Anda di halaman 1dari 7

Vol. 3– No.

1, year (2022), page 160-166

Berlakunya Perubahan Ejaan yang disempurnakan (EYD) menjadi


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Edi Syahputra¹, Alvindi²
Alvindy61@gmail.com
Tadris Bahasa Inggris, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

ABSTRAK

Pedoman ejaan yang ada di Indonesia mengalami banyak perubahan dan perkembangan.
Artikel ini membahas dua masalah meliputi bagaimana proses perkembangan ejaan dari
masa ke masa? apa saja perubahan pedoman ejaan yang terjadi akibat perubahan EYD
menjadi PUEBI? Karya ilmiah ini dibuat guna mengetahui perkembangan yang terjadi
dalam pedoman ejaan yang berlaku di Indonesia serta mengetahui perubahan apa saja
yang terjadi antara EYD dan PUEBI yang berlaku saat ini. Perkembangan ejaan bahasa
Indonesia dimulai pada tahun 1901 hingga tahun 2015. Perubahan yang terjadi dalam
pedoman ejaan membuktikan bahwa adanya kemajuan dalam bidang pendidikan dan
memantapkan fungsi Bahasa Indonesia.
Kata Kunci : Perubahan EYD, Perubahan PUEBI

PENDAHULUAN memakainya sebagai menjadi bahasa


Bahasa merupakan suatu hal resmi dan sebagai pedoman bahasa
yang penting dalam kehidupan dalam pengunaannya. Oleh karena itu,
bermasyarakat. Adanya bahasa penulisan karya-karya ilmiah
berfungsi sebagai alat komunikasi. menggunakan ragam baku tulis sebagai
Sebagai mahasiswa tentu pembuatan standar penulisannya. Istilah Ejaan Yang
berbagai karya tulis ilmiah tentu sering Disempurnakan (EYD) sudah tidak
di hadapi selama masa pendidikan. Maka asing lagi didebgar dikalangan para
dari itu, diperlukan sarana yang dapat pelajar. Pedoman EYD adalah pedoman
dijadikan pedoman dalam mendukung ejaan bahasa Indonesia yang telah di
pembuatan karya tulis ilmiah yaitu berlakukan sejak tahun 1972. Namun,
ragam baku tulis. Ragam baku adalah pada tahun 26 November 2015,
ragam yang dikembagakan dan diakui eksistensi EYD sudah digantikan
oleh warga masyarakat yang menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa

160
Indonesia (PUEBI) sesuai dengan Sejarah Ejaan dan Perkembangannya
Permendikbud) RI Nomor 50 Tahun di Indonesia
2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Dalam Kamus Besar Bahasa
Bahasa Indonesia. Meskipun perubahan Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah
ini sudah berjalan selama beberapa cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
tahun, masih saja banyak masyarakat kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk
yang belum mengetahui adanya tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
perubahan pedoman baru dalam tanda baca. Di Indonesia, ejaan yang
penulisan ejaan bahasa Indonesia ini. digunakan dalam bahasa Indonesia
Latar belakang yang membelakangi diubah, dikembangkan, dan
terjadinya perubahan dalam pedoman disempurnakan oleh Badan
EYD menjadi PUEBI adalah karena Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
adanya kemajuan teknologi dan Kementerian Pendidikan dan
pendidikan seiring dengan kemajuan Kebudayaan. Usaha tersebut
zaman dan untuk memantapkan fungsi menghasilkan Peraturan Kementerian
dari bahasa Indonesia itu sendiri. Atas Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50
dasar itu, PUEBI dihadirkan sebagai Tahun 2015 tentang Pedoman Umum
wujud kemajuan bahasa Indonesia yang Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
lebih lengkap. Perubahan isi yang Perubahan, pengembangan, dan
termuat dalam PUEBI adalah penyempurnaan ejaan dalam bahasa
penggunaan huruf, pengunaan kata, Indonesia telah terjadi selama 114 tahun,
penggunaan tanda baca, serta dimuali dari tahun 1901 sampai dengan
penggunaan kata serapan. tahun 2015 saat lalu. Selama perubahan
itu, berbagai julukan disematkan pada
METODE PENELITIAN pedoman ejaan bahasa Indonesia untuk
Metode penelitian yang memberikan gambaran berdasarkan
digunakan berupa penelitan hukum tahun perubahannya.
normatif dengan metode pendekatan Berikut perubahan pedoman ejaan yang
yuridis normatif yang menitkberatkan dipakai di Indonesia dari masa ke masa,
penggunaan bahan atau materi penelitan yaitu:
dengan data kepustakaan. Penelitan ini a. Pada 1901 Ejaan bahasa Melayu
juga menggunakan pendekatan dibuat dengan huruf latin
perundang-undangan dan pendekatan berdasarkan rancangan Ch. A.
perbandingan. Penelitan ini termasuk van Ophuijsen
penelitian deskriptf analitis yaitu b. Pada 1938 Ejaan Indonesia
penelitan yang menggabarkan dan diinternasionalkan berdasarkan
menganalisis permasalahan yang keputusan dalam Konggres
berhubungan dengan EYD dan PUEBI. Bahasa Indonesia pertama
Dalam penelitan ini, perolehan data c. Pada 1947 Ejaan Republik sesuai
dilakukan melalui tahapan studi SK Menteri Pengajaran,
kepustkaan dengan menggunakan data Pendidikan, dan Kebudayaan
sekunder, yaitu mencoba untuk tanggal 19 Maret nomor
menemukan undang-undang, jurnal- 264/Bhg.A
jurnal, dan teori-teori serta penemuan d. Pada 1956 patokan baru
yang berhubungan erat dengan pokok peraturan ejaan praktis sesuai SK
permasalahan yang akan menganalisis Menteri Pengajaran, Pendidikan,
terkait perubahan EYD dan PUEBI. dan Kebudayaan tanggal 19 Juli
PEMBAHASAN 1956 nomor 4487/S Konsep

161
Ejaan yang disempurnakan berbagai pedoman ejaan salah satunya
sesuai SK Menteri Pengajaran, adalah ejaan Suwandi
Pendidikan, dan Kebudayaan Sejak diberlakukannya EYD ada
tanggal 19 September 1967 beberapa penulisan huruf dalam ejaan
nomor 062/1967 Suwandi yang diubah seperti :
e. Pada 1972 pengesahan Ejaan • J menjadi Y
yang Disempurnakan (EYD) • Dj menjadi j
dengan SK Menteri Pendidikan • Nj menjadi ‘Ny
dan Kebudayaan tanggal 20 Mei • Ch menjadi Kh
1972 nomor 03/A.I/72 lalu • Tj menjadi C
didukung oleh Kepres No. 57 • Sj menjadi Sy
tahun 1972 Dilanjutkan dengan Ejaan tidak hanya digunakan untuk
pengesahan Pedoman umum menulis suatu kata/kalimat dengan benar
Ejaan yang Disempurnakan tetapi juga memiliki fungsi yang cukup
dengan SK Menteri Pendidikan penting dalam penulisan Bahasa
dan Kebudayaan tanggal 12 Indonesia. Adanya fungsi ejaan yaitu:
Oktober 1972 nomor 156/P/1972
• Sebagai pembakuan dalam
f. Pada 1988 Pedoman Umum
membuat tata bahasa.
EYD edisi kedua sesuai
• Pemilihan kosa kata serta istilah
Keputusan Menteri Pendidikan
menjadi lebih baku.
dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 0543a/U/1987 • Sebagai penyaring unsur bahasa
tanggal 9 September 1987 asing ke Bahasa Indonesia
g. Pada 2009 Pedoman Umum sehingga tidak menghilangkan
EYD edisi ketiga sesuai makna aslinya.
Peraturan Menteri Pendidikan • Membantu mencerna informasi
Nasional nomor 46 tahun 2009 dengan lebih cepat dan mudah,
h. Pada 2015 Pedoman Umum karena penulisan bahasa yang
EYD diganti dengan PUEBI teratur.
sesuai dengan Permendikbud No. Dalam ejaan, terdapat beberapa aturan
50 tahun 2015.. yang digunakan dalam mengatur huruf
Adapun tujuh nama ejaan bahasa abjad, huruf vokal, huruf konsonan,
Indonesia yang pernah berlaku yaitu huruf diftong, gabungan huruf konsonan,
Ejaan van Ophuijsen, Ejaan Republik, huruf kapital, huruf miring, dan huruf
Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, tebal.
Ejaan Baru, EYD, dan PUEBI.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Indonesia (PUEBI)
Sebagaimana yang temuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Surat Keputusan Presiden no. 57 tanggal Indonesia (PUEBI) adalah pedoman atau
16 Agustus 1972 pengertian ejaan yang kaidah yang digunakan untuk mengeja
disempurnakan (EYD) adalah ejaan unsur kata dalam bahasa Indonesia
dalam penulisan kata-kata/kalimat dalam secara tepat. Menurut Peraturan Mentri
Bahasa Indonesia. EYD adalah aturan Pendidikan dan Kebudayaan Republik
dasar atau pedoman ejaan dalam bahasa Indonesia No 50 tahun 2015 tentang
Indonesia yang pernah digunakan di Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Sebelum menggunakan EYD, Indonesia Pasal 1 ayat 1 Pedoman
negara kita sempat menggunakan Umum Ejaan Bahasa Indonesia
dipergunakan bagi instansi pemerintah,
162
swasta, dan masyarakat dalam serangkai sedangkan dalam EYD
penmggunaan bahasa Indonesia secara partikel yang sudah lazim ditulis
baik dan benar. serangkai.
Perubahan penggunaan EYD menjadi 5. Pada PUEBI penggunaan
PUEBI bilangan sebagai unsur nama
Perubahan penggunaan EYD geografi ditulis dengan huruf,
menjadi PUEBI telah ditetapkan dalam sesangkan pada EYD tidak diatur
Peraturan Menteri dan Kebudayaan 6. Penggunaan titik koma (;) pada
(Permendikbud) RI Nomor 50 Tahun EYD digunakan tanpa
2015 tentang Pedoman Umum Ejaan penggunaan kata dan, sedangkan
Bahasa Indonesia. Adapun latar dalam PUEBI penggunaan titik
belakang yang membelakangi perubahan koma (;) tetap menggunakan kata
ini antara lain : dan.
1. Adanya Kemajuan dalam 7. Penggunaan tanda titik koma (;)
Berbagai Ilmu pada PUEBI dipakai pada akhir
Kemajuan yang terjadi dalam Ilmu perincian berupa klausa,
pengetahuan, teknologi, dan seni, sedangkan pada EYD tidak
membuat penggunaan bahasa Indonesia diatur
semakin meluas baik secara tulisan 8. Penggunaan tanda hubung (-)
maupun lisan. pada PUEBI tidak dipakai di
2. Memantapkan Fungsi Bahasa antara huruf dan angka, jika
Indonesia angka tersebut melambangkan
Ejaan dalam bahasa Indonesia perlu jumlah huruf, sedangkan pada
disempurnakan untuk memantapkan EYD tidak diatur
fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa 9. Tanda hubung (-) pada PUEBI
kesatuan. Perubahan ejaan yang terjadi digunakan untuk menandai
tidak mengubah keseluruhan isi dari bentuk terikat yang menjadi
EYD. objek bahasan, sedangkan pada
Perbedaan yang mendasar dari EYD tidak diatur.
perubahan EYD dengan PUEBI yaitu : 10. Penggunaan tanda kurung [( )]
1. Penambahan huruf vokal diftong dalam perincian pada EYD
ei, dalam EYD hanya ada tiga hanya digunakan pada perincian
yaitu ai, au, dan ao. ke kanan atau dalam paragraf,
2. Pada PUEBI huruf kapital tidak dalam perincian ke bawah,
digunakan sebagai huruf pertama sedangkan pada PUEBI tidak.
unsur nama orang, termasuk 11. Penggunaan tanda elipsis ( … )
julukan sedangkan EYD hanya dalam EYD dipakai dalam
penulisan nama orang tidak kalimat yang terputus-putus,
dengan julukan. sedangkan dalam PUEBI tanda
3. Pada PUEBI huruf tebal dipakai elipsis digunakan untuk menulis
untuk menegaskan bagian tulisan ujaran.
yang sudah ditulis miring Perubahan dalam pedoman EYD ke
sedangkan pada EYD tidak PUEBI berupa penambahan,
dipakai penghilangan, pengubahan, dan
4. Pada PUEBI partikel pun tetap pemindahan klausul. Jumlah yang
ditulis terpisah, kecuali tercatat dalam perubahan tersebut adalah
mengikuti unsur kata 20 penambahan, 10 penghilangan, 4
penghubung, maka ditulis pengubahan, dan 2 pemindahan.

163
20 penambahan klausul, yaitu: 15) Penambahan klausul bilangan
1) Penambahan informasi pelafaan yang digunakan sebagai unsur
diakritik é dan è. nama geografi ditulis dengan
2) Penambahan keterangan: Huruf x huruf
pada posisi awal kata diucapkan 16) Penambahan klausul penggunaan
[s]. tanda hubung antara kata dengan
3) Penambahan diftong “ei” kata ganti Tuhan, huruf dan
4) Penambahan penjelasan unsur angka, dan kata ganti dengan
nama orang termasuk julukan singkatan.
ditulis dengan huruf kapital. 17) Penambahan klausul tanda
5) Penambahan penjelasan unsur hubung digunakan untuk
nama orang yang bermakna menandai bentuk terikat yang
„anak dari seperti binti, tidak menjadi objek bahasan.
ditulis kapital. 18) Penambahan klausul tanda petik
6) Penambahan cara pembedaan dipakai untuk mengapit judul
unsur nama geografi yang sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
menjadi bagian nama diri dan naskah, atau bab buku yang
nama jenis. dipakai dalam suatu kalimat
7) Penambahan contoh gelar lokal 19) Penambahan klausul pada
8) Penambahan penjelasan pemakaian garis miring miring
penulisan kata atau ungkapan pada PUEBI adalah tanda garis
lain yang digunakan sebagai miring dipakai untuk mengapit
penyapaan ditulis dengan huruf huruf, kata, atau kelompok kata
kapital sebagai koreksi atau
9) Penambahan bahwa nama diri pengurangan atas kesalahan atau
dalam bahasa daerah atau bahasa kelebihan di dalam naskah asli
asing tidak ditulis huruf miring yang ditulis orang lain
10) Penambahan klausul huruf tebal 20) Penambahan atau pendetailan
dipakai untuk menegaskan menggunakan banyak unsur
bagian tulisan yang sudah ditulis serapan yang diambil dari bahasa
dengan huruf miring Arab.
11) Penambahan contoh bagian 10 pengurangan/penghilangan, yaitu:
karangan yang ditulis dengan 1) Penghilangan keterangan: *
huruf tebal. Huruf k di sini melambangkan
12) Penambahan catatan pada butir : bunyi hamzah.
Imbuhan yang diserap dari unsur 2) Gabungan Huruf Konsonan EYD
asing, seperti -isme, -man, -wan, nama orang, badan hukum, dan
atau -wi, ditulis serangkai dengan nama diri yang lain ditulis sesuai
bentuk dasarnya. dengan Ejaan Bahasa Indonesia
13) Penambahan klausul singkatan yang disempurnakan, kecuali
nama diri dan gelar yang terdiri jika ada pertimbangan khusus
atas dua huruf atau lebih tidak maka dihilangkan.
dipenggal 3) Penghilangan klausul huruf
14) Penambahan keterangan partikel kapital dipakai sebagai huruf
pun yang merupakan unsur kata pertama pada kata yang
penghubung ditulis serangkai didahului oleh pernyataan
dilengkapi dengan contoh lengkap dan diikuti oleh paparan
pemakaian dalam kalimat.

164
yang berkaitan dengan merangkai unsur bahasa
pernyataan lengkap itu. Indonesia dengan unsur bahasa
4) Penghilangan klausul kata asing daerah atau bahasa asing” dari
yang diserap ke dalam Bahasa hanya “bahasa asing” pada EYD,
Indonesia diperlakukan sebagai misalnya “di-sowan-i.
kata Indonesia. 4) Perubahan klausul “Tanda
5) Penghilangan klausul bahwa kurung mengapit angka atau
bukan huruf tebal yang dipakai huruf yang memerinci satu
untuk menegaskan, melainkan urutan keterangan” menjadi
huruf miring. “Tanda kurung dipakai untuk
6) Penghilangan klausul mengapit huruf atau angka yang
penggunaan huruf tebal dalam digunakan sebagai penanda
kamus. pemerincian”.
7) Penghilangan klausul imbuhan 2 pemindahan, yaitu:
dirangkaikan dengan tanda 1) Pemindahan B.2. klausul “Jika
hubung jika ditambahkan pada bentuk dasarnya berupa
bentuk singkatan atau kata dasar gabungan kata, awalan atau
yang bukan bahasa Indonesia. akhiran ditulis serangkai dengan
8) Penghilangan klausul bentuk kata yang langsung mengikuti
terikat bahasa asing yang diserap atau mendahuluinya” ke bagian
ke dalam Bahasa dapat D.3. (Gabungan Kata).
digunakan sebagai bentuk dasar. 2) Pemindahan B.3. klausul “ Jika
9) Penghilangan klausul kata tak bentuk dasar yang berupa
sebagai unsur gabungan dalam gabungan kata mendapat awalan
peristilahan ditulis serangkai dan akhiran sekaligus, unsur
dengan bentuk dasar yang gabungan kata itu ditulis
mengikutinya, tetapi ditulis serangkai” ke nagian D.4.
terpisah jika diikuti oleh bentuk (Gabungan Kata)
berimbuhan
10) Penghilangan klausul kata ganti - KESIMPULANN
ku, -mu, dan –nya dirangkaikan Dapat kita simpulkan bahwa
dengan tanda hubung apabila adanya pergantian EYD menjadi PUEBI
digabung dengan bentuk yang terdapat banyak sekali perubahan.
berupa singkatan atau kata yang Perubahan itu bisa berupa penambahan,
diawali dengan huruf kapital penghilangan, pengubahan, dan
4 perubahan, yaitu: pemindahan klausul. Jumlah perubahan
1) Perubahan “bukan bahasa yang terjadi adalah 20 penambahan, 10
Indonesia” menjadi “dalam penghilangan, 4 pengubahan, dan 2
bahasa daerah atau bahasa asing” pemindahan. Banyaknya perubahan
ditulis dengan huruf miring. tersebut memperlihatkan bahwa Badan
2) Pada Bag II.F. terdapat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
perubahan judul. Jika pada EYD, Indonesia masih terus berusaha
judul pada bagian ini ialah “Kata membenahi aturan Ejaan Bahasa
Depan di, ke, dan dari”, pada Indonesia karena ejaan merupakan satu
PUEBI judulnya diubah menjadi aspek yang penting dalam penggunaan
“Kata Depan”. bahasa Indonesia yang benar.
3) Perubahan klausul “Tanda SARAN
hubung- dipakai untuk

165
Pentingnya pemahaman ejaan Nungki Ardhiah Cahyani. 2020.
dalam penggunaan bahasa Indonesia “Analisis Perbedaan Ejaan yang
yang benar dikarenakan belum Disempurnakan (EYD) dengan
banyaknya masyarakat pengguna bahasa Pedoman Umum Bahasa Indonesia
Indonesia yang mengetahui perubahan (PUEBI)” . Skripsi. Makassar:
ini, hendaknya Badan Pengembangan Universitas Muhammadiyah
dan Pembinaan Bahasa Indonesia segera Makassar.
melakukan sosialisasi perubahan EYD Peraturan Menteri dan Kebudayaan RI
menjadi PUEBI ini sehingga dikenal Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman
masyarakat luas dan diterapkan Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
sebagaimana mestinya. Aturan baru akan Zetty Karyati. 2016. “Antara EYD dan
sia-sia tanpa adanya tindakan sosialisasi. PUEBI: Suatu Analisis Komparatif”.
Dengan mengetahui adanya perubahaan Jurnal SAP
EYD menjadi PUEBI dan perbedaan
mendasar di antara keduanya,
diharapkan sebagai mahasiswa dan
masyarakat semakin memperhatikan
penggunaan ragam baku tulis terutama
dalam penulisan karya tulis ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Dita Pertiwi. 2018. “Perubahan EYD
(Ejaan yang Disempurnakan) Menjadi
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia).
https://medium.com/@TERRAI
TB/perubahan-eyd-ejaan-yang-
disempurnakan- menjadi-puebi-
pedoman-umum-ejaan-bahasa-
indonesia-a51c121f3329 (diakses
pada tanggal 15 Juni 2022)
Echo Pramono. 2020. “Ingat! Sekarang
PUEBI bukan lagi EYD”.
https://fkip.umko.ac.id/2020/09/
15/ingat-sekarang-puebi-bukan-lagi
eyd/#:~:text=Dulu%2C%20saat
%20belajar%20bahasa%20Indonesia,Ej
aan%20
Bahasa%20Indonesia%20(PUE
BI). Diakses pada tanggal 15 Juni 2022)
Nai Nadia. 2022. “Ejaan x EYD:
Pengertian, Fungsi, dan Penulisan Kata
dalam Bahasa Indonesia”
https://akupintar.id/info-pintar/-
/blogs/ejaan-x-eyd-pengertian-fungsi-
dan-penulisan-kata-dalam-
bahasa-indonesia (diakses pada tanggal
15 Juni 2022)

166

Anda mungkin juga menyukai