Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
ABSTRAK
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayat-Nya sehingga penulisan makalah “Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD)“ . Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam mata
kuiah Bahasa Indonesia.
Makalah ini bertujuan sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa agar
semakin baku, membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku
penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih cepat dan
mudah.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) memiliki peran yang cukup besar dalam
mengantur etika berbahasa secara tertulis, diharapkan hal ini dapat disampaikan
serta dipahami secara komprehensif dan terarah. Diharapkan juga aturan EYD ini
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga proses penggunaan tata
Bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
Berdasarkan latar belakang di atas. Rumusan masalah tulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan EYD
2. Bagaimana cara penggunaan EYD yang benar pada penulisan huruf dan
kata ?
3. Bagaimana cara penggunaan EYD yang benar pada penulisan partikel,
singkatan, akronim, dan angka?
4. Bagaimana cara penggunaan tanda baca yang benar sesuai dengan EYD ?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1Pengertian EYD
Ejaan adalah aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah sistem aturan yang
jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk akan memberikan dampak pada ketepatan dan kejelasan makna. Seperti
saat pengemudi sedang mengemudikan kendaraannya, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh pengemudi.
Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan
menteri ini, maka EYD revisi sebelumnya diganti dan dinyatakan tidak berlaku
lagi.
Ejaan yang Disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Republik.
EYD memberikan aturan-aturan dasar tentang bunyi kata, kalimat, dan
penggunakan tanda baca. Kehadiran EYD ini merupakan satu upaya untuk
menstandarkan bahasa Indonesia secara baik dan benar (Waridah, 2013:1)
Gabungan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Kh khusus akhir tarikh
ng ngilunyata bangun senang
Ny syarat banyak -
Sy isyarat arasy
Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a, i, u, e, o sisanya adalah
konsonan (k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia
juga digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang. Setiap
pasangan itu menghasilkan satu bunyi yang dapat membedakan arti. Karena itu,
kh, ng, ny, sy masing-masing dihitung sebagai satu k (konsonan).
Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang berurutan
harus dalam satu suku kata-menciptakan bunyi luncuran (bunyi yang berubah
kualitasnya) yang berbeda dengan lafal aslinya. Perhatikan contoh di bawah ini.
C. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka,
indeks, dan lampiran.
Misalnya:
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk
keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya:
Saya tidak mengambil bukumu
Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris
Seharusnya:
Saya tidak mengambil bukumu
Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung bariS
2. 4 Penulisan Kata
A. Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: Buku itu sangat menarik
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya: bergerigi, terhapus
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.
Misalnya: Bertanda tangan, tanda tangani
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: memberitahukan, ditandatangani, melipatgandakan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: dwiwarna, antibiotik, biokimia, mahasiswa
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang dan kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
kata tanda hubung.
Misalnya: anak-anak, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kerja sama, kambing hitam, mata kuliah
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian
unsur yang berkaitan.
Misalnya:
- ibu-bapak kami
- anak-istri Ali
- ibu bapak-kami
- anak istri-Ali
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat
padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya: apabila, bagaimana, beasiswa, kilometer
F. Partikel
1. Partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
Catatan:
Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis serangkai, yaitu
adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun,
maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.
Misalnya:
- Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui.
- Walaupun hari hujan, ia datang juga.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’ dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
- Perseroan Terbatas disingkat PT
- Perusahaan Dagang disingkat PD
- Comannditaire Venootschap disingkat CV
c. Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai
dan satu tanda titik.
Misalnya:
- kawan-kawan disingkat dkk.
- dan lain-lain disingkat dll.
Akan tetapi singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan
huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya:
- BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
- DKI (Daerah Khusus Ibukota)
d. Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang tidak di ikuti titik.
Misalnya:
- Au aurum
- TNT trinitrotoleun
- cm centimeter
- Rp rupiah
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau
gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca
diperlakukan sebagai kata. Ada tiga ketentuan dalam penulisan
akronim.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret
kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
- FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam)
- ISPA (Infeksi Salurana Pernafasan Atas)
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.
Misalnya:
- Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
- Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
- Sespa (Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi)
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
- rudal peluru kendali
- iIptek ilmu pengetahuan dan teknologi
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Catatan :
Tanda tititk tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan
atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam
deretan angka atau huruf.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu.
Misalnya: Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya: 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Misalnya: Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
.Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya: Bentuk dan Kedaulatan (Bab 1 UUD ’45)
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal suat
atau nama dan alamat surat.
Misalnya:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau
mati.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan
pelengkap yang mengkahiri pernyataan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari tugas makalah ini, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu
semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan
pemahaman kita mengenai pengguanaan tanda baca yang baik dan benar yang
tentu saja sesuai dengan EYD.
DAFTAR PUSTAKA
Nadia, Nai. 2022. Mengenal lebih jelas Ejaan Yang DIsempurnakan (EYD)
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/ejaan-x-eyd-pengertian-fungsi-dan-
penulisan-kata-dalam-bahasa-indonesia
Waridah, Ernawati. 2013. EYD; Ejaan yang Disempurnakan & Seputar Kebahasa-
Indonesiaan. Bandung: Ruang Kata.
Waridah, Ernawati. 2014. Pedoman Kata Baku dan Tidak Baku Dilengkapi Ejaan
yang Disempurnakan. Bandung: Ruang Kata.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................................