Anda di halaman 1dari 2

Pemilik Cinta Telah Menyapaku

Oleh : Tika Kesuma Wardani

@tika.k.wardani.1

Makna cinta sangatlah suci. Cinta haruslah didasari oleh kasih sayang dan dibuktikan dengan
perbuatan. Dan apa- apa yang kita cintai di bumi ini haruslah karena Allah Ta'ala. Sangat tidak baik,
bahkan berbahaya jika kita mencintai hanya karena nawa nafsu.

Ku yang dulu adalah seorang Wanita yang memiliki banyak rasa cinta karena hawa nafsu, diantaranya
yaitu ku sangat mencintai seni bela diri silat, seni tari, seni bernyanyi, serta modelling/catwalk
sehingga membuat diriku merasa ujub (kagum pada diri sendiri) dan juga takabbur (sombong). Hal ini
terjadi sejak aku masih duduk di bangku TK sampai SMA di (MAN 2 Deli Serdang).

Baik kan ku ceritakan bagaimana kisahku yang telah disapa oleh sang pemilik cinta.

Ketika aku duduk di kelas 2 Aliyah semester 1 ada teman sekelasku yang lulus seleksi Tahfidz yang di
adakan Hufazh Center Indonesia. Dia pun pergi selama 6 bulan, Ketika ia Kembali ke MAN ia telah
selesai menghafalkan Al-qur’an sebanyak 30 juz secara mutqin. Setiap pembelajaran sedang
berlangsung, para guru sering bertanya apa dalil ini dan itu, ia menjawabnya dengan dalil-dalil itu
dengan mudah beserta dengan artinya tanpa melihat mushaf.

Ia bak Al-qur’anul Hayya (Al-qur’an yang hidup di tengah masyarakat), ia selalu mengingatkan kami
teman-temannya dikala melakukan kesalahan/kekhilafan yang tidak sesuai dengan syari’at islam. Ia
yang selalu menggunakan seluruh waktunya untuk beribadah, Ketika tidak ada guru di kelas, maka ia
akan pergi ke surau (mushollah) untuk sholat dhuha, memuroja’ah hafalannya, sharing Islami dengan
teman-temannya, serta amalan lainnya yang ada di dalam Al-qur’an hampir keseluruhannya
diamalkan olehnya Ia tidak pernah terlihat marah layaknya orang lain marah, Hadirnya membawa
kedamaian, perkataannya membawa ketenangan, senyumannya dapat menghilangkan kesedihan.

Ia yang sebenarnya adalah murid pindahan dari jurusan MIA/IPA ke jurusan kami IIK/Ilmu-Ilmu-
Keagamaan. Saat awal ia masuk ke kelas kami banyak yang tidak menyukainya. Namun Ketika ia
telah menjadi Hafidz banyak yang memuliakannya. Hal ini adalah bukti Ketika kita memuliakan
agama dan kitab Allah, maka Allah pun akan memuliakan kita dengan cara yang tidak disangka-
sangka.

Kemudian waktu pun terus berjalan sesuai dengan kehendak Allah. Kini ku sudah kelas 3 Aliyah .
Kepala sekolah MAN 2 DS mengharuskan kami semua yang sudah mau tamat harus memiliki hafalan
Al-Qur-an sebanyak 2 juz baru bisa dinyatakan lulus dan dapat menerima ijazah. Maka dari itu saya
mau mengikuti program intensif menghafal Al (Al-qur’an 10 hari 2 juz) dan termotifasi dengan
keseharian teman yang ku ceritakan di atas tadi
Selama program berlangsung, aku sadar bahwa Al-qur’an menjadi sebab sang pencipta mencintaiku.
Setelah selesai 10 hari terlwati, banyak temanku yang mencari info untuk melanjutkan study nya di
kampus-kampus pilihan mereka. Namun tidak dengan ku, aku memilih untuk tidak berkuliah terlebih
dahulu. Terlebih lagi pada saat itu terjadi Covid 19. Ayahku menyarankan untuk tidak kuliah terlebih
dahulu karena perkuliahan di masa itu secara daring. Dikhawatirkan aku tidak paham atas ilmu yang
disampaikan oleh guru.

Namun disisi lain saat itu ibuku mengalami sakit yang lumayan lama, beberapa kali keluar masuk
rumah sakit yang berbeda sehingga membuatku khawatir. Aku bermuhasabah diri atas apa yang aku
lakukan sejak aku lahir hingga saat ku dewasa hidupku belumlah bermanfaat bagi manusia yang lain
dalam hal agama.

Semakin kuat inginku untuk hijrah menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya dengan cara nyantri.

Maka Qodarullah sang pemilik cinta kini benar-benar telah menyapaku dengan undangan yang tidak
disangka-sangka. Alhamdulillah Aku terpilih menjadi santri di daerah Jabodetabek, disanalah aku
berusaha mempelajari islam secara kaffah serta perlahan-lahan terus mengamalkannya dimana dan
kapanpun.

Ternyata aku mendapatkan Amanah yang tidak ringan untuk dilakukakan. Amanah yang akan ku
pertanggung jawabkan dunia dan akhirat, Amanah yang mengharuskanku mengurangi waktu selain
Al-qur’an, Amanah yang selalu menuntutku untuk memantaskan diri, amanah yang membuatku tak
sama seperti temanku yang lain yang bebas melakukan apa saja, berteman dengan siapa dan pergi
kemana saja, Amanah yang sering membuatkau menangis Ketika hafalanku buruk, Amanah yang
selalu mempertanyakan komitmenku terhadapnya, Amanah yang akan membuatku mearasa bersalah
Ketika melakukan 1 dosa saja, Amanah yang mengurangi waktu istirahatku, Amanah yang
menuntutku untuk selalu berinteraksi dengan Al-qur’anku.

“Sambutlah dengan hangat sapaan cinta dari Nya, karena tidak semua insan mendapatkannya, Ikhlas
dan ridho lah atas segala ketetapan Nya demi dapat berjumpa di Surga kelak dengan Nya.”

Tentang penulis

Kenali teman-teman aku Tika Kesuma Wardani salah satu mahasiswi UINSU Pancing, ini adalah kali
pertama aku menuliskan kisah nyata ku dikarenakan termotivasi oleh shohib ku di kampus. Aku
adalah seorang pendosa yang sedang berusaha mengejar cintaNya, aku adalah anak pertama dari 3
bersaudara, seorang mentor dalam program tahfizh (pejuang cinta qur’an), guru di Paud Nurul Fikri,
staff kajian dan pelatihan LDK Al-Izzah UINSU, pekerja di toko kesumawati jaya. Sekali dayung 2/3
pulau terlampaui. Jangan mau jadi mahasiswi kupu-kupu.

Anda mungkin juga menyukai