Anda di halaman 1dari 11

RANCANG BANGUN DISPENSER OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535


Amalia Almira Nugraheni, Fathul Ihsan Annaafi’, Ilham Brahma Kusuma, Rizky Nurul Fath
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Intisari Dispenser merupakan suatu alat yang digunakan


sebagai tempat penyimpan dan penyedia air minum
Saat ini untuk mengoperasikan sebuah dispenser yang mana dalam pengoperasiannya yaitu dengan
yaitu dalam proses pengambilan air minum pada membuka dan menutup tuas keran air yang
umumnya masih menggunakan tuas keran secara dilakukan secara manual. Seiring dengan
manual. Seiring berkembangannya teknologi, berkembangnya teknologi, penggunaan dispenser
pengotomasian dalam mengoperasikan dispenser semakin dipermudah dengan adanya suatu sistem
mulai dikembangkan. Perancangan dan pembuatan otomasi dalam hal membuka dan menutup keran
dispenser otomatis ini bertujuan untuk memberikan dispenser. Penggunan dispenser otomatis seperti ini
kemudahan kepada kita dalam hal mengoperasikan banyak digunakan oleh restauran cepat saji berskala
sebuah dispenser dengan menerapkan sebuah besar yang membutuhkan keefisiensian waktu
teknologi elektronika yang diaplikasikan untuk dalam menyajikan minuman.
mengeluarkan air minum tanpa menggunakan tuas
keran (buttonless). Prinsip kerja dispenser otomatis 1.2 Tujuan
ini adalah sensor warna TCS3200 akan membaca
warna gelas yang tersedia, sehingga input yang Tujuan dari pembuaan alat ini adalah :
dibaca oleh sensor warna yaitu berupa frekuensi 1. Sebagai pengembangan dari teknologi yang
warna akan diproses oleh ATMega 8535 dan semakin berkembang dengan menerapkan sistem
kemudian outputnya yaitu motor pompa air DC otomasi pada alat-alat yang digunakan dalam
yang akan aktif dan memompakan air keluar melalui kehidupan sehari-hari.
selang sesuai dengan warna gelas yang terbaca oleh 2. Memberi kemudahan dan meningkatkan
sensor warna. Terdapat tiga jenis warna air minum fleksibilitas suatu alat yaitu dispenser.
yang dapat dikeluarkan oleh dispenser ini menurut 3. Sebagai sarana memenuhi tugas mata kuliah
warna gelas yang terbaca oleh sensor warna Mikrokontroler.
TCS3200 yaitu air minum berwarna merah, biru dan
hijau. 1.3 Pembatasan Masalah

Keywords— Mikrokontroler ATMega8535, Sensor Pembatasan masalah pada Tugas Akhir ini
Warna TCS3200, Pompa Air DC adalah sebagai berikut :
1. Mikrokontroler yang digunakan yaitu
ATMega8535.
I. PENDAHULUAN 2. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah
bahasa C yang diadaptasikan pada software
1.1 Latar Belakang Code Vision AVR.
3. Pengunaan sensor warna TCS3200 sebagai
Suplai air merupakan kebutuhan dasar bagi komponen yang membaca input data berupa
setiap manusia. Secara umum kebutuhan air setiap frekuensi warna gelas dan selanjutnya berfungsi
orang berbeda-beda. Kebutuhan air yang paling untuk mengaktifkan motor pompa air.
utama bagi manusia adalah untuk minum. 4. Penggunaan motor pompa air sebagai indikator
Kekurangan air minum dapat terjadi karena output pada dispenser otomatis ini untuk
penyediaan air yang jauh dari jangkauan. Salah satu memompa air keluar menuju gelas.
alat yang digunakan untuk mempermudah
penyediaan air minum adalah dispenser.
II. DASAR TEORI rendah. Mikrokontroller ATmega8535 memiliki
beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya
2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 sebuah solusi pengendali yang efektif untuk berbagai
keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain:
Mikrokontroller merupakan sebuah sistem
komputer yang seluruh atau sebagian besar a. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiri atas
elemennya dikemas dalam suatu chip IC, sehingga Port A, B, C dan D
sering disebut single chip microcomputer. Lebih b. ADC (Analog to Digital Converter)
lanjut, mikrokontroler merupakan system computer c. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan
yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang perbandingan
sangat spesifik, berbeda daengan PC (Personal d. Watchdog Timer dengan osilator internal
Computer) yang memiliki beberapa fungsi. e. CPU yang terdiri atas 32 register
Perbedaan antara computer dengan mikrokontroller. f. SRAM sebesar 512 byte
Mikrokontroller adalah sebuah sistem g. Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan
microprocessor dimana didalamnya sudah terdapat read while write
CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan h. Unit Interupsi Internal dan External
internal lainnya yang sudah saling terhubung dan i. Port antarmuka SPI untuk men-download
terorganisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya program ke flash
dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai, j. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat
sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai diprogram saat operasi
aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya k. Antarmuka komparator analog
menurut Winoto (2008:3). l. Port USART untuk komunikasi serial.
Teknologi yang digunakan pada mikrokontroller
AVR berbeda dengan mikrokontroller seri MCS-51. 2.2 Konfigurasi PIN ATMega8535
AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set
Computer), sedangkan seri MCS-51 berteknologi Mikrokontroller AVR ATMega memiliki 40 pin
CISC (Complex Instruction Set Computer). dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port
Mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi paralel. Satu     port paralel terdiri dari 8 pin,
empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga sehingga jumlah port pada mikrokontroler adalah 4
AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga port, yaitu port A, port B, port C dan port D.
AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara
masing-masing kelas adalah memori, kelengkapan port A.0 sampai dengan port A.7, demikian
periperal dan fungsi-fungsi tambahan yang dimiliki. selanjutnya untuk port B, port C, port D. Diagram
Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai pin mikrokontroller dapat dilihat pada gambar
Mikrokontroller ATMega8535 berikut:

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535

ATMega8535 adalah mikrokontroller CMOS 8


bit daya rendah berbasis arsitektur RISC. Instruksi
dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535
mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz, Gambar 2.2 Konfigurasi IC Mikrokontroller
hal ini membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan ATMega8535
kecepatan tinggi walaupun dengan penggunaan daya
Tabel 2.1 Penjelasan pin pada mikrokontroler , 16 photodioda mempunyai penyaring warna
ATMega8535 : merah, 16 photodioda mempunyai penyaring warna
hijau, dan 16 photodioda untuk warna terang tanpa
penyaring. Dalam TCS3200, converter cahaya ke
frekuensi membaca sebuah array 4x6 dari
photodiode, 6 photodioda mempunyai penyaring
warna biru, 6 photodioda mempunyai penyaring
warna hijau, 6 photodioda mempunyai penyaring
warna merah, dan 6 photodioda untuk warna terang
tanpa penyaring. 4 tipe warna dari photodiode telah
diintegrasikan untuk meminimalkan efek ketidak
seragaman dari insiden irradiance. Semua
photodiode dari warna yang sama telah terhubung
secara parallel. Pin S2 dan S3 digunakan untuk
memilih grup dari photodiode(merah, hijau, biru,
jernih) yang telah aktif.

Gambar 2.3 Sensor Warna TCS3200

2.4 Konfigurasi Sensor Warna TCS3200

2.3 Sensor Warma TCS3200

TCS3200 merupakan konverter yang diprogram


untuk mengubah warna menjadi frekuensi yang
tersusun atas konfigurasi silicon photodiode dan
konverter arus ke frekuensi dalam IC CMOS
monolithic yang tunggal. Keluaran dari sensor ini
adalah gelombang kotak (duty cycle 50%) frekuensi
yang berbanding lurus dengan intensitas cahaya Gambar 2.4 Konfigurasi Sensor Warna TCS3200
(irradiance). Keluaran frekuensi skala penuh dapat
diskalakan oleh satu dari tiga nilai-nilai yang Pada sensor warna TCS230 terdapat selektor S2
ditetapkan via dua kontrol pin input. Masukan dan S3 yang berfungsi untuk memilih kelompok
digital dan keluaran digital memungkinkan konfigurasi photodiode yang akan digunakan atau
antarmuka langsung ke mikrokontroler atau sirkuit dipakai. Kombinasi fungsi S2 dan S3 dalam
logika lainnya. Tempat output enable (OE) output pemilihan kelompok photodiode adalah sebagai
dalam keadaan impedansi tinggi untuk beberapa berikut :
unit dapat berbagi jalur masukan mikrokontroler.
didalam TCS3200, konverter cahaya ke frekuensi
membaca sebuah array 8x8 dari photodioda, 16
photodioda mempunyai penyaring warna biru
Tabel 2.1 Konfigurasi S2 Dan S3 Sensor Warna - Panjang : 45 mm / 1.8"
TCS3200 - Tinggi : 33 mm / 1.30"
- Material : Plastik
S2 S3 Photodiode Yang Aktif - Penggerak Mekanik : Motor DC Brushless
0 0 Pemfilter Merah - Waktu Kerja : 500 jam
0 1 Pemfilter Biru - Panjang Kabel : 21 cm
1 0 Tanpa Filter
1 1 Pemfilter Hijau

Photodiode akan mengeluarkan arus yang


besarnya sebanding dengan kadar warna dasar
cahaya yang menimpanya. Arus ini kemudian
dikonversikan menjadi sinyal kotak atau pulsa
digital dengan frekuensi sebanding dengan
besarnya arus. Frekuensi Output ini bisa diskala
dengan mengatur kaki selektor S0 dan S1.
Penskalaan Output bisa dilihat pada tabel dibawah.
Gambar 2.5 Pompa Air DC Submersible
Tabel 2.3 Pensklaran Output Sensor Warna
TCS3200 2.6 LCD Karakter 2x16

S0 S1 Skala Frekuensi Output LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi untuk


0 0 Power Down menampilkan karakter angka, huruf ataupun simbol
0 1 2% dengan lebih baik dan dengan konsumsi arus yang
rendah. LCD (Liquid Cristal Display) dot matrik
1 0 20%
M1632 merupakan modul LCD buatan hitachi.
1 1 100% Modul LCD (Liquid Cristal Display) dot matrik
M1632 terdiri dari bagian penampil karakter (LCD)
yang berfungsi menampilkan karakter dan bagian
Dengan demikian, program yang kita perlukan sistem prosesor LCD dalam bentuk modul dengan
untuk mendapatkan komposisi RGB adalah mikrokontroler yang diletakan dibagian belakan
program penghitung frekuensi. Ada dua cara yang LCD tersebut yang berfungsi untuk mengatur
biasa dilakukan untuk menghitung frekuensi. Cara tampilan LCD serta mengatur komunikasi antara
pertama adalah membuat sebuah timer berperiode 1 LCD dengan mikrokontroler yang menggunakan
detik, dan selama periode itu kita hitung berapa kali modul LCD tersebut. LCD M1632 merupakan
terjadi gelombang kotak atau berapa jumlah pulsa modul LCD dengan tampilan 2×16 ( 2 baris x 16
yang diterima. kolom) dengan konsumsi daya rendah.
2.5 Pompa Air DC Submersible

Merupakan pompa air mini bertenagakan motor


DC brushless yang bekerja pada tegangan 3 VDC -
6 VDC. Pompa air mini ini biasanya digunakan
pada sistem pengairan tanaman hidroponik,
robotika, dan lain sebagainya.

Spesifikasi:
- Tegangan Kerja : 3 - 6 VDC
Gambar 2.6 LCD Karakter 2x16
- Kecepatan Aliran : 80 - 120 L/jam
- Diameter Luar : 7.5 mm / 0.3"
- Diameter Dalam : 4.7 mm / 0.18"
- Diameter Keseluruhan : 24 mm / 0.95"
sedemikian rupa membentuk pola sesuai
dengan pola jaringan koneksi di dalamnya.

Gambar 2.7 Skema LCD Karakter 2x16


Gambar 2.8 Protoboard

Berikut ini adalah keterangan pin-pin LCD


Karakter 2x16 : 2.9 PCB
PCB adalah papan rangkaian yang terbuat dari
No PIN Nama Keterangan bahan isolator dan permukaannya dilapisi dengan
1 GND Ground tembaga.

2 VCC +5V
3 VEE Contras
4 RS Register Select
5 RW Read/write
6 E Enable
7-14 D0-D7 Data bit 0-7
15 A Anoda (back light)
Gambar 2.9 PCB
16 K Katoda (back light)
PCB berguna sebagai tempat pemasangan dan
penghubung komponen-komponen elektronika.
2.8 Protoboard Dengan menggunakan PCB, pemasangan
komponen menjadi lebih aman, teratur dan praktis.
Protoboard adalah board yang digunakan Untuk memudahkan perakitan rangkaian
untuk membuat rangkaian elektronik sementara elektronika, permukaan PCB digambarkan tata jalur
dengan tujuan uji coba atau prototipe tanpa dengan spidol atau alat lain yang bisa menutupi
harus menyolder. Dengan memanfaatkan jalur rangkaian.
protoboard, komponen-komponen elektronik
yang dipakai tidak akan rusak dan dapat
digunakan kembali untuk membuat rangkaian
yang lain.
Protoboard umumnya terbuat dari plastik
dengan banyak lubang-lubang diatasnya.
Lubang-lubang pada protoboard diatur
2.10 Relay DC 5V
2.12 LED

Gambar 2.9 Relay


Gambar 2.11 LED
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan
secara listrik dan merupakan komponen Light Emitting Diode atau sering disingkat
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dengan LED adalah komponen elektronika
dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan yang dapat memancarkan cahaya
Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). monokromatik ketika diberikan tegangan maju.
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat
menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus
listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan dari bahan semikonduktor. Warna-warna
listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
contoh, dengan Relay yang menggunakan pada jenis bahan semikonduktor yang
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu dipergunakannya. Arus maksimum yang dapat
menggerakan Armature Relay (yang berfungsi diterima oleh LED adalah sekitar 20 mA
sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik (miliampere).
220V 2A.
Penggunaan relay DC 5V pada rangkaian
dispenser ini adalah sebagai kontak bantu motor III. PEMBAHASAN
pompayang berdaya lebih dari 5V karena suplai
daya dari mikrokontroler hanya sebesar 5V. 3.1 Deskripsi Kerja

2.11 Kabel Jumper Pengoperasian dispenser otomatis ini memiliki


cara kerja yang cukup sederhana. Sensor warna
TCS3200 akan membaca input data berupa
frekuensi warna gelas yang berada di depan sensor
warna. Kemudian setelah frekuensi warna tersebut
terbaca, maka LCD karakter 2x16 akan
menampilkan data frekuensi warna tersebut.
Apabila frekuensi warna tertentu yang terbaca oleh
sensor warna TCS3200 menunjukkan angka lebih
dari 100, maka motor pompa air akan aktif sesuai
dengan warna gelas yang terbaca oleh sensor
2.10 Kabel Jumper warna. Pompa akan memompakan air minum
keluar melalui selang menuju gelas. Jumlah air
Kabel merupakan media untuk menyalurkan yang akan keluar dikedalikan oleh delay waktu
energy listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari selama 3-3,5 detik yang mana waktu ini telah
isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan disesuaikan dengan debit air yang keluar melalui
pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari selang sesuai dengan volume gelas yang digunakan.
bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan Setelah sistem bekerja dan mencapai delay waktu
konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun yang telah ditentukan maka motor akan berhenti
aluminium. bekerja dan gelas telah terisi dengan air minum
yang memiliki warna sesuai dengan warna gelas S2=1 ; S3=1 -> filter hijau
tersebut. *****************************************
************/
3.2 Prinsip Kerja Rangkaian

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah sebagai #include <mega8535.h>


berikut : #include <delay.h>
#include <stdio.h>
1) Sensor warna TCS3200 akan membaca
frekuensi warna gelas yang diletakkan di depan #include <alcd.h>
sensor warna tersebut.

2) LCD Karakter 2x16 akan menampilkan data #define redref (20000/255)


frekuensi warna yang terbaca. #define greenref (19000/255)
#define blueref (25000/255)
3) Apabila frekuensi warna yang terbaca mencapai
nilai lebih dari 100, maka input data tersebut #define S0 PORTD.6
akan mengaktifkan pompa air DC yang airnya #define S1 PORTD.7
telah diatur sesuai dengan warna gelas sehingga
#define S2 PORTA.0
air akan dipompakan keluar melalui selang
menuju gelas. #define S3 PORTA.1
#define LED PORTA.2
4) Delay waktu diatur selama 3,5 detik sebagai
kontrol untuk mengatur jumlah air yang keluar #define LED_R PORTB.0
dan telah disesuaikan dengan volume gelas yang #define LED_G PORTB.1
digunakan.
#define LED_B PORTB.2
3.3 Gambar Rangkaian
unsigned int x=0;
unsigned int pulsa=0;
unsigned int frekuensi_red, frekuensi_green,
frekuensi_blue, red, green, blue;
char a=0;
unsigned char baris1[16];
unsigned char baris2[16];
bky,i
void tampilkan_data()
{
lcd_clear();
sprintf(baris1,"R:%d G:%d",red,green);
sprintf(baris2,"B:%d",blue);
3.4 Program Kontrol lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts(baris1);
S0=0 ; S1=1 -> Scale Output Freq 2%
lcd_gotoxy(0,1);
S0=1 ; S1=0 -> Scale Output Freq 20%
lcd_puts(baris2);
S0=1 ; S1=1 -> Scale Output Freq 100%
if((red>green)&(red>blue)) {
S2=0 ; S3=0 -> filter merah
if(red>100) {
S2=0 ; S3=1 -> filter biru
LED_R = 1;
S2=1 ; S3=0 -> filter clear (tidak difungsikan)
delay_ms(3000);
LED_R = 0; interrupt [TIM1_OVF] void timer1_ovf_isr(void)
} {
} // Reinitialize Timer1 value
else if((green>red)&(green>blue)) { //TCNT1H=0xD239 >> 8; //kristal 12MHz - untuk
if(green>100) { 1 detik
LED_G = 1; //TCNT1L=0xD239 & 0xff; // untuk kristal
delay_ms(3500); 11.0592 nilai 1 dtk TCNT1 = D5D0 ; nilai 1/2 dtk =
LED_G = 0; EAE8
} TCNT1H=0xD5D0 >> 8; //rumus (pake presalar
} 1024) : 10000Hex - (Timer yg
else if((blue>red)&(blue>green)) { diperlukan*XTAL/1024)Hex
if(blue>100) { TCNT1L=0xD5D0 & 0xff;
LED_B = 1; // Place your code here
delay_ms(3000);
LED_B = 0; if (a==0)
} {
} frekuensi_red=pulsa;
} if (pulsa>900) //nilai diatas 900Hz ada koreksi
{
void red_filter() x=(float)(pulsa*0.0057); //konstanta koreksi freq.
{ counter = 0.0057 (koreksi/nilai sebenarnya)
S2=0; frekuensi_red=frekuensi_red+x;
S3=0; }
} red=frekuensi_red/redref;
if (red>255)
void green_filter() {
{ red=255;
S2=1; }
S3=1; green_filter();
} }

void blue_filter() if (a==1)


{ {
S2=0; frekuensi_green=pulsa;
S3=1; if (pulsa>900) //nilai diatas 900Hz ada koreksi
} {
x=(float)(pulsa*0.0057); //konstanta koreksi freq.
// External Interrupt 0 service routine counter = 0.0057 (koreksi/nilai sebenarnya)
interrupt [EXT_INT0] void ext_int0_isr(void) frekuensi_green=frekuensi_green+x;
{ }
// Place your code here green=frekuensi_green/greenref;
pulsa++; if (green>255)
{
} green=255;
}
// Timer1 overflow interrupt service routine blue_filter();
} // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In
Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
if (a==2) // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T
{ State2=T State1=T State0=T
frekuensi_blue=pulsa; PORTB=0x00;
if (pulsa>900) //nilai diatas 900Hz ada koreksi DDRB=0x07;
{
x=(float)(pulsa*0.0057); //konstanta koreksi freq. // Port C initialization
counter = 0.0057 (0.0057 dihitung dari koreksi/nilai // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In
sebenarnya) Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
frekuensi_blue=frekuensi_blue+x; // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T
} State2=T State1=T State0=T
blue=frekuensi_blue/blueref; PORTC=0x00;
if (blue>255) DDRC=0x00;
{
blue=255; // Port D initialization
} // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In
red_filter(); Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
a=-1; // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T
} State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
a=a+1; DDRD=0xC0;
tampilkan_data();
x=0; // Timer/Counter 0 initialization
pulsa=0; // Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
} // OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
// Declare your global variables here TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;

void main(void) // Timer/Counter 1 initialization


{ // Clock source: System Clock
// Declare your local variables here // Clock value: 10.800 kHz
// Mode: Normal top=FFFFh
// Input/Output Ports initialization // OC1A output: Discon.
// Port A initialization // OC1B output: Discon.
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In // Noise Canceler: Off
Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // Input Capture on Falling Edge
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T // Timer1 Overflow Interrupt: On
State2=T State1=T State0=T // Input Capture Interrupt: Off
PORTA=0x00; // Compare A Match Interrupt: Off
DDRA=0xFF; // Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
// Port B initialization TCCR1B=0x05;
TCNT1H=0xD5; red_filter();
TCNT1L=0xD0;
ICR1H=0x00; // Global enable interrupts
ICR1L=0x00; #asm("sei")
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00; while (1)
OCR1BH=0x00; {
OCR1BL=0x00; // Place your code here

// Timer/Counter 2 initialization };
// Clock source: System Clock }
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh 3.5 Flowchart
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00; Mulai
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
Inisialisias
i
// External Interrupt(s) initialization LCD 2x16,
Sensor
// INT0: On Warna,
Pompa
// INT0 Mode: Falling Edge Air 12V
// INT1: Off
// INT2: Off
GICR|=0x40; Sensor Warna
Mendeteksi
MCUCR=0x02; warna gelas
MCUCSR=0x00;
GIFR=0x40;
Jika
Display LCD
Frekuensi
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization Merah > 100
R=231 Pompa A menyala,
B=60 Cairan A keluar
TIMSK=0x04; Biru < 100 G=50
Hijau < 100

// Analog Comparator initialization


// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Jika
Display LCD
Frekuensi
Timer/Counter 1: Off Merah < 100
R=50 Pompa B menyala,
Cairan B keluar
B=105
ACSR=0x80; Biru > 100
Hijau < 100
G=60

SFIOR=0x00;

// LCD module initialization


lcd_init(16); Jika
Display LCD
Frekuensi
Merah < 100 R=50 Pompa C menyala,
Biru < 100 B=60 Cairan C keluar
// Output Enable ON Hijau > 100 G=142

LED=1;
S0=1; IV. PENUTUP
S1=1;
Selesai
4.1 Kesimpulan http://baskarapunya.blogspot.com/2013/05/sensor-
warna-tcs3200-and-tcs3210.html
Dalam pembuatan Tugas Akhir Mikrokontroler
“Dispenser Otomatis Berbasis Mikrokontroler http://kl801.ilearning.me/2015/04/28/pelajari-tentang-
ATMega 8535” ini dapat diambil kesimpulan : lcd-2x16-character-3/

a) Pengontrolan pada alat ini menggunakan http://www.bagusprehan.com/2013/12/konfigurasi-


mikrokontroller ATMega 8535. pin-lcd-16x2.html
b) Diperlukan sensor warna yaitu sensor warna
TCS3200 untuk mendeteksi frekuensi warna http://rijalseventh.blogspot.com/2012/09/rangkaian-
pada gelas yang digunakan. listrik-protoboard.html
c) Output keluaran yang dihasilkan oleh input
sensor warna yaitu :
1. Pompa air DC yang aktif dan akan
memompakan air minum keluar melalui
selang menuju gelas.
2. LCD Karakter 2x16 yang menampilkan
data frekuensi warna yang terbaca oleh
sensor warna TCS3200.
4.2 Saran

Berdarakan pengalaman selama pembuatan


aplikasi yang telah dilakukan, berikut adalah
beberapa saran yang terpenting untuk diperhatikan :

1. Membuat desain rancang bangun dan


perencanan waktu pelaksanaan pembuatan alat
ini.
2. Mempersiapkan komponen yang akan
digunakan disesuaikan dengan desain rancang
bangun.
3. Pemaksimalan peran anggota dalam kelompok
untuk hasil yang maksimal dan sesuai dengan
harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiharto, W., (2004), Interfacing Komputer dan


Mikrokontroler, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Dr. Agfianto E. Putra., (2012), Mikrokontroler DSP &


Embedded Electronics(Lecturer, Consultant, Author)
http://agfi.staff.ugm.ac.id).

https://pemudaminangkabau.wordpress.com/2013/02/
28/pengertian-mikrokontroler-atmega8535/

http://digiwarestore.com/id/other-appliances/mini-
micro-submersible-water-pump-motor-pompa-air-mini-
dc-3v-6v-120l-h-919287.html

http://elektronika-dasar.web.id/sensor-warna-tcs230/

Anda mungkin juga menyukai