrastruktur
Pejalan Kaki (Trotoar) dan Penentuan
Nilai Level of Service (Studi Kasus :
Jalan Dr. Setia Budi Pasar Baru
Baturaja Kabupaten Ogan Komering
Ulu).

Analisa Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Infrastruktur Pedestrian Yang Melintasi Jalan 59
T.P. Rustam Effendi Palembang Yules Pramona Z 1), Hariman Al faritzie 2), Gabriela Isnaini Putri 3)

Anda mungkin juga menyukai