Anda di halaman 1dari 2

Pada saat pelaksanaan Seleksi Kompetisi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019.

Kedapatan
seorang peserta menggunakan jimat berupa lipatan kainn berwarna putih polos bertali, tali berwarna
putih, dan kertas bertulisan doa yang diyakini .supaya dapat lulus CPNS. Di sisi lain, ketika masyarakat
dunia belajar dari banyak teori dan meningkatkan kompetensi diri untuk mencapai posisi tertinggi,
Indoneisa massih mengandalkna masih mengandalkan jimat agar dimudahkan dalam suatu jabatan.

Contohnya lagi, sebagain masyrakat Indoensia masih mempercayai bahwa santet itu ada. Bagi orang
yang berlatar belakang ilmu pengetahuan mereka menganggap bahwa ssantet itu tidak ada. dan
parahnya lagi, banyak ddari oknum-oknum dukun ersebut membungkusnya dengan agama-agama
Padahal itu semua jelas bahwa ada tekniknya.

Hingga dewasa ini, masih masyarakat indoenesia masih percaya dengan produk-produk dunia
perdukunan seperti bulu perindu yang diyakini membuat seorang menjadi beribawa atau berkharisma
untuk memikat wanita, adalagi keris sarung merah katanya untuk menarik rezeki, jodoh dan menolak
bala. Semua itu sudah banyak dibahas di media massa melalui artikel atau video saluran youtube. Salah
satu video cannel youtubu yang blaak-blakan membongkar kebohongan-kebohongan diatas adalah
Channel Youtube “Pesulap Merah”

Kesetaraan gender yang masih belum merata di indonesia, misalnya 1 faktanya masih banyak loh orang
tua khusunya di pedesaan atau perkampungan yang nggak mau sekolah-in atau kuliah in anak
perempuannya. Jadi, yang mendapatkan kenikmataan di bangku pendidikan hanya anak laki-laki
mereka. Dengan alasan buat apa perempuan sekolah tinggi tinggi, ujung-ujungnya akan masuk ke dapur
juga. Menariknya, ketika anak-anak mereka ini mau kuliah. Orangtua masih mampu nmenjual tanah
mereka. Yang berarti bahwa hal itu bukan anak anak perempuan ini tidak sekolah karena kekurangan
dalam segi biaya melainkan diskriminasi dari orang tua mereka sendiri

Itu masih keseteraan gender dalam hal pendidikan, belum dunia kerja, dll.

Bagaimana hal ini menghambaat perkembangan atau menimbulkan masalah dalam hidup kita. Cara
pandang nilai-nilai atau tradisi diatas dapat menjadi cermianan sikap suatu bangsa yang mudah pasrah
dan menyerah pada nasib dengan mengkultuskan dan menuhankan hal-hal mistik. Tan Malaka
mengatakan, “Manusia yang cenderung berlogika mistik tidak ada bedanya dengan manusia yang
dibunuh pikirannya oleh peenjajah” Karena mereka lebih suka menyelesaikan masalah secara instan
dengan bantuan hal-hal mistik daripaada mengkaji secara empiris, menggantungkan doa-doa yang
dipanjatkan tanpa berusaha maksimal setelahnya. Sikap selalu jadi peminta tanpa berusaha juga tidak
baik bagi setiap manusia.

Apa solusi terbaiknya atau bagaiman cara memperbaikinya?


Negara Indonesia didirikan dengan penuh harapan : Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur
Untuk mewujudkannnya diperlukan usaha-usaha pembangunan di bidang fisk dan nilai-kejiwaan secara
berkesinambungan. Lagu Indonesia Raya dengan jelas mengingatkan: “Bangunlah jiwanya, bangunlah
badannya”. Kedua sayap pembangunan itu tidak bisa berjalan sedniri-sendiri, tetapi harus bergerak
serempak, selaras, dan seimbang. Maka benar bahwa kemerdekaan berpikir harus mulai semakin
digalakkan dari lini paling atas hingga paling bawah.

Menurut Tan Malaka, kita harus melaui 3 proses agar berpikiran maju, logika mistika, filsafat
membimbing manusia untuk berpikir secara rasional, ilmu pengetahuan sabagai langkah terakhir untuk
menyelesaikan masalah melalui percobaaan empiris. Dan, melihat konteks modern saat ini, hal itu bisa
kita akses dengan mudah terutama akses sumber daya pendidikan, memanfaatkan teknologi internet
dengan bijak dan bertanggung jawab, pendidikan berkuliatas juga menjadi kunci utama dalam
meningkatkan kecerdasan berpikir yang analitis dan kritis.

Mendorong lagi mengenai diskusi terbuka tentang berbagai isu ddan pandangan yang mampu
memperluas pemahaman

Kampanye untuk mengatasi diskriminasi juga perlu guna mencerdaskan pemikiran

Anda mungkin juga menyukai