berkuasa saat itu bisa menentukan bahasa resmi. Dalam hal ini, bahasa daerah juga bisa
naik menjadi bahasa resmi (Kurniasari, 2014:7).
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari bahasa. Karena bahasa merupakan
salah satu ciri masyarakat. Bahasa dapat membentuk budaya. Budaya dipengaruhi oleh
bahasa. Dua hal antara budaya dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Namun, apakah yang
dimaksud bahasa ?. menurut Anna Nurlaila Kurniasari (2014:2) bahasa adalah alat
komunikasi yang digunakan oleh masyarakat. Alat komunikasi tersebut berupa lambang
bunyi serta suara. Suara tersebut dihasilkan alat ucap manusia. Oleh karena itu, jika kita
mendengar kucing yang mengeong pada kucing lain tidak bisa disebut sebagai
bahasa. Itu karena suara tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Ejaan merupakan keseluruhan peraturan mengenai bagaimana menggambarkan
lambang-lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu
(misalnya, mengenai pemisahan atau penggabungannya) dalam suatu bahasa (Prihantini,
2015:104). Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah
seperangkat kaidah tulis menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan tanda
baca.
Menurut Ainia Prihantini (2015:104), sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah
dikenal tiga nama ejaan yang pernah berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam
bahasa Indonesia adalah : (1) Ejaan van Ophuysen, (2) Ejaan Soewandi, dan (3) Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
sendiri baru diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972.
Selama ini, belum semua orang mematuhi kaidah EYD. Baik karena belum tahu,
tidak mau mengetahui, atau karena mereka menganggap bahwa pedoman yang selama
ini mereka pegang sudah tepat. Hal semacam ini tentu akan menghambat perkembangan
bahasa Indonesia. Padahal dengan diberlakukannya EYD seharusnya setiap warga
negara bisa menerapkan kaidah-kaidah yang berlaku didalamnya.
Dalam rangka memasyarakatkan EYD dalam bidang teknik mesin, khususnya dalam
buku manual kendaraan bermotor, makalah ini dibuat. Dengan makalah ini diharapkan
setiap masyarakat mengetahui dan memperoleh petunjuk mengenai bahasa Indonesia
yang benar. Tentu saja makalah ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu kritik dan
saran sangat saya harapkan.
B. Pembahasan
Dalam buku manual jupiter-Z ini, sebagai pedoman pemilik sebelum berkendara,
ternyata masih ditemukan beberapa kesalahan dalam penulisannya. Dengan adanya hal
tersebut dikhawatirkan masyarakat juga akan terseret dalam kesalahan tersebut. Untuk
itu akan saya ulas beberapa kesalahan dalam buku manual itu, agar tidak terjadi kesalah
pahaman masyarakat yang dapat menimbulkan terhambatnya perkembangan bahasa
Indonesia.
Yang pertama adalah penggunaan huruf kapital. Huruf kapital atau disebut juga
huruf besar dalam pemakaiannya memiliki beberapa kaidah. Menurut Ainia Prihantini
(2015:105), salah satunya adalah huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. Ternyata dalam buku manual ini masih dijumpai kesalahan dalam
penggunaan huruf kapital tersebut. Dalam buku ini ditemukan penggunaan huruf
kapital pada kata yang berada di tengah kalimat. Padahal kata itu tidak merupakan suatu
nama dan juga tidak disebutkan dalam kaidah penggunaan huruf kapital. Hal ini dapat
menimbulkan kesalah pahaman kepada masyarakat. Dengan adanya ulasan tersebut
diharapkan masyarakat dapat lebih cermat dan teliti dalam penggunaan huruf kapital,
sehingga tidak menimbulkan kalimat yang janggal.
Yang kedua adalah penggunaan kata baku. Kata baku menurut Ainia Prihantini
(2015:127), adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidahkaidah standar atau kaidah-kaidah yang telah dibakukan. Oleh karena itu, kata baku
sesuai dengan kaidah-kaidah yang tercantum dalam pedoman ejaan (EYD), tata bahasa
baku, ataupun kamus umum. Dalam buku manual ini masih ditemukan kata-kata tidak
baku yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Hal ini dapat menjadi
pedoman yang keliru bagi masyarakat. Untuk itu masyarakat bisa memperbaiki dan juga
menambah pengetahuan dalam perbendaharaan tentang kata-kata baku agar tidak terjadi
kesalah pahaman.
Yang ketiga adalah penggunaan tanda baca. Tanda baca merupakan tanda yang
digunakan dalam sistem ejaan (Prihantini, 2015:112). Pada buku manual ini ditemukan
kesalahan penggunaan tanda baca untuk tanda koma. Kesalahannya adalah tidak
mengikuti kaidah penggunaan tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembilangan. Di suatu perincian dalam buku manual ini ternyata ada yang tidak
menggunakan tanda koma. Agar masyarakat tidak salah memahaminya untuk itu
diperlukan kecermatan yang tinggi agar terhindar dari kesalahan tersebut.
Yang keempat adalah penggunaan huruf miring. Dalam hal ini, penggunaan huruf
miring memiliki beberapa kaidah : (1) Menuliskan nama buku,majalah, dan surat kabar
yang dikutip dari karangan (2) Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata, dan (3) menuliskan nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing,
kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya. Di buku manual ini ditemukan banyak
sekali ungkapan asing yang tidak dituliskan dengan huruf miring. Hal ini tentu saja
menjadi kesalahan yang sangat terlihat karena terus berulang di setiap halaman buku
manual ini. Agar tidak terjadi kesalah pahaman maka masyarakat harus memahami
dengan baik mengenai kaidah ini agar tidak terulang dikemudian hari.
Yang kelima kembali lagi pada pengguanaan tanda baca. Kali ini untuk penggunaan
titik dua. Kesalahan yang ditemukan dalam buku manual ini adal tidak mengikuti
kaidah penggunaan titik dua pada akhir suatu pernyataan lengkap, yang diikuti dengan
suatu pemerian atau rangkaian. Dengan adanya hal ini diharapkan masyarakat bisa lebih
paham lagi dalam penggunaan tanda titik dua.
Telah saya jabarkan mengenai beberapa tinjauan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dalam buku manual kendaraan bermotor. Masih ada banyak mengenai
tinjauan EYD dalam buku manual tersebut yang belum bisa saya tuliskan karena
keterbatasan waktu dan juga pengetahuan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
masyarakat pada umumnya, agar dapat memperbaiki juga menambah pengetahuan
mengenai kebahasaan. Dan juga demi perkembangan bahasa Indonesia kearah yang
lebih baik lagi, serta untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang senantiasa
berpedoman pada kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Selanjutnya, penulis mohon maaf
atas segala kekurangan dari makalah ini. Karena penulis menyadari sepenuhnya atas
segala keterbatasan ilmu pengetahuan yang ada dalam diri penulis. Untuk itu kritik dan
saran sangat saya harapkan demi semakin baiknya makalah ini.
C. Penutup
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan kaidah-kaidah EYD oleh
masyarakat dan berbagai pihak masih sangat rendah, untuk itu perlu pendalaman lebih
lanjut agar perkembangan bahasa Idonesia tidak terhambat.
Beberapa kesalahan tersebut diantaranya adalah penggunaan huruf kapital. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam awal kalimat serta huruf pertama dalam
menuliskan ungkapan sesuai kaidah yang berlaku. Selanjutnya adalah huruf miring.
Huruf miring atau juga bisa dinyatakan dengan garis bawah digunakan untuk (1)
Menuliskan nama buku,majalah, dan surat kabar yang dikutip dari karangan (2)
Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan (3)
menuliskan nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah
disesuaikan ejaannya. Kesalahan selanjutnya adalah penggunaan tanda baca yang
meliputi: tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda petik, tanda
petik tunggal, tanda tanya, tanda seru, tandakurung siku, tanda garis miring, tanda garis
miring, tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsis, dan tanda penyingkat. Serta yang
terakhir adalah penggunaan kata baku yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : tidak
dipengaruhi bahasa daerah, tidak dipengaruhi bahasa asing, bukan merupakan bahasa
percakapan, pemakaian imbuhan dinyatakan secara eksplisit, pemakaian kata sesuai
dengan konteks kalimat, tidak terkontaminasi atau tidak rancu, dan tidak mengandung
arti pleonasme.
DAFTAR PUSTAKA
Prihantini, Ainia.2015.Master Bahasa Indonesia.Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
Kurniasari, Anna Nurlaila.2014.Sarikata Bahasa dan Sastra Indonesia.Yogyakarta:
Asih, et al.2009.Prestise (Bahasa dan Sastra Indonesia).Surakarta: Era Pustaka Utama
LAMPIRAN