Anda di halaman 1dari 7

Ejaan dan Pilahan Kata

Nadia Alifira Windrita


18050974013
Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak- Ejaan tidak menyangkut pelafalan kata karena bahasa sesungguhnya tidak lain dari pada
saja tetapi juga menyangkut cara penulisan. Ejaan tanda bunyi bebas yang selalu terikat pada suatu
merupakan cara menuliskan kata atau kalimat sistem, diketahui oleh masyarakat bahasa
dengan memeperhatikan penggunaan tanda baca dan berdasarkan perjanjian. Jadi pada hakikatnya
huruf. Cara pelafalan dan cara penulisan tanda baca, bahasa adalah bunyi.
kata, dan kalimat dalam bentuk tulis termasuk juga
dalam ejaan. Ejaan yang digunakan dalam berbahasa B. Rumusan Masalah
Indonesia telah berubah dan berkembang. Ejaan 1. Apa itu ejaan?
dalam bahasa Indonesia diubah, dikembangkan, dan 2. Bagaimana ejaan yang benar?
disempurnakan oleh Badan Pengembangan dan 3. Bagaimana sejarah Perkembangan Ejaan dan Ciri-
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Cirinya?
Kebudayaan. Pengubahan, pengembangan, dan 4. Bagaimana pemakaian huruf yang benar?
penyempurnaan ejaan dalm bahasa Indonesia
5. Bagaimana pemakaian huruf kapital dan huruf
dilakukan selama 114 tahun, dimuali dari 1901
miring?
sampai dengan 2015. Selama itu, berbagai nama
disematkan pada ejaan bahasa kita. Pembentukan 6. Bagaimana pembentukan kata kata Bahasa
kata itu adalah proses mengolah leksem atau huruf Indonesia?
yang menjadi kata. Dan ragam pembentukan kata
dalam Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata C. TUJUAN
dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa 1. Dapat mengetahui ejaan yang benar
komponen yang berbeda. 2. Dapat mengetahui Perkembangan Ejaan dan Ciri-
Cirinya.
Kata kunci- : Ejaan; Pilahan Kata; Ejaan Van 3. Dapat mengetahui pilihan kata yang tepat
Ophuijsen
2. ISI
1. PENDAHULUAN A. Ejaan
A. Latar Belakang Ejaan tidak menyangkut pelafalan kata saja tetapi juga
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana menyangkut cara penulisan. Ejaan merupakan cara
melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menuliskan kata atau kalimat dengan memeperhatikan
menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang.
penggunaan tanda baca dan huruf. Sedangkan menurut
Secara teknis, ejaan adalah aturan penulisan huruf,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, “ejaan
tanda baca. adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa huruf) serta penggunaan tanda baca”. Berdasarkan kedua
Indonesia, ejaan Republik atau ejaan Soewandi, yang pendapat di atas, ejaan adalah carapelafalan dan cara
berlaku sejak tahun 1927. Tepatnya pada 16 agustus penulisan tanda baca, kata, dan kalimat dalam bentuk
1972, telah ditetapkan dan diberlakukan Ejaan Yang tulis.
Disempurnakan (EYD) yang diatur dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Apabila pedoman Ejaan yang digunakan dalam berbahasa Indonesia telah
ini dipelajari dan ditaati maka tidak akan terjadi berubah dan berkembang. Ejaan yang berlaku sekarang
kesalahan pengejaan kata. adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
selanjutnya disebut dengan PUEBI. Sebelum itu, telah
Pembentukan kata biasa disebut dengan morfologi. digunakan beberapa ejaan.
Hingga kini telah banyak dibicarakan berbagai bentuk
kata dalam bahasa Indonesia beserta pengertian-
pengertian yang diwakilinya. Dengan kata lain telah
Perubahan ejaan tersebut memiliki akibat, seperti saat tim
diberikan tinjauan tentang cirri bentuk kata beserta
tugasnya dalam pemakaian bahasa. penyunting buku “10 Tahun Koperasi (1930 – 1940)” karya
Pengetahuan tentang cirri-ciri penting sekali, R.M. Margono Djojohadikusumo akan menerbitkan kembali
buku tersebut, seperti yang dituliskan Opie (2015) berikut. 3. 1947 Ejaan Republik sesuai SK
Menteri Pengajaran,
Tim penyunting menemui beberapa kesulitan saat
Pendidikan, dan Kebudayaan
menerbitkan kembali buku yang pernah diterbitkan pertama
kali pada 1941 dengan ejaan yang berlaku pada masa tanggal 19 Maret nomor
itu. Misalnya, kata “penelitian” atau “riset”, tidak 264/Bhg.A
ditemukan pada buku-buku yang diterbitkan sebelum tahun 4. 1956 Rumusan patokan baru peraturan ejaan
1950-an. Padanan kata yang digunakan adalah praktis sesuai SK Menteri
“penyelidikan”. Kata “kerajinan” memiliki padanan kata
Pengajaran, Pendidikan, dan
“industry’. Nama ITB dahulu disebut “Tehcnische
Kebudayaan tanggal 19 Juli 1956
Hogeschool” yang diterjemahkan menjadi “sekolah tukang”
zPenerjemahan tersebut terjadi karena kata “tukang”
nomor 4487/S
diterjemahkan dari kata “technische” yang berasal dari 5. 1966 Konsep Ejaan Yang Disempurnakan
bahasa Belanda. sesuai SK Menteri Pengajaran,
Pendidikan, dan Kebudayaan tanggal
Ejaan dalam bahasa Indonesia diubah, dikembangkan, dan 19 September 1967 nomor 062/1967
disempurnakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan
6. 1972 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Usaha
disahkan dengan SK Menteri
tersebut menghasilkan Peraturan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang PUEBI.
Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20
Mei 1972 nomor 03/A.I/72 dan
Pengubahan, pengembangan, dan penyempurnaan ejaan didukung dengan Keputusan
dalm bahasa Indonesia dilakukan selama 114 tahun, Presiden Nomor 57 tahun 1972
dimuali dari 1901 sampai dengan 2015. Selama itu, Dilanjutkan dengan pengesahan
berbagai nama disematkan pada ejaan bahasa kita. Untuk Pedoman umum Ejaan Yang
memberikan gambaran perkembangan ejaan di Indonesia Disempurnakan dengan SK Menteri
berdasarkan tahun penetapannya, tabel 1 dapat dicermati. Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12
Tabel berikut merupakan intisari dari pengantar yang Oktober 1972 nomor 156/P/1972
terdapat pada Buku Pedoman Umum Ejaaan Bahasa
7. 1988 Pedoman Umum EYD edisi kedua
Indonesia (Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia,
sesuai Keputusan Menteri Pendidikan
2016).
dan Kebudayaan Republik Indonesia
Berikut akan disajikan dalam tabel 1 yang menunjukkan nomor 0543a/U/1987 tanggal 9
tahun-tahun penting perjalanan ejaan bahasa Indonesia. September 1987
Penjelasan detil tentang tahun-tahun tersebut dan peristiwa 8. 2009 Pedoman Umum EYD edisi ketiga
yang terjadi hingga ciri-ciri setiap ejaan akan dibahas pada sesuai Peraturan Menteri Pendidikan
bagian berikut ini.
Nasional nomor 46 tahun 2009
9. 2015 Pedoman Umum EYD diganti dengan
nama PUEBI sesuai dengan
Keputusan Menteri Pendidikan dan
B. Perkembangan Ejaan dan Ciri-Cirinya
Kebudayaan nomor 50 tahun 2015
Perkembangan ejaan Bahasa Indonesia seperti yang tampak pada tabel , dapat dikelompokkan
dilaksanakan dalam sembilan tahun-tahun penting, menjadi tujuh macam berdasarkan nama ejaan yang
dihasilkan. Ketujuh nama ejaan bahasa Indonesia
No. Tahun Bentuk Pengesahan tersebut meliputi:
1. 1901 Ejaan bahasa Melayu dengan huruf 1) Ejaan van Ophuijsen
latin sesuai rancangan Ch. A. van Bahasa Melayu ditulis menggunakan aksara Jawi atau
Arab Gundul. Aksara teersebut tidak lagi digunakan
Ophuijsen pada bahasa Melayu. Kondisi tersebut terjadi akibat
2. 1938 Ejaan Indonesia lebih pengaruh budaya Eropa yang datang di Nusantara.
Pengaruh tersebut membuat Bahasa Melayu
diinternasionalkans esuai
keputusan dalam Konggres
Bahasa Indonesia pertama
menggunakan aksara latin. Perkembangan aksara dari menjadi pemantik awal diberlakukannya EYD tahun
aksara Jawi menjadi aksara latin terjadi karena usaha 1972 (Erikha, 2015). Ejaan Pembaharuan
gigih Belanda. Terdapat empat alasan mengapa terjadi direncanakan untuk memperbarui Ejaan Republik.
perubahan aksara tersebut, yaitu: Pembaruan ejaan ini dilandasi oleh rasa prihatin
(1) penyederhanaan huruf vokal e,i,o menjadi vokal a Menteri Moehammad Yamin akan kondisi bahasa
dan u, (2) kekhawatiran Belanda terhadap ancaman Indonesia yang belum memiliki kejatian. Maka
kekuatan Islam, (3) politik etis, dan (4) politik bahasa. diadakanlah Konggres Bahasa Indonesia Kedua di
Berikut keenam ciri khusus ejaan van Ophuijsen. Medan. Medan dipilih karena di kota itulah bahasa
a) Huruf ї untuk membedakan antara huruf i sebagai Indonesia digunakan dengan baik oleh masyarakat.
akhiran yang disuarakan tersendiri seperti diftong, Pada konggres tersebut diusulkan perubahan ejaan
misal mulaї dan ramaї, dan untuk menulis huruf y, dan perlu adanya badan yang menyusun peraturan
ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia.
misal Soerabaїa.
Selanjutnya, dibentuk panitia oleh Menteri
b) Huruf j untuk menuliskan kata-kata, misalnyajang, Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan.
saja, wajang. Keberadaan panitia tersebut diperkuat dengan surat
c) Huruf oe untuk menuliskan katakata, misalnya keputusan tanggal 19 Juli 1956, nomor 44876/S (Tim
doeloe, akoe, repoeblik. Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, 2016).
Panitia tersebut beranggotakan Profesor Prijono dan
d) Tanda diakritis, seperti koma ain dan tanda trema,
E. Katoppo (Admin Padamu, 2016). Panitia tersebut
untuk menuliskan kata-kata ma’moer, jum’at, ta’, berhasil merumuskan aturan baru pada tahun 1957.
dan pa’. Aturan baru tersebut tidak diumumkan, tetapi menjadi
e) Huruf tj dieja menjadic seperti bahan penyempurnaan pada EYD yang diresmikan
Tjikini, tcara, pertjaya. pada tahun 1972.
Panitia tersebut membuat aturan tentang satu fonem
f) Huruf ch yang dieja kh seperti achir,
diwakili dengan satu huruf. Penyederhanaan ini
chusus, machloe’. sesuai dengan itikad agar dibuat ejaan yang praktis
2) Ejaan Republik saat dipakai dalam keseharian (Erikha, 2016). Selain
Setelah mengalami perkembangan, kedudukan Ejaan van aturan satu fonem satu huruf, terdapat pula aturan
Ophuijsen digantikan oleh Ejaan Soewandi atau Ejaan bahwa gabungan huruf ditulis menjadi satu huruf.
Republik. Sebenarnya nama resminya adalah ejaan Menurut Admin Padamu (2016) ciri khas Ejaan
Republik,tetapi lebih dikenal dengan ejaan Pembaharuan ada empat, yaitu perubahan gabungan
Soewandi. Ejaan Republik diresmikan sebagai acuan konsonan dan gabungan vokal. Berikut keempat ciri
ejaan baku bahasa Melayu untuk mengurangi pengaruh khas tersebut.
dominasi Belanda yang diwakili dalam ejaan van a) Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
Ophuijsen. Ejaan Republik lebih dikenal dengan
namaEjaan Soewandi karena menteri yang mengesahkan Perubahan penulisan gabungan huruf konsonan
ejaan Republik bernama Mr. Soewandi. dari gabungan konsonan ng menjadi satu huruf
Ciri khusus Ejaan Republik meliputi penggunaan huruf ŋ. Misalnya, mengalah menjadi meŋalah.
oe, bunyi hamzah, kata ulang dengan angka 2, awalan b) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
di- dan kata depan di, dan penghilangan tanda diakritis Perubahan penulisan gabungan huruf konsonan
(Erikha, 2015). Berikut kelima ciri khusus tersebut. dari gabungan konsonan njmenjadi satu
a) Huruf oe disederhanakan menjadi u misalnyadulu, hurufń. Misalnya, menjanjimenjadimeńańi.
aku, republik. c) Gabungan konsonan sj menjadi š
b) Bunyi hamzah (‘) ditulis dengan k sehingga tidak Perubahan penulisan gabungan huruf konsonan
dari gabungan konsonan sjmenjadi satu
ada lagi kata ra’yat dan ta’ tetapi menjadi rakyat
hurufš. Misalnya, sjarat menjadišarat.
dan tak
d) Gabungan vokal ai, au, dan oi, menjadi ay, aw,
c) Kata ulang ditulis dengan angka 2 seperti pada
dan oy
anak2, ber-dua2-an, ke-laki2-an.
Perubahan penulisan gabungan huruf vokal (diftong)
d) Awalan di- dan kata depan di keduanya ditulis dari gabungan vokal ai, au, danoimenjadiay, aw, dan
serangkai dengan kata yang menyertainya, oy. Misalnya, balai, engkau, dan amboi menjadi
misaldijalan, diluar, dijual, diminum. balay, engkaw, dan amboy.
e) Penghapusan tanda diakritis schwa atau e‘pepet’ (ẻ) 4) Ejaan Melindo
Ejaan Melindo merupakan bentuk penggabungan
menjadi esehingga tidak ada lagi ada tulisankẻnari
aturan penggunaan huruf Latin di Indonesia dan
dan kẻluarga, tetapi keluarga dan kehadiran. aturan penggunaan huruf latin oleh Persekutuan
3) Ejaan Pembaharuan Tanah Melayu pada tahun 1959. Hal ini bermula dari
Ejaan ini urung diresmikan. Namun, ejaan ini diduga
peristiwa Kongres Bahasa Indonesia Kedua yang 2016). Masing-masing masa memiliki ciri khusus.
dilaksanakan tahun 1954 di Medan. Malaysia sebagai Perkembangan EYD pada ketiga kurun waktu
salah satu delegasi yang hadir memilikikeinginan tersebut akan dijelaskan pada bagian berikut.
untuk menyatukan ejaan. Keinginan ini semakin kuat Berawal dari Ejaan Baru atau Ejaan LBK sebagai
sejak Malaysia merdeka tahun 1957. Kedua cikal bakal konsep EYD yang konsepnya
pemerintah (Indonesia dan Malaysia) diperkenalkan oleh Lembaga Bahasa dan
menandatangani kesepakatan untuk merumuskan Kesastraan, konsep EYD terus ditanggapi dan
aturan ejaan yang dapat dipakai bersama. dibahas kalangan luas diseluruh tanah air selama
Kesepakatan itu terjadi pada tahun 1959. beberapa tahun.
Akan tetapi, karena terjadi masalah politik antara Konsep EYD akhirnya dilengkapi pada pelaksnaan
Indonesia dan Malaysia pemikiran merumuskan ejaan Seminar Bahasa Indonesia di Puncak pada tahun
bersama tidak dapat dilaksanakan. Situasi politik 1972. EYD merupakan hasil kinerja panitia yang
antara Indonesia dan Malaysia sedang memanas. diatur dalam surat keputusan Menteri Pendidikan
Indonesia sedang terpengaruh Moskow-Peking- dan Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972, No.
Pyongyang. Sedangkan Malaysia sedang condong 03/A.I/72. Bertepatan dengan hari Proklamasi
kepada Inggris. Akhirnya pembahasan Ejaan Melindo Kemerdekaan tahun itu juga, diresmikanlah aturan
tidak dilanjutkan. ejaan yang baru berdasarkan keputusan Presiden,
Ejaan Melindo dapat dikenali dari enam ciri berikut No. 57, tahun 1972, dengan nama EYD. Agar EYD
(Admin Padamu, 2016 dan Erikha, 2015). dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,
a) gabungan konsonan tj pada kata tjara, diganti maka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dengan csehingga mengeluarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
dituliscara Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD).
b) gabungan konsonan njpada kata njanji, ditulis Pedoman tersebut dipaparkan lebih rinci dalam
dengan huruf nc, sehingga menjadi huruf yang Pedoman Umum. Pedoman umum disusun oleh
Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,
baru
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang
c) kata menyapu akan ditulis meɳapu dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
d) gabungan sypada kata syair ditulismenjadi dengan surat keputusanNomor 156/P/1972 tanggal
Ŝyair 12 Oktober 1972
e) gabungan ng pada kata ngopi ditulis menjadi PUEYD tahun 1972 memiliki tujuh ciri khas yang
ɳopi disarikan dari Pamungkas (tanpa tahun). Berikut
f) diftong oi seperti pada kata koboi ketujuh ciri khusus EYD tahun 1972.
ditulis menjadi koboy a) Huruf diftong oi hanya ditemukan di belakang
5) Ejaan Baru kata, misalnya oi pada kata amboi.
Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) menyusun b) Bentuk gabungan konsonan kh, ng, ny, dan sy
program pembakuan bahasa Indonesia secara termasuk kelompok huruf konsonan.
menyeluruh (Tim Pengembang Pedoman Bahasa c) Masih menggunakan dua istilah yaitu huruf
Indonesia, 2016). Program tersebut dijalankan oleh besar dan huruf kapital.
Panitia Ejaan Bahasa Indonesia Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Program tersebut berisi d) Penulisan huruf hanya mengatur dua macam
konsep ejaan yang menjadi awal lahirnyaEYD. huruf yaitu huruf besar atau huruf kapital dan
Konsep tersebut dikenal dengan nama Ejaan Baru huruf miring.
atau Ejaan LBK. Konsep ejaan ini disahkan oleh e) Penulisan angka untuk menyatakan nilai uang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menggunakan spasi antara lambang dengan
SarinoMangunpranoto, pada tahun 1966 dalam surat angka, misalnya Rp 500,00
keputusannya tanggal 19 September 1967, No.
062/1967. Konsep Ejaan Baru terus ditanggapi dan f) Tanda petik dibedakan istilah dan
dikaji oleh kalangan luas di seluruh tanah air selama penggunaannya menjadi dua, yaitu tanda petik
beberapa tahun.Menurut Erikha (2015) “pada intinya, ganda dan tanda petik tunggal.
hampir tidak ada perbedaan berarti di antara ejaan g) Terdapat tanda ulang berupa angka 2 biasa
LBK dengan EYD, kecuali pada rincian kaidahkaidah (bukan kecil di kanan atas [2] atau juga bukan
saja”.
di kanan bawah [2]) yang dapat dipakai dalam
6) EYD tulisan cepat dan notula untuk menyatakan
Ejaan Yang Disempurnakan atau dikenal dengan pengulangan kata dasar, misalnya dua2,
EYD mengalami beberapa perubahan dari masa ke
mata2, dan hati2.
masa, yaitu tahun 1972, tahun 1988, dan tahun 2009
(Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia,
Untuk memenuhi kebutuhan penutur yang selalu masyarakat berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
berkembang seuai dengan zamannya, maka Ada banyak hal yang diatur dalam lampiran Peraturan
dibutuhkan perbaikan dari EYD. Pada tahun 1988 Menteri tersebut. Secara umum, ada empat hal utama
lahirlahPUEYD edisi kedua.Pedoman hasil revisi yang dijabarkan dalam Peraturan Menteri tersebut:
PUEYD pertama ini diterbitkan atas dasar Keputusan pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik baca, dan penulisan unsur serapan. Dari empat hal
Indonesia Nomor 0543a/U/1987 pada tanggal 9 tersebut yang menjadi ciri khusus PUEYD edisi tahun
September 1987. Terdapat lima ciri khusus dalam 2009 ada empat. Berikut keempat ciri khusus dari
PUEYD tahun 1988. Berikut kelima ciri tersebut. PUEYD tahun 2009 yang penulis temukan pada
a) Penggunana huruf kapital dalam ungkapan yang Pustaka Timur (2011: 4-80).
berhubungan dengan nama Tuhan terdapat a) Huruf diftong oi ditemukan pada
catatan tambahan yaitu: (1) bila terdiri dari kata posisi tengah dan posisi akhir dalam sebuah kata,
dasar maka tulisan disambung, misalnya Tuhan misalnya boikot dan amboi.
Yang Mahakuasa; (2) bila terdiri dari kata
berimbuhan maka penulisan dipisah, misalnya
b) Bentuk kh, ng, ny, dan sy
dikelompokkan menjadi gabungan huruf
Tuhan Yang Maha Pengasih.
konsonan
b) Huruf kapital sebagai huruf pertama nama orang
diberi keterangan tambahan, yaitu: jika nama c) Penulisan huruf masih tetap
jenis atau satuan ukuran ditulis dengan huruf mengatur dua macam huruf, yaitu huruf besar atau
kecil, misalnya mesin diesel, 10 volt, dan 5 huruf kapital dan huruf miring.
ampere. d) Tanda garis miring terdapat
c) Huruf kapital yang digunakan sebagai nama penggunan tambahan, yaitu tanda garis miring
khas geografi diberi catatan tambahan, yaitu: (1) ganda untuk membatasi penggalan-penggalan
istilah geografi bukan nama diri ditulis dengan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan
huruf kecil, misalnya berlayar ke teluk; (2) nama naskah.
geografi sebagai nama jenis ditulis dengan huruf
kecil, misalnya, gula jawa. 7) PUEBI
d) Huruf kapital yang digunakan sebagai nama Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia
dilakukan oleh lembaga resmi milik pemerintah yaitu
resmi badan dan dokumen resmi terdapat
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
catatan tambahan, yaitu jika tidak diikuti nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Usaha
maka ditulis dengan huruf kecil, misalnya tersebut menghasilkan Peraturan Kementerian
sebuah republik dan menurut undang-undang Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015
yang berbeda dengan Republik Indonesia dan tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Undang-Undang Dasar 1945. Indonesia.Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan
e) Penulisan angka untuk menyatakan nilai uang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis
Baswedan, aturan ejaan yang bernama PUEYD
menggunakan spasi antara lambang dengan
diganti dengan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa
angka terdapat catatan tambahan, yaitu: (1) Indonesia (Tim Pengembang Pedoman Bahasa
untuk desimal pada nilai mata uang dolar Indonesia, 2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa
dinyatakan dengan titik, misalnya $3.50; (2) Indonesia selanjutnya dikenal dengan singkatan
angka yang menyatakan jumlah ribuan PUEBI.
dibubuhkan tanda titik, misalnya Buku ini Terdapat banyak perubahan dari PUEYD ke PUEBI.
berusia 1.999 tahun. Penulis memfokuskan pada penggunaan huruf.
Berikut ciri khusus PUEBI yang penulis temukan
pada Permendikbud Nomor 50 tahun 2015.
PUEYD edisi ketiga diterbitkan pada tahun 2009
berdasarkan Peraturan a) Pada huruf vokal, untuk pengucapan (pelafalan)
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46.Peraturan kata yang benar digunakan diakritik yang lebih
Menteri ini berlaku sejak 31 Juli 2009 dan rinci, yaitu (1) diakritik (é) dilafalkan [e]
menggantikan peraturan yang lama yakni Keputusan misalnya Anak-anak bermain di teras (téras);
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor (2) diakritik (è) dilafalkan [Ɛ] misalnya Kami
0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan Pedoman menonton film seri (sèri); (3) diakritik (ê)
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. dilafalkan [Ə] misalnya Pertandingan itu
(Woenarso, 2013). PUEYD edisi ketiga ini
berakhir seri (sêri).
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
b) Pada huruf konsonan terdapat catatan b. Jika di tengah ada kata huruf konsonan,
penggunaan huruf q dan x yang lebih rinci, termasuk gabungan huruf konsonan,
yaitu: (1) huruf q dan x khusus digunakan diantara dua buah huruf vocal, pemenggalan
untuk nama diri dan keprluan ilmu; (2) huruf x dilakukan sebelum huruf konsonan.
pada posisi awal kata diucapkan [s]. c. Jika di tengah ada dua huruf konsonan yang
c) Pada huruf diftong terdapat tambahan yaitu berurutan, pemenggalan dilakukan diantara
diftong ei misalnya pada akata eigendom, kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf
geiser, dan survei. konsonan tidak pernah diceraikan.
d) Pada huruf kapital aturan penggunaan lebih d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf
diringkas (pada konsonan atau lebih, pemenggalan
PUEYD terdapat 16 aturan sedangkan pada dilakukan diantara huruf konsonan yang
PUEBI terdapat 13 aturan) dengan disertai pertama dan huruf konsonan yang kedua.
catatan.
e) Pada huruf tebal terdapat pengurangan aturan 7. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan
sehingga hanya dua aturan, yaitu menegaskan Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk
bagian tulisan yang sudah ditulis miring dan awalan yang mengalami perubahan betuk serta
menegaskan bagian karangan seperti judul partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
buku, bab, atau subbab. dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Perbedaan lebih ciri antara PUEYD dengan PUEBI Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur
telah diteliti oleh Mahmudah. Menurut Mahmudah dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan
(2016: 145-147) terdapat tujuh perbedaan secara
unsur lain pemenggalan dapat dilakukan (1) diantara
substantif, yaitu: (a) pemakian huruf, (b) kata depan,
(c) partikel, (d) singkatan dan akronim, (e) angka dan unsur-unsur itu atau (2) pada gabungan itu sesuai
bilangan, (f) kata ganti ku-, kau-, ku, -mu, dan –nya; dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
(g) kata si dan sang.
3. KESIMPULAN
c. Pemakaian huruf-huruf Ejaan Yang Disempurnakan adalah kaidah
1. Huruf Abjad cara menggambarkan/ melambangkan bunyi-bunyi
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa ujaran (kata, kalimat dan sebagaianya) dan
Indonesia terdiri atas huruf yang berikut bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu
:A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V,W (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa). Pembentukan kata itu adalah proses
,X,Y,Z.
mengolah leksem atau huruf yang menjadi kata. Dan
2. Huruf Vokal ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia.
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Sebagian besar kata dibentuk dengan cara
Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u. menggabungkan beberapa komponen yang berbeda.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam 4. DAFTAR RUJUKAN
bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf :b, c, d, f, g, Admin Padamu. 2016. Perkembangan Ejaan Bahasa
h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z. Indonesia. (online), (https://www. padamu.net,
diakses 18 Desember 2017).
4. Huruf Diftong
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang
Kementerian Pendidian dan Kebudayaan
dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Republik Indonesia. KBBI
5. Gabungan Huruf Konsonan
Daring. (online),
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat
(https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses 21
gabungan konsonan yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-
Desember 2017).
masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Erikha, Fajar. 2015. Edjaan Tempoe Doele hingga
6. Pemenggalan Kata
Ejaan yang Disempurnakan. (onlone),
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan
(https://www.zenius.net, diakses 18 Desember
sebagai berikut : 2017).
a. Jika di tengah kata ada vokal yang Hwia, Ganjar. 2013. UU Kebahasaan, Kewenangan
berurutan, pemenggalan itu dilakukan Pembakuan, dan
diantara kedua huruf vocal itu.
Tantangan Global Bahasa Indonesia: Sebuah
Analisis Wacana Kritis. Literasi
Jurnal Ilmu-Ilmu Humaniora, 3(1): 1-11
Kustomo, Heri. 2015. Peningkatan Kemampuan
Menggunakan Ejaan dan Tanda Baca dalam
Menulis
Pengalaman Pribadi dengan Teknik Jigsaw Kelas
VII B SMP Negeri 1 Rengel Kabupaten Tuban.
Paramasastra Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan
Pembelajarannya, 2 (2): 57-75
Mahmudah. 2016. Pemantapan Fungsi Bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara. Dalam Ramly
dkk (Eds), Prosiding Seminar Nasional Asosiasi
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
(Aprobsi) (141-149). Bekasi: Asosiasi Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (Aprobsi) dan
Metabook.
Opie. 2015. Sejarah Perkembangan Bahasa
Indonesia. (online), (www.sejarawan.com,
diakses 18 Desember 2017).
Pamungkas. Tanpa tahun. Pedoman Umum Ejaan
yang Disempurnakan.
Surabaya: Giri Surya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia nomor 50 tahun 2015 tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pustaka Timur. 2011. EYD Terbaru. Yogyakarta:
Pustaka Timur.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016.
Pedoman Umum Ejaaan Bahasa Indonesia.
Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Utami, Santi Pratiwi Tri. 2015. Teknik Koreksi Tidak
Langsung: Minimalisasi Kesalahan Berbahasa
dalam Penyusunan Karya Ilmiah. Dalam
Muhammad Rohmadi dan Roni Sulistyo (Eds),
Prosiding Seminar Nasional dan Launching
Adobsi: Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra
Indonesia (547-550). Surakarta: Asosiasi Dosen
Bahasa dan Sastra Indonesia (Adobsi).

Anda mungkin juga menyukai