SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY
Lahirnya diskursus kritis sosial bagi perempuan Sebagai upaya dalam melengserkan ekslusifitas
tentu menjadi bentuk pembebasan terhadap laki – laki dalam dominasi peran sosial, tentu
manipulasi sosial yang terjadi pada dunia sosial harus ada upaya dalam pembentukan paradigma
saat ini. Bertitik tolak dari fenomena sosial yang Social Criticism oleh wanita. Untuk itu, aktivisme
kian menayangkan berbagai bentuk diskriminasi, perempuan tidak akan menjadi suatu langkah
kriminalitas, Sexual Harrasment dan kekerasan emansipatif yang utuh tanpa adanya paradigma
sosial lainnya, aktivisme perempuan harus Social Criticism dari tiap individu wanita.
menggelontorkan literasi sebagai diskursus kritis
sosial (Angger, 2003) Sebagai agent of social criticism, semestinya
wanita harus membudidayakan budaya literasi
Keredupan nalar kritis wanita mengakibatkan untuk melestarikan pikiran – pikiran kritis
potensi terjadinya tragedi diskriminatif silam sebagai senjata dalam menghadapi dunia sosial.
yang perlahan melumpuhkan marwah Perempuan juga harus mampu menjadi problem
emansipatif pada diri perempuan. Kemungkinan solver yang baik dengan segala inklusifitas
terburuk apabila wanita acuh terhadap perannya wawasan dan pengetahuan yang mereka miliki.
sebagai agent of social criticism yaitu perempuan Arena sosial yang menjadi multiproblematik bagi
akan menjadi tawanan lelaki dalam menjejaki setiap aktor sosial tentu memberikan gelombang
dunia sosial. Peran perempuan sebagai Agent of turbulensi bagi setiap individu yang
Social Criticism menjadi salah satu komponen memperjuangkan status dan kedudukan sosial.
penting dalam gerakan emansipasi wanita. Untuk itu, perempuan sebagai aktor sosial yang
Melalui terbentuknya karakter criticism terhadap saat ini tidak lagi mendapatkan ketimpangan hak
dunia sosial menumbuhkan adanya kesadaran dari kaum lelaki harus mengasah nalar kritis
wanita sebagai subjek dari transformasi sosial. guna mempertahankan hak – hak sosial
Namun, kesadaran akan realitas sosial yang perempuan yang dulu sempat larut pada tradisi
terjadi tidak mampu hanya dimiliki oleh para dan belenggu semasa kolonial.
individu perempuan. Tentu, aktivisme
perempuan yang mengintegrasikan segala nilai – Sebagai tafsir Emansipasi Wanita masa kini,
nilai perjuangan perempuan dapat menjadi kritis sosial menjadi sarana untuk
sebuah elemen penting untuk memicu memperjuangkan kembali hak – hak wanita
pergerakan pembebasan dan perlawanan untuk mendalami hakikat sosial. Salah satu kritik
terhadap tradisi, adat, dan pemikiran lama yang sosial yang saat ini terjadi ialah bahwa standar
telah usang. kecantikan dinilai dari warna kulit. Padahal,
paradigma tersebut dikontruksi oleh bangsa
Kritis menjadi modal penting bagi setiap kulit putih (barat), yang dahalu pernah menjajah
individu, terlebih bagi siapapun yang hendak bangsa kita. Potret tersebut yang harus
berkecimpung dalam dunia keorganisasian. diantisipasi perempuan melalui sarana kritik
Kritis menjadi sebuah upaya penting dalam sosial (social criticism) sebagai langkah
mengantisipasi adanya ketergeseran kebenaran transformasi sosial yang kembali membumikan
informasi dan menanggapi isu – isu sosial segala bentuk perjuangan dalam membangun
sehingga mampu menghasilkan lentera tatanan sosial yang lebih baik. Untuk itu, sebagai
kesolutifan atas fenomena sosial yang terjadi agent of social criticism, perempuan masa kini
(Sulaiman & Syakarofath, 2018). Paradigma sosial harus membaca realitas sosial dengan perangkat
yang terbentuk menjadi suatu landasan atas – perangkat berfikirnya untuk menciptakan
lahirnya ideologi yang menentukan arah langkah transformasi sosial dalam bentuk pencerdasan
dan tindakan dari individu. sosial.
Dimasa sekarang ini kinerja DPR banyak Forum Masyarakat Peduli Parlement Indonesia
disorot oleh berbagai pihak terkait kinerja yang (FORMAPPI) menilai DPR mrmiliki kinerja yang
diberikan, ditambah dimasa pandemi covid-19 lemah serta lambat dalam menghasilkan UU yang
menimbulkan keterbatasan individu untuk berkualitas. Meskipun dari segi legislasi DPR
melakukan sebuah pekerjaan, namun hal sudah melaksanakan tugas nya, akan tetapi
tersebut tidak mengurangi kinerja DPR dalam keterlibatan publik patut dipertanyakan,
fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran. ditambah fokus DPR dalam memandang sebuah
Kinerja DPR patut dipertanyakan perihal masalah masih belum optimal karena UU yang
bagaimana cara mereka memandang suatu dibutuhkan dimasa pandemi masih kurang
masalah dan memprioritaskan sebuah memuaskan. Menilai kinerja DPR beberapa tahun
kebijakan yang akan disahkan. Peran DPR kebelakang tidak akan berbeda dengan masa
sebagai lembaga negara bertujuan untuk sekarang bila tetap bertahan dengan fokus yang
menyampaikan aspirasi masyarakat juga tidak menjadi prioritas, maka dari itu DPR
membentuk kebijakan yang terbaik untuk dituntut untuk mementingkan pembuatan
masyarakat. Sebagai contoh selama pandemi di hukum dari beberapa segi, yaitu filosofis dan
tahun 2020 dimana kasus pandemi covid-19 sosiologis agar prodak yang nantinya dijadkan
sedang melunjak naik akan tetapi mulai timbul sebagai Undang-Undang tidak mengandung
masalah pro dan kontra karena munculnya RUU unsur kecacatan.
Cipta Kerja yang dihasilkan oleh DPR.