Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Diaz Herlambang

NPM : 2106716572
Kelas : MPK Terintegrasi Reguler 7
Fakultas : Fakultas Hukum, Ilmu Hukum Reguler Dosen
Pengampu : Dr. R. Ismala Dewi S.H., M.H.

Laporan Tugas Mandiri Pekan 3


“Implementasi Nilai-Nilai Pancasila”
Oleh Muhammad Diaz Herlambang, 2106716572

Judul : “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila”


Pengarang : Tim Revisi
Data Publikasi : Tim Revisi, Buku Ajar MPKT A, (Depok, 2017), 213-218

Pancasila dibentuk sebagai pemersatu atas segala kemajemukan yang ada di bangsa
Indonesia. Hal tersebut dapat ditinjau berdasarkan sejarah berdirinya Pancasila hingga
menjadi ideologi dari bangsa Indonesia. Sebuah organisasi perjuangan kemerdekaan yang
bernama Perhimpunan Indonesia (PI) pada tahun 1924 mencetuskan tentang kemerdekaan
secara politik yang mencakup empat hal penting, yaitu persatuan nasional, solidaritas,
nonkooperasi, dan kemandirian (self-help).1 Teori tersebut yang dianggap menjadi tahap awal
terbentuknya Pancasila.
Tanggapan mengenai ideologi bangsa yang disampaikan oleh Perhimpunan Indonesia
(PI) tersebut seakan menjadi penyulut bagi tokoh-tokoh lain, seperti Tan Malaka,
Tjokroaminoto, Iljas Ja’kub, dan Muchtar Lutfi untuk memberikan pendapat masing-masing
mengenai ideologi bangsa. Kemudian juga ada pergerakan pada 1928 yang dipelopori oleh
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia. Pergerakan tersebut sering dikenal sebagai Kongres
Pemuda Indonesia yang pada 28 Oktober 1928 menghasilkan Sumpah Pemuda. Salah satu
tujuan dari Sumpah Pemuda tersebut sejalan dengan ideologi bangsa Indonesia yang saat ini
dikenal sebagai Pancasila. Terdapat ungkapan bahwa tujuan dari ikrar yang disampaikan pada
Sumpah Pemuda adalah menyatukan keberagaman yang ada menjadi kesatuan bangsa
Indonesia, juga menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.2

1
Yudi Latif, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2015), hlm. 5.
2
Sudiyo, Perhimpunan Indonesia sampai dengan lahirnya Sumpah Pemuda, cet. 1, (Jakarta: Bina
Aksara, 1989), hlm. 112-120.
Disebabkan oleh berbagai tokoh yang sudah mengeluarkan pendapatnya mengenai
ideologi bangsa Indonesia dan upaya dalam mencapai kemerdekaan, maka harus
dilaksanakan penindaklanjutan atas hal tersebut. Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan
(BPUPKI) memulai persidangan pertama yang bertujuan untuk membahas rumusan dasar
negara dan dilaksanakan pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Keanggotaan BPUPKI berasal dari
berbagai golongan agar dapat memberikan pandangan dari berbagai pihak. Pandangan-
pandangan tersebut secara general menciptakan tentang urgensi dari nilai-nilai ketuhanan,
persatuan, demokrasi permusyawaratan, keadilan, dan kesejahteraan social yang diharapkan
dapat menjadi dasar kenegaraan. Berbagai hal tersebut menjadi inspirasi bagi pidato pada
tanggal 1 Juni 1945 yang disampaikan oleh Soekarno. Pada pidato tersebut membahas inti
Pancasila yang berisikan kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan,
mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang berkebudayaan, kelima
inti tersebut diurutkan berdasarkan sequential melainkan prioritas.3
Tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila, mengingat pada
pidato yang disampaikan oleh Soekarno menjadi kali pertama kata Pancasila tercetuskan.
Meskipun demikian, persetujuan secara kolektif dan pengesahan secara konstitusional atas
Pancasila belum dicapai saat itu. Persetujuan secara kolektif atas Pancasila didapatkan
bersamaan dengan perumusan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Pengesahan secara
konstitusional atas Pancasila untuk menjadi dasar negara dilakukan pada 18 Agustus 1945
yang isinya hingga saat ini belum berganti.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dianggap dapat mewakili dari berbagai
nilai yang beragam dari masyarakat Indonesia. Pancasila juga menjadi pedoman hidup bangsa
Indonesia yang berperan sebagai norma dasar berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Karakter merupakan kepribadian yang dikeluarkan dari dalam diri dan telah disesuaikan
dengan nilai dan norma yang berlaku. 4 Dalam kehidupan berbangsa di Indonesia, nilai yang
dimaksudkan tersebut berasal dari yang terkandung dalam Pancasila. Sesungguhnya apa yang
terkandung dalam Pancasila merupakan cerminan dari karakter bangsa Indonesia.5
Nilai memiliki pengertian yaitu sebuah hal yang menjadi pedoman bagi masyarakat
secara umum dalam bertindak.6 Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan
keadilan sosial yang terdapat dalam Pancasila sejalan dengan penanaman nilai toleransi. Nilai
pertama pada Pancasila, yaitu ketuhanan. Nilai tersebut memiliki maksud keyakinan
3
Yudi Latif, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2015), hlm. 9-17.
4
Gordon W. Allport, A Psychological Interpretation, (London: Constable and Company, 1949).
5
Andika, “Pancasila, Karakter Bangsa Indonesia,” https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-
0495788/pancasila-karakter-bangsa-indonesia, diakses pada 4 Maret 2022.
6
Muhammad Priawiro, “Pengertian Nilai: Fungsi, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya,”
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-nilai.html#pengertian_nilai_adalah, diakses pada 4 Maret
2022.
seseorang terhadap Tuhan dan agama yang dipeluknya, tetapi tidak bisa memaksakan agama
apa yang akan dipeluk oleh seseorang. Beberapa hal penting yang terkandung dari sila
pertama adalah faithfulness, toleransi, spiritually, dan religiousness. Selain itu, sila pertama
juga mencerminkan untuk fokus terhadap spiritualisme bukannya materialisme. 7 Sebagai
contoh, Indonesia telah menganut prinsip toleransi dalam beragama sejak berabad-abad yang
lalu.
Nilai kedua pada Pancasila, yaitu kemanusiaan. Nilai tersebut memiliki maksud
pengakuan terhadap persamaan hak dan kewajiban, kasih sayang sesama manusia, dan
menjalin hubungan dengan hormat terhadap bangsa lain. Beberapa hal penting yang
terkandung dari sila kedua adalah respect, fairness, dan courage. Selain itu, sila kedua juga
bertujuan untuk menghilangkan dehumanisasi dan eksploitasi sumber daya alam. 8 Sebagai
contoh, bangsa Indonesia mendukung bangsa-bangsa lain yang ingin merdeka dan berdaulat
melalui prosedur yang berlaku.
Nilai ketiga pada Pancasila, yaitu persatuan. Nilai tersebut memiliki maksud
mengindahkan kepentingan bersama suatu bangsa daripada pribadi, cinta tanah air, dan rasa
cinta akan kesatuan dalam berbangsa. Beberapa hal penting yang terkandung dari sila ketiga
adalah loyalitas dan kewarganegaraan yang berhubungan dengan kewajiban. Selain itu, sila
ketiga juga bertujuan memperkuat rasa kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan
berbangsa.9 Sebagai contoh, para guru atau tenaga pendidik yang sangat berdedikasi untuk
melakukan pemerataan kesempatan belajar hingga wilayah terpencil yang ada di Indonesia.
Nilai keempat pada Pancasila, yaitu demokrasi. Nilai tersebut memiliki maksud untuk
menjadikan rakyat sebagai pemegang kekuasaan dan kedaulatan tertinggi dalam sebuah
negara. Hal tersebut dapat diperhatikan dengan terwujudnya pengambilan keputusan bersama
secara musyawarah yang tidak memaksa, bertanggung jawab, dan juga terlaksananya
keputusan yang telah disepakati tersebut. Beberapa hal penting yang terkandung dari sila
keempat adalah tanggung jawab dan harmoni. Selain itu, sila keempat juga bertujuan untuk
mencegah konflik yang kemungkinan akan timbul.10 Sebagai contoh, sejak Indonesia belum
merdeka masyarakat sudah menerapkan mekanisme rapat desa di berbagai daerah nusantara.
Nilai kelima pada Pancasila, yaitu keadilan sosial. Nilai tersebut memiliki maksud
untuk mewujudkan keseimbangan antara hak kewajiban serta pengembangan diri demi
kemajuan kehidupan sosial. Beberapa hal penting yang terkandung dari sila kelima adalah
persahabatan, keadilan, humble, dan tolong menolong. Selain itu, sila kelima juga bertujuan

7
Damanhuri, et. al., eds. “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Upaya Pembangunan Karakter
Bangsa,” Untirta Civic Educational Journal, Vol. 1, No. 2, (Desember 2016), hlm. 194.
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Ibid.
untuk penyaluran kekayaan bangsa bagi masyarakat. 11 Sebagai contoh, masyarakat desa di
Indonesia yang cenderung agraris membangun saluran air secara gotong royong.
Pancasila tidak hanya berguna bagi kehidupan berbangsa dalam negara Indonesia saja,
tetapi juga berfungsi dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Sebagai warga dunia,
masyarakat Indonesia tentu saja ikut berperan dalam kedinamikaan yang terjadi di dunia. Hal
tersebut menunjukkan betapa pentingnya kesediaan dan kesiapan warga Indonesia dalam
berinteraksi antarbangsa. Selain itu, nilai-nilai dalam Pancasila juga menjadi pedoman bagi
bangsa Indonesia dalam kegiatan bernegara, hingga menjalin interaksi sebagai warga dunia.
Sejatinya berbagai nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi pemersatu bagi
bangsa Indonesia. Mengingat dahulunya Indonesia merupakan kerajaan-kerajaan yang
terpisah hingga sekarang dapat menjadi satu bangsa Indonesia. 12 Begitu juga seharusnya
peran Pancasila pada era modern dan perkembangan teknologi ini. Seharusnya teknologi
memudahkan kita untuk menjalin hubungan dengan orang lain, bukannya menjauhkan kita
semua. Hal tersebut juga dapat tercapai apabila kita tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
Pancasila.13

11
Ibid.
12
Emas UI, “Video BPIP Penanaman dan Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila 1,”
https://emas2.ui.ac.id/mod/url/view.php?id=1010983, diakses pada 4 Maret 2022.
13
Emas UI, “Video BPIP Penanaman dan Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila 2,”
https://emas2.ui.ac.id/mod/url/view.php?id=1010986, diakses pada 4 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai