Anda di halaman 1dari 8

MARET 2022 VOLUME 2

SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

"PERAN PEREMPUAN SEBAGAI AGENT OF "RENCANA PERUBAHAN KEDUA ATAS


SOCIAL CRITICISM DALAM MENCIPTAKAN UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2011, APA
TRANSFORMASI SOSIAL" NIAT DPR DIBALIK ITU?"

OLEH: ANISA FERUNIKA TARISMA OLEH: KAMALUDDIN ASSULUXI


(KADER IMM FH UMY 2020) (KADER IMM FH UMY 2020)

"KAMPUSKU BELUM AMAN" "PERAN DPR SEBAGAI LEMBAGA NEGARA


DAN ASPIRASI MASYARAKAT"

OLEH: RAIHANAH KHOIRUNNISA OLEH: CAESAR ESHA ALHAQ


(KADER IMM FH UMY 2021) (KADER IMM FH UMY 2020)

LAW FOR HUMAN RIGHTS HALAMAN 1


SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

"PERAN PEREMPUAN SEBAGAI Tatkala Kartini menghadapi


AGENT OF SOCIAL CRITICISM kondisi sosial yang
DALAM MENCIPTAKAN diskriminatif, wawasan dan
TRANSFORMASI SOSIAL" nalar kritisnya diberdayakan
dalam menghadapi kondisi
Jadilah wanita yang bangun sosial. Untuk itu, perempuan
dengan tujuan dan niat. Jadilah tidak boleh hanya diam untuk
wanita yang selalu muncul dan merespon segala bentuk gejala
pantang menyerah. Jadilah wanita sosial yang tengah terjadi dan
yang percaya segala sesuatu perlu harus berperan sebagai agent
ketajaman pemikiran wanita of social criticism dalam
mempelopori terjadinya
Perempuan masa kini tentu transformasi sosial.
harus memberikan kontribusi
atas perjalanan panjang jejak Social Criticism saat ini menjadi
perjuangan perempuan di gerakan yang menanggulangi
Indonesia. Sebagai Tafsir atas segala bentuk keruntuhan
Emansipasi Wanita yang sosial atas gejala – gejala yang
diinisiasikan oleh R.A Kartini, merusak tatanan kehidupan
seyogyanya perempuan harus sosial yang hakiki. Social
unggul dalam intelektual sebagai Criticism dari kalangan
wujud perlawanan atas perempuan lahir melalui potret
pemikiran primitif yang ada. tokoh – tokoh feminis
Nalar kritis menjadi salah satu perempuan yang terbilang
senjata wanita dalam masyhur, seperti R.A Kartini,
memperjuangkan nilai – nilai Betty Fredian, Nawal El
emansipatif. Saadawi, Hanah Arendt, Dewi
Sartika, Marsinah dan tokoh
feminis lainnya

LAW FOR HUMAN RIGHTS HALAMAN 2


SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

Lahirnya diskursus kritis sosial bagi perempuan Sebagai upaya dalam melengserkan ekslusifitas
tentu menjadi bentuk pembebasan terhadap laki – laki dalam dominasi peran sosial, tentu
manipulasi sosial yang terjadi pada dunia sosial harus ada upaya dalam pembentukan paradigma
saat ini. Bertitik tolak dari fenomena sosial yang Social Criticism oleh wanita. Untuk itu, aktivisme
kian menayangkan berbagai bentuk diskriminasi, perempuan tidak akan menjadi suatu langkah
kriminalitas, Sexual Harrasment dan kekerasan emansipatif yang utuh tanpa adanya paradigma
sosial lainnya, aktivisme perempuan harus Social Criticism dari tiap individu wanita.
menggelontorkan literasi sebagai diskursus kritis
sosial (Angger, 2003) Sebagai agent of social criticism, semestinya
wanita harus membudidayakan budaya literasi
Keredupan nalar kritis wanita mengakibatkan untuk melestarikan pikiran – pikiran kritis
potensi terjadinya tragedi diskriminatif silam sebagai senjata dalam menghadapi dunia sosial.
yang perlahan melumpuhkan marwah Perempuan juga harus mampu menjadi problem
emansipatif pada diri perempuan. Kemungkinan solver yang baik dengan segala inklusifitas
terburuk apabila wanita acuh terhadap perannya wawasan dan pengetahuan yang mereka miliki.
sebagai agent of social criticism yaitu perempuan Arena sosial yang menjadi multiproblematik bagi
akan menjadi tawanan lelaki dalam menjejaki setiap aktor sosial tentu memberikan gelombang
dunia sosial. Peran perempuan sebagai Agent of turbulensi bagi setiap individu yang
Social Criticism menjadi salah satu komponen memperjuangkan status dan kedudukan sosial.
penting dalam gerakan emansipasi wanita. Untuk itu, perempuan sebagai aktor sosial yang
Melalui terbentuknya karakter criticism terhadap saat ini tidak lagi mendapatkan ketimpangan hak
dunia sosial menumbuhkan adanya kesadaran dari kaum lelaki harus mengasah nalar kritis
wanita sebagai subjek dari transformasi sosial. guna mempertahankan hak – hak sosial
Namun, kesadaran akan realitas sosial yang perempuan yang dulu sempat larut pada tradisi
terjadi tidak mampu hanya dimiliki oleh para dan belenggu semasa kolonial.
individu perempuan. Tentu, aktivisme
perempuan yang mengintegrasikan segala nilai – Sebagai tafsir Emansipasi Wanita masa kini,
nilai perjuangan perempuan dapat menjadi kritis sosial menjadi sarana untuk
sebuah elemen penting untuk memicu memperjuangkan kembali hak – hak wanita
pergerakan pembebasan dan perlawanan untuk mendalami hakikat sosial. Salah satu kritik
terhadap tradisi, adat, dan pemikiran lama yang sosial yang saat ini terjadi ialah bahwa standar
telah usang. kecantikan dinilai dari warna kulit. Padahal,
paradigma tersebut dikontruksi oleh bangsa
Kritis menjadi modal penting bagi setiap kulit putih (barat), yang dahalu pernah menjajah
individu, terlebih bagi siapapun yang hendak bangsa kita. Potret tersebut yang harus
berkecimpung dalam dunia keorganisasian. diantisipasi perempuan melalui sarana kritik
Kritis menjadi sebuah upaya penting dalam sosial (social criticism) sebagai langkah
mengantisipasi adanya ketergeseran kebenaran transformasi sosial yang kembali membumikan
informasi dan menanggapi isu – isu sosial segala bentuk perjuangan dalam membangun
sehingga mampu menghasilkan lentera tatanan sosial yang lebih baik. Untuk itu, sebagai
kesolutifan atas fenomena sosial yang terjadi agent of social criticism, perempuan masa kini
(Sulaiman & Syakarofath, 2018). Paradigma sosial harus membaca realitas sosial dengan perangkat
yang terbentuk menjadi suatu landasan atas – perangkat berfikirnya untuk menciptakan
lahirnya ideologi yang menentukan arah langkah transformasi sosial dalam bentuk pencerdasan
dan tindakan dari individu. sosial.

LAW FOR HUMAN RIGHTS HALAMAN 3


SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

"KAMPUSKU BELUM AMAN" Sebagai langkah pencegahan, Kemendikbud


mengeluarkan Permendikbud nomor 30 tahun
Beberapa waktu yang lalu, sosial media 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan
diramaikan dengan munculnya berita pelecehan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan
seksual yang dilakukan oleh mahasiswa. Jika Tinggi. Namun, pengesahan peraturan tersebut
melihat siapa pelaku dan korbannya, hak ini masih ada saja yang tidak menyepakati dengan
menjadi seperti terlihat mustahil. mahasiswa berbagai alasan yang tidak masuk akal.
adalah kaum muda yang digadang menjadi Mengesampingkan dari pro dan kontra
generasi intelektual yang mampu memberikan peraturan tersebut, yang masih menjadi
perubahan untuk negeri ini justru terjerumus pertanyaan hingga saat ini, mengapa
pada perilaku bejat seperti itu. Tidak hanya itu, lingkungan kampus tempat dimana orang-
beberapa kasus yang berhasil dicatat oleh orang intelektual berkumpul bisa menjadi
Kemendikbud­ - Ristek 2019, pelecehan seksual di salah satu tempat terjadinya tindak kekerasan
lingkingan kampus menempati urutan ketiga seksual? Jika kita tarik mundur, pada hal yang
sebesar 15% setelah jalanan (33%), dan transporatsi paling dasar saja, pandangan bahwasanya
umum (19%). Sedangkan pada tahun 2020, wanita adalah kaum yang lemah dan tidak
Kemendikbud - Ristek mencatat, sebanyak 77% berdaya masih begitu kuat hingga saat ini.
dosen menyatakan bahwasannya dalam kampus
tersebut telah terjadi pelecehan seksual, 63% Budaya patriarki masih melekat dalam diri
diantaranya tidak melaporkan kasus tersebut masyarakat seperti dengan tidak adanya
dengan mayoritas korban adalah wanita. Melihat kebebasan memilih bagi wanita serta anggapan
data tersebut, kita menjadi berfikir, apakah wanita sebagai penghibur pria belaka. Hal ini
kampus menjadi ruang yang aman bagi wanita?. menyebabkan munculnya masalah
ketidaksetaraan gender. Banyak faktor yang
mengakibatkan kampus menjadi tempat
terjadinya tindak kekerasan seksual. salah
satunya adalah kekuasaan. Hal ini bisa dilihat
dari pelaku kekerasan yang rata- rata memiliki
jabatan di kampus.

LAW FOR HUMAN RIGHTS HALAMAN 4


SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

"RENCANA PERUBAHAN KEDUA Dilansir dari web DPR RI, Lidya


ATAS UNDANG-UNDANG NO. 12 Suryani Widiyati, Kepala Pusat
TAHUN 2011. APA NIAT DPR Perancangan Undang-Undang
DIBALIK ITU?" Badan Keahlian Setjen DPR RI,
pada tanggal 2 Februari 2022
Setelah Mahkamah Konstitusi mengadakan Forum Group
mengeluarkan putusan No. Discussion (FGD) Konsultasi
91/PPU-XVII/2020 tentang Publik bersama Perwakilan Biro
inkonstitusional bersyarat dari Hukum Pemerintah Provinsi
Undang-Undang No. 11 Tahun Lampung, DPRD Lampung, dan
2020 Tentang Cipta Kerja yang sejumlah civitas akademika
lebih dikenal dengan nama Fakultas Hukum dari berbagai
Omnibus Law pada tanggal 25 Universitas di Lampung sebagai
November 2021, pembahasan langkah pasti dalam rangka
tentang perubahan kedua atas penyusunan Naskah Akademik
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 dan Perubahan Kedua RUU atas
kembali hadir. Ketua DPR RI Puan Undang-Undang No. 12 Tahun
Maharani dalam pidato 2011 Tentang Pembentukan
Pembukaan Masa Persidangan III Peraturan Perundang-
Tahun 2021-2022 menyampaikan Undangan.
perubahan kedua atas Undang-
Undang No. 12 Tahun 2011. Dimana Narasi yang dibawa oleh Lidya
publik khawatir penyampaian tersebut berisikan tentang
ketua DPR RI itu dapat penyusunan Naskah Akademik
menjustifikasi Undang-Undang dan Draf Rancangan Undang-
No. 11 Tahun 2020 Cipta Kerja Undang. Hal tersebut merupakan
yang baru diputuskan permintaan dari Badan Legislasi
inkonstitusional bersyarat dari DPR RI kepada Badan Keahlian
Undang-Undang itu karena cacat DPR RI sebagai tindak lanjut dari
formil dan mengabaikan suara Putusan Mahkamah Konstitusi
rakyat (Humas FHUI, 2022). No. 91/PUU-XVIII/2020
mengenai uji formil dari
Sebagai langkah pencegahan, Undang-Undang No. 11 Tahun
Kemendikbud mengeluarkan 2020 Tentang Cipta Kerja (lebih
Permendikbud nomor 30 tahun lengkapnya dapat dilihat dalam
2021 tentang Pencegahan dan halaman web DPR RI).
Penanganan Kekerasan Seksual di
Lingkungan Perguruan Tinggi. Perlu diingat bahwa Putusan
Namun, pengesahan peraturan Mahkamah Konstitusi No.
tersebut masih banyak juga yang 91/PUU-XVIII/2020 yang
tidak menyepakati dengan bersyarat tersebut menyatakan
berbagai alasan yang tidak masuk bahwa DPR RI sebagai lembaga
akal yang berwenang membuat dan
mengesahkan Undang-Undang
diminta inisiatifnya oleh
Mahkamah Konstitusi untuk
mengupayakan perubahan atas
Undang-Undang No. 11 Tahun
2020 dengan jangka waktu 2
tahun.

LAW FOR HUMAN RIGHTS HALAMAN 5


SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

2 tahun tersebut dirasa cukup lama dari


pada pembetukan dan pengesahan Undang-
Undang Cipta kerja yang hanya
menghabiskan waktu 1 tahun lebih seteleh
intruksi langsung dari Presiden RI Joko
Widodo ke DPR RI dalam pidato pertamanya
setelah dilantik menjadi presiden kedua
kalinya (Kompas, 2020). Di sinilah mulai
muncul stigma buruk yang datang dari
rentetan aksi yang dilakukan langsung oleh
DPR RI ini, dimana mereke bersikukuh
untuk mempertahankan Undang-Undang
No. 11 Tahun 2020 dengan merencanakan
perubahan kedua atas Undang-Undang No.
12 Tahun 2011 dimana pada akhirnya
memunculkan tanda tanya besar dalam
benak publik alasan DPR bersikukuh
mempertahankan UU Cipta Kerja hingga
mengganti mekanismenya.

Sebagai pihak oposisi dari fraksi DPR, Nasir


Djamil selaku anggota dari komisi III DPR
mengkritisi wacana perubahan kedua
terhadap Undang-Undang No. 12 Tahun 2011
tersebut. “Saya melihat ada kesalahan sudut
pandang dalam menafsirkan Putusan MK
terkait UU Cipta Kerja. Padahal yang
inskonstitusional menurut MK adalah UU
Cipta Kerja, namun yang diubah justru UU
No.12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan.” Ujarnya
(Fraksi. PKS, 2022). Pada akhirnya sama saja,
DPR masih bersikukuh dengan narasi
kosong yang diperjuangkannya, alih-alih
merevisi, DPR sekarang sibuk merevisi
Undang-Undang yang sudah tertata rapi.
Miris.

LAW FOR HUMAN RIGHTS HALAMAN 6


SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

"PERAN DPR SEBAGAI LEMBAGA NEGARA Intichtmen pemberhentian presiden/wakil


DAN ASPIRASI MASYARAKAT" presiden ditengah periode jabatannya, dimana ia
diberhentikan oleh Majelis Permusyawaratan
Negara Republik Indonesia ialah negara Rakyat (MPR) tersebut juga atas dasar usulan dari
dengan sistem pemerintahan Presidensial, DPR. Juga, DPR memiliki wewenang untuk
dimana kekuasaan pemerintahan dipegang menyetujui maupun tidak menyetujui peraturan
oleh presiden berdasarkan ketentuan Undang- serta rancangan undang-undang yang ada. Dapat
Undang Dasar. Dalam hal kekuasaan dilihat secara langsung bahwa begitu kuatnya
pemerintahan, presiden dibantu dengan pengaruh dan kewenangan DPR dalam roda
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai pemerintahan sebagai lembaga yang multifungsi.
lembaga legislatif yang secara umum lebih kita
kenal sebagai wakil rakyat. Sesuai dengan Sebagai rakyat, kita perlu menggaris bawahi
ketentuan pasal 20A ayat (1) Undang-undang kalimat “perwakilan rakyat” karena jika kita tilik
Dasar 1945 DPR memiliki fungsi legislasi, hingga saat ini nama perwakilan rakyat di DPR
fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Dari masih belum terealisasikan sama sekali.
ketiga peranan tersebut, secara tersurat DPR Sebagaimana Indonesia yang dikenal sebagai
memiliki peran yang sangat penting bagi negara demokrasi, dimana ia memiliki tujuan
berjalannya suatu pemerintahan. mulia yaitu mewujudkan kedaulatan rakyat atas
negara dan rakyat memiliki DPR sebagai wakil
Fungsi dari legislasi itu sendiri, DPR rakyat sebagai representasi yang membawa misi
bertanggung jawab atas pembuatan undang besar keinginan rakyat bersama jalannya sistem
undang bersama-sama dengan presiden, yang pemerintahan. Lalu bagaimanakah cara DPR dalam
dimana usulan rancangan undang-undang membawa aspirasi tersebut? Adalah dengan
(RUU) oleh presiden ataupun hasil dari inisiatif pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
DPR. Kedua adalah fungsi anggaran, DPR merupakan upaya untuk lebih mengakomodasikan
memiliki kewenangan atas penetapan suara daerah, dimana DPD dapat mengajukan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara rancangan undang-undang kepada DPR serta
(APBN). Yang terakhir adalah fungsi memberi ruang adanya peran daerah untuk
pengawasan, dimana DPR menjalankan menempatkan wakilnya dalam perwakilan tingkat
pengawasan terhadap pemerintah dalam nasional untuk memperjuangkan hak dan
menjalankan pemerintahan. kepentingan daerah.

Selain ketiga fungsi dan peran DPR tersebut,


menjadi penting untuk diketahui tentang
adanya hak-hak yang dimiliki DPR, dimana hal
tersebut telah diatur didalam UUD. Seperti hak
interplasi, hak angket, hak menyatakan
pendapat, hak mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat, serta hak
imunitas. Mengingat kuatnya pengaruh DPR
didalam pemerintahan, hampir seluruh jabatan
yang tidak dipilih dalam PEMILU harus
mendapatkan persetujuan DPR. Juga hampir
semua pasal UUD harus mendapat persetujuan
dari DPR.

LAW FOR HUMAN RIGHTS HALAMAN 7


SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

Dimasa sekarang ini kinerja DPR banyak Forum Masyarakat Peduli Parlement Indonesia
disorot oleh berbagai pihak terkait kinerja yang (FORMAPPI) menilai DPR mrmiliki kinerja yang
diberikan, ditambah dimasa pandemi covid-19 lemah serta lambat dalam menghasilkan UU yang
menimbulkan keterbatasan individu untuk berkualitas. Meskipun dari segi legislasi DPR
melakukan sebuah pekerjaan, namun hal sudah melaksanakan tugas nya, akan tetapi
tersebut tidak mengurangi kinerja DPR dalam keterlibatan publik patut dipertanyakan,
fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran. ditambah fokus DPR dalam memandang sebuah
Kinerja DPR patut dipertanyakan perihal masalah masih belum optimal karena UU yang
bagaimana cara mereka memandang suatu dibutuhkan dimasa pandemi masih kurang
masalah dan memprioritaskan sebuah memuaskan. Menilai kinerja DPR beberapa tahun
kebijakan yang akan disahkan. Peran DPR kebelakang tidak akan berbeda dengan masa
sebagai lembaga negara bertujuan untuk sekarang bila tetap bertahan dengan fokus yang
menyampaikan aspirasi masyarakat juga tidak menjadi prioritas, maka dari itu DPR
membentuk kebijakan yang terbaik untuk dituntut untuk mementingkan pembuatan
masyarakat. Sebagai contoh selama pandemi di hukum dari beberapa segi, yaitu filosofis dan
tahun 2020 dimana kasus pandemi covid-19 sosiologis agar prodak yang nantinya dijadkan
sedang melunjak naik akan tetapi mulai timbul sebagai Undang-Undang tidak mengandung
masalah pro dan kontra karena munculnya RUU unsur kecacatan.
Cipta Kerja yang dihasilkan oleh DPR.

LAW FOR HUMAN RIGHTS HALAMAN 8

Anda mungkin juga menyukai