Anda di halaman 1dari 5

MERAIH MIMPI DITENGAH PANDEMI

Pada suatu pagi dimana matahari sudah mulai menampakkan diri dan
bersiap untuk menyinari bumi, aku terbangun untuk bersiap diri menyambut pagi
dan memulai hari dengan perut yang belum terisi. Aku sangat bersemangat karena
ini adalah hari baru dimana aku harus memulai segala aktivitas dan kegiatanku di
sekolah bersama sahabat dan teman-temanku.

Aku mulai beranjak dari tempat tidurku dan menelusuri segala ruang yang
ada di rumahku untuk mengguyurkan segayung air di badanku. Sungguh segar
rasanya. Aku mandi dengan ditemani suara burung-burung yang merdu dan indah.
Suasana pagi yang selalu membuatku ceria dan sejenak melupakan keluh kesahku.

Aroma masakan yang begitu lezat yang memanggilku untuk menyantap


dan menikmatinya. Perutku sudah tidah tahan dengan aroma itu. Setelah mandi
akupun pergi untuk beganti baju dan bersiap diri agar rapi dan pantas untuk
dipandangi. Seorang wanita muda yang sedang memasakkan makanan untuk ku
dan menyajikannya dengan begitu indah dan lezat. Kemudian aku menyantapnya
hingga perutku terisi.

Setelah selesai menyantap makanan lezat yang sudah disiapkan ibuku tadi,
aku berangkat ke sekolah dengan gembira dan bersemangat karena aku bisa
bertemu dan bercanda dengan teman-temanku. Berjalan sambil bersenandung ria
dan menyapa alam dan langit cerah yang menemaniku di pagi yang indah itu.

Rambut terkucir dan pakaian yang rapi serta hati yang Bahagia
membuatku tak henti untuk tersenyum selama di perjalanan. Tangan yang
bergoyang ke kanan dan ke kiri , langkah kaki yang tak pernah berhenti dan selalu
menghantarku utuk pergi meraih mimpi. Saat itu aku merasa duniaku begitu
sempurna, duniaku begitu indah untuk ditinggalkan. Dengan segala pesona
alamnya, dengan segala keramahannya yang mau menyapa dan menyambutku di
tengah segala keluh kesahku dan yang membuatku bangkit kembali untuk meraih
segala mimpi dan cita yang aku inginkan. Mereka tidak pernah lelah untuk
mendengarkan segala masalah yang aku hadapi di dunia dan merekalah yang
selalu mengingatkan aku untuk mengejar mimpi-mimpiku.

Sesampainya di tempatku untuk meraih mimpi aku di sambut dengan


ramah oleh para pegawai yang ada. Akupun merasa senang dan tidak bisa lepas
dengan senyumku yang selalu melekat di bibirku ini. Sedih rasanya jika aku harus
mengkerutkan bibirku di pagi yang indah ini. Aku memasuki lorong demi lorong
untuk memasuki kelasku dan bertemu dengan teman-temanku. Sesampainya di
kelas ku letakkan tasku di kursi dan bergabung bersama teman-temanku yang lain
utnuk bercerita tentang kisah mereka.

Selang beberapa waktu bel berbunyi sangat nyaring dimana itu


menandakan bahwa semua siswa harus masuk dan mengikuti pelajaran yang ada.
Kami semua mengikuti pelajaran dengan baik termasuk aku yang mengikuti
segala matapelajaran yang ada di hari itu denga bersemangat.

Hari-hari berlalu begitu indah dengan segala rintangan yang ku hadapi.


Meskipun kuhadapi itu sendiri namun aku selalu tersenyum dalam
menghadapinya dan tidak pernah sedikitpun ku kerutkan bibir ini karena aku tahu
segala sesuatu yang ku hadapi ini kelak akan berguna di masa depan ku nanti.
Demi mimpi yang ku inginkan ku rela untuk menghadapi segala cobaan ini sendiri
supaya kelak aku bisa menjadi orang yang mandiri.

Pembelajaran yang ku hadapi selalu bertambah seiring bertambahnya usia.


Dimana segala tantangan yang makin sulit dan menyulitkan itu banyak sekali.
Namun apa boleh buat memang itu adalah salah satu cara untuk meraih mimpi-
mimpiku ini. Aku harus bisa memberikan semangat pada diriku sendiri apapun itu
caranya supaya minat belajar ku kembali lagi dan bisa menjadi orang yang tekun
dan teliti dalam menjalankan banyak tugas. Walaupun terkadang aku merasa
pusing namun aku selalu emncari hiburan yang aku suka untuk meluapkan segala
masalah yang aku hadapi. Dengan begitu aku bisa merasa lega dan kembali
bersemangat lagi. Hari itu adalah hari- hari yang masih membahagiakan. Namun
tidak Ketika virus corona menerjang dan menyerang teman-teman dan guru-guru
kami sehingga kami harus diliburkan dan dirmahkan dimana kondisi saat itu
sedang tidak konduksif apabila di lakukan pembelajaran di sekolah.

Sedih , kesal, capek semua menjadi satu dalam pikiranku. Aku tidak tahu
apa yang harus aku lakukan Ketika semuanya ini terjadi. Aku bingung dengan
bagaimana kegiatan belajar ini akan berlangsung jika kondisi dan keadaannya
seperti ini. Namun apa boleh buat semuanya sudah terjadi dan pembelajaran
berlangsung secara online.

Ketika dirumahpun kita tidak diperbolehkan pergi kemana-mana jika tidak


penting. Awal-awal memang aku jalani dengan semangat demi meraih mimpi
yang indah namun, seiring berjalannya waktu pasti siswa-siswa juga merasa bosan
termasuk aku yang tidak bisa kemana-mana dan harus tetap memantau
pembelajaran. Aku tidak bisa berkomunikasi dengan otakku untuk belajar namun,
aku paksakan untuk belajar dan harus bisa mengikuti pembelajaran itu
bagaimanapun caranya.

Dengan adanya virus corona yang meningkat ini semua orang termasuk
aku menjadi takut dan tetap harus waspada pada kesehatan tubuh sendiri. Kita
dituntut untuk bisa menjaga diri sendiri dan orang lain di sekitar kita supaya tidak
menularkan virus yang sama. Teman -teman dan guru yang terkena virus
mematikan ini harus segera untuk di beri obat-obatan yang sudah disarankan oleh
dokter dan di haruskan untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing. Semua itu
mereka lalui dengan badan yang lemas tak berdaya, kepala pusing, dan
tenggorokan yang sakit. Namun itu semua harus mereka lakukan demi
kesembuhan mereka.

Semenjak itu aku merasa sedih dan bingung bagaimana aku harus bisa
memahami materi yang diberikan oleh guru-guruku selama pembelajaran secara
online ini. Aku takut aku tidak dapat memahami materi yang di sampaikan dengan
baik dan segala mimpi yang sudah aku rancang hancur dalam hitungan detik saja.
Aku emmang harus semangat namun, terkadang aku juga merasa lelah dengan
semua ini. Tapi aku paham dan harus bisa menggunakan cara yang baru ini
dengan baik sehingga nanti hasilnya juga akan lebih baik dari pada biasanya.
Setiap pagi kita selalu bertemu dnegna teman-teman dan guru-guru untuk berbagi
ilmu walaupun harus berbataskan dengan monitor namun itu tak menjadi
penghalang bagi kami untuk terus maju. Namun aku tetap bersyukur pada Tuhan
karena kita masih diberikan kesempatan untuk bertrmu dan menimba ilmu
Bersama meskipun itu hanya sebatas virtual.

Orang tuaku selalu mengatakan kepadaku untuk selalu menjaga diri,


meminum vitamin, makan yang teratur, istirahat yang teratur, serta olahraga yang
teratur supaya terhindar dari bahaya virus yang mematikan ini. Setiap hari aku
selalu di rumah tempat dimana aku beristirahat namun bosan rasanya dan sedih
berasa terkurung di ruangan gelap.

Pandemi ini membuat hari-hariku terasa monoton dan tidak berwarna.


Terkadang bosan menghampiri dan aku tak tahu harus bagaimana supaya rasa
bosan itu hilang. Segala kegiatan yang selalu terulang membuatku merasa lelah
untuk selalu mengulang kembali segala kegiatan yang aku lakukan. Sejujurnya
capek dan lelah tapi itu semua harus aku lalui walaupun dengan berat hati. Semua
bentuk penghiburan sudah ku coba dan hasilnya tetap sama saja. Rasa jenuh yang
terus menghampiri ini akan selalu melekat di hati selama aku tak pernah pergi.
Rasanya aku ingin pergi dan tak kembali. Aku ingin pergi untuk melepas segala
rasa penat yang menghampiri selama aku mengurung diri. Namun kulakukan itu
semua demi mimpi. Mimpi yang harus ku gapai. Meraih mimpi di tengah pandemi
memang tidak mudah bahkan sangat susah dan apa kabar aku yang hanya mampu
berdiam diri dan meratapi hari yang semakin hari semakin membuatku tersakiti.
Terimakasih pandemi. Kau yang membuatku iri dengan segala misimu yang
berhasil dalam menghalangi mimpiku. Tapi aku yakin semua ini ada tujuannya
dan aku akan tetap bersama mimpiku hingga aku bisa menggapainya.

Banyubiru, 24 Maret 2022


Elizabeth Lydia Rhema P/ XI MIPA/08

Anda mungkin juga menyukai