“DINAMIKA BAHASA”
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang atas berkat dan rahmat-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Dinamika Bahasa”.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih, kepada semua pihak yang turut
membantu dan bekerja sama selama proses penyusunan materi berlangsung,
sehingga terealisasikanlah makalah ini. Penyusun sangat menyadari, bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempunaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR. ..........................................................................................................
i
DAFTAR
ISI. ..............................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN. ....................................................................................................
1
A. Latar
Belakang. ........................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah ..........................................................................................................
1
C. Tujuan
Penulisan ........................................................................................................
2
D. Manfaat
Penulisan ........................................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................
3
A. Pengertian Dinamika
Bahasa ............................................................................................................
3
B. Bagian-bagian Dinamika
Bahasa ............................................................................................................
3
a. Perubahan
Bahasa ................................................................................................
3
b. Pergeseran
Bahasa ................................................................................................
7
c. Pemertahanan
Bahasa ................................................................................................
8
d. Kepunahan
bahasa .................................................................................................
10
C. Dampak dari Kedinamisan
Bahasa ............................................................................................................
11
BAB III
PENUTUP ..................................................................................................................
12
A.
KESIMPULAN ..........................................................................................................
12
B.
SARAN ......................................................................................................................
12
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................................
13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami tentang dinamika bahasa.
2. Untuk mengetahui penyebab berubahnya suatu bahasa.
3. Untuk mengetahui tentang perubahan fonologi, morfologi, sintaksis dan
semantik dalam bahasa.
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pergeseran bahasa, pemertahanan
bahasa, dam punahnya suatu bahasa.
D. Manfaat Penulisan
PEMBAHASAN
Dinamika bahasa atau bahasa yang bersifat dinamis artinya tidak monoton
atau dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal tersebut, dapat diamati
dalam keterkaitan dan keterikatan manusia dengan bahasa dalam kehidupan dan
kegiatan manusia yang cenderung berubah, maka bahasa yang digunakan lama
kelamaan akan berubah, menjadi tidak tetap atau tidak statis.
a. Perubahan bahasa.
b. Pergeseran bahasa.
c. Pemertahanan bahasa.
d. Kepunahan bahasa.
B. Bagian-bagian Dinamika Bahasa
a. Perubahan Bahasa
1. Perubahan Fonologi
Bahasa Indonesia lama hanya mengenal empat pola silabel, yakni V, VK,
KV, dan KVK tetapi kini pola KKV, KKVK, KVKK telah pula menjadi
pola silabel dalam bahasa Indonesia.
2. Perubahan Morfologi
Perubahan morfologi merupakan perubahan kaidah bahasa pada sistem
morfologi atau pembentukan kata.
Perubahan morfologi dalam sistem morfologi bahasa Indonesia, misalnya:
Dalam proses penasalan, pembentukan kata dengan imbuhan prefiks me-
dan pe- memiliki kaidah sebagai berikut:
1) Apabila kedua prefiks itu diimbuhkan pada kata yang dimulai
dengan konsonan /l/, /m/, dan /y/, maka tidak terjadi penalasan.
2) Jika diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /b/ dan
/p/, diberi nasal /m/.
3) Bila diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /d/ dan
/t/, maka diberi nasal /n/.
Menurut kaidah tersebut, apabila kata serapan diberi imbuhan me- dan pe-,
maka bentuknya menjadi menyah (kan), menik, dan membom dan penyah, penik,
dan pembom. Akan tetapi, dalam kenyataan sekarang digunakan bentuk mensah
(kan) atau mengesah (kan), mentik atau mengetik, membom atau mengebom atau
pengebom. Jadi, jelas dalam data tersebut telah terjadi penyimpangan kaidah dan
munculnya alomorf menge- dan penge-.
3. Perubahan Sintaksis
4. Perubahan Kosakata
Dalam perkembangan sebuah bahasa bisa juga karena berbagai sebab, akan
kehilangan kosakata. Artinya, pada masa lalu kata-kata tersebut digunakan, tetapi
kini tidak lagi. Misalnya, kempe ‘stempel/cap’, engku ‘sebutan untuk guru laki-
laki’ dan lain-lain.
5. Perubahan Semantik
Perubahan bahasa pada tataran semantik berkaitan dengan makna kata.
Perubahan umum pada tataran semantik bahasa Indonesia, adalah berupa
perubahan pada makna butir-butir leksikal yang mungkin berubah total,
maksudnya pada waktu dulu bermakna A justru sekarang bermakna B.
Misalnya, pena dulu bermakna ‘bulu (angsa)’ tetapi kini bermakna ‘alat tulis
bertinta’.
Perubahan makna yang sifatnya meluas, berarti dulu kata tersebut memiliki
satu makna, tetapi kini memiliki makna lebih dari satu. Misalnya, kata
saudara dulu bermakna ‘orang yang lahir dari ibu yang sama’, tetapi kini
dapat berarti ‘anda/kamu’.
Perubahan makna yang menyempit, artinya kalau pada mulanya kata itu
memiliki makna yang luas, tetapi kini menjadi lebih sempit maknanya.
Misalnya, kata ‘sarjana’ pada mulanya bermakna ‘orang cerdik pandai’
tetapi kini hanya bermakna ‘orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi’.
b. Pergeseran Bahasa
7
Pergeseran bahasa, menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang
penutur atau sekelompok penutur atau sekelompok penutur yang bisa terjadi
sebagai akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur yang
lain.
Jika seorang atau sekelompok penutur pindah ke tempat lain yang
menggunakan bahasa lain, dan bercampur dengan mereka, maka terjadilah
pergeseran bahasa ini. Pendatang atau kelompok pendatang ini, untuk keperluan
komunikasi mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan menggunakan bahasa
penduduk setempat.
Dalam kelompok asal, mereka memang dapat menggunakan bahasa
pertama, tetapi untuk berkomunikasi dengan orang lain, tentunya mereka tidak
dapat bertahan untuk tetap menggunakan bahasa sendiri. Sedikit demi sedikit
mereka harus belajar menggunakan bahasa penduduk setempat.
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional untuk menyatukan
antar suku menjadi sulit diterapkan, apabila sesama penutur bahasa yang mendiami
wilayah tersebut tidak begitu memahami dan menguasai bahasa Indonesia.
Beberapa faktor yang menyebabkan pergeseran bahasa, yaitu:
1) Faktor Perpindahan Penduduk
Menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang penutur/kelompok
penutur yang berpindah tempat.
2) Faktor Ekonomi
Misalnya dalam industrialisasi. Kemajuan ekonomi kadang-kadang
mengangkat posisi sebuah bahasa menjadi bahasa yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Mulai banyak orang yang berbondong-bondong
mempelajari dan menggunakan bahasa Inggris, lalu melupakan bahasa
nasional ataupun bahasa daerahnya.
3) Sekolah
8
Para orang tua enggan mengajari anaknya berbahasa daerah, dengan
ketakutan bahwa anaknya tidak mampu memahami materi pelajaran dengan
bahasa Indonesia. Akibatnya, anak tidak mampu berbahasa daerah atau
paling tidak memahami tanpa harus berinteraksi.
c. Pemertahanan Bahasa
Pemertahanan bahasa berkaitan dengan masalah sikap atau penilaian
terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa tersebut di tengah-tengah
bahasa lainnya. Kridalaksana menyatakan bahwa pemertahanan bahasa merupakan
‘usaha agar suatu bahasa tetap dipakai dan dihargai, terutama sebaga identitas
kelompok, dan masyarakat bahasa yang bersangkutan melalui pengajaran,
kesusastraan, media massa dan lain-lain’.
Faktor –faktor strategis pemertahanan bahasa:
1) Faktor Prestise dan Loyalitas
Kebanggan terhadap budaya termasuk dengan bahasa yang mereka
gunakan. Mampu menggunakan bahasa daerah mereka, di tengah komunitas
yang heterogen lebih tinggi tingkatannya dengan bahasa daerah lain.
10
5) Adanya kesinambungan bahasa Melayu Loloan dari generasi terdahulu ke
generasi berikutnya.
d. Kepunahan Bahasa
Pergeseran bahasa kadang-kadang mengacu kepada kepunahan bahasa. Hal
ini terjadi manakala guyub bergeser ke bahasa baru secara total sehingga bahasa
terdahulu tidak dipakai lagi.
Ada dua aspek kepunahan bahasa, yaitu:
1) Aspek Linguistik
Dari aspek linguistik, bahasa yang berada dalam saat-saat terakhir
pemakaiannya dalam suatu guyub tutur mengalami perubahan-perubahan
dalam sistem lafal, sistem gramatika, dan dalam beberapa pijinasi atau
penyerdehanaaan.
2) Aspek Sosiolinguistik
Dalam aspek sosiolinguistik, yang dicari adalah seperangkat kondisi yang
menyebabkan guyub itu menyerah dalam suatu bahasa bagi kelangsungan bahasa
lain.
Menurut Kloss, ada tiga tipe utama yang berkedudukan sebagai faktor
terjadinya kepunahan bahasa, yaitu:
1) Kepunahan bahasa tanpa pergeseran bahasa.
Hal ini terjadi, karena lenyapnya guyub tutur pemakai bahasa yang
disebabkan oleh bencana alam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamika bahasa, berarti bahasa bersifat tidak monoton atau tidak tetap.
Bahasa dapat berubah dari waktu ke waktu seperti kegiatan atau aktivitas manusia
yang cenderung berubah. Dinamika bahasa meliputi perubahan bahasa, pergeseran
bahasa, pemertahanan bahasa, dan punahnya suatu bahasa. Faktor penyebab
terjadinya keempat hal tersebut, berawal dari masyarakat penutur yang memandang
bahasanya itu seperti apa. Jika mereka mampu mempertahankan bahasanya, artinya
tidak terpengaruhi oleh bahasa lain, mereka dapat mencegah terjadinya perubahan
bahasa, pergeseran bahasa terlebih kepunahan bahasa.
B. Saran
Pembaca diharapkan mampu mengaplikasikan pentingnya menjaga,
mempertahankan, serta melestarikan bahasanya di dalam kehidupan sehari-hari
sebagai suatu identitas, tetapi harus mengingat bahwa terdapat bahasa Nasional
yaitu bahasa Indonesia yang perlu dijunjung tinggi sebagai bahasa persatuan.
Artinya adalah tetap menjaga kelestarian bahasa daerah dan juga bahasa Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://nahulinguistik.wordpress.com/2010/04/19/pergeseran-pemertahanan-dan-
kepunahan-bahasa/ Diakses pada 21 Oktober 2107.
http://www.academia.edu/16148733/MAKALAH_BAHASA_ITU_DINAMIS
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
13