Nama Penulis:
i
DAFTAR ISI
Kegiatan Belajar 1
Ejaan dan Tanda Baca
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Deskripsi Singkat.................................................................................................1
Relevansi..............................................................................................................2
Petunjuk Belajar...................................................................................................2
INTI.........................................................................................................................2
Capaian Pembelajaran..........................................................................................2
Uraian Materi.......................................................................................................3
4. Penulisan Kata.........................................................................................12
Forum Diskusi....................................................................................................27
PENUTUP.............................................................................................................28
Rangkuman.........................................................................................................28
Tes Formatif.......................................................................................................29
Daftar Pustaka......................................................................................................32
ii
KEGIATAN BELAJAR 1
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Kurikulum pendidikan merupakan landasan utama dalam menyusun
perangkat pembelajaran. Kurikulum pendidikan adalah sebuah pedoman yang
memuat berbagai pengalaman siswa sebagai acuan guru dalam merancang
kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah instrumen atau kumpulan
alat yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yang terdiri dari alat, bahan,
media serta panduan dalam melaksanakan aktifitas pembelajaran. Seorang guru
harus memiliki perangkat pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Guru
bukan hanya wajib memiliki perangkat pembelajaran, tetapi juga wajib menyusun
dan mengembangkan sendiri perangkat pembelajaran tersebut. Lalu, apa saja
perangkat pembelajaran K13 yang harus dimiliki oleh guru? Pelengkapan
perangkat pembelajaran terdiri atas beberapa komponen berikut ini ; Silabus, RPP,
Program semester, Program tahunan, Pemetaan KI/KD, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Kalender Pendidikan dan Alat Evaluasi.
Adapun dalam perangkat pembelajaran tata bahasa dalam kurikulum 2013
tidak tersedia komponen-komponen seperti yang disebutkan diatas seperti silabus
dan RPP, dikarenakan tata bahasa memang tidak masuk dalam kurikulum, namun
tata bahasa dapat masuk ke dalam materi-materi keterampilan berbahasa. Berbeda
dengan materi sastra yang secara “gamblang” dihadirkan dalam kurikulum.
Terkait dengan perumusan KD dalam Kurikulum 2013 terlihat bahwa teks
(termasuk tata bahasa dan kosakata) tidak ditata atau ditampilkan sebagai butir-
butir KD, karena mengajar bahasa (Indonesia) bukan mengajar bahan (materi)
atau isi (konten) yang dapat digunakan guru untuk menjelaskan sesuatu. KD
1
1
1
1
1
1
1
bukan bahan untuk dijelaskan, melainkan untuk diterjemahkan oleh guru ke dalam
sejumlah kegiatan berbahasa di kelas. Oleh karena itu, dengan tidak
ditampilkannya tata bahasa secara “ gambalang” di silabus ataupun KD pada
kurikulum 2013, bukan berarti pembelajaran tata bahasa tidak penting. Sebaliknya
pembelajaran tata bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, bagian yang tidak bisa
dipisahkan adalah materi tata bahasa dan sastra. Ini menandakan bahwa
pentingnya pemahaman materi tata bahasa di dalam pembelajaran bahasa, karena
semua kegiatan kompetensi yang ada akan merujuk pada tata bahasa. Untuk itu,
diperlukan pembelajaran tata bahasa yang berkelanjutan dan terstruktur dalam
pemahaman tata bahasa secara utuh. Pendidikan formal melalui pelajaran Bahasa
Indonesia memiliki peran strategis dalam upaya memberikan pemahaman tata
bahasa agar dapat dipraktikkan langsung dalam berkomunikasi. Guru sebagai
fasilitator sekaligus menjadi contoh harus mampu menguasai materi tata bahasa
itu sendiri.
Adapun materi-materi tata bahasa yang harus dikuasai meliputi kaidah-
kaidah tentang tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat, dan tata makna. Belum lagi
materi yang berkaitan dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang sepertinya
menjadi hal yang tidak terpisahkan dari materi tata bahasa. Di antara banyaknya
materi tentang tata bahasa di atas, terdapat beberapa pertanyaan mendasar, yaitu
bagaimana materi tata bahasa disajikan? Apakah sudah ada pembagian materi tata
bahasa di masing-masing tingkatan atau kelas? Ataukah hanya bersifat
pengulangan dan mana suka, dengan kata lain tergantung si penulis buku tersebut
menyajikan materi? Bagaimana keterkaitan antara materi tata bahasa dengan
kurikulum 2013? Hal-hal tersebut perlu diketahui, sehingga materi tata bahasa ke
depan dapat tersampaikan secara efektif dalam pembelajaran di kelas.
2
2
2
2
2
2
2
Mengenai tata bahasa dalam kurikulum 2013, ditemukan konsep atau teori
tata bahasa yang berbeda sama sekali dengan konsep atau teori yang selama ini
dipahami dan dikuasai oleh guru-guru sekolah. Konsep atau teori baru yang
dipakai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 ini adalah
teori tata bahasa linguistic fungsional sistemik (LFS) yang dikembangkan oleh
Halliday. Kekurangpahaman dan kekurangpenguasaan guru terhadap konsep atau
teori baru tata bahasa tersebut menyebabkan guru meyampaikan konsep-konsep
yang keliru terhadap peserta didiknya. Sebagai contoh konsep LFS yang berbeda
dengan konsep yang selama ini dipahami oleh guru misalnya, fungsi-fungsi
sintaksis dan frasa. Berkaitan dengan frasa, LFS hanya mengenal frasa
preposisional, tidak ada bentuk frasa lain, seperti frasa nominal, frasa verbal, atau
adjectival. Bentuk kata seperti rumah baru, sedang makan, dan sangat baik oleh
LFS dianggap bukan frasa, melainkan kelompok kata (group). Padahal selama ini
guru disekolah menganggap contoh-contoh tadi itu adalah frasa. Oleh karena itu
sangat penting bagi guru untuk mempelajari teori baru tata bahasa LFS.
Teori LFS yang dikembangkan oleh Halliday ini menjadi dasar pendekatan
pembelajaran bahasa berbasis teks atau genre. Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan berbasis teks atau berbasis genre untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia. Pendekatan berbasis teks ini sejalan dengan prinsip pembelajaran
dalam Kurikulum 2013 yang menekankan pendekatan ilmiah (scientific
approach). Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia memasukkan
teks menjadi materi ajar. Dengan kata lain, yang diajarkan dalam kurikulum ini
adalah teks, yang mencakupi genre akademik seperti; 1) deskripsi, 2) eksplanasi,
3) prosedur, 4) eksposisi, 5) diskusi, 6) narasi, 7) cerita gurau, 8) cerita, 9)
laporan, 10) anekdot, 11) berita, 12) ulasan, dan realisasi lingusitik. Realisasi
linguistik yang diutamakan adalah realisasi pada strata leksikogramar karena
deskripsi genre tidak terpisahkan dari tata bahasa yang digunakan.
3
3
3
3
3
3
3
Pembelajaran aspek kebahasaan inklusif dalam kegiatan pemahaman dan
penyusunan/pengembangan teks. Ketika siswa mempelajari teks pada tahap
pemodelan, mereka dapat mempelajari kaidah bahasa yang terdapat di dalamnya.
Unsur kebahahasaan yang dipelajari meliputi : Pelafalan, pembentukan kata,
pemilihan kata, pemakaian istilah, pembentukan frasa, penggunaan struktur
kalimat, kebenaran isi kalimat, kelogisan kalimat, penggunaan penghubung
antarfrasa, antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf, penulisan kalimat,
pengembangan paragraph, penggunaan ejaan dan tanda baca.
Dalam Modul 1 ini akan diuraikan kaidah-kaidah baku penggunaan ejaan
dan tanda baca dalam bahasa Indonesia sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan oleh Kemntrian Pendidikan Nasional. Materi ini
meliputi penggunaan huruf abjad, vokal, konsonan, diftong, kapital, huruf miring,
cetak tebal, kata turunan, gabungan kata, partikel, singkatan, akronim, istilah, dan
berbagai macam tanda bahasa.
Relevansi
Modul ini memiliki relevansi untuk mendukung pelaksanaan program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Untuk dan agar dapat
menggunakan bahasa Indonesia terutama dalam tata tulis yang benar, ada prinsip
untuk mengenal kaidah ejaan dan tanda baca. Penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar, mutlak menjadi syarat yang harus dipenuhi para pemakai bahasa
Indonesia secara tertulis. Tentang ejaan dan tanda baca juga menjadi materi
pembelajaran bahasa di sekolah. Oleh karenanya sebagai guru Bahasa Indonesia,
diharapkan Saudara memiliki pengetahuan tentang teori tentang ejaan dan tanda
baca yang tepat dan benar. Materi modul ini diharapkan memiliki manfaat untuk
lebih lebih mengenal tanda baca dan ejaan.
Petunjuk Belajar
Bacalah capaian pembelajaran dan subcapaian modul ini dengan cermat.
4
4
4
4
4
4
4
Bacalah isi modul ini sembari menggunakan pengalaman Saudara dalam
berkomunikasi secara tertulis, khususnya dalam penggunaan ejaan dan tanda
baca.
Cobalah mengamati karya tulis pada bagian penggunaan ejaan dan tanda
bacanya.
Buatlah catatan penting atau semacam penanda (garis bawah/perwanaan
tertentu) pada bagian ejaan dan tanda baca yang belum sesuai dengan kaidah
yang benar, menurut pemahaman Saudara.
Kerjakanlah setiap latihan atau tugas dan tes formatif secara runtut dan
optimal dengan memperhatikan rambu-rambu jawaban.
Saudara dapat menambah informasi tentang materi ini dengan membaca
sumber referensi lain yang relevan.
INTI
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan ejaan dan tanda baca sesuai
dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.
Sub capaian pembelajaran
Mengetahui dan memahami ejaan dan tanda baca baku dalam bahasa tulis
Mengidentifikasi penggunaan ejaan dan tanda baca baku dalam sebuah tulisan
Siswa mampu menggunakan ejaan sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia.
Siswa mampu menggunakan tanda baca sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia.
5
5
5
5
5
5
5
Uraian Materi
1. Penggunaan ejaan dan tanda baca
Bahasa sebagai sistem tanda terdiri atas signifie yang berupa konsep-
konsep tertentu dalam pikiran manusia dan signifiant berupa realisasi konsep-
konsep tertentu yang diwujudkan dalam bentuk ujaran. Konsep-konsep yang
diujarkan itu bersifat arbitrer (mana suka). Kemanasukaan itu sudah disepakati
oleh sekelompok penutur bahasa tertentu (konvensional). Hal inilah yang
menyebabkan lahirnya berbagai macam ragam bahasa dengan segala macam
aturannya.
Dalam setiap bahasa ragam tulis, setiap bahasa memiliki aturan ejaan.
Aturan dalam ejaan terkait dengan kaidah cara menggambarkan bunyi, seperti
kata, kalimat, frasa, dan sebagainya dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda
baca. Sejak tahun 1972, ejaan yang digunakan adalah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
Dalam bahasa tulis, kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang
digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan.
Segala macam tanda tersebut untuk mengambarkan perhentian antara, perhentian
akhir, tekanan, tanda tanya dan lain-lain. Tanda tanda tersebut dinamakan tanda
baca. Tanda baca yang ditemukan dalam bahasa tulis merupakan bagian dari
kaidah ejaan dalam suatu bahasa.
Ejaan adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan
pemisahan kata, serta penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Dalam
KBBI disebutkan bahwa ejaan merupakan kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Berdasarkan konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasan
ejaan membicarakan hal-hal sebagai berikut:
pemakaian huruf vokal dan konsonan,
penggunaan huruf kapital, miring dan cetak tebal
6
6
6
6
6
6
6
penulisan kosakata dan bentukan kata,
penempatan dan pemakaian tanda baca.
Keterangan:
*Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya:
Kami menonton flm seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
7
7
7
7
7
7
7
Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.
B. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu.
Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
8
8
8
8
8
8
8
3. Pemakaian Huruf Besar/Kapital, Huruf Miring dan Huruf Cetak Tebal
A. Huruf Besar/Kapital
Beberapa kaidah baku yang harus ditaati dalam penggunaan huruf besar
adalah:
1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contohnya:
Saya lapar.
Berita tentang peristiwa itu dimuat di surat kabar.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada petikan langsung.
Contohnya:
Presiden bertanya “Berapa banyak keluarga miskin di NTT?”
“Semua pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan” kata Adik.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contohnya:
Allah
Yang Mahakuasa
Allah akan memberikan jalan keluar kepada umat-Nya.
Alkitab
Quran
Islam
Kristen
Bimbinglah hamba-Mu, ya, Tuhan, ke jalan yang Engkau
kehendaki.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk
gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Contohnya:
9
9
9
9
9
9
9
Sultan Hamengko Buwono ke XII
Nabi Musa
Hajah Eyanoer
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contohnya:
Wakil Presiden Boediono.
Perdana Mentri Ramos Horta
Jendral Adoe Tae
Profesor Yusuf Henukh
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat:
Contohnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik kemarin?
Kemarin Doktor Marthen Mullik dikukuhkan menjadi professor
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contohnya:
Soesilo Bambang Yodhoyono
Frans Umbu Datta
Paulusa Isliko
10
10
10
10
10
10
10
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai jenis atau satuan ukuran:
Contohnya:
Mesin diesel
5 ampere
10 volt
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Contohnya:
Satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Berbagai macam suku di NTT antara lain suku Rote, Sabu, dan
Timor.
Menjaga ketertiban dunia adalah juga tanggung jawab bangsa
Indonesia.
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan:
Contohnya:
Mengindonesiakan kata asing
Keinggris-inggrisan
8) a). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.
Contohnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
11
11
11
11
11
11
11
hari Lebaran hari Natal
b). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa
sejarah.
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contohnya:
Timor Barat Jakarta
Selat Pukuafu Amerika Serikat
Gunung Mutis Bukit Barisan
Danau Batur Sungai Musi
Jalan El Tari Pegunungan Himalaya
Kali Noelmina Teluk Benggala
Catatan:
a. Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak dipakai menjadi unsur nama diri.
Contohnya:
mandi di kali
menyeberangi selat
menuju ke barat
b. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis
tidak ditulis dengan huruf capital
Contohnya:
garam inggris jeruk bali
gula rote kacang bogor
jagung rote petai cina
12
12
12
12
12
12
12
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk
Contohnya:
Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Peraturan Pemerintah Nomor 19, Tahun 2010
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Perserikatan Bangsa-Bangsa
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsure
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah
serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contohnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Saya suka membaca majalah Bahasa dan Sastra
Ia suka membaca harian umum Pos Kupang
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Contohnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
13
13
13
13
13
13
13
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. Pendeta
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Contohnya:
“Kapan Saudara diwisuda?” tanya Kakak
“Silahkan diminum, Nak” kata Ibu
Meraka pergi bertanya kepada Pak Camat
Besok pagi Bapak akan tiba
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Conohnya:
Sudah sadarkah Anda?
Lamaran Anda telah kami terima
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contohnya:
Kita patut menghormati sudara kita, ibu dan bapak kita.
Dia adalah salah seorang camat di kabupaten Rote Ndao.
B. Huruf Miring
Sama halnya dengan Huruf Besar, penggunaan huruf miring pun harus
mengikuti kaidah baku berikut ini:
1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
14
14
14
14
14
14
14
Contohnya:
Majalah Tempo.
Buku Kecerdasn Emosional karangan Daniel Coleman
2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata tertentu.
Contohnya:
Mahasiswa sedang ujian skripsi
Buatlah sebuah kelimat dengan kecerdasan emosional
3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contohnya:
Nama ilmiah rumput kume adalah Sorghum plumosum
Sebuah team work yang kuat perlu dilatih secara teratur
15
15
15
15
15
15
15
DAFTAR LAMPIRAN
INDEKS
LAMPIRAN
2) Huruf cetak tebal digunakan untuk menuliskan lema dan sublema serta
untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi dalam
kamus
Contohnya:
Abad n 1 masa seratus tahun: ….; 2 jangka waktu yang lamanya
seratus tahun...; 3 zaman (yang lamanya tidak tentu); 4 masa yang
kekal, tidak berkesudahan;
4. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan
Contohnya:
Saya lapar karena belum makan sejak kemarin
Kami rajin sekali
B. Kata Turunan
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contohnya:
bertenaga
menengok
membuat
disuntik
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contohnya:
Bertepuk tangan
16
16
16
16
16
16
16
Mengalir
garis bawahi
sebar luaskan
3) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
digarisbawahi
penghancurleburan
menyebarluaskan
4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
antarkota semiprofessional
antarpulau ekstrakurikuler
mancanegara
pascasarjana
C. Kata Ulang
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menuliskan tanda hubung
(-) di antara kedua kata.
Contohnya:
anak-anak
kuda-kuda
huru-hara
D. Gabungan Kata
1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur unsurnya ditulis terpisah.
17
17
17
17
17
17
17
Contohnya:
duta besar
mata kuliah
persegi panjang
model linear
2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda penghubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contohnya:
alat pandang-dengar
ibu-bapak kami yang berada di seberang lautan
orang tua-muda
anak-istri saya
3) Gabungan kata yang lazim ditulis serangkai.
Contohnya:
acapkali
olahraga
manasuka
adakalnya
E. Kata Ganti
Kata ganti ku, kau-, dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkia dengan kata yang
mendahuluinya.
Contohnya:
Apa yang kubuat pasti ada alasannya
Hartamu, hartku, dan hartnya tidak mungkin disatukan
Mengapa kaulakukan itu?
18
18
18
18
18
18
18
F. Partikel
1) Partikel –lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Contohnya:
Bacalah soal secara teliti sebelum mulai menjawab
Siapakah yang sanggup melawan Goliat?
Apatah gunanya bermuram durja
2) Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian kalimat mendahuluinya atau mengikutinya.
Contohnya:
Keadaan neraca keuangan perusahaan per 1Maret 2011
Pertambahan bobot badan sapi per hari adalah 2 kg
Semua penumpang harus memasuki pesawat udara satu per satu
19
19
19
19
19
19
19
Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau diikuti dengan tanda
titik.
Contohnya:
Dll. dan lain-lain
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan atas
tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.p. untuk perhatian
u.b. untuk beliau
2.) Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
Contohnya:
a) Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf besar.
Contohnya:
TNI Tentara Nasional Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
FKIP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SIM Surat Ijin Mengemudi
KTP Kartu Tanda Penduduk
b) Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf besar.
Contohnya:
Bapenas Badan Perencanaan Nasional
20
20
20
20
20
20
20
Fapet Undana Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana
21
21
21
21
21
21
21
5.) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
Contohnya:
Mullik, M. L. 2011. Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis Ilmiah.
Undana Press
6.) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contohnya:
Jumlah buruh yang berdemontrasi adalah 30.800 orang.
7.) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, table, dan sebagainya.
Contohnya:
Pola Interaksi Dosen dan Mahasiswa
BAB I PENDAHLUAN
Latar Belakang Masalah
Tabel 1: Kesalahan Diksi
Lampiran 3: Instrumen Kesalahan Kalimat
8.) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tanggal
surat atau (2) nama alamat penerima surat.
Contohnya:
Yth. Sdr. Nimrot Kase (tanpa titik)
Jalan Soeharto 72 (tanpa titik)
Kupang (tanpa titik)
1 Maret 2011 (tanpa titik)
22
22
22
22
22
22
22
1.) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Contohnya:
Saya membutuhkan batu, kayu, semen, dan pasir untuk
membangun rumah.
Urutan dari angka bulat terkecil adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.
2.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Contoh:
Saya akan hadir, tetapi agak terlambat karena ada rapat di kantor.
Ia tidak berangkat ke Surabaya, melainkan ke Jakarta.
3.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahuli induk kalimat.
Contohnya:
Kalau lapar, saya Saya akan makan.
Karena terlambat, ia tidak bisa menjawab semua soal ujian dengan
baik.
4.) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun, begitu, dan tetapi.
Contoh:
… … . Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak datang.
… … . Akan tetapi, kebenaran tidak bisa ditutupi dengan cara apap
5.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, dari kata lain yang terdapat dalam kalimat.
Contoh:
O, saya kira Anda bukan orang rote.
23
23
23
23
23
23
23
Istirahat yang cukup, ya, biar cepat sembuh
Aduh, sakit sekali.
6.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contohnya:
Katanya, “Saya lapar sekali’
“Saya lapar sekali” katanya, “Karena tidak makan sejak kemarin.”
7.) Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau
negara yang ditulis berurutan.
Contohnya:
Nama dan alamat tempat kerja saya adalah Fakultas Peternakan,
Universitas
Nusa Cendana, Jalan Adisucipto 10, Penfui, Kupang, NTT 85001,
Indonesia.
8.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa Indonesia Dalan Karya Tulis
Ilmiah.Undana Press.
9.) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contohnya:
A.K. Malik, Kalimat Efektif (Kupang, Undana Press, 2011), hlm
19.
10.) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Contohnya:
24
24
24
24
24
24
24
M. L. Mullik, Ph.D.
A. Konda Malik, M.P.
11.) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contohnya:
6,9 km
Rp 56,50
12.) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contohnya:
Teman kerja saya, pak Agus Konda Malik, sangat mahir dalam berbahasa.
Semua mahasiswa, baik jurusan produksi maupun nutrisi, wajib hadir.
13.) Tanda koma dipakai -untuk menghindari salah baca- di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat
Contohnya:
Dalam masalah berbahasa, kita harus menaati kaidah-kaidah baku.
Atas kesediaannya, diucapi terima kasih.
25
25
25
25
25
25
25
Ayah membaca Koran di verandah, Ibu sibuk bekerja di dapur;
Adik menghafal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
menonton acara “Kick Andy”.
26
26
26
26
26
26
26
Ibrani 3:1-10
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa Indonesia Dalan Karya Tulis
Ilmiah: Sebuah Tinjauan Aplikatif. Kupang: Undana Press.
27
27
27
27
27
27
27
Contohnya:
ber-evolusi
sepuluh-ribuan
Tanggung jawab- dan kesetiakawanan-sosial
6.) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf besar, (b) ke- dengan angka, c) angka dengan
an, (d) singkatan berhuruf besar dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama
jabatan rangkap.
Contohnya:
se-Undana
tahun 2000-an
mem-PHK-kan
Sinar-X
7.) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing.
Contohnya:
di-upgrade, di-cut off
28
28
28
28
28
28
28
Temuan Esintain -gaya gravitasi- telah meletakan landasan yang
kuat dalam pengembangan bidang penerbangan.
3.) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan
arti ‘sampai’ atau ‘sampai dengan’.
Contohnya:
1998-2011
Tanggal 25-04-1965
Kupang-Soe-Kefa
29
29
29
29
29
29
29
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contohnya:
Alangkah malangnya nasib pemuda itu!
Keluar dari rumahku sekarang juga!
Merdeka!
30
30
30
30
30
30
30
Produktivitas menyangkut aspek (a) masukan, (b) proses, dan (c)
luara
31
31
31
31
31
31
31
3.) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contohnya:
Cara menyusun ransum ayam dapat dilakukan dengan metode
“coba-coba”.
Model potongan rambut acak dikenal dengan nama “punk”.
32
32
32
32
32
32
32
Sebuah alinea hanya boleh memilik satu buah gagasan/ide pokok.
33
33
33
33
33
33
33
2. Penulisan kata atau kalimat di bawah ini menyalahi kaidah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku. Silakan Anda perbaiki bentuk-bentuk itu,
sehingga sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, Ejaan yang
Disempurnakan (EyD). Kemukakan alasan Anda!
PENUTUP
Rangkuman
Seorang penulis yang mengharapkan idea atau gagasan dituangkannya
dalam bentuk bahasa tulis dapat dipahami dengan jelas dan benar oleh pembaca,
maka penulis tersebut harus menggunakan ejaan dan tanda baca sesuai standar
baku berbahasa tulis. Tanpa penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, sebuah
tulisan hanyalah rangkaian kata, frasa, dan kalimat yang tidak memiliki arti apa-
apa. Dengan demikian, pemahaman dan penguasaan ejaan dan tanda baca baku
dalam bahasa Indonesia merupakan hal yang wajib dan mutlak bagi seluruh
masyarakat yang menggunkan bahasa tulis sebagai media komunikasi.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi
ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan
penggabungannya dalam suatu bahasa).Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar
34
34
34
34
34
34
34
pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana
menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal
seperti bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan
kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata.Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD) meliputi; (1) pemakaian
huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5)
pemakaian tanda baca (pungtuasi). Hal ini diatur Dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) yang dikeluarkan oleh Badan Bahasa Kementerian
Pendikan dan Kebudayaan yang didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015.
Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang menurut Anda paling tepat!
1. Penulisan huruf kapital di bawah ini yang tepat, adalah ....
A. Saya ingin menikah dengan seorang Raden.
B. Sejak lahir dia belajar bahasa Sunda.
C. Amir bercita-cita menjadi Presiden seperti Jokowi.
D. Indonesia memiliki beberapa Danau.
E. Sudah lima tahun saya tinggal di kota Bandung.
4. Penulisan kata depan di, ke, dan dari di bawah ini sudah tepat, kecuali ....
A. Para perawat bersiap menuju ke ruang operasi.
B. Di mana para dokter itu menunggu?
C. Ketika masuk, dosen sudah berada didalam kelas.
D. Dari Jakarta ayah pergi pukul 8.00 pagi.
E. Bola itu terlempar ke tengah lapangan.
6. Penggunaan tanda koma (,) di bawah ini yang tepat, adalah ....
A. Ia diuji oleh Prof. Dr. Hasan S.Kep., M.Kep.
B. Kami mempelajari Pkn, Bhs. Inggris dan Agama.
C. Nilainya rendah, karena jarang mengikuti kuliah.
D. Oleh karena itu, kuliah semester ini harus dipercepat.
E. Hari ini para pimpinan, berencana melaksanakan rapat intern.
36
36
36
36
36
36
36
7. PUEBI atau pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia telah disahkan tahun
2015 oleh menteri pendidikan pada masa itu, yaitu ....
A. Bambang Sudibyo
B. Anis Baswedan
C. Nadiem Makarim
D. Mohammad Nuh
E. Muhadjir Effendy
10. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
setara adalah ....
A. tanda titik
B. tanda titik koma
C. tanda petik dua
D. tanda titik dua
E. tanda pisah
37
37
37
37
37
37
37
Daftar Pustaka
38
38
38
38
38
38
38
Mahsun. 2013. “Pembelajaran Teks dalam Kurikulum 2013”. Dalam harian Media
Indonesia.
Mullik, M. L.2011. Ejaan dan tanda baca. Undana Press, diakses pada link:
https://www.academia.edu/6778462/Modul_1_Ejaan_dan_Tanda_Baca
Purnama, I. (2015). Menyilik teori kebahasaan di kurikulum 2013: Mata
pelajaran bahasa Indonesia. Diakses pada 17 april 2021, dari Portal Berita
Buku:https://bukuonlinestore.com/menyilik-teori-kebahasaan-dikurikulum
-2013-mata-pelajaran-bahasa-indonesia/#_ftn1
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Indonesia Tera, Jogjkarta.
Saragih, A. (2016). Pembelajaran Bahasa Berbasis Teks Dalam Kurikulum 2013.
Medan Makna , 197 - 214.
Sari, Esti Swatika. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Modul 1 Tata
Bahasa. Kemdikbud.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diakses pada link:http://badan
bahasa. kemdikbud.go.id/ lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf
39
39
39
39
39
39
39