Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“MENERAPKAN DAN MENGANALISIS PENGGUNAAN EYD”

DOSEN PEMBIMBING :

LIGA FEBRINA, S. Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 (STIE):

-SERINA-

-HILDA ANGGRAINI-

-AGNES PANGGABEAN-

-RIMA FEBRINA AMELIA-

-SALSABILA ZARA-

-MONIKA IWILIA GAIDO-

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena kasih dan karunia-Nyalah

sehingga Makalah dengan judul “Menerapkan dan Menganalisis Penggunaan EYD” bisa di

selesaikan .

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada

kelompok kami. Sungguh banyak tantangan yang dihadapi dalam membuat makalah ini. Tetapi

berkat-Nya, makalah ini bisa di selesaikan dengan baik.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami

mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua orang yang membacanya.

2
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………..……………………….. 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………….................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..…………..….…...….. 4

A. Latar Belakang …………………………………………………………...……..…....… 4

B. Rumusan Masalah …………………………………………...……………………...….. 4

C. Tujuan Pembahasan ……………………………............................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ……...…………................................................................................. 5

A. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) ...……………………...………….……………...... 5

B. Penggunaan EYD yang Benar……….……………………………………..………........ 5

C. Fungsi Ejaan ...……….……………………….….…………………….……………….. 11

BAB III PENUTUP ………………..…………………………………..……………....….…… 13

A. Kesimpulan …………………………….…………..................…………..…………..... 13

B. Saran ………………..………………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSAKA ………….…………………………………...…..……………………..… 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa
persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa nasional setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945.

Dalam menulis bahasa Indonesia, tentunya ejaan sangat penting untuk diperhatikan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah untuk mendeskripsikan bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf) dan penggunaan tanda baca. Dikutip dari
buku Aplikasi Ejaan Ejaan Bahasa Indonesia (2020) karya Widya Fitriantiwi, ejaan juga disebut
sebagai aturan yang harus dipatuhi pengguna bahasa agar keteraturan dan keseragaman dalam
penulisan bahasa dapat tercapai.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa ejaan adalah cara penulisan kata/kalimat yang
benar, dengan memperhatikan penggunaan huruf dan tanda baca yang benar. Melihat pentingnya
penggunaan ejaan dengan tepatseperti yang telah disampaikan diatas, maka dalam makalah ini
penulis akanmemaparkan tentang analisis kesalahan penggunaan ejaan

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan EYD?

B. Bagaimana penggunaan EYD yang benar?

C. Apa saja fungsi ejaan?

C. Tujuan Pembahasan

Mengetahui apa itu EYD dan bagaimana penggunaan EYD yang benar beserta fungsinya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata/kalimat dalam bahasa Indonesia

sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 57 tanggal 16 Agustus 1972.

Perbaikan ejaan atau lebih sering disingkat EYD merupakan kaidah dasar ejaan dalam bahasa

Indonesia yang masih digunakan sampai sekarang. Sebelum menggunakan EYD, bangsa kita

menggunakan ejaan yang bernamaan Suwandi. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi

oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.

B. Penggunaan EYD yang Benar

Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :

1. Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak
menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak
26 buah.

a. Huruf Abjad
b. Huruf Vokal
c. Huruf Konsonan
d. Huruf Diftong
e. Gabungan Huruf Konsonan

2. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. 

5
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang    berhubungan dengan
nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan
yang diikuti nama orang.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. 
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,  dan nama bahasa. 
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan   peristiwa
sejarah.
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri. 
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung. 
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. 
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. 
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar,
dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung. 

b. Penulisan Huruf Miring


 Huruf miring digunakan untuk : 

1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.

3. Penulisan Kata
Ada beberapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :

6
1) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai
suatu kesatuan.
2) Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata
turunan, yaitu :
- Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
- Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
-  Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, kata itu ditulis serangkai.
- Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
itu ditulis serangkai.
3) Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-) Jenis jenis kata ulang
yaitu :
- Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.  
Misalnya = Laki :  Lelaki
- Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya = Laki : Laki-laki
- Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
- Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya =
Main : Bermain-main

4. Penulisan Unsur Serapan


Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa
Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai
bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan,
situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa
memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan. Penyerapan unsur asing dalam
pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam

7
unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan
istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya
dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya apabila dalam
bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan
unsur asing itu tidak perlu diterima. Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa
Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan
unsur serapan asing merupakan hal karena setiap bahasa mendukung kebudayaan
pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu
dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa
disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak
mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris).
Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”,
maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris. Berdasarkan taraf
integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :

- Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik
tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara
adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
- Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah
bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh
yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen,
koordinasi, fungsi.

5. Pemakaian Tanda Baca


 Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :

- Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan


- Akhir singkatan nama orang.
- Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
- Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga
hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.

8
- Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
- Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
- Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
- Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan
tabel. 

 Tanda koma (,)


Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :

- Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.


- Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului
oleh kata tetapi atau melainkan.
- Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya.
- Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
- Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
- Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan
tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
- Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
- Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
- Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat.
- Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
- Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
- Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau seru.

 Tanda Titik Tanya ( ? )

9
Tanda tanya dipakai pada :

- Akhir kalimat tanya.


- Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan
atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

 Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang
kuat. 

 Tanda Titik Koma ( ; )


Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. üMemisahkan kalimat yang
setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. 

 Tanda Titik Dua ( : )


Tanda titik dua dipakai :

- Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.


- Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
- Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
- Di antara jilid atau nomor dan halaman
- Di antara bab dan ayat dalam kitab suci
- Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
- Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.

 Tanda Elipsis (…)

Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa

10
dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat,
maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.

 Tanda Garis Miring ( / )


Tanda garis miring ( / ) di pakai :

- Dalam penomoran kode surat.


- Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
- Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „)
- Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
- Tanda Petik Tunggal ( „…‟ )
- Tanda petik tunggal dipakai :
- Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
- Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

 Tanda Petik ( “…” )


Tanda petik dipakai :

- Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang
belum.
- Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
- Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan
tertulis lain.

C. Fungsi Ejaan

Ejaan tidak semata-mata hanya digunakan untuk menulis kata/kalimat dengan benar. Ejaan juga
memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan Bahasa Indonesia. Menurut Siti Maimunah
dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2019), berikut fungsi ejaan diantaranya:

- Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa agar semakin baku.

- Membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku.

11
- Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa Indonesia sehingga dalam penulisannya tidak
menghilangkan makna aslinya.

- Penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih cepat dan mudah, karena
penulisan bahasa yang lebih teratur.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbaikan ejaan atau lebih sering disingkat EYD merupakan kaidah dasar ejaan dalam bahasa

Indonesia yang masih digunakan sampai sekarang. Sebelum menggunakan EYD, bangsa kita

menggunakan ejaan yang bernamaan Suwandi. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi

oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.

Terutama dalam penggunaan huruf, tanda baca, unsur serapan, dan penulisan kata yang benar.

Ejaan tidak hanya digunakan untuk menulis kata/kalimat dengan benar. Ejaan juga memiliki

fungsi penting dalam menulis bahasa Indonesia, diantaranya adalah sebagai standar dalam

membuat tata bahasa, membuat pemilihan kosakata dan istilah lebih standar, sebagai penyaring

unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia agar tulisan tidak kehilangan makna aslinya, dan

penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih cepat dan mudah, karena

penulisan bahasa yang lebih teratur.

A. Saran

Berdasarkan makalah diatas, perlu adanya peningkatan pemahaman penulisan yang sesuai

dengan kaidah EYD. Tujuannya agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah

dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta ejaannya.

13
DAFTAR PUSAKA
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/ejaan-x-eyd-pengertian-fungsi-dan-penulisan-kata-dalam-
bahasa-indonesia
https://mahasiswa.ung.ac.id/921412196/home/2013/4/17/ejaan_yang_disempurnakan__e.html
https://www.autofun.co.id/kumpulkan-faq/bantuan-awal-bukit-tata-xenon-
1656051199338#:~:text=Ruang%20Lingkup%20Ejaan%20%2D%20Pemakaian%20huruf,dan
%20akronim%2C%20serta%20lambang%20bilangan.
https://id.scribd.com/document/430368934/Menerapkan-Dan-Menganalisis-Penggunaan-Eyd

14

Anda mungkin juga menyukai