Ada satu nama yang menyinari hatiku dengan cahaya yang tulus.
Anindya Bhadrasasthi, keindahanmu tak terkalahkan,
Hati yang lembut dan kebaikan yang selalu terungkap.
BAB 1
-Perjalanan Awal-
Hari itu, hari Senin, saat aku tengah mengikuti kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS). Pada awalnya, aku kurang tertarik pada siapapun.
Karena sifatku yang sangat introvert dan pemalu, aku merasa kesulitan untuk
mendapatkan teman. Namun, suatu ketika, ada seorang perempuan yang
mengajakku untuk berswafoto.
Aku mulai merasa tertarik padanya. Tingkahnya yang lucu dan sifatnya yang ramah
selalu mampu membuatku tersenyum. Aula sekolah, tempat pertemuan pertama
kami, menjadi tempat yang aku sukai. Rasanya sangat nyaman berada di dekatnya,
sambil berbicara dan berbagi cerita tentang keseharian kami. Banyak kenangan indah
yang aku miliki bersamanya di aula sekolah ini.
Singkat cerita, MPLS pun berakhir, dan kami semua murid dibagi menjadi beberapa
kelas. Beruntungnya, aku dan perempuan itu ditempatkan di kelas yang sama.
Awalnya, kami tetap dekat seperti sahabat. Kami sering berbicara, berbagi cerita, dan
menemani satu sama lain di antara pelajaran-pelajaran yang penuh dengan tugas
dan ujian.
Namun, seiring berjalannya waktu, sesuatu mulai berubah. Mungkin itu adalah arah
hidup yang berbeda atau mungkin juga karena kami terlalu sibuk dengan tuntutan
sekolah. Kami mulai menjalani kehidupan yang lebih mandiri, dan jarak antara kami
semakin terasa.
Pertemuan dan obrolan kami menjadi semakin jarang. Aku merindukan momen-
momen saat kami begitu dekat satu sama lain. Ketika aku melihatnya dari jauh,
hatiku selalu berdebar-debar, tetapi aku tidak tahu apa yang harus kukatakan atau
bagaimana cara mengembalikan waktu indah yang kami miliki.
Sampai suatu ketika aku mendapat kabar bahwa dia sudah menemukan cintanya.
Aku tidak begitu terpukul, karena kami hanya dekat sebagai teman. Mereka begitu
mesra hingga aku merasa iri pada mereka. Mereka tidak mengumumkan hubungan
mereka secara terbuka, tetapi banyak orang yang mengetahuinya, terutama teman
sekelas kami.
Suatu hari, setelah pulang sekolah, aku merasa curiga karena di kelas hanya tersisa
perempuan itu, pacarnya, dan seorang temannya. Ternyata mereka berfoto bersama
di dalam kelas. Melihat perempuan yang dulu berfoto bersamamu sekarang berfoto
dengan lelaki lain yang menjadi pacarnya di depan mata secara langsung... rasanya
sangat menyakitkan. Lelaki itu adalah orang yang sangat akrab denganku sekarang.
BAB 2
-Orang Kedua_