Disusun oleh :
Kelas : 1B
Kelompok :5
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran 2020/2021
Alhamduillah Segala Puji bagi Allah Dzat yang Maha Sempurna. Atas Rahmat Allah yang
Maha Kuasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia dari Bapak Agus
Riyanto,M.Pd dengan judul “Kesalahan Penggunaan Bahasa di Tempat Umun” yang bersumber
dari media social (internet) dan observasi yang dinggap valid untuk dijadikan sebagai rujukan.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih
baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalahini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Berikut ini contoh-contoh kesalahan berbahasa atau penulisan yang ada di tempat umum :
Nama geografi, khususnya nama kota/ wilayah di Indonesia, ada yang ditulis dalam
dua bentuk: ada yang dipisah dan ada pula yang dirangkai. Pada prinsipnya nama
geografi ditulis dalam satu kata atau serangkai, kecuali (1) yang terdiri atas tiga unsur atau
lebih dan (2) yang berupa arah mata angin. Dengan demikian, nama wilayah geografi
yang hanya terdiri atas dua unsur ditulis serangkai (Buku Praktis Bahasa Indonesia 2).
Jadi, penulisan Muara Tebo dan Muara Tabir tersebut perlu diperbaiki menjadi Muaratebo
dan Muaratabir.
Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas adalah pada kata apotik. Dalam
penulisan bahasa Indonesia, kata apotik merupakan kata yang tidak baku. Namun,
karena kita tinggal dan berkewarganegaraan Indonesia sebaiknya kita memang
menjunjung tinggi bahasa Indonesia, salah satunya dengan cara menggunakan bahasa
Indonesia yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Aturan tersebut menyangkut kata baku
dan tidak baku. Jadi seharusnya penulisan apotik menggunakan kata yang baku, yaitu
apotek.
Kata apotek dalam KBBI (2008, hlm. 82) berarti toko tempat meramu dan
menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.
Jadi penulisan kata apotik adalah salah sehingga kalimat tersebut dapat diperbaiki
menjadi Apotek Abila Farma.
Kesalahan penulisan pada papan nama ini adalah pada penulisan kata “dharma”.
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia pada bagian pemakaian huruf, jenis
gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi konsonan di antaranya
adalah kh, ng, ny, dan sy. Jadi, gabungan konsonan dh tidak termasuk dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulisan kata “dharma” pada papan
nama tersebut tidak benar. Penulisan yang benar adalah “darma”.
Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas adalah pada penulisan ke-49.
Kata bilangan tingkat yang diletakkan sesudah Kabupaten Bungo (Kabupaten Bungo
Ke-49) dapat menimbulkan kesan bahwa Kabupaten Bungo seolah-olah berjumlah
49 atau mungkin lebih. Kesan itu dapat menimbulkan pengertian bahwa yang sedang
berulang tahun adalah Kabupaten Bungo yang ke-49 bukan Kabupaten Bungo yang
ke-15, ke-20, atau yang lain. Padahal kita mengetahui bahwa hanya ada satu
Kabupaten Bungo. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah tafsirsemacam
itu, susunan Kabupaten Bungo Ke-49 harus diubah. Pengubahan itu dilakukan dengan
memindahkan kata bilangan tingkat ke-49 ke posisi sebelum Kabupaten Bungo
sehingga susunannya menjadi Selamat Hari Ulang Tahun Ke-49 Kabupaten Bungo.
Kata dirgahayu diserap dari bahasa Sansekerta dirgahayuh; dirgahayusa yang
berarti ”umur panjang” atau ’berumur panjang’. Kata dirgahayu sering digunakan untuk
menyatakan ungkapan selamat berulang tahun. Penggunaan ”Dirgahayu Ke-69 Tentara
Nasional Indonesia”, berdasarkan makna dirgahayu, jelas tidak logis.Ketidaklogisan
terjadi karena berumur panjang dinyatakan dengan Ke-69. Jadi, ungkapan yang tepat
adalah ”Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia” dan apabila akan menggunakan
angka ke-69 sebaiknya kata dirgahayu diganti dengan kata HUT menjadi HUT Ke-69 Tentara
Nasional Indonesia.
Kesalahan yang terdapat pada gambar adalah kata mie. Dalam penulisan bahasa
Indonesia, kata mie merupakan kata tidak baku. Namun, karena kita tinggal dan
berkewarganegaraan Indonesia, sebaiknya kita menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan aturan yang berlaku. Aturan tersebut menyangkut kata baku dan tidak baku. Jadi
seharusnya penulisan mie menggunakan kata baku yakni mi. Dalam KBBI kata mi berarti
bahan makanan dari tepung terigu, bentuknya seperti tali, biasanya dimasak dengan cara
digoreng atau direbus, diberi daging, udang, sayuran, bumbu, dan sebagainya. Jadi penulisan
kata mie adalah salah sehingga kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi Mi Ayam Leo.
Kesalahan yang terdapat pada papan nama tersebut adalah kesalahan pada bentuk
penulisan kata mas. Dalam KBBI, kata mas memiliki arti kata sapaan untuk saudara tua laki-
laki atau laki-laki yang dianggap lebih tua. Sedangkan kata emas memiliki arti logam mulia
berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk, biasa dibuat perhiasan seperti cincin dan
kalung. Untuk menghindari keambiguan, kata emas lebih benar digunakan daripada kata
mas.
Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas adalah pada penulisan UD dimana
diikuti tanda baca titik. Menurut pedoman EYD singkatan nama resmi lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas
gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik,
jadi pembetulan kata pada gambar di atas adalah UD Doa Ibu.
Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas adalah pada penulisan CV yang diikuti
tanda baca titik, sesuai dengan penjelasan contoh sebelumnya,seharusnya penulisan yang
benar adalah CV Sumber Pangan.
.
Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas adalah pada penulisan PT yang diikuti
tanda titik, hal ini merupakan kesalahan karena termasuk badan atau suatu organisasi, jadi
penulisan yang benar adalah PT Bank Perkreditan Rakyat.
Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas adalah pada penulisan Mushola,
dikarenakan merupakan bentuk tidak baku, penulisan kata yang benarsesuai kaidah KBBI
adalah Musala Baitul Huda.
Kesalahan tersebut ditandai dengan lingkaran merah dan garis bawah seperti yang
terlihat pada gambar. Kesalahan pertama yaitu adalah pada penggunaan tanda baca, yakni
pengunaan tanda titik (.). Penggunaan tanda baca pada kain rentang tersebut terdapat pada
point (i) mengenai tanda titik (.) tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun
di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Kesalahan yang kedua adalah
pemakaian kata baku, kesalahan tersebut terletak pada kata ijin. Kata ijin adalah kata yang
tidak baku, seharusnya diganti dengan kata izin (baku).
KANTOR BERSAMA
URUSAN STNK. BBNKB. PKB. DAN SWDKLLJ
PROPINSI JAWA TENGAH
JL. SULTAN AGUNG NO. 7 TEGAL TELP. 321242
Kesalahan yang terdapat pada papan nama instansi tersebut adalah kesalahan penggunaan
tanda titik. Tanda titik pada informasi di atas sebaiknya diganti dengan tanda koma. Dengan
demikian, penulisan yang benar pada papan nama tersebut adalah sebagai berikut.
KANTOR BERSAMA
URUSAN STNK, BBNKB, PKB, DAN SWDKLLJ
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. SULTAN AGUNG NO. 7 TEGAL TELP. 321242
3.1 Kesimpulan
Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan bahasa,
ejaan, kata serapan dan tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan
dibuatnya makalah ini penyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
yang kita lakukan.
Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun kata
daerah Salah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan
kata ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi
pengaruh. Begitu juga dengan penggunaan tanda-tanda baca. Karena dengan salahnya
penggunaan tanda baca, maka akan menimbulkan makna ganda dalam kalimat tersebut.
Sudah selayaknya jika semua masyarakat negara Indonesia mempunyai sikap positif
terhadap penggunaan bahasa persatuan dan kesatuan. Dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia baik tulisan maupun lisan, harus mempertimbangkan
tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Kita sebagai warga negara Indonesia harus
mempunyai sikap seperti itu karena siapa lagi yang harus menghargai dan menerapkan
bahasa Indonesia dan PUEBI selain warga negaranya. Kita sebagai bangsa Indonesia
juga harus bersyukur, bangga, dan beruntung karena memiliki bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa Negara. Menggunakan bahasa baku yang baik dan benar
sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia memang sudah seharusnya
diterapkan, karena hal itu akan menunjukan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
3.2 Saran
Penulis berharap agar Pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sesuai
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009, tentang Bendera, Bahasa,
Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan, yang di dalamnya memuat aturan atau
ketentuan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tempat umum.
Selain itu, pemerintah juga diharapkan untuk melakukan upaya penertiban
penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono (2016). Kesalahan Penggunaan Bahasa pada Penulisan Papan Nama dan Spanduk di
Provinsi Jambi. Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan, 12 (2).
Sukmawati, N., & Iswary, E. (2013). Penggunaan Bahasa Indonesia pada Informasi Layanan Umum
dan Layanan Niaga di Kota Kenari. Jurnal Bahasa dan Sastra, 2(1), 1-16.