NIM : 17032095
Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara
lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis,
ejaan ialah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca (Anto, 2017).
Menurut Suyanto (2011: 90) ejaan adalah ilmu yang mempelajari tentang ucapan atau apa
yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar
bunyi.
Menurut alwi dkk. (2014: 16) ejaan merupakan tata cara menulis bahasa indonesia dengan
huruf latin. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah ejaan bahasa Indonesia
yang berlaku sejak tahun 2015. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) edisi revisi tahun 1987.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah segala bentuk
aturan terkait penulisan tata bahasa dalam bahasa Indonesia. Buku juga merupakan bentuk
pengabadian sebuah karya, bisa berupa karya sastra, peraturan-peraturan, undang-undang, dan
lain sebagainya.
Menurut KBBI Daring (2016), buku adalah lembar kertas yang berjilid berisi tulisan atau
kosong; kitab. Hal yang sama juga disebutkan bahwa buku pedoman adalah buku yang
digunakan sebagai acuan dalam melakukan sesuatu; buku acuan.
Menurut Suprana (dalamTriguno, 2013), buku adalah suatu bentuk benda karya manusia
yang berfungsi sebagai salah satu media komunikasi atau informasi. Buku saat ini masih menjadi
prioritas utama untuk mencari informasi ditengah perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas bisa diambil sebuah simpulan, bahwa buku masih
menjadi prioritas utama dalam rangka mengabadikan karya seseorang maupun lembaga untuk
menjadi acuan.
Menurut Ermanto dan Emidar (2018) ejaan merupakan seperangkat aturan yang dibuat untuk
dipedomani dalam memindahkan bahasa lisan suatu masyarakat menjadi bahasa rulis. Dengan
demikian, jika ejaan tersebut belum mapan dan masih memiliki kekurangan-kekurangan atau
keterbatasan-keterbatasan dalam pemindahan bahasa lisan ke dalam bahasa tulis, ejaan yang
sudah ada itu akan mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman masyarakatnıya.
Penataan ejaan suatu bahasa perlu memperhitungkan kemudahan dan ketepatan dalam penulisan.
Jadi, kesederhanaan ejaan sangat penting menjadi orientasi utama dalam penataannya.
Ejaan bahasa Indonesia perlu dibakukan untuk meningkatkan eksistensi ragam bahasa
Indonesia baku. Pembakuan ejaan menupakan salah satu aspek yang harus dibakukan selain
pembakuan tata istilah, pembakuan tata bahasa, dan pembakuan ujaran atau ucapan bahasa
Indonesia.
Untuk aspek yang terakhir ini, Halim (1979: 27) menyatakan bahwa pembakuan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ujar non-teknis agaknya mendapat prioritas terakhir bukan karena tidak
penting, tetapi karena kenyataan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua bagi
kebanyakan orang Indonesia dan bukan sebagai bahasa ibu. Oleh karena itu, pembakuan ujaran
lisan bahasa Indonesia masih sulit untuk dilakukan. Penutur bahasa Indonesia yang beragam
bahasa pertamanya (bahasa ibunya) akan berpengaruh negatif dalam penerapan bahasa baku
lisan bahasa Indonesia yang akan dirancang. Namun, sebagai pedoman yang t jelas untuk bahasa
lisan bahasa Indonesia sudah ada, yakni tuturan bahasa Indonesia yang tidak jelas lagi asal etnis
atau daerah penuturnya.
Selama pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia tercatat
beberapa kai perubahan ejaan seperti berikut ini.
Ejaan ini adalah ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin yang ditetapkan pada
1901 berdasarkan rancangan Ch. A van Ophuysen dengan bantuan Engku Nawawi gelar
Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soeran Ibrahim.
2. Ejean Soewandi
Ejaan ini disusun dengan maksud untuk membuat ejaan yang berlaku menjadi
lebih sederhana pada masa Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan, yaitu
Soewandi. Ejaan yang disusun pada 1947 ini mendapat tanggapan baik oleh masyarakat
dan lebih dikenal dengan Ejaan Republik
3. Ejaan Pembaharuan
Berdasarkan dari gagasan perbaikan ejaan pada masa Kongres Bahasa Indonesia
Il di Medan pada 1956 disusun Ejaan Pembaharuan. Ejaan ini belum ditetapkan.
4. Ejaan Melindo
Ejaan Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (Ejaan LBK) dimulai pada 1966. Ejaan
ini merupakan cikal bakal untuk terwujudnya Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
6. Ejaan yang Disempurnakan
Berdasarkan keputusan Presiden, No. 57, tahun 1972, ditetapkan Ejaan yang
Disempurnakan. Berdasarkan hal itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menerbitkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Oleh karena penuntun itu perlu
dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat
keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyusun buku Pedoman
Umum yang berisi pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) seperti diungkapkan di dal buku Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia diterbitkan oleh Bad Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan a Kebudayaan pada tahun 2016. Ejaan Bahasa Indonesia ini
telah ditetark dengan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Pertama, peraturan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada
tahun 1901 berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan bantuan Engku Nawawi
gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Pada waktu ini telah
dilakukan penyempurnaan ejaan dalam berbagai nama dan bentuk.
Kedua, pada tahun 1938, pada Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo,
disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinter- nasionalkan. Pada tahun 1947
Soewandi, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan
dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg.A bahwa perubahan ejaan
bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang berlaku menjadi lebih sederhana.
Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik.
Ketujuh, pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD)
edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987.
Kedelapan, setelah itu, edisi ketiga diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46. Kesembilan, pada tahun 2016
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan,
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) diganti dengan
nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang penyempurnaan
naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa.
Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mendatangi kantor Komisi
Pemilihan Umum.
Kegiatan pers di Indonecia diatur oleh Undang-Undang Pers.
Siapakah Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa sekarang?
Contoh penulisan yang salah
Daerah istimewah aceh sekarang dikenal dengan provinsinangro aceh darussalam.
Calon gubernur jawa timur, Khofifah Indar Parawansa, mendatangi kantor komisi
pemilihan umum.
Kegiatan pers di Indonesia diatur dengan Undang-undang Pers.
Siapakah Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa sekarang?
Penjelasan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen
resmi.
Contoh penulisan yang benar
Inggris adalah negara yang berbentuk kerajaan.
Di Padang terdapat dua buah universitas.
Contoh penulisan yang salah
Inggris adalah negara yang berbentuk Kerajaan.
Di Padang terdapat dua buah Universitas.
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kara ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak
terletak pada posisi awal.
Contoh penulisan yang benar
Artikel tersebut dimuat dalam surat kabar Media Indonesia.
Pernahkah Anda membaca karya sastra Dari Ave Maria ke Jalun Lain ke Roma?
Contoh penulisan yang salah
Artikel tersebut dimuat dalam surat kabar media indonesia.
Pernahkah Anda membaca karya sastra dari ave maria ke jalan lain ke oma?
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nam gelar, pangkat, dan
sapaan.
Contoh penulisan yang benar
Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Anton Moeliono.
Kita akan menemui Ny. Agcm Pratame
Contoh penulisan yang salah
Buku itu ditulis oleh prof. dr. Anton Moellono.
Kita akan menemui ny. Agom Pratama.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, sert kata atau ungkapan lain yang
dipakai daiam penyapaan atau pengacuan
Contoh penulisan yang benar
Pernahkah Bapak ke Jepang?
Mengapa Ibu tidak datang kemarin?
Contoh penulisan yang salah
Pernahkah bapak ke lepang?
Mengapa ibu tidak datang kemarin?
Penjelasan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penanjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam penyapaan atau pangacuan.
Contoh penulisan yang benar
Sayangilah ibumu seperti dia menyayangimu pada waktu kecil.
Keberadaan adik dan kakak saya belum saya ketahui sampai sekarang
Contoh penulisan yang salah
Sayangilah ibumu seperti Dia menyayangimu pada waktu kecil.
Keberadaan Adik dan Kakak saya belum saya ketahui sampai sekarang.
Penjelasan: Kata ganti Anda dirulis dengan huruf awal kapital.
Contoh penulisan yang benar
Ketika Anda membaca, hilangkan kebiasaan membaca yang negarif. seperti menunjuk
setiap baris yang dibaca!
Saya pikir, Anda adalah orang yang tepat mengisi posisi itu.
Contoh penulisan yang salah
Ketika anda membaca, hilangkan kebiasaan membaca yang negatif, seperti menunjuk
setiap haris yang dibaca!
Saya pikir, anda adalah orang yang tepat mengisi posisi itu.
9. Penulisan Partikel
Dalam EBI, penulisan partikel diatur sebagai berikut (a) partikel lah, -kuh, dan -tah
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: (b) partikel pun ditulis terpisah dari kata
yang mendahuluinya: (c) partikel per yang herarti "demi', 'tiap", atau 'mulai' ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya. Aturan penulisan partikel itu dijelaskan satu per satu berikut
ini.
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh penulisan yang benar
Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina!
Apakah yang dimaksud dengan kaum proletar itu?
Contoh penulisan yang salah
Tuntut lah ilmu sampai ke negeri Cina!
Apa kah yang dimaksud dengan kaum proletar itu?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh penulisan yang benar
Walaupun dosen tidak hadir, kami pun tetap belajar di ruang kuliah.
Mahasiswa pun ikut hadir dalam upacara hari ulang tahun Korpri.
Contoh penulisan yang salah
Walaupun dosen tidak hadir, kamipun tetap belajar di ruang kuliah.
Mahasiswapun ikut hadir dalam upacara hari ulang tahun Korpri.
Catatan: Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai,
misalnya meskipun, walaupun, adapun, bagaimanapun.
c. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap' atau 'mulai' ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh penulisan yang benar
Pada tahun ini harga BBM kembali diturunkan per 1 Desember.
Rumah itu dijual dengan harga Rp180 juta per unit oleh pengembang.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550.000.000.000 rupiah.
d. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta
(b) nilai uang
e. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
f. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
g. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut: dua belas (12), tiga puluh
(30), lima ribu (5.000), setengah atau seperdua (1/2). seperenam belas (1/16), satu
permil (1%).
h. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut: abad XX, abad ke-20,
abad kedua puluh, Perang Dunia II, Perang Dunia Ke-2, Perang Dunia Kedua.
i. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut: lima
lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan), tahun 1950-an (tahun seribu
sembilan ratus lima puluhan), uang 5.000-an (uang lima ribuan)
j. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan
perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
k. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan
seperti berikut: saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan
ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen); bukti pembelian barang seharga
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan
pertanggungjawaban.
l. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf:
Kelapadua, Kotonanampek, Rajaampat, Simpanglima, Tigaraksa
(1)Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan,ilustrasi, atau tabel.
(2)Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta
(b) tanggal surat.
Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., Moeliono, A.M. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Anto, Puji, M. Sjafei Andrijanto, Taufiq Akbar, (2017) “Perancangan Buku Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia Sebagai Media Pembelajaran Ejaan Di Sekolah” Jurnal
Desain Vol. 04 No. 02
Triguno, B. (2013). Perancangan Buku Panduanpertolongan dan Keamanan dalam Arung Jeram.
Jurnal Online Universitas Negeri Malang