Anda di halaman 1dari 2

Proses Memaknai Gejolak Hati

Saya akan mengawali cerita ruang perasaan saat waktu pertama menginjakkan kaki pada jenjang
sekolah Mts (Madrasah Tsanawiyah). Dikala setiap siswa mulai memasuki kelas, begitu terlihat warna-
warni seragam dari sekolah dasar asal. Terlihat bebagai latar belakang sekolah terlihat dari warna dan
model seragamnya. Selain itu, beberapa siswa tak pernah saya temui dari desa atau bahkan pendatang
dari kota lain.

Di kala mereka mulai mengakrapkan diri dengan siswa-siswi dari sekolah yang berbeda. Saat itulah
muncul tiga perempuan memakai sragam sama, terlihat mereka dari MI (Madrasah Ibtidaiah). Di antara
keseluruhan murid yang ada dalam kelas ketiganya terlihat begirtu mencolok. Mereka beranama Fani,
Ilvi, dan Malika merupakan sahabat yang berasal dari kota sebrang.

Saya duduk bersebalahan meja, kurang lebih tempat duduk kami berada di tengah. Saya duduk dengan
satu teman laki-laki bernama imam. Ia merupakan teman yang pernah saya kenal sebelumnya saat
masih satu sekolah diniyah. Sedangkan, ketiga perempuan itu duduk berdekatan dengan meja kami
berdua. Sebelah kursi kanan Malika, di kiri Fani, dan belakang Ilvi duduk dibelakang mereka.

Sepeti iklan kecap bangau “Malika terbuat dari kedelai hitam pilihan”

Hari ke hari terlewai keakrapan kami mulai terjalin. Perlahan mulai tumbuh benih perasaan yang entah
bagaimana menjelaskannya. Sementara niat awal, saya cukup tertarik dengan Fani. Sungguh ia telihat
begitu menghanyutkan. Parasnya, tutur kata dan membuat setiap siswa mudah akrap dengannya.
Namun, waktu berkata lain, perasaan ini tumbuh dengan Malika.

Malika yang tidak banyak tertawa, membuat begitu misterius dan menawa. Paras wanita desa yang
cantik alami, tak terjajah berbagai produk iklan kecantikan. Saat mendengar suaranya, ia dapat
meyihirmu dangan sedikit katanya yang keluar dari mulutnya. Memang benar adanya perempuan yang
memiliki tahi lalat di bawah bibir, ia mampu membenamkan segala kesadaran lawan bicaranya.
Perempuan yang memiliki segudang misteri ini, memiliki prestasi dalam bidang kaligrafi.

Suatu ketika dengan berbagai cara yang disuguhkan memalui berbagai drama. Saya memberanikan diri,
menyatakan perasaan menggunakan sekaleng coklat Dery Milk. tentunya ide gila ini, muncul karena
banyak terinspirasi kisah-kisah cinta yang ada dalam film romantis Romeo dan Juliet. Perasaan
menggairahkan ketika jawaban yang diinginkan. Seluruh ruangan kelas terasa tak ada artinya, parasnya
meluluh lantakan seluruh kekawatiran. Terngang-ngiang apa pun yang, ada dalam berbagai bentuk sapa
tuturnya yang menawan hati.

Semalaman perasaan meletup-letup, tak di sangka apa yang didambakan telah menjadi kenyataa.
Sayangnya perasaan ini tak lama, tak ada angin dan hujan esoknya ia tak lagi se hangat kemarin.
Kudengar ada laki-laki lain juga mendambanya hingga perasaanya berpaling begitu saja. ah sial, baru
saja perasaan ini mulai bersemi kini telah hancur menjadi puing-puing.

Seusai hari itu, kami tak lagi bertegur sapa lagi. Meski hati masih tak terima apa yang telah terjadi mau
bagaimana lagi ini lah kenyataan. Saya berharap ini hanya mimpi, dan terbagun denga kenataan yang
tetap membahagiakan. Sayangnya tidak seperti itu.
Dulu dia adalah alasan kenapa harus berangkat pagi hari, agar dapat menyapanya ketika memasuki
pintu kelas. Ia juga menjadi alasan kenapa ingin tetap lama menikmati waktu berjam-jam dalam kelas
berbagai mata pelajaran yang begitu membosankan. setelahnya meski kami berada dalam satu ruang
yang sama, ia terasa berada di antariksa. Tiap waktu yang singkat, untuk penderitaan hati yang tak
henti-henti menghantui.

Setahun telah berlalu, kini kami tidak berada dalam satu naungan kelas yang sama lagi. Lega rasanya,
seluruh penderitaan ini setidaknya mereda untuk sementara. Nyatanya apa harapan dalam benak hati
menenangakan diri malah terjerat dalam rasa yang tak henti. Muak dengan keadaan yang seperti ini,
meski raganya telah tersapu dengan waktu. Ingatan dan perasaan ini tetap tak kunjung berhenti
mendamba dan menantinya. Walaupun, otak ini telah mengetahui ia menghantam perasaan yang baru
memulai.

Satu hari menjalin kasih, tetap saja hati ini tertatih-tatih melangkah. Di kala kepergiannya, seluruh
perasaan telah melebam. Perlahan-lahan perasaan sepi mulai menjamah hati hingga satupun
perempuan dapat menggerakkan hati yang terlanjur lebam. Lagu Sheila On 7 “Betapa” menjadi obat
adiktif yang dapat mengompres hati yang telah lebam dibuatnya,

“Setahun setelah kau pergi

Ku masih bersembunyi

Di balik senyum palsu

Ku dengar dirimu

Tak sendiri lagi”

Puppy love istilah yang digunakan Gary Brown untuk memaknai perasaan yang baru memulai mengenal
cinta semacam ini. Perasaan yang muncul saat pertama kali seorang laki-laki mulai mengawali menjalin
hubungan. Memberikan perasaan seolah akan menjalani hubungan sehidup semati. Ya ya.. cukup
terlihat ketika ekspektasi ini muncul, saya kira cara ini cukup berlebihan. Hingga pada saya mengerti
bagaimana perasaan yang meletup-etup ini akan menjadi proses panjang pendewasaan diri.

Reverensi kutipan pada seri selanjutnya.

Saya mendedikasikan kisah ini kepada perempuan-perempuan yang telah bersedia mengisi ruang
perasaan. Terimakasih untuk selalu membimbing saya hingga paham bagimana proses pendewasaan
itu. Taklupa saya juga terimaksih kepada para musisi yang secara tidak langsung membantu
menerjemahkan segala kegundahan hari.

Swis Alain de Botton, judul “Why You Will Marry the Wrong Person”. Cinta bukanlah naluri yang
datang tiba-tiba, tetapi cinta adalah ketrampilan (love is skill), yang ini perlu dilatih setiap waktu. “we
all think love is just an insting. No! love is a skill, and a skill thet needs to bearnd”. Perlu perjalanan
panjang hingga memahami makna dari apa yeng di pahami filsuf ini.

Anda mungkin juga menyukai