Huruf “I” untuk membedakan antara huruf I sebagai akhiran dan karenanya
harus dengan diftong seperti mulai dengan ramai, juga digunakan untuk
huruf “y” soerabaia.
Huruf “j” untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang dan sebagainya.
Huruf “oe” untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe,oemoer, dan
sebagainya.
Tanda diakritik seperti koma, ain dan tanda , untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dan sebagainya.
Huruf “oe” diganti dengan “u” pada kata-kata guru, itu, umur, dan
sebagainya.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan “k” pada kata-kata tak, pak,
rakjat, dan sebagainya.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an.
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mendampinginya.
gabungan vokal (diftong) ai, au, dan oi, ditulis berdasarkan pelafalannya
yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi
cinta
juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang
sama sekali masih baru
logo
nasional
Home Nasional
Ini Ciri Khas Ejaan Van Ophuijsen yang Digunakan dalam Teks Sumpah
Pemuda
Tim SMcom3
Hari Sumpah Pemuda ini terjadi pada tahun 1928. Sumpah pemuda ini
bermula terjadi pada saat kongres pemuda kedua di Batavia atau sekarang
disebut dengan Jakarta.
Atau ini sering disebut sebagai Sumpah Pemuda walaupun istilah sumpah
pemuda ini tidak muncul pada hari itu juga.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia.
Dalam naskah asli atau orisinil teks sumpah pemuda tersebut terlihat
berbeda dengan ejaan yang kita gunakan sehari-hari saat ini, ini
dikarenakan masih menggunakan ejaan Van Ophuijsen.