Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS MINAT DAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA


INGGRIS PADA KARYAWAN PT. DELTA MATE INDONESIA SAAT BEKERJA

Disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Penulisan Ilmiah


Dosen : Ajeng Dinar Wisesa W M.Pd.

Oleh :
Lisda Nurhayati
202012500367

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SARJANA S1


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
Kata Pengantar

Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Analisis
Kemampuan dan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris pada Karyawan PT. Delta Mate
Indonesia saat Bekerja”
Adapun maksud dari penyusunan proposal skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat guna
menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Indraprasta PGRI .
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya sebagai penulis, sehingga dalam
pembuatan skripsi ini tidak sedikit bantuan, petunjuk, saran-saran maupun arahan dari berbagai
pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat saya sebagai penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Ajeng Dinar Wisesa W M.Pd. Selaku dosen mata kuliah Penulisan Ilmiah.
2. Ibu Agustina Ramadhianti M.Pd. Selaku dosen Pembimbing Akademik.
3. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa kepada saya.
4. Teman-teman Angkatan 2020 yang telah berjuang bersama dalam melaksanakan
bimbingan.
5. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan support dan inspirasi dalam
mengerjakan proposal usulan penelitian.
Saya sebagai penulis hanya dapat mendoakan mereka yang telah membantu dalam segala hal
yang berkaitan dengan pembuatan skripsi ini semoga diberikan balasan dan Rahmat dari
Allah SWT.
Saya menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Saya sebagai
penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Bogor, 18 Agustus 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan..............................................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................6
BAB II Landasan Teori.........................................................................................................................................
A. Kajian Teori........................................................................................................7
BAB III Metode Penelitian...................................................................................................................................
A. Jenis dan Metode Penelitian.............................................................................17
B. Populasi dan Sampel........................................................................................17
C. Alat Pengumpulan Data...................................................................................18
D. Teknik Analisis Data........................................................................................18
E. Teknik Keabsahan Data Penelitian..................................................................18
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa universal yang digunakan dalam dunia
teknologi, pendidikan, politik, perdagangan, dan lain sebagainya. Bahasa merupakan alat
komunikasi yang paling crucial. Dimana suka atau tidak suka, saat ini Bahasa Inggris
sudah sangat mendominasi semua aspek dalam hal komunikasi. Kita bisa melihat hampir
semua electronic devices menggunakan Bahasa Inggris. Sebagian besar Negara-negara di
Asia juga menggunakan Bahasa Inggris sebagai ’Medium of Instruction’ ataupun
menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua sesudah bahasa nasional mereka.
Dalam dunia modern yang penuh dengan tantangan dan persaingan yang super
ketat ini, setiap orang disarankan tidak hanya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi,
namun juga dituntut ketrampilan khusus yang lazim kita sebut ‘skill’. Salah satu ’skill’
yang paling dibutuhkan saat ini adalah Bahasa Inggris. Sesuai dengan penjelasan di atas,
Bahasa Inggris merupakan bahasa global, maka bagi mereka yang ingin selangkah lebih
maju dari orang pada umumnya, perlu bahkan harus menguasai Bahasa Inggris.
Banyak orang yang enggan belajar Bahasa Inggris karena merasa terlalu tua untuk
dapat menguasai bahasa tersebut. Namun menurut saya, modal utama untuk berbicara
bahasa Inggris dengan baik bukanlah usia seseorang, namun sebesar apa tekad seseorang
untuk belajar. Adapun sisi krusial yang harus kita kuasai terlebih dahulu adalah
perbendaharaan kata dalam suatu bahasa, atau yang lebih dikenal dengan kosakata.
Pengetahuan kosakata dalam bahasa Inggris merupakan modal utama dalam mempelajari
bahasa ini. Kosakata adalah hal terpenting dalam mempelajari suatu bahasa. Seseorang
yang ingin belajar bahasa baru perlu mendalami pengetahuan tentang kosakata untuk bisa
berbicara dengan lancar.
Indonesia telah memasuki era pasar bebas MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
sejak awal tahun 2015 dan komunitas ekonomi ASEAN atau AEC (Asean Economy
Community) telah menyepakati bahwa bahasa bisnis yang digunakan adalah bahasa
Inggris. Ini menjadi catatan bagi seluruh warga Indonesia untuk berpikir keras bagaimana
menyiapkan keterampilan berbahasa Inggris, dalam hal ini berbicara bahasa Inggris, agar
mampu menghadapi pasar bebas tersebut.
Kita dapat membayangkan, aktifitas dalam kehidupan kita menggunakan bahasa
Inggris, petunjuk atau aturan dalam peraturan dagang menggunakan bahasa Inggris, apa
yang terjadi jika kita tidak dapat berbahasa Inggris? Perlu kita renungkan dan sebagai
pemicu semangat dan sekaligus menyadari betapa pentingnya bahasa Inggris di era MEA.
Hal ini tidak lain berlaku bagi perusahaan-perusahaan swasta nasional di Indonesia.
Mereka wajib mempersiapkan para karyawannya menjadi mampu, mahir, mumpuni
dalam berbahasa Inggris supaya dapat bersaing dalam mengikuti perkembangan yang
tejadi di negara-negara Asia sekarang ini.

4
Pada bidang pemasaran, suatu produk yang akan dipasarkan antar negara
membutuhkan alat komunikasi global antar perusahaan, salah satunya adalah bahasa Inggris.
Untuk berkomunikasi dengan negara lain, bahasa Inggris menjadi salah satu bahasa global yang
paling banyak digunakan di Indonesia. Seseorang dengan kemampuan berbahasa Inggris juga
menjadi salah satu kualifikasi untuk dapat bekerja sebagai pegawai pemasaran.
Lingkungan kerja berkembang sangat cepat karena adanya teknologi digital.
Perkembangan yang pesat ini menyebabkan lonjakan yang signifikan dalam jenjang pendidikan
karyawan. Persaingan ketat terjadi diantara pelamar kerja. Dengan demikian, bahasa Inggris
dapat menjadi nilai tambah dalam mencari pekerjaan. Pada umumnya banyak perusahaan yang
mencari pekerja atau karyaman yang dapat mengikuti komunikasi dengan klien yang luar negeri.
Di Solo Raya bahasa Inggris digunakan sebagai media promosi. Dalam hal ini, kemampuan
berbahasa dalam mempromosikan daya tarik wisata dapat menumbuhkan ketertarikan para
wisatawan karena menggunakan bahasa persuasive.
Ketrampilan komunikasi bahasa Inggris dianggap penting oleh professional SDM di 96%
perusahaan Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil survei “Kecakapan Bahasa Inggris dan Posisi
Indonesia dalam Tenaga Kerja Global” (Reisha, 2019). Begitu pula dengan survei yang dilakukan
peneliti terhadap 100 mahasiswa non bahasa Inggris di IAIN Surakarta menunjukkan angka yang
tinggi. Hasil survei menunjukkan bahwa 95% dari 100 mahasiswa menganggap bahwa bahasa
Inggris penting dan dibutuhkan dalam dunia kerja. Namun, hasil survei EPI
(EnglishProficiencyIndex) 2019 yang dilakukan oleh EF Education First menunjukkan Indonesia
berada pada posisi ke-61 dari 100 negara dalam tingkat kemampuan bahasa Inggris. Di tahun
2020, hasil survei EF EPI menunjukkan Indonesia berada pada posisi ke-74 dari 100 negara. Hal
tersebut menunjukkan bahwa indeks kecakapan bahasa Inggris negara Indonesia tergolong
rendah (EF Education First, 2020).
Berdasarkan survei peneliti, 1 dari 100 mahasiswa menjawab memiliki kemampuan
bahasa Inggris tingkat mahir, 54 mahasiswa tingkat sedang, dan 45 mahasiswa dengan tingkat
kurang. Jika kemampuan bahasa Inggris hanya dilihat dari mahasiswa yang menganggap bahwa
bahasa Inggris penting (95 dari 100 mahasiswa) dalam dunia kerja maka sebanyak 52 mahasiswa
memiliki kemampuan sedang dan 43 mahasiswa memiliki kemampuan rendah. Tingkat anggapan
pentingnya bahasa Inggris yang tinggi ternyata tidak sejalan lurus dengan kemampuan bahasa
Inggris di Indonesia. Dengan demikian penelitian ini penting dilakukan untuk menggali lebih
mendalam terkait persepsi mahasiswa terhadap kebutuhan kemampuan bahasa Inggris dalam
dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa non bahasa
Inggris terhadap kebutuhan bahasa Inggris di dunia kerja.
Terdapat sejumlah penelitian serupa sebelumnya, diantaranya adalah penelitian tentang
persepsi kemampuan bahasa Inggris individual terhadap dunia lapangan kerja (daerah) oleh
Harahap & Mahrani (2020); penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap pemenuhan
kebutuhan bahasa Inggris prodi ekonomi manajemen universitas Pekalongan oleh Panuntun
(2018); penelitian mengenai analisis kebutuhan pembelajaran bahasa Inggris pada mahasiswa
kelas karyawan oleh Sari (2019); penelitian mengenai analisis kebutuhan bahasa Inggris pada
mahasiswa non bahasa Inggris oleh Arianti (2017); riset tentang peran bahasa Inggris terhadap
perkembangan bahasa Indonesia dan pendidikan di Indonesia oleh Risqi (2019); dan riset
tentang peranan bahasa Inggris (global) dalam dunia teknologi entrepreneur di era ASEAN
Economic Community oleh Rintaningrum (2014).

5
Penelitian serupa lainnya ialah penelitian tentang analisa kebutuhan (need analysis)
mata kuliah bahasa Inggris untuk mahasiswa kejuruan oleh Aflah & Rahmani (2018); penelitian
tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris oleh Emiliasari & Kosmajadi
(2019); penelitian tentang analisis self esteem dan persepsi mahasiswa pada bahasa Inggris
terhadap kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa program unggulan Politeknik Negeri Jember
oleh Aisyiyah (2015); penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran bahasa
Inggris hospitality pada program studi diploma tiga perhotelan sekolah tinggi pariwisata (STP)
Mataram oleh Gadu & Mahsun (2018).
Penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya. Pertama, sampel
penelitian ini merupakan karyawan pabrik garment yang rata-rata karyawannya itu lebih banyak
Wanita daripada laki-laki, selain itu karyawan pabrik pada PT. Delta Mate Indonesia usianya ada
yang mulai dari 18 tahun yang baru lulus dari sekolah sampai ibu-ibu atau bapak-bapak yang
umurnya sudah memasuki 50 tahun, mungkin banyak beberapa ibu-ibu atau bapak-bapak yang
hanya lulusan SD saja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka muncul beberapa masalah yang
teridentifikasi beberapa masalah antara lain :
1. Seberapa banyak karyawan yang memiliki minat dan bakat terhadap keterampilan
berbahasa inggris, karena pada dasarnya karyawan PT. Delta Mate Indonesia
memiliki ribuan karyawan mulai dari umur 18 tahun hingga ada yang berumur 50
tahun.
2. Bagaimana respon dan sikap karyawan dalam menyikapi percakapan Bahasa inggris
atau saat mendengar lagu-lagu berbahasa inggris, karena PT. Delta Mate Indonesia
sehari-harinya memutar lagu secara acak entah itu lagu local maupun luar negeri.

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui berapa banyak karyawan PT. Delta Mate Indonesia yang memiliki minat
dan bakat terhadap keterampilan berbahasa inggris
2. Menjelaskan bagaimana respon dan sikap karyawan dalam menyikapi percakapan
Bahasa inggris atau saat mendengar lagu-lagu Bahasa inggris.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kajian Minat Terhadap Bahasa Inggris


a. Pengertian Minat
Minat adalah ketertarikan atau kecenderungan pada sesuatu yang merupakan
sebuah aspek psikologis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), minat
berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, diartikan pula 19 sebagai
gairah atau keinginan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, minat sering disebut dengan
kata-kata “interest” atau “passion”. Interest bermakna suatu perasaan ingin
memperhatikan dan penasaran akan sesuatu hal, sedangkan “passion” sama maknanya
dengan gairah atau suatu perasaan yang kuat atau antusiasisme terhadap suatu objek.
Muhibbin Syah menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Selain itu, minat juga berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Slameto,
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Oleh sebab itu, ada juga yang mengartikan minat adalah
perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu objek. Misalnya minat siswa
terhadap kegiatan menyanyi.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, bahwa interest are sources of motivation which
drive people to do what they want to do when they are free to choose. When they see
that something will benefit them, they became interested in it (minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan
ketika mereka bebas memilih. Ketika mereka melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan, mereka merasa berminat.

Sangat penting bagi seorang pendidik untuk memperhatikan minat dari siswanya,
yaitu sebagaimana pendapat Des Griffin bahwa “there is compelling and important
evidence about early childhood. Very young children are intrinsically creative and
diserve in their interest, they respond to encouragement and simulation”.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa:

1. Minat adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang terdiri dari perasaan
senang, perhatian, kesungguhan, adanya motif dan ketertarikan pada sesuatu yang
kesemuanya berorientasi untuk mencapai suatu tujuan.

7
2. Minat memunculkan rasa senang atau tertarik pada objek, yang menjadikan
seseorang memperhatikan objek yang disenangi.
3. Minat muncul setelah adanya pengetahuan tentang objek, dengan demikian minat
dipandang sebagai suatu kesadaran terhadap suatu objek atas dasar adanya
kebutuhan atau kemungkinan terpenuhinya kebutuhan.

b. Alasan Bahasa Inggris jarang diminati oleh masyarakat


“cintailah Bahasa kita, yaitu Bahasa Indonesia, tidak usah menggunakan Bahasa
yang tidak dipahami banyak orang.”

Seringkali terdengar ucapan seperti itu, saat saya mencoba berbicara


menggunakan bahasa inggris di depan banyak orang. Banyak orang yang
memandang aneh, mengolok-olok, dan mereka mematahkan semangat saya,
dengan kalimat “cintailah Bahasa Indonesia.”

Ya, saya cinta Indonesia, tapi bukan berarti saya tidak boleh mempelajari Bahasa
Inggris. Dari beberapa kalimat yang selalu diucapkan ketika saya mencoba
menggunakan bahasa inggris, mulai timbul beberapa pertanyaan di otak saya,
“mengapa mereka tidak mempelajari bahasa inggris juga? Agar kita mampu
berkomunikasi dengan baik?”. Tetapi dengan melihat penilaian mereka terhadap
bahasa inggris yang dianggap sulit untuk dimengerti, membuat persenan angka
terhadap minat untuk belajar bahasa inggris menjadi sangat kecil sekali.

Berdasarkan pengalaman saya dalam mempelajari bahasa inggris, saya mencoba


untuk mengumpulkan alasan-alasan yang membuat minat untuk belajar bahasa
inggris itu rendah. Contohnya seperti :
1. Kesulitan dalam menghapal kata
Contoh yang bisa kita ambil adalah saat kita mendengarkan lagu barat.
Mengikuti irama music dan melihat teks lirik yang disajikan, kita dengan
mudah mengikuti setiap kata yang dinyanyikan. Tetapi ketika tidak
menggunakan teks lirik, kita mungkin kesulitan untuk meyanyikannya. Itulah
mengapa dibutuhkan konsentrasi saat kita mencoba menghapal beberapa teks.

2. Pengucapan yang berbeda dengan tulisan


Banyak sekali kata-kata yang pengucapannya sangat berbeda dengan
penulisannya. Itulah yang membuat bahasa inggris dinilai sebagai bahasa yang
sulit dipahami, karena tulisan yang berbeda dengan pengucapannya. Itulah
mengapa dicipatakannya kamus, untuk membantu kita memahami beberapa
kata yang tidak kita mengerti. Atau mungkin bisa juga dengan menonton film
barat dan menyalakan subtitle yang berbahasa inggris-indonesia, jadi dapat
lebih mudah dipahami.

8
3. Terdapat perbedaan kata tetapi memiliki penyebutan yang sama
Contohnya ketika kita mengucapkan, two, too, to. 3 kata ini adalah kata yang
berbeda artinya, tetapi memiliki pengucapan yang sama. Oleh karena itu, kita
dituntut untuk mengerti konteks dari setiap pembahasannya agar tidak salah
menggunakan ata mengerti setiap kata yang diucapkan.

4. Rasa takut akan kesalahan ketika menggunakan bahasa inggris,


Banyak orang yang takut untuk menggunakan bahasa inggris karena mereka
takut akan olokan yang akan dilontarkan. Hal apa yang harus dilakukan untuk
mengalahkan rasa takt tersebut? Yaitu dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Kita harus mempunyai rasa percaya diri agar rasa takut itu dapat kita
kalahkan.

Bahasa inggris adalah bahasa internasional. Banyak orang yang kurang


mengerti dengan yang dimaksud bahasa internasional. Bahasa internasional
adalah bahasa ilmu pengetahuan artinya bahwa bahasa Inggris dipergunakan
untuk pengantar ilmu pengetahuan antar negara. Oleh karena itu, bahasa
inggris memiliki kedudukan penting dalam pelajaran yang harus kita kuasai,
gunanya agar kita bisa berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti banyak
orang.

c. Pentingnya Bahasa Inggris di dunia kerja

Sekarang, banyak pencari kerja yang mulai belajar bahasa Inggris sambil
melamar kerja. Hal tersebut tidak mengagetkan, karena Bahasa Inggris masih
menjadi standar bahasa internasional yang digunakan antar-negara sampai
sekarang. Karena itulah, keterampilan berbahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan
di dunia kerja.

Namun, menguasai bahasa Inggris itu benar-benar wajib atau hanya merupakan
nilai plus, ya? Lalu kenapa beberapa perusahaan sampai mewajibkan
karyawannya bisa berbahasa Inggris? Simak terus artikel ini untuk tahu
jawabannya!

Pentingnya Bahasa Inggris dalam dunia kerja

Dengan menguasai bahasa internasional ini, kamu akan bisa lebih unggul
ketimbang kandidat lainnya ketika melamar kerja. Berikut alasannya

 Mempermudah komunikasi

9
Sekarang, sudah sangat banyak perusahaan yang karyawannya perlu
berkomunikasi dengan klien atau mitra dari luar negeri. Terkadang, klien bisa
datang dari berbagai negara, bahkan yang bahasa utamanya bukan Bahasa Inggris.
Itulah mengapa Bahasa Inggris menjadi bahasa internasional yang penting untuk
dikuasai. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, jadi klien mancanegara akan
menggunakan bahasa tersebut. Meskipun kamu tidak menguasai bahasa ibu
mereka dan sebaliknya, kamu dan klien bisa menggunakan bahasa Inggris untuk
berkomunikasi dan menghindari kesalahpahaman.

Jika kamu bekerja di perusahaan multinasional, terkadang kamu tetap harus


berkomunikasi dengan sesama karyawan Indonesia menggunakan bahasa Inggris,
terutama di email. Ini bertujuan untuk memudahkan jika ada mitra dari luar negeri
yang ingin ikut atau melihat hasil diskusi. Bolak-balik menerjemahkan hasil
diskusimu yang menggunakan bahasa Indonesia sangat tidak efektif, bukan?

 Menyediakan prospek karir yang lebih luas

Seperti yang sudah disebutkan di poin sebelumnya, saat ini sudah banyak
perusahaan yang membutuhkan kandidat dengan skill bahasa Inggris. Bahkan,
kamu sendiri mungkin sudah sering melihat keterampilan berbahasa Inggris
dicantumkan sebagai syarat melamar kerja. Kalaupun bukan syarat utama,
biasanya skill tersebut dianggap sebagai nilai plus oleh perusahaan.

Dengan semakin banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya bahasa Inggris,
menguasai bahasa tersebut akan memperluas prospek karir-mu. Kamu tidak akan
terhalang oleh persyaratan melamar kerja yang mengharuskan kandidat untuk
menguasai bahasa Inggris, sehingga kamu bisa menemukan lebih banyak peluang
untuk kerja.

 Memperluas networking

Memiliki koneksi yang luas dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar
negeri, juga berperan besar dalam membuka lebih banyak peluang dalam
karirmu.

Keterampilan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional membuatnya sangat


berguna untuk menjalin koneksi dengan pekerja dari luar negeri. Dengan
memiliki network yang tidak terbatas di lingkup lokal saja, kamu juga akan
mendapat lebih banyak pilihan dalam menata jenjang karir.

 Meningkatkan daya saing sebagai kandidat

10
Ketika melamar kerja, salah satu hal yang paling penting adalah memastikan
bahwa kamu bisa menonjol di antara ratusan, bahkan ribuan kandidat.
Keterampilan berbahasa Inggris sangat bisa membantumu dalam hal tersebut.

Namun, jangan sampai lengah. Kalau kamu melamar untuk perusahaan multinasional
yang mewajibkan seluruh karyawannya bisa berbahasa Inggris, itu berarti kamu harus
memastikan keterampilan bahasa Inggris-mu di atas rata-rata. Di antara para kandidat
yang “bisa” berbahasa Inggris, kamu perlu menunjukkan bahwa kamu “mahir”
berbahasa Inggris untuk dilirik oleh perekrut .

Karena itu, sangat penting untuk terus belajar dan latihan, sekalipun kamu sebenarnya
sudah percaya diri dengan keterampilanmu. Ingat, di atas langit masih ada langit.
Selalu asumsikan bahwa pesaingmu lebih bagus lagi. Dengan begitu, kamu akan terus
terdorong untuk mengembangkan diri. Selain keterampilan bahasa Inggris,
memiliki growth mindset seperti ini akan membuat daya saing kamu semakin kuat.

 Meningkatkan kemampuan beradaptasi

Sekarang, persaingan dalam dunia kerja sudah semakin ketat. Memiliki job
security pun sudah merupakan sesuatu yang menantang, apalagi dengan berita
mengenai PHK massal yang mulai sering didengar akhir-akhir ini. Di waktu yang
dipenuhi ketidakpastian ini, sangat penting untukmu mempersiapkan berbagai
kemungkinan terburuk, termasuk jika kamu terpaksa mencari pekerjaan di perusahaan
lain.
Menguasai transferable skills , termasuk kemampuan berbahasa Inggris, akan
membantumu untuk cepat beradaptasi di tempat kerja baru dengan posisi baru.
Meskipun sekilas memang terdengar seperti keterampilan teknis, Bahasa Inggris
dapat digunakan di berbagai industri tanpa memandang perbedaan bidang, sehingga
keterampilan ini sangat berguna untuk menavigasi lingkungan kerja baru yang
pastinya memiliki tuntutan baru juga.

 Memiliki akses lebih luas terhadap berbagai informasi

Mulai bekerja tidak berarti kamu berhenti belajar. Ketika bekerja pun, kamu perlu
menjadi seorang individu yang kreatif dan inovatif, yang berarti kamu memerlukan
akses yang luas terhadap berbagai macam informasi. Hal ini bisa dicapai dengan
menguasai bahasa Inggris.

Dengan memahami Bahasa Inggris, kamu akan bisa mengakses lebih banyak
informasi berupa artikel, jurnal, hingga video berbahasa Inggris yang tidak bisa
dipahami jika kamu tidak menguasai bahasanya. Ini akan sangat menguntungkan

11
karena kamu jadi bisa mendapat lebih banyak perspektif dan ide baru ketimbang jika
kamu hanya menguasai satu bahasa.

2. Keterampilan Berbahasa Inggris

Dalam sub ini akan diuraikan tentang (1) pengertian keterampilan Berbahasa, (2) Media
Bahasa Inggris, Adapun penjelasannya sebagai berikut.

a. Pengertian Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa merupakan kemampuan seseorang serta kecepatannya dalam


menggunakan bahasa. Kemampuan ini penting untuk dikuasai sebab merupakan
unsur penting dari suksesnya suatu komunikasi.

Kemampuan ini akan sangat berguna ketika anak menginjak dewasa, ketika ia
memasuki masa-masa sekolah, saat menerima pelajaran dan mengetahui hal-hal baru.
Karena jika seseorang memiliki kemampuan baik dalam berbahasa, maka ia akan
lebih mudah berkomunikasi.

Dengan kemampuan ini juga seseorang akan lebih mudah percaya diri, sebab ia
merasakan bahwa orang lain mendengarkan dan memahami apa yang ia katakan
sehingga merasa diperhatikan, ia juga dapat menangkap pembicaraan orang lain
sehingga mudah memahaminya.

Memang sih, dalam komunikasi terdapat dua belah pihak yang harus memiliki
keterampilan berbahasa yang baik agar pesan bisa tersampaikan dengan sempurna,
sehingga tidak ada kesalahpahaman.

Namun setidaknya ketika salah satunya memiliki kemampuan yang baik, bisa
membantu agar tidak terjadi kesalahpahaman komunikasi. Sehingga tidak ada
ambiguitas saat melakukan komunikasi. Dengan begitu dapat menjadi cara mengatasi
anak yang pemalu.

Empat Jenis Keterampilan Berbahasa

Setelah memahami mengenai pengertiannya, selanjutnya pembahasan akan beranjak


pada 4 jenis keterampilan berbahasa. Berbicara panjang lebar soal kemampuan ini,
Anda pasti berfikir, sebenarnya apa saja sih ketrampilan yang harus dikuasai.

12
Nah, berikut empat jenis keterampilan berbahasa yang wajib dipahami dan dikuasai :

1. Keterampilan Untuk Mendengarkan

Yang pertama adalah kemampuan untuk mendengarkan. Mungkin terdengar


sepele, namun sebenarnya mendengarkan bisa menjadi salah satu kemampuan
yang tidak dimiliki oleh semua orang lho.

Kemampuan mendengarkan tidak hanya ketika anak bisa mendengar sebuah


suara, namun bagaimana ia dapat memfokuskan pikirannya dan perhatiannya
untuk mencerna apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicaranya. Ketika
seseorang mendengarkan pembicaraan namun tidak mengerti apa yang
ditujukan, maka berarti ia tidak memiliki keterampilan mendengarkan.

Terkadang juga terdapat distraksi yang menyebabkan anak tidak fokus


mendengarkan, sehingga membuatnya sulit fokus. Oleh karena itu
kemampuan untuk mendengarkan dan menyerap intisari pembicaraan tidak
semua orang bisa melakukannya.

2. Keterampilan Untuk Berbicara

Tak kalah penting dari mendengarkan atau menyimak, kemampuan berbicara


juga penting dalam berbahasa. Sebab bahasa merupakan alat komunikasi,
maka bagaimana cara buah hati Anda untuk mengungkapkan ide atau gagasan
yang dipunyai sangat diperlukan untuk membentuk keterampilan bahasa baik.

Seseorang yang memiliki keterampilan untuk bicara yang baik akan


menggunakan kalimat yang sederhana, yang mudah dipahami oleh lawan
bicaranya. Kemampuan berbicara ini bisa secara lisan maupun tulis.

Memang ada beberapa orang sudah dianugerahi keterampilan untuk berbicara


secara alami, namun sebenarnya keterampilan ini bisa dilatih oleh orang
tua. Melatih public speaking anak bahkan bisa dilakukan di rumah. Dengan
mencontohkan kalimat dan struktur sederhana kepada anak.

13
3. Keterampilan Untuk Membaca

Keterampilan selanjutnya yang harus dikuasai adalah membaca. Sama halnya


dengan ketika mendengarkan atau menyimak, membaca juga memerlukan
seni untuk memahami apa yang buah hati Anda baca.

Dengan kemampuan membaca yang baik, seseorang dapat mengembangkan


seluruh bagian dari bahasa. Mulai dari ejaan, struktur, kalimat, penulisan atau
pun kosakata yang dipakai. Semakin banyak membaca, semakin banyak kata
diserap sehingga semakin berkembang keterampilan Anda untuk berbicara.

4. Keterampilan Untuk Menulis

Keterampilan terakhir adalah menulis. Menulis dapat merangkum dari semua


keterampilan yang ada mulai dari berbicara, membaca dan mendengarkan.
Menulis adalah bagaimana seseorang merangkum informasi dan
menyusunnya dalam sebuah tulisan.

Pada akhirnya, tulisan yang baik adalah tulisan yang mudah untuk dipahami
oleh orang lain. Tulisan yang baik dituangkan dalam kalimat yang
efektif, sederhana, serta efisien. Kemampuan menulis bisa ditumbuhkan
dengan diasah.

Berikut di atas merupakan empat jenis keterampilan bahasa yang wajib


dipahami dan dikuasai. Setiap jenis memiliki keterkaitan antara satu sama
lain. Sehingga tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, sebisa mungkin
seimbang dalam memahaminya.

Cara Mengasah Empat Keterampilan Berbahasa Secara Efektif

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kesemua jenisnya bisa diasah. Orang tua
bahkan bisa melatihnya sejak dini. Apa yang bisa dilakukan agar kelak
mereka bisa tumbuh dengan keterampilan berbahasa yang baik? Yuk simak
tips cara mengolahnya secara efektif.

14
Mengenalkan anak pada buku cerita

Cara pertama yang bisa mengasah keterampilan anak pada empat jenisnya
adalah dengan mengenalkannya pada buku cerita. Anda bisa memilih buku
cerita yang sesuai dengan tema yang disukai oleh anak.

Untuk mengasah bagaimana ia mendengarkan, Anda bisa membacakannya


dihadapan anak. Sambil sesekali memancing interaksi dari anak.
Kemudian setelah selesai membacanya Anda bisa menarik kesimpulan
bersama. Hal ini dapat membuat Anda mengetahui bagaimana
kemampuan anak mendengarkan dan mengambil inti cerita.

Tanpa sadar, cara tersebut juga bisa mengasah anak untuk berbicara. Yaitu
untuk mengungkapkan apa yang ia serap dari buku cerita. Anda bisa
sambil mengontrol bagaimana anak menyampaikan apa yang ia inginkan.

Mengasah membaca juga bisa dilakukan dengan membiarkan anak


membaca sendiri buku cerita. Karena temanya sesuai yang ia suka, maka
ia akan lebih antusias untuk membacanya. Terakhir menulis, Anda juga
bisa menggunakan buku cerita untuk meminta anak menuliskan kembali
cerita yang ada dengan merangkumnya.

Mendengarkan lagu

Cara lain mengenalkan bahasa dengan lebih menyenangkan adalah dengan


mendengarkan lagu. Dengan mendengar lagu, anak akan lebih peka untuk
mendengarkan. Mengambil intisari dari lagu yang didengarkan.

Ia akan mengasah juga kemampuannya untuk berbicara. Lirik lagu anak


yang sederhana mengajarkan anak untuk berbicara dengan kalimat dan
struktur yang sederhana dan to the point. Sehingga apa yang disampaikan
mudah untuk dimengerti.

Membaca lirik lagu bersama juga bisa dilakukan. Sehingga keterampilan


membaca juga bisa diasah. Terakhir, keterampilan menulis juga bisa
diasah untuk menulis ulang kembali lirik lagu yang ia suka. Sehingga
semua jenis bisa diasah dengan mengeksplorasi sebuah lagu.

15
Mengajaknya berinteraksi sejak dini

Kemampuan dan keterampilan bahasa bisa diasah bahkan sejak si kecil berada
dalam kandungan. Bahkan meski anak belum lahir ke dunia, Anda bisa
melatihnya untuk berbahasa dengan baik. Seperti mengajaknya sering-sering
berkomunikasi sejak dalam kandungan.

Anak adalah peniru ulung. Ketika berinteraksi, anak akan mencontohkan


orang tua. Sehingga dari interaksi yang sering dan berkualitas sedini mungkin,
dapat membuatnya memiliki pondasi awal untuk berbahasa dengan
keterampilan yang baik.

16
BAB III
Metode Penelitian
A. Jenis dan Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui teknik pengumpulan data survei dan
wawancara. Menurut Arikunto, pendekatan kuantitatif adalah dimulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasil keseluruhan itu menggunakan angka
(Jayusman & Shavab, 2020). Sedangkan pendekatan kualitatif adalah suatu strategi inquiry yang
menekankan pada pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun
deskripsi mengenai suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik serta
disajikan secara naratif (Sidiq & Choiri, 2019).
Sugiyono (2009) mendefinisikan bahwa “Metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Sedangkan penelitian deskriptif
yang dikemukakan oleh Kuncoro (2003) adalah sebagai berikut, “Penelitian deskriptif
meliputi kegiatan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status
terakhir dari subyek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian deskriptif meliputi
penilaian terhadap individu, organisasi atau keadaan tertentu”.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya sehingga menghasilkan
kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Survei dilakukan untuk memperoleh data awal mengenai minat pada karyawan terhadap
Bahasa inggris serta kemampuan mereka dalam menguasai Bahasa inggris. Kriteria informan
yang mengisi survei ialah a) karyawan PT. Delta Mate Indonesia, b) berbahasa inggris. Sedangkan
wawancara dilakukan untuk menggali informasi lebih mendalam terkait minat dan kemampuan
keterampilan pada karyawan terhadap Bahasa inggris. Panduan wawancara yang digunakan
peneliti ialah berdasar pada tujuan yang hendak dicapai yaitu seberapa banyak karyawan yang
minat terhadap Bahasa inggris.

B. Populasi dan Sampel

Penelitian akan dilaksanakan di PT. Delta Mate Indonesia, subyek penelitian ini adalah
karyawan PT. Delta Mate Indonesia. Penelitian ini dengan cara pengambilan data
langsung di PT. Delta Mate Indonesia. Untuk mengetahui seberapa banyak karyawan
yang memiliki minat dan bakat terhadap keterampilan berbahasa inggris, cara yang
dilakukan adalah dengan meminta setiap karyawan mengisi kuesioner yang berupa
pertanyaan singkat tentang penggunaan Bahasa inggris.

17
C. Alat pengumpulan data
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi dengan wawancara
dan angket/kuesioner. Observasi yang akan dilakukan dalam hal ini adalah
mengumpulkan seluruh data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Lalu, Peneliti juga menggunakan desain wawancara (interview) yang merupakan proses
memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab antara peneliti dan subyek penelitian,
selain itu peneliti juga menyiapkan kuesioner untuk diisi oleh karyawan untuk
mendapatkan data.

D. Teknik Analisis Data


Tahap penyusunan instrumen penelitian ini, peneliti menyusun beberapa instrumen
penelitian, antara lain: lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar
angket/kuesioner.
a. Lembar observasi digunakan untuk mengamati sikap karyawan terkait dengan aktifitas
Ketika ada suara-suara berbahasa inggris selama melakukan bekerja.
b. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman karyawan
mengenai penggunaan Bahasa Inggris.
c. Pengisian angket/kuesioner dalam bentuk google form dengan pertanyaan-pertanyaan
singkat terkait penggunaan Bahasa inggris untuk mengetahui seberapa banyak karyawan
PT. Delta Mate Indonesia yang memiliki minat dan bakat terhadap keterampilan
berbahasa inggris.

E. Teknik Keabsahan Data Penelitian


Salah satu cara dalam menguji kebenaran sebuah data adalah dengan menggunakan uji
kredibilitas. Dalam penelitian kualitatif, kredibilitas ini disebut sebagai uji validitas
internal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagai salah satu
teknik pengujian keabsahan data.
Teknik triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yakni triangulasi teknik dan
triangulasi waktu. Dijelaskan sebagai berikut :
1. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dapat dilakukan dengan melakukan yang sama, namun dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data yang telah diperoleh melalui wawancara
mendalam kepada informan A terkait persepsi, gagasan, harapan, sikap, gaya hidup,
dan lingkungan masyarakat terhadap pengimplementasian kesehatan gratis, maka
dilakukan pengecekan informasi kembali melalui observasi, ataupun dokumentasi
kepada informan A tersebut, maupun sebaliknya.
- Wawancara mendalam (indepth interview): sebagian besar sumber data penelitian
kualitatif didasarkan pada wawancara mendalam, teknik ini menggunakan
pertanyaan open-ended, dengan mengutamakan sikap etis terhadap informan yang
sedang dipelajari. Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan, dan
pengetahuan.

18
- Observasi (pengamatan): observasi merupakan salah satu dasar fundamental dari
semua metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, khususnya menyangkut
ilmuilmu sosial dan perilaku manusia. Observasi ini dilakukan dengan pengamatan
terhadap apa yang diteliti yang hasilnya dapat berupa gambaran yang ada di lapangan
dalam bentuk sikap, tindakan, pembicaraan, maupun interaksi interpersonal.
- Dokumen: dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar, (foto), dan karya-karya
monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.
2. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan kembali terhadap
data kepada sumber dan tetap menggunaakan teknik yang sama, namun dengan
waktu atau situasi yang berbeda. Misalnya informan sebelumnya yang telah
dilakukan wawancara mendalam, diulangi wawancaranya pada waktu atau situasi
berbeda. Apabila hasil uji tetap menunjukkan data yang berbeda, peneliti dapat
melakukannya secara berulang hingga ditemukan kepastian data.

19
Daftar Pustaka
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Zamili M. Menghindari dari Bias: Praktik Triangulasi dan Kesahihan Riset Kualitatif.
J Lisan Al-Hal. 2015; 7 (2): 283–302. 5. Rahmat PS. Penelitian Kualitatif.
J Equilibrium. 2009; 5 (9): 1–8. 6. Hadi S. Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif
pada Skripsi.
J Ilmu Pendidik. 2016;22(1):74–9. 7. Bachri BS. Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi
pada Penelitian Kualitatif.
J Teknol Pendidik. 2010;10( 1):46–62. Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta//
Abdul Aziz Abdul Madjid. 2001. Mendidik dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosda Karya
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV. Sinar Baru Arifin, Syamsir.
1991. Kamus Sastra Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dewi, K. S. K. (2019). Pentingnya Menguasai Bahasa Inggris Dalam Era Globalisasi Masa Kini.
Retrieved April 2021, 18 from kompasiana.com website https://www.kompasiana.com/
karinasofia13/5e4d18f0d541df2b1627e552/pentingnyamenguasai-bahasa-inggris-dalam-era-
globalisasi-masakini?page=all#section1
Ahuja, P dan G.C. (2010). Membaca Secara Efektif dan Efisien. Bandung: PT. Kiblat Buku
Utama.
Harris. (1969). Testing English as a second Language. New York: Macmillan Publishing
Company
Syamsuddin, A.R. ( 1986) Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.
Pangabean, Maruli. (1981) Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia. Walija.
(1996)Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press.
Wibowo, Wahyu (2001) Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia

20

Anda mungkin juga menyukai