OLEH :
2. HASIATY (105131107822)
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga makalah ini dengan baik. Makalah
"Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)" ini membahas mengenai seperangkat aturan tentang
cara menuliskan bahasa dengan huruf, kata, tanda baca, dan unsur serapan sebagai
sarananya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar Bahasa
Indonesia yang mana telah memberikan arahan serta bimbingan kepada kami selama
melaksanakan kegiatan perkuliahan, kemudian terima kasih juga kepada teman-teman
yang telah banyak memberikan bantuan secara materi maupun non materi, begitu juga
dengan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai dengan
baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Tujuan 2
BAB IIEJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
2.1 Pengertian 3
2.2 Pemakaian Huruf 3
2.3 Penulisan Huruf 4
2.4 Penulisan Kata 8
2.5 Pemakaian Tanda Baca 13
2.6 Penulisan Unsur Serapan 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 25
3.2 Saran 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Tujuan yang dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui cara penggunaan EYD yang benar pada penulisan hurufdan
kata
2. Mengetahui cara penggunaan EYD yang benar pada penulisanpartikel,
singkatan, akronim dan angka
3. Mengetahui cara penggunaan tanda baca yang benar sesuai dengan EYD
4. Mengetahui cara penggunaan unsur serapan yang benar sesuaidengan
EYD
3
BAB II
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
2. 1 Pengertian
Ejaan adalah aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah sistem aturan yang
jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk akan memberikan dampak pada ketepatan dan kejelasan makna. Seperti saat
pengemudi sedang mengemudikan kendaraannya, ejaan adalah rambu lalu lintas
yang harus dipatuhi oleh pengemudi.
Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan
menteri ini, maka EYD revisi sebelumnya diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Ejaan yang Disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Republik. EYD
memberikan aturan-aturan dasar tentang bunyi kata, kalimat, dan penggunakan
tanda baca. Kehadiran EYD ini merupakan satu upaya untuk menstandarkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar (Waridah, 2013: 1).
2. 2 Pemakaian Huruf
1) Abjad, Vokal dan Konsonan
Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. Perhatikan
lafal setiap huruf.
4
2. 3 Penulisan Huruf
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awalkalimat.
Misalnya: Dia membaca buku
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikanlangsung.
Misalnya: “Kemarin engkau terlambat,” katanya.
5
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya: bulan September, hari Natal
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya: Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai namageografi.
Misalnya: Laut Jawa, Selat Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak dipakai menjadi unsur nama diri.
Misalnya: berlayar ke teluk, menyeberangi selat
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
dipakai sebagai nama jenis.
Misalnya: garam inggris, kacang bogor
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya: Republik Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi
negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan serta nama
dokumen resmi.
Misalnya: menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya: Perserikatan Bangsa Bangsa, Undang-Undang
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) didalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang dan untuk yang
tidak terletak apda posisi awal.
Misalnya: Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”
7
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Misalnya: Dr. = doktor, dr. = dokter, Prof = profesor
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuaan.
Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya: Sudahkah Anda tahu?
B. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya: Majalah Bahasa dan Kesusatraan
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya: Dia bukan menipu tapi ditipu.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing.
Misalnya: Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring diberi satu garis di bawahnya.
C. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks,
dan lampiran.
Misalnya:
- Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
8
1.2 Tujuan
2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk
keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya:
- Saya tidak mengambil bukumu
- Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris
Seharusnya:
- Saya tidak mengambil bukumu
- Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris
2. 4 Penulisan Kata
A. Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: Buku itu sangat menarik
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya: bergerigi, terhapus
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.
Misalnya: Bertanda tangan, tanda tangani
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: memberitahukan, ditandatangani, melipatgandakan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: dwiwarna, antibiotik, biokimia, mahasiswa
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang dan kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata
tanda hubung.
Misalnya: anak-anak, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kerja sama, kambing hitam, mata kuliah
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian
unsur yang berkaitan.
9
Misalnya:
- ibu-bapak kami - ibu bapak-kami
- anak-istri Ali - anak istri-Ali
Kata-kata ganti di atas (-ku, -mu, dan -nya) dirangkaikan dengan tanda hubung
apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali
dengan huruf kapital.
Misalnya: KTP-mu, SIM-nya, STNK-nya
J. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: Toko itu memberi hadiah kepada si pembeli.
Catatan:
Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika kata-kata itu
diperlakukan sebagai unsur nama diri.
Misalnya: Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Misalnya: 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat
terbit.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
6a.Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya: Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
6b.Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya: Bentuk dan Kedaulatan (Bab 1 UUD ’45)
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal suatatau
nama dan alamat surat.
Misalnya:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau
melainkan.
Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului indukn kalimatnya.
14
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya utnuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Misalnya: B. Ratulangi, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya: 12,5 m
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya: Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
13. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya: Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langung itu berakhir
dengan tanda tanya atau seru.
Misalnya: “Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagiankalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya: Malam akan larut; pekerjaan belum selesai juga
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubunguntuk
memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk.
Misalnya: Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu bekerja di dapur.
D. Tanda Titik Dua (:)
1a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
- Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidupatau
mati.
1b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan
pelengkap yang mengkahiri pernyataan.
Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
16
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung
tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
G. Tanda Elipsis (…)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya: Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam satu kalimat atau naskahada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah titik untuk menandai penghilangan teks dan atu untuk
menandai akhir kalimat.
Misalnya: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat….
H. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimattanya.
Misalnya: Kapan ia berangkat?
2. Tanda taya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagiankalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat membuktikan kebenarannya.
Misalnya: Uangnya sebanyak 10 jta rupiah (?) hilang.
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesuda ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa
emosi yang kuat.
Misalnya:
- Alangkah seramnya peristiwa itu!
- Bersihkan kamar itu sekarang juga!
J. Tanda Kurung ((…))
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor itu.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
19
l. q menjadi k
aquarium menjadi akuarium
frequency menjadi frekuensi
m. rh menjadi r
rhapsody menjadi rapsodi
rhombus menjadi rombus
n. sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk
sclerosis menjadi sklerosis
scriptie menjadi skripsi
Catatan:
1. Unsur pungutan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaanbahasa
Indonesia tidak perlu lagi diubah.
Misalnya: Kabar, sirsak, iklan, erlu, bengkel, hadir
2. Sekalipun dalam ejaan yang dismpurnakan huruf q dan x diterima
sebagai bagian abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua
huruf itu diindonesiakan menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf
itu dipergunakan dalam penggunaan tertentu saja, seperti dalam
pembedaan nama dan istilah khusus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ejaan merupakan keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-
lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang- lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa. Ejaan yang
disempurnakan bertujuan untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa indonesia
yang baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam EYD, seperti :
1. pemakaian huruf,
2. penulisan huruf,
3. penulisan kata,
4. penulisan unsur serapan, dan
5. pemakaian tanda baca.
3.2 Saran
Dari tugas makalah ini, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu
semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan
pemahaman kita mengenai pengguanaan tanda baca yang baik dan benar yang tentu
saja sesuai dengan EYD.
23
DAFTAR PUSTAKA
24