Anda di halaman 1dari 21

RINCIAN TEHNIS PENYIMPANAN LIMBAH

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

RSU YAPIKA
GOWA 2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang digunakan di rumah sakit bermacam
karakteristiknya dimana bahan tersebut beresiko menyebabkan kecelakaan dan bahaya
bagi pengguna dan lingkungannya. Untuk itu perlu dibuat pedoman pengelolaan B3
agar resiko-resiko tersebut dapat diminimalisasi.Dalam pedoman tersebut harus
mencantumkan pemberian penjelasan tentang ancaman/bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh bahan B3, cara penanganan/penanggulangannya bila terjadi
kecelakaan atau keracunan.Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang
mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau
membuang B3.

Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah proses untuk
mengubah jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 menjadi tidak berbahaya dan/atau
tidak beracun dan/atau immobilisasi limbah B3 sebelum ditimbun dan/atau
memungkinkan agar limbah B3 dimanfaatkan kembali (daur ulang). Proses
pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara pengolahan fisika dan kimia,
stabilisasi/solidifikasi, dan insenerasi. Pengolahan secara fisika dan kimia bertujuan
untuk mengurangi daya racun limbah b3 dan/atau menghilangkan sifat/karakteristik
limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berbahaya. Proses pengolahan secara
stabilisasi/solidifikasi bertujuan untuk mengubah watak fisik dan kimiawi limbah B3
dengan cara penambahan senyawa pengikat B3 agar pergerakan senyawa B3 ini
terhambat atau terbatasi dan membentuk massa monolit dengan struktur yang kekar.
Sedangkan proses pengolahan secara insinerasi bertujuan untuk menghancurkan
senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung
B3. Pemilihan proses pengolahan limbah B3, teknologi dan penerapannya didasari
atas evaluasi kriteria yang menyangkut kinerja, keluwesan, kehadalan, keamanan,
operasi dari teknologi yang digunakan, dan pertimbangan lingkungan. Timbunan
limbah B3 yang sudah tidak dapat diolah atau dimanfaatkan lagi harus ditimbun pada
lokasi penimbunan (landfill) yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

B. Tujuan
1. Umum
a. Memberikan keamanan dan kenyamanan kepada Karyawan, Dokter, Pasien, dan
pengunjung rumah sakit, serta mencegah pencemaran lingkungan dengan adanya
bahan berbahaya dan beracun
b. Tercapainya kondisi lingkungan RSU Yapika Gowa yang memenuhi persyaratan
sanitasi yang menjamin pencegahan penyakit akibat pemaparan oleh bahaya-bahaya
lingkungan RS serta pencegahan pencemaran lingkungan.
c. Agar tercipta lingkungan RSU Yapika yang nyaman, bersih, sehat dan bebas dari
resiko penularan penyakit dan pencemaran lingkungan.
2. Khusus
a. Meminimalisasi resiko penyakit dan kecelakaan kerja akibat B3.
b. Memberikan informasi kepada pengguna B3 tentang bahaya B3 yang digunakan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan.


Buku pedoman pengelolaan bahan berbahaya dan beracun / Rincian tehnis
penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun ini berlaku di semua area unit dan
instalasi RSU Yapika.

D. Batasan Operasional.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah setiap bahan yang karena sifat atau
konsentrasinya, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lainnya.

E. Landasan Hukum.
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun
F. Data Pemohon
Keterangan tentang pemohon
1. Nama Pemohon : dr.Yulia Pitriani
2. Alamat : Jl.Abd Kadir dg.Suro Kel.Samata Kec.Somba Opu
Kab.Gowa Sulawesi Selatan
3. Nomor Tlp / Fax : (0411) 8980008
4. Alamat Email : rsuyapika@gmail.com
G. Jenis limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) yang disimpan yaitu :

JENIS LB3 KODE LIMBAH SUMBER LIMBAH KARAKTERIS-


TIK LIMBAH B3

Jarum suntik B337-1 Ruangan Perawatan Berbahaya

Botol Infuse A337-1 Ruangan Perawatan Berbahaya

Selang Infuse / A337-1 Ruangan Perawatan Berbahaya


Cateter / Bag

Catridge Bekas B107d Ruangan Adminis- Mudah Terbakar


trasi

Neon Bekas B105d Bidang Umum Mudah Terbakar

Oli Bekas B105d Bidang Umum Mudah Terbakar

Majun Bekas B110d Bidang Umum Mudah Terbakar

Aki Bekas A102d Bidang Umum Mudah Terbakar

Sludge IPAL B347-3 Bidang Umum Mudah Terbakar


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Pengelolaan dan Pengawasan terhadap Limbah B3 rumah sakit dilakukan oleh tenaga
kesehatan lingkungan yang di bawahi oleh kepala bidang umum dan di bantu oleh tim
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Umum Yapika khususnya pada Bidang
Bahan Berbahaya yang mempunyai tugas untuk memberikan saran dan atau pertimbangan
kepada Kepala Rumah Sakit. Adapun kualifikasi Sumber Daya Manusia yang bertanggung
jawab atas pengelolaan Limbah B3 di rumah sakit adalah yang mempunyai kualifikasi K3RS
dan ataupun Kesehatan Lingkungan

A. Penanggung jawab kesehatan lingkungan


Kualifikasi : Pendidikan D3 Kesehatan Lingkungan dengan STR Aktif
Tugas Pokok :
 Terlaksananya program kerja
 Tersedianya kebutuhan tenaga sanitasi rumah sakit
 Terjaganya kualitas hygene dan sanitasi rumah sakit
 Tersedianya koordinasi kegiatan antara sarana dan umum serta sanitarian
Uraian tugas :
 Monitoring kebersihan bangunan dan lingkungan rumah sakit
 Monitoring kebersihan dan kelayakan fasilitas sanitasi rumah sakit
 Memonitoring saluran drainase,saluran limbah cair dari seluruh ruangan menuju
IPAL
 Mengelola limbah cair pada IPAL
 Melakukan pengawasan terhadap kualitas air minum dan air bersih yang digunakan
di Rumah Sakit
 Melakukan penanggulangan vector dan binatang pengganggu
 Memonitoring pemisahan,pewadahan , pengumpulan ,penyimpanan pengangkutan
limbah padat baik limbah medis maupun non medis
 Melaporkan terjadinya kerusakan pada fasilitas sanitasi

Tanggung Jawab :
 Kebenaran dan ketepatan laporan harian , bulanan tahunan pengelolaan sanitasi
rumah sakit
 Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
 Pemenuhan kualitas air minum dan air bersih yang di gunakan di Rumah Sakit
 Keberhasilan penanggulangan vector dan binatang pengganggu
 Pemenuhan parameter hasil pengukuran kualitas IPAL,Air bersih,linen ,dinding ,in-
strument ,udara,kebisingan,lantai , kebersihan rumah sakit,alat makan

Wewenang :
 Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
 Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas penanggung jawab sanitasi
lingkungan
 Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenangnya
 Menghadiri rapat berkala ,sewaktu – waktu dengan kepala bidang Umum dan serta
Direktur Rumah Sakit
B. Tim Keselamatan dan kesehatan kerja Rumah Sakit (K3)
Kualifikasi : Pendidikan S1 Kesehatan dengan sertifikiat K3 Rumah Sakit
Tugas Pokok
 Terlaksananya program kerja
 Terjaganya kesehatan dan keselamatan staf dalam lingkup rumah sakit

Uraian Tugas :
 Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan Kesehatan kerja karyawan
 Berkoordinasi dengan Bagian Pesonalia dalam pemeriksaan kesehatan awal, berkala
maupun khusus.
 Menghadiri pertemuan berkala Komite K3RS.
 Mengadakan kerjasama yang baik dengan semua unit terkait.
 Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan pihak/instansi lain di luar Rumah
Sakit terkait dengan pengawasan Kesehatan Kerja karyawan dan kesehatan
lingkungan kerja Rumah Sakit.
 Membuat laporan kegiatan kesehatan kerja secara berkala.
C. Penanggung Jawab Cleaning Service
Kualifikasi : D3 Umum
Tugas Pokok
 Terlaksananya Program Kerja
 Terjaganya kualitas sanitasi rumah sakit
 Mengarahkan pelaksana cleaning service dalam penyehatan lingkungan dana tau ke-
bersihan Rumah Sakit
Uraian tugas
 Membersihkan seluruh ruangan di lingkungan rumah sakit
 Membersihkan lingkungan luar rumah sakit
 Melakukan pengangkutan limbah medis

Tanggung jawab :
 Ketepatan dan kebenaran laporan kebersihan rumah sakit
 Membersihkan seluruh lingkungan dan bangunan di rumah sakit

Wewenang :
 Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
 Mengendalikan kebersihan lingkungan dan bangunan di rumah sakit

Pengaturan Kerja
Kesehatan lingkungan dan tim Keselamatan dan kesehatan kerja Rumah sakit bekerja bersama
dan melakukan perputaran waktu jaga sudah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang ada
yaitu 7 hari kerja / 43 jam kerja memiliki 1 hari libur
 Hari senin – Jumat Jam 08.30 – 17.00 WIB
 Hari Sabtu Jam 09.00 – 14.00 WIB
 Hari Minggu (On Call Jika Diperlukan)
BAB III
STANDAR FASILITAS

Standar fasilitas dalam penanganan bahan beracun dan berbahaya di RSU Yapika adalah
Penanggung Jawab Kesling dan Tim K3 Rumah Sakit Mempunyai 1 Ruangan untuk
melaksanakan tugas administrasi,dalam melaksanakan tugas hariannya dilakukan dengan
Ronde / berkeliling pada semua area – area rumah sakit dan pengontrolan di area IPAL dan
B3 (TPS)
Rumah Sakit Umum Yapika Bekerja sama dengan PT Mitra Hijau Asia dan PT Karya Teknik
Mulia dalam pengangkutan sampah infeksius dan untuk pembakaran sampah infeksius B3
dilakukan oleh PT KIMA

1. Fasilitas dalam transportasi B3


a. APD;
b. Kantong limbah medis;
c. Transporter dari pihak Ke - 3
2. Fasilitas dalam identifikasi B3
a. Label B3;
b. Pemisahan Ruangan Sampah Infeksius dan Domestik
3. Fasilitas penyimpanan B3
a. Tempat penyimpanan yang kuat misalnya dari bahan fiberglass;
b. Dos jarum tahan tembus
c. Pallet pembatas lantai
d. Lampu Sarana TPS
e. Westafel Petugas
f. Papan Loogbook
g. Alat Pemadam Kebakaran
h. Exhoust
i. Tempah Sampah Sementara berijin dari dinas kesehatan lingkunga
j. Ada SPO dari Pengelolaan B3 dan SPO Tanggap darurat
4. Fasilitas pemusnahan B3
a. Kantong limbah medis;
b. Tangki dan container terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik limbah B3
c. Tidak mudah pecah dan bocor
d. Dilengkapi dengan symbol limbah B3
e. Bekerjasama dengan pihak ke 3 dalam pemusnahan limbah B3.
5. Bangunan penyimpanan :
a. Rancangan banguna dan luas penyimpanan sementara sesuai dengan jenis, jumlah dan
karakteristik limbah bahan berbahaya dab beracun
b. Luas ruangan penyimpanan sesuai dengan jumlah limbah B3 yang disimpan
c. Desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan tertutup
d. Atap dari bahan yang tidah mudah terbakar
e. Memiliki system ventilasi untuk sirkulasi udara
f. Pencahayaan disesuaikan dengan rancang bangun tempat penyimpanan limbah B3
g. Lantai kedap air dan tidak bergelombang
h. Lantai bagian dalam di buat melandai
i. Lantai bagian luar bangunan di buat agar air hujan tidak masuk kedalam bangunan tem-
pat penyimpanan Limbah B3

Lokasi tempat penyimpanan limbah B3 meliputi :

1. Lokasi bebas banjir


2. Tidak rawan bencana alam (longsor, bahay gunung api, gempa bumi, sesar, sinkhole,
amblesan (land subsidence, tsunami, muv volcano)
3. Apabila lokasi terkena banjir maka lokasi penyimpanan B3 akan di rekayasa dengan
tehnologi dalam rangka perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Fasilitas penyimpanan Limbah B3 didalam nya disisipkan valet dan sudut ketinggian
tanah nya diukur 10‫﮲‬cm
5. Lokasi berada dalam penguasaan RSU Yapika

6. Tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun berada pada
titik koordinat :
S = 05◦ 11’ 53” E = 119◦ 29’ 31”
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Identifikasi limbah B3
1. Menentukan atau memilah limbah Rumah sakit yang termasuk dalam limbah B3
sebagaimana ditentukan dalam PP No 74 tahun 2001.
2. Memisahkan limbah B3 dengan limbah non B3 untuk dimasukan ke dalam kantong
plastik sesuai ketentuan yang berlaku yaitu untuk limbah B3 dengan kantong kuning
dan non B3 menggunakan kantong hitam.
3. Memisahkan Limbah Infeksius dengan limbah domestic rumah sakit dengan
membedakan ruangannya
4. Memberikan label limbah sesuai dengan kategorinya. Sebagaimana ditentukan dalam
Permenkes 1204 tahun 2004.
5. Labelilisai limbah padat medis berdasarkan kategori limbah

No Kategori Warna Lambang Keterangan


kontainer/
kantong
plastik

Kantong boks timbal


1 Radioaktif Merah dengan
simbol radioaktif

Kantong plastik kuat,


anti
Sangat bocor, atau kontainer
2 Kuning
Infeksius yang
dapat disterilisasi dengan
otoklaf
Limbah
Kantong plastik kuat dan
Infeksius,
3 Kuning anti
patologi dan
bocor, atau kontainer
anatomi

Kontainer plastik kuat


4 Sitotoksis Ungu dan anti
Bocor

Limbah
Kantong plastikatau
5 kimia dan Coklat
kontainer
Farmasi

B. Pengumpulan limbah B3
1. Setelah dilakukan identifikasi dan ditempatkan di dalam kantong plastik sesuai dengan
kategori limbah, limbah B3 selanjutnya dikumpulkan sementara di ruang Janitor.
2. Selanjutnya secara periodik limbah tersebut diangkut dengan menggunakan troli
tertutup untuk dibawa ke TPS B3.
3. Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS B3 dilakukan penimbangan dan dicatat
di dalam log book untuk mengetahui jumlah limbah B3 setiap harinya.
4. Petugas yang menimbang harus menandatangani catatan jumlah B3 di dalam logbook.
5. Pada saat identikasi pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 ke TPS B3 petugas
harus menggunakan APD sesuai dengan peraturan yang berlaku.

C. Minimisasi Limbah

1. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.


2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan perawatan
dan kebersihan.
5. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun.
6. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan
7. Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
8. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan
9. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh distributor.
D. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang
1. Dilakukan pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, , limbah
kimiawi, limbah radioaktif, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
2. Tempat pewadahan limbah medis padat :
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
b. Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang
terpisah dengan limbah padat nonmedis.
c. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian telah terisi
limbah.
d. Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety box)
seperti botol atau karton yang aman.
e. Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung
kontak dengan limbah harus segera
f. dibersihkan dengan larutan disinfektan apabila akan dipergunakan kembali,
sedangkan untuk kantong plastik yang
g. telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan
lagi.
3. Bahan atau alat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui sterilisasi meliputi
pisau bedah (scalpel), jarum hipodermik, syringes, botol gelas, dan kontainer.
4. Sterilisasi Alat di Rumah Sakit Menggunakan Sterilisasi kering dengan bertekanan neg-
ative 121◦C selama 3 menit
5. Alat steril menggunakan 2 alat Hirayama Sterilisasi menggunakan uap dan Mammer
sterilisasi alat kering
6. Upaya khsus harus dilakukan apabila terbukti ada kasus pencemaran spongiform
encephalopathies.

E. Tempat Penampungan Sementara


1. Rumah Sakit Umum Yapika mempunyai Penampungan sementara :
TPS (tempat penampungan sementara) yang berijin Bupati Gowa No : 626/VIII/2019
Dengan luas bangunan
2. Rumah Sakit Memisahkan dan memilah sampah infeksius dan sampah domestic se-
belum masuk ke TPS
3. Tempat Sampah di sediakan di setiap unit pelayanan
4. Setiap hari petugas pembersihan / cleaning service mengumpulkan sampah B3 di unit
pelayanan

F. Transportasi bahan Berbahaya dan beracun


1. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus
diletakkan dalam plastik yang kuat dan tertutup.
2. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.
3. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri :
a. Topi/helm;
b. Masker;
c. Pelindung mata;
d. Pakaian panjang (coverall);
e. Apron
f. Pelindung kaki/sepatu boot; dan
g. Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves)

G. Pengolahan, Pemusnahan, dan Pembuangan Akhir Limbah Padat


1. Limbah Infeksius dan Benda Tajam
a. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius dari
laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah seperti dalam
autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang lain cukup dengan cara
disinfeksi.
b. Pemusnahan

H. Pemusnahan
1. Di RSU Yapika, pemusnahan limbah B3 dilakukan oleh pihak ke-2 yang diatur dalam
PKS (Perjanjian Kerja Sama).
2. Sebelum limbah B3 diangkut oleh pihak ke-2, dilakukan penimbangan disaksikan oleh
petugas Rumah Sakit yang bertanggung terhadap penanganan limbah B3.
3. Pihak ke-2 harus memberikan manifest tentang jumlah dan jenis limbah B3 yang akan
dimusnahkan kepada pihak Rumah Sakit yang telah ditandatangani oleh pihak ke-2.
4. Petugas Rumah sakit menyaksikan penimbangan limbah B3 yang menandatangani
manifest dan sebelumnya harus melakukan pengecheckan terlebih dahulu isi manifest.
I. Pelaporan
1. Laporan penanganan limbah B3 di buat secara berkala setiap 6 bulan dan dikirimkan ke
dinas terkait yaitu BPLHD (Badan Pengelola Lingkungan Hidup daerah) dan Dinas
Kesehatan.Laporan meliputi jumlah dan jenis serta penanganan limbah B3 Rumah sakit.
BAB V
LOGISTIK

Dalam penanganan bahan berbahaya dan beracun diperlukan beberapa bahan dan alat.
Bahan dan alat ini disediakan oleh bagian logistik RSU Yapika. Logistik yang diperlukan
dalam penanganan B3 antara lain:
1. APD;
2. Label B3;
3. Kantong limbah medis;
4. Tempat penyimpanan b3;
5. Desinfektan.
6. Papan logbook
7. Alat pemadam api ringan
8. Westafel + Shower
9. Fasilitas pertolongan pertama
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam rangka menjamin keselamatan pasien dari bahan berbahaya dan beracun , perlu
dilakukan beberapa hal :
1. Memisahkan tempat pembuangan limbah B3 dengan pembuangan sampah biasa.
2. Menyediakan safety box untuk pembuangan sampah padat.
3. Menjauhkan tempat pengolahan B3 dari area padat pengunjung dan pasien.
4. Memeberikan rambu-rambu pada area berbahaya B3.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam rangka menjamin keselamatan kerja dalam menangani bahan berbahaya beracun,
perlu dilakukan beberapa hal antara lain:
1. Penggunaan APD dalam penanganan B3.
2. Pemberian label B3 pada bahan berbahaya dan beracun.
3. Memberikan rambu-rambu di area yang berisi B3.
4. Memberikan sosialisasi dan tambahan pengetahuan kepada staf rumah sakit mengenai
bahan berbahaya dan beracun serta penanganannya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Setiap prosedur dalam penanganan bahan berbahaya dan beracun perlu dilakukan
penilaian dalam rangka pengendalian mutu. Pengandalian mutu ini antara lain dilakukan
dengan cara:
1. Menyediakan form laporan penanganan B3.
2. Mengevaluasi keberhasilan penanganan infeksi setiap 6 bulan sekali.
BAB IX
PENUTUP

Penyusunan Rincian Tehnik Penanganan bahan berbahaya dan beracun sebagai pedoman
dalam menjalankan tugas penyehatan lingkungan RSU Yapika.

Direktur RSU Yapika

dr.Yulia Pitrini

Anda mungkin juga menyukai