Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SOSIOLINGUISTIK

“DINAMIKA BAHASA”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

LIAN OKTAFIANY 1651041008

NURANNISA DWISAHRAH 1651042004

SRI WULANDARI 1651041005

ISRA FAJRIA ARHAM 1651042005

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang atas berkat dan rahmat-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Dinamika Bahasa”.

Makalah ini membahas tentang penyebab berubahnya suatu bahasa yang


meliputi perubahan fonologi, morfologi, sinntaksis, semantik. Pengertian dan
penyebab terjadinya pergeseran bahasa, pemertahanan bahasa, dan punahnya suatu
bahasa, serta dampak dari kedinamisan bahasa.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih, kepada semua pihak yang turut
membantu dan bekerja sama selama proses penyusunan materi berlangsung,
sehingga terealisasikanlah makalah ini. Penyusun sangat menyadari, bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempunaan makalah ini.

Semoga makalah ini, dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi


pembaca, guna pengembangan wawasan, dan peningkatan ilmu pengetahuan serta
sebagai bahan pembelajaran khususnya dalam perkuliahan ‘Sosiolinguistik’.

Makassar, 20 Oktober 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR. ..........................................................................................................
i

DAFTAR
ISI. ..............................................................................................................................
ii

BAB I
PENDAHULUAN. ....................................................................................................
1

A. Latar
Belakang. ........................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah ..........................................................................................................
1
C. Tujuan
Penulisan ........................................................................................................
2
D. Manfaat
Penulisan ........................................................................................................
2

BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................
3
A. Pengertian Dinamika
Bahasa ............................................................................................................
3
B. Bagian-bagian Dinamika
Bahasa ............................................................................................................
3
a. Perubahan
Bahasa ................................................................................................
3
b. Pergeseran
Bahasa ................................................................................................
7
c. Pemertahanan
Bahasa ................................................................................................
8
d. Kepunahan
bahasa .................................................................................................
10
C. Dampak dari Kedinamisan
Bahasa ............................................................................................................
11

BAB III
PENUTUP ..................................................................................................................
12

A.
KESIMPULAN ..........................................................................................................
12
B.
SARAN ......................................................................................................................
12

DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................................
13

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari sudut pandang antropolog, dapat disimpulkan, bahwa manusia dan


bahasa berkembang bersama. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia menjadi homo sapiens juga mempengaruhi perkembangan bahasanya.
Dengan kata lain, kemampuan berbahasa pada manusia berkembang sejalan dengan
proses evolusi manusia. Perkembangan otak manusia mengubah diri dari agak
manusia, menjadi manusia sesungguhnya. Hingga akalnya manusia mempunyai
kemampuan berbicara. Pembicaraan tentang asal-usul bahasa dari dua pendekatan,
pendektan tradisional da pendekatan modern dari para ahli, serta beberapa disiplin
ilmu yang mengemukakan argumnentasinya. Diskusi tentang hal ini hingga
sekarang belum menemukan kesepakatan, pendapat mana yang benar, dan pendapat
mana yang salah. Banyak definisi tentang konsep bahasa yang dinyatakan para ahli
bahasa. Pada umumnya, definisi tersebut berpendapat bahwa bahasa adalah alat
komunikasi yang bersifat arbitrer dan konvensional seta tidak monoton atau dapat
berubah. Tidak monoton inilah yang disebut sebagai ciri-ciri bahasa yakni ‘bahasa
bersifat dinamis’.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dinamika bahasa?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan bahasa?
3. Apa yang dimaksud dengan perubahan fonologi, morfologi, sintaksis dan
semantik?
4. Apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa?
5. Apa yang dimaksud dengan pemertahanan bahasa?

6. Apa yang menyebabkan punahnya suatu bahasa?


7. Jelaskan dampat dari adanya kedinamisan bahasa!

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami tentang dinamika bahasa.
2. Untuk mengetahui penyebab berubahnya suatu bahasa.
3. Untuk mengetahui tentang perubahan fonologi, morfologi, sintaksis dan
semantik dalam bahasa.
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pergeseran bahasa, pemertahanan
bahasa, dam punahnya suatu bahasa.

D. Manfaat Penulisan

Dapat memahami serta mampu menjelaskan, seputar dinamika bahasa


meliputi penyebab terjadinya perubahan bahasa dan segala bentuknya, pergeseran
bahasa, pemertahanan bahasa dan punahnya suatu bahasa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dinamika Bahasa

Dinamika bahasa atau bahasa yang bersifat dinamis artinya tidak monoton
atau dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal tersebut, dapat diamati
dalam keterkaitan dan keterikatan manusia dengan bahasa dalam kehidupan dan
kegiatan manusia yang cenderung berubah, maka bahasa yang digunakan lama
kelamaan akan berubah, menjadi tidak tetap atau tidak statis.

Bahasa bersifat dinamis, terus menerus mengalami perubahan dan


perkembangan. Sifat dinamis bahasa itu juga perlu dilakukan oleh bahasa itu
sendiri, agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Dinamika bahasa meliputi:

a. Perubahan bahasa.
b. Pergeseran bahasa.
c. Pemertahanan bahasa.
d. Kepunahan bahasa.
B. Bagian-bagian Dinamika Bahasa
a. Perubahan Bahasa

Perubahan bahasa dapat diartikan sebagai adanya perubahan kaidah, entah


kaidahnya itu direvisi, kaidahnya menghilang, atau munculnya kaidah baru.
Perubahan bahasa dapat terjadi dalam tataran linguistik seperti: fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik.

1. Perubahan Fonologi

Perubahan fonologi merupakan perubahan kaidah bahasa pada sistem


fonologi, atau sistem bunyi.

Perubahan bunyi dalam sistem fonologi bahasa Indonesia misalnya:


 Sebelum berlakunya EYD, fonem /f/, /x/, dan /s/ belum dimasukkan dalam
khazanah fonem bahasa Indonesia, tetapi kini ketiga fonem tersebut telah
menjadi bagian dalam khazanah bahasa Indonesia.

 Bahasa Indonesia lama hanya mengenal empat pola silabel, yakni V, VK,
KV, dan KVK tetapi kini pola KKV, KKVK, KVKK telah pula menjadi
pola silabel dalam bahasa Indonesia.

2. Perubahan Morfologi
Perubahan morfologi merupakan perubahan kaidah bahasa pada sistem
morfologi atau pembentukan kata.
Perubahan morfologi dalam sistem morfologi bahasa Indonesia, misalnya:
 Dalam proses penasalan, pembentukan kata dengan imbuhan prefiks me-
dan pe- memiliki kaidah sebagai berikut:
1) Apabila kedua prefiks itu diimbuhkan pada kata yang dimulai
dengan konsonan /l/, /m/, dan /y/, maka tidak terjadi penalasan.

2) Jika diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /b/ dan
/p/, diberi nasal /m/.

3) Bila diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /d/ dan
/t/, maka diberi nasal /n/.

4) Kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /s/,


diberi nasal /ny/.

5) Dan apabila diberi dimbuhkan pada kata yang dimulai dengan


konsonan /g/, /k/, /h/, maka diberi nasal /ng/.

Kaidah ini menjadi agak susah diterapkan setelah bahasa Indonesia


menyerap kosa kata bahasa asing, seperti kata sah, tik, bom.

Menurut kaidah tersebut, apabila kata serapan diberi imbuhan me- dan pe-,
maka bentuknya menjadi menyah (kan), menik, dan membom dan penyah, penik,
dan pembom. Akan tetapi, dalam kenyataan sekarang digunakan bentuk mensah
(kan) atau mengesah (kan), mentik atau mengetik, membom atau mengebom atau
pengebom. Jadi, jelas dalam data tersebut telah terjadi penyimpangan kaidah dan
munculnya alomorf menge- dan penge-.

3. Perubahan Sintaksis

Perubahan sintaksis adalah perubahan kaidah bahasa pada tataran sintaksis


atau dalam pembentukan kalimat.
Perubahan sintaksis dalam bahasa Indonesia misalnya kaidah sintaksis yang
berlaku pada kalimat aktif transitif yang harus mempunyai atau dikuti dengan
objek. Tetapi dewasanya, ialah banyak kalimat aktif yang tidak di lengkapi dengan
objek. Misalnya, reporter anda melaporkan dari tempat kejadian, pertunjukan itu
sangat mengecewakan.

4. Perubahan Kosakata

Perubahan kosakata dapat berarti bertambahnya kosakata baru, hilangnya


kosakata lama, dan berubahnya makna kata. Bertambahnya kosakata dapat dilihat
dalam KBBI yang terdapat 65000 kosa kata berkat tambahan dari berbagai sumber
termasuk bahasa asing dan bahasa Nusantara.

Dalam perkembangan sebuah bahasa bisa juga karena berbagai sebab, akan
kehilangan kosakata. Artinya, pada masa lalu kata-kata tersebut digunakan, tetapi
kini tidak lagi. Misalnya, kempe ‘stempel/cap’, engku ‘sebutan untuk guru laki-
laki’ dan lain-lain.

Namun, kini dalam upaya pengembangan kosakata dan istilah, banyak


kosakata lama digunakan kembali, misalnya mengelolah, sempadan, kudapan, dan
ragangan.

5. Perubahan Semantik
Perubahan bahasa pada tataran semantik berkaitan dengan makna kata.
 Perubahan umum pada tataran semantik bahasa Indonesia, adalah berupa
perubahan pada makna butir-butir leksikal yang mungkin berubah total,
maksudnya pada waktu dulu bermakna A justru sekarang bermakna B.
Misalnya, pena dulu bermakna ‘bulu (angsa)’ tetapi kini bermakna ‘alat tulis
bertinta’.
 Perubahan makna yang sifatnya meluas, berarti dulu kata tersebut memiliki
satu makna, tetapi kini memiliki makna lebih dari satu. Misalnya, kata
saudara dulu bermakna ‘orang yang lahir dari ibu yang sama’, tetapi kini
dapat berarti ‘anda/kamu’.

 Perubahan makna yang menyempit, artinya kalau pada mulanya kata itu
memiliki makna yang luas, tetapi kini menjadi lebih sempit maknanya.
Misalnya, kata ‘sarjana’ pada mulanya bermakna ‘orang cerdik pandai’
tetapi kini hanya bermakna ‘orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi’.

b. Pergeseran Bahasa

7
Pergeseran bahasa, menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang
penutur atau sekelompok penutur atau sekelompok penutur yang bisa terjadi
sebagai akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur yang
lain.
Jika seorang atau sekelompok penutur pindah ke tempat lain yang
menggunakan bahasa lain, dan bercampur dengan mereka, maka terjadilah
pergeseran bahasa ini. Pendatang atau kelompok pendatang ini, untuk keperluan
komunikasi mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan menggunakan bahasa
penduduk setempat.
Dalam kelompok asal, mereka memang dapat menggunakan bahasa
pertama, tetapi untuk berkomunikasi dengan orang lain, tentunya mereka tidak
dapat bertahan untuk tetap menggunakan bahasa sendiri. Sedikit demi sedikit
mereka harus belajar menggunakan bahasa penduduk setempat.
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional untuk menyatukan
antar suku menjadi sulit diterapkan, apabila sesama penutur bahasa yang mendiami
wilayah tersebut tidak begitu memahami dan menguasai bahasa Indonesia.
Beberapa faktor yang menyebabkan pergeseran bahasa, yaitu:
1) Faktor Perpindahan Penduduk
Menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang penutur/kelompok
penutur yang berpindah tempat.

2) Faktor Ekonomi
Misalnya dalam industrialisasi. Kemajuan ekonomi kadang-kadang
mengangkat posisi sebuah bahasa menjadi bahasa yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Mulai banyak orang yang berbondong-bondong
mempelajari dan menggunakan bahasa Inggris, lalu melupakan bahasa
nasional ataupun bahasa daerahnya.

3) Sekolah
8
Para orang tua enggan mengajari anaknya berbahasa daerah, dengan
ketakutan bahwa anaknya tidak mampu memahami materi pelajaran dengan
bahasa Indonesia. Akibatnya, anak tidak mampu berbahasa daerah atau
paling tidak memahami tanpa harus berinteraksi.

Contoh pergeseran bahasa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari,


yaitu:
Mahasiswa yang berasal dari luar daerah Makassar yang sedang menempuh
pendidikan di daerah Makassar. Mempelajari sedikit demi sedikit bahasa Makassar
untuk berkomunikasi dengan teman-temmannya. Sehingga, akhirnya ia mulai
jarang untuk menggunakan bahasa daerahnya sendiri (apabila bertemu dengan
teman sedaerah), jusrtu terkadang ia mulai terbiasa menggunakan bahasa Indonesia
tetapi dengan aksen/logat Makassar. Hal tersebut dipengaruhi oleh penggunaan
bahasa di lingkungannya berada.

c. Pemertahanan Bahasa
Pemertahanan bahasa berkaitan dengan masalah sikap atau penilaian
terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa tersebut di tengah-tengah
bahasa lainnya. Kridalaksana menyatakan bahwa pemertahanan bahasa merupakan
‘usaha agar suatu bahasa tetap dipakai dan dihargai, terutama sebaga identitas
kelompok, dan masyarakat bahasa yang bersangkutan melalui pengajaran,
kesusastraan, media massa dan lain-lain’.
Faktor –faktor strategis pemertahanan bahasa:
1) Faktor Prestise dan Loyalitas
Kebanggan terhadap budaya termasuk dengan bahasa yang mereka
gunakan. Mampu menggunakan bahasa daerah mereka, di tengah komunitas
yang heterogen lebih tinggi tingkatannya dengan bahasa daerah lain.

2) Faktor Migrasi dan Konsentrasi Wilayah


9
Disatu sisi, migrasi mengarah kepada pergeseran bahasa, dan di sisi lain
mengajarah kepada pemertahanan bahasa. Bila sejumlah orang dari sebuah
penutur bahasa bermigrasi ke suatu daerah dan jumlahnya dari masa ke
masa bertambah banyak sehingga melebihi jumlah populasi penduduk asli
daerah itu, sehingga terjadi pelestarian dan pemertahanan bahasa kelompok
guyub tutur pendatang. Melainkan menjadi pergeseran bahasa oleh
sekelompok penutur asli.

3) Faktor Publikasi Media Massa


Berkaitan dengan media yang mendukung bahasa tersebut dalam
masyarakat (publikasi, radio, tv, dan sebagainya).

Contoh pemertahanan bahasa di Indonesia:


Kasus pemertahahanan yang terjadi pada masyarakat loloan yang berada di
Bali, meliputi beberapa faktor:
1) Wilayah pemukiman mereka terkonsentrasi pada suatu tempat yang secara
geografis agak terpisah dari pemukiman masyarakat Bali.
2) Adanya toleransi dari masyarakat mayoritas Bali yang mau menggunakan
bahasa Melayu Loloan dalam berinteraksi dengan golongan minoritas
Loloan, meskipun dalam berinteraksi kadang-kadang digunakan bahasa
Bali.

3) Anggota masyarakat Loloan mempunyai sikap keislaman, yang tidak


akomodatif terhadap masyarakat, bahasa, dan budaya Bali.

4) Adanya loyalitas yang tinggi terhadap bahasa Melayu Loloan sebagai


lambang/identitas masyarakat Loloan yang beragama islam.

10
5) Adanya kesinambungan bahasa Melayu Loloan dari generasi terdahulu ke
generasi berikutnya.

d. Kepunahan Bahasa
Pergeseran bahasa kadang-kadang mengacu kepada kepunahan bahasa. Hal
ini terjadi manakala guyub bergeser ke bahasa baru secara total sehingga bahasa
terdahulu tidak dipakai lagi.
Ada dua aspek kepunahan bahasa, yaitu:
1) Aspek Linguistik
Dari aspek linguistik, bahasa yang berada dalam saat-saat terakhir
pemakaiannya dalam suatu guyub tutur mengalami perubahan-perubahan
dalam sistem lafal, sistem gramatika, dan dalam beberapa pijinasi atau
penyerdehanaaan.

2) Aspek Sosiolinguistik
Dalam aspek sosiolinguistik, yang dicari adalah seperangkat kondisi yang
menyebabkan guyub itu menyerah dalam suatu bahasa bagi kelangsungan bahasa
lain.
Menurut Kloss, ada tiga tipe utama yang berkedudukan sebagai faktor
terjadinya kepunahan bahasa, yaitu:
1) Kepunahan bahasa tanpa pergeseran bahasa.
Hal ini terjadi, karena lenyapnya guyub tutur pemakai bahasa yang
disebabkan oleh bencana alam.

2) Kepunahan bahasa karena pergeseran bahasa.


Hal ini terjadi, karena guyub tutur tidak berada dalam wilayah tutur yang
kompak, atau bahasa itu menyerah pada pertentangan intrinsic prasarana
budaya modern yang berdasarkan teknologi.

3) Kepunahan bahasa nominal melalui metamorphosis.


11
Hal ini disebabkan karena turunnya derajat suatu bahasa menjadi dialek,
ketika guyub tuturnya tidak lagi menulis dalam bahasa itu dan mulai
memakai bahasa lain.

C. Dampak dari Kedinamisan Bahasa


1. Bahasa semakin bervariasi.
Salah satu dampak dari kedinamisan bahasa adalah bahasa itu sendiri
semakin bervariasi dalam penggunaan, munculnya kata-kata baru di tengah-
tengah masyarakat.

2. Jumlah kosakata semakin bertambah.


Dampak selanjutnya dari kedinamisan bahasa, yaitu kosakata ikut
bertambah karena munculnya suatu istilah-istilah baru dan kosakata baru di
dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bahasa semakin berkembang.


Kedinamisan bahasa tidak hanya berdampak pada kata yang ada, tetapi juga
pada bahasa secara keseluruhan.
4. Hilangnya beberapa kosakata.
Selain dampak kedinamisan bahasa itu, jumlah kosakata bertambah, namun
mengakibatkan juga hilangnya beberapa kosa kata pada masyarakat yang
menggunakan kata baru atau bahasa baru.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dinamika bahasa, berarti bahasa bersifat tidak monoton atau tidak tetap.
Bahasa dapat berubah dari waktu ke waktu seperti kegiatan atau aktivitas manusia
yang cenderung berubah. Dinamika bahasa meliputi perubahan bahasa, pergeseran
bahasa, pemertahanan bahasa, dan punahnya suatu bahasa. Faktor penyebab
terjadinya keempat hal tersebut, berawal dari masyarakat penutur yang memandang
bahasanya itu seperti apa. Jika mereka mampu mempertahankan bahasanya, artinya
tidak terpengaruhi oleh bahasa lain, mereka dapat mencegah terjadinya perubahan
bahasa, pergeseran bahasa terlebih kepunahan bahasa.

B. Saran
Pembaca diharapkan mampu mengaplikasikan pentingnya menjaga,
mempertahankan, serta melestarikan bahasanya di dalam kehidupan sehari-hari
sebagai suatu identitas, tetapi harus mengingat bahwa terdapat bahasa Nasional
yaitu bahasa Indonesia yang perlu dijunjung tinggi sebagai bahasa persatuan.
Artinya adalah tetap menjaga kelestarian bahasa daerah dan juga bahasa Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA

Saleh, Mahmudah. 2006. Sosiolinguistik. Makassar: Badan Penerbit UNM

Chaer, Abdul dan Agustina Leony. 2004. Sosiolinguistik:Perkenalan Awal. Jakarta:


Rineka Cipta

Sumarsono dan partana Paina. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Indah

https://nahulinguistik.wordpress.com/2010/04/19/pergeseran-pemertahanan-dan-
kepunahan-bahasa/ Diakses pada 21 Oktober 2107.

http://www.academia.edu/16148733/MAKALAH_BAHASA_ITU_DINAMIS
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
13

Anda mungkin juga menyukai