Catatan:
(a) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang
yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: ikan
mujair, mesin diesel atau 5 ampere.
(b) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama
kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van,
atau huruf pertama kata tugas. Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini,
Siti Fatimah binti Salim, Indani boru Sitanggang, Charles Adriaan
van Ophuijsen, atau Ayam Jantan dari Timur.
Catatan:
(a) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis
dengan huruf kapital. Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di sungai
menyeberangi selat
(b) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama
jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Catatan:
(a) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan
atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan
adik saya sudah berkeluarga.
(b) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu? Siapa nama Anda?
Misalnya:
Catatan:
(a) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam
bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf
miring.
(b) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer),
bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
(c) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang
dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis
dengan huruf miring.
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap
bahasa masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa
yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan
digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan
bahasa yang diambil.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur
sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang
tinggal di kota besar terhadap bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia.
3. Latihan
Setelah membaca materi yang telah disajikan cobalah untuk mencari 3
perbedaan dari Ejaan yang disempurnakan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
sesuai dengan materi yang telah disajikan. Jangan lupa berikan contoh masing-
masing perbedaan tersebut.
4. Evaluasi
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Latihan yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
5. Kunci Jawaban
Jika kita amati dengan teliti setidaknya ada 8 poin perbedaan antara Ejaan
Yang disempurnakan dengan Ejaan Bahasa Indonesia. Namun begitu hanya
terdapat tiga perbedaan sesuai dengan materi yang disajikan kali ini. Pertama
mengenai penambahan huruf diftong ei. Dalam ejaan yang disempurnakan tidak
terdapat hanya terdapat tiga diftong yakni ai, au, dan oi. Dalam Ejaan Bahasa
Indonesia diftong ei ditambahkan karena kita mengenal beberapa kata dan istilah
yang memiliki diftong tersebut. Contohnya eigendoon, geiser, survei.
Kedua penambahan aturan penggunaan huruf kapital untuk menulis unsur
julukan. Dalam Ejaan yang disempurnakan, pemakaian huruf kapital tidak
digunakan untuk menuliskan unsur julukan. Sedangkan dalam Ejaan Bahasa
Indonesia terdapat penambahan yakni menuliskan unsur julukan. Contohnya:
Panglima Burung, Raja Dangdut, Ratu Pantai Selatan dan lain sebagainya.
Ketiga penggunaan huruf tebal. Ejaan yang disempurnakan tidak mengatur
sama sekali pemakaian huruf tebal sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia
mengaturnya. Silakan baca materi yang sudah disajikan.
Catatan:
1. Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang
sudah bertanda kurung dalam suatu perincian. Misalnya:
(g) Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b)
bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayu
manis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Bandingkan dengan:
e) Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan
halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan
anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit
dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah).
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah).
aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf
ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
au tetap au
audiogram audiogram
autotroph autotrof
tautomer tautomer
ck menjadi k
check cek
ticket tiket
ç (Sanskerta) menjadi s
çabda sabda
çastra sastra
e tetap e
effect efek
description deskripsi
synthesis sintesis
ea tetap ea
idealist idealis
habeas habeas
ei tetap ei
eicosane eikosan
eidetic eidetik
einsteinium einsteinium
eo tetap eo
stereo stereo
geometry geometri
zeolite zeolit
eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
europium europium
Catatan:
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan ba- hasa
Indonesia tidak perlu lagi diubah.
3. Latihan
Setelah membaca materi yang telah disajikan cobalah untuk mencari 3
perbedaan dari Ejaan yang disempurnakan dengan Ejaan Bahasa Indonesia sesuai
dengan materi pemakaian tanda baca yang telah disajikan. Jangan lupa berikan
contoh masing-masing perbedaan tersebut.
4. Evaluasi
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Latihan yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
5. Kunci Jawaban
Jika kita amati dengan teliti setidaknya ada 8 poin perbedaan antara Ejaan
Yang disempurnakan dengan Ejaan Bahasa Indonesia. Namun begitu hanya
terdapat tiga perbedaan sesuai dengan materi yang disajikan kali ini. Pertama
mengenai pemakaian tanda hubung (-), ada dua klausul tambahan dalam Ejaan
Bahasa Indonesia yang tidak terdapat dalam Ejaan Yang Disempurnakan, yaitu (1)
tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan. Contohnya lihat materi Pemakaian Tanda Hubung. (2) tanda hubung
tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah
huruf. Contohnya lihat materi Pemakaian Tanda Hubung.
Kedua penambahan aturan pemakaian tanda kurung [( )]. Dalam Ejaan Yang
Disempurnakan, tanda kurung tidak digunakan untuk mengapit angka atau huruf
yang memerinci satu urutan keterangan bersusun ke bawah akan tetapi bersusun
ke samping kanan atau dalam bentuk kalimat. Sedangkan dalam Ejaan Bahasa
Indonesia tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai permerincian baik yang bersusun ke samping (sebagai kalimat) dan yang
bersusun ke bawah. Contohnya lihat materi Pemakaian Tanda Kurung.
Ketiga penambahan klausul tanda garis miring (/). Pemakaian garis miring
dalam Ejaan Yang Disempurnakan tidak mengatur mengenai tanda garis miring
dipakai untuk mengapithuruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang
lain. Contohnya lihat materi Pemakaian Tanda Garis Miring.