DISEMPURNAKAN
Disusun Oleh :
Prodi : Hukum
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara tulisan. Fungsi bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan suartau
suatu ide lewat pemikiran, perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi dan
dengan sengaja. (Abdul Chaer, 2002: 84) Penyampaian informasi atau pesan
tersebut tentunya dengan menggunakan kalimat. Maka dari itu, agar pesan yang
baca yang benar. Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan
melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan
kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang
Pada setiap kegiatan yang dilakukan manusia dan gerak manusia sebagai
makhluk yang berbudaya dan masyarakat, tidak pernah lepas dari bahasa. Tidak
ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Salah satu kegiatan
selama masa pendidikan. Maka dari itu, diperlukan sarana yang dapat dijadikan
pedoman dalam mendukung pembuatan karya tulis ilmiah yaitu ragam baku
tulis. Ragam baku adalah ragam yang dikembagakan dan diakui oleh warga
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sudah tidak asing lagi didebgar dikalangan
para pelajar. Pedoman EYD adalah pedoman ejaan bahasa Indonesia yang telah
eksistensi EYD sudah digantikan menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa 161
sudah berjalan selama beberapa tahun, masih saja banyak masyarakat yang
dalam pedoman EYD menjadi PUEBI adalah karena adanya kemajuan teknologi
dan pendidikan seiring dengan kemajuan zaman dan untuk memantapkan fungsi
dari bahasa Indonesia itu sendiri. Atas dasar itu, PUEBI dihadirkan sebagai
wujud kemajuan bahasa Indonesia yang lebih lengkap. Perubahan isi yang
pemilihan kata adalah suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu dibicarakan
atau dipelajari karena akan terjadi dengan sendirinya secara wajar pada diri
yang sangat sulit mengungkapkan maksud atau segala sesuatu yang ada dalam
pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya. Kita pun juga menjumpai
tidak memiliki makna yang begitu berarti. Oleh karena itu agar tidak terseret ke
dalam dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa pentingnya peranan kata
Indonesia dalam berbagai ranah pemakaian, baik secara tulis maupun tulisan,
menjadi semakin luas. Hal ini membuat diperlukannya perubahan pada ejaan
(1901). Pada 19 Maret 1947, Ejaan Van Ophuijsen digantikan dengan Ejaan
(Melindo). Namun, ejaan itu tidak sempat diresmikan oleh pemerintah karena
Presiden No. 57.Tahun 1972. Sesuai dengan namanya, EYD beberapa kali
ejaan yang berlaku di Indonesia bukan lagi EYD, melainkan PUEBI. Perubahan
nama EYD menjadi PUEBI ini, menurut Kepala Bidang Pemasyarakat Badan
nama EYD.
B. Rumusan Masalah
2. Kaidah EYD ?
C. Tinjauan Pustaka
serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Adapun menurut “Kamus
Besar Bahasa Indonesia IV Daring” (2016), ejaan adalah kaidah cara
bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan
tanda baca. Adapun menurut Wijayanti (2013), ejaan adalah kaidah cara
dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Jadi, yang dimaksud dengan ejaan
tanda baca. Pengertian kata ejaan berbeda dari mengeja. Mengeja adalah
kegiatan melafalkan huruf, suku kata atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu
sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar masalah pelafalan. Ejaan
dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi
oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan
makna. Berdasarkan konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasan ejaan meliputi (1)
pemakaian huruf vokal dan konsonan, huruf kapital dan kursif, (2) penulisan dan
bentukan kata, (3) penulisan unsur serapan, afiksasi, dan kata asing, dan (4)
penempatan dan pemakaian tanda baca. Semua aspek tersebut ditata dalam
kaidah ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
atau materi penelitan dengan data kepustakaan. Penelitan ini juga menggunakan
penelitan ini, perolehan data dilakukan melalui tahapan studi kepustkaan dengan
PUEBI.
bisa juga dilakukan pada sebuah objek, tetapi dalam kurun waktu berbeda.
Adapun, seperti telah disebutkan di atas, objek yang akan dianalisis dalam
PEMBAHASAN
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 hingga 2015
Republik atau Ejaan Soewandi pada tahun 1972 dan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI) pada tahun 2022. EYD pertama kali diberlakukan dan
diresmikan pada tanggal 26 Agustus 1972. Pemberlakuan pemakaian EYD
sempat digantikan oleh Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) sejak tahun 2015
hingga bulan Agustus 2022, ketika istilah "Ejaan Bahasa Indonesia yang
EYD adalah aturan dasar atau pedoman ejaan dalam bahasa Indonesia yang
• J menjadi Y
• Dj menjadi j
• Nj menjadi ‘Ny
• Ch menjadi Kh
• Tj menjadi C
• Sj menjadi Sy
benar tetapi juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan
penulisan bahasa yang teratur. Dalam ejaan, terdapat beberapa aturan yang
digunakan dalam mengatur huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf
diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf
tebal.
bahasa kesatuan.
Perubahan ejaan yang terjadi tidak mengubah keseluruhan isi dari EYD.
1. Penambahan huruf vokal diftong ei, dalam EYD hanya ada tiga yaitu ai,
2. Pada PUEBI huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
orang, termasuk julukan sedangkan EYD hanya penulisan nama orang tidak
dengan julukan.
3. Pada PUEBI huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang
4. Pada PUEBI partikel pun tetap ditulis terpisah, kecuali mengikuti unsur
6. Penggunaan titik koma (;) pada EYD digunakan tanpa penggunaan kata
dan, sedangkan dalam PUEBI penggunaan titik koma (;) tetap menggunakan
kata dan.
7. Penggunaan tanda titik koma (;) pada PUEBI dipakai pada akhir perincian
8. Penggunaan tanda hubung (-) pada PUEBI tidak dipakai di antara huruf
dan angka, jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf, sedangkan pada
11. Penggunaan tanda elipsis ( … ) dalam EYD dipakai dalam kalimat yang
ditulis dengan huruf kapital, misalnya: Jenderal Kancil dan Dewa Pedang.
(seperti bin, binti, boru, dan van) tidak ditulis dengan huruf kapital.
9) Penambahan catatan bahwa nama diri dalam bahasa daerah atau bahasa
11) Penambahan contoh bagian karangan yang ditulis dengan huruf tebal.
12) Penambahan catatan pada butir : Imbuhan yang diserap dari unsur asing,
seperti -isme, - man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
13) Penambahan klausul “Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua
huruf atau lebih tidak dipenggal”. Selain itu juga ditambahkan contoh dan
catatan.
Tigaraksa.
16) Penambahan klausul penggunaan tanda hubung antara (1) kata dengan
kata ganti Tuhan, (2) huruf dan angka, dan (3) kata ganti dengan singkatan.
17) Penambahan klausul “Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk
terikat yang menjadi objek bahasan. Misalnya: Kata pasca- berasal dari
menjadi pembetonan”.
18) Penambahan klausul “Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak,
lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat”.
19) Penambahan klausul pada pemakaian garis miring miring pada PUEBI
ialah “Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
20) Penambahan atau pendetailan banyak unsur serapan dari bahasa Arab.
Terdapat 10 pengurangan/penghilangan:
menyatakan bahwa “Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain
Indonesia.
tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang
diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat
10) Penghilangan klausul “Kata ganti itu (-ku, -mu, dan –nya) dirangkaikan
Terdapat 4 perubahan:
bagian ini ialah “Kata Depan di, ke, dan dari”, pada PUEBI judulnya diubah
Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing” dari hanya “bahasa
Terdapat 2 pemindahan:
gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
2) Pemindahan bagian B.3. yaitu klausul “ Jika bentuk dasar yang berupa
gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata
Akronim
adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misal rudal
untuk peluru kendali (KBBI Edisi Ketiga). Perihal akronim dalam perspektif
ilmu bahasa dan aplikasinya dalam teknologi informasi telah dijelaskan oleh
Zahariev.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online kependekan yang
berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan
dilafalkan sebagai kata yang wajar (misal mayjen mayor jenderal, rudal
kurang disukai karena berisiko ditemui akronim yang sama tetapi berbeda
sebuah tindakan moral, sehingga perkataan yang benar adalah yang didasari
c. Sejarah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara
saat lalu. Selama perubahan itu, berbagai julukan disematkan pada pedoman
perubahannya.
Pada tahun 1966, panitia untuk menyusun ejaan baru bagi bahasa
Indonesia dibentuk. Panitia itu bekerja atas dasar Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 062 Tahun 67, pada tanggal 19 September
1967. Pada, tahun 1967, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK, sekarang
(Ejaan LBK) yang merupakan hasil kerja panitia bentukan LBK tersebut.
Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis
Menteri Pendidikan Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan
persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli
dari kedua negara tentang ejaan yang baru. Pada tanggal 16 Agustus 1972,
ejaan Latin bagi bahasa Indonesia dan bahasa Melayu ("Rumi" dalam istilah
daripada Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak bulan Maret
1947.
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri
pedoman EYD edisi pertama. Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan
aturan EYD edisi kedua yang menyempurnakan EYD edisi pertama (1975).
ini, maka EYD edisi kedua (1987) diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Pada tahun 2022, Keputusan Kepala
menteri tersebut pada intinya mengembalikan istilah EBI menjadi EYD, atau
d. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri
terdiri atas huruf a, i, u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata.
Indonesia adalah huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
dilambangkan dengan ai, au, dan oi. Contoh pemakaian dalam kata Ejaan
gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy.
EYD, yaitu:
pada awal kalimat. Misalnya : Dia menulis surat di kamar Tugas bahasa
pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti
Tuhan, dan nama kitab suci. Misalnya : Allah Yang Maha kuasa lagi Maha
nama orang. Misalnya : Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin Kita adalah
sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik. Digunakan sebagai huruf pertama
huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa. Misalnya : bangsa
Indonesia suku Sunda. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya : tahun Hijriyah hari Jumat
bulan Desember hari Lebaran. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi
unsur nama diri. Misalnya : Laut Jawa Jazirah Arab Asia Tenggara Tanjung
Harapan 10. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
kekerabatan atau sapaan dan pengacuan. Misalnya : Surat Saudara sudah saya
terima. Mereka pergi ke rumah Pak Lurah. Digunakan sebagai huruf pertama
kata ganti Anda. Misalnya : Surat Anda telah saya balas Sudahkah Anda
singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya : Dr. Ibrahim Naki Abdul
Manaf Husain, S.H. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya,
kecuali kata depan dan kata penghubung. Misalnya : Bacalah majalah Bahasa
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya : Buku
Penulisan Kata Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata,
yaitu : Kata Dasar Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu : Imbuhan
Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti
Bertepuk tangan Sebar luaskan. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata
dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : Antarkota Mahaadil. Kata Ulang Kata ulang ditulis secara lengkap
dengan menggunakan tanda (-). Jenis jenis kata ulang yaitu : Dwipurwa yaitu
kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa
bagian, yaitu : 1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap
academica, de facto, bridge. 2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu
maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu :
Tanda titik (.) Fungsi dan pemakaian tanda titik: Untuk mengakhiri sebuah
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan, Pada akhir singkatan nama orang,
Diletakan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan, Pada
singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum, Dibelakang angka atau
Tanda Koma (,) Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain: Memisahkan
kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimat, Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.
6.3. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa
Tanda Titik Dua (:) Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian, Pada
kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian, Dalam teks drama sesudah kata
yang menunjukan pelaku dalam percakapan, Di antara jilid atau nomor buku/
majalah dan halama,n antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan
Tanda Hubung (-) Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
unsur-unsur kata ulang, Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Tanda Elipsis (…) Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti
Tanda Tanya (?) Fungsi dan Kegunaan tanda tanya (?): Tanda tanya selalunya
dipakai pada setiap akhir kalimat tanya. Tanda tanya yang dipakai dan diletakan
Tanda Kurung Siku ( {..} ) Tanda kurung siku digunakan untuk: Mengapit huruf,
kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir kalimat atau
bagian kalimat yang ditulis orang lain, Mengapit keterangan dalam kalimat
Tanda Petik (“…”) Fungsi tanda petik adalah: Mengapit petikan lagsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain Mengapit judul syair,
karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat Mengapit istilah kalimat yang
kurang dikenal
Tanda Petik Tunggal (‘..’) Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi: Mengapit
Tanda Garis Miring (/) Fungsi dan kegunaan garis miring Tanda garis miring
dipakai dalam penomoran kode surat, Tanda garis miring dipakai sebagai
bagian kata.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi
dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena
tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.
2. Saran
pembuatan suatu karya tulis. Dan semoga penjabaran ini dapat bermanfaat
Bengkulu, 2019.
Karyati, Zetty. "Antara EYD dan PUEBI: suatu analisis komparatif." SAP (Susunan
Khair, Ummul. "Analisis kesalahan Ejaan Yang Disempurnakan (eyd) Dalam Proposal
Syahputra, Edi, and Alvindi Alvindi. "Berlakunya Perubahan Ejaan yang disempurnakan
(EYD) menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)." Mahaguru: Jurnal