Anda di halaman 1dari 13

Nikmatnya Sedekah

Hari itu tepatnya hari Rabu, seperti biasa aku bergegas menuju kampus dengan mengendarai
sepeda motor. Karena hari sudah siang, aku memacu sepeda motorku dengan kencang karena
jarak rumah ke kampus sekitar 28 km.
Nampak satu per satu pengendara berebut menjadi pemenang bagaikan pertandingan balap yang
diadakan di arena. Terlihat saling angkuh antara pengendara satu dengan pengendara lainnya
seperti tak ingin kalah begitu pula aku.

Tak lama kemudian aku pun sampai di kampus yang tak begitu besar, suasana masih sunyi hanya
terlihat beberapa mahasiswa mulai memasuki ruang kelasnya. Waktu menunjukan pukul 07.55
dimana perkuliahan akan segera dimulai. Aku duduk di dalam ruang kelas sembari memainkan
handphone kesayanganku menunggu perkuliahan dimulai.

Tet tet tet.. suara bel yang terkesan seperti suara bel anak taman kanak-kanak terdengar
nyaring di telingaku pertanda perkuliahan akan segera dimulai.

Seperti biasa sebelum perkuliahan dimulai, selalu ada sesi motivasi dari dosen. Hal itu
merupakan bagian dari aturan di kampusku dengan durasi maksimal 15 menit.
selamat pagi semuanya sapa Pak Widi dosen mata kuliah Enterpreneur memulai perkuliahan
hari ini.
selamat pagi sahut mahasiswa lain berbarengan. Mereka sangat bersemangat apabila mengikuti
mata kuliah Entrepreneur yang diajarkan beliau, karena selain orangnya asik beliau juga selalu
memberi masukan-masukan yang maknanya dalam.
motivasi dari saya hari ini adalah tentang arti bersedekah. Semua tahu arti sedekah? ada yang
rutin bersedekah di kelas ini? Tanya beliau sebelum memulai motivasi.
tahu, tapi nggak sering ngelakuinnya pak jawab beberapa mahasiswa dengan jujur.

Beliau berdiri menulis sesuatu di whiteboard, hal ini membuat kami penasaran dan mencoba
membaca apa yang beliau tulis. mari bersedekah dua kata yang beliau tulis di whiteboard
mampu membuat kamu semakin tak mengerti dengan alur cerita motivasi pagi itu.
baiklah. Perlu kalian ketahui untuk menjadi pengusaha yang sukses, kita harus mengikuti ajaran
dari agama kita dengan benar apalagi semua yang ada di kelas ini mengaku beragama islam.
Salah satu ajarannya adalah bersedekah. Pengusaha yang ingin kesuksesannya langgeng maka
salah satu kuncinya adalah bersedekah. Karena apa? Allah swt telah memerintahkan kita melalui
Al Quran salah satunya surat Al Maun dimana kita harus berbagi rejeki dengan anak yatim dan
fakir miskin. Disini saya akan menceritakan pengalaman nyata betapa besarnya dampak dari kita
bersedekah. Dulu waktu saya masih berada pada posisi di bawah dengan keadaan ekonomi yang
cukup sulit, saya merelakan semua uang gaji bulan itu untuk bersedekah seraya berdoa semoga

allah memberikan kemudahan rejeki dengan berlipat ganda. Satu dua minggu saya masih seperti
biasa dan hidup tanpa uang gaji satu bulan, tapi di minggu ketiga tanpa sengaja ada orang
menawari saya sebuah pekerjaan dengan nominal yang cukup tinggi waktu itu hampir berkisar
350 juta. Sejak saat itu saya rutin bersedekah dan alhamdulilah sampai saat ini saya tak pernah
merasa kesulitan masalah ekonomi dan uang selalu datang menghampiri saya dengan jalan yang
bervariasi. Jadi kesimpulannya dengan bersedekah, rejeki kita akan bertambah dan dilapangkan
jalannya dan saya berharap mulai saat ini kalian bisa menyisihkan uang jajan atau uang hasil
jualan untuk bersedekah di jalan yang benar bukan untuk hura-hura membeli kemaksiatan
paparnya kepada mahasiswa.

Salah satu mahasiswa mengajukan pertanyaan sebelum sesi motivasi ditutup. Pak, sebaiknya
bersedekah itu ke siapa? kalo ke pengamen jalanan termasuk sedekah bukan?
bersedekah pastinya yang utama ke orang yang membutuhkan. Kalo saya pribadi lebih memilih
bukan ke pengamen karena mereka menjual suaranya untuk mendapatkan uang sedangkan kalo
kita bersedekah ke seseorang bukannya kita tidak mendapatkan apa-apa dari mereka. Lebih baik
saran saya kalo tidak ke pengemis ya lebih baik ke panti asuhan atau ke pondok pesantren
yang menggratiskan santrinya untuk menempuh pendidikan
lh kenapa bisa begitu Pak? Jadi kalo kita ngasih ke pengamen bukan dihitung sedekah?
Tanya mahasiswa lain penuh rasa keingin tahuan.
ya menurut saya mereka menjual suara dan kita membeli suara mereka, jadi ada yang diperjual
belikan. Dan saya cenderung mengajak kalian bersedekah ke panti asuhan dan pondok pesantren
yang saya maksudkan tadi karena uang yang kita berikan bisa bermanfaat untuknya. Pertama
keduanya mendidik anak bangsa untuk meraih cita-citanya yang kelak mereka bisa berguna
dalam membangun bangsa ini
Mendengar penuturan yang panjang lebar, semua mahasiswa terdiam sejenak meresapi nasehat
dan penjelasan dosen kesayangannya hari itu.

Hari berikutnya, aku dan beberapa temanku sebut saja Isna, Aulia dan Husnul mulai mengikuti
nasehat pak dosen meski yang kami sedekahkan hanya sebagian kecil dari uang saku atau uang
hasil berdagang.

Kami memulai kegiatan ini dengan rutin tiap minggunya baik ke pengemis maupun orang yang
membutuhkan. Sungguh diluar dugaan, sejak kami rajin melakukan kegiatan bersedekah
tersebut, nikmatnya mulai terasa di antaranya kami tidak pernah lagi merasa kesulitan dalam hal
rejeki karena selalu saja ada jalan atau pemberian yang tak terduga dari orang di sekitar, selain
itu bisnis kecil yang aku dan Isna jalankan mulai memberikan hasil dengan ramai serta selalu ada
pembeli tanpa mengalami kerugian-kerugian bisnis seperti sebelum-sebelumnya sebelum
mengenal arti sedekah yang sesungguhnya.
petuah dosen kita benar adanya, hidup dengan cara agama yang benar dan dilakukan dengan
hati yang ikhlas ternyata mampu mengubah hal-hal di luar logika seorang manusia terbukti
dengan hal-hal indah yang tak terduga mengiringi perjalanan hidup kita kataku membuka
pembicaraan di tempat kami biasa nongkrong yakni di dekat ruko tak berpenghuni yang letaknya
tak jauh dari kampus.

setuju, dan itu semua terbukti pada diri kita saat ini. Bersedekah ternyata membuat hidup kita
semakin nikmat dan lebih bahagia lahir maupun batin Aulia ikut angkat bicara. Dia menatap
ketiga wajah teman-temannya dengan penuh senyum kebahagiaan.

Isna bangkit dari tempatnya menyendiri. iya, benar ternyata rahasia di balik kesuksesan
beberapa pebisnis yang langgeng mereka selalu rutin menyedekahkan keuntungannya bukan
memakan semuanya
nah kalo begitu, kita harus berkomitmen untuk menyedekahkan sebagian harta yang kita miliki
karena sebagian harta yang kita punya ada hak orang miskin betul?
betu betul betul serempak kami menjawab pertanyaan Husnul seraya tertawa lepas.
Semenjak saat itu pun kami berkomitmen untuk menjalankan aktivitas ibadah sebagaimana
perintah Allah SWT.

THE END

Cerpen Karangan: Enggar Widianingrum


Blog: Kampusgeol.blogspot.com
Seorang penulis pemula yang memulai serius menulis sejak 2012 dengan novel perdana berjudul
jabat (janji sahabat)

Sahabat
Hallo Namaku Riana Valda. Biasa dipanggil Valda. Aku baru saja lulus SD, dan aku akan
melanjutkan sekolah di SMPN 34 Bandung. Mempunyai teman memang menyenangkan. Apalagi
jika kita memiliki banyak sekali teman. Huh, pasti sangat sangat sangaaaat menyenangkan. Tapi,
itu semua tidak dengan Valda. Kenapa? Karena disaat pertama masuk SMP, dan di sekian banyak
orang yang Valda kenal, tidak ada satu orang pun yang Valda kenal di kelas barunya itu.
Tentu saja itu sangat membosankan bagi Valda yang tidak memiliki teman di kelasnya. huh..
sangat membosankan gerutu Valda dalam hatinya.

Karena Valda bosan, akhirnya Valda memutuskan untuk berkenalan dengan teman sebangkunya.
Iya, Valda memang sangat malu dengan orang yang belum dikenalnya. Apalagi jika ia harus
membuka mulut pertama untuk berkenalan. Tapi, karena Valda sangat bosan, hilanglah semua
rasa malunya.

hey, boleh berkenalan? Namaku Valda. Siapa namamu? Tanya Valda, kepada teman
sebangkunya. Valda memang benar-benar tidak pernah bisa untuk berkenalan ya sepertinya,
masa mau berkenalan saja nanya dulu boleh kenalan apa tidak huh dasar Valda valda. Untung
saja teman sebangkunya menjawabnya dengan santai hey, oh tentu saja boleh. Namaku Lina
sambil bersalaman ala berkenalan. Akhirnya Valda tidak merasa bosan lagi, karena Lina, teman
barunya terus mengajak Valda untuk mengobrol.

Teng nong teng nong itulah bunyi bel sekolah Valda. Bel tersebut menunjukan waktu untuk
pulang sekolah. Sesaat bel pulang sekolah berbunyi, valda langsung bergegas pulang menaiki
angkutan umum, atau sering juga disebut angkot. Karena ini pertama kalinya masuk smp,
otomatis pulang naik angkot sendirian pun, juga pertama kalinya. Sehari sebelum sekolah,
papahnya Valda mengajarkannya untuk naik angkot. Papahnya valda bukan ngajarin nyupir
angkot ya, tapi ngajarin naik jurusan apa saja yang harus dilalui Valda dari rumah sampai
sekolah. Walaupun ini hari pertamanya Valda ke sekolah jauh dari rumahnya, dan pulang
menaiki angkutan umum sendirian, Valda berhasil melakukannya untuk hari pertama. Kalau hari
pertama bisa dilalui, berarti hari-hari selanjutnya juga bisa dilaluinya dengan sangat mudah.

Sesampainya di rumah, Valda langsung memasuki kamarnya untuk berganti baju dan langsung
membaca novel. Iya, itu salah satu hobi Valda yaitu membaca novel. Bisa dibilang hobinya itu
bukan baca novel, tapi hobi meminjem novel. Soalnya di sekian banyak novel yang Valda baca,
tidak ada satu pun novel yang Valda miliki, ada-ada saja ya Valda.

Keesokan harinya, Valda melakukan kegiatan seperti kemarin. Tapi, untuk hari ini Valda jadi
memiliki banyak teman loh. Karena Lina memilikii banyak teman, jadi Valda bisa bergabung
dengan teman-temannya Lina.

Sudah beberapa bulan Valda melakukan aktivitas yang sama. Dan sampai pada akhirnya, karena
Lina dan Valda semakin hari semakin dekat, mereka pun jadi bersahabatan. Lina juga punya
sahabat di kelas lain, yaitu Sari dan Hana. Karena Lina dekat dengan Valda, akhirnya Valda juga
bersahabatan dengan Sari dan Hana.

Di saat mereka sedang istirahat, Lina juga pernah bercerita ke Valda seperti ini Eh Valda. Tau
gak? Lina lagi ngeceng seseorang loh kata Lina yang sedang duduk bersama Valda didepan
kelasnya. Hah? Lina punya kecengan? Sejak kapan Lina ngeceng cowok? Dikira, Lina
ngecengnya sama cewek lagi. Hahahaha jawab Valda sambil tertawa terbahak-bahak. Ah kamu
bercanda aja val, jangan gitu dong. Aku juga masih normal kali. Jawab Lina kesal. Hahaha iya
maaf maaf. Yang mana sih cowok kecengan Lina? jawab Valda yang masih cekikikan melihat
sahabatnya yang kesal itu. itu tuh, yang lagi duduk jawab Lina sambil menunjuk cowok
kecengannya. Oh yang itu, biasa aja sih jawab Valda sambil memakan permen yang hampir
saja mau jatuh dari mulutnya. Aduh Valda Valda. Semua aja dibilang biasa. Terus menurut
kamu siapa yang paling ganteng? Kamu? jawab Lina sambil meledek Valda. Hahaha iya deh
gimana kamu aja.

Teng nong teng nong bel masuk pun berbunyi. Itu tandanya Valda dan Lina harus segera
memasuki kelasnya. Beberapa waktu kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi. Untuk hari ini,
Valda dan Lina tidak langsung pulang ke rumah mereka masing-masing. Tapi, Valda dan Lina
ingin mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh Sari dan Hana. Eh, tau gaa? Kecengan Lina
sekelas loh sama kita, iya gak han? kata Sari sambil menyenggolkan pundaknya ke Hana. Iya
loh. Dia juga baik di kelasnya. Kata Hana. HAH? APA? SERIUS? Kalian berdua sekelas sama
kecengan aku? jawab Lina shok berat. Iya seriusan kok Lin. Kata Sari sambil menganggukan
kepalanya ke atas dan ke bawah. Bagus tuh Lin, jadi kamu bisa nanya-nanya kesaharian cowok
kecengan kamu ke Sari dan Hana. Kata Valda menenangkan Lina yang saat itu masih shok
berat. Iya bener. Mau tau gak siapa namanyaaa? kata Hana. Tentu saja mau dong, udah
langsung kasih tau aja sama sari. Lanjut Hana. Iya siapa namanya? ri jawab Lina penasaran.
Mau tau aja, mau tau bangeet? Hahahaha kata Sari mau tau banget banget banget. Cepetin ih
kasi tau namanya siapaaa. Pinta Lina kesal. Namanya Dimas. Kata Sari. EH, aku pulang
duluan yaa, udah di tanyain sama mamah nih kapan pulangnya. Kata Valda buru-buru. oh oke
hati-hati yaaa Lina, Sari dan Hana serempak melambaikan tangannya ke Valda. Begitu juga
Valda ke sahabat-sahabatnya itu.

Keesokan harinya, Valda dan Lina diajak Sari dan Hana untuk berkenalan denga Dimas di
lapangan pada saat sepulang sekolah nanti. Beberapa jam kemudian, bel pulang sekolah pun
berbunyi. Valda dan Hana pun langsung bergegas menuju Sari dan Hana di lapangan yang sudah
bersama Dimas. Eh, kalian sudah ada disini. Maaf kalian nungguin lama ya kata Valda yang
sedang ngos-ngosan akibat lari-lari dari kelasnya hingga lapangan. Iya gak papa kok. Lagian
kita juga baru keluar kelas hehehe. Sahut Sari. Eh iya, ini nih yang namanya Dimas. Kata
Hana sambil menunjuk ke arah Dimas. Valda dan Lina pun bersalaman dengan Dimas.
Seiring berjalannya waktu, kita berlima semakin lama semakin dekat. Akhirnya kita berlima pun
bersahabatan. Kita seneng-seneng bareng, tiada hari tanpa ngumpul di lapangan. Pokoknya
always together whenever hehehe.

UTS sudah semakin dekat, Valda, Lina, Sari, Hana dan Dimas mempersiapkan untuk UTS
tersebut. Akhirnya UTS sedang dijalaninya sekarang. Pada saat UTS, masing-masing kelas
dipecah menjadi 2. Yaitu perempuan dipisah dengan laki-laki.

Hari jumat jam 12 waktu UTS, seharusnya, Valda masuknya jam 1an, tapi Valda berangkat jam
11an, jadi sampai di sekolahnya jam 12an. Sesampainya Valda di sekolah, Valda langsung
bergegas kekelasnya. Di depan kelasnya Valda, ada beberapa gerombolan. Mereka pun serempak
memanggilku Valdaaa tidak salah lagi, dan tidak lain lagi itu suara sahabat-sahabatku.
Hah? Apaaa? Kalem yaa. Naro tas dulu. Jawab Valda yang sedang memasuki kelasnya.
Sesudahnya menaruh tas di kelas, Valda langsung menghampiri sahabat-sahabatnya yang berada
di luar kelasnya.
Sesampainya, Valda duduk di hadapan sahabat-sahabatnya, untuk mengobrol bersama. setelah
jumatan usai, Dimas berjalan melewati kita. Serempak kita langsung menanggilnya
DIMAAAAS. Apaaaa? kata Dimas bingung. Nanti ngumpul di depan kelas kamu. Mau
ngomongin sesuatu. Kata Hana. Oh ya udah sok, aku mau ke kelas dulu. Jawab Dimas. Iya,
Dimas emang selalu dingin terhadap siapapun, termasuk ke sahabat-sahabatnya sendiri.

Sesampai di depan kelasnya Dimas, di situ kami berempat langsung duduk menunggu Dimas.
Dimas sedang berada di dalam kelasnya, entah sedang ngapain. Beberapa menit kemudian,
Dimas muncul dari kelasnya, dan langsung duduk di hadapan Valda. Lama banget sih! Ngapain
aja di kelas? Tanya Valda yang sangat kesal karena menunggu Dimas terlalu lama. Biarin ajaa,
hak dong jawabnya sambil mengeluarkan lidah dari mulutnya. Ihhh, nyebelin tau gaa!!!
jawab Valda yang pada saat itu kesal berat terhadap Dimas. Eh sudah-sudah!! Kalian ini,
kalau lagi ngumpul pasti selalu berantem saja. Kata Hana yang memisahkan Valda dan Dimas
yang sedang berantem. Iya ih kalian teh kenapa ya berantem terus, udah deh baikan aja! kata
Lina yang menenangkan suasana saat itu. Dasar daa si Valda sama si Dimas mah. Kata Sari
yang dari tadi sedang main HP. Tuhkan itu semua gara-gara kamu tau gaa. Coba kalau kamu
gak kelamaan di kelas? Pasti aku gak akan kesel kayak gini. Dasar nyebelin! Kata Valda yang
masih kesal dengan Dimas. Kamu tuh yang nyebelin kata Dimas yang tak mau kalah dari
Valda. Udah atuh kalian jangan gini terus. Kalau kalian gini terus, kapan aku mau
ngomongnyaaa? Kata Hana yang ikut kesal melihat Valda dan Dimas yang sedang berantem.
Tuh kan, si Hana marah. Kata Dimas, sambil melihat ke Valda, seolah-olah Valda yang
membuat Hana kesal. Kamu tuh gara-garanya! kata Valda yang lagi lagi tak mau kalah dari
Dimas. Udah dong! kata Sari yang pada saat itu juga ikutan kesal mendengar mereka
berantem. Sok Hana lanjutin mau ngomong apa. Kata Lina kepada Hana. Ehh, mau gaa
persahabatan ini kita lanjutin dengan serius? kata Hana dengan muka yang sangat serius. Mau
sih, tapi kasian cowoknya kalau sendiri. Sedangkan ceweknya ada empat orang. Gimana kalau
kita cari satu cowok lagi? kata Valda yang pada saat itu kesalnya sudah hilang ditelan bumi.
Iya benar. Gimana kalau Dika aja? Kata Dimas yang setuju dengan pendapat Valda. Udah,
segini aja. Kalau banyak-banyak pasti gak akan bener Kata Hana yang menolak pendapat Valda.
Ehh, aku punya usul nih. Buat tanda persahabatan kita, gimana kalau kita buat apa gitu. Kayak
gelang, topi, atau apapun itu. Gimanaaa? Kata Sari yang ikut mengusulkan pendapatnya. Iya
benar. Gimana kalau kita buat gelang ajaaa? Soalnya gelang gampang dibuatnya. Kata Lina.

Teng nong teng nong bel masuk pun berbunyi. Ya sudah, kita lanjutin saat sepulang nanti.
Kata Hana. Kita berempat pun langsung lari menuju kelasnya masing-masing.
Beberapa saat kemudian, bel pulang pun berbunyi teng nong teng nong Valda dan Lina
mencari-cari keberadaan Hana, Sari, dan Dimas. Beberapa saat kemudiaan, Valda melihat Hana,
Sari, dan DImaas berkumpul di depan pendopo. Ternyata mereka ada di depan pendopo. Tidak
menunggu apapun lagi, Valda dan Lina pun langsung berlari menuju sahabat-sahabatnya.
Ga kurang lama da engga kata Dimas sambil mengeluarkan lidahnya ke arah Valda. lagi lagi
Dimas ngerusak mood Valda saat itu. Biarin, kamu protes aja sih. Kenapa emangnya kalau aku
lama? Masalah buat kamu? jawab Valda yang pada saat itu benar-benar kesal terhadap Dimas.
Sudah beberapa kali Valda berantem sama Dimas di hadapan sahabat-sahabatnya, dan pada
akhirnya Valda ingin keluar dari persahabatan itu. Pada saat itu aku langsung pergi meninggalkan
sahabat-sahabatnya. Namun Valda dicegah sama Hana, tapi gak tau kenapa ada kekuatan yang
sangat dahsyat di pundak Valda hingga akhirnya Valda mendorong Hana sampai jatuh. Valda pun
malu dengan sahabat-sahabatnya akhirnya, Valda lari ke temannya untuk mengajak pulang
bareng.
Sebenernya, Valda gak kuat sama kelakuan Dimas terhadapnya yang selalu membuat Valda
kesal. Jika Valda sedang kesal, biasanya Valda suka marah-marah, atau bisa saja sampai nangis.
Pada saat itu Valda nangis, karena Valda benar-benar kesal terhadap dirinya. Valda benar-benar
malu terhadap sahabat-sahabatnya karena Valda tau apa yang dilakukan Valda terhadap
sahabatnya itu sangat kekanak-kanakan. Tapi, Valda saat itu sedang emosi berat terhadap Dimas.
Sesampainya di rumah, Valda langsung meminta maaf kepada sahabat-sahabatnya itu karena
sifat kekanak-kanakanya melalui sms. Akhirnya Valda pun dimaafkan oleh sahabat-sahabatnya.
Kecuali Dimas, soalnya Valda gak ngesms ke Dimas. Karena Valda masih kesal kepada Dimas.
Perahabatan ini masih berjalan selayaknya orang-orang bersahabatan. Tapi, seiringnya berjalan
waktu, persahabatan ini tidak berjalan selayaknya orang-orang bersahabatan, kenapa? Karena
kita selalu egois dengan emosi kita sendiri.

Beberapa bulan kemudian, persahabatan ini sama saja seperti waktu itu yaitu tidak berjalan
selayaknya orang bershabatan. Valda masih saja tak mau minta maaf kepada Dimas. Tapi, Valda
bingung sama perasaannya. Di saat Valda bareng-bareng sama Dimas, Valda seneeng banget.
Tapi, di saat Valda nyuekin Dimas, Valda ngerasa kalau hidupnya itu sepi tanpa dia. Apakah
Valda suka sama Dimas? Valda sendiri bingung apa yang dirasakan olehnya
Akhirnya, Valda gak kuat lagi untuk nyuekin Dimas. Valda pun langsung minta maaf kepada
Dimas melalui sms. Valda yang nyuekkin, tapi kok Valda juga ya yang minta maaf? Huh ada ada
aja ya Valda :D. Saat Valda minta maaf kepada Dimas YES! Valda dimaafin sama Dimas. Tapi,
Dimas inginnya Valda minta maaf yang kedua kalinya besok di hadapannya langsung.

Keesokan harinyaaa, yaitu hari jumat. Dimana setiap hari jumat SMP 34 mengadakan jumsih
(jumat bersih). Sudah kesekian kalinya, Valda bawa ember. Rajin-rajin amat ya Valda. Eh iya
Valda kan janji kalau Valda harus minta maaf langsung ke Dimas di depan banyak orang. Ya
udah deh dengan terpaksa Valda minta maaf ke Dimas di lapangan yang banyak orang. Kenapa
banyak orang di lapang? Karena mereka sedang berbaris di lapang untuk menunggu giliran kelas
mereka dipanggil untuk bersih-bersih di kelas yang telah ditentukan. Akhirnya Valda teriak-

teriak minta maaf ke Dimas. Kurang malu apa coba ya Valda dikerjain Dimas suruh teriak-teriak
minta maaf di depan orang banyak? Huh dasar Valda mau maunya dikerjain Dimas.

Di saat Valda minta maaf ke Dimas, ternyata Lina, Sari, dan Hana ngeliatin dan mendengar
semua perkataan Valda. Cieee Valdaa Serempak mereka bertiga menyoraki Valda. Hah?
Apaan sih? Dimas mah kan Lina? kata Valda menutupi rasa malunya itu. Apaan Val? Kenapa
jadi ke aku? kata Lina yang masih malu karena Dimas tau kalau Lina menyukainya. Apaan sih
Val? Gak jelas deh kata Dimas yang sambil tertawa melihat muka Lina yang memerah.
Perbincangan itu terus dilakukan dengan mereka, dan sampai mereka terpisah karena kelas
mereka satu-persatu sudah dipanggil untuk melakukan jumsih.

Beberapa jam, hari, bulan, mereka sudah jarang untuk berkomunikasi, ataupun berkumpul
bersama. Lina, yang tadinya suka dengan Dimas, jadi tidak suka lagi dengan Dimas, karena
Dimas selalu memperbesar-besarkan permasalahan yang tidak harus di besar-besarkan. Oleh
sebab itu, Lina tidak suka dengan sikapnya. Valda? Masih bingung tuh sama perasaannya.
Kayaknya sih suka? Tapi, ntahlah. SKIP GA USAH DI BAHAS! Terus, Lina dan Valda, sedikit
demi sedikit menjauh dengan Dimas, Sari dan Hana. Mereka mulai menjauh, karena mereka
sibuk dengan tugas sekolahnya masing-masing. Karena mereka berbeda kelas, jadi mereka
melakukan hari-harinya dengan teman sekelas mereka sendiri. Tetapi, Valda selalu SMSan
dengan Dimas, walaupun dengan hubungan sahabat lainnya tidak terlalu baik.

Beberapa waktu yang cukup lama, yaitu 3 hari sebelum UKK, kita mendapatkan kartu peserta.
Kecuali Dimas, Dimas tidak mendapatkan kartu peserta, karena Dimas tidak masuk sekolah.
Waktu itu, Lina nge-SMS ke Dimas Kasian deh yang gak masuk, jadi gak dapet kartu peserta
kata Lina yang memanas-manaskan Dimas. Biarin aja atuh, aku ini yang gak dapet kartu
peserta, kenapa kamu yang ribet? Dimas pun membalasnya penuh dengan kekesalan. Disitulah
Lina dan Dimas mulai berantem. Entah kenapa Valda yang tidak tahu apa-apa dicuekin juga
dengan Dimas. Akhirnya Valda bertanya kepada Dimas melalu SMS. Hey, maaf aku punya
salah apa ya ke kamu? Sampai aku dicuekin? kata Valda penuh penasaran. AKU GAK SUKA
LINA. Kata Dimas yang kesal melihat SMS dari Valda. Kamu yang gak suka Lina, kenapa aku
juga yang dicuekin? Lina, Lina. Valda, Valda. jangan sama-samain aku sama Lina. Marah sama
Lina, marah aja. Gak usah marah juga sama aku. Jawab Valda yang sangat kesal karena Dimas
terlalu membesar-besarkan masalah. SOALNYA KAMU SAHABATNYA Lina. Jawab Dimas
yang masih kesal dengan Lina. Valda pun kaget saat membaca SMS tersebut. Ternyata Dimas
sudah berubah. Tidak seperti dulu saat pertama kenal. Sari dan Hana pun sempet dicuekin
dengan Dimas. Tapi, karena mereka sekelas, jadi mereka tidak terlalu lama di cuekin Dimas.

Bagaimana dengan Valda dan Lina?


Valda dan Lina, tetap dicuekin, hingga kita kenaikan kelas. Pada saat itulah persahabatan kita
berakhir yang entah permasalahannya apa. Mungkin hanya kesalah pahaman di antara satu
dengan lainnya, sampai kita tidak bisa bersatu lagi. Di kelas 8 Valda tidak sekelas dengan Lina,
Sari, Hana, dan Dimas. Karena persahabatan ini sudah berakhir, di kelas 8 mereka seperti tidak
mengenal satu sama lain. Akhirnya mereka melakukan hari-harinya dengan teman baru mereka.
Sepi rasanya ketika sahabat yang menjadi sandaran jiwa, pergi meninggalkan kita. akan ada pula

rasa kehilangan tatkala dia tidak mau mengenal dan berelasi lagi dengan kita. Bahkan terasa
pahit saat sahabat yang dulu baik bagaikan malaikat, kini menjelma menjadi seorang yang tidak
berperasaan. Tapi apakah masih bisa dinamakan sahabat? Walaupun mereka menganggap
persahabatan ini sudah tidak akan pernah bersatu lagi, tapi ini semua Valda anggap pengalaman
yang sangat seru, dan tak akan pernah Valda lupa sama ini semua. Makasih buat Lina, Sari,
Hana, dan Dimas yang pernah jadi sahabat Valda dulu. Kata-kata always together whenever,
akan Valda raih lagi. Nanti. Disaat Valda bertemu dengan sahabat sejatinya.

- Selesai -

Amanat yang disampaikan: Jangan pernah memperbesar-besarkan masalah, yang tidak harus di
besar besarkan. Dan selesaikan masalah itu dengan baik. Jangan menunda sampai akhirnya
membuat masalah yang tidak harus dibesar-besarkan itu menjadi sebuah pertengkaran atau
menjadi permusuhan.

Cerpen Karangan: Merly Afisania Novalda


Facebook: Merly Afisania Novalda
Sahabat itu harus saling memahami satu sama lain.

Ibuku Malaikatku
Malam itu aku dan temen-temen aku lagi ngadain pesta ulang tahun Rangga pacarku. Semuanya
pada happy fun. Di iringi musik DJ yang seru abis dan goyangan yang asoy menambah seru
suasana malam itu. Rangga adalah cowok tajir, keren, gaul, famous dan gaya banget di kampus
aku. So, semua cewek pasti tertarik sama dia. Orangtuanya pengusaha yang sukses yang sering
keluar kota bahkan ke luar negeri dan jarang banget ada di rumah sangking sibuknya. Rangga
menjadi anak yang mandiri. Di mataku Rangga gak ada cacatnya deh.
Aku Siska anak dari keluarga berkecukupan dan gak kalah populernya di kampus. Semua cowok
takluk di hadapanku, termasuk Rangga. Dan aku beruntung Rangga bisa jatuh dalam pelukanku.
satu yang bikin aku kecewa banget. Orangtuaku terutama ibu gak merestui hubungan aku dan
Rangga. alasannya macem-macem deh dan menurutku gak jelas. Nak, kamu itu lebih baik fokus
kuliah dulu. Lagi pula kalau kamu pacaran dengan nak Rangga ibu rasa dia bukan lelaki yang
baik nak. Ibu hanya khawatir jika kamu nanti terjerumus pergaulan bebas seperti dia. Kamu itu
perempuan nak hati-hati dengan pergaulanmu dengan yang bukan muhrim mu. Ibu selalu
berkata seperti itu. Dan aku enek banget dengernya. jodoh itu gak usah kamu khawatirkan nak,
jodohmu sudah diatur oleh Allah. Tinggal kamu berdoa dan perbaiki ahlak mu. InsyaAllah
jodohmu akan baik untuk dunia dan akhiratmu. Ibu selalu mendoakan mu nak. ibuku memang
sayang banget sama aku. tapi please deh aku udah gede dan aku tau apa yang harus aku lakuin.
Sayang, kita dance yuk bareng mereka. Ajak Rangga sambil menadahkan tangannya yang
bermaksud ingin menggandengku ke lantai dansa.
Yuk, mari kita senang-senang honey. Bener-bener deh, malam itu pesta ulang tahun yang
paling megah dan mewah yang pernah aku datengin seumur hidup aku. Gimana egak coba. Pesta
yang diadakan di hotel berbintang 5 dengan segala fasilitas yang Waw. Bahkan Rangga sengaja
mendatangkan artis ternama di acara pesta ulang tahunnya yang ke 22.
Tepat jam 5 subuh aku baru nyampe rumah. Dalam keadaan setengah mabuk. aku digendong
masuk ke dalam rumah.
Astagfirullah nak, kamu kenapa Siska ya Allah kamu mabuk nak. Heh kamu apain anak saya.
Mulai sekarang kamu gak usah lagi deketin anak saya. Sahut ibu sambil memelukku.
Siska gak papa kok tante, dia cuma habis minum sedikit entar juga gak gitu lagi. Jawab
Rangga.
ini terakhir kalinya tante liat kamu di sini dan tante gak mau kamu deketin Siska lagi. Sekarang
kamu pulang sana!. jawab ibu. Aku hanya terdiam dan melambaikan tangan ke arah Rangga di
pelukan ibu.
Ya Allah nak, kenapa kamu seperti ini. Berubah nak sadar lah, ibu hanya ingin yang terbaik
untuk hidupmu. Ya Allah jadikan anakku menjadi anak yang sholehah. Ibu selalu mendoakanmu
nak. ibu menangis terus menangis.
Ya Allah, jadikanlah anak hamba ini menjadi anak yang sholehah. Anak yang selalu taat
padamu ya Allah, jadikanlah Siska anakku ini menjadi wanita yang berhati mulia, lembut,
penyayang cinta pada Mu, cinta pada Rasul dan selalu berpedoman kepada Al-Quran. Amin ya
rabbal alamin. Ibu berdoa di sela gelapnya malam ketika aku telah tertidur.
Keesokan harinya setelah pulang kuliah aku gak langsung pulang ke rumah karena aku tak begitu
betah tinggal di rumah. Jadi aku memutuskan untuk jalan sama Rangga.

emm, makasih ya sayang udah beliin aku semua ini. Sambil menjenteng semua barang-barang
belanjaanku, aku natap Rangga dengan tatapan manja. Dia pun hanya tersenyum
menanggapinya. Kita lanjut nonton yuk say.
RIIINGGG RIINGGG. Nada dering handphone. Hp Rangga berbunyi. Ha halo?.
Halo sayang kamu di mana. Kamu lupa ya sama janji kita. Aku udah nungguin kamu dari tadi
tau. Jawab orang yang sedang berbicara di telpon Rangga tanpa sepengetahuanku.
Ehh, ii iya say eh anu iya mah Rangga lupa. Ya udah mamah tunggu ya Rangga jemput
sekarang, oke. Jawab Rangga langsung menutup telpon dari cewek itu.
lho kenapa sayang?. sahutku.
emmh, sayang aku minta maaf banget. Kamu gak papa kalo aku tinggal di sini. Soalnya aku
lupa ada janji sama mamah aku buat jemput dia. Kalo gak di jemput bisa berabe urusannya.
Jawab Rangga dengan wajah panik.
lho bukannya mamah kamu lagi di Jerman ya sama papah kamu?. Jawab aku sedikit curiga.
emmmh, iya sayang tapi ini mereka udah pulang makanya aku mau jemput mereka di bandara.
Gak papa ya sayang aku tinggal ya. Love you. Mmuuacchh.
eh.. sayang gak bisa gitu dong kok aku di tinggal gini. Entar aku pulang sama siapa.
Sayang!!!.
Gak ada taxi yang lewat akhirnya aku pulang jalan kaki. Dari belakang aku udah ngerasa hawa
yang gak enak. Aku ngerasa ada yang buntutin selama aku jalan. Gak tau siapa aku cuek aja dan
terus berjalan sambil bawa belanjaan. Hawa gak enak itu semakin lama rasanya semakin
mendekat. Dan bulu kudukku rasanya berdiri semua. Saat aku noleh ke belakang ada
sekelompok preman jalanan tertawa dan minum-minuman keras. Aku takut setengah mati.
OMG!!! Please help me. Aku terus berdoa dalam hati. Aku mempercepat langkah kaki
berharap orang-orang itu gak macem-macem. Aku berlari sekuat yang aku bisa.
Eh neng.. kenapa lari ini belanjaan neng ketinggalan neng!!!. Teriak para preman itu. Aku tetep
lari sekuat yang aku bisa. Emmm.. Ngajak main nih cewek rupanya, Kejar dia bro..!!!. Jawab
preman yang lainnya.
AAuuuu !!!. High heels ku patah dan aku terjatuh. Sulit rasanya untuk bangun dan berlari
karena kakiku keseleo. Nah neng, apa kata abang tadi jangan lari. Jatuh kan jadinya. Sahut
preman itu. Cantik juga lo neng, sini biar abang bantu berdiri. Jawab preman yang lain seraya
memegang bahuku. Lepasin!! aku gak butuh bantuan kalian. Sahutku sambil merintih
kesakitan. Ayo lah neng, jangan jual mahal gitu dong, iya gak guys. Whahahaha!!!. mereka
tertawa. Gak ada orang yang nolong aku.
Akhirnya aku dibawa ke markas mereka Kakiku sakit banget dan mulai membengkak.
Mau apa kalian hah!! jangan setuh aku, pergi!!.
Sedikit aja neng, gak papa. Sahut preman itu sambil menyentuhku. Cuuhhh!! langsung
sajaku ludahi tu muka preman. Wah, berani nih cewek sama kita bos. Kita sikat abis aja dia bos.
Gak usah dikasih ampun lagi. Sahut preman itu

TOLONG!! TOOOLLL.. Aku berteriak minta tolong preman itu memukulku hingga aku
pingsan. Aku gak tau apa yang mereka lakukan. Sampai akhirnya aku tersadar dan mereka sudah
tidak ada di tempat itu.
Siska di mana kamu nak, lindungilah di mana pun dia berada ya Allah. Ibu menungguku
dengan cemas. Semoga tidak terjadi apa-apa denganmu nak.
Waktu telah menunjukan pukul 00:00 aku berusaha bangun dan berjalan. Aku berharap ada
tumpangan yang dapat mengantarku pulang rasanya tak sanggup lagi untuk berjalan dengan
keadaan kakiku yang makin membengkak.
TIIINNN TIIINNN TIIINNN!!!. (clapsound mobil).
AAAAA!!!. Brruuukkk!!!. Waduh, mampus nih gue nabrak cewek lagi ahh. Kayanya gak ada
orang yang ngeliat juga, gue tinggalin aja. Kata si penabrak.
Aku tergeletak di tengah jalan sampai akhirnya ada warga yang menemukanku.
RINNGGG RIINGGG. telepon rumah. Haloo?. Jawab ibu mengangkat telepon.
Halo bu, benar ini orangtua dari pasien kami yang bernama Siska Dwilestari?. Kata pihak dari
Rumah sakit tempat aku dibawa warga.
Iya benar, ada apa ya mbak?. Anak saya kenapa?. Jawab ibu sangat cemas dan panik.
Anak ibu sedang kritis di Rumah sakit kami bu, dia menjadi korban tabrak lari. Jawab dari
pihak rumah sakit tersebut. Seketika ibu tak kuasa menahan tangis dan menjerit-jerit minta antar
sekarang juga ke rumah sakit.
Mbak, kamar pasien yang bernama Siska Dwilestari dimana ya mbak?. Tanya ibu pada pihak
rumah sakit ditemani oleh ayahku.
Oh, anda keluarga pasien korban tabrak lari itu ya bu. Kamarnya ada di ruang mawar di sebelah
kiri sana ibu.
Terimakasih mbak. Jawab ibu. Langsung saja ibu menuju dimana aku di rawat. Aku terbaring
lemah tak berdaya tak sadarkan diri dengan infuse yang menancap di tanganku dan tabung
oksigen yang terpasang di hidungku. Ibu memelukku dan berbisik di telingaku. Istigfar nak,
kamu harus kuat ya nak.
Kata dokter keadaanku sangat kritis. Tekanan batin dan benturan keras di kepalaku ini
menyebabkan aku koma. Ibu selalu menjagaku, menemaniku, memelukku dan membisikan
sesuatu padaku. Entah apa yang ibu bisikan padaku. Seperti nada indah yang menyejukkan hati.
Aku seperti berada di suatu tempat yang sangat gelap tak ada seorang pun di sana. Dan ada sosok
bayangan hitam yang selalu mengikutiku dan memanggilku. Aku takut, setiap bayangan itu
mendekat aku berusaha menjauh darinya. Namun setiap nada indah yang ibu lantunkan di dekat
telingaku, bayangan hitam itu menjauh dan datang cahaya putih seakan ingin menuntunku
menuju jalan keluar dari tempat itu. walaupun aku tak sadarkan diri, namun aku tau ibu selalu
menemaniku. Ibu selalu ada di dekatku. Aku berjuang untuk keluar dari tempat yang gelap itu.
perlahan jika cahaya putih itu muncul aku mengikutinya. Tapi cahaya putih itu ada saat ibu
melantunkan nada indah itu di telingaku. Jika nada itu tidak terdengar lagi maka bayangan hitam
yang mengikutiku seakan mendekat.

Ya Allah, Ya Tuhan kami. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ampunilah anakku
Siska. Sembuhkanlah dia, sadarkanlah dia, berikan dia kekuatan untuk menghadapi semua ini.
Berikanlah dia jalan yang engkau ridhai, jadikan dia anak yang berhati mulia. Panjangkanlah
umurnya Ya Allah, bahagiakanlah dia dunia dan akhiratnya. Aku mendengar doa ibu. Aku
mendengar tangisan ibu. Walaupun aku tak sadarkan diri, namun entah kenapa aku tau ibu selalu
berdoa untukku. Cahaya putih itu semakin lama semakin terang dan di depan mataku ada sebuah
pintu penuh cahaya putih kehijauan. Cahaya yang menuntunku itu masuk ke dalam pintu
tersebut. Aku pun mengikutinya.

Ibu bu... panggilku sangat pelan memanggil ibu ketika aku tersadar dan menggerakkan
jemariku perlahan sambil memandang ke arah ibu yang sedang berdoa.
Nak, kamu sudah siuman nak. Alhamdulillah Ya Allah engkau mengabulkan doa hamba.
Alhamdulillah nak ibu senang kamu siuman. Jawab ibu seketika berbalik ke arahku dan
langsung memelukku. Aku merasa berdosa karena aku banyak berbuat salah pada ibu. Aku hanya
bisa menangis di pelukan ibu.

Setelah semua kejadian yang ku alami ini terjadi, semua seperti mengubahku, mengubah
kebiasaanku yang biasanya aku tak betah di rumah kini aku lebih sering menghabiskan waktu
dengan ibu di rumah. Ibu mengajariku bagaimana caranya shalat, mengaji, berpuasa, berpakaian
yang syari, menjadi wanita yang lebih baik dari sebelumnya yang memiliki pribadi lembut,
baik, tulus, dan berhati mulia. Aku sangat bersyukur mempunyai ibu sebaik ibuku. Seburuk
apapun kelakuanku dia selalu mendoakan yang terbaik untukku. Kini aku tau Rangga itu
sebenarnya lelaki hidung belang yang suka gonta-ganti pasangan. Semua kejadian ini memberiku
pelajaran dan pengalaman yang dapat ku ambil hikmahnya. Allah telah mengatur semuanya
menjadi lebih indah kedepannya. Walaupun cobaan yang ku alami begitu pahit tapi di balik itu
semua tersimpan sesuatu yang indah yang tak dapat kita duga dari Allah. Aku sangat menyayangi
ibuku. Dia seperti malaikat yang selalu ada untukku, dan selalu mengerti tentangku.
@Titafirdawati

SELESAI

Cerpen Karangan: Tita Firdawati


Facebook: Tita Firdawati

Anda mungkin juga menyukai