Disusun Oleh:
1. Anisatul Maqhfiroh (21027029001)
2. Elisa Noviana (21027029006)
3. Erika Artia Regita Putri (21027029009)
4. Tria Nur Alfia (21027029018)
5. Naufal Harist Dewantara (21027029021)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah “Akreditasi Rumah
Sakit”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pada mata kuliah “Dasar Organisasi dan Manajemen”. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.
Saya ucapkan terimakasih pada Bapak Nurhadi, selaku dosen mata kuliah
“Dasar Organisasi dan Manajemen” yang sudah memberikan tugas ini sehingga
menambah pengetahuan sesuai dengan program studi yang kami tekuni.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa hasil makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Saran dan masukan saya harapkan sebagai
perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi positif bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1........ Latar Belakang................................................................................ 1
1.2........ Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3........ Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1....................................................................................................................
Manajemen Rumah Sakit....................................................................... 3
a. Pengertian Manajemen dan Manajemen Rumah Sakit.................. 3
b. Penerapan Manajemen Rumah Sakit............................................. 3
c. Fungsi Perencanaan Manajemen Rumah Sakit............................. 5
d. Fungsi Pergerakan dan Pelaksanaan Manajemen RS.................... 5
2.2....................................................................................................................
Manajemen Rekam Medis Rumah Sakit.............................................. 6
a. Pengertian Manajemen Rekam Medis RS..................................... 6
b. Pembiayaan Rumah Sakit.............................................................. 7
BAB III PENUTUP......................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan...................................................................................... 9
3.2. Saran................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
unggul diantaranya melalui pemberian pelayanan yang bagus serta
tindakan medis yang akurat dan mekanisme pengelolaan mutu
tentunya. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pengelola rumah
sakit swasta dalam mempertahankan atau meningkatkan jumlah
konsumen adalah pelayanan. tuntutan untuk mendapatkan pelayanan
yang berkualitas dan nyaman semakin meningkat, sesuai dengan
meningkatnya kesadaran artihidup sehat. Keadaan ini dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi masyarakat yang
perlu mendapat perhatian dari pengelola rumah sakit.
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut, di setiap kota
besar seperti Jakarta banyak sekali usaha rumah sakit dengan kualitas
pelayanan dan peralatan medis yang prima dapat kita temukan di setiap
sudut kota, sehingga masyarakat konsumen yang tadinya harus ke luar
negeri demi servis dan kualitas dokter yang prima, sekarang tidak
perlu lagi ke luar negeri.
Dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan terhadap
konsumen, rumah sakit berusaha untuk mempunyai tenaga dokter ahli
yang tetap, sekaligus memperkerjakan dokter waktu dan dokter
kontrak. Bahkan di beberapa rumah sakit di kota besar seperti Jakarta
dapat kita jumpai pelayanan Unit Gawat Darurat yang ditangani oleh
dokter tetap maupun dokter kontrak. Bahkan ada rumah sakit yang
menyediakan tempat dan sarana lengkap seperti laboratorium dengan
tenaga analis, radiologi dan tempat perawatan yang serba lengkap.
Sedangkan untuk tenaga dokternya mereka mengambil dokter-dokter
spesialis yang terkenal dan pengelola rumah sakit menganggap dokter
spesialis dan pasiennya sebagai customer mereka. Untuk menjaga agar
dokter spesialis ternama tersebut tetap menjadi customer mereka, maka
pihak rumah sakit melakukan strategi sedemikian rupa. Diantaranya
dengan menyediakan peralatan medis yang dikehendaki oleh para
dokter tersebut. Sedangkan untuk menghasilkan mekanisme
pengelolaan mutu yang bagus, perusahaan dalam halini rumah sakit
perlu menerapkan metode pengukuran yang efektif untuk dapat
menganalisis dan menemukan dimensi mutu yang perlu diperbaiki atau
ditingkatkan untuk mencapai mutu yang tinggi.
Dengan penerapan sistem manajemen mutu secara menyeluruh
dan model pengukuran tepat maka perusahaan akan menjadi
perusahaan kelas dunia yang siap memenangkan persaingan. Dalam
penerapannya, manajemen di rumah sakit dapat dilihat dari fungsi
perencanaan rumah sakit dan fungsi pergerakan dan pelaksanaan
rumah sakit.
4
c. Fungsi Perencanaan Manajemen Rumah Sakit
Perencanaan merupakan proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan
datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan suatu organisasi.
Dua alasan mengapa perencanaan diperlukan yaitu untuk
mencapai Protective bennefits, yaitu merupakan hasil dari
pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan dan Positive benefit, yaitu untuk peningkatan pencapaian
tujuan organisasi.
Fungsi perencanaan di bidang kesehatan adalah proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan Di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan fungsi yang
penting karena akan menentukan fungsi-fungsi manajemen yang
lainnya dan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara
keseluruhan. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang
secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan,
siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan
merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif
dan efisien.
5
kepemimpinan manajerial seperti ini akan menjadi salah satu faktor
yang ikut menentukan mutu pelayanan RS (Quality of services) karena
pelayanan kesehatan di RS hampir semuanya saling terkait satu sama
lain atas dasar ini, pelayanan di RS harus mengembangkan sistem
jaringan kerja internal (networking) yang solid dan menunjang satu
sama lain. Semua staf RS harus memahami isi dan misi pengembangan
RS serta kebijakan operasional pimpinan. Untuk menjaga otonomi
profesi dari masing-masing, kualitas pelayanan di RS harus
disesuaikan dengan standar profesi yang harus ditetapkan oleh setiap
perkumpulan dokter ahli (ikatan profesi). Stanndar profesi dikenal
denga medical of conduct dan medical ethic juga harus selalu
diperhatikan oleh semua staf dalam rangka menjaga mutu pelayanan
RS (Quality of care).
6
mengelola bahan bukti pelayanan kesehatan dengan aman, nyaman,
efisien, efektif, dan rahasia.
b. Pembiayaan Rumah Sakit
Semua kegiatan pelayanan dan kegiatan non pelayanan di
Rumah Sakit dikenakan tarif layanan. Tarif layanan ini merupakan
seluruh biaya yang dibebankan kepada masyarakat atas
penyelenggaraan kegiatan di Ruah Sakit.
1) Sumber Pembiayaan Rumah Sakit
Berdasarkan undang-undang No. 44 thun 2009 pada pasal
48 dijelaskan pembiayaan Rumah Sakit dapat bersumber dari
penerimaan Rumah Sakit, anggaran pemerintah, subsidi
pemerintah, anggaran Pemerintah Daerah, subsidi Pemerintah
Daerah atau sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan.
2) Penetapan Tarif Rumah Sakit
Menteri menetapkan pola tarif nasional. Pola tarif nasional
adalah pedoman dasar yang berlaku secara nasional dalam
pengaturan dan perhitungan untuk menetapkan besaran tarif rumh
sakit yang berdasarkan komponen biaya satuan unit (unit cost),
yang dimaksud dengan biaya satuan (unit cost) adalah hasil
perhitungan total biaya operasional pelayanan yang diberikan
Rumah Sakit.
Pola tarif nasional ditetapkan berdasarkan kompoonen
pembiayaan dengan memperhatikan kondisi regional, yang
dimaksud dengan kondisi regional termasuk didalamnya indeks
kemahalan setempat. Gubernur menetapkan pagu tarif maksimal
berdasarkan pola tarif nasional yang berlaku di rumah sakit
provinsi yang bersangkutan.
3) Analisi Biaya Rumah Sakit
Analisis biaya pelayanan kesehatan pada suatu rumah sakit
ditujukan untuk mendapatkan informasi total biaya yang terjadi di
rumah sakit dan sumber pembiayaan penentuan biaya pemulihan
(cost recovery) dan metode layanan rumah sakit. Prosedur untuk
melakukan analisis biaya layanan rumah sakit adalah sebagai
berikut:
a) Pertama, melakukan identifikasi sumber biaya yang diperoleh
rumah sakit dalam melakukan aktifitas.
b) Kedua, melakukan identifikasi pusat-pusat biaya (cost centers)
yang terdapat di rumah sakit.
c) Ketiga, menghitung besar biaya asli pada setiap unit penunjang
yang diurai kedalam biaya investasi operasional.
d) Keempat, memindahkan biaya asli setiap unit penunjanng ke
unit produksi yang terkait.
4) Pengelolaan dan Alokasi Biaya Rumah Sakit
7
Pendapatan Rumah Sakit publik yang dikelola olehh
pemerintah dan pemerintah daerah digunakan seluruhnya secara
langsung untuk biaya operasional rumah sakit dan tidak dapat
dijadikan pendapatan negara atau pemeritah daerah.
Pengalokasian biaya dilakukan dengan mengidentifikasi
hubungan antar unit penunjang dengan unit produktif dan
menentukan ukuran dasar alokasi yang akan digunakan. Ukuran
dasar alokasi dari unit penunjang pada prinsipnya dapat ditentukan
dan disepakati bersama oleh pihak rumah sakit. Berikut ini contoh
ukuran dasar alokasi unit penunjang yang umum dipakai oleh
pihak rumah sakit:
a) Unit penunjang administrasi ukuran dasar alokasi yang dipakai
yaitu jumlah pegawai.
b) Unit penunjanng dapur ukuran dasar alokasi yang dipakai yaitu
jumlah piring makan
c) Unit penunjang cuci atau laundry ukuran dasar alokasi yang
dipakai yaitu jumlah potong pakaian atau jumlah kg cuci.
d) Unit penunjang kebersihan ukuran besar alokasi yang dipakai
yaitu yaitu meter persegi luas lantai.
e) Unit penunjang kebun, ukuran dasar alokasi yang dipakai yaitu
meter persegi luas kebun.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manajemen rumah sakit adalah sebuah koordinasi yang dilakukan
dari berbagai sumber daya (unsur manajemen) yang melalui proses
perencanaan, pengorganisasian dan juga adanya kemampuan mengendali
untuk memperoleh sebuah tujuan.
Rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Untuk itu rumah sakit di Indonesia
harus menciptakan kinerja yang unggul.
3.2. Saran
Rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia baik milik
pemerintah maupun swasta harus menerapkan manajemen rumah sakit
yang ideal. Dengan adanya manajemen rumah sakit yang ideal diharapkan
dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya untuk
pasien dan keluarganya, baik melalui penyediaan peralatan pengobatan,
tenaga medis yang berkualitas hingga fasilitas pendukung lainnya seperti,
tempat penginapan, kantin, ruang tunggu, apotik dan sebagainya. Dengan
demikian masyarakat benar-benar memperoleh pelayanan kesehatan yang
tepat dan cepat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10