Anda di halaman 1dari 3

Di antara bintang yang bersinar di malam yang gelap,

Ada satu nama yang menyinari hatiku dengan cahaya yang tulus.
Anindya Bhadrasasthi, keindahanmu tak terkalahkan,
Hati yang lembut dan kebaikan yang selalu terungkap.

Setiap senyumannya seperti sinar matahari pagi yang hangat,


Menyinari hatiku dan mengusir semua kegelapan.
Dalam tatapannya, aku temukan kedamaian dan ketenangan,
Anindya, kau adalah keajaiban yang kumiliki dalam kehidupan.

Kebaikanmu sebagai cahaya yang terus bersinar,


Membimbing aku dalam setiap langkahku yang tak pasti.
Cintaku padamu, Anindya, takkan pernah padam,
Seperti bintang yang bersinar di langit yang tak terbatas.

Dalam nama dan keindahanmu, aku menemukan makna,


Dalam hatimu yang lembut, aku temukan kebahagiaan.
Anindya Bhadrasasthi, engkau adalah cinta sejati,
Hadir dalam hidupku, selamanya dan abadi.

Namamu Adalah Judulnya

Aku akan tetap di rumahku


Aku tak berhenti mencintaimu
Aku mencintaimu lebih dari apapun
Aku pikir kamu tetap orang paling special yang pernah ku temui
Aku disini, akan tetap berada di samping mu

Di matahari terbit, dia bersinar bagai mutiara,


Wajahnya yang cantik, hatiku terpikat padanya.
Senyumannya begitu lembut, begitu tulus dan tawa riang,
Dia adalah bunga yang mekar di tengah kebun hatiku.

Dalam tatapannya, tersembunyi kebijaksanaan yang dalam,


Dan ketika dia bicara, kata-kata itu seperti nyanyian.
Dia adalah sang penghibur di saat duka dan kebahagiaan,
Perempuan indah yang selalu di sampingku, kusejukkan.

Setiap langkahnya bagai tarian yang lembut dan anggun,


Dia adalah pemandangan yang menggetarkan, tak terlupakan.
Cintaku padanya tak pernah pudar, takkan luntur,
Perempuan indah, kau adalah cinta sejati yang kumiliki selamanya.
Hari itu, langit terasa cerah seperti tak pernah terjadi sebelumnya. Angin lembut
menyapu wajahku ketika aku melangkah menuju kantin sekolah yang penuh dengan
keramaian. Aku sama sekali tidak menduga bahwa di tengah hiruk-pikuk kehidupan
sehari-hari, akan ada momen yang akan mengubah seluruh jalan hidupku.

BAB 1
-Perjalanan Awal-

Hari itu, hari Senin, saat aku tengah mengikuti kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS). Pada awalnya, aku kurang tertarik pada siapapun.
Karena sifatku yang sangat introvert dan pemalu, aku merasa kesulitan untuk
mendapatkan teman. Namun, suatu ketika, ada seorang perempuan yang
mengajakku untuk berswafoto.

Aku mulai merasa tertarik padanya. Tingkahnya yang lucu dan sifatnya yang ramah
selalu mampu membuatku tersenyum. Aula sekolah, tempat pertemuan pertama
kami, menjadi tempat yang aku sukai. Rasanya sangat nyaman berada di dekatnya,
sambil berbicara dan berbagi cerita tentang keseharian kami. Banyak kenangan indah
yang aku miliki bersamanya di aula sekolah ini.

Singkat cerita, MPLS pun berakhir, dan kami semua murid dibagi menjadi beberapa
kelas. Beruntungnya, aku dan perempuan itu ditempatkan di kelas yang sama.
Awalnya, kami tetap dekat seperti sahabat. Kami sering berbicara, berbagi cerita, dan
menemani satu sama lain di antara pelajaran-pelajaran yang penuh dengan tugas
dan ujian.

Namun, seiring berjalannya waktu, sesuatu mulai berubah. Mungkin itu adalah arah
hidup yang berbeda atau mungkin juga karena kami terlalu sibuk dengan tuntutan
sekolah. Kami mulai menjalani kehidupan yang lebih mandiri, dan jarak antara kami
semakin terasa.

Pertemuan dan obrolan kami menjadi semakin jarang. Aku merindukan momen-
momen saat kami begitu dekat satu sama lain. Ketika aku melihatnya dari jauh,
hatiku selalu berdebar-debar, tetapi aku tidak tahu apa yang harus kukatakan atau
bagaimana cara mengembalikan waktu indah yang kami miliki.

Sampai suatu ketika aku mendapat kabar bahwa dia sudah menemukan cintanya.
Aku tidak begitu terpukul, karena kami hanya dekat sebagai teman. Mereka begitu
mesra hingga aku merasa iri pada mereka. Mereka tidak mengumumkan hubungan
mereka secara terbuka, tetapi banyak orang yang mengetahuinya, terutama teman
sekelas kami.

Suatu hari, setelah pulang sekolah, aku merasa curiga karena di kelas hanya tersisa
perempuan itu, pacarnya, dan seorang temannya. Ternyata mereka berfoto bersama
di dalam kelas. Melihat perempuan yang dulu berfoto bersamamu sekarang berfoto
dengan lelaki lain yang menjadi pacarnya di depan mata secara langsung... rasanya
sangat menyakitkan. Lelaki itu adalah orang yang sangat akrab denganku sekarang.

BAB 2
-Orang Kedua_

Anda mungkin juga menyukai