Anda di halaman 1dari 31

Kedudukan Pancasila dalam

Bernegara
• Pancasila sebagai DASAR NEGARA

• Pancasila sebagai PANDANGAN HIDUP


BANGSA

• Dari kedudukan tsb membawa kpd


FUNGSI/PERAN Pancasila
PENDAHULUAN
Pengertian Pancasila
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama
dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah
Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada
abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara
Kertagama karangan Mpu Prapanca dan buku
Sutasoma karangan Mpu Tantular, dalam buku
Sutasoma ini, selain mempunyai arti “Berbatu sendi yang
lima” (dari bahasa Sansekerta) Pancasila juga
mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan yang lima”
(Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut:

1.Tidak boleh melakukan kekerasan


2.Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan
terlarang
Dasar-dasar Pendidikan Pancasila

Peranan Pancasila :
 
1. Pancasila sebagai dasar filsafat negara.

fisafat adalah usaha pemikiran untuk


mencari/menemukan kebenaran sehingga mendekati 2.Pancasila sebagai dasar kerohanian dan
kebenaran yang sesunguhnya. pandangan hidup bangsa indonesia.

Pancasila adalah suatu hasil usaha pemikiran manusia Artinya Pncasila menjadi dasar dan isi serta
Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai pola pikir bangsa/negara baik sebagai
mendekati kebenaran yang sesungguhnya yang seirama
mahkluk individu maupun sebagai mahkluk
dengan perkembanan ruang lingkup dan waktu.
sosial. Pancasila sebagai landasan dalam
Hasil usaha pemikiran manusia indonesia yang sesungguh menjalani hidup dan kehidupan bangsa
ini kemudian dituangkan dalam satu perumusan yang Indonesia termasuk dalam melakukan
mengandung satu pengertian yang bulat untuk dijadikan hubungan dengan antar bangsa.
dasar, pedoman dan norma hidup dan kehidupan
bersama dalam rangka perumusan negara indonesia
merdeka yang diberi nama pancasila.
4. Sebagai kepribadian bangsa

Kepribadian artinya ciri-ciri tanda-tanda


seorang atau bangsa. Bila teliti sila-sila
pancasila itu satu demi satu, maka dapatlah
disimpulkan bahwa pancasila itu dapat
3.Pancasila Sarana Pemersatu bangsa isimpulkan bahwa pancasila itu merupakan
Indonesia kepribadian bangsa indonesia.
Ciri-ciri kepribadian bangsa indonesia
Artinya pancasila sebagai satu rangkaian tersebut antara lain :
kesatuan pengertin yang bulat dan hasilnya
masing-masing tidak mengenal batas-batas 1.    Bangsa indonesia adlah bangs yang
peredaan agama, kesukuan, golongan, aliran- bertuhan
aliran kekayaaan, politik, kedaeraan 2.    Bangsa indonesia bangs ayang
dasebagainya masyarkat bansa indonesia. berkemanusiaan yang adil dan beradap.
(pancasila merupakan suatu ideologi 3.    Bangsa indonesia adalah bangsa yang
universalisme, ideologi kesatuan dan selalu suka rukun dan bersatu.
persatuan). 4. Bangsa Indonesia sbg bangsa yg suka
bermusyawarah (demokrasi)
5.    Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
bersikap dan berjiwa sosial.
5Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum Negara

 Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara.


(Psl. 2 UU No. 12/2011)

(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:


• a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
• c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
• d. Peraturan Pemerintah;
• e. Peraturan Presiden;
• f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
• g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki
Dasar-dasar Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila

1.   UU No. 2/1989 Tentang Sispennas, Pasal 39 dinyatakan


bahwa :
1)Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran
untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan
yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
2)Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikah wajib
memuat :
Pendidikan Pancasila;
Pendidikan agama; dan
Pendidikan kewarganegaraan
3.  Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 43/DIKTI/Kep/2006
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian di PT.
 Tujuan Pendidikan Pancasila
Tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
adalah agar mahasiswa dapat dan mampu :

1. Memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang


dihadapi oleh masyarakat bangsanya dan konsisten dengan cita-cita
yang digariskan dalam UUD NRI Tahun 1945;

2.  Menghayati filsafat dan tata nilai filsafat Pancasila, sehingga menjiwai


tingkah lakunya selaku warga negara Republik Indonesia.;

3. Menjadi warganegara yang memiliki kesadaran kebangsaan yang


tinggi dan sikap tanggungjawab sebagai Warga Negara Indonesia;

4. Dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan Pancasila dan UUD


1945 dalam kehidupan sebagai warga Negara;

5. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai masalah


dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan Negara yang hendak
diatasi;

6. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
pancasila.
7. Membentuk watak /karakter pribadi dan
bangsa, memupuk sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
Pancasila

8. Juga menguasai pengetahuan dan pema-


haman tentang beragam masalah dasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang hendak diatasi dengan
pemikiran yang berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.
Landasan Pendidikan Pancasila Bagi Warga Negara :
 Landasan Historis .Yaitu bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui sejarah panjang bangsa ini.
 Landasan Kultural. Yaitu pancasila yang merupakan suatu hasil karya besar bangsa
Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki bangsa Indonesia
sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri Negara.
 Landasan Yuridis. Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pancasila dipendidikan
tinggi tertuang dalam UU No.2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39
telah menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan, wajib
memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan kewarganegaraan.
Keputusan No.38/DIKTI/2002 tentang rambu-rambu pelaksanaan mata kuliah
pengembangan kepribadian.
 Landasan Filosofis. Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan
filosofis bangsa Indonesia. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan
objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan
pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila pancasila yang secara filosofis Indonesia
sebelum mendirikan Negara.


SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Sejarah Lahirnya Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara


Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dan tercantum pada
paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Sejarah Perumusan
Dari beberapa sumber, setidaknya ada beberapa rumusan Pancasila yang telah atau
pernah muncul. Rumusan Pancasila yang satu dengan rumusan yang lain ada yang
berbeda namun ada pula yang sama. Secara berturut turut akan dikemukakan rumusan
dari Muh Yamin, Sukarno, Piagam Jakarta, Hasil BPUPKI, Hasil PPKI, Konstitusi RIS, UUD
Sementara, UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli 1959), Versi Berbeda, dan Versi populer
yang berkembang dimasyarakat.

Rumusan I: Muh. Yamin


Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang
dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 beberapa
anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan
usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan
rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia
yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr.
Muh. Yamin menyampaikan usul dasar negara
dihadapan sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato
maupun secara tertulis yang disampaikan kepada
BPUPKI.
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Selain usulan lisan, Muh Yamin tercatat


menyampaikan usulan tertulis mengenai
rancangan dasar negara. Usulan tertulis
yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh
Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata
dan sistematikanya dengan yang
dipresentasikan secara lisan, yaitu:

Rumusan Pidato 1.Ketuhanan Yang Maha Esa


2.Kebangsaan Persatuan Indonesia
3.Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Baik dalam kerangka uraian 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
pidato maupun dalam kebijaksanaan dalam permusyawaratan
presentasi lisan Muh Yamin perwakilan
mengemukakan lima calon 5.keadilan sosial bagi seluruh rakyat
dasar negara yaitu: Indonesia

1.Peri Kebangsaan
2.Peri Kemanusiaan
3.Peri ke-Tuhanan
4.Peri Kerakyatan
5.Kesejahteraan Rakyat
 USULAN Mr. SOEPOMO (31 Mei 1945)
1. Persatuan Indonesia
2. Ketuhanan Yang Maha Esa
3. Kerakyatan yang berdasarkan
permusyawaratan perwakilan
4. Pemerataan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
5. Kemakmuran dalam ikatan asia timur raya.
LATAR BELAKANG SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Rumusan II: Ir. Soekarno

Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga


menyampaikan usul dasar negara, diantaranya
adalah Ir Soekarno. Usul ini disampaikan pada 1 Juni
1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir
Pancasila. (Kepres No. 24 Tahun 2016 Tentang Hari
Lahir Pancasila)

Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga


buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga
prinsip, dan satu prinsip. Ir. Soekarno pula-lah yang
mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila”
(secara harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini
atas saran seorang ahli bahasa (Muh Yamin) yang duduk
di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di
atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Rumusan Trisila
Rumusan Pancasila :
1.Socio-nationalisme
1.Kebangsaan Indonesia
2.Socio-demokratie
2.Internasionalisme,-atau peri-
3.ke-Tuhanan
kemanusiaan
3.Mufakat,-atau demokrasi
4.Kesejahteraan sosial
5.ke-Tuhanan yang
berkebudayaan

Rumusan Ekasila

1.Gotong-Royong
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA
Rumusan III: Piagam Jakarta
Usulan blue print Negara Indonesia telah dikemukakan anggota-anggota BPUPKI pada sesi
pertama yang berakhir tanggal 1 Juni 1945. Selama reses antara 2 Juni – 9 Juli 1945, delapan
orang anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang bertugas untuk menampung dan
menyelaraskan usul-usul anggota BPUPKI yang telah masuk.

Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI
dalam rapat informal. Rapat tersebut memutuskan membentuk suatu panitia kecil berbeda
(kemudian dikenal dengan sebutan “Panitia Sembilan”) yang bertugas untuk menyelaraskan
mengenai hubungan Negara dan Agama.

Dalam menentukan hubungan negara dan agama anggota BPUPKI terbelah antara golongan
Islam yang menghendaki bentuk teokrasi Islam dengan golongan Kebangsaan yang
menghendaki bentuk negara sekuler dimana negara sama sekali tidak diperbolehkan bergerak
di bidang agama. Persetujuan di antara dua golongan yang dilakukan oleh Panitia Sembilan
tercantum dalam sebuah dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”.
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA
Dokumen ini pula yang disebut Piagam Jakarta Alternatif pembacaan
(Jakarta Charter) oleh Mr. Muh Yamin. Adapun
rumusan rancangan dasar negara terdapat di Alternatif pembacaan rumusan kalimat
akhir paragraf keempat dari dokumen rancangan dasar negara pada Piagam Jakarta
“Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”
dimaksudkan untuk memperjelas persetujuan
(paragraf 1-3 berisi rancangan pernyataan
kemerdekaan/proklamasi/ declaration of
kedua golongan dalam BPUPKI sebagaimana
independence). terekam dalam dokumen itu dengan
menjadikan anak kalimat terakhir dalam
Rumusan ini merupakan rumusan pertama paragraf keempat tersebut menjadi sub-sub
sebagai hasil kesepakatan para “Pendiri anak kalimat.
Bangsa”.
Rumusan kalimat “… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan
[A] dengan kewajiban menjalankan syari’at
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam
Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut
bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar dasar,
kemanusiaan yang adil dan beradab, [A.1] kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang [A.2] persatuan Indonesia, dan
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam [A.3] kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
permusyawaratan perwakilan serta dengan kebijaksanaan dalam permusyawaratan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi perwakilan[;] serta
seluruh rakyat Indonesia.”
[B] dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Rumusan populer
Versi populer rumusan rancangan Pancasila
menurut Piagam Jakarta yang beredar di
masyarakat adalah:

1.Ketuhanan dengan kewajiban


menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Rumusan IV: BPUPKI

Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang berlangsung pada 10-17 Juli 1945,
dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” (baca Piagam Jakarta) dibahas
kembali secara resmi dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 Juli 1945.

Dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” tersebut dipecah dan diperluas


menjadi dua buah dokumen berbeda yaitu Declaration of Independence (berasal
dari paragraf 1-3 yang diperluas menjadi 12 paragraf) dan Pembukaan (berasal
dari paragraf 4 tanpa perluasan sedikitpun).

Rumusan yang diterima oleh rapat pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 hanya
sedikit berbeda dengan rumusan Piagam Jakarta yaitu dengan menghilangkan
kata “serta” dalam sub anak kalimat terakhir. Rumusan rancangan dasar negara
hasil sidang BPUPKI, yang merupakan rumusan resmi pertama, jarang dikenal
oleh masyarakat luas.
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Rumusan kalimat

“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Rumusan dengan penomoran (utuh)

1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2.Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5.Dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Rumusan V: PPKI

Menyerahnya Kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti


dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan
sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal dari kesepakatan
semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang)
menimbulkan situasi darurat yang harus segera diselesaikan.
Sore hari tanggal 17 Agustus 1945, wakil-wakil dari Indonesia
daerah Kaigun (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan
Kalimantan), diantaranya A. A. Maramis, Mr., menemui Sukarno
menyatakan keberatan dengan rumusan “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” untuk ikut
disahkan menjadi bagian dasar negara.
• Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Sukarno
segera menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan
Islam. Semula, wakil golongan Islam, diantaranya Teuku Moh Hasan, Mr.
Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul
penghapusan itu. Setelah diadakan konsultasi mendalam akhirnya mereka
menyetujui penggantian rumusan “Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan rumusan
“Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sebuah “emergency exit” yang hanya
bersifat sementara dan demi keutuhan Indonesia.

Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan “dengan


kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
dikemukakan dalam rapat pleno PPKI. Selain itu dalam rapat pleno
terdapat usulan untuk menghilangkan frasa “menurut dasar” dari Ki Bagus
Hadikusumo.
rdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Jang Maha-Esa, peri-kemanusiaan, kebangsaan, kerakjatan dan keadilan sosial. Untuk mewudjudkan kebahagiaan kesedjahtera

• V- RUMUSAN PANCASILA DALAM UUD-RIS

PEMBUKAAN/MUKADIMAH UUD-RIS
Maka demi ini kami menjusun kemerdekaan
kami itu dalam suatu Piagam negara jang
berbentuk republik-federasi, berdasarkan
pengakuan :
1. ke-Tuhanan Jang Maha-Esa,
2. peri-kemanusiaan,
3. kebangsaan,
4. kerakjatan dan
5. keadilan sosial..
VI- PANCASILA DALAM UUDS 1950

Maka demi ini kami menjusun kemerdekaan kami itu


dalam suatu piagam Negara jang berbentuk republik-
kesatuan, berdasarkan :

1.ke-Tuhanan Jang Maha Esa,


2.peri-kemanusiaan,
3. kebangsaan,
4.kerakjatan dan
5.keadilan sosial, untuk mewudjudkan kebahagiaan,
kesedjahteraan,. perdamaian dan kemerdekaan dalam
masjarakat dan Negara-hukum Indonesia Merdeka jang
berdaulat sempurna.
VII- Rumusan Pancasila Dekrit Presiden
5 Juli 1959-sekarang
• ...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
BENTUK SUSUNAN PANCASILA
( Saling Mengkualifikasi/Mengisi )

Mengandung 4 sila lainnya


Masing-Masing Sila

Dikualifikasi oleh 4 sila lainnya

Sila 1 juga mengandung sila 2,3,4,5

Sila 2 juga mengandung sila 1,3,4,5

Sila 3 juga mengandung sila 1,2,4,5

Sila 4 juga mengandung sila 1,2,3,5

Sila 5 juga mengandung sila 1,2,3,4


Pemahaman pengertian Pancasila yang telah dijelaskan sebelumnya, memberi
pengertian bahwa
Pancasila merupakan “sistem” nilai bangsa dan negara Indonesia

• Sistem:
– suatu keseluruhan yang terdiri dari aneka bagian
yg bersama-sama merupakan satu kesatuan, satu
keseluruhan yang bagian-bagiannya mempunyai
Hubungan Satu dengan lainnya; tiap bagian
merupakan tatarakit yang teratur.
– Tata rakit ini adalah sesuai, selaras dengan tata
rakit keseluruhan.
Syarat Sistem

Merupakan tata yang konsiten &


Merupakan satu kesatuan
Koheren tidak mengandung kontradiksi

SISTEM
Segala sesuatunya mengarah Ada kaitan antara bagian
Pada tujuan yang satu dan sama Yang satu dengan lainnya

Ada kerja sama yang


Serasi dan seimbang
Landasan Antropologi Pancasila
Unsur Anorganis
Jasmani/
Tubuh Unsur Vegetatif

Susunan Unsur Animal


Kodrat Monodualis
Akal
Jiwa M
Rasa O
N
Karsa O

Makhluk P
Hakikat Individu
Manusia Sifat L
Kodrat Monodualis U
R
Makhluk
A
Sosial
L
I
S
Makhluk
Otonom
Kedudukan
Kodrat Monodualis
Makhluk
Tuhan
Kunci
Manusia seutuhnya untuk dapat memahami
arti makna Pancasila sebagai ideologi
pembangunan (Paradigma Pembangunan)
serta tujuan jangka panjang yang hendak
dicapai bersama.

Ideologi pembangunan bercorak “ antro-


posentrik” artinya manusia yang berada pada
tempat yang sentral sebagai subjek dan
sekaligus objek pembangunan

Anda mungkin juga menyukai