Anda di halaman 1dari 35

Kegiatan Belajar 1

EJAAN DAN TANDA BACA

i
DAFTAR ISI
Kegiatan Belajar 1
Ejaan dan Tanda Baca

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii


PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

Deskripsi Singkat ............................................................................................. 1

Relevansi ......................................................................................................... 2

Petunjuk Belajar ............................................................................................... 2

INTI .................................................................................................................... 2

Capaian Pembelajaran ...................................................................................... 2

Sub capaian pembelajaran ................................................................................ 3

Uraian Materi ................................................................................................... 3

1. Penggunaan ejaan dan tanda baca .......................................................... 3

2. Pemakaian Huruf Vokal dan Konsonan.................................................. 4

3. Pemakaian Huruf Besar/Kapital, Huruf Miring dan Huruf Cetak Tebal .. 6

4. Penulisan Kata ..................................................................................... 12

5. Pemakaian Tanda Baca ........................................................................ 17

Forum Diskusi ................................................................................................ 27

PENUTUP ........................................................................................................ 28

Rangkuman .................................................................................................... 28

Tes Formatif................................................................................................... 29

Daftar Pustaka ................................................................................................. 32

ii
KEGIATAN BELAJAR 1

EJAAN DAN TANDA BACA

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat
Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan
bahasa tulis merupakan pencerminan kembali bahasa lisan tersebut dalam bentuk
simbol-simbol tertulis (Keraf, 2004). Simbol-simbol tertulis tersebut perlu disusun
dan diungkapkan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami secara jelas dan benar
sesuai apa yang dimaksud oleh penulis. Dalam hal ini, penggunaan bahasa simbol
dan tanda baca yang efektif adalah mutlak. Menurut Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(2008), bahasa Indonesia yang efektif dan berdaya guna, selain mengenal kaidah-
kaidah baku, banyak juga mengenal perangkat-perangkat yang mendukung.
Dalam kegiatan menulis karya ilmiah, ada beberapa hal dan aturan yang
harus ditaati oleh seorang penulis, salah satunya adalah penggunaan ejaan dan
tanda baca. Sebelum mempelajari bagaimana ejaan dan tanda baca dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), sebaiknya perlu diketahui
terlebih dahulu mengenai sejarah ejaan yang pernah digunakan di Indonesia.
Sumber-sumber informasi terkadang tidak selalu menggunakan PUEBI, tetapi
dapat juga menggunakan ejaan van Ophuijsen atau Soewandi.
Dalam Modul 1 ini akan diuraikan kaidah-kaidah baku penggunaan ejaan
dan tanda baca dalam bahasa Indonesia sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan oleh Kemntrian Pendidikan Nasional. Materi ini
meliputi penggunaan huruf abjad, vokal, konsonan, diftong, kapital, huruf miring,
cetak tebal, kata turunan, gabungan kata, partikel, singkatan, akronim, istilah, dan
berbagai macam tanda bahasa.

1
Relevansi
Modul ini memiliki relevansi untuk mendukung pelaksanaan program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Untuk dan agar dapat
menggunakan bahasa Indonesia terutama dalam tata tulis yang benar, ada prinsip
untuk mengenal kaidah ejaan dan tanda baca. Penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar, mutlak menjadi syarat yang harus dipenuhi para pemakai bahasa
Indonesia secara tertulis. Tentang ejaan dan tanda baca juga menjadi materi
pembelajaran bahasa di sekolah. Oleh karenanya sebagai guru Bahasa Indonesia,
diharapkan Saudara memiliki pengetahuan tentang teori tentang ejaan dan tanda
baca yang tepat dan benar. Materi modul ini diharapkan memiliki manfaat untuk
lebih lebih mengenal tanda baca dan ejaan.

Petunjuk Belajar
 Bacalah capaian pembelajaran dan subcapaian modul ini dengan cermat.
 Bacalah isi modul ini sembari menggunakan pengalaman Saudara dalam
berkomunikasi secara tertulis, khususnya dalam penggunaan ejaan dan tanda
baca.
 Cobalah mengamati karya tulis pada bagian penggunaan ejaan dan tanda
bacanya.
 Buatlah catatan penting atau semacam penanda (garis bawah/perwanaan
tertentu) pada bagian ejaan dan tanda baca yang belum sesuai dengan kaidah
yang benar, menurut pemahaman Saudara.
 Kerjakanlah setiap latihan atau tugas dan tes formatif secara runtut dan
optimal dengan memperhatikan rambu-rambu jawaban.
 Saudara dapat menambah informasi tentang materi ini dengan membaca
sumber referensi lain yang relevan.

INTI
Capaian Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan penggunaan ejaan dan tanda baca sesuai dengan
kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.

2
Sub capaian pembelajaran
Mengetahui dan memahami ejaan dan tanda baca baku dalam bahasa tulis
Mengidentifikasi penggunaan ejaan dan tanda baca baku dalam sebuah tulisan
Siswa mampu menggunakan ejaan sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia.
Siswa mampu menggunakan tanda baca sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia.

Uraian Materi
1. Penggunaan ejaan dan tanda baca
Bahasa sebagai sistem tanda terdiri atas signifie yang berupa konsep-
konsep tertentu dalam pikiran manusia dan signifiant berupa realisasi konsep-
konsep tertentu yang diwujudkan dalam bentuk ujaran. Konsep-konsep yang
diujarkan itu bersifat arbitrer (mana suka). Kemanasukaan itu sudah disepakati
oleh sekelompok penutur bahasa tertentu (konvensional). Hal inilah yang
menyebabkan lahirnya berbagai macam ragam bahasa dengan segala macam
aturannya.
Dalam setiap bahasa ragam tulis, setiap bahasa memiliki aturan ejaan.
Aturan dalam ejaan terkait dengan kaidah cara menggambarkan bunyi, seperti
kata, kalimat, frasa, dan sebagainya dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda
baca. Sejak tahun 1972, ejaan yang digunakan adalah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
Dalam bahasa tulis, kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang
digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan.
Segala macam tanda tersebut untuk mengambarkan perhentian antara, perhentian
akhir, tekanan, tanda tanya dan lain-lain. Tanda tanda tersebut dinamakan tanda
baca. Tanda baca yang ditemukan dalam bahasa tulis merupakan bagian dari
kaidah ejaan dalam suatu bahasa.
Ejaan adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan
pemisahan kata, serta penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Dalam
KBBI disebutkan bahwa ejaan merupakan kaidah cara menggambarkan bunyi-

3
bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Berdasarkan konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasan
ejaan membicarakan hal-hal sebagai berikut:
pemakaian huruf vokal dan konsonan,
penggunaan huruf kapital, miring dan cetak tebal
penulisan kosakata dan bentukan kata,
penempatan dan pemakaian tanda baca.

2. Pemakaian Huruf Vokal dan Konsonan


A. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima
huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Vokal
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa
e* enak petak sore
ember pendek -
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu

Keterangan:
*Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya:

4
Kami menonton flm seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.

B. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Keterangan:

* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu.
Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].

5
3. Pemakaian Huruf Besar/Kapital, Huruf Miring dan Huruf Cetak Tebal
A. Huruf Besar/Kapital
Beberapa kaidah baku yang harus ditaati dalam penggunaan huruf besar
adalah:
1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contohnya:
Saya lapar.
Berita tentang peristiwa itu dimuat di surat kabar.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada petikan langsung.
Contohnya:
Presiden bertanya “Berapa banyak keluarga miskin di NTT?”
“Semua pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan” kata Adik.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contohnya:
Allah
Yang Mahakuasa
Allah akan memberikan jalan keluar kepada umat-Nya.
Alkitab
Quran
Islam
Kristen
Bimbinglah hamba-Mu, ya, Tuhan, ke jalan yang Engkau
kehendaki.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk
gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Contohnya:
Sultan Hamengko Buwono ke XII
Nabi Musa
Hajah Eyanoer

6
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contohnya:
Wakil Presiden Boediono.
Perdana Mentri Ramos Horta
Jendral Adoe Tae
Profesor Yusuf Henukh
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat:
Contohnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik kemarin?
Kemarin Doktor Marthen Mullik dikukuhkan menjadi professor
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contohnya:
Soesilo Bambang Yodhoyono
Frans Umbu Datta
Paulusa Isliko
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai jenis atau satuan ukuran:
Contohnya:

7
Mesin diesel
5 ampere
10 volt
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Contohnya:
Satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Berbagai macam suku di NTT antara lain suku Rote, Sabu, dan
Timor.
Menjaga ketertiban dunia adalah juga tanggung jawab bangsa
Indonesia.
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan:
Contohnya:
Mengindonesiakan kata asing
Keinggris-inggrisan
8) a). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.
Contohnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
b). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa
sejarah.
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contohnya:
Timor Barat Jakarta

8
Selat Pukuafu Amerika Serikat
Gunung Mutis Bukit Barisan
Danau Batur Sungai Musi
Jalan El Tari Pegunungan Himalaya
Kali Noelmina Teluk Benggala
Catatan:
a. Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak dipakai menjadi unsur nama diri.
Contohnya:
mandi di kali
menyeberangi selat
menuju ke barat
b. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis
tidak ditulis dengan huruf capital
Contohnya:
garam inggris jeruk bali
gula rote kacang bogor
jagung rote petai cina
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk
Contohnya:
Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Peraturan Pemerintah Nomor 19, Tahun 2010
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Perserikatan Bangsa-Bangsa

9
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsure
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah
serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contohnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Saya suka membaca majalah Bahasa dan Sastra
Ia suka membaca harian umum Pos Kupang
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Contohnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. Pendeta
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Contohnya:
“Kapan Saudara diwisuda?” tanya Kakak
“Silahkan diminum, Nak” kata Ibu
Meraka pergi bertanya kepada Pak Camat
Besok pagi Bapak akan tiba
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Conohnya:

10
Sudah sadarkah Anda?
Lamaran Anda telah kami terima
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contohnya:
Kita patut menghormati sudara kita, ibu dan bapak kita.
Dia adalah salah seorang camat di kabupaten Rote Ndao.

B. Huruf Miring
Sama halnya dengan Huruf Besar, penggunaan huruf miring pun harus
mengikuti kaidah baku berikut ini:
1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya:
Majalah Tempo.
Buku Kecerdasn Emosional karangan Daniel Coleman
2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata tertentu.
Contohnya:
Mahasiswa sedang ujian skripsi
Buatlah sebuah kelimat dengan kecerdasan emosional
3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contohnya:
Nama ilmiah rumput kume adalah Sorghum plumosum
Sebuah team work yang kuat perlu dilatih secara teratur

C. Huruf Cetak Tebal


1) Huruf cetak tebal digunakan untuk menuliskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan
lampiran.

11
Contohnya:
Judul : BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI
Bab : BAB I SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA
INDONESIA
Bagian bab : A. Sejarah Bahasa Indonesia
B. Perkembangan Bahasa Indonesia
Daftar, indeks, dan lampiran
DAFTAR ISI
DAFTRA TABEL
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
INDEKS
LAMPIRAN
2) Huruf cetak tebal digunakan untuk menuliskan lema dan sublema serta
untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi dalam
kamus
Contohnya:
Abad n 1 masa seratus tahun: ….; 2 jangka waktu yang lamanya
seratus tahun...; 3 zaman (yang lamanya tidak tentu); 4 masa yang
kekal, tidak berkesudahan;

4. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan
Contohnya:
Saya lapar karena belum makan sejak kemarin
Kami rajin sekali
B. Kata Turunan
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contohnya:

12
bertenaga
menengok
membuat
disuntik
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contohnya:
Bertepuk tangan
Mengalir
garis bawahi
sebar luaskan
3) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
digarisbawahi
penghancurleburan
menyebarluaskan
4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
antarkota semiprofessional
antarpulau ekstrakurikuler
mancanegara
pascasarjana

C. Kata Ulang
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menuliskan tanda hubung
(-) di antara kedua kata.
Contohnya:
anak-anak huru-hara
kuda-kuda

13
D. Gabungan Kata
1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur unsurnya ditulis terpisah.
Contohnya:
duta besar
mata kuliah
persegi panjang
model linear
2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda penghubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contohnya:
alat pandang-dengar
ibu-bapak kami yang berada di seberang lautan
orang tua-muda
anak-istri saya
3) Gabungan kata yang lazim ditulis serangkai.
Contohnya:
acapkali
olahraga
manasuka
adakalnya

E. Kata Ganti
Kata ganti ku, kau-, dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkia dengan kata yang
mendahuluinya.
Contohnya:
Apa yang kubuat pasti ada alasannya
Hartamu, hartku, dan hartnya tidak mungkin disatukan
Mengapa kaulakukan itu?

14
F. Partikel
1) Partikel –lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Contohnya:
Bacalah soal secara teliti sebelum mulai menjawab
Siapakah yang sanggup melawan Goliat?
Apatah gunanya bermuram durja
2) Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian kalimat mendahuluinya atau mengikutinya.
Contohnya:
Keadaan neraca keuangan perusahaan per 1Maret 2011
Pertambahan bobot badan sapi per hari adalah 2 kg
Semua penumpang harus memasuki pesawat udara satu per satu

G. Singkatan dan Akronim


1.) Singkatan
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Contohnya:
A. K. Malik
Muh. Nuh
M.B.A. Master of business administration.
M.Sc. Master of science
Ph.D. Doctor of philosophy
Bpk. Bapak
Sdr. Saudara
Kol. Kolonel
Kel. Keluarga
Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau diikuti dengan tanda
titik.
Contohnya:

15
Dll. dan lain-lain
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan atas
tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.p. untuk perhatian
u.b. untuk beliau
2.) Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
Contohnya:
a) Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf besar.
Contohnya:
TNI Tentara Nasional Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
FKIP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SIM Surat Ijin Mengemudi
KTP Kartu Tanda Penduduk
b) Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf besar.
Contohnya:
Bapenas Badan Perencanaan Nasional
Fapet Undana Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana

16
5. Pemakaian Tanda Baca
Seorang penulis harus tepat menggunakan tanda baca dalam tulisannya.
Berikut ini berbagai macam aturan penulisan tanda baca yang harus diperhatikan
ketika menulis.
A. Tanda Titik (.)
1.) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat.
Contohnya:
Kita liburan ke Bali.
Saya datang terlambat.
2.) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
iktisar, atau daftar.
Contohnya:
a.1.1 Pembangunan
a.1.2 Lingkungan
b.1.1 Cara membangun rumah
b.1.2 Dukungan keuanga
3.) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Contohnya:
15.30.05 jam (15 jam , 30 menit, 05 detik)
4.) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Contohnya:
pukul 23.00.00
5.) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
Contohnya:
Mullik, M. L. 2011. Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis Ilmiah.
Undana Press

17
6.) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contohnya:
Jumlah buruh yang berdemontrasi adalah 30.800 orang.
7.) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, table, dan sebagainya.
Contohnya:
Pola Interaksi Dosen dan Mahasiswa
BAB I PENDAHLUAN
Latar Belakang Masalah
Tabel 1: Kesalahan Diksi
Lampiran 3: Instrumen Kesalahan Kalimat
8.) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tanggal
surat atau (2) nama alamat penerima surat.
Contohnya:
Yth. Sdr. Nimrot Kase (tanpa titik)
Jalan Soeharto 72 (tanpa titik)
Kupang (tanpa titik)
1 Maret 2011 (tanpa titik)

B. Tanda Koma (,)


1.) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Contohnya:
Saya membutuhkan batu, kayu, semen, dan pasir untuk
membangun rumah.
Urutan dari angka bulat terkecil adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.
2.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Contoh:

18
Saya akan hadir, tetapi agak terlambat karena ada rapat di kantor.
Ia tidak berangkat ke Surabaya, melainkan ke Jakarta.
3.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahuli induk kalimat.
Contohnya:
Kalau lapar, saya Saya akan makan.
Karena terlambat, ia tidak bisa menjawab semua soal ujian dengan
baik.
4.) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun, begitu, dan tetapi.
Contoh:
… … . Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak datang.
… … . Akan tetapi, kebenaran tidak bisa ditutupi dengan cara apap
5.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, dari kata lain yang terdapat dalam kalimat.
Contoh:
O, saya kira Anda bukan orang rote.
Istirahat yang cukup, ya, biar cepat sembuh
Aduh, sakit sekali.
6.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contohnya:
Katanya, “Saya lapar sekali’
“Saya lapar sekali” katanya, “Karena tidak makan sejak kemarin.”
7.) Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau
negara yang ditulis berurutan.
Contohnya:
Nama dan alamat tempat kerja saya adalah Fakultas Peternakan,
Universitas

19
Nusa Cendana, Jalan Adisucipto 10, Penfui, Kupang, NTT 85001,
Indonesia.
8.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa Indonesia Dalan Karya Tulis
Ilmiah.Undana Press.
9.) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contohnya:
A.K. Malik, Kalimat Efektif (Kupang, Undana Press, 2011), hlm
19.
10.) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Contohnya:
M. L. Mullik, Ph.D.
A. Konda Malik, M.P.
11.) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contohnya:
6,9 km
Rp 56,50
12.) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contohnya:
Teman kerja saya, pak Agus Konda Malik, sangat mahir dalam berbahasa.
Semua mahasiswa, baik jurusan produksi maupun nutrisi, wajib hadir.
13.) Tanda koma dipakai -untuk menghindari salah baca- di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat
Contohnya:
Dalam masalah berbahasa, kita harus menaati kaidah-kaidah baku.

20
Atas kesediaannya, diucapi terima kasih.

C. Tanda Titik Koma (;)


1.) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contohnya:
Rasa kantuk semakin berat; pekerjaan pun belum rampung juga.
2.) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan yang memisahkan yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contohnya:
Ayah membaca Koran di verandah, Ibu sibuk bekerja di dapur;
Adik menghafal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
menonton acara “Kick Andy”.

D. Tanda Titik Dua (:)


1.) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau perintah.
Contohnya:
Para pegawai kantor ini membutuhkan peralatan kantor: meja,
kursi, dan komputer, dan printer.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contohnya:
Para pegawai kantor ini membutuhkan meja, kursi, komputer, dan
printer.
2.) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
perintah.
Contohnya:
Ketua : Ayu Suhesti
Sekretaris : Intan
Tempat Kuliah : Ruang E1

21
Waktu : 09.00 WIB
3.) Tanda titik dua dipakai (a) di antara jilid atau nomor dan halam, (b) di
antara bab dan ayat dalam kitab suci, (c) di antara dua judul dan anak judul
suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan.
Contohnya:
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 13:20-28
Ibrani 3:1-10
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa Indonesia Dalan Karya Tulis
Ilmiah: Sebuah Tinjauan Aplikatif. Kupang: Undana Press.

E. Tanda Hubung (-)


1.) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Contohnya:
Selain mengajar, Benjamin juga melakukan kegiatan peneliti
-an yang berkaitan dengan maslah peternakan di NTT.
2.) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contohnya:
Tandah pada ternak sapi merupakan alat pertahan
-an tubuh yang dipakai untuk menghancurkan musuh.
3.) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Angka 2 pada kata
ulang tidak bisa pakai dalam teks karangan resmi.
Contohnya:
bapak-bapak (tidak ditulis bapak 2)
kadang-kadang (tidak ditulis kadang 2)
berulang-ulang (tidak ditulis ber-ulang2)
4.) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Contohnya:

22
k-e-l-u-r-a-h-a-n
02-03-2011
5.) Tanda hubung dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian
kata atau ungkapan, dan (b) penghilangan bagian-bagian kelompok kata.
Contohnya:
ber-evolusi
sepuluh-ribuan
Tanggung jawab- dan kesetiakawanan-sosial
6.) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf besar, (b) ke- dengan angka, c) angka dengan
an, (d) singkatan berhuruf besar dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama
jabatan rangkap.
Contohnya:
se-Undana
tahun 2000-an
mem-PHK-kan
Sinar-X
7.) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contohnya:
di-upgrade, di-cut off

F. Tanda Pisah (-)


1.) Tanda pisah membatasi penyisipan kata yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat.
Contohnya:
Dengan bekerja bersama -berdasarkan pengalaman saya selama
bertahuntahun- semua target organisasi dapat dicapai.
2.) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.
Contohnya:

23
Temuan Esintain -gaya gravitasi- telah meletakan landasan yang
kuat dalam pengembangan bidang penerbangan.
3.) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan
arti ‘sampai’ atau ‘sampai dengan’.
Contohnya:
1998-2011
Tanggal 25-04-1965
Kupang-Soe-Kefa

G. Tanda Elipsis (…)


1.) Tanda elpisis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contohnya:
Kalau begitu …, ya, tidak perlu dirisaukan lagi.
2.) Tanda elpisis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Contohnya:
Dan, perjuangan pergerakan kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu …bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

H. Tanda Tanya (?)


Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya, dan untuk menandai bagian
kalimat atau pernyataan yang disangsikan kebenarannya.
Contohnya:
Apakah Anda dalam keadaan sehat?
Memangnya kamu dari Australian?

I. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contohnya:
Alangkah malangnya nasib pemuda itu!

24
Keluar dari rumahku sekarang juga!
Merdeka!

J. Tanda Kurung ((…))


1.) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contohnya:
Dokumen usulan ini dilengkapi dengan lampiran-lampiran (daftar
nama anggota, ijasah, surat keterangan berkelakuan baik, dan hasil
wawancara) seperti yang disyaratkan.
2.) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contohnya:
Setiap tahun, ratusan peselancar dari berbagai negara mengadu
keahlian dalam Kompetisi Selancar Rote Ndao di Nemberala
(pantai yang memiliki gulungan ombak terbaik nomor 2 di dunia)
3.) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contohnya:
Bajak laut itu berasal dari (pulau) Alor
4.) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan
keterangan.
Contohnya:
Produktivitas menyangkut aspek (a) masukan, (b) proses, dan (c)
luara

K. Tanda Kurung Siku ([…])


1.) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
Contohnya:
Melindungi satwa li[a]r tidaklah mudah.

25
2.) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung (…).
Contohnya:
Rumput kume adalah rumput unggul lokal (asli NTT [bernama latin
Sorghum plumosum] khususnya terdapat di Timor, Rote, Sabu, Sumba)
yang memiliki nilai gizi tinggi.

L. Tanda petik (“…”)


1.) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Contohnya:
“Saya mandi dulu, ya” kata Andri, “Silahkan duduk dulu”
Ada pepatah yang berbunyi “rajin belajar, pangkal pandai”
2.) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contohnya:
Puisi “Aku” digubah oleh W.S.Rendra
Modul “Tanda Baca dan Ejaan” terdapat pada halaman 2-20.
3.) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contohnya:
Cara menyusun ransum ayam dapat dilakukan dengan metode
“coba-coba”.
Model potongan rambut acak dikenal dengan nama “punk”.

M. Tanda petik tunggal (‘…’)


1.) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contohnya:
Kata ayah, “tidakkah kamu dengar bunyi ‘tok…tok… tok’ di
pintu?”
2.) Tanda petik tunggal mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata
ungkapan asing.

26
Contohnya:
Sustainable ‘berkelanjutan’

N. Tanda garis miring ( / )


1.) Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun tawim.
Contohnya:
No. 124/Fpt/III/2011
Perumahan Dosen Undana Blok D/5
Tahun Akademik 2010/2011
2.) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Contohnya:
Bapak/Ibu/Saudara
Biaya pendidikan sebesar Rp 5 juta/semester
Sebuah alinea hanya boleh memilik satu buah gagasan/ide pokok.

O. Tanda Penyingklat atau Apostrof (‘)


Tanda penyingklat atau apsotrof menunjuk penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Contohnya:
Engkau ’kan berhasil asalkan tidak menyerah (‘kan = akan)
3 Maret ’11 (’11 = 2011)

TUGAS TERSTRUKTUR/ LATIHAN/FORUM DISKUSI


1. Identifikasi dan perbaikilah semua ejaan dan tanda baca yang salah atau
hilang dalam naskah tertulis di bawah ini:
produksi biomasa rumput kume cukup tinggi pada musim hujan produksi
rumput kume dapat mencapai 17 ton bahan segar per ha atau 3,73 ton bahan
kering per ha dami dato 1998 sayangnya karena rumput ini tumbuh secara
alami dan belum ada upaya budidaya sehingga hanya dapat dipanen sekali
dalam setahun pada musim hujan potensi produksi inipun belum dimanfaatkan

27
karena pada waktu yang bersamaan ketersediaan jenis pakan lain yang lebih
palatabel masih cukup berlimpah apalagi sifat selektifitas sapi saat merumput
sehingga cenderung memilih jenis hijauan pakan yang lebih halus daripada
rumput kume yang agak kasar oleh karenanya kelimpahan produksi rumput
kume tidak dimanfaatkan oleh ternak secara langsung maupun oleh peternak
kenyataan di lapangan masih ditemui adanya standing hay rumput kume ini
hingga musim kemarau tiba akumulasi biomasa rumput kume yang cukup
tinggi dalam bentuk stading hay di lokasi menjadi bahan baku yang sangat
baik bagi api sehingga setiap tahun selalu terjadi kebakaran di lahan lahan
terbuka di mana terdapat hay ruput kume.

2. Penulisan kata atau kalimat di bawah ini menyalahi kaidah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku. Silakan Anda perbaiki bentuk-bentuk itu,
sehingga sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, Ejaan yang
Disempurnakan (EyD). Kemukakan alasan Anda!
 kertas manila  Bertepuktangan, bertandatangan, menyebar
 milenium ke-III luaskan
 rahmatmu ya allah  ke-Tuhan-an, peng-Indonesia-an
 se asia tenggara  al-qur’an
 10 nopember 1945  ke Indonesiaan
 Jakarta 23 juli 2012  nabi Muhammad
 Rp 80000,- perkilo  sultan hamid keII

PENUTUP
Rangkuman
Seorang penulis yang mengharapkan idea atau gagasan dituangkannya
dalam bentuk bahasa tulis dapat dipahami dengan jelas dan benar oleh pembaca,
maka penulis tersebut harus menggunakan ejaan dan tanda baca sesuai standar
baku berbahasa tulis. Tanpa penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, sebuah

28
tulisan hanyalah rangkaian kata, frasa, dan kalimat yang tidak memiliki arti apa-
apa. Dengan demikian, pemahaman dan penguasaan ejaan dan tanda baca baku
dalam bahasa Indonesia merupakan hal yang wajib dan mutlak bagi seluruh
masyarakat yang menggunkan bahasa tulis sebagai media komunikasi.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi
ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan
penggabungannya dalam suatu bahasa).Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar
pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana
menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal
seperti bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan
kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata.Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD) meliputi; (1) pemakaian
huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5)
pemakaian tanda baca (pungtuasi). Hal ini diatur Dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) yang dikeluarkan oleh Badan Bahasa Kementerian
Pendikan dan Kebudayaan yang didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015.

Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang menurut Anda paling tepat!
1. Penulisan huruf kapital di bawah ini yang tepat, adalah ....
A. Saya ingin menikah dengan seorang Raden.
B. Sejak lahir dia belajar bahasa Sunda.
C. Amir bercita-cita menjadi Presiden seperti Jokowi.
D. Indonesia memiliki beberapa Danau.
E. Sudah lima tahun saya tinggal di kota Bandung.

2. Penulisan yang tepat, adalah ....


A. Kami sering menggunakan Bahasa Indonesia.

29
B. Gunung Batur terdapat di Pulau Bali.
C. Teori ini terdapat dalam Buku Ilmu Kebidanan.
D. Dia akan menjadi Menteri
E. Paman berkata, “benar, saya akan ke Jepang.”’

3. Penulisan huruf kapital yang tepat, adalah....


A. Selat Malaka
B. Bulan Oktober
C. Bangsa Indonesia
D. Hari Raya Idul Fitri
E. Suku Sunda

4. Penulisan kata depan di, ke, dan dari di bawah ini sudah tepat, kecuali ....
A. Para perawat bersiap menuju ke ruang operasi.
B. Di mana para dokter itu menunggu?
C. Ketika masuk, dosen sudah berada didalam kelas.
D. Dari Jakarta ayah pergi pukul 8.00 pagi.
E. Bola itu terlempar ke tengah lapangan.

5. Penulisan kata gabungan di bawah ini tepat, kecuali....


A. Tuhan Yang Maha Esa
B. Tuhan Yang Maha Kuasa
C. Tuhan Yang Maha Penyayang
D. Tuhan Yang Maha Pengasih
E. Tuhan Yang Mahakasih

6. Penggunaan tanda koma (,) di bawah ini yang tepat, adalah ....
A. Ia diuji oleh Prof. Dr. Hasan S.Kep., M.Kep.
B. Kami mempelajari Pkn, Bhs. Inggris dan Agama.
C. Nilainya rendah, karena jarang mengikuti kuliah.
D. Oleh karena itu, kuliah semester ini harus dipercepat.
E. Hari ini para pimpinan, berencana melaksanakan rapat intern.

30
7. PUEBI atau pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia telah disahkan tahun
2015 oleh menteri pendidikan pada masa itu, yaitu ....
A. Bambang Sudibyo
B. Anis Baswedan
C. Nadiem Makarim
D. Mohammad Nuh
E. Muhadjir Effendy

8. Penulisan unsur gabungan kombinasi yang tepat adalah ....


A. Kerjasama
B. Terimakasih
C. Cenderamata
D. Orangtua
E. Ibukota

9. Yang bukan termasuk akronim adalah ...


A. Bappenas D. IKIP
B. LIPI E. PGRI
C. Akabri

10. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
setara adalah ....
A. tanda titik
B. tanda titik koma
C. tanda petik dua
D. tanda titik dua
E. tanda pisah

31
Daftar Pustaka

Keraf, G. 2004. Komposisi. Nusa Indah, Ende.


Mullik, M. L.2011. Ejaan dan tanda baca. Undana Press, diakses pada
link:https://www.academia.edu/6778462/Modul_1_Ejaan_dan_Tanda_B
aca
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Indonesia Tera, Jogjkarta.
Sari, Esti Swatika. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Modul 1 Tata
Bahasa. Kemdikbud.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diakses pada link:http://badan
bahasa. kemdikbud.go.id/ lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai