Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS PROJEK

MEMBUKA TEMPAT LES BAHASA INGGRIS UNTUK MASYARAKAT DAN


TEMPAT TEST TOEFL

MATA KULIAH ENGLISH BUSINESS

1. Febby Ardilla (72035600015)


2. Lea Arera Br Sihombing (7203260007)
3. Yunda Kristin Sihombing (7202560001)
4. Agung Muhammad ThezaThania (7203560010)
5. Muhammad Akbar Maulana (7203260015)
6. RiskaElfiana (7203560015)

Kelas : Kewirausahaan B

Dosen English Business :

Ivo Selvia Agusti SE, M.SI

Universitas Negeri Medan

Fakultas Ekonomi Jurusan Kewirausahaan

Tahun ajaran 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah projek bahasa inggris ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Mata kuliah english business ini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang topik makalah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ivo Selvia Agusti SE, M.SI selaku
dosen mata kuliah English Business ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap laporan ini, dan
penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan khususnya pembaca
pada umumnya.Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya laporan ini.

Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan laporan pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.

MEDAN, DESEMBER 2020

                            

                                                                                                                KELOMPOK 3

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................2

Daftar Isi..............................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................4

Pendahuluan.........................................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Tujuan.......................................................................................................................4

BAB II....................................................................................................................................5

Landasan Teori.........................................................................................................

BAB III....................................................................................................................................6

Pembahasan

A. Lokasi Usaha.............................................................................................................6
B. Jam operasional..........................................................................................................
C. Pengajar.....................................................................................................................
D. Biaya yang dikeluarkan.............................................................................................
E. Sistem Pembelajaran.................................................................................................
BAB IV.....................................................................................................................................9

Penutup.................................................................................................................................9

Kesimpulan...............................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

English is an international language that is used as the language of communication


between all nations and countries around the world. The ability to speak English is one very
skill important for students because English has become a universal language used in the
world of technology, education, politics, commerce, as well is a communication tool most
often used by the world. English is an international language that is used as the language of
communication between all nations and countries around the world. The ability to speak
English is one very skill important for students because English has become a universal
language used in the world of technology, education, politics, commerce, as well is a
communication tool most often used by the world.

And making a Critical Book Review is one of the mandatory tasks in KKNI in
business English courses. Critical book review is the task of how we can judge a book in
business English lessons.

B. Rumusan Masalah
1. Peluang Bisnis apakah yang dapat dijalankan bersama-sama dan memberikan solusi
untuk para masyarakat?
C. Tujuan
1. Memudahkan masyarakat untuk dapat berbicara bahasa inggris terutama untuk parra
karyawan dan mahasiswa
2. Mendapatkan keuntungan dan Pengetahuan

4
BAB II

LANDASAN TEORI

Penguasaan bahasa Inggris siswa di Indonesia masih mengalami kegagalan. Berbagai


faktor ditengarai sebagai penyebab kegagalan tersebut, antara lain,Penguasaan guru dalam
mengajar, metode pembelajaran yang kurang tepat, materi Pembelajaran yang kurang
menarik, lingkungan dan sarana belajar, serta Kebijakan pemerintah berupa revisi kurikulum
yang sering berubah-ubah. Faktor-faktor penyebab tersebut seyogianya secara terus menerus
dan berkelanjutan Dikaji secara cermat untuk mendapatkan solusi yang baik. Hal ini semata-
mata Bertujuan untuk membekali siswa agar terampil dalam penguasaan bahasa Inggris
Dengan baik dan benar sesuai dengan konteks dan situasi penggunaannya.

Materi yang dikembangkan masih bersifat bahasa Inggris sebagai tool (alat) untuk
mempelajari bahasa asing, belum pada tataran bagaimana menggunakannya dalam
percakapan lisan yang efektif dan benar sesuai dengan kaidah atau konteks suatu bahasa.
Pada dasarnya wawasan sosiokultural yang disajikan pada materi sudah dapat memenuhi
kebutuhan bahasa Inggris dengan ciri mata pelajaran muatan lokal. Namun, sebenarnya hal
tersebut belum cukup meningkatkan kompetensi komunikatif siswa. Pada dasarnya target
penguasaan bahasa Inggris adalah siswa pada akhirnya mampu berkomunikasi dengan baik
dan benar apabila dihadapkan langsung dengan penutur aslinya dan mampu beradaptasi serta
berinteraksi dengan baik apabila siswa berada pada masyarakat penutur bahasa yang
dipelajarinya. Dengan demikian, mempelajari bahasa Inggris dengan wawasan pengetahuan
budaya lokal atau daerah masing-masing saja masih belum cukup membekali siswa untuk
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan penutur aslinya atau belum memiliki
kompetensi pragmatik.

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok Fenomena tertentu, sehingga dapat


dipakai untuk menggambarkan berbagai Fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu
kesatuan pengertian tentang suatu Hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam
merumuskannya harus dapat Dijelaskan tentang hal tersebut sesuai dengan maksud peneliti
dalam memakainy) (Singarimbun dan Efendi, 2006). Dalam sebuah penelitian, konsep
tentang topik yang diteliti merupakan hal Yang sangat penting untuk dijelaskan secara detail.
Konsep yang benar akan Memberikan kejelasan alur berpikir serta arah sebuah penelitian.

5
Konsep yang Dimaksudkan di sini adalah penjelasan arti atau definisi operasional
yang Digunakan untuk membantu proses analisis data dan pemecahan masalah Penelitian.

Hubungan antara pragmatik interkultural dan pengajaran bahasa dapat dilihat Dari
komponen-komponen kompetensi komunikatif, seperti kompetensi linguistik (gramatika),
sosiolinguistik, wacana, dan strategi. Pembelajar tidak cukup dibekali Kompetensi gramatikal
(linguistik) saja, namun juga perlu dibekali dengan kompetensi yang lain karena tujuan
pembelajaran bahasa asing (bahasa Inggris) adalah agar pembelajar dapat berkomunikasi
dengan efektif menggunakan bahasa yang diajarkan. Pembelajar tidak dapat berkomunikasi
dengan efektif di dalam bahasa itu tanpa mengetahui prinsip-prinsip pragmatik yang
mengatur bagaimana bahasa digunakan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa asing
(bahasa Inggris) perlu juga diajarkan aspek-aspek sosial dan kultural penggunaan bahasa
asing itu. Hal itu mencakup pengetahuan tentang pemilihan ragam bahasa yang sesuai untuk
suatu situasi interaksi (Gunarwan, 2007; 71).Selanjutnya, kaitan pragmatik interkultural
dengan pengajaran bahasa ditunjukkan oleh Gunarwan (1999) sebagai “pegangan”
mengajarkan bahasa:

1) Ada lebih dari satu cara untuk mengungkapkan makna atau maksud, dan cara yang patut
hendaklah dipilih untuk suatu interaksi tertentu.

2) Penutur yang rasional akan menentukan pilihan strategi untuk melakukan tindak tutur
berdasarkan faktor-faktor interaksional dan, mungkin sekali, faktor-faktor kultural.

3) Ketidaklangsungan ujaran tidak selalu berkorelasi positif dengan kesantunan.

4) Kesantunan terletak di telinga pendengar dan beragam dari bahasa ke bahasa.

5) Kesantunan bahasa mengacu ke bentuk bahasa dan ke pesan tindak tututr.

6) Demi kelengkapan, pembelajar bahasa asing mungkin juga perlu dibekali dengan
keterampilan bertutur di dalam jenis wacana yang oleh Richard (1990) disebut small talk,
termasuk cara-cara (yang santun) untuk mengakhiri percakapan.

Pemakaian bahasa dalam komunikasi terkait pula dengan faktor-faktor nonbahasa


yang merupakan kondisi sosial dan budaya “lokal” yang bersifat spesifik. Pemakaian bahasa
dalam konteks yang bersifat spesifik demikian itu menjadi Bidang garapan kajian
sosiopragmatik (Zamzani, 2007; 21). Kajian Sosiopragmatik tersebut termasuk ke dalam
kajian pragmatik interkultural yang Menjadi fokus pada penelitian ini.
6
Pembelajaran bahasa asing

Banyak teori yang berkembang kaitannya dengan pembelajaran bahasa asing. Masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menjelaskan proses Pembelajaran bahasa.
Sehubungan dengan pemerolehan bahasa asing yang Terdapat pada subjek penelitian ini,
yaitu pembelajar anak, maka sepatutnya dikaji Teori yang mampu menjelaskan bagaimana
proses pemerolehan bahasa pada anak. Teori yang dapat mendukung penelitian ini adalah
teori dari Chomsky (1964) Yang mengemukakan bahwa dalam belajar bahasa anak sudah
memiliki kapasitas Internal yang telah dibawanya sejak lahir. Chomsky mengatakan bahwa
lingkungan hanya berfungsi sebagai pemberi Masukan dan Language Acquisition Device
(LAD) itulah yang akan mengelola Masukan (input) dan menentukan apa yang dikuasai lebih
dahulu seperti bunyi, Kata, frasa, kalimat, dan seterusnya. Dengan demikian, kemampuan
yang dimiliki Manusia telah terprogram secara biologis agar manusia dapat belajar bahasa.
Kemudian, kemampuan itu tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan Biologis
anak (otak, organ bicara, dan lain-lain) yang pada akhirnya mampu Mempelajari kaidah tata
bahasa. Sehingga kalimat-kalimat yang belum pernah didengar sebelumnya akan tetap
mampu diujarkan secara benar dan konsisten karena pada LAD tersebut.

Pengajaran seperti dikutip dari Brown (2008: 8) adalah kegiatan Menunjukkan atau
membantu seseorang mempelajari cara melakukan sesuatu, Memberi instruksi, memandu
dalam pengkajian sesuatu, menyiapkan Pengetahuan, menjadikan tahu atau paham.
Pengajaran tidak bisa didefinisikan Terpisah dari pembelajaran. Pengajaran adalah memandu
dan memfasilitasi Pembelajaran, memungkinkan pembelajar untuk belajar, menetapkan
kondisi-kondis pembelajaran. Kaitannya dengan definisi tersebut maka dalam kegiatan
Pengajaran hasil yang diharapkan adalah munculnya kompetensi dan
performansi.Kompetensi menunjuk pada pengetahuan dasar seseorang tentang sistem,
Kejadian, atau fakta. Kompetensi merupakan kemampuan yang tak teramati dalam
Melakukan sesuatu. Sementara itu, performansi adalah manifestasi yang konkret Dan bisa
diamati, atau realisasi atas kompetensi. Kompetensi yang diamati pada Penelitian ini adalah
kompetensi bahasa, yaitu sebuah pengetahuan mendasar Tentang sistem bahasa, kaidah-
kaidah tata bahasanya, kosakatanya, seluruh Pernak-pernik bahasa dan bagaimana
menggunakannya secara padu (Brown, 2008; 38). Jelaslah di sini bahwa pembelajaran
kompetensi bahasa adalah proses Mentransferkan sebuah pengetahuan baru berupa sistem
bahasa yang akan Menghasilkan kemampuan untuk menggunakannya.

7
Mempelajari bahasa tidak dapat dipisahkan dari mempelajari bagaimana Bahasa
tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagaimana Bahasa tersebut
dipengaruhi dan juga ikut membentuk budaya para penutur aslinya. Dalam pembelajaran
bahasa kedua, penguasaan kompetensi gramatikal aslinya. Dalam pembelajaran bahasa
kedua, penguasaan kompetensi gramatikal saja tidak cukup karena pembelajar hanya akan
tahu bagaimana membuat kalimat bahasa asing yang gramatikal, tetapi ia tidak tahu apakah
kalimat itu sesuai dengan norma sosial atau norma kultural penutur asli bahasa asing itu
(Gunarwan, 2007: 71). Pada konteks pembelajaran bahasa asing dewasa ini kemampuan
berbicara fasih menyerupai penutur asli bukan lagi menjadi hal yang paling utama.
Pemahaman terhadap budaya dari bahasa yang dipelajari terbukti berperan penting dalam
menentukan keberhasilan penyampaian pesan dan terjalinnya komunikasi yang lancar antara
si penutur dan lawan bicaranya. Dengan demikian, dalam pembelajaran bahasa asing aspek-
aspek sosial dan kultural beserta bagaimana bahasa tersebut digunakan secara tepat dalam
situasi interaksi menjadi hal yang mutlak untuk diajarkan.Seperti dikutip dari Brown (2008:
219-220), banyak studi penelitian terbaru yang dapat dikutip kaitannya dengan interkultural,
seperti 1) Byram&Feng (2005) yang telah memperlihatkan efek positif penyertaan kesadaran
budaya di kelas-kelas bahasa, 2) Savignon dan Sysoyev (2002) mempromosikan kompetensi
sosial budaya pada pembelajar bahasa Inggris mereka di Rusia dengan memperkenalkan
strategi-strategi sosial budaya seperti mengawali kontak, mengantisipasi kesalahpahaman
budaya, dan menggunakan diplomasi dalam diskusi, 3) Wright (2000) mendapati bahwa
mengajarkan bahasa Jerman sebagai bahasa asing, dengan menggunakan tugas berorientasi
proses, bisa memajukan kemampuan adaptasi lintas budaya, 4) Abrams (2002) sukses
menggunaksaja tidak cukup karena pembelajar hanya akan tahu bagaimana membuat kalimat
bahasa asing yang gramatikal, tetapi ia tidak tahu apakah kalimat itu sesuai dengan norma
sosial atau norma kultural penutur asli bahasa asing itu (Gunarwan, 2007: 71). Pada konteks
pembelajaran bahasa asing dewasa ini kemampuan berbicara fasih menyerupai penutur asli
bukan lagi menjadi hal yang paling utama. Pemahaman terhadap budaya dari bahasa yang
dipelajari terbukti berperan penting dalam menentukan keberhasilan penyampaian pesan dan
terjalinnya komunikasi yang lancar antara si penutur dan lawan bicaranya. Dengan demikian,
dalam pembelajaran bahasa asing aspek-aspek sosial dan kultural beserta bagaimana bahasa
tersebut digunakan secara tepat dalam situasi interaksi menjadi hal yang mutlak untuk
diajarkan.Seperti dikutip dari Brown (2008: 219-220), banyak studi penelitian terbaru yang
dapat dikutip kaitannya dengan interkultural, seperti 1) Byram&Feng (2005) yang telah
memperlihatkan efek positif penyertaan kesadaran budaya di kelas-kelas bahasa, 2) Savignon
8
dan Sysoyev (2002) mempromosikan kompetensi sosial budaya pada pembelajar bahasa
Inggris mereka di Rusia dengan memperkenalkan strategi-strategi sosial budaya seperti
mengawali kontak, mengantisipasi kesalahpahaman budaya, dan menggunakan diplomasi
dalam diskusi, 3) Wright (2000) mendapati bahwa mengajarkan bahasa Jerman sebagai
bahasa asing, dengan menggunakan tugas berorientasi proses, bisa memajukan kemampuan
adaptasi lintas budaya, 4) Abrams (2002) sukses menggunakan portofolio budaya
berdasarkan internet untuk mempromosikan kesadaran budaya dan melucuti stereotipi
budaya. Wawancara-wawancara dengan penutur asli bahasa sasaran membantu pembelajar,
dan 5) Bateman (2002), menganggap penting mengembangkan sikap lebih positif pada
budaya sasaran., dan 6) Choi (2003) menggunakan drama sebagai “gerbang” menuju pada
kesadaran antarbudaya dan pemahaman bagi mahasiswa Koreanya yang belajar bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua. Studi terakhir yang direview dan yang paling signifikan
dengan penelitian ini adalah dengan ide sejumlah materi dan teknik –bacaan, film, permainan
stimulasi, asimilator budaya, “kapsul budaya”, dan “kulturgram” yang tersedia bagi guru
bahasa untuk membantu mereka dalam proses akulturasi di ruang kelas (Fantani, 1997;
Ramirez, 1995; Levine dkk., 1987; Mcgroarty&Galvan, 1985; Kohl, 1984).

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Lokasi Usaha
Lokasi Les kami tempatkan di tengah kota padat penduduk dan tidak jauh dari
sekolah-sekolah terbaik di kota Medan. Kami berencana membuka tempat Les ini di Jalan
dr.Mansyur, yang mana tempat yang strategis dan mudah di jangkau untuk calon anak didik
kami melaksanakan pembelajaran ekstra diluar dari jam belajar di sekolah.

B. Jam Operasional

Untuk jam kerja, Les kami buka menjadi 3 sesi, sesi pagi yaitu mulai jam 08.00-10.00
kemudian sesi siang mulai jam 11.00-15.00 dan sesi malam mulai jam 16.00-19.00 Hal ini
bertujuan untuk membantu anak anak didik kami agar mampu memprioritaskan pelajaran di
sekolah dan belajar dengan efektif di tempat les melalui jam belajar yang beragam.

C. Pengajar

Untuk menciptakan kualitas terbaik pada proses belajar mengajar, kami menggunakan
pengajar profesional dibidang nya. Yaitu pengajar dari luar negeri, universitas,dan pengajar
praktisi yang kompeten di bidangnya.

D. Biaya yang dikeluarkan

1. BiayaTetap

Harga Jumlah Satuan Total Harga


Rp.
SewaRuko 1 Tahunan Rp. 12.000.000,00
12.00.000,00
MejaBelajar Rp. 50.000,00 25 Unit Rp. 1.250.000,00
PapanTulis Rp. 600.000,00 2 Buah Rp. 1.200.000,00
Rp.
Projector 2 Unit Rp.8.000.000,00
4.000.000,00
Meja Guru Set Rp. 800.000,00 2 Unit Rp. 1.600.000,00
Rp.
RekontruksiBangunan 1 Paket Rp. 2.500.000,00
2.500.000,00
Stamped Rp. 35.000,00 2 Buah Rp. 70.000,00
AlatTulis Rp.200.000,00 1 Unit Rp. 200.000,00
Smart CCTV Rp. 500.000,00 3 Unit Rp. 1.500.000,00
Rp.
Gaji Guru 5 Sebulan Rp. 10.000.000,00
2.500.000,00
Total Rp. 38.320.000,00

10
2. BiayaVariabel

Harga Jumlah Satuan Total Harga


ParkirBulanan Rp. 300.000,00 1 Bulanan Rp.3.000.000,00
Snack Rp. 20.000,00 40 Pcs Rp. 800.000,00
Servisalatalatdankebersi
Rp. 2.500.000,00 1 Bulanan Rp. 2.500.000,00
han
Total Rp. 6.300.000,00

E. Sistem Pembelajaran

Sistem belajar yang kami terapkan juga belajar kreatif dan inovatif dimana kami
selalu menyediakan Snack di setiap ruang kelas dan ruang ibadah yang nyaman agar mampu
meringankan beban anak didik dalam belajar. Kami juga melakukan inovasi terkait belajar
yang menyenangkan yaitu dengan melakukan game seru yang akan dimainkan di sela sela
pembelajaran berlangsung.

11
BAB IV

KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya adalah, kami telah berdiskusi dan berfikir berbagai ide yang akan
dijalankan dimasa sekarag ini, awalnya kami memikirkan bahwasannya kendala apa yang
biasanya orang-orang terutama karyawan yang ingin memasuki perusahaan tidak dapat
diterima. Dan ternyata, bahasa inggris mereka tidak baik. Nah, oleh sebab itulah kami
bermusyrawarah untuk membuka tempat les bahasa inggris beserta latihan toefl, untuk
mengukur kemampuan berbahasa inggris. Membuka tempat les ini juga dapat menambahkan
ilmu pengetahuan untuk kami dan mendapatkan keuntungan juga. Kami berupaya membuka
tempat les yang letaknya strategis dan mudah dijangkau, bahkan bisa membuat tempat les
kami ini dikenal banyak orang. Selain itu, kami juga mendatangkan pengajar yang kompeten
dalam hal berbahasa inggris, agar para murid dapat berkomunikasi langsung dengan guru
tersebut. Hal-hal yang menarik juga kami berikan di tempat les kami ini. Semoga kelak, kami
bisa terus membuat inovasi baru agar tempat les kami ini dijadikan sarana belajar yang
terbaik.

12

Anda mungkin juga menyukai