Anda di halaman 1dari 8

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Akuntansi U001700001 Ayatullah, M.Pd


Bisnis
9-14

TUGAS PERKULIAHAN BESAR 2


Agama Islam

NAMA : AHMAD DAFFA RAIHAN


NIM : 43220010116
HARI : JUM’AT
JAM : 14.00-15.40

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas !

1) Jelaskan pengertian dakwah dan takwa dalam perspektif Al Quran dan


bagaimana hubungannya dengan globalisasi saat ini !
2) Jelaskan HAM dalam perspektif Islam berikut dengan contoh tuntunan
Rasulullah SAW!
3) Jelaskan manfaat menjaga kesehatan dan memelihara kebersihan lingkungan?
4) Jelaskan pengertian entrepreneur serta bagaimana etika berbisnis dalam Islam!
5) Buatlah video singkat terkait salah satu materi yang anda sukai dalam
kelompok? ( link youtube )

Jawaban
1. Dakwah dalam bahasa Arab berasal dari kata (da'a yad'u, da'watan), berarti menyeru,
memanggil, mengajak, menjamu (Mahmud yunus, 1989 : 127). Atau kata da'a, yad'u, duaan,
da'wahu, berarti menyeru akan dia (Luis Ma’luf, 1997: 216) Asal usul berbagai bentuk kata
Dakwah diulang sesering dalam Al-Qur'an sebanyak 211 kali (Muhammad Fu’ad abdu
albaqi, 1992: 326), yang mana rincian pengulangan tersebut, dalam bentuk kata masdar
terulang sebanyak 10 kali, fi'il Madhi 30 kali, Fi'iI Mudhari' 112 Isim Fa'il 7 kali dan sedangkan
dengan kata dua sebanyak 20 kali, Dakwah maupun serupa dengan kata Da’wah dalam bentuk
Masdar 10 kali dan dalam AIQur'an, yaitu dalam surat alBaqarah: 186, Al-a’raf: 5, Yunus: 10, 89,
al-Rad : 14, Ibrahim : 44, AI-Anbiya': 15, ar-Rum 25, al-Ghafir: 43 Dalam bentuk fi’il Madhi
diulang 30 kali , antara lain dalam surat 186, ali- Imran: 38, al-Anfal: 24, Yunus: 12, al-Rum: 25,
alzumar 8,49, Fushilat: 33, adDukhan: 22, al-Qamar: 10 dan lain-lain.

Sedangkan kata da’wah dalam bentuk fi’il mudhari’ diulang sebanyak 112 kali, antara lain dalam
surat al-baqarah :271, ali-imran :104, annisa’117 (dua kali ), al-an’am :52, 108, yunus 66, Hud :
101, al-rad :14, an-nahl : 20, al-isra’:67, Al-kahfi : 28, al-Hajj: 62, al-furqan :68, al-Qasash :41,
alankabut :42 dan lain sebagainya. Dalam bentuk fi’il amar diulang sebanyak 32 kali, antara lain :
surat al-baqarah :61, 68, 70, al-a’raf :134, dan an-nahl:125, al-hajj :67, al-qashash: 87 asy-syura :
15, ad-zukhruf :49 dan lain-lain. Dalam bentuk Isim Fa'il diulang 7 kali, yaitu dalam surat
alBaqarah: 186, Thaha :108, al-Ahzab : 46, al-Ahqaf. 31,32 dan al-Qamar: 6,7

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa kata Dakwah muncul 211 kali
dalam berbagai bentuk di dalam Al-Qur'an. Hal ini menunjukkan bahwa mahar sangat
penting dan umat Islam perlu melakukannya secara individu maupun kelompok, secara
sistematis dan profesional. Berdasarkan penelusuran pada bagian di atas, kami
menemukan bahwa tidak semua kata mahar berarti ajakan dan himbauan, tetapi bahkan
doa dan permohonan. Namun menurut penulis, Dakwah juga bisa mengartikannya
seperti yang dijelaskan atau diterangkan. Hal ini terlihat pada surat Al-Baqarah ayat
256. Ini masuk akal yang memiliki arti “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”
Oleh karena itu, bagian ini menjelaskan bahwa dakwah cukup untuk menjelaskan dan
tidak boleh dipaksakan. Dakwah yang memiliki arti permohonan , ini dijelaskan Allah dalam al-
qur’an surat al-baqarah 186 :

۟ =‫ُوا لِى َو ْلي ُْؤ ِم ُن‬


‫=وا ِبى لَ َعلَّ ُه ْم‬ ۟ ‫ان ۖ َف ْل َي ْس= َت ِجيب‬ ُ َ
ِ =‫اع إِ َذا دَ َع‬ ِ =‫َوإِ َذا َس=ألَ َك عِ َب==ادِى َع ِّنى َف==إِ ِّنى َق‬
ِ ‫=ريبٌ ۖ أ ِجيبُ دَ عْ= َو َة ٱل= َّد‬
‫ون‬َ ‫ش ُد‬ ُ ْ‫َير‬

Terjemah Arti: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu


tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku)
dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.

Dakwah yang artinya seruan/panggilan, ditetapkan oleh Allah SWT dalam surat Ibrahim
ayat 44.

ٍ ‫ُوا َر َّب َنٓا أَ ِّخرْ َنٓا إِلَ ٰ ٓى أَ َج ٍل َق ِري‬


‫ب ُّن ِجبْ دَ عْ َو َت َك َو َن َّت ِب ِع ٱلرُّ ُس = َل‬ ۟ ‫ِين َظلَم‬
َ ‫ِيه ُم ْٱل َع َذابُ َف َيقُو ُ=ل ٱلَّذ‬ ْ َ ‫َوأَنذ ِِر ٱل َّن‬
ِ ‫اس َي ْو َم َيأت‬
‫ال‬ٍ ‫ۗ أَ َولَ ْم َت ُكو ُن ٓو ۟ا أَ ْق َسمْ ُتم مِّن َق ْب ُل َما َل ُكم مِّن َز َو‬

Terjemah Arti: Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap


hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka
berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah
kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang
sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan
mengikuti rasul-rasul". (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu
telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan
binasa?
Dari pengertian Dakwah yang terdapat pada bagian di atas, yang dimaksud penulis
adalah Dakwah dalam bagian ini memanggil, memohon, mengajak, dan menempatkan
orang pada jalan yang baik dan dalam keadaan yang baik, atau dengan orang lain, dapat
disimpulkan bahwa itu akan mendatangkan. Sehingga, dalam arti Tuhan dan tuntutan
atau doanya, berjanji untuk memberikan semua perintah Tuhan, asalkan dia percaya
pada Tuhan. Selanjutnya, Dakwah berarti keridhaan Allah SWT dan mengajaknya ke
Marlhu, yang melarang melakukan munkal, suatu perbuatan yang dibenci Allah.

Subjek adalah pelaku atau orang yang melakukan. Dalam bahasa Arab, pokok khutbah
dikenal dengan da'i (orang yang berdakwah), seimbang dengan isim fa'il (pekerja). Di
dalam Al-Qur'an yang membahas masalah Dakwah yang tersebar luas dalam beberapa
surat seperti dijelaskan di atas, kita mendapatkan gambaran tentang subjek/pelaku
Dakwah.:

1. dalam surat Al-baqarah ayat 186:

۟ =‫ُوا لِى َو ْلي ُْؤ ِم ُن‬


‫=وا ِبى لَ َعلَّ ُه ْم‬ ۟ ‫ان ۖ َف ْل َي ْس= َت ِجيب‬ ُ َ
ِ =‫اع إِ َذا دَ َع‬ ِ =‫َوإِ َذا َس=ألَ َك عِ َب==ادِى َع ِّنى َف==إِ ِّنى َق‬
ِ ‫=ريبٌ ۖ أ ِجيبُ دَ عْ= َو َة ٱل= َّد‬
‫ون‬َ ‫ش ُد‬ ُ ْ‫َير‬

Terjemah Arti: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu


tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku)
dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.

Dengan memiliki arti dalam "permohonan" atau "do'a", dalam diambil pemahaman Subjek
Dakwah dalam ayat ini adalah seorang hamba (siapa saja) yang berdo'a kepada Allah. Dan ini
digolongkan kepada subjek dakwah Fardiyah (individu).

2. Surat yunus ayat 25


‫ار ٱل َّس ٰلَ ِم َو َي ْهدِى َمن َي َشٓا ُء إِلَ ٰى صِ ٰ َرطٍ مُّسْ َتق ٍِيم‬ ۟
ِ َ‫َوٱهَّلل ُ َي ْدع ُٓوا إِلَ ٰى د‬

Terjemah Arti: Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan


menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus
(Islam).

Di dalam ayat ini terdapat kata Dakwah Fi'il Mudhari', yang memiliki paham arti "menyeru"
sehingga subjek Dakwah dalam ayat ini adalah Allah yang mengajak manusia kepada Surga
(kesenagan akhirat).

Objek dari kajian dakwah


Kata Objek dapat diartikan sebagai "sasaran yang akan dituju", orang yang menjadi sasaran
pertimbangan', "atau tempat yang ditinjau" dalam kajian ilmu dakwah, objek dakwah, disebut
juga dengan istilah ‘mad’u. Kata mad’u merupakan isim maf’ul dan dari kata da’wahu, yad’uhu
kemudian mad’u. Menurut Istilah berarti ‘siapa saja yang kepadanya dihadapkan dakwah yang
menjadi sasaran dakwah. Manusia sebagai sasaran dakwah atau manusia sebagai penerima
dakwah baik individu maupu kelompok, baik beragama Islam maupun non Islam, apakah kafir,
musyrik, munafik, mulhid,fasiq dan sebagainya.

Kata “Taqwa” berasal dari kata “Wiqoyah” jika dikatakan waqoo asy Syai’i, waqyan,
wiqoyatan dan waaqiyatan berarti Shoonahu atau menjaganya. Ibnu Manzhur mengatakan bahwa
huruf “Ta” pada kata “Taqwa” merupakan badal (pengganti) dari huruf “Waw” sedangkan huruf
“Waw” merupakan badal (pengganti) dari huruf “Ya”. Didalam al Qur’an disebutkan :

‫َوآَتَاهُ ْم تَ ْق َواهُ ْم‬


Maknanya adalah balasan ketaqwaan mereka. Ada juga yang mengatakan maknanya
adalah Allah telah menganugerahkan kepada mereka ketaqwaan. (Lisan al Arab 15/ 401)
Sementara itu ar Raghib al Asfahani mengatakan bahwa wiqoyah asy Syai’i adalah menjaga
sesuatu dari segala yang bisa menyakiti atau mencelakakannya. Firman Allah swt :

ُ ‫فَ َوقَاهُ ُم هَّللا‬


Artinya : “Maka Allah memelihara mereka.” (QS. Al Insan : 11)
ٍ ‫َو َما لَهُ ْم ِمنَ هَّللا ِ ِم ْن َوا‬
‫ق‬
Artinya : “Dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah.” (QS. Al
Ahzab : 34)

‫قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا‬


Artinya : “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tharim : 6)
Kemudian ar Raghib mengatakan bahwa taqwa didalam definisi syariat bermakna
menjaga diri terhadap hal-hal yang mengandung dosa, yaitu dengan meninggalkan apa-apa yang
diharamkan dan hal itu disempurnakan dengan meninggalkan sebagaian yang mubah
(dibolehkan) sebagaimana diriwayatkan, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram
juga jelas. Dan barangsiapa yang menggembalakan (kambing) di sekitar daerah larangan maka
dia bisa terjatuh didalamnya.”
Firman Allah swt :
ٌ ْ‫فَ َم ِن اتَّقَى َوأَصْ لَ َح فَاَل َخو‬
)35( َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُون‬
Artinya : “Maka Barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al A’raf : 35)—
(Mufrodat Ghaarib al Qur’an 1/531)
Dan jika kita merujuk kepada setiap kamus bahasa arab tentang kata “Taqwa” maka ia
kembali kepada kata “Waqo, Wiqoyatan” yang berarti menjaga dan memelihara diri dari sesuatu
yang ditakutinya.
Dan berbagai definisi para ulama tentang taqwa berada di seputar kata “takut” yaitu suatu
perasaan (emosi) yang mendorong seseorang untuk melakukan pemeliharaan diri dari sesuatu
yang bisa membahayakan atau menyakitinya.
Diantara pengertian taqwa yang diberikan para ulama—selain yang diungkapkan ar Raghib
diatas—adalah :
Imam Ali bin Abi Thalib berkata,”Taqwa adalah takut kepada Yang Maha Perkasa,
mengamalkan al Qur’an, qanaah dengan yang sedikit dan mempersiapkan hari perpindahan (dari
dunia ke alam akherat).”
Sedangkan Ibnu Rajab berkata,”.. Taqwa seorang hamba kepada Allah adalah menjadikan antara
dirinya dengan apa-apa ditakutinya dari Allah swt, seperti murka-Nya, kemarahan-Nya, siksa-
Nya sebuah pemeliharaan yang melindunginya dari itu semua yaitu dengan mengerjakan
ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.”
Thalq bin Habib mengatakan,”Taqwa adalah beramal taat kepada Allah diatas nur dari Allah
dengan mengharapkan pahala Allah serta meninggalkan maksiat terhadap Allah diatas nur dari
Allah dengan perasaan takut terhadap adzab Allah (Eramuslim, 2011)
Makna Taqwa Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa,
diantaranya:
 Imam ar-Raghib al-Ashfahani mendefinisikan “Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan
yang membuatnya berdosa dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang menjadi
sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan”.
 Imam an-Nawawi mendefinisikan taqwa dengan “menaati perintah dan larangan-Nya.”
Maksudnya menjaga diri dari kemurkaan dan azab Allah.
 Imam al-Jurjani “Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa
baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya.” (Komarudin, 2010)
Karena itu siapa yang tidak menjaga dirinya dari perbuatan dosa berarti dia bukanlah
orang bertaqwa. Maka orang yang melihat dengan kedua matanya apa yang diharamkan Allah
atau mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah atau mengambil dengan
kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah atau berjalan ke tempat yang dikutuk oleh Allah
berarti tidak menjaga dirinya dari dosa. Jadi orang yang membangkang perintah Allah serta
melakukan apa yang dilarang-Nya dia bukanlah termasuk orang-orang yang bertaqwa.
Taqwa merupakan kumpulan seluruh kebaikan, dan hakekatnya adalah “bahwa seseorang
melindungi dirinya dari hukuman Tuhan dengan kepatuhan dan ketundukan kepada-Nya. Asal
usul taqwa adalah menjaga diri dari syirik, kejahatan dan dosa, dan dari hal-hal yang syubhat,
yaitu yang diragukan tentang halal dan haramnya.
Taqwa ini juga mengandung arti bahwa “Hendaklah Allah tidak melihat kamu berada
dalam larangan-larangannya dan tidak kehilangan kamu didalam perintah-perintahnya.
Mencegah diri dari azab Allah dengan berbuat amal shaleh dan takut kepada-Nya dikala
sepi atau terang-terangan.

3. 1. Menghindari Munculnya Penyakit Berbahaya


Lingkungan yang bersih tentu tidak memiliki berbagai tempat yang bisa digunakan oleh
bakteri dan kuman untuk berkembang biak. Tanpa adanya tempat yang lembab dan
kotor, maka otomatis berkurang juga kemungkinan untuk munculnya berbagai bentuk
penyakit berbahaya. Penduduk di lingkungan akan menjadi lebih sehat dan bisa
mendapatkan tubuh yang kuat.

2. Menghindari Terjadinya Pemanasan Global


Pemanasan global bisa terjadi karena minimnya kesadaran manusia terhadap
lingkungan. Penggunaan bahan bakar fosil merupakan salah satu penyebab utama
terjadinya pemanasan global. Bumi akan terus mengalami peningkatan suhu setiap
tahunnya, hal ini menjadi sangat berbahaya apabila Anda tidak segera menjaga
lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Pemanasan global
yang melambat tentu akan membuat anak dan cucu Anda bisa hidup dengan lebih
tenang dan nyaman selama beberapa tahun nanti.

3. Melindungi Habitat Makhluk Hidup Lainnya


Lingkungan yang tercemar akan membuat makhluk hidup tidak memiliki habitat dan
tempat tinggal. Habitat asli makhluk hidup yang seharusnya berada di daerah yang
segar dan sejuk, sudah dirusak oleh manusia dengan cara memotong berbagai pohon
dan tanaman yang merupakan habitat dan makanan bagi makhluk hidup lain.

Dengan menjaga lingkungan, Anda bisa berkontribusi untuk mengembalikan sekaligus


melindungi habitat makhluk hidup lainnya. Hindari untuk menebang pohon secara liar
dan sembarangan tanpa memikirkan efek jangka panjangnya.

4. Mengurangi Polusi dan Menjadikan Udara Lebih Segar


Pernahkah Anda merasakan udara di daerah yang masih sejuk dan asri? Suasana
tersebut sangatlah nyaman dan membuat tubuh menjadi lebih segar. Karena kota besar
sudah banyak sekali polusi, maka otomatis udara yang ada menjadi sangat tidak sehat
dan menjadikannya sangat berbahaya untuk dihirup.d

Anda masih bisa mewujudkan udara yang sejuk dan segar dengan cara menanam
berbagai bentuk tanaman pada halaman rumah tinggal Anda. Tanaman akan
menjadikan udara lebih sejuk dan lingkungan menjadi semakin nyaman untuk Anda
tinggali.

Anda mungkin juga menyukai