Anda di halaman 1dari 17

Nama : Robet Taufik Nurhidayat

NPM : B1A023359
Kelas : F
Matkul : Pancasila

Konsep Dan Urgensi Pendidikan Pancasila

SEJARAH KEBERAGAMAN SUKU-SUKU BANGSA INDONESIA


Yoygyakarta memaparkan keberagaman (pluralisme) suku-suku bangsa di Indonesia adalah
buah dari pohon yang sama yaitu pohon evolusi yang berakar sejak 70.000 tahun yang lalu
tanpa terputus.
Kedatangan manusia modern terjadi pada 70.000 tahun silam, sehingga jalur migrasi ke
Nusantara menjadi kompleks. Migrasi Timur (Melanesia, Australia Tenggara dan Tasmania)
bergerak ke selatan dan barat lalu bertemu dengan Migrasi Barat (dari jalur Moh. Khiew,
Tabon, Wajak dan Niah) untuk menguasai seluruh wilayah Nusantara. Kedua ras yaitu
Australomelanesid berbaur dengan ras Mongoloid yang menghasilkan penduduk Indonesia
bagian barat saat ini. Artinya keberagaman (pluralisme) adalah sebuah keniscayaan atau
keharusan pada bangsa ini

FAKTOR-FAKTOR MELATARBELAKANGI PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA


1. Pluralism Kebudayaan (suku-suku) di Indonesia
a. Kebudayaan Jawa
b. Kebudayaan Rejang
c. Kebudayaan Sunda
d. Kebudayaan Batak
e. Kebudayaan Minangkabau
f. Kebudayaan Nias
g. Kebudayaan Melayu
h. Kebudayaan Dayak di Kalimantan
i. Kebudayaan Papua
j. Kebudayaan Bugis di Sulawesi
k. Kebudayaan di NTT, NTB
2. Pluralisme Agama
a. Agama Islam
b.Agama Katolik
c.Agama Kristen Protestan
d.Agama Hindu
e.Agama Budha
f.Agama Khong Hu Chu
3. Pluralisme Hukum
a. Hukum Pemerintah (hukum positif)
b. Hukum Agama
c. Hukum Adat
d. Hukum Kebiasaan
e. Hukum Alam
4. Globalisasi
a. Pergaulan antara bangsa bangsa (internasional)
b. Perdagangan internasional
c. Pariwisata
d. Perjanjian internasional
e. Perkembangan teknologi dan informasi di antaranya internet
5. Ancaman Disintegrasi Bangsa
a. Terjadinya konflik di bidang budaya, agama, hukum, politik, sosial dan lain-lain.
b. Lemahnya NKRI di dalam persaingan global, dibidang ekonomi, teknologi dan
sumber daya manusia.
c. Perkembangan demokrasi sejak tumbangnya Orde Baru dan munculnya Orde
Reformasi yang diinterpetasikan sesuai dengan kepentingan kelompok masing-
masing terutama di bidang politik
d. Pengembangan wilayah dalam bentuk provinsi, kabupaten/kota yang
memunculkan dinasti baru yang bersifat primordial yang mengutamakan
kepentingan kelompok atau keluarga, tanpa memperhatikan kepentingan rakyat.
Tujuh dosa sosial yang bisa menghancurkan sebuah negara
1. Politik tanpa prinsip.
2. Kekayaan tanpa kerja keras.
3. Perniagaan (perdagangan atau bisnis) tanpa moralitas.
4. Kesenangan tanpa nurani.
5. Pendidikan tanpa karakter.
6. Sains (ilmu pengetahuan) tanpa humanitas (kemanusiaan).
7. Peribadatan tanpa pengorbanan.
Sejarah, makna dan Lambang Pancasila

Pengertian Pancasila
1. Muhammad Yamin, Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang
berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan
demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik.
2. Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Arti Lambang Garuda Pancasila


1. Garuda Pancasila adalah burung garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam
sejarah bangsa Indonesia yaitu kendaraan dewa Whisnu yang merupakan burung rajawali.
Garuda digunakan sebagai lambang negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia
adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
2. Warna keemasan pada Burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
3. Garuda memiliki paruh, sayap, cakar dan ekor yang melambangkan kekuatan dan tenaga.
4. Jumlah bulu Burung Garuda Pancasila melambangkan hari jadi Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia Pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai berikut :
1. 17 helai bulu pada masing-masing sayap
2. 8 helai bulu pada ekor
3. 19 helai bulu pada di bawah perisai atau pada pangkal ekor
4. 45 helai bulu di leher.
Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban
Indonesia sebaai senjata yang melambangkan perjuangan, pertahananan dan perlindungan
diri untuk mencapai tujuan.
Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, bahasa,
budaya dan agama untuk mencapai tujuan bersama dalam wadah NKRI yaitu suatu
masyarakat adil makmur yang merata material dan spiritual, bersatu dan berdaulat termasuk
dalam lingkungan pergaulan internasional yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Pancasila Sebagai Dasar Negara


1. Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan untuk memberikan
kekuatan berdirinya sebuah negara.
2. Sebagai dasar Negara, pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan sumber nilai, norma, serta akidah,
baik moral maupun hukum Negara.
3. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang
mengatur negara RI, yakni termasuk seluruh unsur-unsurnya pemerintah, wilayah dan
rakyat.
Konsep Negara
Pengertian & Unsur Negara Menurut Diponolo
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan dengan tata pemerintahan
melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah tertentu.
Unsur negara :
1. Unsur tempat atau daerah, wilayah atau teritorial
2. Unsur manusia, rakyat, bangsa atau masyarakat
3. Unsur organisai, tata kerjasama dan tata pemerintahan
4. Pengakuan dari negara lain.
Suku Bangsa Kesukubangsaan & Nasionalisme
Suku bangsa (ethnic group) adalah sekumpulan manusia (population) yang ditandai dengan :
1. Berkembang biak dalam kelompoknya yang eksklusif (biologically self perpetualing)
2. Mendukung seperangkat nilai-nilai fundamental yang tercermin dalam kesatuan
kebudayaan yang nyata
3. Menciptakan arena komunikasi dan interaksi sosial yang intensif
4. Mempunyai keanggotaan berdasarkan pengakuan diri dan pengakuan pihak ketiga.
pada sekelompok masyarakat lambang-lambang suku bangsa itu akan menguat apabila
kelompok masyarakat itu mengalami :
a. Identitas kerja (occupational identity) tidak efektif lagi sebagai lambang harga diri
seseorang. Perkembangan industri yang telah memacu pembagian kerja dan
spesialisasi dengan rinci, mengaburkan okupasi (pekerjaan) sebagai identitas yang
dapat digunakan sebagai lambang harga diri warganya, sehingga identitas pekerjaan
menjadi kurang efektif.
b. Tekanan politik dalam negeri; penyelenggaraan pembangunan nasional yang kurang
mengindahkan rasa keadilan masyarakat bisa menguatkan kembali kesukubangsaan,
misalnya pemberian kemudahan pada pengusaha besar demi pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dengan cara meminggirkan pranan masyarakat setempat (lokal)
menguatkan kesukubangsaan pada masyarakat lokal.
c. Agama kurang efektif sebagai sumber identitas perorangan, merosotnya agama
sebagai sarana untuk memperkuat kelompok sosial dalam masyarakat majemuk dapat
memperkuat lambang-lambang kesukubangsaan. Contoh pertikaian antara suku
Madura dan suku Melayu di Kalimantan Barat yang sama-sama beragama Islam
memperkuat kesukubangsaan Madura dan Melayu, sehingga mengurangi atau
memperkecil peranan agama Islam yang mereka anut, jadi meskipun agamanya sama
tidak bisa mencegah terjadinya konflik antar kedua suku ini.
d. Perubahan sosial dan kebudayaan yang amat pesat, bahwa perubahan sosial dan
kebudayaan yang berlangsung cepat dan melanda hampir semua sktor kehidupan
dapat menyebabkan orang kehilangan pedoman dan jati diri dalam masyarakat, oleh
karena itu orang akan berusaha menemukan dirinya dengan mengaktifkan kembali
kesukubangsaan mereka atau identitas primordial mereka.
e. Perkembangan masyarakat perkotaan; ketika suatu masyarakat berkembang menjadi
masyarakat perkotaan yang terbuka dan semakin besar jumlah anggotanya, sehingga
semakin meningkat heteroginitasnya. Dalam kesibukan yang meningkat itulah orang
biasanya merasa kesepian dalam keramaian interaksi sosial yang bersifat impersonal.
Demokrasi Pancasila

Asal kata demokrasi dari bahasa Yunani, demos artinya rakyat; kratos artinya pemerintahan.
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang mengikut sertakan rakyat dalam pemerintahan
negara. Dalam perkembangannya, demokrasi tidak hanya meliputi bidang pemerintahan atau
politik saja tetapi juga di bidang ekonomi, sosial dan kebudyaan.Indonesia adalah negara
demokrasi, yaitu demokrasi Pancasila
Adapun asas demokrasi Pancasila terdapat dalam sila ke 4 yang berbunyi : Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Dalam demokrasi Pancasila rakyat adalah subyek demokrasi, artinya rakyat secara
keseluruhan berhak ikut serta mewujudkan masyarakat adil dan makmur dan berhak
menentukan siapa para pemimpinnya melalui pemilihan umum.
Demokrasi Pancasila sebagai suatu sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, maka
rakyatlah yang menentukan bentuk dan isi pemerintahan yang dikehendakinya sesuai dengan
hati nuraninya. Konsekuensinya Pemerintah harus memfokuskan pada kepentingan rakyat
dalam rangka tercapainya kemakmuran yang merata.

Realisasi (Pelaksanaan) Pancasila Secara Subyektif Obyektif


Secara obyektif, maksudnya Pancasila harus dilaksanakan oleh UUD 1945 dan seluruh
peraturan di bawahnya, penguasa negara dan penyelenggaraan negara yang meliputi :
a. Semua bidang kekuasaan, baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
b. Semua bidang usaha dan kegiatan kenegaraan & kemasyarakaran dalam menentukan
kebijakan di bidang hukum & perundangan, pemerintahan, politik luar negeri & dalam
negeri, pendidikan, hankam, keagamaan, kesejahteraan rakyat.
Secara subyektif, maksudnya Pancasila harus dilaksanakan secara individu atau
perseorangan baik berstatus sebagai penguasa negara, rakyat atau masyarakat biasa yang
dilaksanakan secara berangsur-angsur melalui pendidikan di sekolah, dalam masyarakat,
dalam keluarga sehingga dapat diperoleh;
a. Pengetahuan yang lengkap tentang Pancasila.
b. Kesadaran artinya tiap individu sebagai warga negara dalam perilaku berbangsa, bernegara
dan bermasyarakat senantiasa berpedoman pada Pancasila
c. Ketaatan, artinya selalu bersedia melaksanakan Pancasila secara lahir dan batin.
d. Kemampuan, artinya mampu untuk melaksanakan Pancasila dalam kehidupannya.
e. Mentalitas, watak dan hati nurani harus senantiasa berdasar Pancasila dalam memenuhi
kebutuhan hidup individu dan sosialnya, kebutuhan hidup religiusnya sehingga diperoleh
keseimbangan yang harmonis, dinamis & kebahagiaan yang sempurna.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pengertian Filsafat Pancasila


a. Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai
collective ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia.
b. Filsafat pancasila secara ontologis: sebagai upaya untuk mengetahui hakekat dasar dari
sila-sila Pancasila. Manusia merupakan subjek hukum pokok dari Pancasila.
Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan
Dengan memasuki kawasan Filsafat Ilmu (Philosophy of Science) ilmu pengetahuan yang
diletakkan di atas Pancasila sebagai paradigmanya perlu dipahami dasar dan arah
penerapannya, yaitu pada aspek ontologis, epistimologis dan aksiologis.
1. Aspek Ontologis : bahwa hakikat ilmu pengetahuan aktifitas manusia yang tidak mengenal
titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan ilmu
pengetahuan harus dipandang secara utuh dalam dimensinya sebagai masyarakat, sebagai
proses dan sebagai produk.
2. Epistimologis yaitu Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dijadikan
metode berpikir dalam arti dijadikan dasar dan arah di dalam ilmu pengetahuan yang
parameter kebenaran serta kemanfaatan hasil-hasil yang dicapainya adalah nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila itu sendiri.
3. Aksiologi, yaitu dengan menggunakan epistimologi tersebut, pemanfaatan dan efek
pengembangan ilmu pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan Pancasila dan
secara positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal Pancasila.

Pancasila adalah suatu filsafat


1. Pendapat Muhammad Yamin : Ajaran Pancasila adalah tersusun secara harmonis dalam
suatu sistem filsafat. Dengan mengacu pendapat Hegel Muhammad Yamin berpendapat
Pancasila adalah sinthesa dari thesa dan antithesa fikiran bahwa “kemerdekaan adalah hak
segala bangsa” (thesa) dan “penjajahan harus dihapuskan” (antithesa), oleh karena itu
“kami menyusun kemerdekaan kami dalam suatu piagam negara yang berbentuk republik
kesatuan berdasarkan ajaran Pancasila” (sinthesa).
2. Soediman Kartodiprodjo menegaskan Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia
berdasarkan ucapan bung Karno yang menyatakan bahwa Pancasila dalah isi jiwa bangsa
Indonesia.
Makna falsafat pancasila
Pancasila sebagai rasio dari kehidupan negara dan bangsa Indonesia yang sesuai akal yang
merupakan sumber kekuasaan jiwa guna peningkatan martabat kehidupan manusia. Pancasila
merupakan jiwa bangsa dan negara dalam arti pemberi hidup dan ideologi negara.

Karakteristik Filsafat Pancasila


1. Hierarkhis Piramida
2. Monotheis Religius
3. Monodualis dan Monopluralis

Fungsi Pokok Pancasila


1. Pandangan Hidup Bangsa
2. Dasar Negara RI

Cita-Cita Pancasila di Bidang Hukum


1. norma hukum adalah norma-norma yang menjamin kelangsungan hidup manusia dan
hidup bermasyarakat dengan tertib dan adil, serta melindungi seluruh masyarakat.
2. norma hukum ini dipengaruhi oleh etika, agama, sosial, budaya, dan lingkungannya.
3. etika, agama, sosial, budaya, dan lingkungan-nya ini dipengaruhi oleh pandangan hidup.

Hukum Nasional
Hukum nasional secara hakiki harus memuat:
1. Sikap menjunjung tinggi agama, moral, dan etika.
2. Sikap menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
3. Mencerminkan jiwa dan rasa keadilan manusia dan masyarakat.
4. Disusun berpedoman kepada pandangan hidup, kepribadian, serta aspirasi yang hidup dan
berkembang di dalam masyarakat.

CITA-CITA PANCASILA DI BIDANG HUKUM


1. TATA TERTIB ALAM SEMESTA
a. Alam semesta.
b. Tata tertib alam untuk mengatur keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga
hidup manusia layak dan menyenangkan.
2. TERTIB MASYARAKAT
a. Pemenuhan hidup sesuai dengan hak dan kewajiban.
b. Perlindungan hak dan kewajiban ini adalah norma-norma hukum.
3. HUKUM MENCERMINKAN PANDANGAN HIDUP
a. Bentuk hukum tertulis dan tidak tertulis.
b. Perpaduan dinamis pandangan hidup dengan realitas dalam masyarakat.
c. Untuk menciptakan ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan
4.HUKUM ADAT MENCERMINKAN PANDANGAN HIDUP
Sistem nilai-nilai hukum adat juga tercermin di dalam Pancasila: seperti beragama (religi),
kekeluargaan, musyawarah, gotong royong, jiwa pengorbanan, jiwa pengabdian, dan lain-
lain.
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata yunani yaitu (Iden) yang berarti melihat, atau idea yang berarti
raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata (logi) yang berarti ajaran. Dengan
demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran. (KBBI)

Unsur Ideologi
1. keyakinan: sistem of belief
2. Mitos: ptimistik bahkan deterministic
3. loyalitas: menuntut loyalitas optimal pendukungnya

Karakteristik – Makna Ideologi Bagi Negara


1. ideologi sering muncul-berkemb dlm situasi krisis
2. ideologi mrpk pola pemikiran yg sistematis
3. ideologi mempy ruang jangkauan yg luas, namun beragam
4. ideologi mancakup bbrp strata pemikiran panutan (mulai dr konsep2 sampai slogan2-
simbol)

Pancasila Sebagai Ideologi Negara Dan Bangsa Indonesia


1. Pengertian Ideologi : Ajaran, doktrin, teori, ilmu yang diyakini kebenarannya, yang
tersusun secara sistematis. Ideologi memuat hal-hal yang abstrak –ideal,
kebenarannya diyakini, menjadi sikap pandangan hidup yang ingin dikonkritkan bila
ada peluang dan kesempatan yang tepat.
2. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia yang tak lain adalah ideologi
terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya nilai-nilai dasar Pancasila bersifat
tetap, namun dapat dijabarkan menjadi nilai instrumental yang berubah dan
berkembang secara dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan perkembangan
masyarakat Indonesia
3. Fungsi Ideologi : melengkapi struktur kognitif manusia, sebagai panduan, sebagai
lensa, cermin, jendela melihat dunia, orang lain dan dirinya sendiri dan sebagai
kekuatan pengendali konflik.

Ideologi-Ideologi Yang Ada Di Dunia


1. Ideologi Agama :
a. Negara dan hukum berdasarkan Kitab Suci
b. Peran pemimpin agama kuat
c. Persaingan peran negarawan dengan agamawan
d. Kelompok agamawan menduduki strata sosial tertinggi
e. Ada persaingan peran antara kelompok negarawan dngan kelompok agamawan
f. Kepentingan agama diutamakan, pembangunan agama sama dengan pembangunan
negara.
g. Mobilitas sosial baik secara vertikal maupun horisontal realtif kecil dan sulit.
2. Ideologi Liberalis :
a. Penghargaan Hak Asasi Manusia (HAM) tinggi
b. Demokratis
c. Penegakan hukum dijunjung tinggi
d. Menolak dogmatisme
e. Persaingan bebas
f. Perekonomian dengan sistem pasar bebas
g. Kapitalis – materialistis
h. Ada kelas-kelas dalam masyarakat
. Ideologi Komunis :
a. Atheis (tidak mengenal Tuhan dan tidak mengakui agama)
b. Dogmatis
c. Otoriter-diktator
d. Imperialistis
e. Sistem kepartaian tunggal
f. Mengingkari HAM
g. Perekonomian sistem komando
h. Masyarakat tanpa kelas
4. Ideologi Fasisme :
a. Rasialis, membedakan suku dan golongan
b. Otoriter, totaliter-diktator
c. Imperialis-ekspansionis
d. Peran pemimpin dominan dan kuat
e. Sistem kepartaian tunggal
5. Ideologi Pancasila : terumuskan dalam 5 sila dari Pancasila ada keseimbangan antara
kepentingan individu dan kelompok, nilai Ketuhanan dan keadilan sosial yang adil
dan merata, ada demokrasi tetapi dimungkinkan musyawarah mufakat, menjunjung
tinggi Bhinneka Tunggal Ika, ada ruang untuk perbedaan dan saling menghormati.
Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi Negara Memiliki 3 Dimensi
1. Dimensi realitas : mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
dirinya (dalam Pancsila) bersumber dri nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakat.
Artinya nilai-nilai yang ada dalam masyarakat seperti nilai moral, agama, kebiasaan,
budaya yang baik dalam masyarakat terkandung dalam Pancasila.
2. Dimensi idealitas : mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ada dalam Pancasila
menimbulkan harapan dan optimisme dan mampu diwujudkan. Contoh nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, mewujud dalam bentuk semua umat beragama yang
diakui di Indonesia berhak menjalankan ibadah secara bebas dan tanpa ancaman.
3. Dimensi fleksibilitas : nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merangsang
masyarakat untuk mengembangkannya secara positif. Contoh : kedilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia mewujud dalam bentuk seluruh rakyat Indonesia berhak
mengakses pendidikan, kesehatan dan pekerjaan

Fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia


1. memperkokoh persatuan bangsa
2. Mengarahkan bangsa indonesia menuju tujuannya
3. mengembangkan identitas bangsa
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik
Pancasila Sebagai Sistem Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti kebiasaan hidup baik pada diri
seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat. Kebiasaan hidup baik ini dianut dan
diwariskan dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
Dengan demikian etika bisa diartikan sama dengan moral Etika dalam arti luas adalah
ilmu yang membahas tentang kriteria baik dan buruk dalam perilaku manusia sehingga
selalu berkaitan dengan nilai.
Ada 6 pengertian nilai dalam penggunaan secara umum :
1. Sesuatu yang fundamental yang dicari orang sepanjang hidupnya.
2. Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna atau pemenuhan
karakter untuk kehidupan seseorang.
3. Suatu kualitas atau tindakan sebagian membentuk identitas seseorang sebagai
pengevaluasian diri, pengintepretasian diri dan pembentukan diri.
4. Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang baik diantara
berbagai kemungkinan tindakan.
5. Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh seseorang ketika bertingkah
laku bagi dirinya dan orang lain.
6. Suatu obyek nilai, suatu hubungan yang tepat dengan suatu yang sekaigus
membentuk hidup yang berharga dengan identitas kepribadian seseorang. Obyek
nilai mencakup karya seni, teori ilmiah, teknologi, obyek yang disucikan, budaya,
tradisi, lembag, orang lain dan alam semesta.

Etika Pancasila
• Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk
mengatur perilaku seluruh bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
• Etika Pancasila mengandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
• Kelima sila dalam Pancasila ini membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua
aspek kehidupannya.
1. Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spritualitas yang
mendekatkan manusia pada Sang Pencipta dan taat pada nilai agama yang
dianutnya.
2. Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, menjdi lebih manusiawi,
menghargai sesama manusia.
3. Sila persatuan mengandung nilai solidaritas, rasa kebersamaan, cinta tanah air.
4. Sila kerakyatan mengandung nilai sikap menghargai orang lain, mau mendengar
pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
5. Sila keadilan mengandung nilai mau peduli nasib orang lain, kesediaan membantu
sesama, sikap gotong royong.

Makna Sila-Sila Dalam Pancasila


Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa :

1. Mengandung arti adanya kausa prima yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing.
3. Tidak memaksa warga negara.
4. Bertoleransi dalam beragama.
5. Pemerintah memberi fasilisator bagi tumbuh kembangnya agama.
Sila ke 2 : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab :
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikat sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang
tertinggi
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban bagi setiap orang yang menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan
4. Menjunjung tinggi kesamaan hak dan kewajiban setiap warganegara dalam
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat
Sila ke 3 : Persatuan Indonesia :
1. Nasionalime
2. Cinta bangsa dan tanah air
3. Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
4. Menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan
Sila ke 4 : Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwaklan
1. Hakikat ini adalah demokrasi. Dalam artian umum yaitu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat
2. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru
sesudah itu diadakan tindakan bersama.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.
Sila ke 5 : Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia :
1. Kemakmuran bagi rakyat dalam arti dinamis dan meningkat
2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing - masing
3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai
dengan bidangnya

Sistem:
a. Suatu keseluruhan yang terdiri dari aneka bagian yang bersama-sama merupakan
satu kesatuan, satu keseluruhan yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan satu
dengan lainnya; tiap bagian merupakan tatarakit yang teratur.
b. Tata rakit ini adalah sesuai, selaras dengan tata rakit keseluruhan.
Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengembangan
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Iptek)

Konsep Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Nilai Ilmu Pengetahuan


1. Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di
Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
2. Bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai
Pancasila ebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.
3. Bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan
iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara
berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.
4. Bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia (indegenisasi)

Penjabaran Sila-Sila Pancasila Dalam Sistem Etika Ilmiah Dan Dalam Pengembangan Iptek
1. Penjabaran Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, melengkapi ilmu pengetahuan dengan
menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal.
2. Penjabaran Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberi arah dan
mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dikembalikan pada fungsinya
yaitu untuk kemanusiaan.
3. Penjabaran Sila Persatuan Indonesia, melengkapi nasionalisme dan
internasionalisme, sehingga aspek lokal dan universal harus dapat hidup secara
harmonis dan tidak saling merugikan. Demikian juga supra sistem tidak mengabaikan
sistem dan subsistem di bawahnya.
4. Penjabaran Sila Kerayatan Yang Dipimpin dalam Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengimbangi autodinamika iptek, mencegah iptek
bergerak secara liar. Percobaan, penerapan dan penyebaran iptek harus
mencerminkan demokrasi yang mengutamakan musyawarah sejak dari kebijakan
penelitian hingga penerapan iptek.
5. Penjabaran Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dalam penelitian,
pengembangan, pengajaran dan penerapan iptek menekankan pada keadilan yang
dikemukakan oleh Aristoteles distributif, legalis dan komutatif.

Tantangan Pengembangan Iptek Di Indonesia


• Kapitalisme menguasi perekonomian dunia termasuk di Indonesia, akibatnya ruang
bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi
terbatas. Contoh : pengembangan ekonomi Pancasila yang dikembangkan oleh
ilmuwan Indonesia Prof, Mubyarto pada tahun 1980 belum terwujud di Indonesia
dan belum mampu menangkal dan menyaingi sistem kapitalisme. Koperasi di
Indonesia juga belum mampu menunjang sistem perekonomian ang merata dan
berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam
mengembangkan iptek, sehingga Indonesia berposisi sebagai konsumen daripada
produsen.
• Sebagian besar masyarakat Indonesia bersifat konsumtif, sehingga menjadi sasaran
empuk bagi produsen luar negeri, tanpa pernah mempertimbangan barang yang
dibeli itu sebuah kebutuhan atau keinginan

Anda mungkin juga menyukai