Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STRUKTUR ANATOMI TUBUH MANUSIA

Disusun Oleh :

1. Pramesdita Cahyani Kuncoro (21) NIM P1337421020072


2. Ayu Putri Arizal (22) NIM P1337421020073
3. Muhammad Firdaus (23) NIM P1337421020074
4. Adenia Pramesty (24) NIM P1337421020075
5. Lia Amalia (25) NIM P1337421020076
6. Ryanisa Arafi (26) NIM P1337421020077
7. Amelia Candra Kusuma (27) NIM P1337421020078
8. Khikmah MaulidyaNurul Azmi (28) NIM P1337421020079
9. Fatia Rahma (29) NIM P1337421020080
10. Niken Puji Astuti (30) NIM P1337421020081

Kelas : 1B
Kelompok :3
Dosen pembimbing : Trimar Handayani, Ns.,M.Biomed

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Tahun Pelajaran 2020/2021

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

D3 KEPERAWATAN TEGAL

Jl. Dewi Sartika No. 1 Rt 01/Rw 01 Debong Kulon, Kota Tegal


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunianya karena
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang diampu oleh Ibu Trimar Handayani, Ns.,M.Biomed.

Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetauan dan memudahkan mahasiswa dalam
pembelajaran tentang Struktur Anatomi Tubuh Manusia terutama pada system pencernaan. Dalam
anatomi manusia terdapat berbagai sistem, salah satunya sistem pencernaan. Sistem pencernaan
termasuk materi yang terdapat dalam mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar, mata kuliah ini dipelajari pada
prodi keperawatan yang wajib dan paling utama karena mempelajari tentang tubuh manusia.

Demikian makala ini kami susun, semoga dapat menambah pengetahuan tentang Sistem pencernaan.
Apabila ada kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini, kami sangat berterima kasih agar
kita bersama-sama belajar dalam menyusun makalah dengan baik dan benar untuk kedepannya.

Tegal, 19 Agustus 2020

Penyususn

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................iii
B. Rumusan Masalah..............................................................iii
C. Tujuan dan Manfaat...........................................................iii
BAB II ISI
A. Pengertian dan Fungsi Usus Besar..................................1
1. Pengertian..................................................................1
2. Fungsi Usus Besar.....................................................2
3. Motilitas dan Defekasi..............................................2
B. Pengertian dan Fungsi Rectum........................................3
1. Pengertian.................................................................3
2. Struktur Rectum.......................................................4
3. Fungsi Rectum ........................................................4
C. Pengertian dan Fungsi Anus............................................5
1. Pengertian.................................................................5
2. Struktur Anus...........................................................6
3. Fungsi Anus ............................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................9
B. Saran............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari ana yang artinya memisah-misahkan atau
mengurai, dan tomos yang artinya memotong-motong, jadi anatomi berarti mengurai dan memotong.
Ilmu bentuk dan susunan tubuh diperoleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian
dari badan dan hubungan alat tubuh satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan aspek yang dipelajari, Anatomi terbagi atas dua yaitu (1) anatomi mikroskopik dan
(2) anatomi makroskopik. Anatomi mikroskopik adalah mempelajari suatu struktur yang tidak bisa
dengan mata telanjang. Bentuk pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan sitology dan
histologi.sitology mempelajari suatu sel secara individual, sedangkan histologi mempelajari suatu
jaringan. Anatomi makroskopik mempelajari suatu struktur yang besar yang bisa dilihat dengat mata
telanjang, antara lain yaitu antomi permukaan (ciri-ciri dari permukaannya), anatomi regional (fokus
pada area tertentu), anatomi perkembangan (mempelajari perkembangan tubuh dari suatu pandang
struktur), serta anatomi sistemik (mempelajari organ secara system pencernaan, system reproduksi,
system kardiofaskuler, dll) yang akan dipelajari pada makalah kali ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah kali ini antara lain:
1. Apa pengertian usus besar?
2. Apa pengertian rectum?
3. Apa pengertian anus?
4. Bagaimana cara kerja atau fungsional dari usus besar?
5. Bagaimana cara kerja atau fungsional dari rectum?
6. Bagaimana cara kerja atau fungsional dari anus?

C. Tujuan dan Manfaat


Makalah ini dibuat dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui pengertian usus besar
2. Untuk mengetahui pengertian rectum
3. Untuk mengetahui pengertian anus
4. Untuk mengetahui cara kerja atau fungsional usus besar
5. Untuk mengetahui cara kerja atau fungsional rectum
6. Untuk mengetahui cara kerja atau fungsional anus

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Usus Besar

1. Pengertian
Usus besar adalah salah satu organ pencernaan manusia yang berbentuk seperti huruf U
terbalik dan letaknya mengelilingi organ pencernaan usus halus. Usus besar menghubungkan
dari bagian sekum sampai ke bagian rectum.

Terminal ileum

2. Struktur Usus Besar


1) Sekum merupakan bagian pertama usus besar yang berbentuk seperti kantong
buntu sebagai tempat perpindahan makanan dari usus halus ke usus besar.
2) Kolon
a. Kolon Asenden kolon yang bergerak naik, terletak di kanan rongga perut.
b. Kolon Transversum kolon yang melintang dari arah kiri ke kanan di bagian atas
rongga perut.
c. Kolon Desenden kolon yang bergerak turun, terletak di kiri rongga perut.
d. Kolon Sigmoid (kolon panggul) bagian dari usus besar yang berbentuk huruf S
yang berhubungan langsung dengan rectum.

3) Apendiks (umbai cacing/usus buntu) berbentuk tonjolan kecil seperti jari di atas
sekum.
1
4) Rektum tempat penyimpanan sementara tinja atau feses sebelum dikeluarkan lewat
anus.
Jadi, urutan usus besar setelah keluar dari usus halus yaitu

Sekum kolon asenden kolon kolon desenden

rektum kolon sigmoid

2. Fungsi Usus Besar


- Mengeluarkan air dan elektrolit (garam) dari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna dan
mengubah limbah menjadi feses
- Salah satu organ yang menghasilkan vitamin K, vitamin H (biotin) sebagai hasil simbiosis
dengan bakteri usus, seperti Ecoli
- Defekasi atau pengeluaran sisa makanan hasil pencernaan

Sesuatu yang masuk ke dalam usus besar berupa zat-zat limbah seperti sisa-sisa
makanan, cairan, dan sel-sel tua yang berasal dari saluran pencernaan. Makanan yang
masuk ke usus besar berbentuk semi-cair, kemudian akhirnya berubah menjadi padat
setelah kandungan airnya diserap oleh tubuh.

3. Motilitas dan Defekasi

Usus besar melakukan gerakan peristaltik yang berfungsi untuk membantu


memindahkan feses ke rektum. Hasil percernaan dari usus halus akan masuk melalui sekum,
kemudian akan menuju ke kolon asenden yang bergerak ke atas dan terjadi kontraksi..
Dengan adanya kontraksi ini kolon akan membentuk haustra yang berbentuk seperti cincin
yang berosilasi serupa dengan segmentasi usus halus.

Lokasi haustra secara bertahap akan berubah. Suatu segmen (usus besar) yang
awalnya melemas (menyiut) dan membentuk kantong mulai berkontraksi secara perlahan.
Sementara bagian yang berkontraksi melemas secara bersamaan juga akan membentuk
kantong-kantong haustra yang baru. Sisa-sisa makanan dan zat lainnya (kimus) tidak
mendorong isi usus, tetapi hanya secara perlahan mengaduknya maju mundur. Sehingga, isi
di dalam kolon akan terekspos ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra akan terjadi terus-
menerus hingga ke kolon sigmoid.

Setelah sampai di kolon sigmoid, kimus tersebut sudah menjadi feses. Feses dari
kolon sigmoid akan bergerak menuju ke rectum, lalu akan mengalami penumpukan di
rectum sehingga dinding rectum akan mengalami peregangan. Peregangan pada dinding

2
rectum akan menimbulkan sinya-sinyal aferen melalui pleksus mientrikus untuk
menimbulkan gelombang peristaltic di dalam kolon desenden, kolon sigmoid, dan rectum.
Sinyal tersebut akan mengirim sinyal ke otak. Berkat sinyal tersebut, otak akan memutuskan
apakah gas atau tinja akan dilepaskan atau tidak.

Saat merasa ingin buang air besar, sfingter ani internus akan berelaksasi. Hal inilah
yang membuat proses defekasi (feses keluar saat buang air besar) terjadi. Sedangkan ketika
menahan buang air besar, sfingter ani internus akan kontraksi dan menahan supaya feses
tidak keluar. Rasa buang air besar akan hilang sementara.

B. Pengertian dan Fungsi Rectum

1. Pengertian

Kata “rectum” berasal dari bahasa latin “rectum intestinum” yang berarti “usus lurus”.
Rektum adalah tempat tinja yang dituju setelah pencernaan, menumpuk dan di mana mereka
dievakuasi ke luar tubuh. Rektum adalah bagian akhir dari saluran pencernaan, antara usus besar
(kolon) dan bagian luar. Rektum merupakan kelanjutan dari usus besar dan memiliki panjang
sekitar 12 – 15 sentimeter. Setelah memasuki apa yang disebut diafragma panggul, ia menjadi
saluran anal, dikelilingi oleh otot-otot panggul yang kuat. Saluran anal ini berukuran sekitar 3-4
cm dan berisi sfingter anal internal dan sfingter anal eksternal, kelenjar anal dan pleksus
hemoroid.

Dubur dan sfingter anal internal dipersarafi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis
(tidak sadar), sedangkan sfingter anal eksternal memiliki persarafan somatik (sadar). Seluruh area
memiliki persarafan sensorik yang sangat halus dan kaya vaskularisasi. Kelanjutan tinja, selain
dipengaruhi oleh karakteristik materi tinja, sangat tergantung pada unsurunsur yang bertindak
sebagai reservoir (sigmoid dan rektum usus besar), pada kemampuan beradaptasi dubur dan pada
struktur yang menggunakan fungsi penghalang. (Sphincter anal internal dan eksternal).
Kontinensi anal dan otorisasi untuk buang air besar juga tergantung pada sensitivitas spesifik di
mana bagian gas dan feses dikenali, dengan distensi dubur ditafsirkan sebagai keinginan untuk
buang air besar. Fungsi reservoir dari usus besar memungkinkan tinja padat disimpan untuk
waktu yang lama tetapi tidak tinja cair. Rektum biasanya kosong tetapi jika diisi, kemampuan
adaptasinya memungkinkan untuk menunda pengosongan kotoran yang dikandungnya.

Mekanisme buang air besar ada beberapa tahap yaitu:

3
 Kontraksi segmental, bukan pendorong, dari isi usus.
 Kontraksi peristaltik propulsi, untuk transfer feses bolus ke usus besar kiri.
 Kontraksi segmental, bukan pendorong, yang memfasilitasi reabsorpsi isi usus.
 Ketika kandungan usus mencapai lepuh dubur dan volume cukup, stimulus diproduksi di
dinding rektum, diubah menjadi keinginan untuk buang air besar, yang disertai dengan
relaksasi refleks sfingter anal internal dan kontraksi perut, dari peningkatan otot anus dan
relaksasi sfingter eksternal (fase sadar).

2. Struktur Rectum

Rektum terbagi menjadi beberapa komponen, antara lain:


1) Rectosigmoid junction
Pembagi antara kolon sigmoid dank anal dubur yng hamper sejajar dengn ascending dan descending
kolon.
2) Ampula dubur
Awalnya diameter rectum sama dengan diameter kolon sigmoid, tapi semakin jauh diameternya
melebar. Titik dimana kanal dubur mencapai dilatasi maksimum menandai awal dari struktur khusus
ini yangberfungsi sebagai reservoir jangka pendek untuk kotoran sebelum buang air besar.
3) Cincin anorektal
Pada titik terminansi dari rectum intestinum, ada struktur berbentuk cincin seperti otot yang kuat
dan memisahkan dari lubang anus. Seiring dengan otot puborectalis, bagian atas sfinger eksternal
dan internal juga berkontribusi terhadap fungsi struktur pencegahan yaitu pengendalian tinja.

3. Fungsi Rectum
- Menerima feses dari usus besar
- Sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Dinding rectum elastis sehingga bisa
menampung cukup banyak feses
- Memberi perasaan ingin buang air besar (defekasi)
4
- Membantu feses keluar dengan gerak peristaltic
- Mendorong kembali feses ke usus besar jika feses tak kunjung dikeluarkan, hal ini berbahaya
karena bisa membuat feses mengeras akibar airnya kembali diserap usus besar.
- Menaan feses agar tidak keluar secara tiba-tiba

Penjelasan:

Rektum bertindak sebagai tempat penyimpanan sementara untuk feses. Rektum menerima
bahan feses dari kolon desenden, ditransmisikan melalui kontraksi otot reguler yang disebut
peristaltik. otot otot yang melapisi daerah anus itu meregang atau melebar. Otot spinkter yang
menyusun rektum itu ada dua yaitu otot lurik dan otot polos. Saat dinding rektum mengembang
akibat bahan-bahan yang mengisinya dari dalam, regangkan reseptor dari sistem saraf yang terletak
di dinding rektal merangsang keinginan untuk mengeluarkan feses, suatu proses yang disebut buang
air besar.
jadi mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material didalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk defeksi. jika defeksi tidak terjadi sering
kali material akan kembali ke usus besar dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. jika
defeksi tidak terjadi pada periode yang lama , konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi
Sfingter anal internal dan eksternal, dan kontraksi istirahat puborectalis, mencegah
kebocoran feses (inkontinensia feses). Ketika rektum menjadi lebih buncit, sfingter rileks dan
pengusiran refleks dari isi rektum terjadi. Pengusiran terjadi melalui kontraksi otot-otot rektum.
Desakan untuk buang air besar secara sadar terjadi setelah tekanan rektum meningkat hingga
melebihi 18 mmHg; dan refleks pengusiran pada 55 mmHg. Pada buang air besar secara sadar,
selain kontraksi otot rektum dan relaksasi sfingter anal eksternal, kontraksi otot perut, dan relaksasi
terjadi otot puborectalis. Ini berfungsi untuk membuat sudut antara rektum dan anus lebih lurus, dan
memfasilitasi buang air besar.

C. Pengertian dan Fungsi Anus

1. Pengertian
Anus adalah bagian terakhir dari sistem pencernaan pada manusia dan hewan, Anus sering
disebut dengan dubur yang merupakan perpanjangan dari rektum yang terletak di luar tubuh,
terbuka atau tertutupnya anus diatur oleh otot sfingter. Anus memiliki otot dasar panggul dan
dua sfingter anal, yaitu sfingter internal dan sfingter eksternal.

5
Otot dasar panggul membentuk sebuah sudut antara rektum dan anus.otot dasar panggul
berfungsi untuk menghentikan feses keluar di saat tidak ingin buang air besar. Sedangkan
sfingter anal berfungsi untuk membantu mengendalikan keluarnya feses.
Sfingter anal internal membantu mencegah feses keluar pada saat melakukan aktivitas.
Sedangkan sfingter eksternal yang membantu menahan/mengontrol feses agar tidak keluar
sebelum kita ingin membuang air besar.

2. Struktur Anus

Kulit di sekitar anus adalah kulit berkeratin, yang dilapisi oleh epitel skuamos
stratified dan memiliki komponen kulit rambut halus, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan
nervus somatik “sensitif terhadap nyeri” tanpa komponen kulit tersebut maka kulit terlihat
seperti dilapisi sel epitel kuboid.

Saluran anal mempunyai panjang sekitar 2-4,5 cm, dikelilingi oleh otot berbentuk
seperti cincin yang disebut sfingter anal internal dan sfingter anal eksternal. Saluran ini
dilapisi oleh membran mukosa bagian atas saluran ini memiliki sel yang menghasilkan
sekret untuk mempermudah feses keluar dari tubuh.

Bagian-Bagian Anus meliputi:

a) Anal canal
Anal canal atau kanalis anal merupakan saluran dengan panjang sekitar 4
sentimeter, dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian atasnya dilapisi mukosa glandular
b) Rectum

6
Merupakan organ yang berbeda dengan anus, rectum merupakan ruangan
dengan panjang sekitar 12-15 sentimeter, terletak setelah kolon (usus besar), rectum
berfunsi untuk menampung feses sementara, ketika rectum sudah penu, maka dinding
rectum akan memberi rangsangan ke otak sehingga timbul keinginan utuk uang air
besar atau biasa disebut defekasi.

c) Sfingter anal intenal


Sfinger anal internal adalah jaringan otot olos yang mengelilingi 2,5 sentimeter
bagian kalis anal. Sfinger anal internalmemiliki ketebalan sekitar 5 milimeter, disususn
oleh otot polos menyebabkan kerja dari sfinger berlangsung tidak sadar dan tidak dapat
dikontrol. Fungsi dsri sfingter anal internal untuk mengatur pengeluaran feses saat
buang air besar agar feses tidak kembali masuk ke usus.

d) Sfingter anal eksternal


Merupakan jaringan otot rangka yang berbentuk elips melekat pada dinding
anus,memiliki pajang 8-10 sentimeter,berfungsi untuk membuka dan menutup kanalis
anall, karena disusun oleh otot rangka maka kerjanya secara sadar, otot ini yang
membuat kita bisa menahan proses defekasi untuk sementara.

e) Pectinate line
Merupakan garis yang berfungsi sebagai garis pembagi antara dua pertiga
atas dengan sepertiga bawah anus, berfungsi sangat penting karena bagian yang
dipisakan olenya membuat struktur dan fungsi yang berbeda.

3. Fungsi Anus
Anus memiliki beberapa fungsi diantaranya :
a) Untuk melakukan defekasi
Defekasi merupakan proses membuang kotoran sisa pencernaan dalam bentuk feses.
Defekasi disebabkan oleh reaksi otot pada dinding rectum yang dipengaruhi oleh system
saraf, otot yang bereaksi tersebut adala otot sfingter.

b) Mengatur keluarnya feses


Pada saat proses buang air besar, kitadapat mengatur pengeluaran feses sesuai
keinginan.

7
c) Menahan buang air besar di saat tertentu
Rasa ingin buang air besaar juga dapat ditahan ketika belum sampai ke toilet, hal ini
karena ada kontraksi otot sfingter dan levator setelah menerima impuls dari otak. Otak
mengeluarkan impuls tersebut ketika kita ingin menahannya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pejelasan materi diatas, dapat kita simpulkan bahwa :
1. Usus besar, rectum, dan anus termasuk organ pencernaan
2. Sistem pencernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan seingga dapat disrap
dan digunakan ole sel-sel tubuh secara fisika maupun kimia.
3. Usus besar adalah salah satu organ pencernaan manusia yang berbentuk seperti huruf U terbalik dan
letaknya mengelilingi organ pencernaan usus halus. Usus besar menghubungkan dari bagian sekum
sampai ke bagian rectum.
4. Rectum merupakan organ yang berbeda dengan anus, rectum merupakan ruangan dengan panjang
sekitar 12-15 sentimeter, terletak setelah kolon (usus besar), rectum berfunsi untuk menampung feses
sementara, ketika rectum sudah penu, maka dinding rectum akan memberi rangsangan ke otak sehingga
timbul keinginan utuk uang air besar atau biasa disebut defekasi.
5. Anus adalah bagian terakhir dari sistem pencernaan pada manusia dan hewan, Anus sering disebut
dengan dubur yang merupakan perpanjangan dari rektum yang terletak di luar tubuh.
6. Fungsi usus besar adalah untuk absorbsi air dan elektrolit untuk membentuk feses dan penyimpanan
feses sampai dikeluarkan
7. Fungsi rectum adalah sebagai tempat penyimpanan sementara untuk feses.
8. Fungsi anus adalah untukmengatur keluarnya feses dan melakukan proses defekasi.

B. Saran
Dalam makalah ini, hal yang harus diperhatikan adalah fungsi-fungsi dan mekanisme organ
pencernaan yang diantaranya meliputi usus besar, rectum dan anus, sehingga kita dapat memahami dengan
baik mekanismenya, maka kita akan bertambah ilmu dan waawasan mengenai organ-organ tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/eb/ColonSigmoideo.png/250px-
ColonSigmoideo.png Diakses pada Rabu, 19 Agustus 2020

https://4.bp.blogspot.com/5qWi_cU7gU/VfEYwTnrRrI/AAAAAAAABQs/NaTZI4PYhWc/s160/tips
%252Bmenjaga%252Busus.png Diakses pada Rabu, 19 Agustus 2020

https://usaha321.net/apakah-fungsi-rektum.html Diakses pada Rabu, 19 Agustus 2020

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rektum Diakses pada Rabu, 19 Agustus 2020

https://www.dosenpendidikan.co.id/anus-adalah/ Diakses pada Rabu, 19 Agustus 2020

http://analiskesehatand3.blogspot.com/2016/10/anatomi-fisiologi-rektum-dan-anus.html?m=1 Diakses pada


Rabu, 19 Agustus 2020

https://www.honesdocs.id/anatomi-sistem-pencernaan Diakses pada Rabu, 19 Agustus 2020

https://abdominalkey.com/surgical-anatomy-of-the-colon-rectm-and-anus/ Diakses pada Rabu, 19 Agustus


2020

10

Anda mungkin juga menyukai