Anda di halaman 1dari 40

SOSIALISASI

WAWASAN KEBANGSAAN
EMPAT PILAR KEBANGSAAN
PENGUATAN & PEMBINAAN DEOLOGI PANCASILA
MEWUJUDKAN MASYARAKAT PANCASILAIS
Bismiilahhirrahmannirrohim,
Assalammualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahilladzi Hadana Lihadza Wama Kunna Linahtadiya Laula
An Hadanallah.
Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan „abduhu
warasuluhu, la nabiyaba‟da.”.

“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (kebaikan)
ini. Dan kami sekali- kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah
tidak memberi kami petunjuk.” Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan
Rasul-Nya, tidak ada nabi setelah Dia.

Atas nama Pribadi saya mengucapkan rasa syukur atas terbitnya


Buku Saku “Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Empat Pilar
Kebangsaan Penguatan & Pembinaan Deologi Pancasila Mewujudkan
Masyarakat Pancasilais”. Buku yang penting menjadi bahan informasi,
sosialisasi dan edukasi terkait Wawasan Kebangsaan. Saya sadar
betul, selaku AnggotaDPRD Sumatera Utara, bahwa tugas sosialisasi
sekaligus penguatan Wawasan Kebangsaan ini sangat penting
maknanya bagi semua kita, terlebih dalam situasi kehidupan
kebangsaan kita yang penuh dengan tantangan baik dari luar maupun
dari dalam. Tanpa Kekuatan Nilai Luhur Pancasila pasti bangsa kita
akan rubuh. Seperti kata Bung Karno “a nation without faith can not
stand”.
Semoga Alah SWT senantaiasa memberikan kesehatan dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga kita semua dapat semakin berbuat
yang bermanfaat bagi Rakyat Sumatera Utara (Khoirunnas Anfauhum
Linnas/ ““Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia” :HR. Ahmad).

Wabillahit Taufiq wal Hidayah,


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Medan, 2023

H. Rusdi Lubis, SH., MMA


Anggota DPRD Sumatera Utara 2019-2024 Wakil Ketua Komisi A
DPRD Sumatera UtaraKetua Fraksi Partai Hanura

H. RUSDI LUBIS, SH, MMA


KETUA FRAKSI HANURA DPRD PROV. SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I WAWASAN KEBANGSAAN

BAB II EMPAT PILAR KEBANGSAAN

BAB III PANCASILA SEBAGAI DASAR & IDEOLOGI NEGARA

BAB IV UUD NRI 1945 SEBAGAI DASAR KONSTITUSI NEGARA SERTA

KETETAPAN MPR

BAB V NKRI SEBAGAI BENTUK NEGARA

BAB VI BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SEMBOYAN NEGARA

BAB VII PENUTUP


WAWASAN KEBANGSAAN

Cara pandang Bangsa Indonesia dalam mengelola


kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi
jatidiri bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional
yang bersumber dari Pancasila, Undang-Undang Dasar
(UUD)1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, untuk memecahkan
berbagai persoalan bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera.
WAWASAN Wawasan bermakna pandangan,
dan dapat juga berarti sebagai
konsepsi cara pandang

ciri-ciri yang menandai golongan


KEBANGSAAN bangsa, (2) perihal bangsa;
mengenai (yang bertalian dengan)
bangsa, (3) kesadaran diri sebagai
warga darisuatu negara

WAWASAN KEBANGSAAN

Konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri


sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
TUJUAN
WAWASAN KEBANGSAAN

Mewujudkan Nasionalisme
02
yang tinggi dari segala aspek
kehidupan rakyat indonesia
yang mengutamakan
kepentingan Nasional dari
pada kepentingan
perorangan, kelompok,
golongan, suku
bangsa/daerah, dimana
kepentingan tersebut tetap
dihargai namun tidak
bertentangan dengan
kepentingan Nasional
NILAI DASAR

Nilai Dasar
1. Penghargaan terhadap harkat
dan martabat manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa;
2. Tekad bersama untuk
berkehidupan kebangsaan yang
bebas, merdeka, dan bersatu;
3. Cinta akan tanah air dan
bangsa;
4. Demokrasi atau kedaulatan
rakyat;
5.Kesetiakawanan sosial
mencapai Masyarakat adil-
makmur.
UNSUR

6. Wadah (contour). Wadah kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki kekayaan alam
dan penduduk dengan aneka ragam
budaya
7. Isi (content). Realisasi aspirasi bangsa
sebagai kesepakatan bersama serta
pencapaian cita-cita dan tujuan
nasional, dan Persatuan dan kesatuan
dalam kebinekaan yang meliputi semua
aspek kehidupan nasional
8.Tata Laku (conduct). Tata laku
batiniah, mencerminkan jiwa, semangat,
dan mentalitas bangsa Indonesia yang
luhur, sedangkan Tata laku lahiriah,
tercermin dalam tindakan, perbuatan,
dan perilaku bangsa Indonesia
POTENSI ANCAMAN WAWASAN KEBANGSAAN

1. Menurunnya rasa bangga sebagai


bangsa Indonesia.
2. Kebijakan nasional/lokal yang kurang
adil dapat menyuburkan potensi
perpecahan(social injustice).
3. Elit yang menonjolkan kepentingan
diri/kelompoknya, sehingga
melupakankepentingan bangsa.
4. Langkanya keteladanan para
pemimpin bangsa dan tumbuh
suburnya KKN (korupsi,kolusi, dan
nepotisme).
5. Kaburnya batas batas kedaulatan
negara.
6. Derasnya arus globalisasi dan
kemajuan teknologi/ IT.
7. Tidak menghargai pluraritas.
POTENSI ANCAMAN WAWASAN KEBANGSAAN

1. Menurunnya rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.


2. Kebijakan nasional/lokal yang kurang adil dapat
menyuburkan potensi perpecahan(social injustice).
3. Elit yang menonjolkan kepentingan diri/kelompoknya,
sehingga melupakankepentingan bangsa.
4. Langkanya keteladanan para pemimpin bangsa dan
tumbuh suburnya KKN (korupsi,kolusi, dan
nepotisme).
5. Kaburnya batas batas kedaulatan negara.
6. Derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi/ IT.
7. Tidak menghargai pluraritas.
TANTANGAN INTERNAL

1. Penguatan Nilai Pancasila (4 Pilar) kepada


Penyelenggara/ Masyarakat belum optimal, Pancasila
belum menjadi pedoman nilai, hukum, etika moral.
2. Dampaknya Masih Terjadi Intoleransi Baik Antar Umat
Beragama Maupun Inter Umat Beragama
3. Msh Ada Pok Yg Memaksakan Utk Mengganti
4. Ideologi / Dasar Negara Dg Ideologi Tertentu.
5. Kesenjangan sosial masih tinggi mengancam kohesi
sosial/konflik.
6. Media Sosial Memiliki Kerawanan Yang Lebih Besar
Dibandingkan Dengan Media Konvensional/Media
Mainstrime
ASAS WAW
TANTANGAN EXTERNAL

1. Globalisasi/Post Truth tdk


dapat difilter sehingga
membuat pudarnya Nilai –
Nilai Luhur Budaya Bangsa
2. Persaingan Antar Bangsa
semakin keras berupaya
melemahkan NKRI, Bubar,
Terpecah (Narkoba, Ideologi
Asing, Teknologi, dll).

ASAN KEBANGSAAN
:
“IIbarat bangunan yang berdiri tegak
disanggah dengan PILAR, maka PILAR
Kebangsaan merupakan tiang penyangga
Bangsa Indonesia.”

“Empat Pilar Kebangsaan harus dipahami


oleh para penyelenggara negara dan
seluruh masyarakat, menjadi panduan
dalam seluruh dimensi kehidupan lainnya
(ipoleksosbud).”

”Dengan Pengamalan Empat Pilar, maka


bangsa Indonesia pasti akan mampu
mewujudkan dirinya sebagai bangsa yang
adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat,
atau sebaliknya.”
“Kedudukan Pancasila /
Raison D'etre” :
1. Pancasila Sebagai Dasar Negara,
2. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa,
3. Pancasila Sebagai Spiritualitas Bangsa


PANCASILA 1 JUNI 1945

BK menjawab pertanyaan K.R.T.


Radjiman Widiodiningrat (Ketua
BPUPK) kepada para anggotanya:
"Negara Indonesia Merdeka yang kita
bentuk, apa dasarnya?"
A. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA 1

Bintang
Simbol gambar bintang berwarna kuning dengan latar belakang hitam terletak
di bagian tengah perisai. Gambar bintang ini menjadi lambang sila pertama
Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Arti dari simbol ini adalah bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Rantai
Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab, dilambangkan
dengan rantau berlatar belakang warna merah. Jumlah rantai pada lambang
sila kedua Pancasila ini ada 17 dan saling berkaitan satu sama lain. Simbol ini
menunjukkan generasi penerus bangsa yang turun temurun. Simbol rantai
terletak di bagian kanan bawah perisai.
Pohon beringin
Pohon beringin merupakan lambang dari sila ketiga dalam Pancasila yaitu
Persatuan Indonesia. Simbol pohon beringin terletak di bagian kanan atas dari
perisai. Pohon beringin melambangkan tempat tempat untuk berteduh atau
berlindung.
Kepala banteng
Simbol sila Pancasila selanjutnya adalah kepala banteng. Simbol ini berada di
kiri atas dari perisai di Garuda Pancasila. Kepala banteng menjadi lambang dari
sila keempat pancasila yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Padi dan kapas
Simbol terakhir pada sila dalam Pancasila adalah padi dan kapas. Simbol ini
menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan. Letak dari padi dan kapas
adalah di bagian kanan bawah dari perisai. Simbol ini menjadi lambang dari sila
kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
PEMRAKARSA PANCASILA
SIDANG PPKI PERTAMA TANGGGAL 18 AGUSTUS 1945
UUD 1945

Merupakan Hukum Dasar tertulis / tertinggi


yg mengatur 4 Hal Penting :

1. Prinsip kedaulatan rakyat/negara hukum,


2. Pembatasan kekuasaan badan negara,
3. Hubungan antar lembaga negara
4. Mengatur hubungan Kekuasaan antar
lembaga dengan warga
NKRI
BHINEKA TUNGGAL IKA

Anda mungkin juga menyukai